You are on page 1of 18

LAPORAN PELAKSAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PELAKSANAAN SURVEILAINS DIFTERI


DI PUSKESMAS KARANGANYAR KOTA SEMARANG
TAHUN 2023

SEMARANG, 08 JUNI 2023


KELOMPOK 3

DISUSUN OLEH :
Bastomy Ali Burhan, S.KM
Choirun Nisaa’, Amd.Kep.

KEMENTERIAN KESEHATAN
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
BADAN PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2023
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................3
B. TUJUAN.........................................................................................................................................4
C. SASARAN..................................................................................................................................4
D. WAKTU DAN TEMPAT............................................................................................................4
BAB II. PENDAHULUAN.........................................................................................................................5
A. PROFIL PUSKESMAS KARANGANYAR..................................................................................5
B. PELAKSANAAN SURVEILANS DIFTERI..................................................................................9
1. PENEMUAN KASUS DIFTERI................................................................................................9
2. PEMERIKSAAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN..............................................................11
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................................18

2
BAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integal dan penting dari
pembangunan nasional,tujuan diselenggaranya pembangunan kesehatan adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional diselenggarakan berbagai
upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas
merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
merupakan garda depan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar.
Sebagai landasan hukum dalam penyelenggaraan Puskesmas, dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
dinyatakan bahwa Puskesmas memiliki tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Dalam melaksanakan tugas Puskesmas memiliki fungsi penyelenggaraan UKM
dan penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya. Dalam
melaksanakan fungsi UKM diantaranya Menyusun perencanaan kegiatan
berdasarkan hasil analisis masalah Kesehatan masyarakat dan kebutuhan
pelayanan yang diperlukan serta dalam UKP diantaranya lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif.
Managemen Puskesmas mengintegrasikan sumber daya, program,
pemberdayaan masyarakat, sistem informasi Puskesmas, dan mutu dalam
menyelesaikan masalah prioritas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Agar
Puskesmas mampu melakukan upaya kesehatan dengan baik dan
berkesinambungan untuk mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus
menyusun rencana kegiatan periode 5 (lima) tahunan yang dirinci ke dalam
rencana tahunan. Semua rencana kegiatan harus berdasarkan atas hasil analisis
situasi yang didukung dengan data dan informasi yang akurat (evidence based)
agar dapat mencapai sasaran/tujuan secara efektif dan efesien.
Puskesmas mengumpulkan dan mempelajari data kinerja dan gambaran
status kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya. Adapun data kinerja dan status
kesehatan masyarakat diperoleh dari sistem informasi puskesmas yang
antaranya data upaya kesehatan masyarakat (UKM) esensial yaitu promosi
kesehatan, kesehatan lingkungan, pelayanan gizi KIA-KB, pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular , surveilans dan sentinel SKDR, dan
pencegahan dan pengendalian penyakit menular.

3
Informasi epidemiologi yang berkualitas, cepat dan akurat merupakan
evidence base atau bukti untuk digunakan dalam proses pengambilan kebijakan
yang tepat dalam pembangunan kesehatan. Peran tenaga kesehatan sebagai
komponen penentu pelaksanaa program haruslah memiliki kemampuan dalam
melakukan perencanaan dan manajemen kesehatan yang mampu
mengumpulkan, mengolah , menganalisis, menginterpretasikan data dalam
suatru struktur organisasi serta mampu memberikan rekomendasi kebijakan
dalam upaya pencegahan dan penanggulangan.
Berdasarkan paparan yang telah disampaikan oleh tim Puskesmas
Karanganyar.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan peserta mendapatkan pengalaman nyata
tentang pelaksanaan kegiatan surveilans dan mendapatkan informasi
surveilans di puskesmas sehingga peserta mampu melakukan kegiatan
surveilans bidang kesehatan di wilayah kerja puskesmas sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan peserta dapat:
a) Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan surveilans
b) Melaksanakan praktek lapangan surveilans
c) Melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan surveilans
d) Membuat laporan hasil praktek lapangan surveilans

