Professional Documents
Culture Documents
MEMBUAT BAKSO
BUKU INFORMASI
MEMBUAT BAKSO
THP.OO03.092.01
DAFTAR ISI
2
Halaman: 2 dari 37
Buku Informasi
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
THP.OO03.092.01
LAMPIRAN----------------------------------------------------------------------------------------
Lampiran 1 Contoh Kuesioner------------------------------------------------------- 72
3
Halaman: 3 dari 37
Buku Informasi
Modul Diklat Berbasis Kompetensi Kode Modul
THP.OO03.092.01
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu Membuat Bakso sesuai
standar minimal industri bakso.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Membuat
Bakso ini guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir pelatihan diharapkan
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan baku, meliputi: Alat disiapkan sesuai kebutuhan;
Alat disanitasi; Daging dan bumbu disiapkan sesuai ketentuan; Cetakan bakso
disiapkan menurut spesifikasi produk.
2. Mengolah bakso, meliputi: Prosedur pembuatan bakso dijelaskan dengan
benar; Daging diproses sesuai dengan kebutuhan; Daging dan bumbu dicampur
sesuai prosedur; Campuran daging dan bumbu diproses; Bakso dikemas dan
dilabel; Bakso disimpan sesuai dengan prosedur penyimpanan.
BAB II
MENYIAPKAN ALAT DAN BAHAN BAKU
1) Timbangan
Timbangan yang digunakan bermacam-macam tergantung seberapa
banyak bahan yang akan ditimbang. Pemilihan timbangan harus benar-
benar diperhatikan, karena timbangan yang tidak tepat tidak hanya
menyebabkan kehilangan bahan, tapi juga akan menghasilkan produk
yang tidak seragam. Ada beberapa bahan yang ditimbang dalam
kapasitas besar seperti bahan dasar (daging sapi, daging ayam, atau
daging ikan), tepung tapioka atau bahan pengisi, dan es batu,
memerlukan timbangan dengan kapasitas penimbangan yang besar pula.
Tetapi untuk bahan-bahan seperti garam, merica, dan bumbu lainnya,
memerlukan kapasitas timbagan kecil agar hasil yang ditimbang benar-
benar tepat. Ketepatan penimbangan sangat diperlukan untuk
menghasilkan produk dengan kualitas baik.
Sebelum digunakan, timbangan diperiksa dahulu apakah dalam keadaan
bersih dan sudah siap digunakan atau belum. Setelah digunakan,
timbangan dibersihkan dan disimpan lagi pada tempatnya. Untuk hasil
penimbangan yang baik, timbangan perlu ditera ulang secara berkala
pada dinas/lembaga yang terkait.
2) Chopper
Chopper digunakan untuk menggiling bahan dasar daging sapi, ayam atau
ikan, sebelum dihaluskan dengan food processor atau silent cutter.
Daging yang telah dichopper akan lebih mudah halus daripada tanpa
dichopper.
dengan food processor untuk bahan dengan jumlah kecil, atau dengan
silent cutter untuk bahan dengan jumlah yang lebih besar. Kedua alat ini
4) Pencetak Bakso
5) Panci/Wajan
Bakso dimasak dengan cara direbus. Alat yang digunakan dapat berupa
panci maupun wajan.
6) Kompor
Kompor yang baik adalah kompor yang memiliki nyala api yang seragam
dan berwarna biru. Kompor ini digunakan baik untuk memasak bakso.
Jika nyala api berwarna merah atau menggunakan minyak tanah,
biasanya bakso yang dihasilkan akan berbau minyak tanah.
7) Vacuum Sealer
Bakso yang telah dimasak selanjutnya didinginkan dan dikemas. Untuk
memperpanjang daya simpan bakso, pengemasan dilakukan dengan cara
vakum, agar udara dalam kemasan dapat dibuat seminimal mungkin. Alat
yang digunakan untuk mengemas vakum adalah vacuum sealer.
2. Alat disanitasi
Sanitasi merupakan hal penting yang harus dimiliki industri pangan dalam
menerapkan Good Manufacturing Practices (GMP). Sanitasi dilakukan sebagai
usaha untuk mencegah penyakit atau bahaya yang diperoleh setelah
mengkonsumsi pangan yang diproduksi, dengan cara menghilangkan atau
mengendalikan faktor-faktor di dalam pengolahan pangan yang berperan dalam
pemindahan bahaya (hazard) sejak penerimaan bahan baku, pengolahan,
pengemasan dan penggudangan produk, sampai produk akhir didistribusikan.
