Professional Documents
Culture Documents
Makalah Isu Dan Riset Pembelajaran Moral Dan Agama Aud Revisi
Makalah Isu Dan Riset Pembelajaran Moral Dan Agama Aud Revisi
ISU-ISU DAN RISET PEMBELAJARAN MORAL DAN AGAMA ANAK USIA DINI
Disusun Oleh:
JAKARTA
2023
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Isu Dan Riset Pembelajaran Moral Dan
Agama Anak Usia Dini”. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan memberikan dukungan kepada kami dalam menulis makalah ini.
Terutama kepada dosen pengampu mata kuliah, Ibu Mumun Mulyati, M.Pd, serta keluarga
yang kami sayangi dan juga teman-teman seperjuangan yang sangat kami cintai.
Penulis menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya nantinya
penulis dapat menyusun makalah dengan lebih baik lagi. Akhir kata semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk pembacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL ……………………………………………………………………… i
BAB I. PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ……………………………………………. 12
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan amanat Allah pada orang tua yang pada akhirnya nanti akan
dimintai pertanggung jawaban.Anak merupakan bagian dari keluarga,maka secara
kodrati orang tuanyalah yang bertanggung jawab menyerap apa saja yang
dilihat,diberikan maupun didengarnya,karena ia belum mempunyai konsep untuk
menolaknya. Maka sudah menjadi kewajiban orang tua atau orang disekelilingnya
untuk memberikan perhatian masalah agama yang meliputi keimanan,ibadah dan
akhlak.Sebab pada dasarnya pendidikan Islam bertujuan untuk menumbuhkan pola
kepribadian manusia yang bulat melalui latihan kejiwaan,kecerdasan
otak,penalaran,perasaan dan indera.1
Anak yang telah mempunyai potensi sejak lahir sangat memungkinkan untuk
ditumbuh kembangkan dan dipupuk dengan nilai – nilai keagamaan sejak dini.Rasa
ketuhanan itu akan mendapat dorongan untuk berkembang secara optimal dengan
penanaman nilai keagamaan sejak dini.Apabila tidak dibina secara baik masa
perkembangan terbesar psikis dan indra ini akan yang sesuai dengan sasaran atau
anak didik untuk mencapai tujuan yang akan dicapai.
Hakekat dari pendidikan agama adalah penanaman moral beragama pada
anak,sedangkan pengajaran adalah memberikan pengetahuan agama pada anak didik2
Pendidikan nilai-nilai keagamaan merupakan pondasi yang kokoh dan sangat penting
keberadaannya dan jika hal itu telah tertanam serta terpatri dalam setiap insan sejak dini,
hal ini merupakan awal yang baik bagi pendidikan anak bangsa untuk menjalani jenjang
pendidikan selanjutnya.
Untuk mengembangkan nilai-nilai agama pada diri anak, diperlukan berbagai macam
metode dan pendekatan. Pendekatan yang dimaksud adalah cara yang teratur yang
digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan agar tercapai hasil yang baik seperti
dikehendaki. Pendekatan juga berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Guru di
Taman Kanak-kanak yang dalam kegiatannya memerlukan berbagai metode dan
pendekatan untuk mengembagkan berbagai kemampuan dan potensi yang ada pada diri
1
M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner.(Jakarta:Bumi Aksara.1996),h 40
2
Asmuni Syukir,Dasar – Dasar Strategi Dakwah Islam,(Surabaya : Al-Ikhlas,t,t),h 157
anak didik. Untuk itu, guru Taman Kanak-kanak dituntut memiliki kemampuan
profesional dan komprehensif terutama dalam memilih dan menentukan metode dan
pendekatan yang efektif. Dimana nantinya dalam proses belajar mengajar akan
berlangsung dengan baik tanpa mengorbankan anak, tanpa merebut hak anak untuk
bermain dalam suasana terbuka dan menyenangkan.
Pendidikan agama pada dasarnya adalah membina (melestarikan) fitrah agama pada
anak yang dibawa sejak lahir,agar tidak luntur menjadi atheis atau bahkan menganut
agama selain agama Islam.Oleh karena itu yang harus diperhatikan adalah membiasakan
anak untuk melaksanakan syari’at agama dan menjauhkan larangan-Nya.Proses
pendidikan tidak selamanya bisa dipegang orang tua,untuk itu diperlukan bantuan orang
lain atau suatu lembaga untukmenangani masalah pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian moral?
