You are on page 1of 5

RESUME

EPIDEMIOLOGI

VAKSINASI, IMUNISASI, VECTOR BORNE DISEASE

Dosen Pengampuh : Stefiani Bengan Laba, SKM.,MPH

DI SUSUN OLEH :

NAMA : LEYLIA SABRINA

NIM : P10121011

KELAS :E

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERISTAS TADULAKO

2022
A. VAKSINASI

1. Pengertian Vaksin
Vaksin merupakan salah satu temuan untuk mencegah penyakit yang paling efektif.
Vaksin juga merupakan salah satu komponen yang dapat mempertahankan sistem
kekebalan tubuh dari berbagai virus dan bakteri. Mutu tiap vaksin terjamin bila
tindakan yang benar dilakukan saat pengelolaan rantai dingin vaksin, rentang suhu
yang di anjurkan yaitu 20C-80C. Pengelolaan rantai dingin vaksin yang tidak sesuai
dengan ketentuan yang ada dapat mengakibatkan kerusakan vaksin, sehingga potensi
vaksin berkurang atau hilang. Potensi vaksin yang berkurang atau hilang tidak dapat
lagi diperbaiki.
2. Jenis-jenis Vaksin

Secara umum, vaksin dikelompokkan ke dalam tujuh golongan berdasarkan


bagaimana mereka dirancang untuk menciptakan mikroba lemah. Ketujuh golongan
tersebut adalah :

a. Live attenuated Vaccine: mengandung kuman yang masih hidup namun sudah
dilemahkan sebelumnya.
b. Inactivated Vaccine: mengandung mikroba dari penyakit yang sudah dibunuh
oleh radiasi, panas atau reaksi kimia.
c. Vaksin sub-unit: tidak mengandung mikroba utuh, namun hanya beberapa
bagian yang dipilih untuk merangsang sistem imun.
d. Vaksin toksoid: dipersiapkan dengan menggunakan racun bakteri yang telah
dilemahkan secara kimiawi.
e. Vaksin terkonjugasi: antigen yang terhubung dengan molekul gula dan dibuat
khusus untuk molekul bakteri yang dilapisi oleh polisakarida.
f. Vaksin DNA: vaksin ini dibuat dari DNA mikroba.
g. Vaksin rekombinan: sama seperti vaksin DNA, jenis vaksin ini menggunakan
bakteri atau virus hidup untuk memperkenalkan DNA mikroba kepada tubuh.

3. Efek Samping dari Vaksin


Pemberian vaksin seringkali menimbulkan efek samping namun biasanya minor dan
akan menghilang dalam satu atau dua hari. Beberapa efek samping tersebut antara
lain:

 Rasa gatal dan tidak nyaman pada area bekas suntikan


 Rasa sakit, kemerahan, atau pembengkakan pada area bekas suntikan
 Demam ringan
 Ruam ringan pada kulit
 Pusing, rasa mual atau pingsan (biasanya pada remaja)

B. IMUNISASI

1. Definisi Imunisasi

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti
diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten
terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain.
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Jadi Imunisasi
ialah tindakan yang dengan sengaja memberikan antigen atau bakteri dari suatu
patogen yang akan menstimulasi sistem imun dan menimbulkan kekebalan, sehingga
hanya mengalami gejala ringan apabila terpapar dengan penyakit tersebut.

2. Manfaat Imunisasi

Manfaat imunisasi tidak hanya dirasakan oleh pemerintah dengan menurunkan angka
kesakitan dan kematian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, tetapi dapat
dirasakan oleh :

a. Anak, yaitu mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan


kemungkinan cacat atau kematian.
b. Keluarga, yaitu menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan bila anak
sakit, mendorong pembentukan keluarga apabila orangtua yakin bahwa
anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
c. Negara, yaitu memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat
dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
3. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu :

a. Pada imunisasi wajib antara lain: polio, tuberculosis, hepatitis B, difteri,


campak rubella dan sindrom kecacatan bawaan akibat rubella (congenital
rubella syndrome/CRS
b. Pada imunisasi yang dianjurkan antara lain: tetanus, pneumonia (radang paru),
meningitis (radang selaput otak), cacar air. Alasan pemberian imunisasi pada
penyakit tersebut karena kejadian di Indonesia masih cukup tinggi dapat
dilihat dari banyaknya balita yang meninggal akibat penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I)
c. Pada imunisasi lain disesuaikan terhadap kondisi suatu negara tertentu
4. Jenis Imunisasi

1) Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)

Vaksin BCG merupakan vaksin beku kering yang mengandung Mycobacterium


bovis hidup yang dilemahkan. Vaksin BCG tidal mencegah infeksi tuberkulosis
tetapi mengurangi resiko tuberkulosis berat seperti meningitis tuberkulosa dan
tuberkulosa primer. Imunisasi BCG diberikan pada bayi < 2 bulan.

2) Imunisasi Hepatitis B

Vaksin Hepatitis B adalah vaksin virus rekombinan yang telah diinvasikan dan
bersifat non-infecious. Pemberian imunisasi Hepatitis B bertujuan untuk
mendapatkan kekebalan terhadap penyakit Hepatitis B. Vaksin disuntikan
dengan dosis 0,5 ml atau 1 (satu) HB PID, pemberian suntikan secara
intramuskuler, sebaiknya anterolateral paha. Pemberian sebanyak 3 dosis, dosis
pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum
4 minggu (1 bulan)

3) Imunisasi DPT-HB-Hib

Vaksin DPT-HB-Hib (vaksin Jerap Difteri, Tetanus, Pertusis, Hepatitis B


Rekombinan, Haemophilus Influen-zae tipe B) berupa suspensi homogen yang
mengandung toksoid tetanus dan difteri murni, bakteri pertusis (batuk rejan)
inaktif, antigen permukaan Hepatitis B (HBSAg) murni yang tidak infeksius.

4) Imunisasi Polio
Terdapat 2 kemasan vaksin polio yang berisi virus polio 1, 2 dan 3. OPV (oral
polio vaccine), hidup dilemahkan, tetes, oral. Sedangkan IPV (inactivated polio
vaccine) inaktid disuntikan

5) Imunisasi MR
Vaksin MR (Measles Rubella) adalah vaksin hidup yang dilemahkan (live
attenuated) berupa serbuk kering dengan pelarut. Kemasan vaksin adalah 10
dosis per vial. Setiap dosis vaksin MR mengandung 1000 CCID50 virus campak
dan 1000 CCID50 virus rubella.

C. VECTOR BORNE DISEASE

1. Definisi Vektor Borne Disease

Vektor borne disease merupakan suatu penularan penyakit pada manusia melalui vector
penyakit berupa serangga. Vektor penyakit merupakan anthropoda yang dapat
menularkan agent infection dari sumber infeksi kepada host yang rentan. Ada beberapa
macam vektor yang dapat menyebabkan penyakit salah satunya adalah nyamuk Aedes
sp. yang dapat menyebabkan demam berdarah dengue (DBD). Penyakit ini sering kali
bersifat endemis maupun epidemis dan dapat menyebabkan kematian.

Penyakit yang ditularkan melaului vektor adalah penyakit manusia yang disebabkan
oleh parasit, virus dan bakteri yang ditularkan oleh nyamuk, lalat pasir, serangga
triatomine, lalat hitam, caplak, lalat setse, tungau, siput dan kutu.

2. Jenis-jenis vector

Sebagian dari anthropoda dapat bertindak sebagai vector, yang mempunyai ciri-ciri
kakinya beruas-ruas dan merupakan salah satu phylum yang terbesar jumlahnya karena
hamper meliputi 75% dari seluruh jumlah binatang. Anthropoda dapat dibagi menjadi 4
kelas :

 Kelas Crustacean (berkaki 10), misalnya udang


 Kelas Myriapoda, misalnya binatang berkaki seribu
 Kelas Arachinodea (berkaki 8), misalnya tungau
 Kelas Hexapoda (berkaki 6), misalnya nyamuk

You might also like