C. SASARAN
Kelompok 1 praktek kerja lapangan surveilans PD3I bagi petugas puskesmas
angkatan 5.

D. WAKTU DAN TEMPAT


1) Waktu pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapangan pada hari Jum’at, 09
Juni 2023. Adapun jadwal kegiatan praktek kerja lapangan surveilans PD3I
dimulai pukul 07.00 WIB dengan persiapan dan perjalanan dilanjutkan open
meeting, pengambilan data, closing meeting dan pejalanan kembali sampai
pukul 11.30 WIB
2) Tempat pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapangan di Puskesmas
Karanganyar, Kota Semarang, Jawa Tengah

4
BAB II. PENDAHULUAN

A. PROFIL PUSKESMAS KARANGANYAR


1. Keadaan Geografis
UPTD Puskesmas Karanganyar merupakan salah satu Puskesmas non
perawatan di Kecamatan Semarang Barat dengan luas tanah 351 M2 dan luas
bangunan 351 M2 dengan luas wilayah kerja 1,66 Km2 . Pada awal berdirinya
UPTD Puskesmas Karanganyar merupakan puskesmas pembantu, seiring
perkembangan Kota semarang maka pada tahun 1992 ditingkatkan statusnya
menjadi Puskesmas Induk. UPTD Puskesmas Karanganyar menempati lokasi di
jalan Srinindito IV RT 08 RW 01 Kecamatan Tugu dengan luas wilayahnya
adalah 1,90 Km2 . Secara Adminstratif wilayah kerja meliputi 4 (Empat)
Kelurahan yaitu: Kelurahan Karanganyar,Tugurejo,jerakah, dan randugarut.
Kelurahan yang mempunyai wilayah terluas yaitu Kelurahan Karanganyar,
dengan luas wilayah 4,65 Km2 . Sedangkan kelurahan yang mempunyai wilayah
terkecil adalah kelurahan Jerakah, dengan luas wilayah 1,53 Km2
Batas wilayah administratif Puskesmas Karanganyar adalah sebagai berikut:
 Sebelah Utara : Kelurahan Bojong Salaman Kecamatan Semarang Barat
 Sebelah Selatan : Kelurahan Manyaran Kecamatan Semarang Barat
 Sebelah Barat : Kelurahan Gisikdrono Kecamatan Semarang Barat
 Sebelah Timur : Kelurahan Petompon Kecamatan Gajahmungkur
Wilayah Puskesmas Karanganyar secara topografi merupakan dataran tinggi
dengan jenis tanah Alluvial Hidromorf Grumosol Kelabu Tua, mempunyai
ketinggian antara 0,75–10 mdpl dan memiliki posisi astronomis antara : 7 o 00‘
27” Lintang Selatan dan 110 o 23’ 35,6” Bujur Timur.

Gambar 2.2 Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Karanganyar

RANDUGARUT

TUGUREJO
KARANGANYA
R

JERAKAH

2. Keadaan Penduduk

5
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Karanganyar menurut Monografi
Kelurahan Ngemplak dan Bongsari sampai dengan akhir Desember tahun 2022
sebesar : 28.350 jiwa, terdiri dari 13.909 jiwa penduduk laki-laki dan 14.752 jiwa
penduduk perempuan.

3. Komposisi Penduduk
Gambaran keadaan penduduk secara khusus dapat dilihat dari komposisinya,
antara lain penduduk menurut jenis kelamin, golongan umur, jenis pekerjaan dan
tingkat pendidikan. Menurut data dari buku Kecamatan Semarang Barat dalam
Angka Tahun 2022 dari 28.350 penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Karanganyar pada tahun 2022 terdiri dari 13.909 jiwa penduduk laki-laki dan
14.441 jiwa penduduk perempuan. Indikator dari variabel jenis kelamin adalah
rasio jenis kelamin yang merupakan angka perbandingan antara penduduk laki-
laki dan perempuan.

6
4. Keadaan Pendidikan
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan adalah Tingkat pendidikan
merupakan salah satu ukuran untuk kualitas penduduk. Semakin tinggi tingkat
pendidikan yang ditamatkan semakin baik kualitas SDM di wilayah tersebut.
Tamat sekolah didefinisikan sebagai jenjang pendidikan yang telah berhasil
diselesaikan oleh seseorang dengan dibuktikan adanya ijazah atau surat tanda
tamat belajar. Tetapi jika menggunakan ukuran menurut jenjang tertinggi
merupakan jenjang atau kelas tertinggi yang pernah ditempuh oleh seseorang.

