You are on page 1of 28

BAB IV

HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah SMKF Ikasari Pekanbaru
SMK Farmasi Ikasari Yayasan UNRI Pekanbaru merupakan sekolah milik
swasta yang didirikan pada tanggal 02 November 1962 dengan bidang keahlian
analis kesehatan,kimia industri dan program keahlian farmasi. Adapun siswa/I
yang bersekolah di Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi (SMKF) Ikasari
Pekanbaru.
Tabel 4.1 Siswa/I SMKF Ikasari Pekanbaru
Program Kompetensi Jumlah Kelas Jumlah Siswa Total Siswa
Studi X XI XII JLH X XI XII L P
L P L P L P
Kesehatan Farmasi 6 6 6 18 30 185 29 186 16 174 75 545
Kimia Industri 1 1 1 3 9 27 6 30 6 7 21 64
Analis 1 1 1 3 6 29 4 30 5 18 15 77
Kesehatan
Jumlah 8 8 8 24 45 241 39 246 27 199 111 686
Sumber : data statistik SMKF Ikasari Pekanbaru 2023

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa siswa di Sekolah Menengah


Kejuruan Farmasi (SMKF) Ikasari Pekanbaru berjumlah 797 yang terdiri dari 111
siswa laki-laki dan 686 siswi perempuan. Sedangkan tenaga pengajar dan laboran
dibidang kimia yaitu sebagai berikut :
Berdasarkan tabel diatas tenaga pendidik dan laboran di Sekolah Menengah
Kejuruan Farmasi (SMKF) Ikasari Pekanbaru terdiri atas 12 orang.
B. Analisis Data Penelitian
Data hasil penelitian ini yaitu hasil Learning Loss pada praktikum kimia materi
titrasi asam basa yang diambil pasca pandemi covid-19. Data tersebut digunakan
untuk melihat Learning Loss apa saja yang terjadi pada praktikum kimia materi titrasi
asam basa, data ini diperoleh dari 30 siswa/I kelas XII.2 Farmasi. Data yang diambil
berdasarkan lembar Performance Assessment siswa, observasi ketersedian fasilitas
laboratorium, angket indikator Learning Loss, dan wawancara.

1
2

Pengolahan data dilakukan untuk menemukan jawaban atas rumusan masalah yang
diajukan sebelumnya serta membantu peneliti dalam menarik kesimpulan penelitian.
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunkan bantuan software
Microsoft Excell dan Statistical Product and Service Solution (SPSS) version 26.0.
1. Performance Assessment (Penilaian Kinerja)
Performance Assessment (Penilaian Kinerja) pada penelitian ini terdiri atas 6
indikator yang kemudian terbagi menjadi 19 aspek yang berfungsi untuk menilai
kemampuan psikomotorik siswa ketika bekerja di laboratorium. Kinerja praktikum
dihitung persentasenya untuk tiap indikator. Cara menghitung persentase kinerja
tiap indikator sebagai berikut :
Skor yang diperoleh
Persentase = × 100 % (Lesmono et al., 2021)
Skor maksimum
Akan tetapi dalam pengaplikasiannya menggunakan bantuan software
Microsoft Excell. Pada angket penilaian kinerja terdapat pernyataan Ya Tidak
dimana jika siswa melakukan proses praktikum titrasi asam basa dengan baik
maka akan mendapat ceklis pada kolom Ya dan begitu juga sebaliknya. Yang
menjadi observer penilaian dalam penelitian ini terdiri dari 5 orang. Persentase
penilaian kinerja ini dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 4.5 Kriteria Persentase Kinerja
% Kinerja Kriteria
80-100 Baik Sekali
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
0-39 Gagal
Berikut hasil grafik penilaian kinerja siswa dilapangan yang dijabarkan
perindikator. Untuk indikator kemampuan nomor 1 yaitu siswa dapat memilih
jenis alat yang benar dan lengkap serta dengan akurat untuk keperluan ekperimen
titrasi asam basa :
3

Alat dan Bahan Benar


120

100 97

80
60
60
Persentase Jawaban

% Ya
40
17 % Tidak
20
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
1
2
3
4
5
6
1
2
3
1
2
3
4
1
2
3
4
Alat Titrasi benar Alat Titrasi Alat dicuci Alat diker-
ukurannya bersih se- ingkan se-
semua belum digu- belum digu-
akurat nakan untuk nakan untuk
mengukur mengukur
bahan bahan
Aspek

Gambar 4. 1 Diagram Memilih Alat dan Bahan Benar


Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa pada indikator kemampuan
ke-1 terdapat empat aspek diantaranya pertama, alat titrasi benar terdapat kendala
yaitu sebanyak 97% siswa tidak memilih kertas polos putih sehingga hal ini
tentunya berdampak pada kemampuan membaca skala dan menentukan titik akhir
titrasi. Kemudian dari grafik diatas menunjukan bahwasanya pada aspek alat
dikeringkan sebelum digunakan untuk mengukur bahan terdapat kendala yaitu
sebanyak 60% siswa tidak mengeringkan buret sebelum digunakan dengan benar.
Indikator kemampuan ke-2 yaitu siswa dapat menentukan bahan untuk
eksperimen titrasi asam basa dan karakterisasinya dengan benar dari total sampel
tidak ada kendala dan berada pada kriteria baik sekali. Selanjutnya, indikator
kemampuan ke-3 yaitu Mengambil volume bahan dalam bentuk larutan dengan
skala yang benar grafik hasilnya sebagai berikut :
4

Persentase Jawaban Mengambil Volume


120

100 100 100 100 100 100


80
83 83 83 77
73 67
40 % Ya
27 33 % Tidak
17 17 17 23
0
0 Menggunakan
0 0 alat0 Menuang
0 0
1

