You are on page 1of 16

Critical review Jurnal Sistem Informas

Kesehatan

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
RISMAULI NAINGGOLAN (2219401031)
DOSEN PENGAMPU : ANITA F SINAMBELA S.Keb.Bd

PROGRAM DIPLOMA TIGA KEBIDANAN


STIKes MITRA HUSADA MEDAN
T.A 2022/2023
Kajian Peran Cyber Law Dalam Memperkuat Keamanan
Sistem Informasi Nasional
Dr. Darmawan Napitupulu, ST, M. Kom
Dosen Pengajar TIK Universitas Budi Luhur
darwan.na70@gmail.com

Abstract
Increasingly increasing the Information Technology also positive and negative impact. The

positive aspect of this virtual world of course adds to the trend of world technological

development with all forms of human creativity. Inaddition, the negative impact can lead to

the emergence of crime called cyber crime or crime through the Internet network. The

increasingly widespread crime that is closely related to the use of computer-based technology

and telecommunication networks is increasingly making the Internet network users become

uneasy. The most important information system security policy is in the national legal order

in the form of Cyber Law in this case the related ITE and Criminal Law regulating

cyberspace activities including sanctions on adverse activity. The research method used is

the study of the library (desk research) related to

the role of cyber law and its application approach in Indonesia. The results show that the

role of cyber law in strengthening the security of national information systems is very

strategic. With the existence of cyber caw in addition to protecting the public or the public

nationally from the threat of cyber crime, cyber law is a tool to convince the international

community that there is already a firm regulation on cyber defense in the country so that

inter-state cooperation can be established in building global security. Cooperation between

countries is expected also able to trigger a stronger regulation and

give global effect.

100
Pendahuluan memberikan pengertian
kemajuan ilmu pengetahuan dan computer crime sebagai: “...any
teknologi membawa berbagai illegal act requiring knowledge
implikasi kompleks dalam of computer technology for its
kehidupan manusia dan perpetration, investigation, or
hubungan antar negara. Seiring prosecution”. Pengertian
dengan perkembangan tersebut identik dengan yang
teknologi Internet, diberikan Organization of
menyebabkan munculnya European Community
kejahatan yang disebut dengan Development, yang
cyber crime atau kejahatan mendefinisikan computer crime
melalui jaringan sebagai: “any illegal, unehtical
Internet.Munculnya beberapa or unauthorized behavior
kasus cyber crime di Indonesia, relating to the automatic
seperti pencurian kartu kredit, processing and/or the
hacking beberapa situs, transmission of data”. Adapun
menyadap transmisi data orang Andi Hamzah (1989) dalam
lain,misalnya email, dan tulisannya “Aspek-aspek Pidana
memanipulasi data dengan cara di Bidang komputer”,
menyiapkan perintah yang tidak mengartikan kejahatan
dikehendaki ke dalam komputer sebagai: ”Kejahatan
programmer komputer. Adanya di bidang komputer secara
cyber crime telah menjadi umum dapat diartikan sebagai
ancaman stabilitas, sehingga penggunaan komputer secara
pemerintah sulit mengimbangi ilegal”. Dalam dua dokumen
teknik kejahatan yang dilakukan Kongres PBB mengenai The
dengan teknologi komputer, Prevention of Crime and the
khususnya jaringan internet dan Treatment of Offenders di
intranet. Beberapa pendapat Havana, Cuba pada tahun 1990
mengindentikkan cyber crime dan di Wina, Austria pada tahun
dengan computer crime. The 2000, ada dua istilah yang
U.S. Department of Justice dikenal:
1. Cyber crime dalam arti yang melanggar hukum dengan

sempit disebut computer crime, menggunakan teknologi

yaitu prilaku ilegal atau komputer sebagai alat

melanggar secara langsung kejahatannya. Cyber crime ini

menyerang sistem keamanan terjadi karena ada kemajuan di

suatu komputer atau data yang bidang teknologi komputer atau

diproses oleh komputer dunia IT khususnya media

internet. Maraknya tindak


2. Cyber crime dalam arti luas
kriminal di dunia maya
disebut computer related crime,
tergantung dari sejauh mana
yaitu perilaku ilegal atau
sumber daya baik berupa
melanggar yang berkaitan
hardware/software maupun
dengan sistem komputer atau
pengguna teknologi yang
jaringan. Dari beberapa
bersangkutan mempunyai
pengertian diatas, secara ringkas
pengetahuan dan kesadaran
dapat dikatakan bahwa cyber
tentang pentingnya keamanan di
crime dapat didefinisikan
dunia maya.
adalah suatu tindakan kriminal