Dari tabel 2.5 tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk di
wilayah kerja Puskesmas Karanganyar, tingkat pendidikan terbanyak hanya
tamat SD sebanyak 6.283 (24,8 %). Sedangkan komposisi penduduk dengan
tingkat pendidikan terkecil adalah tamat universitas sebanyak 588 (2,3 %).

5. Jejaring atau Sarana dan Prasarana


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik,
klinik diartikan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medik dan/ atau
spesialistik. Dokter/dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran wajib
memiliki SIP (Surat Izin Praktik) yang merupakan bukti tertulis yang diberikan
dinas kesehatan kabupaten/kota kepada dokter dan dokter gigi yang akan
7
menjalankan praktik kedokteran setelah memenuhi persyaratan. Selain itu,
praktik mandiri dokter/dokter gigi wajib memiliki Surat Tanda Registrasi,
selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil
Kedokteran Indonesia kepada dokter dan dokter gigi yang telah diregistrasi.
Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat perlu
didukung oleh adanya sarana kesehatan yang memadai dan memiliki kualitas
pelayanan yang baik. Sarana kesehatan dasar yang ada di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Karanganyar pada tahun 2022 terdiri dari :

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Simongan terdapat beragam jenis sarana dan prasarana kesehatan. Klinik
pratama, klinik perusahaan, Dokter umum praktik perorangan masing – masing
berjumlah 4, sedangkan Dokter spesialis dan Bidan praktek mandiri masing –
masing berjumlah 2.

B. PELAKSANAAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI KASUS PD3I

1. SURVEILANS AFP

a. PENEMUAN KASUS
Kegiatan penemuan kasus oleh surveilans puskesmas Karanganyar dengan
melakukan kegiatan sistem surveilans masyarakat (CBS). Peran surveilans
puskesmas Karanganyar sebagai Koordinator surveilan AFP di masyarakat.

8
Kegiatan penemuan kasus AFP di pelayanan kesehatan yang melibatkan
jejaring puskesmas yaitu BPM dan Klinik masih belum aktif . Sejauh ini
penemuan kasus AFP berdasarkan laporan dari kader kesehatan, dimana
pada tahun 2022 telah menemukan satu suspek AFP dari laporan kader.

Adapun kegiatan penemuan kasus AFP di Puskesmas Karanganyar


meliputi :

1) Melakukan tindak lanjut setelah mendapat laporan dari kader


2) Melacak atau Penyelidikan Epidemiologi pada suspek AFP yang
dilakukan kurang dari 24 jam setelah laporan diterima
3) Melaporkan kasus AFP ke Dinas Kesehatan Kota Semarang
4) Pengambilan 2 spesimen dengan waktu kurang dari 24 jam
5) Mengirimkan specimen ke Dinas Kesehatan Kota Semarang
6) Mengirimkan laporan AFP mengunakan W2 mingguan

b. PENGELOLAAN SPESIMEN
Pada kegiatan pengeloaan specimen tinja yang diperoleh dari suspek
sebagai berikut :

1) Surveilans meminta orangtua suspek untuk mengambil specimen tinja


yang sebelumnya sudah diberikan penjelasan mengenai cara
pengembalian specimen serta cara penyimpanannya
2) Surveilans mengambil kedua specimen dari orangtua suspek AFP
3) Dilakukan packing specimen oleh petugas laborat Puskesmas
Karanganyar
4) Pengiriman spesiemn ke Dinas Kesehatan Kota Semarang oleh
surveilans

c. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada petugas surveilans
Puskesmas Karanganyar pada pencatatan dan pelaporan sebagai berikut :

1) Kelengkapan Laporan
Pada tahun 2022 kelengkapan laporan W2 (mingguan), STP (bulanan)
dan Laporan PD3I (kasus AFP) dikategorikan Lengkap yakni 100%
2) Ketepatan Laporan
Pada tahun 2022 ketepatan laporan W2 (mingguan), STP (bulanan) dan
Laporan PD3I (kasus AFP) dikategorikan Lengkap 98% (karena pada
bulan Mei 2022 petugas terlambat mengumpulkan laporan AFP ke Dinas
Kesehatan Kota Semarang oleh surveilans)

