Professional Documents
Culture Documents
Analisis Hasil Pemeriksaan Gas Darah Pada Pasien Positif Covid-19
Analisis Hasil Pemeriksaan Gas Darah Pada Pasien Positif Covid-19
ABSTRAK
Latar Belakang : Pemeriksaan Analisa Gas Darah adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk megukur
tingkat asam/basa kondisi sistem pernapasan pasien terpapar virus Covid-19 yang merupakan penyakit
menular yang disebakan oleh virus SARS-COV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2)
yang bermutasi di dalam sistem pernafasan dan menular melalui cairan tubuh yang dapat menimbulkan
gejala seperti sesak nafas, mual, pusing dan penurunan kesadaran. Virus ini menghambat sistem pernapasan
yang mengakibatkan kekurangan oksigen akut atau kronis. Gangguan distribusi oksigen dapat
55
Journal of Indonesias Laboratory Technology of Student (JILTS)
e ISSN: 2656-2456 p ISSN: 2356-4075
mempengaruhi saturasi oksigen, Karbon dioksida dan keseimbangan pH darah dimana parameter tersebut
diukur menggunakan pemeriksaan Analisis Gas Darah yang terdiri atas tiga parameter pH, pCO2, dan
HCO3 yang hasilnya dinyatakan asam atau basa pada pH dan metabolik atau respiratorik pada pCO2 dan
HCO3.
Tujuan penelitian : Untuk mengukur dan menganalisis kadar pH, HCO3, pCO2 pada pasien positif Covid-
19 di RSUD Kota Mataram.
Metode Penelitian : Metode Deskriptif dengan data sekunder dari hasil pemeriksaan analisis gas darah.
Pemeriksaan ini meliputi parameter pemeriksaan pH, pCO2, HCO3 yang dimana penelitian ini dilakukan
pada bulan Februari sampai Mei 2022 sebanyak 20 pasien.
Hasil Penelitian : Didapatkan hasil Asidosis Respiratorik yang terjadi akibat penurunan kadar pH darah
dan peningkatan pada pCO2 yang mengakibatkan kekurangan oksigen yang di perlukan sistem pernapasan.
Akalosis Metabolik terjadi ketika tubuh mengalami terlalu banyak ion bikarbonat penghasil alkali dan
terlalu sedikit ion hidrogen penghasil asam pada sistem pernapasan.
Kesimpulan : Ada pengaruh pasien positif Covid-19 terhadap pemeriksaan Analisis Gas Darah.
Pendahuluan
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) merupakan penyakit menular jenis baru yang belum
diidentifkasi sebelumnya pada manusia. Penyakit ini telah melanda hampir di seluruh negara di dunia,
termasuk Indonesia. Untuk pengendalian penyakit tersebut, perlu diketahui situasinya, baik secara global
maupun nasional. Walaupun kondisi di beberapa Negara berbeda-beda, secara global dan nasional jumlah
kasus Covid-19 masih terus meningkat. Hal tersebut berdampak juga pada kebutuhan pemeriksaan
laboratorium. Setiap laboratorium memiliki kapasitas pemeriksaan yang ditentukan oleh banyak faktor,
seperti ketersediaan logistik, peralatan laboratorium dan sumber daya manusia untuk pelaksanaan
kegiatan pemeriksaan maupun pencatatan dan pelaporan. Diperlukan pengaturan untuk menjamin semua
laboratorium yang terlibat dalam pemeriksaan Covid-19 mempunyai standar dan bekerja dalam kapasitas
maksimal, sehingga didapatkan hasil pemeriksaan spesimen Covid-19 yang cepat dan valid (Kemenkes
RI, 2019)
Infeksi Coronavirus disebabkan oleh virus corona itu sendiri. Kebanyakan virus corona menyebar
seperti virus lain pada umumnya, melalui: Percikan air liur pengidap (batuk dan bersin), Menyentuh
tangan atau wajah orang yang terinfeksi. beberapa virus corona dapat menyebabkan gejala yang parah.
