You are on page 1of 14

IMPLEMENTASI SELF DETERMINATION PRINCIPLE TERHADAP

SUKUBANGSA DALAM BENTUK INTERNAL RIGHTS SELF


DETERMINATION
Oleh: Suluhsy Luhur Harita

Pembimbing 1 : Dr. Evi Deliana HZ, SH., LL.M


Pembimbing 2 : Ledy Diana, SH., MH
Email : haritasuluhsyluhur@yahoo.com
Telepon : 082174603143

ABSTRACT

The right to self-determination is regulated in Article 1 paragraph (2),


Article 55, Article 73 and Article 76 of the Charter of the United Nations, Article
1 paragraph (1) of the Covenant on Civil and Political Rights and the Covenant
on Economic, Social and Cultural Rights. Besides that it is also regulated in
General Assembly Resolution Number 1514 (XV) 1960, Resolution Number 1541
(XV) 1960, and Resolution Number 2625 (XXV) 1970. By regulating these rights
into various international legal instruments, each nation has the right to
determine selfishness. People which is currently demanding their own right to
determine their fate, is the Catalan people who want to secede from Spain and the
Kurds who want to separate themselves from Iraq, Iran, Syria and Turkey.
There are two rights of self-determination in general, namely in the
external and internal forms. External self-determination is intended for colonies
and areas that do not have self-government. In its development, some countries
now prefer internal forms to answer the problem of self-determination, namely in
the form of autonomy. The purpose of writing this thesis is to know the self-
determination principle in giving the rights of the ethnic groups to determine their
own destiny and to know the implementation of a self-determination principle on
ethnic groups in the form of internal rights self-determination.
From the results of the research it was found that, first the right to self-
determination gave the people rights in the form of two rights, namely the right to
separate themselves which was realized through decolonization and the right to
self-determination in an internal form. Second, the implementation of self-
determination principle is realized by providing greater autonomy to the nation or
people in the region to regulate and manage its territories in pursuit of economic,
social and cultural progress and its own form of government. The author's
suggestion is that in the future the international community will make more
specific arrangements regarding self-determination in an internal form to make it
easier for countries to answer their demands for self-determination

Keyword: The Right to Self-Determination-External Right-Internal Right

JOM Fakultas Hukum Volume V Edisi 2 Juli-Desember 2018 1


BAB I referendum kemerdekaan
PENDAHULUAN Catalonia.3 Hasil referendum
sendiri menunjukkan sebanyak
A. Latar Belakang Masalah 90,1 persen dari total 95 persen
Hak atas kemerdekaan dalam suara yang dihitung
hukum internasional melahirkan menginginkan kemerdekaan dari
apa yang dalam hukum Spanyol, dengan jumlah pemilih
international disebut sebagai hak 2,26 juta dari 5,34 juta pemilih
menentukan nasib sendiri (self terdaftar.4 Parlemen regional
determination).1 Penentuan nasib Catalonia mendeklarasikan
sendiri sering merangkum kemerdekaan dari Spanyol pada
harapan masyarakat etnis dan jumat 27 Oktober 2017 melalui
kelompok lain untuk kebebasan pemungutan suara. Mosi
dan kemerdekaan.2 kemerdekaan diloloskan oleh
Hak ini diatur dalam Pasal 1 dewan perwakilan yang diisi 135
ayat (2) Piagam PBB; Pasal 1 anggota, dengan perbandingan 70
ayat (1) International Covenant suara mendukung, 10 menentang
on Civil and Political Rights dan dan 2 abstain.5
International Covenant on Selain Catalan, rakyat
Economic, Social and Cultural Kurdi telah lama mencari sebuah
Rights; Resolusi Majelis Umum negara merdeka sejak akhir
PBB Nomor 1514 (XV) 1960 Perang Dunia (selanjutnya
tentang Deklarasi Pemberian disebut PD) I, ketika kekuatan
Kemerdekaan kepada Bangsa dan kolonial membagi-bagi wilayah
Negara Terjajah; Resolusi Timur Tengah. Wilayah Kurdi
Majelis Umum PBB Nomor 2625 sendiri terbagi antara Turki, Iran,
(XXV) 1970 mengenai Deklarasi Iraq dan Suriah.6 Kurdi sudah
tentang prinsip-prinsip hukum berambisi untuk memiliki negara
internasional tentang kerjasama sendiri sejak akhir abad 19,
dan hubungan bersahabat di namun ambisi itu belum pernah
antara negara-negara sesuai terwujud.7
dengan Piagam PBB.
Permasalahan penentuan
nasib sendiri yang dilakukan oleh 3
Ibid.
4
sukubangsa banyak terjadi di https://international.sindonews.com/read/1
beberapa negara di dunia 245032/41/ingin-merdeka-pemimpin-
termasuk diantaranya Catalan catalan-minta-dunia-internasional-jadi-
mediator-1507023381, diakses, tanggal, 16
dan Kurdi. Pada September 2017 November 2017.
suara mayoritas ini mengusulkan 5
https://www.cnnindonesia.com/internasion
al/20171027204154-134-251726/catalonia-
deklarasikan-kemerdekaan-dari-spanyol,
1
Sefriani, Hukum Internasional Suatu diakses, tanggal, 17 November 2017.
6
Pengantar, Rajawali Pers, Jakarta: 2002, https://wwww.kiblat.net/2017/09/20/bikin-
hlm. 113. referendum-begini-alasan-kurdi-ingin-
2
Marc Weller, “Settling Self- merdeka-dari-iraq/, diakses, tanggal, 17
Determination Conflicts: Recents November 2017.
7
Development”, Wetslaw, European Journal https://wwww.international.sindonews.com
of International Law, 2009, hlm. 112. /read/1193858/43/kurdi-ancang-ancang-

