You are on page 1of 5

SIMETRIS Vol. 10, No.

1, Juni 2016 e-ISSN 2686-312X

Penaruh Penambahan Al-TiB Terhadap Kekerasan


Produk Pengecoran Sentrifugal Velg Alumunium A 356

Ali Achmadi (*)

*) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin STTR Cepu


Jl. Kampus Ronggolawe Blok B No.1 Mentul Cepu
E-Mail: achmadiali4@gmail.com

ABSTRACT
One of the problem in the small industry creating velg process, is in low quality product compared to
manufactures. Current result of research concludes that the quality product small industry is
influenced by casting method used gravity casting method. To improve its quality mechanical
properties, casting method can be designed to sentrifugal method by adding master alloy Al-TiB. This
research go in certain directionto know the influence of adding Al-TiB toward the hardness on process
of sentrifugal casting, and for determine how much the percentage of Al-TlB that results the most
optimum velg. This research conducted by using experimental method, the material used that is
aluminum A 356, added Al-TiB in the amount of 0%, 0,12%, 0,17%, 0,22%, and 27%. Along with the
casting is conducted in 400 Rpm rotation. The result of study proves the change in the hardness
effected adding variation of Al-TiB.The result of observation through the research shows that there is
impronement of mechanical properties. It is the improvement of hardness from 60,42 HRB, with
adding Al-TIB in the mount of 0,12%, and if it is compared between local velg product and maufactures
product, so as a result, there is the improvement of the hardness score from 25,17 HRB local product
and the hardness score 23,67 HRB, the manufactured product becomes 60,42 HRB by adding Al-TiB
0,12%.
Keywords: Sentrifugal Casting, element variation Al-TiB, the nature of mechanically..

1. Pendahuluan yang berkualitas tinggi tentunya tidak terlepas


Roda sepeda motor terdiri dari dari apa dan bagaimana produk tersebut
beberapa bagian diantaranya bagian terbesar dibuat, mulai dari bahan paduan (komposisi
dari roda sering disebut sebagai velg. Jenis kimia), proses pengecoran, perlakuan panas,
dari velg yang paling banyak digunakan sampai pada proses akhir.
adalah velg hasil produksi pengecoran Aluminium alloy Al-7%Si (A356)
(casting wheel) atau spoke wheel yang merupakan salah satu paduan yang dipakai
dihasilkan dengan proses pengerolan plat untuk bahan baku velg sepeda motor. Paduan
baja. Pada penelitian ini, velg yang akan aluminium ini dipilih karena mempunyai
diteliti adalah velg yang dihasilkan dari proses kelebihan yaitu: tahan korosi, ringan, dan
manufaktur pengecoran atau dinamakan warnanya menarik. Sifat mekanik dari material
casting wheel. aluminium alloy tergantung dari beberapa
Dengan meningkatnya daya beli faktor yang mempengaruhi, yaitu jenis
masyarakat serta kemudahan untuk memiliki material, komposisi kimia (unsur paduan), dan
sepeda motor, maka keberadaan sepeda perlakuan panas. Pada penelitian ini langkah
motor menjadi sangat banyak. Dampak yang dilakukan untuk memperbaiki sifat
keberadaan sepeda motor tersebut menarik mekaniknya adalah dengan menggunakan
beberapa perusahaan lokal untuk metode cetakan sentrifugal dan penambahan
memproduksi komponen sepeda motor. unsur inokulan master alloy Al-TiB.
Salah satu jenis komponen tersebut adalah Proses pengecoran sering dilakukan
velg. Untuk memenuhi kebutuhan pasar untuk menghasilkan satu komponen mesin
global terhadap produk velg aluminium yang atau peralatan lainnya. Proses pengecoran ini
berkualitas maka diperlukan kualitas produk terdiri dari bermacam-macam metoda seperti
yang baik, sehingga dapat bersaing di gravity casting, pressure casting, centrifugal
pasaran, maka produk harus memiliki kualitas casting dan masih banyak metoda lainnya.
yang tinggi baik dari segi fungsi maupun Masing-masing metoda mempunyai
tampilannya. Untuk menghasilkan produk keunggulan tersendiri. Pada proses