Infeksinya dapat berubah menjadi bronkitis dan pneumonia (disebabkan oleh Covid-19), yang
mengakibatkan gejala seperti demam yang mungkin cukup tinggi bila pengidap mengidap pneumonia,
batuk dengan lendir, sesak napas, nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk.Infeksi bisa semakin
parah bila menyerang kelompok individu tertentu, contohnya, orang dengan penyakit jantung paru-paru,
orang dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia. Sesuai dengan data Covid-19 NTB yang
terkumpul sebanyak 27,749 orang dan pada wilayah Kota Mataram sebanyak 7,071 pada tahun 2021.
(Dinas kesehatan, NTB)
56
Journal of Indonesias Laboratory Technology of Student (JILTS)
ISSN: 2656-2456 (Online)
ISSN: 2356-4075 (Print)
Sebelum dinyatakan terinfeksi Covid-19 diagnosis diawali dengan penanganan gejala awal
asimtomatik,ringan, sedang dan berat. Gejala pada Covid-19 pun dapat diklasifikasikan ke dalam gejala
dan tanpa gejala asimtomatik, ringan, sedang, dan berat atau kronis. Untuk dapat mendiagnosis Covid-19
Selain pemeriksaan kimia, pemeriksaan penunjang juga diperlukan yang diawali dengan pemeriksaan
keadaan umum dan tanda vital pasien.(Chu et al. 2020)
Yang dimaksudkan Pemeriksaan penunjang Covid-19 yaitu pemeriksaan gejala awal RT-PCR lalu
yang selanjutnya pemeriksaan lanjutan untuk memeriksakan keadaan organ pernafasan. Pemeiksaan
lanjutan yang dilakukan pada orang yang terpapar Covid-19 adalah pemeriksaan gas darah, yang dimana
pemeriksaan ini dapat dengan akurat mendeteksi gejala yang terdapat pada organ pernafasan seperti paru-
paru. Analisa gas darah merupakan pemeriksaan yang mengukur derajat keasaman (pH) dan Bikarbonat
(HCO3) serta tekanan parsial karbon dioksida (pCO2) dalam pembuluh darah arteri yang apabila
bersinergi pada pasien yang terinfeksi dengan Coronavirus Disease (Covid-19) akan menimbulkan gejala
yang dapat merusak dan menurunkan fungsi organ pernafasan. (Joseph, 2020)
Analisis Gas Darah biasanya direkomendasikan oleh dokter bila seseorang mengalami gejala masalah
pernafasan dan pada pasien yang sudah terinfeksi virus Covid-19. Secara berkala bagi seseorang yang
mengalami kondisi ini yang menyebabkan kekurangan oksigen akut atau kronis akibat terinfeksi virus
Covid-19. Selain itu, tes gas darah ini dapat dilakukan untuk memeriksa kondisi organ jantung dan ginjal,
serta memeriksa gejala yang disebabkan oleh gangguan distribusi oksigen dan karbon dioksida, atau
keseimbangan pH dalam darah, seperti sesak napas, kesulitan bernapas, mual, pusing, dan penurunan
kesadaran. Pemeriksaan ini mengukur kadar pH,pCO2,dan HCO3 pada darah melalui pembuluh darah
arteri yang kemudian di tentukan hasil setelah di periksa, kemudian hasil tersebut dapat dinyatakan asam
atau basa pada pH dan metabolik atau respiratorik pada pCO2 dan HCO3.(Gunadi,2019)
57
Journal of Indonesias Laboratory Technology of Student (JILTS)
e ISSN: 2656-2456 p ISSN: 2356-4075
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif, yang merupakan suatu metode
penelitian yang menggambarkan karakteristik populasi atau fenomena yang sedang diteliti.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Tabel 4.1 persentase hasil pemeriksaan gas darah pada pasien positif covid-19
Tabel 4.1 Hasil dari pemeriksaan gas darah pada pasien Covid-19.
Pada tabel 4.1 didapatkan hasil Asidosis Respiratorik dikarenakan pH yang rendah dan pCO2 yang
meningkat.