3) Akurasi
Akurasi pelaporan 100%

d. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA


Kegiatan Pengolahan dan Analisa Data ole surveilans Puskesmas
Karanganyar adalah sebagai berikut:
1) Petugas Surveilans Pengelohan dan analisis data penyakit AFP dilakukan
dengan membuat grafik mingguan dan bulanan

9
2) Petugas surveilans hanya melakukan pencatatan namun tidak dilakukan
analisis data berdasarkan variable epidemiologi (orang, tempat dan
waktu)

Data AFP Puskesmas Karanganyar tahun 2022-2023

Suspek AFP
1.2
1
1
0.8 Suspek AFP
0.6
0.4
0.2
0
2022 0
2023

Keterangan :
 Tahun 2022 suspek AFP ditemukan 1 di Kelurahan Bongsari, hasil
NEGATIF
 Tahun 2023 belum menemukan suspek AFP

Cakupan Imunisasi tahun 2022

106.57% 106.51% 105.26%


101.31% 97.67%
89.53% 87.20% 89.53%

Ngemplak Simongan
Bongsari

polio 1 polio 2 polio 3 polio 4

e. KEGIATAN SKD-KLB PD3I


Kegiatan SKD-KLB PD3I Kasus AFP yang dilakukan oleh petugas Surveilans
Puskesmas Karanganyar diantaranya :

1) Petugas Surveilans telah membuat data mingguan namun tidak dilakukan


interpretasi dari grafik tersebut
2) Perencanaan langkah-langkah respon cepat dilakukan dengan koordinasi
dengan progam imunisasi serta koordinasi dengan lintas sektor yakni
kelurahan
3) Kegiatan evaluasi PJ Surveilan dilakukan setiap tengah bulan atau
minggu ke-2 dalam rapat minlok Puskesmas Karanganyar

f. PENANGGUANGAN KLB
Sampai tahun 2023 belum ada kasus KLB namun pada tahun 2022
ditemukan suspek AFP dan telah di ambil spesimen tinja degan hasil

10
laboratorium negatif, upaya yang dilakukan yakni dengan meningkatkan
cakupan imunisasi polio di wilayah kerja Karanganyar.

2. SURVEILANS CAMPAK-RUBELA

a. PENEMUAN KASUS
Penemuan kasus campak di Puskesmas Karanganyar didapatkan di poli
umum dan MTBS,Poli Umum/MTBS menemukan suspek campak-rubella
dengan gejala demam dan rush maka dirujuk ke laboratorium puskesmas
untuk diambil spesimen darah kemudian lapor ke Surveilans Puskesmas.

Belum ada laporan suspek campak-rubella dari jejaring yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Karanganyar

Tahun 2022 suspek Campak ditemukan di berjumlah 9 kasus dengan hasil 1


Positif Rubela, 1 Positif Campak Tidak ada hubungan epidemiologi karena
semua kasus suspek campak tersebar di beberapa wilayah

b. PENGELOLAAN SPESISMEN

Berdasarkan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Puskeskesmas


Karanganyar dari 1 kasus positif campak dan 1 kasus positif rubella di
dapatkan informasi yaitu pengambilan sampel darah serologi

Hasil observasi di laboratorium Puskesmas Karanganyar, tatalaksana


pengambilan dan pengepakan specimen sudah sesuai, namun hanya kurang
pada penulisan data pasien di plastic specimen.Pengambilan sampel
dilakukan berdasarkan rujukan internal dari poli umum/MTBS ke laboratorium

c. PENCATATAN DAN PELAPORAN


 SKDR/W2 (laporan mingguan yang dikirim setiap hari senin)
 Laporan Bulanan C1 (laporan bulanan dikirim setiap bulan ke DKK
maksimal tanggal 5)
 Kelengkapan laporan Puskesmas 100%
 Ketepatan 96% (telat laporan pada bulan Mei 2023%)

11
d. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Pada tahun 2022 pengolahan dan analisa data pada surveilans campak
dan rubella di puskesmas ngemplak- simongan dilakukan analisis grafik
setiap minggu berdasarkan laporan w2, dan melakukan analisis tempat,
dan waktu tetapi tidak melakukan analisis orang