JOM Fakultas Hukum Volume V Edisi 2 Juli-Desember 2018 2


Pada bulan Juni 2017, C. Tujuan dan Kegunaan
pemimpin Kurdi Iraq Massoud Penelitian
Barzani dan perwakilan partai 1. Tujuan Penelitian
politik di wilayah tersebut a. Untuk diketahuinya self
mengumumkan akan determination principle
mengadakan referendum dalam memberikan hak-
bersejarah. Rakyat Kurdi hak bagi suku bangsa
memberikan suaranya dalam untuk menentukan
referendum kemerdekaan pada nasibnya sendiri.
Senin 25 September 2017 yang b. Untuk diketahuinya
berlangsung di kota Erbil, Kirkuk implementasi self
dan Sulaimaniya.8 Hasil determination principle
referendum tersebut menyatakan terhadap sukubangsa
93 persen pemilih mendukung dalam bentuk internal
kemerdekaan. Mengingat bahwa rights self determination.
hukum internasional menjamin 2. Kegunaan Penelitian
hak untuk menentukan nasibnya a. Penelitian ini tidak hanya
sendiri, maka judul penelitian sebagai syarat kelulusan
yang akan diangkat penulis untuk mendapat gelar
berjudul “Implementasi Self sarjana tapi juga berguna
Determination Principle untuk menambah
Terhadap Suku Bangsa Dalam pemahamam bagi penulis
Bentuk Internal Rights Self terhadap suatu penulisan
Determination”. karya ilmiah yang baik
dan benar.
B. Rumusan Masalah b. Dari hasil penelitian
1. Bagaimanakah self hukum ini diharapkan
determination principle dapat memberikan
dalam memberikan hak-hak sumbangsih ilmu
bagi suku bangsa untuk terhadap pengembangan
menentukan nasibnya sendiri ilmu pengetahuan yang
? bermanfaat kepada dunia
2. Bagaimanakah implementasi akademik baik ilmu
self determination principle pengetahuan pada
terhadap sukubangsa dalam umumnya dan ilmu
bentuk internal rights self hukum pada khususnya.
determination? c. Dari hasil penelitian ini
diharapkan memberikan
masukan dan sebagai
bahan pertimbangan bagi
merdeka-dari-irak-tahun-ini-1491211796, pemerintah dan organ-
diakses, tanggal, 18 November 2017. organ yang terdapat di
8
http://www.tribunnews.com/nasional/2 dalamnya atas
017/09/26/ingin-merdeka-dari-irak-warga- pertimbangan adanya
kurdi-ikut-referendum, diakses, tanggal, 18 jaminan terhadap hak
November 2017. menentukan nasib sendiri

JOM Fakultas Hukum Volume V Edisi 2 Juli-Desember 2018 3


yang terdapat dalam hak-hak kodrati tidak bisa
Hukum Internasional. dikonfirmasi dan diverifikasi
kebenarannya.12
D. Kerangka Teori Teori hak-hak kodrati
1. Teori tentang Hak Asasi telah berjasa dalam
Manusia (HAM) menyiapkan landasan bagi
Ada beberapa teori suatu sistem hukum yang
penting dan relevan dengan dianggap superior ketimbang
persoalan HAM salah satu hukum nasional suatu negara,
diantaranya, yaitu teori hak- yaitu norma HAM
hak kodrati (natural rights internasional.13 Pengaturan
theory). Menurut teori hak- HAM yang bersifat
hak kodrati, HAM adalah internasional baru dihasilkan
hak-hak yang dimiliki oleh tepatnya setelah Majelis
semua orang setiap saat dan Umum PBB mengesahkan
di semua tempat oleh karena Deklarasi Universal HAM
manusia dilahirkan sebagai (Universal Declaration of
manusia.9 Hak tersebut Human Rights) pada tanggal
termasuk hak untuk hidup, 10 Desember 1948.
kebebasan dan harta 2. Prinsip Penentuan Nasib
kekayaan seperti yang Sendiri (Self Determination
diajukan oleh John Locke.10 Principle)
Gagasan hak asasi Permasalahan hukum
manusia yang berbasis pada internasional mengenai
pandangan hukum kodrati itu penentuan nasib sendiri dari
mendapat tantangan serius suatu bangsa menjadi konsep
pada abad ke-19. Edmund dan upaya pergerakan
Burke, orang Irlandia yang perubahan sejak masa
resah dengan Revolusi Presiden Amerika Serikat
Perancis, adalah salah satu Woodrow Wilson yang
diantara penentang teori hak- memperjuangkannya setelah
hak kodrati.11 Tetapi, Perang Dunia I.14 Woodrow
penentang teori hak kodrati Wilson memandang
yang paling terkenal adalah penentuan nasib sendiri
Jeremy Bentham, seorang sebagai hak atas rakyat
fisuf utilitarian dari Inggris. terhadap pemerintahan yang
Kritik Bentham yang mendasarkan diri pada
mendasar terhadap teori
tersebut adalah bahwa teori

