You are on page 1of 16

JARINGAN DAN JEJARING

1.2.3

D : Identifikasi
 Ada bukti identifikasi
 Ada register data jaringan dan jejaring
R D W : Pembinaan ( meliputi aspek KMP, UKM, UKP, Kefarmasian dan
Laboratorium, termasuk pembinaan ketenagaan, sarana prasarana, dan
pembiayaan dalam upaya pemberian pelayanan yang bermutu )
 Jaringan : pustu, pusling dan bdn desa
 Jejaring : UKBM , UKS , KLINIK , RS , APOTIK , LAB DAN PRAKTIK
MANDIRI TENAGA KESEHATAN
 Disusun dan dilaksanakan program pembinaan terhadap jaringan
pelayanan dan jejaring Puskesmas dengan jadwal dan penanggung
jawab yang jelas serta terdapat bukti dilakukan pembinaan
sebagaimana diminta dalam pokok pikiran. (R, D, W) )
 Ada bukti pelaksanaan (GAUN) pembinaan
 Wawancara kepada petugas tentang Bagaimana melakukan
pembinaan Jaringan dan Jejaring Puskesmas (harus cocok dg bukti
dokumen)

D : Evaluasi dan TL hasil pembinaan


 Ada dokumen evaluasi Pembinaan jaringan dan jejaring di wilayah kerja
Puskesmas
 Ada dokumen RTL Pembinaan jaringan dan Jejaring Puskesmas
 Ada dokumen bukti pelaksanaan tindak lanjut Pembinaan Jaringan dan
Jejaring
PJ JARINGAN & JEJARING
SK penetapan koordinator J & J
Tugas dan fungsi :
1. Membuat rencana kegiatan ( KAK )
2. Mengajukan usulan rencana kegiatan
3. Melakukan MONEV terhadap pelaksanaan kegiatan
4. Memimpin rapat koordinasi
5. Mengkoordinir kegiatan pencatatan dan pelaporan
KEPUTUSAN KEPALA UPTD. PUSKESMAS ……………
NOMOR : 008 TAHUN : 2022
TENTANG
PEMBINAAN JEJARING DAN JARINGAN FASILITAS KESEHATAN UPTD.
PUSKESMAS ………………
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan akses dan pelayanan


puskesmas kepada masyarakat perlu dilakukan
Kerjasama dengan jaringan pelayanan dan
jejaring fasilitas Kesehatan di wilayah kerja
UPTD. Puskesmas ………;
b. bahwa jaringan pelayanan dan jejaring fasiltas
Kesehatan perlu dilakukan pembinaan secara
terintegrasi;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a
dan b, perlu ditetapkan dengan surat keputusan
Kepala UPTD. Puskesmas …….tentang
pembinaan jaringan pelayanan dan jejaring
fasilitas Kesehatan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun
2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, Praktik
Mandiri Dokter gigi;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun
2016 tentang Manajemen Puskesmas;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun
2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD. PUSKESMAS …….
TENTANG PEMBINAAN JARINGAN PELAYANAN DAN
JEJARING FASILITAS KESEHATAN DI UPTD.
PUSKESMAS ………..
KESATU Menetapkan penanggung jawab pembinaan jarinan
pelayanan dan jejaring fasilitas Kesehatan di UPTD.
Puskesmas …….. sebagaimana yang tercantum dalam
lampiran keputusan ini.
KEDUA Tugas dan tanggung jawab adalah :

1. Membuat rencana kegiatan ( KAK )


2. Mengajukan usulan rencana kegiatan
3. Melakukan MONEV terhadap pelaksanaan
kegiatan
4. Memimpin rapat koordinasi
5. Mengkoordinir kegiatan pencatatan dan
pelaporan

KETIGA Surat keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dengan


ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : …………….
Pada tanggal : ……………
KEPALA UPTD. PUSKESMAS ……………

Nama pimpinan FKTP

Lampiran
KEPALA UPTD. PUSKESMAS …………………..
Nomor 008 Tahun 2021 tentang Pembinaan jaringan pelayanan dan
Jejaring fasilitas Kesehatan di UPTD. Puskesmas …………….

PENANGGUNG JAWAB PEMBINAAN JARINGAN PELAYANAN DAN


JEJARING FASILITAS KESEHATAN UPTD. PUSKESMAS ……….
Nama
NIP
Jabatan

Untuk dapat menjalankan tugas dan kewenangan dengan penuh tanggung


jawab.

