You are on page 1of 3

KPD (ketuban pecah dini)

G3P2A0Ah1
Ny. E datang sekitar jam 9. Rujukan bidan arum keluhan rembes dari 1 hari yang lalu, sudah
lepas 12 jam,

RPD : keluhan serupa (-)


Riw. Pernikahan : 1x
Mens teratur : 5-7x hari siklus 28 hari

HPHT : 21 januari 2022


HPL : 28 Oktober 2022

2016/ aterm/ 2500 gr/ induksi/bidan IUFD/ meninggal

TTV : normal

Antropometri : TB : 150

Abdomen : stria gravidarum (+) linea nigra (+)

PD : pada saat diVT terbuka 1 jari, porsio teraba

Lab : 11.700

Pemeriksaan Penunjang :
Baseline : 160 x/menit

Uji nitrazin : (+)  infeksi


RL 1000 cc
P.o amoxicillin 500 mg

Sudah fetal compromised

Tx non farmakologi : tirah baring, terminasi kehamilan  SC emergency jam 13.00

Hari ke-1 : nyeri (+)


O : TTV dalam batas normal
P : amoxcicilin 3x1
Paracetamol 3x1

KPD : kalo pecah diikuti kehamilan aterm


PROM : pecah ketubannya lebih dari 37 minggu
PPROM kurang dari 37 minggu
KPD awal : < 12 jam
KPD perpanjangan : > 12 jam
WHO 2010 : 585.000  infeksi KPD (4,5%-7,6%)

Faktor Resiko
Faktor maternal : Riwayat PPROM bisa mengalami keluhan berulang di trimester 2 atau 3,
defisiensi tembaga, asam askorbat, anemia, merokok

Faktor uteroplasenta
Abrupsio Plasenta
Insufiesiensi serviks pada trimester 2

Patofisiologi :  kontraksi
Ketuban memang harus pecah, kehamilan fisiologi (kontraksi adekuat) peregangan serviks
berulang
KPD : infeksi intrauterine >> endoktosin meningkat, TNF alfa

Kaskase inflamsi : kematangan serviks lebih cepat

Anamnesis
Informasi mengenai waktu dan kuantitas cairan yang keluar, usia kehamilan, dan taksiran
persalinan

Pem. Fis :
Inspeksi : adanya cairan amnion keluar dari vagina
Pemeriksaan speculum : jangan dilakukan terlalu sering karena bisa menyebabkan infeksi

Pem. Penunjang :
pH amnion 7,1 -7,3 (+) lakmus merah menjadi biru
USG : menurunkan indeks cairan amnion

Tatalaksana : mencegah mortalitas dan morbiditas perinatal karena infeksi atau kelahiran
preterm

Berdasarkan usia kehamilan (kematangan organ janin)

Tatalaksana :
Manajemen konservatif
Apisilin 4x2000 mg
Eritromisin 4x250 mg diberikan selama 48 jam

Komplikasi : Persalinan premature


Umumnya segara disusul oleh persalinan setelah KPD
Korioamnionitis (ampisilin 3x1000 mg + Gentamisin 5mg/kgBB/hari
DHF

NN. N/ demam dan trombositopenia, tidak turun dengan obat panas, pusing (+)
Ku : cukup
Compos Mentis
128/83
Abdomen : Nyeri tekan epigastric (+)
Pemeriksaan Penunjang : 99000
Tx :
RL 30 tpm
Inj. Anbacim
P.o Episan

Follow Up
S : demam sudah turun, mual muntah (-)
O : keadaan umum : baik
A : DHF derajat 1
P : tx lanjut

Definisi : demam terus menerus 2-7 hari dengan manifestasi perdarahan mukosa atau kulit
yang berhubungan dengan trombositopenia (<100.000 sel/mm3) dan HMT > 20% diatas
normal

Tanda patologis DBD  kebocoran plasma

Epidemiologi : 20-25000 keanapa pada anak-anak karena lebih sering menyebabkan


dehidrasi

Patogenesis : Nyamuk  virus dengue masuk ke tubuh manusia  infeksi sel Langerhans
Infeksi DENV : aktivasi Sel Mast  degranulasi sel mast di hepar, limpa dan KGB

Klasifikasi ada DF dan ada DHF Grade 1-4

Fase Febris, Fase kritis, Fase Recovery/Pemulihan

Virus Dengue ini dilihat dari RNA,


IgM, IgG Dengue ini puncaknya saat 2 minggu gejala dan tidak terinfeksi setelah 1-2 bulan

Aspirin, Ibuprofen  antikoagulan, takut nambah perdarahan

Terapi awal cairan

Kristaloid

Jika ada perdarahan spontan

You might also like