You are on page 1of 2

 Explain the relationship between these works and the story of indonesian architecture

(menjelaskan hubungan karya-karya tersebut dengan kisah arsitektur Indonesia)

Perpustakaan Mikro Warak Kayu adalah


proyek inisiatif untuk meningkatkan minat baca
dengan menciptakan ruang komunitas multifungsi
yang berkinerja sosial dengan desain dan bahan yang
ramah lingkungan. Bangunan ini tidak hanya berfungsi
sebagai perpustakaan tetapijuga untuk pusat
komunitas, sekaligus untuk mempromosikan
produkkayu rekayasa dan kemampuan manufaktur
Indonesia. Lalu apa hubungan karya tersebut
dengan kisah dari arsitektur indonesia?

Seperti yang kita lihat, sudah tampak jelas


bahwa perpustakaan warak kayu ini menerapan konsep arsitektur venakular
bentuk ikonik arsitektur indonesia “Rumah Panggung” sebagai preseden.
Indonesia sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman budaya dan topografi
tinggi sekaligus berupa kawasan kepulauan dan tanah rawa tropis menawarkan
keanekaragaman arsitektur rumah panggung. Banyak rumah-rumah adat ikonik
provinsi maupun daerah di Indonesia berbentuk panggung (Nadjmi dan Asrul, 2017).
Rumah panggung dapat ditemukan di perkampungan nelayan Kepulauan Riau dan
pesisir Sulawesi, perumahan penduduk di tepi Sungai Musi dan Kapuas, hingga
perkampungan Dayak di pedalaman Kalimantan. Walau begitu, rumah-rumah ini
lebih sekedar suatu warisan budaya yang dikonservasi agar tidak punah, ketimbang
sebuah warisan kearifan lokal yang patut dikembangkan agar lebih digunakan secara
luas oleh masyarakat. Rumah panggung merupakan sistem konstruksi yang
mempunyai bidang lantai yang terangkat dari permukaan tanah (atau air), dengan
tiang-tiang penopangnya (Pribadi et al, 2011). Ciri umum dari rumah panggung
vernakular adalah terbuat dari kayu atau bambu dengan bagian dapur tidak berkolong
(Marwati, 2014). Penggunaan kolong pada rumah panggung pada zaman dahulu
digunakan untuk menghindari hewan buas, tetapi pada perpustakaan warak kayu ini
diadaptasikan sebagai pendukung dari estetika bangunan. Pembangunan warak kayu
ini sangat terlihat mengusung konsep arsitektur venakular Indonesia “Rumah
Panggung” yang dikemas secara lebih modern dengan penambahan motif secara
geometris dan terstuktur, penerapan layout yang minimalis sehingga menyebabkan
ketertarikan yang khas bagi masyarakat. Bahkan , menambah minat bagi anak dan
remaja sehingga akan meningkatkan minat literasi Bangsa Indonesia.

 Make a statement. what is the added value of these works regarding the history
of indonesian architecture
(membuat pernyataan tetnang apa nilai tambah dari karya-karya tersebut dalam kaitannya dengan sejarah arsitektur
Indonesia)

Nilai tambah dari karya tersebut yang ada kaitannya dengan sejarah arsitektur
Indonesia adalah pada bangunan warak kayu yang mengusung konsep rumah
panggung sebagai bagian dari sejarah arsitektur Indonesia ini adalah :

1. Nilai estetika pada Penggunaan kayu sebagai bahan material.


Material kayu seperti yang kita ketahui merupakan arsitektur khas
nusantara. Hal ini diadaptasikan ke bangunan masa kini yaitu perpustakaan
warak kayu sebagai contoh. Penggunaan elemen kayu pada perpustakaan
warak kayu ternyata menjadi nilai estetika yang khas pada bangunsn tersebut
2. Nilai Perkuatan Struktur, Penerapan Struktur Bergoyang pada Arsitektur
Warak Kayu.
Sebagian wilayah Indonesia merupakan
wilayah yang rawan bencana gempa bumi. Maka
dari itu, pembangunan warak kayu ini untuk
meminimalisi kerugian harta dan nyawa akibat
gempa. Untuk membuat struktur bergoyang,
bangunan dibangun dengan konstruksi ikat serta
menggunakan sambungan pen lubang dan pasak.

You might also like