You are on page 1of 15

KONSEP REZEKI MENURUT AL-SA’DI

Nurul Fajriani1, Solahudin2, Ibrahim Bafadhol3


1
Mahasiswi Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir STAI Al Hidayah Bogor
2,3
Dosen Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir STAI Al Hidayah Bogor

email: Aniifjrn@gmail.com
email: solahudinibr4@gmail.com
email: binumar69@gmail.com

ABSTRACT
This research is about the concept of sustenance according to al-Sa'di. This research
was made because this concept is a concept with different people's views in
understanding what sustenance is like, some believe that sustenance is a business
that obtains it in any way with halal or haram that is important business. And some
argue that the sustenance comes not only from effort, but with istigfar, takwa and
prayer, god will facilitate and provide His sustenance. but with some notes in it. The
goal is to know what al-Sa'di's view of the concept of Sustenance is. The object of
this research, the concept of sustenance according to al-Sa'di. The source of the data
is divided into two, the primary data from the commentary of al-Qurān al-Sa'di, Ibn
Katheer and Al Muyassar. The interpretation of the Qur'an and the saheeh hadeeths
contained therein. Second, secondary data are books and articles and articles related
to the theme of this research, among them the Keys of Sustenance and other journals
also related to the concept of sustenance. These data are found through library
studies. The conclusion in this study is that the concept of sustenance according to
al-Sa'di is that sustenance has become a guarantee for all beings to obtain it and is
commanded to seek sustenance in a lawful and good way, then there should be no
doubt in the soul about sustenance.
Keywords: Concept of Sustenance According to al-Sa'di

ABSTRAK
Penelitian ini tentang konsep rezeki menurut al-Sa’di. Penelitian ini dibuat karena
konsep ini merupakan konsep dengan keyainan orang berbeda pandangan dalam
memahami rezeki itu seperti apa, ada yang meyakini bahwa rezeki itu adalah sebuah
usaha yang mana mendapatkannya dengan cara apa saja dengan halal maupun haram
yang penting usaha. Dan ada juga yang berpendapat bahwa rezeki itu datang bukan
hanya dari usaha akan tetapi dengan istigfar, takwa dan doa maka Allah akan
memudahkan dan memberikan rezekiNya. tetapi dengan beberapa catatan di
dalamnya. Tujuannya untuk mengetahui bagaimanakah pandangan al-Sa’di terhadap
konsep Rezeki. Objek penelitian ini, konsep rezeki menurut al-Sa’di. Sumber data
terbagi menjadi dua, data primer dari kitab tafsir Al-Qurān al-Sa’di, Ibnu Katsir dan
Al Muyassar. Tafsir Al-Qur’an dan hadits-hadits shahih yang di dalamnya
terkandung. Kedua, data sekunder yaitu buku-buku dan artikel dan artikel yang
berkaitan dengan tema penelitian ini, di antaranya yakni Kunci-kunci Rezeki dan
jurnal-jurnal lain juga yang berkaitan dengan konsep rezeki. Data-data Data-data
tersebut didapati melalui studi pustaka. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa
ternyata konsep rezeki menurut al-Sa’di adalah bahwa rezeki sudah menjadi jaminan
bagi semua makhluk akan mendapatkannya dan diperintahkan untuk mencari rezeki
dengan cara yang halal dan baik, maka tidak boleh ada keraguan dalam jiwa tentang
rezeki.
Kata Kunci: Konsep Rezeki Menurut al-Sa’di