2. Apa pengertian Nilai-nilai Agama?
3. Apa pengertian Anak Usia Dini?
4. Apa pengertan Isu Dan Riset?
5. Apa saja isu dan riset tentang pembelajaran moral dan agama anak usia dini?
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis berharap dapat memberikan
pengetahuan kepada pembaca tentang :
1. Pengertian moral
2. Pengertian Nilai-nilai Agama
3. Pengertian Anak Usia Dini
4. Pengertian Isu Dan Riset
5. Isu dan riset tentang pembelajaran moral dan agama anak usia dini
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Moral
Moral diambil dari bahasa latin mos (jamak, morse) yang berarti kebiasaan, adat.
Sementara moralitas secara lughawi juga berasal dari kata mos bahasa latin (jamak,
morse) yang berarti kebiasaan, adat istiadat. Kata „bermoral‟ mengacu bagaimana suatu
masyarakat yang berbudaya berperilaku. Dan kata moralitas juga merupakan kata sifat
lain moralis, mempunyai arti yang sama, maka dalam pengetiannya lebih diletakan pada
pengunaan moralitas, karena sipatnya yang abstrak. Moralitas adalah sifat moral atau
keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan yang baik dan yang buruk.
Sama dengan pengertian tersebut, W.Poespoprodjo mendefinisikan moralitas sebagai
“kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukan bahwa perbuatan itu benar atau
salah, baik atau buruk. Moralitas mencangkup tentang baik buruknya perbuatan manusia.3
Boran, dkk mengatakan, sebagaimana dikutip oleh Asri Badiningsih, bahwa moral adalah
hal-hal yang berhubungan dengan larangan dan tindakan yang mengatakan salah atau
benar. Ada beberapa istilah yang sering digunakan secara bergantian untuk menunjukan
maksud yang sama, istilah moral, akhlak, karakter, etika, budi pekertidan susila.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia “moral” diartikan sebagai keadaan baik dan
buruk yang diterima secara umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, budi pekerti,
dan kesusilaan. Moral juga berarti kondisi mental yang terungkap dalam bentuk perbuata.
Selaian itu moral berarti sebagai ajaran kesusilaan. Kata moral sendiri berasal dari bahasa
latin “mores” yang berarti tata cara dalam kehidunpan, adat istiadat dan kebiasaan.4
Menurut para ahli ada beberapa pengertian moral sebagai berikut :
a. Pengertian moral dalam kamus pisikologi
dituliskan bahwa moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial,
atau menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.5
b. Pengertian moral dalam Hurlock
Perilaku moral adalah perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial.
Moral sendiri berarti tatacara, kebiasaan, dan adat. Perilaku moral dikendalikan
konsep-konsep moral atau peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi
anggota suatu budaya.6
3
Asmara As, Pengantar Studi, cet 1, (Jakarta :Rajawali Press, 1992) h 8
4
Tim Penyusunan Kamus pusat dan pembinaan dan pengembangan Bahasa Depdikbud kamus besar bahasa
Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, , 1994) h 192
5
Chaplin, Pengertian moral dalam kamus pisikologi Jakarta 2006
6
Hurlock Pengertian moral Edisi ke-6, jakarta 1990
c. Pengertian moral menurut Webster new word dictionary
bahwa moral adalah suatu yang berkaitan atau ada hubungannya dengan kemampuan
menentukan benar salah dan baik buruknya tingkah laku.
d. Maria Assumpta: pengertian moral adalah aturan-aturan(rule) mengenai sikap
(attitude) dan perilaku manusia (human behavior) sebagai manusia. Hal ini mirip bila
dikatakan bahwa orang yang bermoral atau dikatakan memiliki moral adalah
manusia yang memanusiakan orang lain.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulan bahwa moral sebagai ajaran
kesusilaan, berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan tuntan untuk melakukan
perbuatan-perbuatan baik dan meningalakan perbuatan jelek yang bertentangan dengan
ketentuhan yang berlaku dalam suatu masyarakat.
B. Pengertian Nilai-nilai Agama
Nilai adalah sesuatu yang abstrak yang tidak bisa dilihat, diraba, maupun dirasakan
dan tak terbatas ruang lingkupnya. Menurut Mulyana secara hakiki sebenarnya nilai
agama merupakan nilai yang memiliki dasar kebenaran yang paling kuat dibandingkan
dengan nilai-nilai sebelumnya. Nilai ini bersumber dari kebenaran tertinggi yang
datangnya dari Tuhan. Nilai tertinggi yang harus dicapai adalah kesatuan (unity).