Tujuan diterapkannya sanitasi di industri pangan adalah untuk menghilangkan
kontaminan dari produk dan mesin pengolahan serta mencegah kontaminasi
kembali. Manfaat yang dapat diperoleh dari pengaplikasian sanitasi pada industri
bagi konsumen adalah bahwa konsumen akan terhindar dari penyakit atau
kecelakaan karena keracunan makanan. Sementara itu, bagi produsen dapat
meningkatkan mutu dan umur simpan produk, mengurangi komplain dari
konsumen.
Serbet atau spon yang digunakan untuk mengelap peralatan yang secara
langsung bersentuhan dengan pangan, harus bersih dan sering dicuci serta
disanitasi dengan bahan sanitiser yang sesuai. Serbet atau spon tersebut tidak
boleh digunakan untuk keperluan lainnya. Pencucian dan sanitasi peralatan
dapat dilakukan secara manual maupun secara mekanis dengan menggunakan
mesin.
Berikut ini merupakan prosedur pencucian peralatan :
a. Pre Rinse/tahap awal:
Tujuan dalam proses ini adalah menghilangkan kotoran dan sisa makanan
dengan cara dibilas atau disemprot dengan air mengalir.
b. Pencucian dilakukan dalam bak pertama yang berisi larutan deterjen hangat.
Suhu yang digunakan berkisar antara 43⁰ - 49⁰C. Pada tahap ini diperlukan
alat bantu sikat atau spon untuk membersihkan semua kotoran sisa
makanan atau lemak. Hal yang penting untuk diperhatikan pada tahap ini
adalah dosis penggunaan deterjen, untuk mencegah pemborosan dan
Bahan dasar yang digunakan untuk membuat bakso adalah daging. Menurut
Sumarni (1993), daging merupakan gumpalan lembut yang terdiri atas urat-
urat pada tubuh binatang, diantara kulit dan tulang. Daging dapat dibagi
dalam dua golongan besar, yakni daging merah dan daging putih. Daging
merah adalah daging yang berasal dari ternak seperti kambing, domba,
kerbau, sapi dan babi. Daging putih adalah daging yang berasal dari unggas,
yaitu ayam, itik, kalkun, merpati dan angsa.
Sapi setelah disembelih hanya dapat diambil sekitar 60% dari beratnya yang
ditampilkan sebagai karkas. Kualitas daging ditinjau dari teksturnya dapat
dikelompokkan menjadi :
1) Bagian Fillet (has dalam)
Bagian ini merupakan daging yang memiliki kualitas tinggi karena
teksturnya empuk, sehingga harganyapun lebih mahal dibandingkan
bagian daging yang lainnya.
2) Bagian Top Side, In Side, Silver Side, dan Sirloin
Bagian daging ini disebut golongan S1, dan daging ini digunakan untuk
membuat produk-produk pengolahan daging.
3) Bagian Neck, Chunk, Shank, Cob Rol Brisket, rib Meat, dan Flank
Bagian daging ini disebut golongan S2, dimana tekstur daging agak
keras jika dibandingkan dengan bagian daging lainnya. Umumnya
daging dari bagian ini digunakan untuk produk-produk pengolahan
daging.
b. Bahan Pendukung
1) Tepung Tapioka
Tapioka adalah pati yang diperoleh dari hasil ekstrasi ketela pohon
(Manihot Utilisima POHL) yang telah mengalami pencucian secara
sempurna, pengeringan dan penggilingan (Sunarto, 1984 dalam Ahtini,
1997).Pati merupakan polimer glukosa dengan ikatan glikosidik. Pati
terdiri dari 2 fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi
terlarut disebut amilosa dan fraksi yang tidak larut disebut amilopektin.
Amilosa mempunyai struktur lurus dengan ikatan -(1,4)-D-glukosa,
sedang amilopektin mempunyai cabang dengan ikatan -(1,4)-D-glukosa
sebanyak 4-5% dari berat total (Winarno, FG, 1989). Tepung pada
umumnya mengadung amilosa 18, dan kandungan amilopektinnya
sangat tinggi.