1
A. PENDAHULUAN penting dengan usaha, karena
Al-Qur’an merupakan perkataan beranggapan bahwa rezeki sudah
Allah, Al-Qur’an juga adalah kitab ditakdirkan (dijamin) oleh Allah untuk
terakhir di wahyukan kepada Nabi setiap makhluk.
Muhammah oleh Allah untuk dijadikan Sebagaimana firman Allah dalam
pedoman bagi manusia. Al-Quran surat Hud:6 yang artinya :
adalah cahaya dan petunjuk bagi semua
yang bertujuan dapat memberikan “Tidak satupun yang
cahaya terang menderang dan bergerak di mika bumi ini
mengeluarkan dari gelap gulita menuju kecuali Allah yang
terang menderang.1 menanggung rezekinya.”
Al-Qur’an membawa ajaran-ajaran
yang akan terus berlaku dan kekal, isi Sesungguhnya setiap jiwa pasti
Al-Qur’an juga tidak akan pernah akan mendapatkan jatah rezekinya
berubah, yang di dalamnya tidak ada karena tidak akan mati sampai dia
kedustaan dan Al-Qur’an tidak hanya di menghabiskan atau mendapatkan jatah
turunkan hanya pada masa-masa islam. rezekinya, sehingga setiap makhluk
Sedangkan pada masa sekarang dan yang hidup di dunia pasti akan
masa setelah sekarang akan terus tetap diberikan dan mendapatkan jatah dari
berpegang teguh serta melaksanakan Allah. Maka dari itu janganlah merasa
apa yang diperintahkan oleh Allah ragu dan beranggapan bahwa Allah
melalui kitab sucinya yaitu Al-Qur’an. tidak adil akan masalah rezeki atau
Dalam firman Allah dalam surat rezekinya terhambat, sehingga dia tidak
Al-A’raf:171 yang artinya: mendapatkannya. Oleh karena itu selalu
lah berbaik sangka (Husnudzon)
“(Dan Kami katakan kepada terhadap segalah ketetapan Allah,
mereka): “Peganglah dengan teguh carilah rezeki dengan cara yang baik
apa yang Kami telah Kami berikan dan halal sehingga Allah lebih
kepadamu, serta ingatlah selalu memudahkan dan memberkahi
(amalkanlah) apa yang tersebut di rezekimu dan tinggalkan lah apa-apa
dalamnya supaya kamu menjadi orang yang dilarangnya dan jauhi keharaman.
yang bertaqwa.” Dalam memahami bahwa konsep
Segala perkara di dunia ini dan cara mencari rezeki yang benar itu
tercantum di dalam Al-Qur’an dengan sepertinya masih sangat banyak yang
jelas. Dari mulai masalah hijab, hukum- keliru terhadapnya, sementara itu
hukum tentang Islam dan bahkan pada Syaikh Abdur Rahman al-Sa’di
masalah banyak orang-orang yang menerangkan dan berpendapat bahwa,
pertanyakan, contohnya masalah “Seluruh rezeki dan ketentuannya
rezeki. Banyak diantaranya semata-mata hanya Allah yang
berpendapat bahwa rezeki itu tidak mengetahui. Simpanan rezeki itu adalah
perlu dicari cukup dengan tawakal saja ditangan Allah, Allah akan memberikan
karena akan datang dengan sendrinya, pada siapa yang akan dia kehendaki,
ada juga yang berpendapat bahwa Allah pula yang menghalangi atau
rezeki itu harus dicari akan tetapi tidak menjauhkan rezeki sesuai dengan
mengapa dengan cara apapun yang Hikmah dan Rahmatnya yang luas.

1
Andala Syahran, Sesungguhnya Al- adalah-cahaya.html, diakses: Bogor, tgl 25,
Qur’an adalah Cahaya akan Kebenaran, desember 2019, pukul: 12.30
sumber https//muslim.or.id/24623-al-qur’an-