25
SIMETRIS Vol. 10, No. 1, Juni 2016 e-ISSN 2686-312X

pembuatan velg yang dilakukan oleh industri bagian bagian mesin adalah kombinasi sifat-
kecil, metoda yang digunakan adalah gravity sifat dari aluminium yang sangat
casting mengingat metoda ini adalah metoda menguntungkan diantaranya ringan, kuat,
yang paling sederhana. penghantar listrik dan panas yang baik dan
Bila dibandingkan antara gravity mempunyai sifat reflektiftas yang baik untuk
casting dengan centrifugal casting maka panas dan sinar. Sifat lain dari bahan ini
centrifugal casting reliability nya lebih baik adalah tahan terhadap korosi pada beberapa
serta akan terbebas dari porositas gas dan kondisi. Aluminium dapat dibentuk dengan
penyusutan. Gaya sentrifugal pada proses cor, extrusi, drawn dan roll panas dan
pengecoran akan meningkatkan sifat-sifat dingin.
mekanis hasil coran pada kekuatan tarik, Aluminium dan paduannya merupakan
modulus young, serta nilai regangan Chirita logam non ferrous yang cukup luas
(2006). penggunaannya. Hal ini disebabkan karena
Kualitas hasil pengecoran dapat dilihat logam ini mempunyai beberapa kelebihan,
dari sifat mekanik bahan hasil pengecoran. seperti: ratio terhadap beban yang tinggi,
Beberapa sifat mekanik yang sering diuji pada tahan terhadap korosi dari berbagai macam
satu material adalah kekerasan, tegangan bahan kimia, konduktifitas panas dan listrik
tarik, dan kemampuan menahan beban kejut tinggi, tidak beracun, memantulkan cahaya,
dari luar (impak). Selain itu struktur mikro juga mudah dibentuk dan machining dan tidak
dapat dipakai untuk memprediksi sifat-sifat bersifat magnet. Sifat mekanik suatu material
mekanik dilihat dari bentuk dan ukuran butiran dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:
serta fasa yang terjadi. komposisi kimia, perlakuan panas, proses
pengecoran dan proses pengerjaan. Jadi
2. Tinjauan Pustaka dengan merubah komposisi kimia sampai
2.1. Kajian Pustaka batas tertentu, maka sifat mekanik akan
Santoso dkk (2010), melakukan berubah sesuai dengan yang diinginkan.
penelitian tentang pengaruh variasi Elemen-elemen paduan seperti: Cu, Mg, Mn,
temperatur cetakan dan inokulan Ti-B dan Zn dengan komposisi tertentu dan
terhadap kekuatan mekanis hasil coran perlakuan panas tertentu dapat meningkatkan
aluminium menyimpulkan bahwa kekuatan tarik paduan aluminium.
penambahan inokulan Ti-B sebesar 0,08 %, Aluminium adalah logam yang paling
serta temperatur cetakan 2000C, dan banyak terdapat di kerak bumi, dan unsur
temperatur tuang 7000C memberikan ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon.
pengaruh kekuatan mekanik yang signifikan Aluminium terdapat di kerak bumi sebanyak
sehingga nilai kekerasannya naik dari 65,28 kira-kira 8,07% hingga 8,23% dari seluruh
kgf/mm2 menjadi 76,58 kgf/mm 2, dan nilai massa padat dari kerak bumi, dengan
kekuatan tariknya dari 81 N/mm 2 menjadi produksi tahunan dunia sekitar 30 juta ton
176,62 N/mm2. pertahun dalam bentuk bauksit dan bebatuan
Djamil (2007) meneliti tentang lain (corrundum, gibbsite, boehmite, diaspore,
pengaruh grain refiner titanium-boron dan lain-lain) (USGS). Aluminium tahan
terhadap sifat mekanik paduan Al-Si, dengan terhadap korosi karena fenomena pasivasi.
kandungan Si . 9,85 %, ditambahkan dengan Pasivasi adalah pembentukan lapisan
unsur TiB, bervariasi 0,03 %, 0,05%, 0,07 %, pelindung akibat reaksi logam terhadap
0,09%, 0,12 % dan 0,15 %, pada temperatur komponen udara sehingga lapisan tersebut
7400 C, dengan waktu penahanan 5 menit, melindungi lapisan dalam logam dari korosi.
sebelum penuangan. Dari hasil pengujian Selama 50 tahun terakhir, aluminium telah
didapat kekerasan yang terbesar 78,06 BHN, menjadi logam yang luas penggunaannya
dengan unsur TiB 0,15%. Kekuatan tarik setelah baja. Perkembangan ini didasarkan
tertinggi 197,21 N/mm 2, dan kekuatan luluh pada sifat-sifatnya yang ringan, tahan korosi,
tertinggi 117,68 N/mm 2, dengan unsur TiB kekuatan dan ductility yang cukup baik
0,09 %. Serta perpanjangan terbesar 4,5 %, (aluminium paduan), mudah diproduksi dan
dengan unsur TiB 0,07%. cukup ekonomis (aluminium daur ulang).
Yang paling terkenal adalah penggunaan
2.2. Landasan Teori aluminium sebagai bahan pembuat pesawat
2.2.1 Aluminium terbang, yang memanfaatkan sifat ringan dan
Aluminium merupakan bahan kuatnya.
terbesar yang banyak digunakan pada bagian
bagian mesin setelah baja (Totten, 2003).
Alasan utama penggunaan aluminium pada