Kesatuan berarti adanya keselarasan semua unsur kehidupan, antara kehendak manusia
dengan perintah Tuhan, antara ucapan dan tindakan.
Nilai- nilai dalam Islam mengandung dua kategori arti dilihat dari segi normatif
yaitu pertimbangan tentang baik dan buruk, benar dan salah, haq dan batil, diridhoi dan
dikutuk oleh Allah SWT. 7.Internalisasi merupkan sentral perubahan kepribadian yang
merupakan dimensi kritis terhadap perubahan diri manusia yang di dalamnya memiliki
makna kepribadian terhadap respon yang terjadi dalam proses pembentukan watak
manusia. Nilai sangat erat kaitannya dengan pengertian-pengertian dan aktifitas manusia
yang kompleks, sehingga sulit ditentukan batasannya, karena keabstrakannya itu maka
timbul bermacam-macam pengertian, di antaranya sebagai berikut:
Rahmat Mulyana Mengartikan Pendidikan Nilai sebagai berikut :
a. Nilai adalah suatu perangkat keyakinan ataupun perasaan yang diyakini sebagai suatu
identitas yang memberikan corak yang khusus pada pola pemikiran, perasaan,
keterkaitan maupun perilaku.8
7
Rahmat Mulyana, Mengartikulasi Pendidikan Nilai, (Bandung: Alfabeta, 2004), h. 36
8
Zakiyah Darajat, Dasar-Dasar Agama Islam,
4 (Jakarta: Bulan Bintang, 1992) h.260
b. Nilai adalah suatu pola normatif, yang menentukan tingkah laku yang diinginkan
bagi suatu sistem yang ada kaitannya dengan lingkungan sekitar tanpa membedakan
fungsi-fungsi bagian-bagiannya.9
c. Nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan.10
d. Nilai merupakan kualitas empiris yang tidak dapat didefinisikan, tetapi hanya dapat
dialami dan dipahami secara langsung.11
e. Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ia ideal, bukan benda kongkrit, bukan
fakta, bukan hanya persoalan benar salah yang menurut pembuktian empirik,
melainkan soal penghayatan yang dikehendaki, disenangi dan tidak disenangi.12
Beberapa pengertian tentang nilai di atas dapat dipahami bahwa nilai itu adalah
sesuatu yang abstrak, ideal, dan menyangkut persoalan keyakinan terhadap yang
dikehendaki, dan memberikan corak pada pola pikiran, perasaan, dan perilaku. Dengan
demikian untuk melacak sebuah nilai harus melalui pemaknaan terhadap kenyataan lain
berupa tindakan, tingkah laku, pola pikir dan sikap seseorang atau sekelompok orang.
Nilai merupakan gagasan umum orang-orang, yang berbicara seputar apa yang baik atau
buruk, yang diharapkan atau yang tidak diharapkan, nilai mewarnai pemikiran seseorang
yang telah menjadi satu dan tidak dapat di lepaskan dalam kehidupannya sehari-hari.
Dengan demikian nilai dapat dirumuskan sebagai sifat yang terdapat pada sesuatu
yang menempatkan pada posisi yang berharga dan terhormat yakni bahwa sifat ini
manjadikan sesuatu itu dicari dan dicintai, baik dicintai oleh satu orang maupun
sekelompok orang, contoh hal itu adalah nasab bagi orang-orang terhormat mempunyai
nilai yang tinggi, ilmu bagi ulama’ mempunyai nilai yang tinggi dan keberanian bagi
pemerintah mempunyai nilai yang dicintai dan sebagainya. Pengertian agama menurut
Tholhah Hasan adalah mendasari orientasi pada dosa dan pahala, halal dan
haramnya.13Sedangkan pengertian agama Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya
bersumber kepada wahyu dari Allah yang disampaikan kepada umat manusia melalui
Nabi Muhammad Saw. Untuk kesejakteraan umat manusia di dunia maupun di akhirat.14
Jadi pengertian nilai Agama Islam adalah suatu upaya mengembangkan
pengetahuan dan potensi yang ada mengenai masalah dasar yaitu berupa ajaran yang
9
H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), h.141
10
Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung: Alfabeta, 2004), h.11
11
Thoba Chatib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 1996), h. 61
12
Ibid.