101
Semenjak dikenalnya pola dalam sistem pertahanan negara
komunikasi melalui dunia maya atau terdiri dari ancaman militer dan
internet, batasbatas konvensional ancaman non militer, termasuk
yang dahulu dianut dan dipatuhi diantaranya ancaman cyber. Dengan
oleh konsensus internasional kata lain, perlu adanya upaya
menjadi semu. Dalam hampir satu penanggulangan terhadap cyber
dekade ini, isu tentang cyber war crime, yakni salah satunya berupa
terus didengungkan, bahkan penegakan hukum cyber (cyber law)
diramalkan bisa memicu ketegangan sebagai benteng pertahanan
antar negara yang berimbas pada melawan cyber crime. Saat ini
terancamnya kedamaian dunia. ketergantungan masyarakat akan
Penyerangan secara terbatas telah teknologi informasi semakin tinggi
terjadi berkali- kali oleh beberapa sehingga semakin tinggi pula resiko
negara, dimana kondisi ini dapat yang dihadapi. Saat ini semua aspek
juga diasumsikan sebagai uji coba, perekonomian, sosial dan pertahanan
namun peperangan yang begitu tergantung kepada
sesungguhnya dan jauh lebih besar internet.Aktivitas perbankan,
telah dipersiapkan berdasarkan perekonomian, pemeliharaan dan
urutan kronologis kejadian pada penggunaan transportasi,
jaringan komputer di dunia yang pengendalian persenjataan hingga
telah terjadi antara tahun 1990-an komunikasi sosial tidak bisa terlepas
sampai saat ini yaitu mulai dari dari interkoneksi tersebut. Data pada
Sniffers, DNS (Denial of Service), Kemkominfo mencatat bahwa
Trojan, DdoS hingga yang terakhir ratarata jumlah serangan dunia maya
virus Ramsonware. Trend ancaman perhari pada tahun 2011 mencapai
serangan cyber akan berkembang 1,25 juta insiden, dimana aktivitas
terus sesuai perkembangan teknologi ini cenderung semakin meningkat
informasi serta berbagai bentuk berbanding lurus dengan pengguna
kejahatan cyber crime, oleh internet. Privasi dan berbagai
karenanya perlu dilakukan riset informasi rahasia dapat dengan
secara terus-menerus untuk mampu mudah dihancurkan oleh para pelaku
mengatasi berbagai teknik, taktik kejahatan cyber ini, dimana bila
dan, strategi pertahanan cyber yang eskalasinya semakin meluas dapat
akan terus berkembang ke depan. membuat keresahan yang meluas
Bila kita berbicara pertahanan, maka meluas dapat
terlebih dahulu harus ditetapkan membuat keresahan yang meluas pada
masyarakat. Oleh karena itu cyber law
ancaman. Dalam UU No 3 Tahun
sangat mutlak dibutuhkan serta bersifat
2002 tentang Pertahanan Negara, strategis khususnya untuk melindungi
telah ditetapkan bahwa ancaman