Ditetapkan di : ………………………
Pada tanggal : ……………………

Kepala UPTD. Puskesmas …………………….

Nama pimpinan FKTP

JARINGAN DAN JEJARING


I. PENDAHULUAN

A. Latar belakan

Berdasarkan Permenkes 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas, disebutkan


bahwa Puskesmas memiliki jaringan dan jejaring yang berada di wilayah
kerja Puskesmas. Pengertian jejaring adalah jejaring fasilitas terdiri dari
klinik, rumah sakit, apotek, laboratorium, dan fasilitas Kesehatan
lainnya. ( diluar organisasi Puskesmas ). Sedangkan menurut Peraturan
Pemerintah nomor 46 tahun 2016 adalah dinyatakan bahwa fasilitas
pelayanan Kesehatan wajib menyampaikan laporan data kegiatan dan
hasil kegiatan pelayanan paling sedikit terdiri atas data kelahiran, data
kesakitan, data kematian dan masalah Kesehatan lainnya dan data
kunjungan pelayanan. Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas
pelayanan Puskesmas didukung olehjejaring fasilitas pelayanan
Kesehatan maka Puskesmas …… perlu mengoptimalkan pembinaan dan
Kerjasama dengan jejaring yang ada di sekitar wilayah Puskesmas. Agar
memudahkan akses bagi pelayanan Kesehatan fasiltas Kesehatan
tersebut berupa Dokter / Bidan Praktek Swasta, Klinik, Rumah Sakit
Umum dan Rumah Sakit Swasta. Jejaring baik secara internal maupun
eksternal harus dibangun Bersama dengan seluruh komponen yang
terlibat dalam pelayanan.
Fasilitas Kesehatan yang selanjutnya disingkas Faskesadalah fasiltas
Kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
Kesehatan perorangan, baik promotive, preventif, kuratif maupun
rehabilitatifyang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,
dan/atau masyarakat. Bagi Faskes tingkat pertama yang tidak memiliki
sarana penunjang wajib membangun jejaring dengan sarana penunjang.
Jejaring adalah mekanisme Kerjasama dimana terjadi hubungan kerja
sama yang dilakukan pihak Faskes Tingkat Pertama dalam hal
pelayanan yang tidak ada di Puskesmas, jika faskes tingkat pertama
tidak mempunyai sarana yang tidak terpenuhi Puskesmas.
Kerja sama tersebut diharapkan menjadi dasar untuk meningkatkan
pelayanan puskesmas yang masihmemiliki kekurangan dalam hal
sarana dan fasilitas Kesehatan melalui proses rujukan ke Faskes yang
menjadi jejaring Puskesmas, selain itu juga kerja sama tersebut dapat
menjadi pedoman untuk mengetahui data yang ada di lapangan terkait
data kelahiran, data kematian dan masalah Kesehatan lainnya dan data
kunjungan pelayanan dan mencari tau penyebab kenaikan atau
penurunan dari data tersebut.
Jejaring Puskesmas …… yang belum memiliki Kerjasama dengan
Puskesmas …….., ada beberapa yang tidak ber-ijin. Hal ini menjadi
pekerjaan rumah bagi Puskesmas selaku bagian dari Dinas Kesehatan
yang mengurus masalah perijinan faskes. Puskesmas ….. wajib
melakukan pembinaan terkait faskes yang tidak ber-ijin atau tidak
memperpanjang ijin prakteknya . Hal ini bertujuan untuk mengurangi
masalah adanya kelalaian dalam pelayanan Kesehatan dan dapat
menjadi paying hukum bagi faskes tersebut. Sesuai Permenkes nomor
28 tahun 2011 pasal 2 1 ( 1 ) untuk mendirikan dan menyelenggarakan
klinik harus mendapat ijin dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
setelah mendapat rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
setempat. Dan Permenkes nomor 56 tahun 2014 pasal 63 ( 1 ) setiap
Rumah Sakit wajib memiliki ijin. Dan UU NOMOR 36 TAHUN 2014 pasal
46 ( 1 ) setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktek di bidang
pelayanan Kesehatan wajib memiliki ijin.

