Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
RETNO INDRIASARI
NIM. P1337424422188
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah Fisika Kesehatan. Harapan kami semoga
makalah ini dapat bermanfaat serta menambah pengetahuan dan juga wawasan
bagi para pembaca.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih kurang baik. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran sangat kami
harapkan dari para pembaca guna meningkatkan dan memperbaiki pembuatan
makalah pada tugas-tugas selanjutnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahsebagai berikut:
1. Bagaimana Konsep /Teori Fisika terhadap kesehatan?
2. Bagaimana Penerapan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan?
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui peran peralatan fisika dalam ilmu Kesehatan.
2. Untuk mengetahui perkembangan ilmu kesehatan dengan peralatan ilmu
fisika.
D. Manfaat
Dari rumusan masalah di atas maka dapat diperoleh manfaat sebagai
berikut:
1. Dapat mengetahui peran peralatan ilmu fisika dalam kesehatan.
2. Dapat memberikan manfaat tentang begitu pentingnya peralatan fisika
dalam dunia kesehatan.
3. Dapat memberikan inspirasi untuk menciptakan suatu alat baru
gunapeningkatan peralatan kesehatan
BAB II
TINJAUAN TEORI
D. Thermografi
Digunakan untuk diagnostic fenomena keabnormalan operasi atau
kinerja suatu sistem dapat diketahui melalui parameter temperatur kerja
yang terjadi. Penggunaan thermografi untuk diagnostic fenomena
keabnormalan operasi atau kinerja suatu sistem dapat diketahui melalui
parameter temperatur kerja yang terjadi. Kamera thermografi inframerah
merupakan sebuah alat pencitraan distribusi radiasi panas permukaan
dalam dalam bentuk gambar termal dan hasil temperatur terukur. Alat ini
merupakan sebuah alat uji tak merusak yang mendeteksi pancaran radiasi
obyek langsung melalui medium udara.
E. Penerapan hydrodinamika dalam pelayanan kebidanan
Hydrodinamika adalah ilmu yang berhubungan dengan gerak liquid
dalam skala makroskopik.
H. Pengukuran.
Adalah Membandingkan kuantitas.
Proses pengukuran.meliputi:
1. Pengukuran berulang : nilai pernafasan rata-rata
2. Pengukuran sekali : Potensial aksi pd sel saraf
3. mohtary_design presentation '06
Faal positif dan negatif
1. Faal Positif
Error yang terjadi dimana penderita dinyatakan menderita suatu
penyakit padahal tidak
2. Faal negatif
error yang terjadi dimana penderita dinyatakan tidak sakit padahal
menderita suatu penyakit
Untuk menghindari Error:
1. Dalam pengambilan pengukuran
2. Pengulangan pengukuran
3. Penggunaan alat yang dapat dipercaya
4. Kalibrasi terhadap alat.
Skema dasar Pengukuran
1. Proses Pengukuran
2. Ketelitian dan kebenaran
3. Faal positif atau negative
4. Data-data lain
I. Hukum Dasar
1. Hukum pertama Newton ( Kelembaman ),dipakai untuk mengukur
suatu pengamatan
2. Hukum kedua Newton
F=m·a
3. Hukum ketiga Newton
( aksi reaksi )
Gaya pada tubuh dan didalam
1. Gaya pada tubuh dapat kita ketahui ex menabrak meja.
2. Gaya dalam tubuh tidak diketahui ex Gaya otot.
Dasar asal mula gaya adalah gaya gravitasi, tarik-menarik antara 2 benda,
misalkan berat badan, ex terjadinya varises.
Gaya pada tubuh ada 2 tipe :
1. Gaya pada tubuh dlm keadaan statis: Tubuh dlm keadaan setimbang,
jumlah gaya dan momen gaya yang ada sama dengan nol.
2. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis.
Sistem tulang dan otot berfungsi sebagai pengumpil.