2
Setiap rezeki dan termasuk juga dengan percaya bahwa Allah memberikannya,
hujan Allah turunkan sesuai dengan mengatur segalanya karena
kadarnya karena sesungguhnya rezeki beranggapan bahwa rezeki yang dia
itu tidak mungkin lebih dan kurang dari dapatkan dari usahanya bukan dari
yang telah Allah tentukan. (Tafsir al- keyakinannya itu dan dengan usaha apa
Sa’di, hal. 452)2 saja walaupun itu sampai dengan cara
Al-Sa’di juga berkata dalam kitab yang haram. Akan tetapi berbeda
tafsirnya bahwa, Allah telah menjamin menurut al-Sa’di dalam memahami
rezeki setiap makhluk yang kuat konsep rezeki dengan keyakinan yang
maupun yang lemah, rendah akalnya, lain sehingga sangat bagus untuk
yang tidak dapat menyimpan rezekinya dibahas dan dapat menambah
dan bahkan yang tidak dapat membawa keyakinan kita terhadap Allah dan akan
rezekinya sedikit pun. Namun Allah menjadi tema yang menarik untuk
menyediakan rezeki pada setiap sesuai didiskusikan dan dilakukan penelitian,
dengan waktunya, jadi Allah lah yang untuk mengetahui pandangan al-Sa’di
menanggung rezeki setiap makhluk dalam memahami konsep rezeki. Maka
sebagaimana Allah telah mengurusi yang akan diteliti dari rumusan masalah
makhlukNya, Sesungguhnya Allah ini adalah tentang konsep rezeki
Maha Mengetahui dan Maha menurut al-Sa’di.
Mendengar. Maka tidak ada
tersembunyi dariNya satupun, tidak ada B. TINJAUAN PUSTAKA
binatang melata pun yang binasa karena Di dalam lisan al-Arab Ibnu
keadaanya tersembunya dari Allah.3 Mandhur. Di dalam lisan al-Arab Ibnu
Dari pemaparan tersebut, maka al-Mandhur rahimahullah menjelaskan,
dapat disimpulkan bahwasanya rezeki al-rizqu adalah sebuah kata yang
itu datang dari hati dengan keyakinan maknanya dimengerti, dan terdiri dari
bahwa tidak ada yang dapat dua macam. Pertama, yang bersifat
memberikan segala kebutuhan dan zhahirah (Nampak terlihat), bahkan
keinginan manusia kecuali Allah, tidak dalam masalah makanan pokok misal.
ada satupun makhluk di dunia yang Kedua, yang bersifat bathiniyah bagi
tidak mendapatkan rezekinya, bahkan jiwa dan hati, yang berbentuk ilmu-ilmu
Allah menjamin setiap jiwa akan dan pengetahuan.4
mendapatkan semua jatah rezekinya Mengacu pada penjelasan Ibnu al-
sampai dia mati, dari makhluk yang Mandhur tersebut, maka hakikat rezeki
tidak dapat membawa rezekinya hingga tidak hanya berwujud materi dan harta
yang dapat membawanya. Tidak ada semata, seperti pemikiran banyak
yang tidak mendapatkan rezekinya, orang. Akan tetapi yang dimaksud
hanya Allah menyediakan waktu kapan rezeki itu adalah yang bersifat lebih
dan bagaimana Dia memberikan rezeki umum dan bukan hanya persoalan uang
itu, Akan tetapi walaupun sudah semata. Semua kebaikan dan segala
dijamin dan telah ada dalilnya tidak maslahat bahkan kesehatan pun semua
semua makhluk yakin bahkan tidak ini adalah rezeki yang bersifat umum.
Hilangkan kepenatan pikiran, hilangnya
2
Muhammad Abduh Tuasikal, Hanya Muhammad Iqbal, Lc, dkk denan judul Tafsir
Allah yang Memberi Rezeki, diakses Al-Qur’an), (Jakarta: Darul Haq, 2015), 468-
httsp//rumaysho.com/10608-hanya-Allah- 469..
4
yang-member-rezeki.html, tgl:19, agustus Rizki, Tidak Mesti Berwujud Materi,
2020, pukul:11.47. diakses https://almanhah.or.id/3722-rezki-tiak-
3
Abd al-Rahman bin Nashir bin ‘Abd mesti-terwujud-materi-.html, diakses pada tgl
Allah al-Sa’di, Tafsir al-Karim al-Rahman fi :25, agustus 2020, pukul: 08.34..
Tafsir al-Mannan (diterjemahkan oleh

3
rasa was-was selamat dari bahaya atau mengenai firman Allah “Dan Allah
tidak berpenyakit, ini semua adalah mengetahui tempat berdiam binatang
merupakan contoh dari rezeki dari itu”ia berkata: “yaitu, dimana ia
Allah. Bayangkan apabila kejadian itu tinggal.” “Dan tempat
terjadi kepada kita, orang tua kita dan penyimpanannya.” Yaitu, dimana dia
bahkan keluarga maka bisa diastikan mati.”
akan menguras pundi-pundi uang yang Dan semua itu tertulis di dalam
kita miliki, tidak jarang tabungan kitab “Kitab” yang ada disisi Allah.
menjadi ludes untuk membayar agar “yang nyata,” tentang semua itu.7
mendapatkan kesehatan dan Dalam pandangan mufassir bahwa
kesembuhan. Imam An-Nawawi tidak ada satupun semua makluk yang
rahimahullah mengisyaratkan makna bergerak di bumi ini melainkan Allah
tersebut dalam kitab dalam kitab Syarh telah menjamin kehidupannya, bahkan
Shahih Muslim.5 Allah mengetahui hingga tempat
Konsep rezeki itu sendiri dipahami tinggalnya, oleh karena itu tidak ada
oleh para ulama sendri berbeda-beda. alasan bagi semua makhluk untuk ragu
1. Pandangan Mufassir akan rezeki Allah.
Al-Muyassar berkata dalam kitab Al-Sa’di berkata dalam kitab tafsir
tafsirnya bahwa, Sesungguhnya Allah Nya bahwa, semua yang hidup di muka
telah menjamin rezeki semua makhluk bumi ini merupakan manusia, binatang
yang bernyawa diatas muka bumi ini, darat atau hewan laut maka Allah telah
dan Allah mengetahui segalah tempat menjamin rezekinya dan makanannya.
tinggal makhluknya saat hidup dan saat Maksudnya, Allah telah mengetahui
sudah mati. Karena semua itu sudah tempat berdiam diri binatang-binatang
tertulis disatu kitab disisi Allah yang yaitu tempat tinggalnya dan tempat
sudah menerangkan segala tentang itu.6 perlindungannya, dan kondisi-
Ibnu Katsir berkata dalam kitab kondisidan tertentu ia berpindah kepada
tafsirnya bahwa, Allag telah waktu pulang dan perginya “semuanya”
mengabarkan bahwa dialah yang semua perincian terhadap keadaannya.
menjamin setiap rezeki makhluk, dari “tertulis kedalam kitab yang nyata”
segala jenis hewan melata yang kecil Yakni lauh mahfudz yang meliputi
maupun yang besar di muka bumi ini, seluruh terjadi di bumi dan di langit.
yang hidup di laut maupun di darat, dan Semuanya diliputi oleh Ilmu Allah,
bahwasanya Allah mengetahui segala dicatat oleh pena Nya , berlaku pada
tempat berdiam dan penyimpagan Nya kehendak Nya dan dicukupi oleh
makluknya. Maksudnya Allah Nya rezeki Nya. Hendaklah manusia
mengetahui di mana akhir dari dan makhluk tenang kepada jaminan
perjalanan dan kesudahan makhluk di Allah makhluk tenang kepada jaminan
bumi ini dan kemana ia berlindung di
sarang-sarangnya.
Ali bin Abi Thalhah dan Ulama
lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas
5
Rizki, Tidak Mesti Berwujud Materi, Tasir al-Muyassar), (Jakarta: Darul Haq, 2018),
diakses https://almanhah.or.id/3722-rezeki- 667..
7
tidak-mesti-berwujud-materi.html, pada tgl: Syaikh Shafiyyurrahman al-
25, agustus 2020, pukul: 08.34. Mubarakfuri, Al-Misbaahul Muniir fii Tahdziibi
6 Tafsir IbnuKatsir, (diterjemahkan oleh tim
Syaikh al-Allamah Dr. Shalih bin
Muhammad Alu As-Syaikh, Tafsir Al- pustaka Ibnu Katsir, dengan judul Al-
Muyassar, (diterjemahkan oleh Muhammad Misbaahul Muniir fii Tahdziibi Tafsir Ibnu
Ashim dan Izzudin Karimi, denga judul At- Katsir), (Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir,
2015),483.