26
SIMETRIS Vol. 10, No. 1, Juni 2016 e-ISSN 2686-312X

2.2.1.1. Aluminium Murni 2.2.1.2. Aluminium Paduan


Aluminium 99% tanpa tambahan logam Paduan Al-Si ditemukan oleh A. Pacz
paduan apapun dan dicetak dalam keadaan tahun 1921. Paduan Al-Si yang telah
biasa, hanya memiliki kekuatan tarik sebesar diperlakukan panas dinamakan Silumin. Sifat
49 MPa, terlalu lunak untuk penggunaan yang – sifat silumin sangat diperbaiki oleh
luas sehingga seringkali aluminium dipadukan perlakuan panas dan sedikit diperbaiki oleh
dengan logam lain. unsur paduan. Paduan Al-Si umumnya
Secara umum sifat-sifat aluminium, dipakai dengan 0,15% – 0,4% Mn dan 0,5 %
diantaranya adalah sebagai berikut (Tata Mg. Paduan yang diberi perlakuan pelarutan,
Surdia, dan Shinroku Saito, 1999) : quenching, dan aging dinamakan silumin g,
1. Memiliki berat yang relatif ringan dari dan yang hanya mendapat perlakuan aging
baja dengan berat jenis sebesar 2,7 saja dinamakan silumin b.
g/cm3 atau hampir 1/3 dari berat jenis
baja.
2. Kekuatan mekanis dan sifat-sifat fisiknya
dapat ditingkatkan dengan cara
menambahkan unsur-unsur paduan.
3. Memiliki ketahanan yang sangat baik
terhadap larutan kimia, cuaca, dan
berbagai jenis gas.
4. Memiliki reflektivitas yang sangat baik.
5. Memiliki elastisitas yang tinggi, sehingga
material ini sering digunakan dalam
aplikasi yang melibatkan kondisi beban
kejut.
6. Non-maknetik, serta memiliki Gambar 2.1. Diagram fasa Al-Si
konduktivitas listrik dan panas hampir (ASM International, 2004)
sebaik tembaga.
7. Mudah ditempa dan mudah dikerjakan Pada diagram fasa Al-Si (Gambar 1) dapat
dalam kebanyakan proses manufaktur dibagi tiga daerah yaitu:
dan pengubah bentuk. a. Daerah hipoeutektik
Pada daerah ini terdapat kandungan
Tabel 2.1. Sifat fisis aluminium (Tata Surdia, silikon < 11,7% dimana struktur mikro
1999) akhir yang terbentuk pada fasa ini adalah
fasa α – aluminium dan eutektik (gelap)
yang kaya aluminium yang memiliki
kekerasan 90 HB, struktur mikro
hipoeutektik diperlihatkan pada Gambar
2.3a
b. Daerah eutektik
komposisi ini paduan Al-Si dapat
membeku secara langsung (dari fase cair
ke padat). Kandungan silikon yang
terkandung didalamnya sekitar 11.7%
sampai 12.2% untuk struktur mikro
Tabel 2.2 Sifat mekanik aluminium (Tata eutektik bisa dilihat pada gambar 2.3b.
Surdia, 1999) Material ini memiliki kekerasan 105 HB
dan uji tarik 248 MPa sehingga banyak
diaplikasikan pada komponen dengan
tekanan yang tinggi, seperti: crank case,
wheel hubungan, cylinder barrel. (ASM
Handbook vol 15, 1998)
c. Daerah hypereutectic
Struktur mikro hypereutectic pada
Gambar 2.3c menunjukan Komposisi
silikon diatas 12.2% sehingga kaya akan
silikon dengan fasa eutektik sebagai fasa
tambahan dan memiliki kekerasan 110
HB.