102
masyarakat (community) yang memindahkan dana serta merubah
merupakan perangkat intelektual data secara melawan hukum. Teroris
(brainware), baik dalam menggunakan internet untuk
kedudukannya sebagai pelaku usaha, merancang dan melaksanakan
profesional penunjang maupun serangan, penipu menggunakan
pengguna. Penelitian ini bertujuan kartu kredit milik orang lain untuk
mengkaji peranan cyber law dalam berbelanja melalui internet.
memperkuat keamanan sistem Perkembangan TI di era globalisasi
informasi nasional sehingga pada akan diwarnai oleh manfaat dari
gilirannya dapat mendukung adanya e-commerence, egovernment,
kedaulatan bangsa di kancah global. foreign direct investment, industri
Tinjauan Pustaka penyedia informasi dan
1. Potensi Kejahatan Dunia Maya pengembangan UKM. Dapat
Kejahatan dalam bidang teknologi dibayangkan, bagaimana jika sebuah
informasi dengan melakukan infrastuktur teknologi informasi
serangan elektronik berpotensi yang bersentuhan dengan hajat
menimbulkan kerugian pada bidang hiduporang banyak tidak dilindungi
politik, ekonomi, sosial budaya, dengan sistem keamanan. Misalnya
yang lebih besar dampaknya jaringan perbankan, dikacau
dibandingkan dengan kejahatan balaukan atau dirusak data-datanya
yang berintensitas tinggi lainnya. Di oleh pihak yang tidak bertanggung
masa datang, serangan elektronik jawab, sehingga informasi yang ada
dapat mengganggu perekonomian di dalamnya juga kacau dan rusak.
nasional melalui jaringan yang Dengan demikian masyarakat yang
berbasis teknologi informasi seperti bersentuhan hanyalah
perbankan, telekomunikasi satelit, sederetan tulisan, akan tetapi
listrik dan lalu lintas penerbangan. angkaangka dalam sebuah data dan
Hal ini dipicu oleh beberapa informasi
permasalahan yang ada dalam perbankan merupakan hal yang
konvergensi teknologi, misalnya sensitif.
internet membawa dampak negatif Kacaunya atau rusaknya angka-
dalam bentuk munculnya jenis angka
kejahatan baru, seperti hacker yang tersebut dapat merugikan
membobol komputer milik bank dan masyarakat
dan bahkan dapat merusak lalu lintas infrastuktur TI lainnya seperti
perekonomian dan keuangan serta Penerbangan, Pertahanan, Migas,
dapat PLN dan lain-lainnya, dapat
berdampak pada keamanan, dijadikan sebagai sarana teror bagi
ketentraman dan ketertiban dalam teroris. Di masa depan, bukan tidak
masyarakat. Demikian pula, mungkin
103
teroris akan menjadikan jaringan diperhatikan, karena jaringan
teknologi informasi sebagai sarana komputer internet yang sifatnya
untuk membuat kacau dan teror publik dan global pada dasarnya
dalam masyarakat. Motivasi untuk tidak
melakukan kejahatan dunia maya aman. Pada saat data terkirim dari
meningkat secara eksponensial. suatu komputer ke komputer yang
Ditambah lagi dengan potensi yang lain dalam internet, data itu akan
dihasilkan dari kejahatan dunia melewati
maya. Pada kejahatan perampokan sejumlah komputer yang lain yang
bank, rata-rata dihasilkan US$ berarti akan memberi kesempatan
14,000 sedangkan dalam kejahatan pada user internet lainnya untuk
berbasis teknologi informasi (cyber menyadap atau mengubah data
crime) kerugian yang dihasilkan tersebut. Dalam perjalanan data
rata-rata bisa mencapai US$ 2 juta. tersebut, memungkinkan orang lain
Berapa besar kerugian yang untuk ikut serta ”mendengarkan”
sebenarnya terjadi akibat cyber melalui alat bantu yang lazim
crime tidak dapat dinilai secara disebut dengan ”sniffer”. Oleh
pasti, karena sangat sedikit karena itu, keamanan sistem
perusahaan atau organisasi yang informasi
melaporkannya. Hal ini terjadi nasional menjadi penting untuk
karena mereka takut akan adanya senantiasa ditingkatkan secara
kepanikan yang dapat komprehensif.
mengakibatkan kerugian yang lebih 2. Keamanan Sistem Informasi
besar lagi. Pemerintah juga Teori informasi menekankan bahwa
memberikan perhatian serius pula agar benar-benar mampu
terhadap masalah keamanan memberikan dukungannya kepada
informasi. Kementerian Kominfo proses pengambilan keputusan
telah membentuk ID- SIRTI manajerial dan agar aplikasinya
(Indonesian Security Incident tepat dan akurat, informasi yang
Response Team on Information dibutuhkan oleh suatu organisasi
Infrastructure), POLRI juga harus memenuhi persyaratan
membentuk Cyber Task Force kelengkapan, kemutakhiran,
Center, kehandalan, terolah dengan baik,
disamping itu juga ada ID-CERT tersimpan dengan rapi dan mudah
sebagai institusi independen yang ditelusuri pada tempat
bertujuan melakukan sistem penyimpanannya.
keamanan teknologi informasi. Pada Persyaratanpersyaratan tersebut
era global sekarang ini, keamanan hanya mungkin
sistem informasi berbasis internet