4
Allah yang menjamin rezeki Nya hidupnya, mereka juga memahami
meliputi zat dan sifat-sifat Nya.8 bahwa manusia itu bebas dalam
2. Pandangan Muhaddits menentukan hidupnya dengan sebebas-
Shahr Al-Ghamidi menjelaskan, bebasnya demi dapat mewujudkan
bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi keinginannya. Dan menurut kaumnya
Wasallam mengutus pasukan perang di manusialah yang menentukan rekinya
akhir waktu siang. Sementara itu Shahr masing-masing. Apabila manusia itu
sebagai seorang pedagang, sering mau berusaha untuk mendapatkan
membawa barang dagangannya di pagi rerekinya dengan sungguh-sungguh
hari. Akhirnya ia sering mendapatkan maka dia akan mendapatkannta, dan
keuntungan yang berlimpah hingga begitupula dengan sebaliknya apabila
hartanya banyak. (HR. Imam yang mereka hanya bersatai dan tidak
keempat). berusaha maka mereka tidak akan
Dari Abu Hurairah radiyallahu mendapatkan rezeki itu dan rezeki itu
‘anhu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa tidak akan datang kepadanya.
sallam bersabda yang artinya : Begitupula dengan nasibnya seseorang,
“Siapa yang ska dilapangkan kecuali orang terebut bertekat ingin
rezekinya dan dipanjangkan umurnya mengubah nasibnya sendiri.10
hendaknya dia menyambung Kelompok Jabariyah dipimpin oleh
silatuhrahim”.(HR.Bukhari no.5985 Jaham bin Safwan, Mazhab ini dinamai
dan Muslim no.2557). madzhab Jabariyah karena mereka
Kata Imam Nawawi dilapangkan ber’ijtihad bahwa semua gerak gerik
rezeki adalah diluaskan atau manusia dipaksa oleh Tuhan, manusia
diperbanyak rezekinya (Syarh Shahih, tidak memiliki daya dan upaya karena
16: 104) merekalah yang diciptakan, Ikhtiar dan
Ibnu Hajar dalam Al-Fath usaha. Segalah perbuatan manusia
menjelaskan, “Silatuhrahmi ditentukan Allah, bukan dari manusia
dikhususkan untuk kerabat yaitu yang itu sendiri. Mereka hanya bagaikan
mempunyai hubungan nasab, baik wayang yang tidak berhak protes atau
saling mawarisi ataupun tidak, mengubah sekaliun itu hanya sedikit
begitupula masih ada hubungan dari Allah, seperti halnya dengan
mahram ataupun tidak.”9 rezeki. Menurut mereka mau manusia
3. Pandangan Teolog itu berusaha atau tidak berusaha rezeki
Kelompok Qadariyah berpendapat itu tetap akan datang dan mereka akan
bahwa manusia memiliki kebebasan tetap mendapatkan jatah itu karena apa
dalam menentukan atau memilih yang dikerjakan manusia itu hanya
perjalanan hidupnya. Menurut paham kehendak Allah, manusia tidak bisa
Qadariyah manusia itu mempunyai mengelak dan protes terhadapnya
kekuatan dan kebebasan dalam karena mereka tidak memili dan
menentukan dan mewujudkan mempunyai daya, upaya dan ikhtiar.
perbuatan. Qadariyah berpendapat
bahwa manusia mempunyai kebebasan C. METODE
dalam menentukan perjalanan