Pembahasan :
Pada hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil asidosis atau asam dimana hasil dari pH
58
Journal of Indonesias Laboratory Technology of Student (JILTS)
ISSN: 2656-2456 (Online)
ISSN: 2356-4075 (Print)
rendah dikarenakan Virus yang bermutasi pada saluran pernafasan menyebabkan terhambatnya sirkulasi
oksigen dalam darah. Dan alkalosis pada hasil tersebut disebabkan karena hasil HCO3 atau zat basa pada
darah meningkat yang dimana fungsinya adalah penyeimbang oksigen darah. Hal ini dapat terjadi akibat
terpapar virus Covid-19 yang gejalanya pun bervariasi contohnya berupa sesak nafas, badan lemas serta
hilangnya fungsi indra penciuman. Adapun yang tidak menimbulkan gejala dimana, orang yang terpapar
seolah tidak merasakan gejala sesak nafas ataupun hilangnya fungsi indra penciuman. Pada kasus ini pH
yang menurun dapat dikarenakan virus yang telah bermutasi dan mengakibatkan tersumbatnya oksigen
yang akan mengalir ke dalam darah yang dalam kasus ini di namakan Asidosis atau asam pada darah.
Kemudian pada pCO2 meningkat disebut Respiratorik disebabkan karena kurangnya oksigen yang masuk
ke dalam sistem pernapasan maka pada kasus tersebut karbon dioksida menjadi meningkat yang
mengakibatkan oksigen yang diperlukan tubuh menjadi kurang.
Pemeriksaan gas darah memiliki tiga parameter pemeriksaan yaitu, pH yang nilai normalnya adalah 7,40.
Dapat diidentifikasi untuk menentukan asidosis atau alkalosis adalah apabila nilai dari ph kurang dari
7,40 yang menunjukan asidosis atau asam lalu apabila sebaliknya ph yang hasilnya lebih dari 7,40 disebut
dengan alkalosis atau basa. Lalu ada pCO2 atau disebut dengan tekanan parsial karbon dioksida yang
fungsinya untuk mendeteksi seberapa baiknya CO2 keluar dari tubuh. Dalam pemeriksaan gas darah nilai
normal pCO2 adalah 35-45 mm/hg, yang dimana apabila semakin tinggi kadar pCO2 maka hasilnya akan
menunjukan asidosis atau asam begitu pun sebaliknya semakin rendah nilainya maka hasilnya alkalosis
atau basa. lalu HCO3 atau Biocarbonat yaitu bahan kimia yang membantu mencegah pH darah menjadi
terlalu asam atau basa. Nilai normal HCO3 ini adalah 22-26 mEq/l.
Menurut stewart, Asidosis atau alkalosis metabolik terjadi karena perubahan SID atau Strong Ion
Difference, yang dimana apabila SID menurun menyebabkan asidosis dan SID meningkat menyebabkan
alkalosis. Perubahan SID dapat terjadi sebagai akibat kelebihan cairan (SID turun akibat natrium turun),
kekurangan cairan (SID naik karena natrium meningkat). (Lubis et al. 2018)
Keseimbangan pH menjadi penentu kondisi suatu hasil tersebut. Yang dimana asam basa yang tidak
stabil menandakan terjadinya gangguan dalam tubuh seperti paru-paru yang di tentukan dari nilai pH
yang dimana harus bersifat basa. Apabila tidak seimbang atau kadar karbon dioksida lebih tinggi dari
oksigen maka akan menyebabkan gangguan pernapasan atau distress pernafasan karena kurangnya suplai
oksigen yang masuk ke darah. (Kuntarti, 2005)
Asidosis respiratorik adalah keadaan klinis yang terjadi akibat peningkatan abnormal pCO2
(hiperkapnia), sehingga terjadi asidemia, yang ditandai dengan pH gas darah <7,40 dan peningkatan
pCO2 primer hal ini disebabkan karena ventilasi alveolar yang tidak efektif. Peningkatan pCO2
mengakibatkan peningkatan akut HCO3 plasma yang timbul dari mekanisme dasar, tetapi adaptasi ini
59
Journal of Indonesias Laboratory Technology of Student (JILTS)
e ISSN: 2656-2456 p ISSN: 2356-4075
sangat kecil. Bila terjadi hiperkapnia, Singkatnya paru-paru tidak dapat mengeluarkan cukup banyak
karbon dioksida (CO2) yang diproduksi oleh tubuh. Kelebihan Karbon dioksida dapat menyebabkan pH