3
Siswa dapat men- larutan Membaca skala
gukur volume yang tepat dalam tanpa tumpah/ volume larutan
larutan dengan pengambilan laru- berserakan dengan tepat
baik, dengan krite- tan
ria berikut :

Aspek

Gambar 4. 2 Diagram mengambil volume dengan benar


Berdasarkan grafik diatas menunjukan bahwa pada aspek siswa dapat
mengukur volume larutan dengan baik sebanyak 73,3% siswa yang tidak
mengukur larutan CH3COOH x M dengan baik. Aspek selanjutnya yaitu membaca
skala volume larutan dengan tepat berdasarkan grafik diatas terdapat 83,3% siswa
dari total sampel yang tidak membaca skala larutan CH 3COOH x M sebanyak 25
mL pada gelas ukur dengan tepat.
Indikator kemampuan ke-4 yaitu menyiapkan rangkaian alat dan bahan untuk
titrasi terdapat 3 aspek penilaian. Berikut grafik yang menunjukan hasil indikator
ke-4 :
5

Menyiapkan Rangkaian Alat Titrasi


120
Persentase Jawaban

100

80
53

40 % Ya
27 % Tidak
17 13
0 0 0 0 0 0
0
1

4
Siswa dapat melakukan Membilas wadah larutan Merangkai alat titrasi dan
kegiatan Titrasi dengan melakukannya dengan benar
baik, dengan kriteria
berikut :
Aspek

Gambar 4. 3 Diagram Menyiapkan Rangkaian Alat Titrasi Dengan Benar


Berdasarkan grafik diatas menunjukan bawhasanya pada aspek membilas
wadah larutan terdapat 53,3% siswa yang tidak membilas buret dengan larutan
titer. Aspek selanjutnya siswa dapat merangkai alat titrasi dan melakukannya
dengan benar terdapat kendala pada mengatur kertas putih polos 100% dari total
sampel tidak menggunakan kertas putih polos dan memposisikannya dibawah
Erlenmeyer untuk memudahkan ketika melihat perubahan warna titrasi.
Indikator kemampuan ke-5 yaitu melakukan titrasi terbagi ke dalam empat
aspek. Berikut grafik yang menunjukan hasil indikator kemampuan ke-5 :

Titrasi
120
100
Persentase Jawaban

100 100 100 100


80 90
60 70 67
57 53 53 % Ya
40 5050 47 47
43
20 30 33 % Tidak

0 10
10 10 20 1 20 3 4 5 1 2 3
Kegiatan Persiapan titrasi Proses Titrasi Akhir titrasi
Titrasi

Aspek

Gambar 4. 4 Melakukan Proses Titrasi


6

Berdasarkan grafik tersebut pada aspek proses titrasi sub penilaian Siswa
mengambil volume sampel secara akurat terdapat 30% siswa yang tidak
melaksanakannya dengan benar, kemudian pada penilaian siswa menggoyangkan
erlenmeyer saat titrasi dengan benar ada 50% yang tidak melakukannya.
Sedangkan pada siswa mengatur kran buret dengan benar terdapat 43,3% siswa
yang tidak melakukannya. Kemudian, pada penilaian siswa memastikan tidak
adanya bubling atau gelembung udara terdapat Aspek terakhir yaitu menentukan
akhir titrasi pada penilaian siswa melihat perubahan warna titik akhir titrasi
dengan benar terdapat 46,7% yang tidak melakukannya dengan baik. Penilaian
terakhir yaitu menghitung konsentrasi hasil titrasi dengan benar terdapat 90% dari
total sampel tidak melakukannya dengan benar.
Indikator ke-6 yaitu membersihkan dan merapikan semua alat setelah
praktikum dengan benar terbagi menjadi 3 aspek yaitu dicuci bersih, dikeringkan
dan disimpan ditempat yang benar. Berikut grafik yang menunjukan hasil
indikator ke-6 :

Membersihkan Alat
120
Persentase Jawaban

100
100 100 100 100 100 100 100 100 100
80
77 77 77 77
60 % Ya
40 % Tidak
20 23 23 23 23
0
10 20 30 40 1 2 3 4 10 20 30 40 50
Dicuci bersih Dikeringkan Disimpan ditempat yang
benar

Aspek

Gambar 4. 5 Diagram Membersihkan Alat Setelah Digunakan


Berdasarkan grafik diatas menunjukan pada aspek dikeringkan dari semua sub
penilaian sebanyak 76,7% tidak melakukannya dengan baik.
7