9 12
Andrey Sujatmoko, Hukum HAM Dan Ibid.
13
Hukum Humaniter, Rajawali Pers, Jakarta: Andrey Sujatmoko, Loc.cit.
14
2015, hlm. 8. Karen Knop, “Diversity and Self-
10
Ibid. Determination in Internasional Law”,
11
Rhona K. M. Smith, dkk., Hukum Hak Wetslaw, European Journal International
Asasi Manusia, PUSHAM UII, Yogyakarta: Law, Cambridge Univercity Press,
2008, hlm. 12. Cambridge: 2002, hlm. 1.

JOM Fakultas Hukum Volume V Edisi 2 Juli-Desember 2018 4


kedaulatan rakyat.15 Pendapat negara yang bertentangan
lain juga dikemukakan oleh dengan hukum internasional,
V.I. Lenin bahwa hak untuk karena penentuan nasib
menentukan nasib sendiri sendiri diakui oleh
memiliki prinsip the right of masyarakat internasional
“National” self- sebagai hak asasi yang harus
determination bahwa setiap dihormati.18
bangsa mempunyai hak untuk
menentukan nasibnya sendiri E. Kerangka Konseptual
dengan membentuk negara Implementasi adalah
nasionalnya sendiri dalam penerapan, pelaksanaan.19
kerangka bahwa federasi Self Determination (Hak
antar bangsa haruslah Menentukan Nasib Sendiri)
dilakukan dalam kerangka merupakan salah satu Hak Asasi
kesukarelaan.16 Manusia (HAM) yang
Hak menentukan memberikan semua bangsa
nasib sendiri (the right of (peoples) bebas untuk
self-determination) telah menentukan status politik dan
menjadi prinsip dasar hukum mengejar pembangunan
internasional umum yang ekonomi, sosioal dan politik.20
diterima dan diakui sebagai Internal self-determination is
suatu norma yang mengikat in general defined as the right for
dalam masyarakat a people to develop itself
internasional.17 Prinsip ini socially, economically and
membatasi kehendak bebas culturally within an
negara dalam menangani encompassing state and to
masalah gerakan separatis determine its political status
yang terjadi di wilayahnya within that state.21 (penentuan
dengan tetap mengacu pada nasib sendiri secara internal
kaidah hukum internasional secara umum didefinisikan
yang mengancam invaliditas sebagai hak bagi rakyat untuk
setiap persetujuan- kemajuan secara sosial, ekonomi
persetujuan ataupun aturan dan budaya dalam negara untuk
dan cara-cara yang ditempuh
18
Whisnu Situni, Identifikasi Dan
15
Jawahir Thontowi & Pranoto Iskandar, Reformulasi Sumber-Sumber Hukum
Hukum Internasional Kontemporer, Refika Internasional, Mandar Maju, Bandung:
Aditama, Bandung: 2006, hlm. 143. 1998, hlm. 100.
16 19
Antonio Cassese, Hak Asasi Manusia Panji Gunawan, Kamus Lengkap
di Dunia yang Berubah, (Terjemahan A. Bahasa Indonesia, Pustaka Grama,
Rahman Zainuddin), Yayasan Obor Tanggerang: 2006, hlm. 266.
20
Indonesia, Jakarta: 2005, hlm. 10. Andrey Sujatmoko, Op.cit, hlm. 139-
17
Rafika Nur, “Pengaturan Self 140.
21
Determination Dalam Hukum Internasional Michel Syemour, “Internal-Self
(Studi Kemerdekaan Kosovo)”, Jurnal Determination and Secession”, Journal,
Hukum Internasional, Fakultas Hukum Université de Montréal: January 2013, hlm.
Universitas Hasanuddin, Vol.I No.1 (Juli 1, diunduh melalui researchgate.com,
2013), hlm. 71. tanggal 03 Oktober 2018.