Ada 3 kelas sistem pengumpil :
a. Klas pertama
Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot
W = gaya berat
M = gaya otot
b. Klas kedua
Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot.
c. Klas ketiga
Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat
Keuntungan mekanik
Perbandingan antara gaya otot dan gaya berat
Gaya berat (W)
Gaya otot (M)
Pusat Gravitasi tubuh
Penentuan pusat gravitasi suatu benda
1. Menggantungkan obyek pd titik berbeda.
2. Berdiri diatas papan yang kedua ujungnya timbangan.
Keseimbangan
1. Keseimbangan stabil
a. Pusat gravitasinya naik jika diberi gaya.
b. Muncul gaya pemulih yang menyebabkan kembali kekeadaan
semula.
c. Tenaga potensial bertambah
2. Keseimbangan Labil
a. Pusat gravitasinya turun jika diberi gaya.
b. Posisi benda akan mengalami perubahan.
c. Tenaga potensial berkurang
3. Keseimbangan Normal
a. Pusat gravitasinya tidak berubah jika diberi gaya.
b. Tenaga potensial bertambah
J. BIOAKUSTIK
Akustik membahas segala hal yang berhubungan dengan bunyi,
Bioakustik membahas bunyi yang berhubungan dengan makhluk hidup,
terutama manusia.
Bahasan bioakustik: proses pendengaran dan instrumen bunyi, termasuk
didalamnya Frekuensi, kecepatan dan panjang gelombang bunyi
Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar. Berdasarkan
frekuensinya, getaran digolongkan menjadi 3, yaitu:
1. Infrasonik (frekuensi <20 Hz)
Tidak tertangkap oleh indera pendengar manusia, misalnya getaran
gempa, tanah longsor dan sebagainya.
2. Sonik (frekuensi 20 Hz sampai dengan 20.000 Hz).
Tertangkap oleh indera pendengar manusia, misalnya suara
pembicaraan, suara lonceng dan sebagainya.
3. Ultrasonik (frekuensi >20.000 Hz).
Tak tertangkap oleh indera pendengar manusia, misalnya getaran yang
dihasilkan oleh magnet listrik, getaran kristal piezo elektrik yang
digunakan beberapa instrumen kedokteran (USG, diatermi dll).
Suara memiliki karakter yang berbeda-beda meskipun memiliki
frekuensi sama sekalipun. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan tekanan
udara dalam gelombang bunyi. Karakter suara yang berbeda-beda ini lazim
disebut warna suara atau timbre.
V = λ.f
Keterangan:
f = frekuensi sekarang
fo = frekuensi bunyi mula-mula
v = kecepatan perambatan bunyi di udara (340 m/s)
c = kecepatan gerakan sumber bunyi atau pendengar
Formula frekuensi sekarang adalah:
Untuk pendengar mendekati sumber bunyi : f = fo . (v+c)/v
Untuk pendengar menjauhi sumber bunyi : f = fo . (v-c)/v
Keterangan:
f = frekuensi sekarang
fo = frekuensi bunyi mula-mula
v = kecepatan perambatan bunyi di udara (340 m/s)
c = kecepatan gerakan sumber bunyi atau pendengar
Pendengar 1
fp=((V+-Vp)/(V+-Vs))fs
+ p mendekati s (Vp)
- p menjauhi s (Vp)
+ s menjauhi p (Vs)
- s mendekati p (Vs)
p= pendengar
s= sumber bunyi
Ambulans mengeluarkan bunyi sirine dengan frekuensi 1000 Hz dengan
kecepatan 72 km/jam mendekati pendengar 1 dan meninggalkan pendengar 2.
Hitunglah frekuensi bunyi sekarang yang didengar oleh pendengar 1 dan
pendengar 2!
Diketahui:
c = 72 km/jam = (72 x 1000)/3600 m/s = 20 m/s
v = 340 m/s
fo = 1000 Hz
Ditanyakan: f untuk pendengar 1 (f1) dan f untuk pendengar 2 (f2)
Jawab:
f1 = fo . v/(v-c)
= 1000 . 340/(340-20)
= 1062,5 Hz
f2 = fo . v/(v+c)
= 1000 . 340/(340+20)
= 944 Hz
Energi mekanik ini diterima dan diolah di dalam telinga, lalu diubah
menjadi energi listrik setelah diterima oleh reseptor saraf sensorik di organon
korti telinga dalam
Proses pengolahan suara oleh telinga:
1. Pada telinga luar
Aurikel (daun telinga) mengumpulkan gelombang suara untuk
diteruskan ke liang telinga. Bandingkan bentuk corong daun telinga
dengan stetoskop serta bandingkan pula fungsinya. Meatus akustikus
eksternus (liang telinga luar) yang areanya lebih sempit akan
meningkatkan intensitas suara dan diteruskan menuju telinga tengah.
Bandingkan pula bentuk dan struktur liang telinga dengan stetoskop tadi.
Membrana timpani (gendang telinga) sebagai pembatas telinga luar dan
telinga tengah digetarkan dan menguatkan suara. Luas membrana timpani
kira-kira 51 mm2.