Hasil angket penilaian kinerja berdasarkan per individu siswa diperoleh nilai
tertinggi yaitu 89,6dan skor minimal diperoleh 74,6 dengan nillai rata-rata dari
total keseluruhan siswa yaitu 80,8. Siswa yang mendapat skor terendah terkendala
pada tidak memilih kertas polos putih, tidak mengeringkan buret 50 mL dengan
benar sebelum digunakan, tidak mengukur larutan CH3COOH x M sebanyak 15
mL, tidak menuangkan larutan NaOH 0,5M kedalam buret tanpa berserakan, tidak
membaca skala larutan indikator PP (Phenolphtalein) sebanyak 5 tetes pada
Erlenmeyer dengan tepat, tidak membilas wadah larutan NaOH 0,5M, tidak
membilas buret dengan larutan titer, tidak mengatur posisi kertas polos untuk
titrasi dengan benar, tidak mengambil volume sampel secara akurat, tidak
mengatur kran buret dengan benar, tidak melihat perubahan warna titrasi dengan
benar, tidak membaca skala volume pada buret dengan benar, tidak menghitung
konsentrasi hasil titrasi dengan benar serta tidak mengeringkan alat setelah
digunakan dengan benar.
2. Hasil Observasi Fasilitas Laboratorium
Berdasarkan hasil penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi (SMKF)
Ikasari Pekanbaru menunjukan bahwasanya fasilitas laboratorium disekolah
tersebut lenkap. Pendapat ini didukung oleh data hasil observasi ketersedian
fasilitas laboratorium yang berisi alat dan bahan serta fasilitas pendukung yang
diperlukan khususnya pada praktikum titrasi asam basa.
Menurut hasil lembar observasi daftar ketersedian fasilitas laboratorium Objek
pertama yaitu alat terdapat beberapa aspek yang dinilai diantarnya alat kaca
sederhana yang terdiri atas gelas beker, erlenmeyer, dan buret semua alat tersebut
tersedia di laboratorium SMKF Ikasari Pekanbaru. Lalu, alat bantu yang
dibutuhkan pada saat praktikum titrasi asam basa seperti pipet tetes, corong,
spatula, batang pengaduk dan kaca arloji juga tersedia di laboratorium SMKF
Ikasari Pekanbaru. Sedangkan untuk alat ukur yang dibutuhkan seperti gelas ukur
dan timbangan analitis juga tersedia di laboratorium SMKF Ikasari Pekanbaru
dalam kondisi bagus. Kemudian untuk alat non-gelas yang dibutukan ketika titrasi
8

asam basa seperti statif, klem dan botol semprot juga tersedia di laboratorium
SMKF Ikasari Pekanbaru dalam kondisi bagus dan kuantitas cukup.
Bahan yang diperlukan untuk titrasi asam basa terdiri atas bahan kimia yaitu
larutan NaOH dan HCl serta indikator asam basa (menggunakan indikator PP)
juga tersedia di laboratorium SMKF Ikasari Pekanbaru dalam kondisi bagus.
Sedangkan untuk bahan non-kimia yang diperlukan pada saat titrasi asam basa
seperti aquadest, thisu, dan kertas saring juga tersedia di laboratorium SMKF
Ikasari Pekanbaru. Objek yang terakhir yaitu fasilitas pendukung di laboratorium
SMKF Ikasari Pekanbaru yang diklasifikasikan menjadi fasilitas umum seperti
kursi, meja, ventilasi dan fasilitas laboratorium seperti lemari alat, lemari bahan,
wastafel dan penampung limbah juga tersedia di laboratorium SMKF Ikasari
Pekanbaru dalam kondisi bagus.
3. Hasil Angket Indikator Learning Loss
Angket indikator learning loss sebagai data pendukung untuk melihat sejauh
mana learning loss yang terjadi pasca pandemi covid-19 pada praktikum kimia
materi titrasi asam basa dari segi sikap dan perilaku. Indikator yang digunakan
menurut pendapat (Wicaksono, 2022) yang terdiri atas 10 indikator. Berikut
diagram hasil angket indikator learning loss :

Indikator Ke-1
100
80 83 85 online
% Skor Total

60 65 offline
40
Tidak
20
suka in-
0 teraksi
Setuju
Kategori Indikator Learning Loss

Gambar 4. 6 Diagram Interaksi Siswa dan Guru


9

Berdasarkan data diagram 4.6 skor tertinggi siswa menjawab setuju pada
pernyataan bahwa siswa tidak suka berinteraksi langsung dengan guru kimia
dengan persentase 85%. Pada pernyataan selanjutnya interaksi siswa dengan guru
kimia selama pembalajaran offline berjalan baik dengan persentase 83% siswa
menjawab setuju. Sedangkan untuk pembelajaran online siswa menjawab cukup
setuju dengan persentase 65%.
Berikut diagram hasil angket indikator learning loss interaksi siswa dengan
teman sejawat :

Indikator Ke-2
100
online
80 87 86
% Skor Total

60 offline
61
40 Tidak
20 suka in-
teraksi
0
Sangat Setuju

Gambar 4. 7 Diagram Interaksi Siswa dengan Teman Sejawat

Berdasarkan data diagram 4.7 skor tertinggi siswa menjawab sangat setuju pada
pernyataan bahwa interaksi siswa dengan teman sejawat setelah pandemi covid-19
berjalan lebih baik dengan persentase 87%. Pada pernyataan selanjutnya siswa
tidak suka berinteraksi dengan teman sejawat dengan persentase 86% siswa
menjawab setuju. Sedangkan untuk pembelajaran online siswa menjawab cukup
setuju dengan persentase 61%.
Berikut diagram hasil angket indikator learning loss proses pembelajaran
sangat bermakna :
10

Indikator Ke-3
100
80 88

%Skor Total
60
online
56
40 offline
20
0
Sangat Setuju
Kategori Indikator Learning Loss

Gambar 4. 8 Diagram Proses Pembelajaran Sangat Bermakna

Berdasarkan data diagram 4.8 skor tertinggi siswa menjawab sangat setuju pada
pernyataan bahwa proses pembelajaran setelah pandemi covid-19 sangat bermakna
dengan persentase 88%. Sedangkan untuk pembelajaran online siswa menjawab
cukup setuju dengan persentase 56%.
Berikut diagram hasil angket indikator learning loss siswa dapat berkonsentrasi
belajar dengan baik:

Indikator Ke-4
80
81
% Skor Total

60
53 online
40
offline
20

0
Setuju
Kategori Indikator Learning Loss

Gambar 4. 9 Diagram Konsentrasi Belajar Siswa Baik


11

Berdasarkan data diagram 4.9 skor tertinggi siswa menjawab setuju pada
pernyataan bahwa siswa bisa berkonsentrasi pada saat pembelajaran kimia selama
pembelajaran offline dengan persentase 81%. Sedangkan untuk pembelajaran
online siswa menjawab cukup setuju dengan persentase 53%.
Berikut diagram hasil angket indikator learning loss materi yang disampaikan
oleh guru mudah dipahami :

Indikator Ke-5
80
81
% Skor Total

60
55 online
40
offline
20

0
Setuju
Kategori Indikator Learning Loss

Gambar 4. 10 Diagram Materi Mudah Dipahami


Berdasarkan data diagram 4.10 skor tertinggi siswa menjawab setuju pada
pernyataan bahwa materi yang disampaikan oleh guru kimia selama pembelajaran
offline lebih mudah dipahami dengan persentase 81%. Sedangkan untuk
pembelajaran online siswa menjawab cukup setuju dengan persentase 55%.
Berikut diagram hasil angket indikator learning loss materi pembelajaran
diajarkan secara keseluruhan :
12

Indikator Ke-6
76

72 74
% Skor Total
68
online
64 offline
63
60

56
Setuju Cukup Setuju
Kategori Indikator Learning Losss

Gambar 4. 11 Diagram Materi Diajarkan Keseluruhan


Berdasarkan data diagram 4.11 skor tertinggi siswa menjawab setuju pada
pernyataan bahwa materi diajarkan secara keseluruhan selama pembelajaran
offline dengan persentase 74%. Sedangkan untuk pembelajaran online siswa
menjawab cukup setuju dengan persentase 63%.
Berikut diagram hasil angket indikator learning loss materi pembelajaran yang
diajarkan tidak bersifat abstrak :
13

Indikator Ke-7
78
76
74 75
72
% Skor Total

70 online
68 offline
66
64
62 64
60
58
Setuju
Kategori Indikator Learning Loss

Gambar 4. 12 Diagram Materi Tidak Bersifat Abstrak


Berdasarkan data diagram 4.12 skor tertinggi siswa menjawab setuju pada
pernyataan bahwa guru tidak menjelaskan materi yang bersifat abstrak selama
pembelajaran offline dengan persentase 75%. Sedangkan untuk pembelajaran
online siswa menjawab cukup setuju dengan persentase 64%.
Berikut diagram hasil angket indikator learning loss siswa mudah melakukan
diskusi kelompok :
14

Indikator Ke-8
90
80
82 82
70 online
% Skor Total
60
50 offline
40 45 Tidak suka
30 kerja
20 kelompok
10
0
Setuju Setuju
Kategori Indikator Learning Loss

Gambar 4. 13 Diagram Diskusi Kelompok


Berdasarkan data diagram 4.13 skor tertinggi siswa menjawab setuju pada
pernyataan bahwa siswa mudah melakukan diskusi kelompok selama
pembelajaran offline sama dengan pernyataan bahwa siswa tidak suka
melaksanakan kegiatan diskusi kelompok dengan persentase 82% . Sedangkan
untuk pembelajaran online siswa menjawab kurang setuju dengan persentase 45%.
Berikut diagram hasil angket indikator learning loss motivasi belajar siswa baik
dalam proses pembelajaran :
15

Indikator Ke-9
90
80 85
70
% Skor Total 60
50 55 online
40 offline
30
20
10
0
Setuju
Kategori Indikator Learning Loss

Gambar 4. 14 Diagram Motivasi Belajar Siswa


Berdasarkan data diagram 4.14 skor tertinggi siswa menjawab setuju pada
pernyataan bahwa motivasi belajar siswa lebih baik selama pembelajaran offline
dengan persentase 85%. Sedangkan untuk pembelajaran online siswa menjawab
cukup setuju dengan persentase 55%.
Berikut diagram hasil angket indikator learning loss kegiatan praktikum
berjalan dengan baik :
16

Indikator Ke-10
100
90
80 91
70
% Skor Total

60
50 online
40 50 offline
30
20
10
0
Sangat Setuju
Kategori Indikator Learning Loss

Gambar 4. 15 Diagram Kegiatan Praktikum


Berdasarkan data diagram 4.15 skor tertinggi siswa menjawab sangat setuju
pada pernyataan bahwa kegiatan praktikum kimia berjalan lebih baik selama
pembelajaran offline dengan persentase 91%. Sedangkan untuk pembelajaran
online siswa menjawab kurang setuju dengan persentase 50%.
C. Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian non-eskperimen yang bertujuan untuk
mendeteksi apakah terjadi learning loss pasca pandemi covid-19 terhadap
kemampuan psikomotorik siswa pada praktikum kimia materi titrasi asam basa.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan proses pengumpulan
datanya melalui penilaia kinerja pada saat praktikum titrasi asam basa. Penelitian ini
dilakukan di SMKF Ikasari Pekanbaru. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X.2
Farmasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan purposive sampling yaitu
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Hasil analisis angket indikator learning loss di SMKF Ikasari Pekanbaru dari
aspek sikap (afektif) menunjukan bahwa siswa tidak suka berinteraksi langsung
dengan guru kimia sesuai dengan gambar diagram 4.6. Hal ini disebabkan siswa
17