JOM Fakultas Hukum Volume V Edisi 2 Juli-Desember 2018 5


menentukan status politiknya di yang bersifar deskriptif
negara tersebut). merupakan suatu metode
Sukubangsa adalah golongan penelitian yang
sosial yang askriptif berdasarkan menggambarkan keadaan
atas keturunan dan tempat yang sebenarnya pada saat
asalnya.22 berlangsungnya penelitian
Etnis adalah kelompok yang melalui pengumpulan data
terdapat dalam masyarakat yang yang kemudian
memiliki kebudayaan yang khas diinterprestasikan satu sama
yang membedakannya dari etnis lain sehingga diperoleh
yang lain.23 Etnisitas adalah perumusan dan analisa
kelompok masayarakat yang terhadap masalah yang ada.
memiliki kesamaan sejarah, 2. Sumber Data
nenek moyang, asal usul dan Penelitian hukum
bahasa yang tercermin dalam normatif sumber datanya
simbol-simbol yang khas, seperti adalah data sekunder. Data
agama, pakaian dan tradisi. sekunder dalam penelitian ini
Referendum atau dapat dibedakan menjadi 3
pemungutan suara merupakan (tiga):
implementasi atau tindak lanjut a. Bahan Hukum Primer
dari keberadaan hak menentukan merupakan data yang
nasib sendiri (self determination diperoleh penulis dari
right) dalam hukum hasil menelusuri
internasional.24 perpustakaan dengan cara
membaca peraturan
F. Metode Penelitian perundang-undangan,
1. Jenis dan Sifat Penelitian traktat, buku-buku,
Dalam penelitian ini akan literatur, jurnal dan
digunakan jenis penelitian pendapat para ahli
hukum normatif.25 Penelitian lainnya. Data primer yang
ini adalah penelitian yang digunakan dalam
bersifat deskriptif. Penelitian penulisan adalah Piagam
Perserikatan Bangsa-
22
Parsudi Suparlan, “Bhinneka Tunggal Bangsa ; International
Ika: Keanekaragaman Sukubangsa Atau Covenant on Civil and
Kebudayaan?”, Jurnal Antropologi Political Right;
Indonesia, Universitas Indonesia: 2003, hlm. International Covenant
28.
23
https://media.neliti.com/media/publica on Economic, Social, and
tions/75885-ID-bahasa-etnisitas-dan- Cultural Right; Resolusi
potensinya-terhadap.pdf, diakses, tanggal, Majelis Umum
06 Februari 2018. Perserikatan Bangsa-
24
Sefriani, Hukum Internasional Suatu Bangsa Nomor 1514
Pengantar, Edisi Kedua, Rajawali Pers,
Jakarta: 2016, Op.cit, hlm. 179-180. (XV) 14 Desember 1960
25
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, tentang Deklarasi
Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Pemberian Kemerdekaan
Singkat, Rajawali Pers, Jakarta: 2014, hlm. kepada Bangsa dan
14.

JOM Fakultas Hukum Volume V Edisi 2 Juli-Desember 2018 6


Negara Terjajah; Resolusi adalah metode penelitian
Majelis Umum kepustakaan. Penelitian
Perserikatan Bangsa- kepustakaan (library
Bangsa Nomor 2625 research) yaitu
(XXV) 24 Oktober 1970 memanfaatkan perpustakaan
mengenai Deklarasi sebagai sarana dalam
tentang Prinsip-prinsip mengumpulkan data, dengan
Hukum Internasional mempelajari buku-buku
tentang Kerjasama dan sebagai bahan referensi yang
Hubungan Bersahabat berhubungan dengan
diantara Negara-negara penelitian ini.
sesuai dengan Piagam 4. Analisis Data
Perserikatan Bangsa- Pengolahan data berupa
Bangsa ; analisis data secara yuridis
b. Bahan Hukum Sekunder kualitatif yang mana
adalah semua publikasi merupakan uraian-uraian
tentang hukum yang yang dilakukan terhadap
merupakan dokumen bahan-bahan hukum yang
26
tidak resmi. Publikasi terkumpul dan dikarenakan
tersebut merupakan data tersebut tidak berbentuk
petunjuk atau penjelasan angka-angka yang akan
mengenai bahan hukum disusun secara logis dan
primer, yaitu dapat sistematis serta tanpa
berupa rancangan menggunakan rumus statistik.
perundang-undangan, Dalam menarik kesimpulan,
hasil-hasil penelitian, penulis menggunakan metode
hasil karya ilmiah dari berpikir deduktif, yaitu cara
kalangan hukum, dan lain berfikir yang menarik
sebagainya. kesimpulan dari satu
c. Bahan Hukum Tersier pernyataan atau dalil yang
merupakan bahan-bahan bersifat umum menjadi suatu
yang memberikan pernyataan atau dalil serta
informasi tentang bahan kasus yang bersifat khusus.
hukum primer dan bahan
hukum sekunder, TINJAUAN PUSTAKA
misalnya kamus.27
3. Teknik Pengumpulan Data A. Tinjauan Umum tentang Hak
Teknik pengumpulan data Menentukan Nasib Sendiri
yang digunakan dalam 1. Sejarah Hak Menentukan
penelitian hukum normatif Nasib Sendiri (the rights of
self-determination)
26 a. Self-Determination di
Zainuddin Ali, Metode Penelitian
Hukum, Sinar Grafika, Jakarta: 2010, hlm. Era Liga Bangsa-
54. Bangsa (LBB)
27
Supratman dan Philips Dillah, Metode Di era LBB, self
Penelitian Hukum, Alfabeta, Bandung: determination right
2013, hlm. 67.