27
SIMETRIS Vol. 10, No. 1, Juni 2016 e-ISSN 2686-312X

4. Pembahasan
Pengujian kekerasan adalah salah satu
uji mekanik yang bertujuan untuk mengetahui
ketahanan material terhadap gaya penekanan
dari material lain yang lebih keras.

70
Gambar 2 Struktur mikro paduan Al-si (ASM 60

Kekerasn (HRB)
International, 2004) 50
3. Metodologi Penelitia
3.1. Proses pembuatan velg 40
- Peleburanbahandengan varias 30 60,42 54,74 58,67 58,25
ikomposisi master alloy Al-TIB 0%, 20 34,84
0,12%, 0,17% , 0,22% dan 0,27% pada 10 23,67 25,17
tungku peleburan dengan suhu 7500C.
- Penuangan kedalam cetakan dengan 0
Pabrik Lokal TiB 0% TiB TiB TiB TiB
metode sentrifugal pada putaran 400 0,12% 0,17% 0,22% 0,27%
rpm. Sebelumnya cetakan dipanaskan Gambar 4.1. Perbandingan nilai kekerasan
pada suhu 2500C. velg pabrikan, velg lokal dan velg hasil
3.2. Persiapan spesimen pengecoran.
Pembuatan benda uji dari velg hasil
pengecoran dengan penambahan
master alloy Al-TiB 0,12%, 0,17%, Dari uji kekerasan material velg lokal
0,22% dan 0,27%, masing-masing 3 didapatkan harga nilai kekerasan tertinggi
buah. sebesar 25,17 HRB dan velg pabrikan nilai
3.3. Proses Pengujian kekerasan tertinggi sebesar 23,67 HRB dan
Pengujian kekerasan velg produk hasil tersebut untuk pembanding apakah velg
pengecoran dilakukan dengan hasil pengecoran lebih baik dari pembanding
mengunakan metode Rockwell. tersebut.
3.4 Diagram Alir Penelitian Nilai kekerasan yang dihasilkan produk
pengecoran sentrifugal velg dengan material
Mulai A356 serta penambahan master alloy Al-TiB
Identifikasi
sebesar 0%, 0,12%, 0,17%, 0,22%, dan
Masalah
0,27% menunjukkan peningkatan nilai
Penentuan Solusi kekerasan yang besar yaitu nilai kekerasan
Permasalahan
terendah didapat pada Al-TiB 0%, sebesar
Desain Cetakan
Dan Meja Sentrifugal
34,84 HRB sedang nilai kekerasan tertinggi
diperoleh pada penambahan Al-TiB 0,12%
Pembuatan Cetakan
sebesar 60,42 HRB.
Pembuatan Meja
Perbandingan nilai kekerasan velg hasil
Sentrifugal
pengecoran dengan velg pabrikan dan velg
Uji Coba Pengecoran
lokal menunjukkan nilai kekerasan velg hasil
Perbaikan Cetakan dan Meja pengecoran dengan penambahan Al-TiB
Sentrifugal
lebih tinggi dari pada velg pabrikan 23,67 HRB
Tidak
Velg tercetak
Sempurna dan velg lokal 25,17 HRB.
Ya
Hasil pengecoran dengan
Pengecoran dengan penambahan Al-TiB 0 %, 0,12 %, 0,17 %, 0,22
penambahan Al-TiB 0,12%, menunjukkan
% dan 0,27 % dengan putaran cetakan 400 rpm suhu tuang 750 °C
suhu cetakan 250 °C nilai kekerasan tertinggi 60.42 HRB dan
dibandingkan hasil pengecoran dengan tanpa
Pembuatan sepesimen uji kekerasan penambahan Al-TiB 34,84 HRB.
Nilai kekerasan hasil pengecoran
sentrifugal dengan penambahan Al-TiB bila
Uji
kekerasann dibandingkan dengan produk lokal dan
pabrikan maka ada kenaikan nilai
HASIL DAN KESIMPULAN
kekerasannya dari 25,17 HRB produk lokal
dan nilai kekerasan 23,67 HRB produk
Selesai
pabrikan menjadi 60.42 HRB yaitu dengan
penambahan Al-TiB 0.12%. Grafik
Gambar 3.1. Diagram alir penelitian