menjadi suatu ”keharusan” untuk
104
terpenuhi apabila data yang informasi menempati kedudukan
merupakan bahan baku untuk yang sangat penting, akan tetapi
informasi, digali dari sumber- perhatian para pemilik dan pengelola
sumber yang tepat dan benar, dan sistem informasi relatif masih
dengan mutu yang tinggi. Teori ini kurang, bahkan menempati
perlu mendapat penekanan karena, kedudukan kedua atau berikutnya
seperti dimaklumi, data tidak dalam daftar-daftar berbagai hal
mempunyai nilai intrinsik dalam yang dianggap penting dalam
proses pengambilan keputusan. Oleh pengelolaan sistem informasi
karena itu, data yang dikumpulkan berbasis internet. Ada beberapa hal
dari berbagai sumber, memerlukan yang harus dilindungi dalam sebuah
pengolahan lebih lanjut agar sifatnya sistem jaringan informasi global
berubah menjadi informasi yang berbasis internet (cyberspace),
memiliki nilai sebagai alat yaitu :
pendukung proses pengambilan 1. Isi/substansi data dan/atau
keputusan. Menciptakan informasi informasi yang merupakan input dan
tidak terlepas dari identifikasi dan output dari penyelenggara sistem
penggalian sumbersumber yang informasi dan disampaikan kepada
tepat dan benar. Sumbersumber publik atau disebut juga dengan
informasi yang dapat dan layak content. Dalam
digali sangat bervariasi dari satu hal penyimpanan data dan /atau
organisasi ke organisasi lain karena informasi tersebut akan disimpan
sangat tergantung pada proses dalam bentuk data base dan
pengambilan keputusan apa yang dikomunikasikan dalam bentuk data
akan didukungnya dan untuk messages;
kepentingan apa infomasi tersebut 2. Sistem pengolahan informasi
akan dipergunakan. Setiap orang (computing and/or information
yang pernah berkecimpung dalam system) merupakan jaringan sistem
kegiatan pengolahan informasi pasti informasi organisasional yang
mengetahui bahwa sumber-sumber efisien, efektif dan legal. Dalam hal
tersebut dapat berada di dalam suatu suatu sistem informasi merupakan
organisasi seperti berbagai satuan perwujudan penerapan
kerja yang terdapat di dalamnya perkembangan teknologi informasi
akan tetapi dapat pula berada di luar ke dalam suatu bentuk
organisasi yang bersangkutan. organisasional /organisasi
Instrumen untuk perusahaan (bisnis);
memperolehnya pun dapat beraneka
ragam. Masalah keamanan sistem
105
3. Sistem komunikasi non- repudiation. Aspek utama dari
(communication) merupakan privacy atau confidentially adalah
perwujudan dari sistem usaha untuk menghindarkan
keterhubungan (interconnection) dan penggunaan informasi dari orang
sistem pengoperasian global (inter yang tidak berhak mengakses.
operational) antar sistem Privacy lebih ke arah data yang
informasi /jaringan komputer sifatnya private, sedangkan
(computer network) maupun confidentially biasanya berhubungan
penyelenggaraan jasa dan/atau dengan data yang diberikan ke pihak
jaringan telekomunikasi; dan lain untuk keperluan tertentu dan
4. Masyarakat (community) sebagai hanya diperbolehkan untuk
subyek atau pengguna Internet keperluan tertentu tersebut. Aspek
Menjaga keempat aspek tersebut integrity menekankan bahwa
merupakan bagian dari policy informasi tidak boleh diubah tanpa
keamanan sistem informasi. seijin pemilik informasi tersebut.
Keamanan sistem informasi berbasis Aspek authentication berhubungan
internet merupakan suatu keharusan dengan metode untuk menyatakan
yang harus diperhatikan bahwa informasi betul-betul asli atau
karena jaringan komputer internet orang yang mengakses atau
sifatnya publik dan global pada memberikan informasi tersebut
dasarnya tidak aman. Sistem adalah betul-betul orang yang
keamanan jaringan komputer yang dimaksud. Aspek availability atau
terhubung ke internet harus ketersediaan berhubungan dengan
direncanakan dan dipahami ketersediaan informasi ketika
dengan baik agar informasi yang dibutuhkan. Access control
berharga itu dapat terlindungi secara berhubungan dengan cara
efektif. Untuk mencapai semua itu, pengaturan akses pada informasi.
jaringan komputer harus dianalisis Hal ini
sehingga diketahui apa yang harus biasanya berhubungan dengan
dan untuk apa diamankan, serta masalah authentication dan juga
seberapa besar nilainya. Keamanan privacy. Aspek non-repudiation ini
komputer (computer security) menjaga agar seseorang tidak dapat
melingkupi 4 (empat) aspek, yaitu menyangkal telah melakukan sebuah
privacy, integrity, authentication transaksi.
dan availability. Selain keempat Hasil dan Pembahasan
aspek itu masih ada 2 (dua) aspek 1. Ruang Lingkup Cyber Law
lain yang juga sering dibahas dalam Aspek hukum yang istilahnya
kaitannya dengan electronic berasal
commerce, yaitu access control dan
106