darah dan cairan tubuh lainnya menurun sehingga menjadi terlalu asam. (Yanda, 2019)
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar
bikarbonat. Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak asam. Sebagai contoh adalah
kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung
disedot dengan selang lambung. Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik terjadi pada seseorang yang
mengkonsumsi terlalu banyak basa dari bahan-bahan seperti soda bikarbonat. Selain itu, alkalosis
metabolik dapat terjadi bila kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi
kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah. (Putu aksa, 2017)
Penyakit penyerta dapat mempengaruhi hasil analisis gas darah serta kondisi sistem pernapasan
tersebut sebagai contohnya virus SARS-COV-2 yang disebut juga degan Covid-19 menyebar dan
mempengaruhi sistem pernapasan. Virus ini bermutasi dan menghambat oksigen yang akan masuk ke
dalam darah, dimana akan mengakibatkan rendahnya kadar oksigen dan tingginya kadar karbondioksida
pada darah dan akan mempengaruhi hasil dari pemeriksaan gas darah. (Musta’in, 2021)
Pada penelitian ini terdapat perbedaan dengan penelitian (Levani, 2021) yang membahas tentang
diagnostik dan Screening pada spesimen Covid-19 dengan pemeriksaan mikrobiologi klinik yang terjadi
pada virus Covid-19, sedangkan pada penelitian ini membahas tentang analisis hasil pada pasien positif
Covid-19 dengan mengukur parameter pH, pCO2, dan HCO3. Pada penelitian ini terdapat kekurangan
pada waktu penelitian serta menurunnya kasus Covid-19 pada tahun ini sehingga sampel yang di
dapatkan terbatas dan penelitian ini tidak membahas penanganan serta penanggulangan gejala Covid-19
seperti pemberian vaksin yang sangat efektif untuk memperkecil kasus Covid-19.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan tentang analisis gas darah pada pasien positif
covid-19 didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
a) Pada pemeriksaan gas darah ini didapatkan hasil penurunan pada pH serta peningkatan pada pCO2
yang menyebabkan pasien mengalami distres pernapasan.
b) Pada Hasil penelitian Gas Darah ini mengidentifikasikan pasien yang terpapar virus Covid-19 ini
mengalami Asidosis Respiratorik
Daftar Pustaka
Chu, Daniel K. W., et al. “Molecular Diagnosis of a Novel Coronavirus (2019-NCoV) Causing an Outbreak
of Pneumonia.” Clinical Chemistry, vol. 66, no. 4, 2020, pp. 549–55, doi:10.1093/clinchem/hvaa029.
Devi, I. Ayu Mayuni. Analisis penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (k3) pada bagian laboratorium di
pt tirta investama aqua mambal (sebuah kajian dari perspektif manajemen sumber daya manusia.
Undergraduate Thesis, Universitas Pendidikan Ganesha. no. 2017, 2021, pp. 303–10.
60
Journal of Indonesias Laboratory Technology of Student (JILTS)
ISSN: 2656-2456 (Online)
ISSN: 2356-4075 (Print)
Elkoundi, Abdelghafour, et al. “Preoperative Assessment Organization in the Time of the Outbreak COVID-
19.” Journal of Clinical Anesthesia, vol. 65, Elsevier, 2020, p. 109882,
doi:10.1016/j.jclinane.2020.109882.
Gunadi, Mariko, et al. “Tata Laksana Pasien Gravida 29–30 Minggu Dengan Gagal Napas Ec. Hypokalemic
Periodic Paralysis Yang Diperberat Dengan Community Acquired Pneumonia.” Jurnal Anestesi
Perioperatif, vol. 7, no. 2, 2019, pp. 124–33, doi:10.15851/jap.v7n2.1774.
Ilmu Anestesia Dan. keseimbangan asam basa Oleh: Putu Aksa Viswanatha Dr. Kadek Agus Heryana
Putra,SpAn. 2017.
Jauharany, Firdananda Fikri, and Nurmasari Widyastuti. “Keseimbangan Asam-Basa Tubuh Dan Kejadian
Sindrom Metabolik Pada Remaja Obesitas.” Jurnal Gizi Klinik Indonesia, vol. 14, no. 1, 2017, p. 36,
doi:10.22146/ijcn.24811.