28
SIMETRIS Vol. 10, No. 1, Juni 2016 e-ISSN 2686-312X

perbandingan nilai kekerasan dapat dilihat Industri Proses Bidang Teknologi Industri
pada Gambar 4.1. Logam, Deputi Teknologi Industri
Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT.
5. Kesimpulan Kuncahyo, (2010), Sifat Fisis Dan Mekanis
1. Berdasarkan hasil penelitian ini, Velg Kendaraan Roda Dua 14” Produksi
menunjukan bahwa penambahan Al-TiB Lokal dan Produksi pabrikan, Teknik
sangat mempengaruhi kekerasan pada Mesin Universitas Gajah Mada.
hasil pengecoran dengan metode Limmaneevichtir, W. Eidhed, “Fading
sentrifugal. Mechanism of grain refinement of
2. Kekerasan tertinggi terjadi pada aluminum-silicon alloy with Al-Ti-B grain
penambahan Al-TiB 0,12%, sebesar refiners” Materials Science and
60.42 HRB. Engineering A349 (2003) : 197 – 206
Schonmetz, A, dan Guber, K, (1990),
Pengetahuan Bahan Dalam Pengerjaan
DAFTAR PUSTAKA Logam, Angkasa, Bandung.
Surdia, Tata & Saito, Shinroku, (1992),
American Society for Metal Handbook Pengetahuan Bahan Teknik (edisi
Committee. 1972, Metal Handbook kedua). Jakarta, Pradnya Paramita.
Ninth edition Volume 4 Metallography Smith, F. William, (1995) Material Science
and Microstructure. and Engineering. (second edition,. New
American Society for Metal Handbook York: Mc Graw- Hill inc.
Committee. 1972, Metal Handbook Surdia, T. Dan Cijiiwa K, (1999), Teknik
Ninth edition Volume 9 Metallography Pengecoran Logam, PT Pradnya
and Microstructure. Paramita, Jakarta
Askeland, R., 1996, The Science and Santoso, N., Iswanto,P, Suyitno, (2010),
Engineering of Materials, Chapman and Pengaruh Variasi Temperatur Cetakan
Hall. dan inokulan Ti-B terhadap Kekuatan
ASM. Annual Book of ASTM Standards, Mekanik Hasil Coran Alumunium.
(1998), Setion 3, Volume 03.01, ASTM Seminar Nasional Universitas Gadjah
ASM International (2004), Aluminum-Silicon Mada.
Casting Alloys: Atlas of Totten, G, Mac-Kenzie, C, (2003), Handbook
microfractographs, Introduction to of Aluminum, Marcel dekker, INC.
Aluminum-Silicon Casting Alloys. Science, Indiana Institute of Technology-
Callister, Jr., William, 2002, Material Bombay, metalwebnews.
Science and Engineering An Udiana bambang, 2010, Pengaruh Kecepatan
introduction, john Wiley & Sons, Inc. Putar Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis
Chirita, G., Soares, D., Silva, S., (2006), Pada Centrifugal Casting Alumunium
Advantages of the centrifugal casting Alloy Veleg Sepeda Motor.
technique for the production of Waluyo Musiono Bintoro, (2011), “Pengaruh
structural components with Al–Si alloys Temperatur Cetakan, Bentuk Produk,
, Journal Material and Design 29 (2008) dan Inokulan Al-Ti-B pada Proses
20–27. Pengecoran Sentrifugal Terhadap Sifat
Davis, J,R, (1993), Aluminum and Aluminum Fisis dan Mekanis Paduan Aluminium”
Alloys, USA: ASM International. Program Magister Universitas Gajah
Dieter, G., Sriati, D., (1996), Metalurgi Mada, Jokjakarta.
Mekanik Jilid 1, Penerbit Erlangga. Yusel birol, (2009), A novel Al-Ti-B alloy for
Dieter, G., Sriati, D., (1996), Metalurgi grain refining Al-Si foundry alloy, Material
Mekanik Jilid 2, Penerbit Erlangga. Institute, Marmara Research Center,
Fuad Abdillah, (2010), Perlakuan Panas Gebze, 41470 Kocaeli, Turkey.
Paduan Al-Si Pada Prototipe Piston
Bekas Material Piston Bekas, Program
Studi Magister Teknik Mesin Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Groover, (2010), Fundamentals of Modern
Manufacturing, 4 th Edition, John Wiley
and sons, inc.
Iwan Setyadi (2008), Analisis penambahan
grain refiner terhadap kualitas produk cor
aluminium, Peneliti Pusat Teknologi

29

You might also like