JOM Fakultas Hukum Volume V Edisi 2 Juli-Desember 2018 7


ditolak dengan tegas 2. Hak Menentukan Nasib
sebagai kaidah hukum Sendiri
internasional hanya Hak menentukan nasib
diakui sebagai konsep sendiri menjadi prinsip yang
politik, bahkan dipandang kontraversial karena adanya
dapat merusak dan perbedaan cara pandang
mengacaukan hubungan terhadap hak menentukan
internasional.28 nasib sendiri antara lain
b. Self-Determination di mengenai external self
Era Perserikatan determination dan internal
Bangsa-Bangsa (PBB) self determination, konsep-
Perkembangan hak konsep dari bangsa, dan
menentukan nasib sendiri masalah hak untuk
sesudah Perang Dunia II memisahkan diri termasuk
adalah berbeda dengan dalam apa yang dimaksud
sesudah Perang Dunia I, dengan hak menentukan
karena hak tersebut nasib sendiri.31
mendapat tempat dalam 3. Hak Menentukan Nasib
Piagam PBB29. Secara Sendiri dalam Perjanjian
langsung hak tersebut Internasional dan
diatur dalam Pasal 1 ayat Yurisprudensi International
(2) dan Pasal 55 Piagam Court of Justice
PBB yang mengartikan a. Piagam PBB
bahwa self determination Prinsip mengenai
sebagai hak dari people penentuan nasib sendiri
untuk menciptakan dengan jelas disebutkan
keadaan-keadaan yang pada Pasal 1 ayat (2) dan
tertib (stability) dan kemudian Pasal 55
kemakmuran (well Piagam PBB.
being), yang merupakan b. International Covenant
dasar bagi terciptanya on Civil and Political
perdamaian dan Rights 1966 and
hubungan persahabatan International Covenant
antarnegara.30 Secara on Economic, Social and
tidak langsung hak ini Cultural Rights 1966
diatur dalam Pasal 73 dan Pasal 1 dari kedua
76 yang menyangkut kovenan ini mengakui
masalah Dekolonisasi. dan menetapkan isi dari
hak untuk mentukan
28
Sefriani, Hukum Internasional….,
Edisi Kedua, Loc.cit.
29 31
D. Sidik Suraputra, Hukum Anggara, “Hak Menentukan Nasib
Internasional dan Berbagai Sendiri (The Rights to Self Determination)
Permasalahannya (Suatu Kumpulan dalam Hukum Internasional (Tinjauan
Karangan), Diadit Media, Jakarta: 2006, Terhadap Pelaksanaan Penentuan Pendapat
hlm. 196. Rakyat di Papua Barat tahun 1969)”, Artikel
30
Sefriani, Hukum Internasional…., pada Jurnal Dignitas, ELSAM, Vol. III, No.
Edisi Kedua, Loc.cit. 1 Tahun 2005, hlm. 18.

JOM Fakultas Hukum Volume V Edisi 2 Juli-Desember 2018 8


nasib sendiri (self e. Yurisprudensi
determination) melalui International Court of
pengaturan. Justice (ICJ)
c. Declaration on the Dalam Advisory Opinion
Granting of terkait masalah Namibia,
Independence to hak penentuan nasib
Colonial Countries and sendiri sebagaimana
Peoples 1960 dimaksudkan oleh PBB
Deklarasi ini diposisikan diakui “the subsequent
sebagai interprestasi dari development of
Piagam PBB dan international law in
pengimplementasian hak regard to non-self
penentuan nasib sendiri governing territories, as
sebagai dasar perjuangan enshrined in the Charter
kemerdekaan suatu of the United Nation,
bangsa hanya dalam made the principle of self
konteks penjajahan atau determination applicable
kolonial bukan untuk to all of them”
upaya separatis.32
d. The Declaration on B. Tinjauan Umum tentang
Friendly Relations 1970 Referendum
Empat tahun setelah Referendum merupakan salah
pengadopsian Covenant satu dari beberapa cara perolehan
on Human Rights, self tambahan wilayah yang
determination muncul dikatakan sebagai cara yang
dalam Resolusi Majelis modern. Referendum atau
Umum PBB No. 2625 pemungutan suara merupakan
(XXV) pada tanggal 24 implementasi atau tindak lanjut
Oktober 1970 dengan dari keberadaan hak menentukan
nama Declaration on nasib sendiri (self determination
Principles of right) dalam hukum
Internasional Law internasional. Referendum,
concerning Friendly pemilihan umum, atau cara-cara
Relation and Cooperation lainnya yang dipilih oleh
among State in penduduk termasuk juga dalam
accordance with the pengalihan suatu wilayah melalui
Charter (Declaration on pilihan penduduknya yang
Friendly Relations). disebut sebagai plebisit.

HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN
32
Ratna Sari, “Pengaturan Hukum
Internasional Mengenai Hak Menentukan A. Self Determination Principle
Nasib Sendiri (The Right of Self dalam Memberikan Hak-Hak
Determination) Suatu Bangsa”, Skripsi, bagi Sukubangsa Untuk
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Menentukan Nasibnya Sendiri
Makassar, 2014, hlm. 48.

JOM Fakultas Hukum Volume V Edisi 2 Juli-Desember 2018 9


Dengan diakuinya menjadi secara adil dan tidak
legal right, self determination diskriminatif.
principle memberikan hak pada 2. Hak Penentuan Nasib Sendiri
suatu bangsa atau rakyat untuk Secara Internal (The Rights of
menentukan nasibnya sendiri Internal Self Determination)
yang pada umumnya ada dua, Hak menentukan nasib
yaitu: sendiri secara internal
1. Hak Untuk Melepaskan Diri mengacu kepada hak untuk
(The Right of External Self memilih status politik. Dalam
Determination) menentukan status
Munculnya negara- politiknya, setiap bangsa
negara baru dengan cara adalah bebas untuk
melepaskan diri dari negara membangun instansi politik,
induk pada dasarnya membangun sumber daya
penerapan hak tersebut akan ekonominya, dan untuk
bertentangan dengan prinsip mengatur perubahan sosial
keutuhan wilayah atau kulturalnya sendiri, tanpa
integritas teritorial adanya intervensi dari bangsa
(territorial integrity). lain. Bentuk apresiasi dari
Pertentangan tersebut akan hak penentuan nasib sendiri
terlihat jelas apabila dalam internal oleh suatu bangsa,
tututan hak penentuan nasib dapat dicapai melalui dengan
sendiri terdapat aksi-aksi cara otonomi yang diberikan
separatis yang dapat oleh negara yang berdaulat.
memecah atau merusak, Alan Rosas berpandangan
keseluruhan atau sebagian bahwa “internal self-
keutuhan wilayah dari sebuah determination” “primarily
negara yang berdaulat. Hal addresses the right of the
tersebut tidak sesuai dengan people (population) of an
Pasal 2 ayat (4) Piagam PBB existing state to exert control
yang menjelaskan bahwa over its ‘own’ constitution
melarang penggunaan and government, in other
ancaman atau kekuatan words, its right to
terhadap integritas dan democracy.
kemerdekaan politik negara-
negara. Selain itu, hak B. Self Determination Principle
penentuan nasib sendiri juga Terhadap Sukubangsa Dalam
tidaklah dapat dibenarkan Bentuk Internal Rights Self
jika pemerintah yang Determination
berkuasa dari suatu negara 1. Pelaksanaan Internal Rights
yang berdaulat benar-benar Self Determination dalam
mencerminkan aspirasi dari Negara Berdaulat.
rakyat penduduknya dalam Pelaksanaan internal
setiap kebijakan yang rights self determination
dikeluarkan serta memerintah dalam negara berdaulat dapat
diwujudkan dalam bentuk