2) Bumbu-bumbu
Bumbu-bumbu yang ditambahkan pada pembuatan bakso adalah: bawang
putih, merica, garam, dan bawang merah goreng. Penambahan bumbu-
bumbu tersebut dengan maksud memberikan cita rasa seingga produk bakso
yang dihasilkan menjadi gurih dan lezat. Selain untuk tujuan tersebut,
khususnya garam juga berfungsi sebagai pelarut protein dalam daging.
Dengan penambahkan garam, jenis protein daging yang larut dalam garam
akan terekstraksi keluar, sehingga akan meningkatkan efektivitas
“emulsifier” dalam membentuk emulsi. Selain bumbu-bumbu di atas,
kadang-kadang juga ditambahkan bumbu lain seprti penyedap (bumbu
masak) sesuai selera.
3) Es batu
Es batu ditambahkan ke dalam formulasi bakso dimaksudkan mencegah
terjadinya kenaikan suhu selama emulsifikasi. Kita ketahui bahwa kenaikan
suhu melebihi 16C akan mengurangi aktivitas protein daging dalam
peranannya sebagai “emulsifier”. Emulsifier yang tidak berfungsi dengan
optimal, akan menyebabkan sitem emulsi yang tebentuk tidak akan optimal.
Selain untuk tujuan tersebut, es batu dapat melarutkan protein dalam
daging khususnya jenis protein dalam air.
Mesin pencetak bakso digunakan untuk mencetak bakso dengan bentuk bulat
secara cepat (sampai 18000 butir/jam). Diameter bakso dapat distel sesuai
kebutuhan (1,5-2,5cm). Tabung, pisau dan frame terbuat dari stainless steel.
Penggerak mesin ini menggunakan motor listrik 1500 watt. Tersedia juga
ukuran jumbo, yang bisa mencetak ukuran diameter 1,5 - 4 cm. Penggunaan
mesin pencetak bakso dapat menghemat tenaga dan waktu, sehingga proses
pencetakan bakso menjadi efektif dan efisien. Bakso yang dihasilkan ukurannya
seragam, higienis dan permukaannya halus karena bakso langsung turun dari
pencetak ke panci yang berisi air panas.
(3). Corong
(5). Selongsong penghubung pengaduk (6). Mangkok penampung buletan (7). Geer pemutar cetakan
(8). Penahan pengeluaran bulatan (9). Plat pengatur cetakan bulatan (10). Setelan ukuran bulatan
(11). Per penahan pengeluaran bulatan (12). Plat setelan ukuran bulatan
(5)
(6) (4)
(7) (8)
(9)
(10)
(12) (11)
(13) (14)
1) Pastikan mesin dalam posisi off bila ingin mencabut aliran listrik
2) Setelah selesai proses produksi, lepas semua rangkaian bagian
peralatan seperti merangkai.
3) Rendam semua bagian peralatan yang dilepas dengan air panas
(nomor 3,4,5,6,7,8,9 dan 12).
4) Cuci bersih semua bagian yang terkena adonan dengan menggunakan
sabun
5) Setelah di cuci, keringkan semua bagian yang basah dari sisa air
cucian.
6) Lap dengan kain kering (nomor 3,4,5,6,7,8,9 dan 12), setelah itu beri
minyak goreng agar peralatan tidak berkerak/ tidak kesat dan
memudahkan dalam merangkai lagi.
7) Ganti oli mesin pengerak utama secara periodik.
8) Simpan semua bagian mesin penggiling daging di tempat yang kering
dan tidak lembab.
C. Sikap kerja yang Diperlukan dalam Menyiapkan Alat dan Bahan Baku
Harus bersikap secara:
1. Cermat, Tepat, Teliti dalam menyiapkan alat sesuai kebutuhan.
2. Cermat dan teliti dalam melakukan sanitasi alat.
3. Teliti dan tepat dalam menyiapkan daging dan bumbu sesuai ketentuan.
4. Teliti dan tepat dalam menyiapkan cetakan bakso menurut spesifikasi produk.
BAB III
MENGOLAH BAKSO
b. Penggilingan/Pelumatan
Daging yang telah berbentuk potongan-potongan kecil, kemudian dilakukan
pelumatan/ penggilingan. Tujuan proses penggilingan/pelumatan daging adalah
untuk memperkecil ukuran daging menjadi partikel-partikel yang ukurannya
homogen. Sehingga bila dicampur dengan bumbu-bumbu, maka bumbu tersebut
akan tercapur rata dengan adonan. Tujuan yang kedua adalah untuk
mendapatkan “tenderness” yang baik pada produk akhir.