2. Pada telinga tengah
Tulang-tulang pendengaran (malleus, inkus dan stapes) menguatkan
suara dengan mekanisme gaya ungkit dan melanjutkannya menuju
pembatas telinga dalam yaitu foramen ovale. Efek dari gaya ungkit tulang
pendengaran terhadap getaran suara adalah 1,3 kali. Cermati bahwa
tulang-tulang pendengaran berawal dari membrana timpani seluas 51 mm2
dan berakhir pada foramen ovale dengan luas kira-kira 3 mm2. Dengan
demikian getaran suara yang masuk ke dalam telinga mengalami
amplifikasi sebesar:
51/3 x 1,3 = 22 kali
3. Pada telinga dalam
Telinga dalam: kokhlea (rumah siput) dan duktus semisirkularis
(saluran setengah lingkaran). Di dalam kokhlea terdapat 3 saluran: skala
vestibuli dan skala timpani yang berisi cairan perilimfe, yang akan bergetar
meneruskan getaran dari foramen ovale. Selanjutnya getaran ini akan
menggetarkan cairan endolimfe dan organ korti di skala ketiga (skala
media).
Organ korti merupakan sel-sel rambut sebagai reseptor
pendengaran. Dengan kata lain energi mekanik berupa getaran tadi
merangsang reseptor saraf sensorik pendengaran (Nervus VIII) dan
diteruskan sebagai energi listrik menuju otak untuk ditafsirkan.
5. Level (dBA)
Noise
Effect
Ambang pendengaran
Denyut nadi
Detak jam
Percakapan tenang
Jalanan sepi
Hoover in a room
Jalanan 7 m
Pemaparan lama menimbulkan kerusakan pendengaran
Kebisingan pabrik
K. FLUIDA
FLUIDA =sama dengan zat alir
1. Hidrodinamika
Definisi : Cabang ilmu fisika yang mempelajari zat yang mengalir.
Penelitian Bernoulli
Hukum Kinetis
Berlakunya Hukum tersebut dengan syarat penelitian :
a. Zat cair tanpa adanya geseran dalam (cairan tidak viskous)
b. Zat cair mengalir secara stasioner dalam hal kecepatan, arah dan
besarnya
c. Zat cair mengalir dalam lintasan yang tetap
d. Zat cair tidak termampatkan melalui pembuluh dan contiunitas.
Venturimeter adalah alat penghitung kecepatan aliran zat cair
Tabung Pitot : alat penghitung kecepatan gerak benda dalam zat cair
2. Aliran Zat Cair Melalui Pembuluh Darah
Hukum Poiseuille : Cairan yang mengalir melalui suatu pipa
kecepatannya berbanding lurus dengan penurunan tekanan dan pangkat
empat jari-jari Untuk menjelaskan mengapa penderita usia lanjut
mengalami pingsan Mengapa daerah ujung suhunya dingin.
Dengan Hasil Rumus Poiseuille
a. Aorta
b. Kapiler
c. Vena cava
Tahanan terhadap debit zat cair, Efek panjang Pembuluh Terhadap debit
adalah Makin panjang pembuluh, diameter sama, zat cair akan mendapat
tahanan semakin besar, maka debit zat cair akan lebih besar pada
pembuluh yang pendek.
3. Efek diameter pembuluh
Kecepatan aliran zat cair makin cepat pada diameter yang pembuluhnya
makin besar
4. Efek kekentalan
Semakin kental zat cair semakin besar tahanan terhadap dinding
pembuluh, sehingga dapat ditentukan konsentrasi sel darah merahnya.
5. Alat Ukur Tekanan Zat Cair disebut Tonometer
Digunakan untuk mengukur tekanan intra okuler pada penderita
glaukoma
Harga normal tekanan intraokuler 12 – 23 mm Hg
6. Sistometer adalah Untuk mengukur tekanan kandung kencing.
Terdiri dari pipa kapiler yang mengandung skala cm H2O, terhubung ke
jarum melalui pipa karet.
Perbandingan :
Orang dewasa 30 cm H2O pada penedrita prostat hipertropi
mencapai 100 cm H2O baru terjadi pengeluaran kencing.
