PEMERINTAH KABUPATEN NATUNA
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jalan Batu Sisir - Bukit Arai Gedung A Pulau Sekatung Lantai II
E-mail : pupmataanruang.ntn@yahoo.com/pupenataanruang.ntn@gmail.com
RANAL
Ranai, 8 Desember 2021
Nomor 650/PR-02.3/ xi [2021 [OF Kepada,
Sifat Penting Yth. Kepala Bidang Sumber
Lampiran 1 (Satu) Berkes Daya Air Dinas Pekerjaan
Perihal Informasi Tata Ruang Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Natuna
di-
Tempat
Menindaklanjuti Nota Dinas Saudara Nomor 610/SDA-PUPRIXIV/O7
tanggal 6 Desember 2021, perihal Penerbitan Informasi Tata Ruang.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, dengan ini kami menyampaikan
Informasi Tata Ruang Kabupaten Natuna berdasarkan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Natuna hasil revisi yang telah mendapatkan
persetujuan subtansi, dapat disampaikan bahwa Pembangunan Pengaman
Pantai Kampung Baru Pulau Sedanau berada di Kawasan Budidaya
peruntukan ruang Kawasan Permukiman Perkotaan dan Perkebunan.
Sedangkan Pembangunan Pengaman Pantai Maros Pulau Sedanau
berada di Kawasan Lindung peruntukan ruang Kawasan Keunikan
Bentang Alam. (peta terlampir)
Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan perkebunan
sebagaimana disebutkan pada pasal 74 ayat (3) meliputi :
Ketentuan umum zonasi kawasan perkebunan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b sebagai berikut:
a. diperbolehkan, meliputi
1. kegiatan perikanan, pertanian, dan peternakan yang_ terintegrasi
dengan fungsi kawasan perkebunan; dan
2. sarana dan prasarana pendukung kegiatan perkebunan; dan
kegiatan permukiman, pariwisata, dan sarana_prasarana
pendukungnya
b. diperbolehkan bersyarat dan/atau terbatas, meliputi:
1. _kegiatan industri pengolahan hasil perkebunan sesuai peraturan perundang-
undangan;
2. kegiatan pertambangan di dalam dan/atau di lar zonasi ketentuan
khusus kawasan pertambangan mineral bukan logam dan batuan
sesuai peraturan perundangan; dan3. pembangunan sarana dan prasarana wilayah sesuai_peraturan
perundangan.
c. dilarang kegiatan pemanfaatan ruang yang mengganggu fungsi kawasan
perkebunan
Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan permukiman
perkotaan sebagaimana disebutkan pada pasal 78 ayat (2) meliputi :
Ketentuan umum zonasi kawasan permukiman perkotaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a sebagai berikut:
a. diperbolehkan, meliputi:
4. sarana dan prasarana pendukung fungsi kawasan permukiman
perkotaan;
2. kegiatan pariwisata, perkebunan, tanaman pangan dan hortikultura;
kegiatan perikanan beserta fasilitas pendukungnya;
4, kegiatan pertambangan, cut and fill dan/atau land clearing untuk
kegiatan pembangunan; dan
5. bangunan pendukung mitigasi bencana.
b. diperbolehkan bersyarat dan/atau terbatas, meliputi
1. kegiatan industri skala usaha mikro kecil dan menengah yang tidak
menimbulkan polusi sesuai petunjuk teknis dan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
2. kegiatan pertambangan pada kawasan belum terbangun, di dalam
dan/atau di luar zonasi ketentuan khusus kawasan pertambangan
mineral bukan logam dan batuan sesuai peraturan perundangan;
3. pembangunan sarana dan prasarana petemnakan yang tidak
mengganggu fungsi permukiman;
4. pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana pertahanan
dan keamanan; dan
5. pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana migas sesuai
ketentuan peraturan perundangan.
¢. dilarang, meliputi:
1. kegiatan yang mengganggu fungsi permukiman dan kelangsungan
kehidupan sosial masyarakat;
2. pembangunan sarana dan prasarana untuk kegiatan industri skala
besar; dan
3. kegiatan yang memiliki radiasi tinggi dan dapat mengganggu
kelangsungan hidup masyarakat.d. pembangunan permukiman pada pesisir pantai dengan jarak minimal 5
(lima) meter dari pasang tertinggi dengan orientasi bangunan menghadap
ke laut
. kawasan permukiman perkotaan yang berada di kawasan rawan bencana
harus dilengkapi oleh jalur evakuasi bencana dan sistem peringatan dini
f. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan perkebunan
sebagaimana disebutkan pada pasal 74 ayat (3) meliputi
Ketentuan umum zonasi kawasan Keunikan Bentang Alam melekat
pada ketentuan umum zonasi kawasan lindung geologi. Adapun ketentuan
umum zonasi kawasan lindung geologi sebagaimana dimaksud pada pasal 70
sebagai berikut
Ketentuan umum zonasi kawasan lindung geologi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 66 huruf d sebagai berikut:
a. diperbolehkan bersyarat dan/atau terbatas, meliputi:
1. kegiatan wisata alam, edukasi, dan penelitian; dan
2. pembangunan sarana dan prasarana penunjang kawasan lindung
geologi
b. dilarang meliputi kegiatan yang dapat menganggu dan mengubah
bentukan geologi serta mengancam keberadaan batuan.