Proses penggilingan dapat dilakukan dengan menggunakan alat penggilingan
khusus yang banyak dijumpai di pasar atau menggunakan “food processor” yang
telah banyak diperdagangkan. Alat penggiling khusus seperti yang telah banyak
dijumpai di pasar mempunyai kelebihan yaitu dapat menggiling lebih halus dan
lebih homogen. Di tempat tersebut juga biasanya menerima jasa penggilingan
daging dengan biaya relatif murah. Dengan demikian apabila kita tidak
mempunyai alat “food processor” di rumah, maka kita dapat menggiling daging
ke tempat tersebut.
Proses penggilingan menggunakan alat penggiling megandung resiko akan
menimbulkan panas selama proses penggilingan. Panas tersebut dapat
disebabkan oleh adanya gesekan antara daging atau adanya gesekan daging
dengan alat penggiling. Untuk mencegah terjadinya kenaikan suhu selama
proses penggilingan, ditambahkan potongan-potongan es batu. Dengan
demikian kenaikan suhu selama proses penggilingan, dapat dicegah tidak
melebihi 16C.
Golongan protein yang larut dalam air adalah protein sarkoplasma. Termasuk
dalam protein sarkoplasma ini adalah mioglobin yang berperan pemberi warna
pada daging. Sedangkan yang tergolong protein yang larut dalam garam adalah
actin dan myosin.
ukuran bola bakso diusahakan seragam, yaitu tidak terlalu kecil tetapi juga tidak
terlalu besar, sehingga kematangan bola bakso ketika direbus akan memilki
tingkat kematangan yang seragam dan tidak menyulitkan dalam pengendalian
prosesnya.
Perebusan bola bakso dilakukan selama ±15 menit. Apabila bola bakso
mengapung di permukaan air, berarti sudah matang, lalu diangkat dan
ditiriskan. Agar bakso dapat tahan lama maka bakso harus dikemas vakum
dalam kantong plastik dan disimpan dalam suhu beku (suhu -20°C).
DAGING
PENCAMPURAN
PENCETAKAN ADONAN
PEREBUSAN
PENIRISAN
PENGEMASAN
PENYIMPANAN
ditiriskan.
Bakso yang telah dingin dimasukkan ke dalam plastik kemasan dengan jumlah
atau berat yang telah duitentukan. Setelah disusun dengan rapi, selanjutnya
dikemas dengan alat vaccum packer agar lebih tahan lama saat disimpan.
Kemasan bakso diberi label yang minimal terdiri atas:
a. Nama produk
b. Daftar bahan yang digunakan
c. Berat bersih atau isi bersih
d. Nama dan alamat produsen
e. Keterangan tentang halal
f. Tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. Kep.MENAKERTRANS RI Nomor Kep. 319/MEN/XII/2011
B. Buku Referensi
Ahtini, 1997. Pengaruh Penamabahan Konsentrasi Tepung Tapioka dan
Konsentrasi Protein Kedelai terhadap Mutu Bakso Udang. Fakultas Teknologi
Indusri, Unpas Bandung.
Singgih Wibowo, 1997. Pembuatan Bakso Ikan dan Bakso Daging . Penebar
Swadaya. Jakarta.
Teguh Sudarisman dan Elvira AR,, 1996, Petunjuk Memilih Produk Ikan dan
Daging, Penebar Swadaya, Jakarta.
D. Referensi Lainnya
1. -
A. Daftar Peralatan/Mesin
B. Daftar Bahan
No
Nama Bahan Keterangan
.
1. Daging sapi/ayam Setiap peserta
2. Es batu Setiap peserta
3. Bumbu Setiap peserta
4. STPP Setiap peserta
5. Garam Setiap peserta
6. Kantong plastik/pengemas Setiap peserta