cenderung memilih pernyataan cukup setuju pada pernyataan angket yang digunakan.
Pada penjelasan diatas, dapat dijelaskan bahwa learning loss pada siswa terjadi
karena kurangnya interaksi yang baik antara guru dan siswa. Menurut Abu Achmadi
dan Shuyadi (Djamarah, 1995) Interaksi adalah suatu gambaran sehubungan aktif dua
arah antara guru dan anak didik yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan.
“Interaksi adalah saling mempengaruhi, hubungan timbal balik antara pihak tertentu
misalnya antara guru dan murid”. Berdasarkan Penelitian (Febriyanti, 2014) Interaksi
siswa dan guru memiliki ikatan langsung pada minat belajar siswa. Jika interaksi
siswa dan guru didukung oleh minat belajar yang positif maka secara langsung akan
berpengaruh pada hasil belajar siswa. Semakin besar peran kedua variabel bebas
tersebut akan semakin besar perubahan hasil belajar yang dapat dicapai. Artinya
semakin besar interaksi siswa dengan guru akan menimbulkan minat belajar pada
siswa sehingga siswa dengan mudah mengerti pembelajaran yang telah diberikan oleh
guru yang akhirnya siswa dengan mudah mendapat hasil belajar yang cukup
memuaskan. Sedangkan interaksi antara siswa dengan teman sejawat pasca pandemi
covid-19 saat pembelajaran offline lebih baik dibandingkan pembelajaran online
sesuai dengan gambar diagram 4.7. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
interaksi antara siswa dengan teman sejawat juga mengalami penurunan selama
pembelajaran online dan menimbulkan kesenjangan sosial dalam hasil pendidikan
(Champeaux et al., 2020).
Indikator learning loss ketiga yaitu proses pembelajaran sangat bermakna
menunjukan bahwa ketika pembelajaran offline 88% siswa menjawab sangat setuju
sesuai dengan gambar diagram 4.8. Hal ini sesuai dengan teori belajar bermakna yang
digagas oleh seorang psikolog dari Amerika yaitu David Ausubel. Beliau
mengemukakan seperti yang dikutip oleh Andi Prastowo bahwa pembelajaran
bermakna adalah suatu proses belajar yang menghubungkan antara informasi baru
dan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman pembelajar. Ausubel menegaskan
bahwa inti dari pembelajaran bermakna ketika guru mampu mengaitkan pengetahuan
baru dengan apa yang siswa telah ketahui sebelumnya sehingga proses pembelajaran
18

lebih mudah dipahami oleh siswa (Baharuddin, 2020). Berdasarkan hasil penelitian
siswa menjawab bahwa pembelajaran offline lebih bermakan dibandingkan
pembelajaran online hal ini didukung dengan hasil wawancara bahwasanya ketika
pembelajaran offline lebih mudah dipahami karena guru bisa menjelaskan materi
pelajaran dengan leluasa tanpa dibatasi ruang dan waktu dan siswa bisa lebih fokus
pada saat pembelajaran.
Siswa dapat berkonsentrasi dengan baik pada saat pembelajaran online
menunjukan hasil yang lebih rendah dibandingkan pembelajaran offline sesuai dengan
gambar diagram 4.9 dengan selisih persentase 28%. Menurut pendapat Asmani dalam
Malawi ada dua indikator yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan
proses belajar yaitu daya serap terhadap pelajaran dan perubahan perilaku siswa.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya daya serap siswa adalah
konsentrasi. Dilihat dari asal katanya, konsentrasi atau concentrate berarti
memusatkan. Konsentrasi itu sendiri berarti pemusatan pemikiran terhadap suatu hal
dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dalam belajar,
konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan
menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran
(Riinawati, 2021). Berdasarkan penelitian yang relevan yang dilakukan oleh
(Riinawati, 2021) konsentrasi belajar sangat berhubungan erat terhadap prestasi
belajar peserta didik pada masa pandemi covid-19. Konsentrasi belajar yang kurang
baik mengakibatkan daya serap yang kurang baik sehingga memicu terjadinya
learning losss.
Materi yang disampaikan oleh guru lebih mudah dipahami ketika pembelajaran
offline dibandingkan online sesuai dengan gambar diagram 4.10 dengan selisih
persentase 26%. Hal ini disebabkan proses belajar mengajar dimasa pandemi banyak
sekali kendala yang dialami selama pembelajaran berlangsung, sehingga tujuan
pembelajaran tidak bisa tercapai secara maksimal. Terlebih lagi pada masa
pandemi Covid-19 dimana semua proses pembelajaran disampaikan secara daring
(online) sehingga guru harus mampu menyampaikan materi dengan efektif dan
19

efisien. Salah satunya penggunaan media dalam pembelajaran sangat


berpengaruh terhadap pemahaman siswa (Arigiyati et al., 2021). Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru kimia yang bersangkutan bahwasanya selama pembelajaran
online media yang sering digunakan guru adalah whatsapp sehingga penyampaian
materi pun sulit untuk dipahami.
Indikator selanjutnya yaitu materi pembelajaran diajarkan secara keseluruhan
sesuai dengan gambar diagram 4.11 skor tertinggi ditunjukan ketika pembelajaran
offline. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan guru kimia yang
bersangkutan bahwasanya selama pembelajaran online materi yang disampaikan
hanya materi yang dianggap penting saja. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
(Cerelia et al., 2021) pembelajaran jarak jauh tentu tidak terlepas dari celah yang
menyebabkan sistem pembelajaran ini kurang efektif salah satunya waktu
pelaksanaan belajar tidak sesuai jadwal yang lama kelamaan akan berdampak pada
terjadinya learning loss.
Berdasarkan gambar diagram 4.12 menunjukan bahwasanya guru tidak
mengajarkan materi yang bersifat abstrak ketika pembelajaran offline. Dengan
demikian, dapat kita simpulkan bahwasanya pada indikator ke-7 tidak terdapat
kendala hal ini didukung dengan materi yang diajarkan pada mata pelajaran kimia
sesuai kurikulum 13 untuk kelas X,XII tidak ada materi yang bersifat abstrak.
Indikator selanjutnya yaitu siswa mudah melakukan kegiatan diskusi kelompok
berdasarkan gambar diagram 4.13 menunjukan ketika pembelajaran offline siswa
lebih mudah untuk melakukan diskusi kelompok. Hal ini disebabkan ketika
pembelajaran online interkasi antara siswa dengan teman sejawat menurun akibat dari
pandemi covid-19 dimana pembelajaran dilakukan secara individual di rumah
masing-masing sehingga sulit untuk berinteraksi secara langsung untuk melakukan
diskusi. Akan tetapi, siswa tidak suka untuk melakukan diskusi kelompok sesuai
gambar hasil diagram tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa hal ini
disebabkan karena mereka sudah terbiasa untuk bekerja secara individual ketika
kegiatan praktikum.
20