GRAFIK MINGGUAN KASUS SUSPEK KLINIS CAMPAK


PUSKESMAS KARANGANYAR
5
TAHUN 2022

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51

e. KEGIATAN SKD-KLB PD3I


Berdasarkan informasi yang kami peroleh dari petugas surveilans di puskesmas
ngemplak- simongan kegiatan Sistim Kewaspadaan Dini KLB yaitu

• Melakukan laporan mingguan SKDR

• Laporan Bulanan C-1 agar terpantau jika terjadi kenaikan kasus

12
f. PENANGGULANGAN KLB
Penanggulangan kasus KLB di wilayah kerja Puskesmas Ngemplak – Simongan
adalah sebagai berikut :

 Setiap kasus suspek campak-rubella dilakukan pengobatan sesuai


dengan gejala yang timbul
 Kegiatan skrining di tetangga sekitar kasus suspek campak- rubella untuk
melihat apakah terdapat kontak erat dan kasus yang sama di sekitar
lingkungan
 Koordinasi dengan penanggung jawab program imuniasasi, untuk
melakukan imunisasi secara door to door
 Melakukan koordinasi dengan lintas sektor
 Melakukan sosialisasi mengenai penyakit campak-rubella dan pentingnya
imunisasi dasar lengkap

3. SURVEILANS DIFTERI

a. PENEMUAN KASUS
- Untuk penemuan kasus Difteri di Puskesmas Karanganyar petugas
Surveilans sudah mengenali gejala dan tanda dari kasus PD3I dan
petugas Surveilans melakukan cara penemuan kasus dengan cara
mengambil kasus pada Fasilitas Pelayanan Puskesmas. . Untuk Jejaring
sudah sangat aktif dan koordinasi secara berkesinambungan
menggunakan WA Group. kasus Difteri di Puskesmas Karanganyar sudah
pernah ditemukan. Yakni tahun 2021 sebanyak positif 1 dan ada 2 suspek
di tahun 2023. Serta ada 2 kasus discarded
.

13
Form DIF-1

FORMULIR PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI SUSPEK


DIFTERI

Provinsi : Jawa Timur NO EPID: D - 1 3 1 7 1 5 0 0 1


Kab/Kota : Trenggalek Kode
Provinsi
Kode
Kab /
Tahun
Kasus
Nomor urut
kasus

Puskesmas : Kampak Kota dimulai dari


001

I. Identitas Pelapor
1 Nama : LIMPAT YOHANA
2 Nama Kantor & Jabatan : PUSKESMAS KAMPAK / PETUGAS SURVEILANS
3 Kabupaten/Kota : TRENGGALEK
4 Provinsi : JAWA TIMUR
5 Tanggal Terima Laporan : 09/04/2015
6 Tanggal Pelacakan Laporan : / /20

II. Identitas Penderita


1. Nama :
2. Nama Orang Tua/KK :
3. Jenis Kelamin : L / P *) Tgl. Lahir : / /
4. Umur : ………… tahun...........bulan
5. Berat Badan : Kg
6. Tinggi badan : Cm
8. Alamat Lengkap :
9. Desa/Kelurahan : Kecamatan :
11. Kabupaten/Kota : Provinsi :
12. Tel/HP :
13. Pekerjaan :
14. Alamat Tempat Kerja :
15. Orang tua/ Wali/ Saudara
:
dekat yang dapat dihubungi
16. Alamat Lengkap Wali :
17. Desa/Kelurahan : Kecamatan :
19. Kabupaten/Kota : Provinsi :
21. Nomor Telepon / HP :

III. Riwayat Sakit


1 Tanggal mulai sakit (sakit tenggorokan) : / _ /20
2 Keluhan Utama yang mendorong untuk berobat:
3 Gejala dan Tanda Sakit
a) Demam Tanggal : / /20
b) Sakit Tenggorokan Tanggal : / /20
c) Leher Bengkak Tanggal : / /20
d) Sesak nafas Tanggal : / /20
e) Pseudomembran Tanggal : / /20
f) Gejala lain, sebutkan

14
b. PENGELOLAAN SPESISMEN
- Untuk pengolahan spesimen petugas Surveilans Puskesmas Ngemplak
Samongan belum pernah melakukan pengelolaan spesimen karena belum
pernah di temukan kasus Difteri.