13
M. Thohah Hasan, Produk Islam dalam Menghadapi Tantangan Zaman, (Jakarta : Bangun Prakarya,
1986), h.57
14
Abdurrahman Shaleh, Pendidikan Agama Islamdi SD (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h. 115
bersumber kepada wahyu Allah yang meliputi keyakinan, pikiran, akhlak dan amal
dengan orientasi pahala dan dosa, sehingga ajaran-ajaran Islam tersebut dapat merasuk
kedalam diri manusia sebagai pedoman dalam hidupnya. 15 Macam-macam nilai-nilai
agama menurut Nurcholis Madjid, ada beberapa nilai-nilai agama yang harus ditanamkan
pada anak dan kegiatan pendidikan yang mana ini merupakan inti dari pendidikan agama.
Diantara nilai-nilai dasar yaitu: Iman, Islam, Ihsan, Taqwa, Ikhlas, Tawakkal, Syukur,
Sabar.16
C. Pengertian Anak Usia Dini
Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0-6 tahun (Undangundang
Sisdiknas tahun 2003) dan 0-8 tahun menurut para pakar pendidikan anak. Menurut
Mansur anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan
perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.
Pada masa ini merupakan masa emas atau golden age, karena anak mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak tergantikan pada masa
mendatang.
Menurut berbagai penelitian di bidang neurologi terbukti bahwa 50% kecerdasan
anak terbentuk dalam kurun waktu 4 tahun pertama. Setelah anak berusia 8 tahun
perkembangan otaknya mencapai 80% dan pada usia 18 tahun mencapai 100%. Sesuai
dengan Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 14, upaya pembinaan yang
ditujukan bagi anak usia 0-6 tahun tersebut dilakukan melalui Pendidikan anak usia dini
(PAUD). Pendidikan anak usia dini dapat dilaksanakan melalui pendidikan formal,
nonformal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur formal berbentuk taman kanak-
kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA) dan bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan anak usia dini jalur nonformal berbentuk kelompok bermain (KB),
taman penitipan anak (TPA), sedangkan PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk
pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan lingkungan seperti bina
keluarga balita dan posyandu yang terintegrasi PAUD atau yang kita kenal dengan satuan
PAUD sejenis (SPS). Maleong menyebutkan bahwa ragam pendidikan untuk anak usia
dini jalur non formal terbagi atas tiga kelompok yaitu kelompok taman penitipan anak
15
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1990), h.414
16
Nurcholis Madjid, Masyarakat Religious Membumikan Nilai-Nilai Islam dalam Kehidupan
Masyarakat, (Jakarta: Paramadina, 2000), h. 98-100
(TPA) usia 0-6 tahun); kelompok bermain (KB) usia 2-6 tahun; kelompok satuan PADU
sejenis (SPS) usia 0-6 tahun.
Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang
berada pada rentang usia 0-6 tahun yang sedang mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat, sehingga diperlukan stimulasi yang tepat agar dapat
tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Pemberian stimulasi tersebut harus diberikan
melalui lingungan keluarga, PAUD jalur non formal seperti tempat penitipan anak (TPA)
atau kelompok bermain (KB) dan PAUD jalur formal seperti TK dan RA
D. Isu Dan Riset
1. Pengertian Isu
Munculnya sebuah isu dalam sebuah perusahaan atau organisasi tidak dapat diprediksi
sebelumnya, oleh sebab itu perusahaan atau organisasi diminta untuk selalu siap
mengatasi isu-isu yang memungkinkan dapat membuat perusahaan atau organisasi
tersebut menjadi krisis. Penanganan isu oleh perusahaan atau organisasi ini beragam, hal
ini sangat berkaitan seberapa besar potensi isu yang muncul tersebut mempengaruhi
perusahaan atau organisasi.
Kemunculan sebuah isu awalnya disebabkan oleh adanya ketidaksesuaian pengertian
yang dimiliki oleh pihak manajemen dan public perusahaan, untuk lebih memahami
definisi dari isu, berikut beberapa isu yang dikemukakan dari berbagai sumber : Isu
terjadi ketika sebuah masalah menjadi terfokus pada satu pertanyaan khusus yang bisa
mengarahkan pada pertikaian dan beberapa jenis resolusi.
Pengertian Isu adalah suatu pertanyaan tentang fakta, nilai, atau kebijakan yang dapat
di perdebatkan. Jadi dari pengertiannya makna isu menjurus kepada adanya suatu
masalah dalam suatu organisasi, lembaga, kelompok yang membutuhkan penanganan.