8
Abd al-Rahman bin Nashir bin ‘Abd 9
6 Amalan Pembuka Pintu Rezeki,
Allah al-Sa’di, Tafsir al-Karim al-Rahman fi diakses dari
Tafsir al-Kalam al-Mannan (diterjemahkan https://umma.id/article/share/id/6/49322, pada
oleh Muhammad Iqbal, Lc, dkk dengan judul tgl: 25, agustus 2020, pukul: 10.22.
10
Tafsir Al-Qur’an), (Jakarta: Darul Haq,2015) Nina Rahmi, Skripsi: Korelasi Rezeki
456. Dengan Usaha Dalam Perspektif Alquran,
(Banda Aceh: UIN Ar-Raniry, 2018), 30-31.

5
Pada penelitian kali ini, D. HASIL PEMBAHASAN
metodologi penelitian tafsir yang 1. Konsep Rezeki Menurut al-Sa’di
digunakan adalah metode penelitian a. Biografi al-Sa’di
Mauḍū’i. Nama lengkap al-Sa’di adalah
Penelitian Mauḍū’i (tematik) ‘Abd al-Rahman ibn Nashir Ibn
merupakan metode tafisr yang ‘Abd Allah ibn Nasir ibn Ahmad
berusaha mencari dan mendapatkan al-Sa’di al-Nasir al-Tamimi al-
jawaban dalam Al-Qur’an yaitu Hambali. Ayahnya, Nasir al-Sa’di
tentang suatu masalah yang tertentu yang lahir pada tahun 1234 H.
dengan hanya membahas judul atau Beliau adalah seorang ahli Ibadah
topik yang berasal dari kenyataan (‘abid) dan penghafal Al-Qur’an
eksternal dan akan kembali keAl- (hafidz Al-Qur’an) yang
Qur;an.11 Dengan kesimpulan bahwa smencintai ilmu dan para
metode ini menafsirkan Al-Qur’an ulamanya. Walaupun tidak
dengan tema yang tertentu dan disertai termasuk dalam setaraulama,
dengan penjelasan yang lebih jelas atau namun beliau dikenal sebagai
detail, sehingga berkesinambungan imam masjid yang aktif
dengan tema atau ayat tersebut. memberikan nasehat (da’wah)
Selain dari pada metode penelitian kepada jama’ah, khususnya selepas
Maudu’i, penelitian ini juga Sholat Ashar dan Isya. Sedangkan
mengguanakan corak al adabi al nasabnya dari pihak ibu, ibunya
ijtima’ yang merupakan corak adalah putri dari keturunan Alu
penafsiran beriorentasi pada sastra ‘Utaymin yang masih satu kabilah
budaya kemasyarakatan atau bisa dengan Bani Tamim.13
disebut dengan kata lain corak tersebut b. Kehidupan Intelektual al-Sa’di
mejelaskan ayat-ayat Al-Qur’an pada Sebagai Ulama dan cendikiawan
segi redaksinya (pengelolaan Muslim, salah satu sorotan yang
bahasa).12 paling menarik dalam kehidupan
Berdasarkan fokus penelitian dan al-Sa’di dia adalah aktifitas
subjek penelitian ini adalah merupakan intelektual selain dari aktifitas
penelitian kualitatif yang bersifatstudi belajar para gurunya, kehidupan
pustaka, dimana penelitian ini intelektualitas tersebut juga
merupakan penelitian yang meliputi dalam aktifitasnya dalam
menggunakan buku dan literatur profefsi ilmiah, mengajar dan
sebagai objek yang utama, mendidik murid-murid sera andil
mengumpulkan segalah data-data dalam pembaruan pemikiran dan
tertulis baik berupa literatur bahasa pendidikan serta dari berbagai
arab dan indinesia yang relevan dengan karya tulis ilmiah yang
tema yang dibahas, terutama dalam diproduksinya.14
kitab-kitab tafsir dan ayat-ayat Al- Al-Sa’di adalah orang yang gemar
Qur’an. menuntut ulmu, mencintai ulama,
bergaul dan menimba ilmu dari
11
Sar Al And Muhammad Baqir 13
Aceng Zakaria, Tafsir al-Sa’di Tentang
Muhammad Baqir. (1990). Pendekatan Tematik Sifat Allah dan Takdir, diakses:
Terhadap Tafsir Al-Qur'an Dalam Ulumul reposit.ory.uinjkt.ac.id, tgl: 28, agustus 2020,
Qur'an . 1, No. 4. Hlm: 34. pukul 08.55
12
Abd Ghafir, “sekilas mengenal At- 14
Aceng Zakaria, Tafsir al-Sa’di Tentang
Tafsir Al-Adabi Al-Ijtima’I,” Al-Ahkam: Jurnal Sifat Allah dan Takdir, diakses:
Ilmu Syari’ah dan Hukum reposit.ory.uinjkt.ac.id, tgl: 28, agustus 2020,
1,no.1(2016),https://doi.org/10.22515/al- pukul 08.55
ahkam.v1i1.102.