Joseph, Warren S. “Editor’s Comment.” Journal of the American Podiatric Medical Association, vol. 96, no.
3, 2006, p. 272, doi:10.7547/0960272.
Kemenkes RI. peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 43 tahun 2013 tentang cara
penyelenggaraan laboratorium klinik yang baik. 2013.
Klinik, Laboratorium, and Rumah Sakit. Desain Workstation Pengambilan Sampel Darah. no. 1, 2021, pp.
9–15.Kp, S. Fluidbalance. 2005, pp. 1–11.
Levani, et al. “Coronavirus Disease 2019 (COVID-19): Patogenesis, Manifestasi Klinis Dan Pilihan Terapi.”
Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, vol. 17, no. 1, 2021, pp. 44–57,
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JKK/article/view/6340.Lubis, Abdurrahim Rasyid, et al. Asidosis
Metabolik. no. Nhanes Iii.
Mair, Manish Devendra, et al. “A Systematic Review and Meta-Analysis Comparing the Diagnostic
Accuracy of Initial RT-PCR and CT Scan in Suspected COVID-19 Patients.” British Journal of
Radiology, vol. 94, no. 1119, 2021, doi:10.1259/bjr.20201039.Prabakaran. “Analisis Gas Darah Dan
Aplikasinya Di Klinik.” Jurnal Universitas Udayana, no. 1302006291, 2017, pp. 1–11,
Musta’in, Weri Veranita, Setianingsih, Danisa Putri Aydi. “Jurnal Keperawatan & Kebidanan Jurnal
Keperawatan & Kebidanan.” Jurnal Keperawatan, vol. 13, no. 1, 2021, pp. 213–26,
doi:10.32583/keperawatan.v13i2.1498.
Nulngafan, Nulngafan, and Ahmad Khoiri. “Analisis Kesiapan Dan Evaluasi Pengelolaan Laboratorium Ipa
Berbasis Teknologi Di Era Revolusi Industri 4.0.” Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Kepada
Masyarakat UNSIQ, vol. 8, no. 1, 2021, pp. 10–17, doi:10.32699/ppkm.v8i1.1531.
Reynolds, Hannah Victoria, and Peter Stanley Kruger. “Dialysis Catheter Malposition: Blood Gas Analysis
Provides a Clue.” BMJ Case Reports,
Susilo, Adityo, et al. “Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini.” Jurnal Penyakit Dalam
Indonesia,
Wahyuni, F. D., et al. “Detection of CryII Gene from Bacillus Thuringiensis Using Polymerase Chain
Reaction (PCR).” IOP Conference Series: Earth and Environmental Science,
61
Journal of Indonesias Laboratory Technology of Student (JILTS)
e ISSN: 2656-2456 p ISSN: 2356-4075
Wang, Bingqi, et al. “Evaluation of Seven Commercial SARS-CoV-2 RNA Detection Kits Based on Real-
Time Polymerase Chain Reaction (PCR) in China.” Clinical Chemistry and Laboratory Medicine,
Yanda, Srie. “Gambaran Analisa Gas Darah Pada Distres Pernapasan.” Sari Pediatri, vol. 4, no. 3, 2016, p.
135, doi:10.14238/sp4.3.2002.135-40.
(Yanda)(Yanda; Nulngafan and Khoiri; Devi; Klinik and Sakit; Wahyuni et al.; Reynolds and Kruger; Wang
et al.; Gunadi et al.; Elkoundi et al.; Manokharan)
(Ilmu Anestesia DanIlmu Anestesia Dan, SMF. KESEIMBANGAN ASAM BASA Oleh: Putu Aksa Viswanatha
Dr. Kadek Agus Heryana Putra,SpAn. 2017.)
(Jauharany, Firdananda Fikri, and Nurmasari Widyastuti. “Keseimbangan Asam-Basa Tubuh Dan Kejadian
Sindrom Metabolik Pada Remaja Obesitas.” Jurnal Gizi Klinik Indonesia..
Hart, Robert, and Euan Black. “Acute Respiratory Distress Syndrome.” Anaesthesia and Intensive Care
Medicine,
62
Journal of Indonesias Laboratory Technology of Student (JILTS)