Jadi sebenarnya dari pengertiannya isu mengacu kepada adanya adanya suatu bibit
permasalahan yang kemudian menyebabkan timbulnya perdebatan.17 Isu merupakaan
perbedaan pendapat yang diperdebatkan, masalah fakta, evaluasi, atau kebijakan yang
penting bagi pihak-pihak yang berhubungan.Lalu yang terakhir didefinisikan bahwa isu
merupakan sebuah konsekuensi dari tindakan yang diusulkan seseorang atau pihak lain
yang dapat membawa dampak dalam negosiasi pribadi dan penyesuaian, sipil dan
criminal litigasi, atau hal yang dapat menjadi sebuah masalah dari kebijakan publik
melalui legislativ aturan tindakan.
17
http://myblogrudipurwanto.blogspot.com/2013/04/manajemen-isu-menentukan-stoptidaknya.html . diakses
pada Minggu, 30 Desember 2022, pukul : 13.10
Definisi sederhana lainnya menurut Regester dan Larkin bahwa sebuah isu
mempresentasikan suatu kesenjangan antara praktek koorporat dengan harapan-harapan
para stakeholdernya. Dengan kata lain, sebuah isu yang timbul ke permukaan adalah
suatu kondisi atau peristiwa, baik didalam maupun diluar organisasi, yang jika dibiarkan
akan menjadi efek yang signifikan pada fungsi atau kinerja organisasi tersebut atau pada
target-trget organisasi tersebut dimasa mendatang. Selain itu biasanya kita juga pernah
kata rumor, rumor merupakan beragam informasi dengan berbagai versi yang tidak jelas
siapa sumbernya, tidak jelas siapa yang pertama kali menyampaikannya dan tidak jelas
pula kabar atau informasi tersebut mengandung kebenaranttp atau tidak., istilah seperti ini
sama halnya dengan sebuah gossip, selentingan atau grapevine. Isu bisa meliputi
masalah, perubahan, peristiwa, situasi, kebijakan atau nilai yang tengah berlangsung
dalam kehidupan masyarakat.
Munculnya sebuah isu dapat disebabkan oleh :
1. Ketidakpuasan sekelompok masyarakat.
2. Terjadinya peristiwa dramatis
3. Perubahan social
4. Kurang optimalnya kekuatan pemimpin.
Dari apa yang dijelaskan diatas, terlihatlah bahwa pengertian isu menjurus pada
adanya masalah dalam suatu perusahaan atau organisasi yang membutuhkan penanganan.
Disebutkan diatas terdapat beberapa kesamaan makna bahwa setiap perusahaan tidak
pernah mengharapkan akan munculnya isu. Ketika isu mulai muncul dalam sebuah
perusahaan atau organisasi, maka dapat dipastikan akan terjadi kesenjangan perusahaan
dengan publiknya.
2. Pengertin riset
Berasal dari kata research, riset adalah kata serapan dari bahasa Inggris yang
berarti penelitian. Dalam hal ini, pelaksanaan riset dilakukan secara metodikal dengan
menggunakan kaidah ilmiah untuk mendapatkan temuan atau penyelesaian dari suatu
masalah.
Adapun kegiatan riset meliputi beberapa hal yaitu pengumpulan, pengolahan,
pengkajian, dan penyajian data secara sistematis. Untuk melakukannya, seorang peneliti
harus bersikap objektif dan menggunakan bukti empiris dalam mengemukakan analisis
suatu data. Oleh karena itu, pengerjaan riset membutuhkan metode ilmiah agar
mendapatkan hasil yang berkualitas. Menurut pakar sosiologi asal Amerika, Earl Robert
Babbie, riset adalah penyelidikan atau percobaan sistematis untuk mendeskripsikan,
menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan fenomena tertentu. Terdapat dua metode
dalam kegiatannya, yaitu metode induktif dan deduktif.
3. Tujuan Riset
Penelitian atau riset adalah suatu kegiatan yang fokus pada penemuan bersifat
rasional. Maka dari itu, pelaksanaannya harus memenuhi kriteria ilmiah. Sebuah riset
memiliki rangkaian prosedur tertentu agar analisa atau hasil kajiannya terverifikasi secara
saintifik.
Tidak semua aktivitas analisa bisa disebut riset. Pasalnya, pelaksanaan penelitian
ilmiah harus dilakukan sesuai dengan kaidah dan prosedur yang spesifik. Lantas, apa
sebenarnya tujuan dari riset? Maksud dilakukannya riset adalah:
a. Mengidentifikasi hal baru
b. Memecahkan masalah yang ada
c. Menafsirkan sesuatu
d. Meningkatkan ilmu