Dalam proses pembelajaran motivasi siswa baik berdasarkan gambar diagram 4.14
ketika pembelajaran offline motivasi siswa lebih baik. Menurut penelitian
(Wicaksono, 2022) bahwasanya motivasi belajar pada siswa juga sangat berpengaruh
kepada tingkat pemahaman siswa setelah mengikuti proses pembelajaran, motivasi
mahasiswa menjadi menurun diakibatkan adanya learning loss karena pengalaman
belajar di luar rumah menjadi berkurang. Hal ini dapat dimaknai bahwa semakin
tinggi siswa mengalami learning loss maka semakin rendah juga motivasi belajar
siswa pada pembelajaran online. Pembelajaran online berimbas kepada sikap learning
loss yang meliputi sikap interaksi sosial pada pembelajaran sehingga berdampak
kepada penurunan motivasi akademik siswa. Salah satu contoh dari hasil penelitian
menyebutkan bahwa tidak ada interaksi yang baik menyebabkan tidak adanya diskusi
yang baik pula antar siswa dalam proses pembelajaran. Sebaliknya, jika tingkat
learning Loss rendah maka motivasi belajar mahasiswa tinggi pula. Hal ini bisa
dibuktikan pada hasil penelitian yang menyebutkan bahwa siswa mampu
berkonsentrasi dengan baik pada pembelajaran online yang mengakibatkan materi
yang kurang paham pada siswa mampu dipahami pada saat proses pembelajaran
online. Hasil penelitian lainnya juga menujukkan bahwa kehilangan pembelajaran
sangat berhubungan dengan motivasi belajar dan berdampak pada penurunan tingkat
kognitif pada mahasiswa (Zhuang et al., 2017).
Indikator ke-10 yaitu kegiatan praktikum berjalan dengan baik sesuai dengan
gambar diagram 4.15 menunjukan bahwasanya kegiatan praktikum berjalan lebih
baik ketika pembelajaran offline. Praktikum kimia adalah salah satu kegiatan inti pada
pembelajaran kimia. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia yang
bersangkutan bahwasanya selama masa pandemi kegiatan praktikum tetap dilakukan
akan tetapi secara hybrid, sehingga pelaksanaanya kurang maksimal dan siswa datang
kesekolah hanya untuk melakukan praktikum sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
21

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwasanya terjadi Learning Loss di
SMKF Ikasari Pekanbaru pada praktikum kimia materi titrasi asam basa yang dilihat
berdasarkan penilaian kinerja kemampuan psikomotorik siswa. Diantaranya learning
22

loss yang terjadi yaitu siswa tidak memilih kertas polos putih (97%), siswa tidak
mengeringkan buret 50 mL dengan benar (60%), siswa tidak mengukur larutan
CH3COOH x M sebanyak 15 mL ( 73,3%), siswa tidak membaca skala larutan
CH3COOH x M sebanyak 15 mL pada gelas ukur dengan tepat (83,3%), siswa tidak
membilas buret dengan larutan titer (53,3%), siswa tidak mengatur posisi kertas polos
untuk titrasi dengan benar (100%), siswa tidak menggoyangkan Erlenmeyer saat
titrasi dengan benar (50%), siswa tidak membaca skala volume pada buret dengan
benar (53,3%), siswa tidak menghitung konsentrasi hasil titrasi dengan benar (90%),
siswa tidak mengeringkan buret 50 mL, Erlenmeyer 250 mL, gelas ukur 100 mL,
corong setelah digunakan dengan benar (76,7%).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka peneliti merekomendasikan
saran sebagai berikut :
1. Bagi guru : usahakan untuk mengoptimalkan pelaksanaan praktikum kimia agar
kemampuan psikomotorik siswa yang sempat menurun pasca pandemi covid-19
cepat teratasi karena sarana dan prasarana yang memadai untuk melaksanakan
kegiatan praktikum serta jalin komunikasi yang baik antara guru dan siswa,
berikan pembelajaran yang dibutuhkan siswa serta fokus dengan hasil yang
dicapai siswa.
2. Bagi siswa : jalin komunikasi yang baik dengan guru, tingkatkan motivasi
belajar agar mendapatkan hasil yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA
Andriani, W., Subandowo, M., Karyono, H., & Gunawan, W. (2021). Learning Loss
dalam Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Corona. Prosiding Seminar
Nasional Teknologi Pembelajaran Universitas Negeri Malang, 2, 485–501.
23