dari cyberspace law, yang ruang Ruang lingkup Cyber Law di


lingkupnya meliputi, setiap aspek Indonesia
yang berhubungan dengan orang adalah :
perorangan atau subjek hukum yang Hukum Publik : Juridiksi, Etika
menggunakan dan memanfaatkan Kegiatan Online, Perlindungan
teknologi internet yang dimulai pada Konsumen, Anti Monopoli,
saat mulai online dan memasuki Persaingan Sehat, Perpajakan,
cyber space atau dunia maya. Regulatory Body, Data Protection
Menurut Jonathan Rosenoer dalam dan Cyber Crimes.
Cyber Law – The Law of Internet Hukum Privat : HAKI,
menyebutkan ruang lingkup cyber ECommerce, Cyber Contract,
law: Domain Name, Insurance.
1. Copy Right Penegakan hukum tentang cyber
2. Trademark crime terutama di Indonesia
3. Defamation sangatlah dipengaruhi oleh lima
4. Hate Speech faktor yaitu undang-undang,
5. Hacking, Viruses, Illegal Access mentalitas aparat penegak hukum,
6. Regulation Internet Resource perilaku masyarakat, sarana dan
7. Privacy kultur. Hukum tidak bisa tegak
8. Duty Care dengan sendirinya selalu
9. Criminal Liability melibatkan manusia didalamnya dan
10. Procedural Issuses (Jurisdiction, juga melibatkan tingkah laku
Investigation, manusia didalamnya. Hukum juga
Evidence, etc) tidak bisa tegak dengan sendirinya
11. Electronic Contract tanpa adanya penegak hukum.
12. Pornography Penegak hukum tidak hanya dituntut
13. Robbery untuk profesional dan pintar dalam
14. Consumer Protection menerapkan norma hukum tapi juga
15. E-Commerce, E-Government berhadapan dengan seseorang
16. Urgensi pengaturan cyber law di bahkan kelompok masyarakat yang
Indonesia adalah: diduga melakukan kejahatan.
17. Kepastian hukum Dengan seiringnya perkembangan
18. Untuk mengantisipasi implikasi jaman dan perkembangan dunia
– implikasi yang timbul akibat kejahatan, khususnya perkembangan
pemanfaatan teknologi informasi cyber crime yang semakin
19. Adanya variabel global, yaitu mengkhawatirkan, penegak hukum
persaingan bebas dan pasar terbuka dituntut untuk bekerja
107
keras karena penegak hukum korban. Berdasarkan pemantauan
menjadi subjek utama yang yang telah aliansi lakukan paling
berperang melawan cyber crime. tidak telah ada 4 orang yang
Misalnya Resolusi PBB No.5 dipanggil polisi dan menjadi
tahun1963 tentang upaya untuk tersangka karena diduga melakukan
memerangi kejahatan tindak pidana yang diatur dalam UU
penyalahgunaan Teknologi ITE. Para tersangka atau korban UU
Informasi pada tanggal 4 Desember ITE tersebut merupakan pengguna
2001, memberikan indikasi internet aktif yang dituduh telah
bahwasanya ada masalah melakukan penghinaan atau terkait
internasional yang sangat serius, dengan muatan penghinaan di
gawat dan harus segera ditangani. internet. Orang-orang yang dituduh
Kitab Undang-undang Hukum berdasarkan UU ITE tersebut
Pidana (KUHP) masih dijadikan kemungkinan seluruhnya akan
sebagai dasar hukum untuk terkena pasal 27 ayat (3) dan Pasal
menjaring cyber crime, khususnya 45 ayat (1) UU ITE yakni dengan
jenis cyber crime yang memenuhi ancaman 6 tahun penjara dan denda
unsur-unsur 1 miliar rupiah. UU ITE dapat
dalam pasal- pasal KUHP. Beberapa digunakan untuk melindungi dan
dasar hukum dalam KUHP yang menindak seluruh pengguna dan
digunakan oleh aparat penegak aktivitasnya di internet tanpa
hukum antara lain: pasal 167 KUHP; terkecuali jurnalis atau bukan.
pasal 406 ayat (1) KUHP; pasal 282 Tindak pidana yang menjadi
KUHP; pasal 378 KUHP; pasal 112 perhatian serius dalam UU ITE
KUHP; oasal 362 KUHP dan pasal selama ini :
372 1. Pasal 27 (1) : Setiap orang dengan
KUHP. Selain KUHP, tentunya UU sengaja dan tanpa hak
yang berkaitan dengan hal ini, yaitu mendistribusikan dan/atau
UU No 11 tahun 2008 tentang mentransmisikan dan/atau membuat
Informasi dan Transaksi Elektronik dapat diaksesnya Informasi
(UU ITE), dimana aturan tindak Elektronik dan/atau Dokumen
pidana yang terjadi Elektronik yang memiliki muatan
didalamnya terbukti mengancam yang melanggar kesusilaan.
para pengguna internet. Sejak 2. Pasal 27 (3) : Setiap orang dengan
ditetapkannya UU No 11 Tahun sengaja dan tanpa hak
2008 tentang Informasi dan mendistribusikan dan/atau
Transaksi Elektronik pada 21 April mentransmisikan dan / atau
2008, telah menimbulkan banyak membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki

108
muatan penghinaan dan/atau negara kita. Oleh karena itu
pencemaran nama baik. diperlukan kebijakan keamanan
3. Pasal 28 (2) : Setiap orang dengan sistem informasi yang menyediakan
sengaja dan tanpa hak menyebarkan kerangka- kerangka untuk membuat
informasi yang ditujukan untuk keputusan yang spesifik, misalnya
menimbulkan rasa kebencian atau mekanisme apa yang akan
permusuhan individu dan/atau digunakan untuk melindungi
kelompok masyarakat tertentu jaringan dan bagaimana
berdasarkan atas suku, agama, ras, mengkonfigurasi servisservis.
dan antargolongan (SARA). Kebijakan keamanan juga
2. Pendekatan Penerapan Cyber merupakan dasar untuk
Law mengembangkan petunjuk
Seperti disebutkan sebelumnya pemrograman yang aman untuk
bahwa di Indonesia semakin banyak diikuti user maupun bagi
infrastruktur strategis dan layanan administrator sistem. Kebijakan
publik yang bergantung pada sistem keamanan sistem informasi yang
informasi, teknologi dan jaringan. paling penting ada pada tatanan
Paradigma keamanan nasional telah hukum nasional dalam bentuk
bergeser kepada aspek yang lebih Undangundang Dunia Maya (cyber
luas yaitu termasuk jaminan law) yang mengatur aktivitas dunia
keamanan pribadi warga negara. maya termasuk pemberian sanksi
Kewajiban pokok dari suatu negara pada aktivitas jahat dan merugikan.
adalah memberikan keamanan Pengaturan hukum dalam internet
terhadap warganyanya tersebut masih relatif baru dan terus
termasuk keamanan dari berbagai berkembang, ada dorongan
kejahatan cyber. Setiap saat warga pengaturan yang bersifat global,
negara dapat merasa terancam pada namun kedaulatan hukum
aset yang dimilikinya. Dalam menjadikannya tidak
jangkauan yang lebih luas, mudah terlaksana. Hal ini menjadi
keterbatasan penguasaan teknologi salah
negara dan belum adanya regulasi satu kelemahan dari penegakan
yang lebih tegas mengenai cyber law, terutama jika
pertahanan cyber dapat menyangkut perkara kejahatan yang
membahayakan negara secara nyata. dilakukan oleh individu atau teroris
Negara lain ataupun kelompok dan entitas bisnis yang berada di
dengan kepentingan tertentu dapat negara lain. Konstitusi suatu negara
dengan mudah memasuki ranah tidak dapat dipaksakan kepada
infrastruktur vital yang dimiliki
Negara lain, karena dapat dengan kedaulatan dan konstitusi
bertentangan negara

109
lain, oleh karena itu hanya berlaku membuat perlindungan terhadap
di negara yang bersangkutan saja. dirinya sendiri dalam menghadapi
Masyarakat peduli keamanan ancaman global tersebut. Kerjasama
teknologi informasi sangat menaruh antar negara diharapkan juga mampu
perhatian dan kerjasama global mencetuskan sebuah regulasi
dalam menyikapi kejahatan- dibidang siber (cyber law) yang
kejahatan TI yang sudah terjadi, lebih kuat dan memberi efek global.
sedang terjadi dan akan Dengan adanya cyber law yang
terjadi,seperti misalnya Convention tegas di dunia internasional tersebut
on Cyber Crime 2001 yang digagas kiranya mampu mengurangi
oleh Uni Eropa pada tanggal 23 maraknya kejahatan di dunia
November 2001 di Budapest, cyber.Kejahatan maya (cyber) dapat
Hongaria. Substansi konvensi dipicu oleh adanya transisi dari
mencakup area yang cukup luas, single vendor ke multi vendor.
bahkan mengandung kebijakan Banyak jenis perangkat dari
kriminal yang bertujuan untuk berbagai vendor yang harus
melindungi masyarakat dari cyber dipelajari, misalnya untuk router
crime baik melalui undang- undang Cisco, Bay Networks, Nortel, 3Com,
maupun kerjasama international. Juiper, Linux-Based router dan
Dalam konvensi ini telah dicakup sebagainya. Dan untuk server seperti
adanya ”ekstradisi otomatis”, Solaris, Windowa NT/2000/XP,
artinya, walau tidak ada perjanjian SCO Unix, Linux, BSD, AIX, HP-
ektradisi dengan negara UX dan sebagainya. Untuk mencari
tertentu, cukup dengan meratifikasi satu orang yang menguasai
konvensi ini atau ikut dalam semuanya sangatlah sulit. Apalagi
konvensi ini, maka telah dianggap jika dibutuhkan sumber daya
adanya perjanjian ekstradisi dengan manusia (SDM) yang lebih banyak.
negara-negara peserta konvensi, Disamping itu, kesulitan penegak
guna mempersempit ruang hukum untuk mengejar kemajuan
yurisdiksi suatu negara terhadap dunia telekomunikasi dan komputer,
negara lainnya khususnya dalam cyber law masih dalam proses
menegakkan hukum cyber secara pembuatan, tingkat awareness masih
global. Dengan kata lain, pemerintah rendah, technical capability juga
perlu bekerjasama dengan pihak- masih rendah, dan potensi lubang-
pihak maupun negara lain untuk lubang keamanan semakin besar,
membangun keamanan global. Satu karena meningkatnya kompleksitas
negara tidak akan mungkin dapat sistem, program menjadi semakin
besar, dari megabytes menjadi digunakan semakin bertambah, nilai
gigabytes, ketergantungan komputer informasi
dan jumlah komputer yang