B. Tujuan
Tujuan umum
Dalam rangka mningkatkan kerja sama dengan jejaring yang ada di
wilayah kerja Puskesmas …………….
Tujuan khusus :
1. Sebagai pedoman pendataan pelaporan faskes yang bekerja sama
dengan Puskesmas ……
2. Sebagai pedoman faskes yang tidak ber-ijin
3. Sebagai pedoman pelaksanaan pembinaan faskes sebagai jejaring di
wilayah kerja Puskesmass ……………
C. Sasaran

Jejaring di faskes di wilayah kerja Puskesmas ………….

D. Ruang lingkup

1. Sosialisasi dan penyuluhan terkait peningkatan kerja sama mengenai


pelaporan data kegiatan pelayanan yang ada di faskes di wilayah
kerja Puskesmas ……
2. Monitoring dan Evaluasi terhadap data yang sudah diberikan oeh
faskes yang bekerja sama dengan Puskesmas …………….
3. Pendataan dan pembinaan faskes yang belum ber-ijin di wilayah
kerja Puskesmas …………..

E. Batasan operasional

Puskesmas memiliki jaringan dan jejaring yang berada di wilayah kerja


Puskesmas menurut Permenkes nomor 43 tahun 2019. Pengertian
jejaring adalah adalah jejaring fasilitas terdiri dari klinik, rumah sakit,
apotek, laboratorium, dan fasilitas Kesehatan lainnya. ( diluar organisasi
Puskesmas ). Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah nomor 46
tahun 2016 adalah dinyatakan bahwa fasilitas pelayanan Kesehatan
wajib menyampaikan laporan data kegiatan dan hasil kegiatan
pelayanan paling sedikit terdiri atas data kelahiran, data kesakitan, data
kematian dan masalah Kesehatan lainnya dan data kunjungan
pelayanan. Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan
Puskesmas didukung olehjejaring fasilitas pelayanan Kesehatan maka
Puskesmas …… perlu mengoptimalkan pembinaan dan Kerjasama
dengan jejaring yang ada di sekitar wilayah Puskesmas. Agar
memudahkan akses bagi pelayanan Kesehatan fasiltas Kesehatan
tersebut berupa Dokter / Bidan Praktek Swasta, Klinik, Rumah Sakit
Umum dan Rumah Sakit Swasta. Jejaring baik secara internal maupun
eksternal harus dibangun Bersama dengan seluruh komponen yang
terlibat dalam pelayanan.
Berdasarkan Permenkes nomor 28 tahun 2011 pasal 2 1 ( 1 ) untuk
mendirikan dan menyelenggarakan klinik harus mendapat ijin dari
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota setelah mendapat rekomendasi dari
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. Dan Permenkes nomor 56
tahun 2014 pasal 63 ( 1 ) setiap Rumah Sakit wajib memiliki ijin. Dan
UU NOMOR 36 TAHUN 2014 pasal 46 ( 1 ) setiap Tenaga Kesehatan yang
menjalankan praktek di bidang pelayanan Kesehatan wajib memiliki ijin.

II. STANDAR KETENAGAAN

A. Kualitas Sumber Daya Manusia


Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga upaya pengobatan
tradisionalyang ada di Puskesmas …………… :

Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi


Pelaksanaan Pendidikan minimal Di laksanakan oleh 1
pembinaan jejaring D III orang dengan latar
belakang Pendidikan S1
Kedokteran gigi

B. Distribusi ketenagaan
Koordinator jejaring dan latar belakang pendidikannya adalah sebagai
berikut :
Kegiatan Petugas Pendidikan terakhir
Koordinator Drg. ……. S1 Kedokteran gigi
jejaring

C. Jadwal kegiatan
1. Pengaturan kegiatan pembinaan jejaring dilakukan Bersama oleh
para pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan
maupun tribulanan / Lintas Sektor dengan persetujua Kepala
Puskesmas.
2. Jadwal kegiatan pembinaan jejaring dibuat untuk jangka waktu satu
tahun, dan di Break Down dalam jadwal bulanan dan
dikoordinasikan pada awal bulan sebelum pelaksanaan
jadwalkegiatan bulanan
3. Secara keseluruhan jadwal dan rencana kegiatan pembinaan jejaring
di koordinasikan oleh Kepala Puskesmas …….. Adapun jadwal
kegiatan upaya Kesehatan dibagi menjadi 2, yaitu jadwal rutin
( sesuai RPK ) dan jadwal situasional.