http://snastep.com/proceeding/index.php/snastep/index
Anugrahana, A. (2020). Hambatan, Solusi dan Harapan: Pembelajaran Daring Selama
Masa Pandemi Covid-19 Oleh Guru Sekolah Dasar. Scholaria: Jurnal
Pendidikan Dan Kebudayaan, 10(3), 282–289.
https://doi.org/10.24246/j.js.2020.v10.i3.p282-289
Arigiyati, T. A., Kusumaningrum, B., & Kuncoro, K. S. (2021). Pelatihan
Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis Smartphone. I(2), 140–149.
Auday, B. C., & Park, L. (2017). Best Practices for Learning. Journal of Psychology
and Theology, 45(1), 70–73. https://doi.org/10.1177/009164711704500107
Baharuddin, I. (2020). Pembelajaran Bermakna Berbasis Daring DitengahPandemi
Covid-19. Manajemen Pendidikan Islam, 5(2), 79–88.
Blasko, Z., Costa, P. da, & Schnepf, S. V. (2022). Learning losses and educational
inequalities in Europe: Mapping the potential consequences of the COVID-19
crisis. Journal of European Social Policy, 32(4), 361–375.
https://doi.org/10.1177/09589287221091687
Budi, S. (2021). Deteksi Potensi Learning Loss pada Siswa Berkebutuhan Khusus
Selama Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19 di Sekolah Inklusif.
Jurnal Basicedu, 5(4), 3607–36113. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i4.1230
Cahyani, V. P. (2022). Analisis Pengelolaan Laboratorium IPA di SMAN 1 Geger
Madiun Berdasarkan Standar Manajemen Laboratorium. Annual International
COnference on Islamic Education for Students, 1(1), 351–360.
https://doi.org/10.18326/aicoies.v1i1.289
Cahyaningrum, I. M. I. P. & I. (2019). Cara Mudah Memahami Metodologi
Penelitian. In Metodologi Penelitian. Deepublish.
Cerelia, J. J., Sitepu, A. A., N, F. A. L., Pratiwi, I. R., Almadevi, M., Farras, M. N.,
Azzahra, T. S., & Toharudin, T. (2021). Learning Loss Akibat Pembelajaran
Jarak Jauh Selama Pandemi Covid-19 di Indonesia. Seminar Nasional Statistik
X, 1. http://semnas.statistics.unpad.ac.id/wp-content/uploads/erf_uploads/
2021/11/Learning-Loss-Akibat-Pembelajaran-Jarak-Jauh-Selama-Pandemi-
24

Covid-19-di-Indonesia.pdf
Champeaux, H., Piccoli, L., Marchetta, F., & Mangiavacchi, L. (2020).
DISCUSSION PAPER SERIES Learning at Home : Distance Learning
Solutions and Child Development during the COVID-19 Lockdown Learning at
Home : Distance Learning Solutions and Child Development during the COVID-
19 Lockdown. IZA Institute of Labor Economics, 13819.
Chang, R. (2005). Kimia Dasar (3rd ed.). Erlangga.
Cook-Wallace, M. K. (2012). Who Is Running Online Education Programs?
International Journal of Management, Knowledge and Learning, 1(1), 55–69.
Curcio, G., Ferrara, M., & De Gennaro, L. (2006). Sleep loss, learning capacity and
academic performance. Sleep Medicine Reviews, 10(5), 323–337.
https://doi.org/10.1016/j.smrv.2005.11.001
Djamarah, S. (1995). Anak Didik Dari Interaksi Edukatif. Rineka Cipta.
Dr. Supardi, M.Pd., P. D. (2017). Statistik Penelitian Pendidikan (1st ed.). PT
Rajagrafindo Persada.
Drs. Abdul Karim Zulkarnaen, M.Si., A. dkk. (2004). Ilmu Kimia Untuk Sekolah
Farmasi (3rd ed.). Departemen Kesehatan RI.
Engzell, P., Frey, A., & Verhagen, M. D. (2021). Learning loss due to school closures
during the COVID-19 pandemic. Proceedings of the National Academy of
Sciences of the United States of America, 118(17).
https://doi.org/10.1073/PNAS.2022376118
Febriyanti, C. (2014). Peran minat dan interaksi siswa dengan guru dalam
meningkatkan hasil belajar matematika. Formatif : Jurnal Ilmiah Pendidikan
MIPA, 4(3), 245–254.
http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/article/view/161/154%0A
Hasibuan, A. D. (2022). Teaching Clinic Sebagai Upaya Mengentaskan Learning
Loss Mahasiswa Pasca Pandemi Covid-19. Al-Mursyid: Jurnal Ikatan Alumni
…, 4(1). http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/almursyid/article/view/1648
Herlina, H., & Suherman, M. (2020). Potensi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
25