SKÃLÄ SÙHU
Terdapat 2 skala suhu yang sering digunakan, antara lain skala
celcius dan skala Fahrenheit. Titik tetap skala celcius dan skala
Fahrenheit menggunakan titik beku dan titik didih air. Titik beku suatu
zat merupakan temperatur di mana wujud padat dan wujud cair berada
dalam keseimbangan (tidak ada perubahan wujud zat). Sebaliknya, titik
didih suatu zat merupakan temperatur di mana wujud cair dan wujud
gas berada dalam keseimbangan. Agar termometer bisa digunakan
untuk mengukur suhu maka perlu ditetapkan skala suhu. Terdapat
empat skala yang digunakan dalam pengukuran suhu, yaitu skala
Celcius, Fahrenheit, Reamur, dan Kelvin.
a. Celcius
b. Fahrenheit
Untuk skala Fahrenheit, temperatur titik beku normal air (titik
es) dipilih sebagai 32 derajat Fahrenheit (32o F) dan temperatur titik
titik didih normal air (titik uap) dipilih sebagai 212 derajat Fahrenheit
(212o F). Di antara titik es dan titik uap terdapat 180 derajat.
c. Kelvin
Pada dasarnya skala kelvin sama dengan skala celcius
(seperseratus). Hanya saja skala kelvin dimulai dari suhu nol mutlak (0
K) yang besarnya sama dengan -273,150C. Sehingga untuk suhu es
mencair sama dengan 273,15 K dan air mendidih sama dengan 373,15
K.
Apa yang dimaksud dengan keseimbangan termal ???
Jika kita ingin memperoleh air hangat, kita bisa mencampur air
panas dengan air dingin. Kita bisa mengatakan air panas memiliki suhu
tinggi sedangkan air dingin memiliki suhu yang lebih rendah. Setelah
dicampur, perlahan-lahan air panas menjadi dingin (suhu air panas
menurun), sebaliknya air dingin menjadi hangat (suhu air dingin
meningkat). Beberapa saat kemudian, campuran air panas dan air dingin
berubah menjadi air hangat.
Adanya air hangat menunjukkan bahwa suhu campuran air panas
dan air dingin telah sama. Ketika campuran air panas dan air dingin
mencapai suhu yang sama, keduanya dikatakan berada dalam
keseimbangan termal.
Untuk mengkorvensi suhu menurut termometer satu ke suhu menurut
termometer yang lain, digunakan persamaan sebagai berikut :
Jenis-Jenis Termometer
Berdasarnya zat termometriknya, Termometer dapat dibedakan menjadi :
1. Termometer Zat Padat
Termometer zat padat menggunakan prinsip perubahan hambatan
logam konduktor terhadapap suhu sehingga sering juga disebut sebagai
termometer hambatan. Biasanya termometer ini menggunakan kawat
platina halus yang dililitkan pad mika dan dimasukkan dalam tabung perak
tipis tahan panas.
Contoh: Termometer platina
2. Termometer Gas
Termometer gas menggunakan prinsip pengaruh suhu terhadap
tekanan. Bagan alat ini sama seperti nanometer. Pipa U yang berisi raksa
mula-mula permukaannya sama tinggi. Jika salah satu ujungnya
dihubungkan dengan ruangan yang bersisi gas bertekanan, maka akan
terjadi selisih tinggi.
Contoh: termometer gas pada volume gas tetap
Berdasarkan penggunaannya berikut adalah beberapa contohnya :
1.Termometer Laboratorium
Termometer yang biasanya digunakan untuk eksperimen di lab.
2.TERMOMETER BADAN
BAB III
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa peralatan
kesehatan masih sangat berhubungan erat dengan ilmu fisika dan
perkembangan teknologi, karena sebagian besar prinsip kerjanya
menggunakan konsep fsika yang diaplikasikan pada sebuah alat Kesehatan yang
berteknologi terkini
B. Saran
Dari kesimpulan di atas maka disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Menggunakan alat-alat kesehatan dengan sebaik-baiknya.
2. Membeli dan menggunakan alat-alat kesehatan dari luar guna melengkapi
peralatan untuk fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia
3. Marilah para ilmuwan bangsaku, berlombalah berkreas minimalnya untuk
kemandirian kita akan teknologi untuk melayani kebutuhan bangsa sendiri
DAFTAR PUSTAKA
Hebert, Druxes, Fritz Slemsem, Dan Garnor Born. (1986). Kompendium Didaktik
Fisika. (Diterjemahkan oleh : Soeparmo). Bandung : Remaja Karya
Gabriel .J.F.1996. Fisika Kedokteran. Universitas Udayana. Denpasar - Bali
Tipler, Paul. A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Penerbit Erlangga. Jakarta
Karsono Bambang. Ultrasonografi Obstetri. Dalam : Hariadi R Ilmu Kedokteran
Fetomaternal. Surabaya : Himpunan Kedokteran Feromaternal
Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesian; 2004