c. PENCATATAN DAN PELAPORAN


- Pencatatan dan pelaporan petugas Surveilans Puskesmas Ngemplak
Samongan mengambil data dari laporan Puskesmas dan dari jejaring
Puskesmas Karanganyar. Lalu di laporkan melalui SKDR untuk laporan
mingguan dan laporan STP untuk laporan bulanan. Untuk kelengkapan
laporan SKDR 100% dan STP 100%. Dan untuk ketepatan SKDR 100%
dan STP 98%. Keakuratan laporan 100%

d. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

- Untuk pengolahan dan Analisa data petugas Surveilans puskesmas


Karanganyar menggunakan aplikasi SKDR.

1. Setiap minggu dilakukan analisa data untuk mengetahui adanya kasus


Difteri
2. Setiap bulan dibuat analisa dan penyajian data menurut variabel
epidemiologi.
3. Hasil kajian di pergunakan untuk membuat dan memberikan
rekomendasi dan menentukan rencana tindak lanjut.
Dpt pada
• Karanganyar yaitu 88, 37 %
• Bongsari yaitu 105,26 %
Jadi yang perlu di tingkatkan yaitu cakupan imunisari dari Karanganyar

e. KEGIATAN SKD-KLB PD3I


- Deteksi dini Suspek Difteri oleh masyarakat dan nakes melalui penemuan
di masyarakat dan nakes.

f. PENANGGUANGAN KLB
- Setiap ditemukan suspek Difteri dilakukan penyelidikan epidemiologi (PE)
dan mencari kasus tambahan dan kontak.
- Dilakukan rujukan segera kasus Difteri ke Rumah Sakit untuk mendapatkan
pengobatan dan perawatan jika ada kasus Difteri.
- Pemberian profilaksis pada kontak dan karier jika ditemukan kasus Difteri.
- Melaksanakan Outbreak Response Immunization (ORI) sesegera mungkin
di lokasi yang terjadi KLB Difteri dengan sasaran sesuai dengan kajian
epidemiologi sebanyak tiga putaran dengan interval waktu 0-1-6 bulan
tanpa memandang status imunisasi.
- Meningkatkan dan mempertahankan cakupan imunisasi rutin Difteri (baik
imunisasi dasar maupun lanjutan) agar mencapai minimal 95%.
- Edukasi kepada masyarakat tentang pengendalian penyakit difteri.

15
4. SURVEILANS PERTUSIS

a. PENEMUAN KASUS
Sampai dengan saat ini, di Puskesmas Karanganyar belum ditemukan
pasien dengan gejala suspek pertusis. Tetapi, petugas surveilans terus
bekerjasama dan berkoordinasi dengan lintas program dan lintas sektor
dalam penemuan suspek pertusis khususnya pada pasien yang berobat ke
Puskesmas.

Setiap pasien balita dan anak yang datang ke poli MTBS puskesmas dengan
gejala batuk lebih dari 2 minggu atau pasien dengan batuk kurang dari 2
minggu dan memiliki gejala tambahan lainnya yang memenuhi kriteria
suspek pertusis wajib dilaporkan ke petugas surveilans oleh petugas MTBS
untuk segera dilakukan penyelidikan epidemiologi dan diambil spesimennya
untuk penegakkan diagnosis.

Selain itu, petugas juga bekerjasama dengan jejaring dalam penemuan


suspek pertusis. Walaupun pada kenyataannya, dalam pelaksanaan upaya
penemuan suspek pertusis tersebut belum maksimal. Tetapi petugas
surveilans Puskesmas Karanganyar terus berkoordinasi dengan jejaring.

b. PENGELOLAAN SPESISMEN
Proses pengambilan spesimen sampai dengan pengepakan spesimen
dilakukan oleh petugas analis kesehatan laboratorium Puskesmas
Karanganyar. Petugas surveilans melengkapi formulir PERT-01 dan
mengirim spesimen ke Dinas Kesehatan.

c. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Surveilans pertusis dicatat dalam format W2 dan dilaporkan setiap minggu
lalu di rekap dalam format laporan bulanan STP KLB Puskesmas
Karanganyar. Ketepatan laporan 98%, kelengkapan laporan 100% dan
akurasi laporan 100%. Walaupun tidak ditemukan kasus suspek difteri,
petugas tetap formulir PERT-01 tetap melaporkan dengan keterangan NIHIL
(zero report).

d. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA


Petugas surveilans telah melakukan analisa mingguan dan bulanan dengan
grafik. Namun tidak dilakukan analisa data berdasarkan variabel
epidemiologi (orang, tempat, dan waktu).

e. KEGIATAN SKD-KLB PD3I


Petugas surveilans melaporkan laporan mingguan melalui SKDR, melakukan
investigasi kontak dan kunjungan rumah (PE) apabila ada kasus. Kepala
Puskesmas Setiap bulan mengadakan monitoring di pertengahan bulan
untuk melakukan evaluasi dari capaian masing-masing program untuk
menilai apakah sudah tercapai atau belum, jika belum masih ada waktu atau
langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan untuk mencapai target dari
masing-masing program.

f. PENANGGUANGAN KLB
Rekomendasi untuk puskesmas ngemplak salaman dalam penanggulangan
KLB

16
 Meningkatkan penemuan kasus pertusis melalui skreening
 Penemuan kasus suspek melalui skrining
 Melibatkan kader dan masyarakat dalam surveilans penyakit
Pertusis
 Melaporkan segera setiap suspek ke DKK
 Investigasi suspek Pertusis
 Membuat peta desa risiko
 Melaksanakan RCA
 Melaksanakan skrining status imunisasi DPT-HB-Hib pada bayi dan
baduta
 Melaksanakan upaya penguatan rutin dengan linsek
 Disemninasi hasil analisis inevstigasi kepada program terkait

5. SURVEILANS TENANUS NEONATORUM

a. PENEMUAN KASUS
Petugas surveians mengetahui gejala dan tanda kasus PD3I kasus Tetanus
Neonatorum (TN). Tanda dan gejala TN kesulitan minum karena terjadinya
trismus atau lock jaw
(spasme otot pengunyah). Mulut mencucu seperti ikan (karpermond),
sehingga bayi tidak dapat minum dengan baik. Selain itu terdapat risus
sardonicus atau wajah seperti senyum terpaksa dan alis terangkat.
Kemudian, dapat terjadi spasmus otot yang luas dan kejang umum, seperti
opisthotonus atau tulang belakang seperti melengkung ke belakangKejang
terjadi terutama apabila terkena rangsang cahaya, suara, dan sentuhan.
Leher menjadi kaku, dinding perut kaku, mengeras. Kalau terdapat kejang
otot pernapasan, dapat terjadi sianosis (wajah bayi membiru)

Petugas surveilans Puskesmas Karanganyar menemukan kasus dengan


cara menerima lapiran dari bidan. Berdasarkan pedoman penemuan kasus
dilakukan secara aktif melalui review register NTBM, laporan surveilans
jejaring, penemuan kasus melalui kunjungan kegiatan neonatal

b. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Surveilans TN dicatat dalam format W2 setiap minggu dan di rekap di
laporan STP puskesmas setiap bulan. Ketepatan laporan 98% kelengkapan
laporan 100% keakuratan 100%

c. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA


Pengolahan dan analisa data dilakukan melalui aplikasi SKDR

d. KEGIATAN SKD-KLB PD3I


Deteksi Dini Suspek oleh masyarakat dan nakes melalui penemuan di
masyarakat dan nakes. Kewaspadaan terhadap kerentanan
masyarakat,kerentanan lingkungan dan perilaku,kerentanan pelayanan
kesehatan merupakan respon surveilans TN.

e. PENANGGUANGAN KLB
Belum ada kegiatan penanggulangan KLB di Puskesmas Karanganyar

17
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN

Kegiatan surveilans PD3I di Puskesmas Karanganyar sudah baik namun untuk


terdapat beberapa masukan diantaranya :

a. Pengolahan dan dan analisis data perlu ditingkatkan karena belum ada dokumen
menganai analisis data berdasarkan veriabel epidemiologi (tempat, orang,
waktu)

b. Penemuan kasus perlu mengaktifkan kembali atau kerjasama dengan jejaring


yaitu BPM dan Klinik

c. Surveilans perlu berkoordinasi dengan BPM dan Klinik dalam kelengkapan


pelaporan W2 mngguan dan STP bulanan

18

You might also like