Olahraga Dan Kesehatan (Pjok) Di Tengah Pandemi Corona Virus Disease


(Covid)-19 Di Sekolah Dasar. Tadulako Journal Sport Sciences And Physical
Education, 8(1), 1–7.
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/PJKR/article/view/16186
Jojor, A., Sihotang, H., & Indonesia, U. K. (2022). Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan
Analisis Kurikulum Merdeka dalam Mengatasi Learning Loss di Masa Pandemi
Covid-19 ( Analisis Studi Kasus Kebijakan Pendidikan ). 4(4), 5150–5161.
Junaidi, E., Hakim, A., Hadisaputra, S., & Savalas, L. R. T. (2020). Upaya
Meningkatkan Motivasi Siswa SMA Masuk Program Studi Pendidikan Kimia
FKIP UNRAM Melalui Pengenalan Praktikum Kimia Sederhana di SMAN 1
Pringgarata. Jurnal Pengabdian Masyarakat Sains Indonesia, 2(1).
https://doi.org/10.29303/jpmsi.v2i1.14
Kashyap, A. M., Sailaja, S. V., Srinivas, K. V. R., & Raju, S. S. (2021). Challenges in
online teaching amidst covid crisis: Impact on engineering educators of different
levels. Journal of Engineering Education Transformations, 34(Special Issue),
38–43. https://doi.org/10.16920/jeet/2021/v34i0/157103
Kasradze, T., & Zarnadze, N. (2021). Learning Losses Caused by the Covid-19
Pandemic - A Significant Threat to Economic Development. European Journal
of Education, 4(1), 92. https://doi.org/10.26417/175nzz76a
Kurniawati, D. Y. (2018). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian Pendidikan
Kimia. Kreasi Edukasi.
Kurniawati, D. Y. (2019). Metode Penelitian Bidang Ilmu Pendidikan Kimia. Cahaya
Firdaus.
Kusumaningtyas, P., Eka, R., Dan, Y., & Majid, A. (2018). Pengembangan Instrumen
Penilaian Kinerja Untuk Mengukur Kompetensi Siswa Dalam Kegiatan
Praktikum Kimia Di Sma/K. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 12(2), 2128–
2136.
Lesmono, A. D., Wahyuni, S., & Yulianing, A. A. A. (2021). Pengembangan
Instrumen Performance Assessment Praktikum pada Pembelajaran Fisika di
26

SMA. Jurnal Pembelajaran Fisika, 1(1), 87–92.


Maulyda, M. A., Erfan, M., & Hidayati, V. R. (2021). Analisis Situasi Pembelajaran
Selama Pandemi Covid-19 Di Sdn Senurus: Kemungkinan Terjadinya Learning
Loss. Journal of Elementary Education, 04(03), 3.
Multin, H. A., Munawar, W., & Noor, A. A. M. (2019). Penyusunan Dan Analisis
Tes Kinerja (Performance Test) Pada Kompetensi Praktik Memasang Sistem
Penerangan Dan Wiring Kelistrikan Di Smk. Journal of Mechanical
Engineering Education, 5(2), 176. https://doi.org/10.17509/jmee.v5i2.15185
Muzdalifa, E. (2022). Learning Loss Sebagai Dampak Pembelajaran Online Saat
Kembali Tatap Muka Pasca Pandemi Covid 19. 2, 187–192.
Nurhalimah. (2013). Buku Siswa Kimia XI. CV Mediatama.
Patrinos, H., Vegas, E., & Carter-Rau, R. (2022). An Analysis of COVID-19 Student
Learning Loss. Educational Global Practice: Policy Research Working Paper
10033, 10033(May), 1–31. http://www.worldbank.org/prwp
Pawicara, R., & Conilie, M. (2020). Analisis Pembelajaran Daring terhadap
Kejenuhan Belajar Mahasiswa Tadris Biologi IAIN Jember di Tengah Pandemi
Covid-19. ALVEOLI: Jurnal Pendidikan Biologi, 1(1), 29–38.
https://doi.org/10.35719/alveoli.v1i1.7
Pratiwi, W. D. (2021). Dinamika Learning Loss : Guru Dan Orang Tua. Edukasi Dan
Nonformal, 1(1), 147–153.
Prof. Dr. Emzir, M. P. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikam Kuantitatif &
Kualitatif. PT Rajagrafindo Persada.
Pustaka, T. M. B. (2015). Kimia (R. A. Nurdina (ed.)). Masmedia.
Ratih Permana Sari, S.Pd., M. P. (2019). Panduan Penilaian Kinerja Praktikum
Kimia (M. P. Andriyanto (ed.)). Lakeisha.
Redhana, I. W., Suardana, I. N., Selamat, I. N., & Merta, L. M. (2020). Pengaruh
Praktikum Kimia Hijau Pada Sikap Siswa Terhadap Kimia. Edusains, 12(2),
154–165. https://doi.org/10.15408/es.v12i2.13156
Rigianti, H. A. (2020). Kendala Pembelajaran Daring Guru Sekolah Dasar Di
27

Kabupaten Banjarnegara. Jurnal Basicedu, 8(75), 147–154.


Riinawati, R. (2021). Hubungan Konsentrasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar
Peserta Didik pada Masa Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal
Ilmu Pendidikan, 3(4), 2305–2312. https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i4.886
Sugiyono, P. D. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (27th
ed.). Alfabeta.
Syukri, S. (1999). Kimia Dasar. ITB.
Tantri, N. R. (2018). Kehadiran Sosial Dalam Pembelajaran Daring Berdasarkan
Sudut Pandang Pembelajar Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh. Jurnal
Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh, 19(1), 19–30.
https://doi.org/10.33830/ptjj.v19i1.310.2018
Timah, S. (2021). Hubungan penyuluhan kesehatan dengan pencegahan covid 19 di
kelurahan kleak kecamatan malalayang kota manado. Indonesian Journal of
Community Dedication, 3(1), 7–14.
http://jurnal.stikesnh.ac.id/index.php/community/article/download/432/407/1659
Tutik, R. (2018). Titrasi Asidimetri. Pemilihan Dan Penggunaan Media Dalam
Proses Pembelajaran, September, 1–7.
Wicaksono, K. P. (2022). Hubungan antara Learning Loss dan Motivasi Belajar
Mahasiswa pada Proses Pembelajaran Jarak Jauh. Bioma : Jurnal Biologi Dan
Pembelajaran Biologi, 7(1), 43–57. https://doi.org/10.32528/bioma.v7i1.7405
Zhuang, Y., Feng, W., & Liao, Y. (2017). Want more? Learn less: Motivation affects
adolescents learning from negative feedback. Frontiers in Psychology, 8(JAN),
1–10. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2017.00076
28

You might also like