JOM Fakultas Hukum Volume V Edisi 2 Juli-Desember 2018 10


pemberian otonom yang persoalan penentuan nasib
lebih besar kepada bangsa sendiri Catalan dan Kurdi
untuk mengatur dan lebih tepat menggunakan
mengolah teritorialnya penyelesaian dalam bentuk
tersebut. Hal ini dapat berupa internal. Bentuk penyelesaian
bentuk pemerintahan yang tersebut dapat dicapai
disepakati, untuk mengejar melalui cara pemberian
kemajuan ekonomi, sosial otonomi yang lebih luas oleh
dan budaya serta pengolahan negara kepada wilayah atau
terhadap kekayaan dan daerah tersebut berdasarkan
sumber alam mereka sendiri. pada unsur-unsur demokrasi.
Pelaksanaan atas hak Dengan kata lain, pemberian
menentukan nasib sendiri tersebut disesuaikan dengan
secara internal ini telah keinginan rakyat atau
diterapkan oleh negara kelompok yang memiliki
Indonesia dalam menjawab wilayah yang jelas dalam
persoalan hak tersebut yang pengaturan struktur
terjadi di Aceh dan Papua. administrasi dan sistem
2. Referendum Sebagai hukum tersendiri yang
Bentuk Upaya Penentuan terpisah, pengaturan dalam
Nasib Sendiri Catalan dan bidang ekonomi, sosial dan
Kurdi budaya, serta pengolahan
Penentuan nasib sendiri kekayaan alam,ditentukan
yang dilakukan oleh Catalan oleh rakyat atau kelompok itu
dan Kurdi dalam bentuk sendiri.
referendum merupakan hak
dalam bentuk kebebasan. PENUTUP
Hak atas kebebasan itu
sendiri berupa hak-hak yang A. Kesimpulan
diatur dalam Deklarasi 1. Berdasarkan teori hak kodrati
Universal Hak Asasi bahwa setiap orang memiliki
Manusia (Universal hak hidup, hak kepemilikan
Declaration of Human serta hak kebebasan dan
Rights). kemerdekaan. Hak atas
Tuntutan kemerdekaan kebebasan dan kemerdekaan
yang awalnya diinginkan tersebut termasuk di
oleh kedua suku bangsa dalamanya hak menentukan
tersebut adalah dalam bentuk nasib sendiri. Oleh prinsip
eksternal. Dalam hal ini penentuan nasib sendiri (Self
berupa pembentukan negara determination principle), hak
baru atau melakukan tersebut oleh bangsa atau
pemisahan dengan negara rakyat dalam menentukan
dimana bangsa tersebut nasib sendiri dapat
berada. Dengan demikian, diwujudkan kedalam dua
penulis berpandangan bahwa bentuk hak yaitu hak untuk
dalam menyelesaikan memisahkan diri (the right of

JOM Fakultas Hukum Volume V Edisi 2 Juli-Desember 2018 11


external self determination) keutuhan wilayah suatu
dan hak menentukan nasib negara berdaulat serta dapat
sendiri secara internal (the meminimalisir akan
rights of internal self kemunculan gerakan
determination). separatis di dalam negara
2. Penentuan nasib sendiri berdaulat. Sebab secara garis
dalam bentuk internal dalam besar, beberapa intrumen
kasus penentuan nasib sendiri hukum internasional
Catalan dan Kurdi dapat mengatur hak menentukan
diwujudkan dengan adanya nasib sendiri secara eksternal
pemberian otonomi yang dibandingkan internal dan hal
lebih besar kepada rakyat ini menyebabkan banyaknya
Catalan dan Kurdi untuk timbul gerakan separatis atau
mengatur dan mengelola pemberontakan dalam suatu
teritorialnya tersebut. negara berdaulat.
Pemberian otonomi yang 2. Hendaknya negara Spanyol,
lebih luas tersebut dapat Irak, Iran, Turki dan Suriah
berupa bentuk pemerintahan dalam menyelesaikan
yang disepakati, untuk persoalan penentuan nasib
mengejar kemajuan ekonomi, sendiri Catalan dan Kurdi
sosial dan budaya serta yang menuntut kemerdekaan
pengelolaan terhadap (memisahkan diri) agar
kekayaan dan sumber alam menggunakan cara
mereka sendiri. Penyelesaian penyelesaian secara internal
secara internal dinilai dapat agar tidak terjadi disintegrasi
menghentikan gelombang wilayah dalam negara
disintegrasi yang dilakukan Spanyol, Irak, Iran, Turki dan
wilayah dalam suatu negara. Suriah. Namun hal tersebut
Dengan kata lain, keutuhan juga harus memperhatikan
suatu negara atas wilayahnya keinginan rakyat atas status
masih berada dibawah politik, sosial, ekonomi,
pemerintahan negara yang budaya dan pengelolaan
berdaulat. kekayaan alam yang mereka
B. Saran tentukan sendiri secara
1. Diperlukannya instrumen demokrasi.
hukum internasional yang
diwujudkan baik dalam DAFTAR PUSTAKA
bentuk Konvenan maupun
Resolusi yang mengatur A. Buku
secara khusus mengenai Ali, Zainuddin, 2010, Metode
penentuan nasib sendiri Penelitian Hukum, Sinar
secara internal. Sehingga Grafika, Jakarta.
semua bangsa dapat Cassese, Antonio, 2005, Hak
melakukan tututan penentuan Asasi Manusia di Dunia yang
nasib sendiri tanpa Berubah, (Terjemahan A.
bertentangan dengan