6
mereka. Ia banyak menimba ilmu mulanya berarti “pemberian untuk
dari para ulama pada masanya, waktu tertentu”.
terutama yang berasal dan Menurut Ibn Faris, rezeki adalah
berdomisili di Saudi Arabia. “pemberian Allah”. Menurut al-Raghib
c. Pandangan ulama tentang yaitu “pemberian yang mengalir baik
penafsiran al-Sadi bersifat duniawi atau ukhrawi”. Bisa
Dalam pengantarnya, Ibnu juga berarti: bagian dan porsi yang
Uthaimim berkomentar tentang, sampai ketonggorokan dan diolah atau
tafsir ini adalah sebaik-baik buku dijadikan makanan.16
tafsir karena memiliki banyak Allah adalah al-Razzaq yaitu yang
keistimewaan, di antaranya adalah memberikan segalah rezeki kepada
disuguhkan dengan bahasa yang hamba-hambaNya dan yang menjamin
sederhana dan jelas yang dapat setiap jiwa akan mendapat kebutuhan
langsung difahami oleh orang yang makannya.
terpelajar maupun orang yang
awam. Keistimewaan lainnya, 1. Allah yang Menentukan dan
bahwa kitab ini menghindari Memberikan Rezeki Setiap
kalimat-kalimat sisipan yang Makhluk
betele-tela yang tidak ada Tafsir surat Hud: 6 yang artinya:
manfaatnya yang hanya akan “Dan tidak ada suatu binatang melata
membuang-buang waktu. Yang pun di bumi melainkan, Allah yang
lainnya adalah menghindari memberikan rezekinya. Dan Dia
perbedaan pendapat dalam mengetahui tempat berdiamnya
penafsiran, kecuali yang prinsip binatang itu dan tempat
yang harus disebutkan. penyimpanannya. Semuanya tertulis
Menurut ibn Utaimin dalam kitab yang nyata (Lauh
keistimewaan lainnya adalah bahwa Mahfudz)”
kitab ini tegak di atas manhaj as-Salaf Al-Sa’di berkata dalam kitab
ash-Shahih yang merupakan asas dalam tafsirnya bahwa, maksud semua yang
akidah yang lurus. Dan keistimewaan merayap dimuka bumi berupa manusia,
lainnya adalah rinci dalam mengambil binatang darat atau binatang laut maka
kesimpulan yang ditunjukkan oleh ayat- Allah lah yang telah menjamin
ayat, berupa: faidah-faidah, hukuman- rezekinya dan makanan mereka.
hukuman dan hikmah-hikmah. Sebagai Maksudnya, Dia mengetahui temat
contoh, Syaikh as-Sa’di, penulis berdiam diri binatang-binatang ini yaitu
menyebutkan faidah dari ayat wudhu rumah tempat tinggalnya dan
dalam surah Al-Maidah, tidak kurang perlindungannya, dan mengetahui
dari 50 faidah. Demikian Ibnu Uthaimin tempat penyimpanan yaitu tempat
sampaikan secara ringkas.15 dimana dia berpindah, pada waktu pergi
dan pulangnya dan dalam kondisi
E. ALLAH AL-RAZZAQ tertentupun. Hendaknya manusia selalu
Dalam konsep ini kata Kata al- tetap yakin dan tenang akan dengan
Razzaq diambil dari akar kata “razaqa segalah jaminan Allah dan ilmu Nya
atau rizq” yaitu rezeki yang pada meliputi zat dan sifat-sifat Nya.17

15
Aceng Zakaria, Tafsir al-Sa’di Tentang (sukses, kaya dan bahagia dengan asmaul
Sifat Allah dan Takdir, diakses: husna, Jakarta: TAZKIA publishing), hal 109.
reposit.ory.uinjkt.ac.id, tgl: 28, agustus 2020, 17
Abd al-Rahman bin Nasir bin ‘Abd
pukul 08.55 Allah al-Sa’di, Taisir al-Karim al-Rahman fi
16
Muhammad Syafi’I Antonio, Asmaul Tafsir al-Kalam al-Mannan (diterjemahkan
Husna For Succes In Business and Life oleh Muhammad Iqbal, Lc, dkk dengan judul