110
semakin berharga/tinggi, jumlah Jurisdiction versus Internet is
operator komputer semakin borderless World, dan kurangnya
bertambah, kerjasama antara pihak-pihak terkait.
jaringan sistem semakin luas, hukum Pendekatan lainnya dalam
kurang menjangkau kejahatan menerapkan cyber law di Indoneia
teknologi atau memitigasi\ meningkatnya
informasi, belum ada manajemen jumlah kejadian kejahatan (cyber
yang melakukan aksi preventive crime) di dunia maya, perlu
yang proaktif, pola bisnis berubah, diperhatikan akar penyebabnya
partners, alliance, inhouse terlebih dahulu. Dari berbagai
development, pendapat dan pendekatan yang ada,
outsource dan sebagainya. Untuk terlihat adanya tiga jenis aspek
itu, tanggung jawab keamanan usaha mengatasinya, yaitu masing-
sistem informasi nasional masing dipandang dari sisi teknis,
merupakan tanggung jawab kita bisnis, dan sosial. Berdasarkan
bersama. Sebagai tanggung jawab konteks ini Aspek teknis digunakan
kita bersama, maka kita perlu untuk sebagai pendekatan karena
melakukan pencegahan dan menimbang bahwa pada tataran
penanggulangan, khususnya dalam infrastruktur, internet tidak lain
jajaran pemerintah dengan terbentuk dari gabungan sejumlah
instansinya yang terkait dan komponen teknis - seperti komputer,
bersinergi dengan pihak non router, hub, modem, database,
pemerintah. Hal ini perlu dilakukan, aplikasi, printer, website, firewalls,
mengingat adanya ”Lack of Law”, dan lain-lain yang membentuk
dimana KUHP tidak mengatur sebuah jejaring raksasa, dimana
secara khusus kejahatan berbasis TI, secara bebas data dan informasi
walaupun beberapa kasus dapat dapat dipertukarkan untuk beragam
dipakai pasal-pasal tertentu. UU No: keputusan. Berdasarkan konteks ini
36 Tahun 1999 tentang maka terlihat jelas adanya
Telekomunikasi lebih fokus pada langkah-langkah secara teknis yang
pipeline issues sehingga kurang harus dilakukan untuk dapat
memadai untuk menganggulangi mengawasi keberlangsungan
masalah- masalah yang terkait operasional infrastruktur jejaring
dengan ICT, dan di lain sisi adanya internet. Sementara itu dipandang
procedure versus protecting privacy, dari perspektif bisnis, internet
Lack of Cybercrime Expertise, dianggap sebagai suatu medium atau
alat atau sarana berbagai pemangku konteks kebutuhan, maka tidak
kepentingan dalam usahanya untuk terjadi peristiwa bisnis. maka terlihat
melakukan kegiatan pertukaran jelas adanya
barang dan/atau jasa. Tanpa adanya