Ketentuan khusus zonasi kawasan Sempadan Pantai sebagaimana
dimaksud pada pasal 80 ayat (9) sebagai berikut:
ketentuan khusus sempadan pantai sebagaimana dimaksud pada ayat (8)
huruf a sebagai berikut:
a. diperbolehkan bersyarat dan/atau terbatas pemanfaatan sempadan pantai,
meliputi:
1. Kegiatan pariwisata dan permukiman yang memperhatikan estetika
kawasan dengan memberikan jarak minimal 6 (enam) meter antar
bangunan yang digunakan sebagai ruang terbuka hijau dan/atau akses
menuju pantai;
2. pembangunan sarana dan prasarana dengan menyediakan ruang jalur
pejalan kaki;
3. kegiatan pembangunan dengan tidak mengubah bentang alam seperti
aliran sungai, rawa, batuan, dan tumbuhan yang dilindungi; dan
4, kegiatan pembangunan struktur perlindungan pantai
b. Dilarang, pembangunan yang menutup akses jalur publik dari dan menuju
ke pantai pembangunan yang menutup akses jalur publik dari dan menuju
ke pantai.Demikian disampaikan dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Atas perhatian dan kerjasamanya
diucapkan terima kasih.ueejoyieq UEWIDjNULIEd UeseMey
ueungeyied uesemey,
Bueny ueymuniog
Yavalona NYOINNZd NYSYANY
feued UeWebueg
INVONVE SLM
‘WNNLWN NAlvaNBVy Handa
IV VAWO BSEINNS ONVGIE WiveaH MyeIes
WIN'IS LWAVGIH SNOVONYNYN : uoyoued
‘Bteg ueunBung UeeUsesS),
ouepes ueyeinjoy{ neg Bundwey, ved: 182y07
jeq Uewie6ua.| UeUnBueqUIed : UeyTjUTUed
000'S't VIvS:
TISNVLANS NVNMLSSUSd IWavVONaW HYGNS
ONVA ISIASY TISVH MULY NvxuyS¥aNaE )
ONVNY VLVL ISVIHOSNI
AVUNS NVMIYSEIC ONVA ISVIOTSOOT TIeOOe TELOPTET S
PIN WEY BUIQUisg,
Uee}OYIed UeWPINUIEg UeseMey,
ueungeyieg uesemey,
+ Buen ueynqunsed
\VAVGIGNE NYWNINNad NYSYAY
jejveg UeWebueg
NVONVUaLay
VYNOLWN NalvaneWy Hando
uly VAvO YaEWINS ONVOIE WI¥da MEI
WINS "IVAVOIH SNSVONYNVN : uoyoweg
aueg ueun6ung ueeUIeOy
neuepas ueyenjay neg Bundwes e}Ued 101
Weuey UewebuEy UEUNBueqUIDG : UEAMIUNIeg
000'S:t WIvHS
2
co 20~—«FO 800
CISNVLENS NVAPNLaSUSd LvdVONSW HYGNS
ONVA ISIASH TISVH MLY NvousvaNaa )
ONVNY VLVL ISVWOANI
AVUNS NVMRIZEIC ONVA IS¥HOTBS'vanan
ab
YNnuwNnauwtineyy
‘oNvn NYWyNad Y
NVQ WANN NYWruENaAN SYRIA
wely 6ugeg ueyUney uesemey [I
_ueny unre
NON NysnANmT NYSVIYS
telled ueuebuog
INVONVU ALAN
VNNAWN Nalvanavl Yanda
UIV VAVO YBE/INS ONVOIS wivaay Mees
WIS 'IVAVGIH SODYONYNYN: voyowed
eve uesnBung URES
neuepag UEyeIn|ay| ScIBW\ 186d: 182y07
ejueg ubwieBuag veunBuequied : ueyriuned
000°S't VWs
ISNVLNS NVNINLASYad WavVONaW HYGNS:
‘ONVA ISIARY TISVH MULY NvouySvaNad )
ONVNY VLVL ISVINNOANI
ALVUNS NVMIY3EIG ONVA ISVHOTNNN NAL
ONYNY NYW
NYG WNWWN NYWreS Nad
wey Buejueg uexuney uesemey
+ Buel ueyraunied
‘ONNONN NYInINTAad NYSYMYOH
fejueg UeWebLeg =
INVONVUALay
VNOAWN Naivanavy Handa
UIV VAVO YSB/INS ONYGlE WIvday "eas
WIN'LS "LVAVGIH SNOW ONYNYN ' uoyowed
£0 zo vo 900 0
(CISNVLANS NVAPNLASUSd LvavaNSW Hvans
ONVAISIATY TISVH MULY NYMuWSvaN3E )
NWN VLVL ISVWYOANI
AVYNS NVWINSSIG ONVA ISYIOT