7
Al-Muyassar berkata dalam kitab menjadikan semua itu sebagai tujuan
tafsirnya bahwa, Sesungguhnya Allah dari hidupnya, olehnya semua itu
telah menjamin rezeki setiap makhluk menjadikan hati, jiwa dan pikiran
yang berjalan (bernyawa) di muka bumi mereka hanya berfokus terhadap itu
ini, sebagai bentuk kasih sayang dan semua, sehingga membuat mereka
kemuraha Allah, dan Allah mengetahui menjadi lalai dan mereka melupakan
tempat tinggal makhluknya saat hidup apa tujuan mereka di citakan oleh Allah.
maupun setelah mati, bahkan Kemudia golongan yang kedua yaitu
mengetahui hingga di mana makhluk itu mereka yang tau apa tujuan mereka
akan mati. Karea semua itu sudah dicitakan sehingga mengetahui apa
tertulis disatu kitabnya Lauh Mahfudz maksud dari semua itu, mereka
yang menerangkan semua itu.18 mengetahui bahwa Allah menjadikan
Ibnu Katsir berkata dalam kitab sebagai ujian dan cobaan bagi hamba-
tafsirnya bahwa, Allah mengabarkan hambanNya, agar diketahui siapa yang
bahwa Dialah yang menjamin segalah mengutamakan Allah diatas segala-
rezeki semua makhluk, dari segalah galanya dari pada kesenangan
20
jenis hewan melata yang ada di muka sementara.
bumi ini, yang terlihat kecil maupun b. Rezeki Akhirat
besar, yang hidup di laut muapun di Tafsir Surat Ath-Talaq: 11 yang
darat. Dan bahwasanya Allah pun tau di artinya: “(Dan mengutus) seorag Rasul
mana kesudahan hidup makhluk Nya yang membacakan kepada ayat-ayat
dan perjalanan akhirnya, dan kemana Allah yang menerangkan (bermacam-
dia berlindung di sarang-sarangnya.19 macam hukum) supaya Dia
mengeluarkan orang-orang yang
2. Rezeki Dunia dan Rezeki beriman dan beramal saleh dari
Akhirat kegelapan dari cahaya kepada cahaya,
a. Rezeki Dunia . dan barang siapa yang beriman
Tafsit surat Al-Imran: 14 yang kepada Allah dan mengerjakan amal
artinya: “Dijadikan indah pada saleh niscaya Allah akan
(pandangan) manusia kecintaan memasukannya kedalam surga-surga
kepada apa-apa yang diingini, yaitu: yang mengalir dibawahnya sungai-
wanita-wanita,anak-anak, harta harta sungai, mereka kekal di dalamnya
yang banyak dari jenis emas, perak, selama-lamanya. Sesungguhnya Allah
kuda piihan, binatang-binatang ternak memberikan rezeki yang baik
dan sawah ladang. Itulah kesenanga kepadanya”.
hidup di dunia, dan sisi Allah lah Al-Sa’di berkata dalam kitab
tempat kembali yang baik (surga)”. tafsirnya bahwa, kemudia Allah
Dalam menyikapi ini al-Sa’di mengingatkan hamba-hamba Nya yang
berkata dalam fasirnya yaitu ada dua beriman dengan kitab Nya yang
golongan yang dimaksudkannya: diturunkan kepada Rasul Nya, Nabi
golongan pertama, golongan yang Muhammad agar beliau mengeluarkan

Tafsir Al-Qur’an), (Jakarta: Darul Haq, Tafsir Ibnu Katsir, (diterjemakan oleh Tim
2015),456. Pustaka Ibnu Katsir, dengan judul Al-
18
Syaikh al-Allamah Dr.Shalih bin Misbahhul Muniir fii Tahdziibi Tafsir Ibnu
Muhammad Alu As-Syaikh, Tafsir al- Katsir), (Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir,
Muyassar, (diterjemahkan oleh Muhammad 2015),483.
20
Ashim dan Izzudin Karimi, dengan judul At- Tafsir as-Sa’di/ Syaikh Abdurrahman
Taisir al-Muyassar), (Jakarta: Darul Haq, bin Nashir as-Sa’di, pakar tafsir abad 14 H,
2018), 667.. diakses dari https://tafsirweb.com/1146-quran-
19
Syaikh Shafiyyurrahman al- surah-ali-imran-ayat-14.html, pada tgl: 19,
Mubarakfuri, Al-Misbahhul Muniir fii Tahdziibi agustus 2020, pukul:11.14.