JOM Fakultas Hukum Volume V Edisi 2 Juli-Desember 2018 12


Rahman Zainuddin), Yayasan (Tinjauan Terhadap
Obor Indonesia, Jakarta. Pelaksanaan Penentuan
Sefriani, 2002, Hukum Pendapat Rakyat di Papua
Internasional Suatu Barat tahun 1969)”, Artikel
Pengantar, Rajawali Pers, pada Jurnal Dignitas,
Jakarta. ELSAM, Vol. III, No. 1.
Sefriani, 2016, Hukum Karen Knop, 2002, “Diversity
Internasional Suatu and Self-Determination in
Pengantar, Edisi Kedua, Internasional Law”,
Rajawali Pers, Jakarta. Wetslaw, European Journal
Situni, Whisnu, 1998, Identifikasi International Law,
Dan Reformulasi Sumber- Cambridge Univercity Press,
Sumber Hukum Cambridge
Internasional, Mandar Maju, Marc Weller, 2009, “Settling
Bandung. Self-Determination Conflicts:
Smith, Rhona K. M, et.al., 2008, Recents Development”,
Hukum Hak Asasi Manusia, Wetslaw, European Journal
PUSHAM UII, Yogyakarta. of International Law.
Soekanto, Soerjono & Sri Michel Syemour, 2013,
Mamudji, 2014, Penelitian “Internal-Self Determination
Hukum Normatif Suatu and Secession”, Journal,
Tinjauan Singkat, Rajawali Université de Montréal:
Pers, Jakarta. January, diunduh melalui
Sujatmoko, Andrey, 2015, researchgate.com, tanggal 03
Hukum HAM Dan Hukum Oktober 2018.
Humaniter, Rajawali Pers, Panji Gunawan, 2006, Kamus
Jakarta. Lengkap Bahasa Indonesia,
Supratman dan Philips Dillah, Pustaka Grama, Tanggerang.
2013, Metode Penelitian Parsudi Suparlan, 2003,
Hukum, Alfabeta, Bandung. “Bhinneka Tunggal Ika:
Suraputra, D. Sidik, 2006, Keanekaragaman Sukubangsa
Hukum Internasional dan Atau Kebudayaan?”, Jurnal
Berbagai Permasalahannya Antropologi Indonesia,
(Suatu Kumpulan Karangan), Universitas Indonesia.
Diadit Media, Jakarta. Rafika Nur, 2013, “Pengaturan
Thontowi, Jawahir & Pranoto Self Determination Dalam
Iskandar, 2006, Hukum Hukum Internasional (Studi
Internasional Kontemporer, Kemerdekaan Kosovo)”,
Refika Aditama, Bandung. Jurnal Hukum Internasional,
Fakultas Hukum Universitas
B. Jurnal/Kamus/Skripsi Hasanuddin, Vol.I No.1 Juli.
Anggara, 2005, “Hak Ratna Sari, 2014, “Pengaturan
Menentukan Nasib Sendiri Hukum Internasional
(The Rights to Self Mengenai Hak Menentukan
Determination) dalam Nasib Sendiri (The Right of
Hukum Internasional Self Determination) Suatu

JOM Fakultas Hukum Volume V Edisi 2 Juli-Desember 2018 13


Bangsa”, Skripsi, Fakultas https://www.cnnindonesia.com/in
Hukum Universitas ternasional/20171027204154
Hasanuddin, Makassar. -134-251726/catalonia-
deklarasikan-kemerdekaan-
C. Peraturan Perundang dari-spanyol, diakses,
Undangan/Konvensi/Protokol tanggal, 17 November 2017.
Piagam Perserikatan Bangsa- https://wwww.kiblat.net/2017/09/
Bangsa. 20/bikin-referendum-begini-
Universal Declaration oh Human alasan-kurdi-ingin-merdeka-
Rights dari-iraq/, diakses, tanggal,
International Covenant on Civil 17 November 2017.
and Political Right 1966. https://wwww.international.sind
International Covenant on onews.com/read/1193858/43/
Economic, Social, and kurdi-ancang-ancang-
Cultural Right 1966. merdeka-dari-irak-tahun-ini-
Resolusi Majelis Umum 1491211796, diakses,
Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal, 18 November 2017.
Nomor 1514 (XV) 14 http://www.tribunnews.com/nasi
Desember 1960 tentang onal/2017/09/26/ingin-
Deklarasi Pemberian merdeka-dari-irak-warga-
Kemerdekaan kepada Bangsa kurdi-ikut-referendum,
dan Negara Terjajah. diakses, tanggal, 18
Resolusi Majelis Umum November 2017.
Perserikatan Bangsa-Bangsa https://media.neliti.com/media/pu
Nomor 2625 (XXV) 24 blications/75885-ID-bahasa-
Oktober 1970 mengenai etnisitas-dan-potensinya-
Deklarasi tentang Prinsip- terhadap.pdf, diakses,
prinsip Hukum Internasional tanggal, 06 Februari 2018.
tentang Kerjasama dan
Hubungan Bersahabat
diantara Negara-negara
sesuai dengan Piagam
Perserikatan Bangsa-Bangsa.

D. Website
https://international.sindonews.c
om/read/1245032/41/ingin-
merdeka-pemimpin-catalan-
minta-dunia-internasional-
jadi-mediator-1507023381,
diakses, tanggal, 16
November 2017.

JOM Fakultas Hukum Volume V Edisi 2 Juli-Desember 2018 14

You might also like