III. STANDAR FASILITAS

A. Denah ruang

DENAH RUANGAN PUSKESMAS ………………

B. Standar fasilitas
1. Denah ruang
Didalam gedng Puskesmas untuk pelaksanaan sosialisasi dan
pembinaan jejaring dilakukan di aula puskesmas ….. Untuk kegiatan
luar Gedung petugas mendatangi sasaran di rumah / faskes atau di
tempat yang sudah disepakati untuk melakukan kegiatan.
2. Stadar fasilitas
Untuk mendukung tercapainya tujuan kegiatan pembinaan jejaring
Puskesmas …….memiliki fasilitas penunjang sebagai berikut :

Kegiatan program Batra Sarana-Prasarana


Sosialisasi dan penyuluhan -. Meja kursi
terkait peningkatan Kerjasama -. Undangan
mengenai pelaporan data -. ATK
kegiatan pelayanan yang ada di -. FC
faskes di wilayah kerja -. LEAFLET
Puskesmas …… -. LCD dan Laptop
-. Lembar balik
-. Daftar hadir
Alat peraga penyuluhan sesuai
materi
Monitoring dan Evaluasi terkait -. ATK
pelaporan faskes di wilayah kerja
Puskesmas ….

PENDATAAN DAN Pembinaan -. ATK


faskes yang belum ber-ijin atau
belum memperpanjang ijin

Adapun jadwal yang suka dilakukan dalam program Batra adalah :

JADWAL KEGIATAN
Sosialisasi dan penyuluhan Sosialisasi dan penyuluhan
terkait peningkatan kerja sama kepada jejaring di wilayah kerja
mengenai pelaporan data Kecamatan …………..
kegiatan pelayanan yang ada di
faskes di wilayah kerja
Puskesmas ….

Monitoring dan Evaluasi terkait Melakukan monitoring dan


pelaporan faskes di wilayah kerja evaluasi terhadap data yang
Puskesmas …. sudah diberikan oleh faskes
yang bekerja sama dengan
Pskesmas …..

PENDATAAN DAN Pembinaan Melakukan pendataan ke


faskes yang belum ber-ijin atau lapangan terkait faskes yang
belum memperpanjang ijin belum ber-ijin
Melakukan pembinaan bagi
faskes yang belum atau belum
memperpanjang ijin

IV. TATA LAKSANA KEGIATAN PEMBINAAN JEJARING


A. Lingkup kegiatan

1. Sosialisasi dan penyuluhan terkait eningkatan kerja sama mengenai


pelaporan data kegiatan pelayanan yang ada di faskes di wilayah
kerja PuskesmAS ………………….
2. Monitoring dan Evaluasi terkait pelaporan faskes di wilayah kerja
Puskesmas …….
3. Pendataan dan Pembinaan faskes yang belum ber-ijin atau belum
memperpanjang ijin.

B. Metode

Dalam upaya mencapai tujuan tercapainya tujuan pembinaan jejaring


diperlukan peran petugas Kesehatan dan fasilitator , dimana petugas
Kesehatan memberikan pembinaan dan fasilitaor bertanggungjawab
melakukan hal-hal yang sudah disampaikan oleh petugas Kesehatan
dari Puskesmas ………
Metoda yang digunakan adalah :
1. Pendataan sasaran
2. Pencatatan dan Pelaporan

C. Langkah kegiatan

1. Kegiatan dalam Gedung


a. Penyuluhan dan Sosialisasi
b. Pencatatan dan Pelaporan

2. Kegiatan luar Gedung


a. Pendataan
b. Pembinaan

3. Perencanaan ( P 1 )

Petugas merencanakan kegiatan pembinaan dan pendataan jejaring


( yang bersumber dari dana BLUD ) atau melalui RKA BOK ( yang
bersumber dari dana Bantuan Opersional Kesehatan ) dan melalui
RKA yang bersumber dari dana APBD.
4. Pergerakan dan Pelaksanaan ( P 2 )

Pada kegiatan ini petugas melakukan :

a. Membuat jadwal kegiatan


b. Mengkoordinasikan dengan bendahara BLUD, sumber dan APBD
dan bendahara BOK
c. Mengkoordinasikan dengan Lintas Program tentang kegiatan yang
akan dilaksanakan
d. Melaksanakan kegiatan

5. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian ( P 3 )

a. Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan


b. Petugas menyusun materi yang akan disampaikan pada saat
penyuluhan dan sosialisasi ke faskes yang menjadi jejaring
Puskesma …….
c. Petugas mengevaluasi kegiatan

V. LOGISTIK

Perencanaan logistic adalah merencanakan kebutuhan logistic yang


pelaksanaanya dlakukan oleh semua petugas penanggung jawab
kegiatan kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di
masing-masing organisasi.
Kebutuhan dana dan logistic untuk pelaksanaan kegiatan pembinaan
jejaring direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini Lintas
Program dan Lintas Sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan
metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
Kegiatan didalam Gedung puskesmas membutuhkan sarana dan
prasarana antara lain :
 Meja, kursi
 Daftar hadir
 LCD
 Laptop
 Leaflet
 Fc
 Daftar hadir
 Undangan
 ATK
 Alat peraga penyuluhan sesuai materi
Kegiatan diluar Gedung puskesmas membutuhkan sarana dan
prasarana yang meliputi :
 ATK
 Buku catatan kegiatan/visum
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator jejaring
berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam
pertemuan mini lokakarya puskesmas untuk mendapatkan persetujuan
Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan kegiatan direncanakan oleh koordinator Kesehatan
lingkungan berkoordinasi dengan bendahara puskesmas dan dibahas
dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya dibuat
kegiatan ( POA-Plan Of ACTION )

VI. KESELAMATAN SASARAN

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan risiko atau


dampak, baik risiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran
kegiatan maupun risiko yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana
kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena
masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja
melainkan menjadi sasaran banyak program Kesehatan lainnya.
Tahapan-tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi risiko
Penanggung jawab kegiatan sebelum melaksanakan kegiatan
harus mengidentifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang
dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Identifikasi risiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai
sejak membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan
kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus
dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Analisa risiko
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap
risiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah
diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan
Langkah-langkah yang diambil dalam menangani risiko yang
terjadi.
3. Rencana pencegahan risiko dan meminimalisir risiko
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis risiko, tahap
selanjutnya adalah menentukan rencana yang akan dilakukan
untuk mencegah terjadinya risiko atau dampak yang mungkin
terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau
meminimalisir risiko yang mungkin akan terjadi.
4. Rencana upaya pencegahan
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana Tindakan yang akan
dilakukan untuk mengatasi risiko atau dampak yang ditimbulkan
oleh kegiatan yang dilakukan. Hal ini perlu dilakukan perlu
dilakukan untuk menentukan Langkah yang tepat dalam
mengatasi risiko atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan
kegiatan sedang berjalan
VII. KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau occupational safety, dalam istilah sehari-hari


sering disebut safety saja, secara filosifi diartikan sebagai suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik jasmani maupun rohani petugas dan hasil kegiatannya. Dari
segi keilmuan diartikan sebagai satu pengetahuan dan penerapannya
dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang yang dilakukan.
Keselamatan kerja bagi petugas pelaksana pelayanan pembinaan
jejaring disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas terhadap
risiko pekerjaan. Dalam penjelasan UU Nomor 32 Tahun 1992
tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat
kerja harus melaksanakan upaya Kesehatan kerja, agar tidak terjadi
gangguan Kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan
lingkungan sekitarnya.
VIII. PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutinyang


dirancang untuk mengukur dan menilai mutu pelayanan.
Pengendalian mutu sangat berhubungn dengan aktifitas pengawasan
mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk
menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana
dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan di monitor dan di evaluasi dengan menggunakan
indicator sebagai berikut :
1. Indikator kinerja SPM
2. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai jadwal
3. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
4. Ketepatan metode yang digunakan
5. Tercapainya indicator
IX. PENUTUP

Pedoman pelaksanaan pembinaan jejaring ini dibuat untuk


memberikan petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan kepada jejaring
yang ada di wilayah kerja Puskesmas …… , penyusunan pedoman
disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di Puskesmas, tentu saja
masih memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman
yang berlaku secara nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan
masih diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang
menuju pada hasil yang optimal.
Pedoman ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam
melaksanakan kegiatan program pembinaan jejaring di wilayah kerja
Puskesmas ……………. Agar tidak terjadi penyimpangan atau
pengurangan dari kebijakan yang telah ditentukan.

You might also like