111
langkah-langkah secara teknis yang implementasinya, ketiga aspek ini
harus dilakukan untuk dapat biasanya dilihat sebagai sebuah
mengawasi keberlangsungan kesatuan holistik - dalam arti kata
operasional infrastruktur jejaring bahwa untuk meningkatkan
internet. Sementara itu dipandang keamanan sistem informasi nasional
dari perspektif bisnis, internet secara optimal, maka ketiga aspek
dianggap sebagai suatu medium tersebut harus dapat
atau alat atau sarana berbagai diakomodasi baik oleh lembaga
pemangku kepentingan dalam pemerintah maupun swasta.
usahanya untuk Kesimpulan
melakukan kegiatan pertukaran Semakin meningkatnya Teknologi
barang dan/atau jasa. Tanpa adanya Informasi semakin banyak juga
konteks dampak positif dan negatifnya. Segi
kebutuhan, maka tidak terjadi positif dari dunia maya ini tentu saja
peristiwa bisnis. Di satu sisi ada menambah
perusahaan yang trend perkembangan teknologi dunia
jika internetnya tidak jalan akan dengan segala bentuk kreatifitas
menimbulkan kerugian yang luar manusia. Selain itu dampak
biasa, sementara di pihak lain ada negatifnya dapat menyebabkan
organisasi yang tanpa internet masih munculnya kejahatan yang disebut
dapat berjalan dengan cyber crime atau kejahatan
dengan baik. Sehingga kebutuhan melalui jaringan Internet. Semakin
untuk mengamankan sistem maraknya tindakan kejahatan yang
informasi harus berhubungan erat dengan
dipandang dari sisi ini. Sementara penggunaan teknologi yang berbasis
itu aspek sosial menekankan bahwa komputer dan jaringan
walau telekomunikasi ini semakin
bagaimanapun juga, yang membuat para kalangan pengguna
berinteraksi dalam internet adalah jaringan Internet menjadi resah.
manusia - bukan Kebijakan keamanan sistem
robot atau mesin, sehingga harus informasi yang paling penting
diperhatikan pula aspek psikologis adalah pada tatanan hukum nasional
dan perilaku mereka sebagai dalam bentuk Undangundang Dunia
individu yang berakal budi. Perlu Maya (Cyber Law) dalam hal ini UU
diingat bahwa dalam ITE dan KUHP terkait yang
mengatur aktivitas dunia maya
termasuk pemberian sanksi pada keamanan sistem informasi nasional
aktivitas yang merugikan. Peran sangat lah strategis. Dengan
cyber law dalam memperkuat adanya cyber law selain untuk
melindungi masyarakat atau publik

112
secara nasional dari ancaman Kejahatan Dunia Maya. Buletin
kejahatan cyber crime, cyber law Hukum Perbankan dan
menjadi alat untuk meyakinkan Kebanksentralan, Vol. 6, No. 1, pp:
dunia internasional bahwa sudah ada 1-6.
regulasi yang tegas mengenai As-Saber, S., Srivastava, A., &
pertahanan cyber di dalam negeri Hossain, K. 2006. Information
sehingga dapat terjalin kerjasama Technology Law and E-Government
antar negara dalam membangun : A Developing Country Perspective.
keamanan global. Kerjasama antar JOAAG, Vol. 1, No. 1, pp: 84-101.
negara tersebut diharapkan juga Ketaren, E. 2016. Cyber Crime,
mampu mencetuskan sebuah Cyber Space dan Cyber Law. Jurnal
regulasi yang lebih kuat dan Times, Vol. 5, No. 2, pp: 35-42.
memberi efek global. Dengan Marita, L. 2015. Penerapan Cyber
adanya cyber law yang tegas di Law dalam Pemberantasan Cyber
dunia internasional tersebut kiranya Crime di Indonesia. Jurnal
mampu mengurangi maraknya Cakrawal, Vol. 15, No. 2, pp: 44-52.
kejahatan di dunia maya. Nasution, M. 2008. Urgensi
Daftar Pustaka Keamanan pada Sistem Informasi.
Abidin, D. 2015. Kejahatan dalam Jurnal Iqra, Vol. 2, No. 2, pp:41-54
Teknologi Informasi dan Soewardi, B. 2013. Perlunya
Komunikasi. Jurnal Ilmiah Media Pembangunan Sistem Pertahanan
Processor, Vol. 10, No.2, pp: 1-8. Siber (Cyber Defense) yang
Ahmadjayadi, C. 2008. Perlunya Tangguh bagi Indonesia. Potensi
Cyber Law dalam Rangka Pertahanan, Media Informasi Ditjen
Menghadapi dan Menanggulangi Pothan Kemhan.

Kritikan saya dalam jurnal ini adalah bahasa yang digunakan


bahasa baku dan mudah dimengerti dan dalam jurnal tersebut
tidak ada pengulangan kata yang berlebihan dan kalimat yang
berbelit sehingga para pembaca menarik dan mengerti makna dari
jurnal tersebut.

You might also like