8
manusia dari gelapnya kebodohan, melaksanakan apa-apa yang
22
kekufuran, kemaksiatan menuju jalan diperintahkan dan yang dilarang.
cahaya yaitu terang menderang dengan
ketaatan kepada Allah. Diantara F. SEBAB MENDATANG-KAN
macam-macam manusia yaitu ada yang REZEKI
beriman kepada Allah dan ada pula 1. Usaha
yang tidak beriman bahkan tidak Tafsir Surat Al-Maidah: 88 “Dan
meyakini akan keberadaan Allah makanlah dari makanan yang halal lagi
sebagai sang pencipta. “dan baik dari apa yang Allah telah
barangsiapa yang beriman kepada Allah rezekikan kepadamu, dan bertawakal
dan mengerjakan amal shalih”, baik kepada Allah yang kamu berikan
yang wajib maupun yang sunnah kepadanya”.
“niscaya Allah akan memasukannnya Al-Sa’di berkata dalam tafsirnya,
kedalam surga-surga yang mengalir di bahwa kemudian Dia memerintahkan
bawahnya sungai-sungai, “yang di kebaikan dari apa yang dilakukakan
dalamnnya derdapat kenikmatan yang oleh orang-orang musyrik yaitu mereka
abadi” yang belum pernah dilihat oleh melakukan apa-apa yang justru Allah
mata, beum pernah terlintas dibenak haramkan dan mengharamkan apa yang
manusia dan belum pernah terdengar dihalalkan oleh Allah. Maksudnya
oleh telinga. “mereka kekal di adalah makanlah apa-apa yang telah
dalamnya selama-lamanya. Sungguh direzekikan Allah dengan jalan yang
Allah berikan kepadanya rezeki yang baik yaitu yang dihalalkan oleh Allah
baik.” Maksudnya, siapa pun yang tidak dan tinggalkan apa yang
23
beriman kepada Allah, maka mereka diharamkannya
itukah penghuni neraka, mereka kekal Al-Muyassar berkata dalam kitab
di dalamnya.21 tafsirnya bahwa, bersenang-senanglah
Al-Muyassar berkata dala kitab wahai kaum Muslimin dan Mukminin
tafsirnya bahwa, peringatan ini adalah dengan apa yang Allah telah
peringatan yang mana Rasulullah yang anugrahkan atas kalian yaitu dengan
membacakan ayat-ayat Allah dan kenikmatan yang halal lagi baik.24
membacakan kepada kaliam mana yang Ibnu katsir berkata dalam kitab
hak dan mana yang bathil, agar dapat tafrinya bahwa, Allah berfirman ( ‫َو ُكلُوا‬
diketahui mana yang membenarkan َ ‫َّللاُ َحالال‬
‫طيِِّبًا‬ َّ ‫“ )مِ َّما َرزَ قَ ُك ُم‬Dan makanlah
Allah dan mengeluarkan dari kegelapan makanan yang halal lagi baik dari apa
menuju terang menderang dengan yang Allah rezeki kan kepadamu,” yang
meyakini Allah dan Rasul Nya serta berarti bahwa makanan itu halal dan
baik.25

21
Abd al-Rahman bin Nashir ‘Abd Allah Tafsir Al-Qur’an),(Jakarta Darul Haq, 2015),
al-Sa’di, Taafsir al-Karim al-Rahman fi Tafsir 386-387.
24
al-Kalam al-Mannan (diterjemahkan oleh Syaikh al-Allamah Dr. Shalih bin
Muhammad Iqbal, Lc, dkk dengan judul Tafsir Muhammad Alu As-Syaikh, Tafsir al-
Al-Qur’an),(Jakarta: Darul Haq, 2015), 386. Muyassar, (diterjemahkan oleh Muhammad
22
Syaikh al-Allamah Dr. Shalih bin Ashim dan Izzudin Karimi, dengan judul At-
Muhammad Asy-Syaikh, Tafsir al-Muayassar, Taisir al-Muyassar), (Jakarta: Darul Haq,
(diterjemahkan oleh Muhammad Ashim 2018),360.
25
Izuddin Karimi, dengan judul At-Tasir al- Syaikh Shafiyyurrahman al-
Muyassar), (Jakarta: Darul Haq, 2018), 812. Mubarakfuri, al-Misbaahu Muniir fii Tahdziibi
23
Abd al-Rahman bin Nasir bin ‘Abd Tafsir Ibnu Katsir, (diterjemahkan oleh tim
Allah al-Sa’di, Taisir al-Karim al-Rahman fi Ibnu Katsir, dengan judul Al-Misbaahu fii
Tafsir al-Kalam al-Mannan (diterjemahkan Tahdziibi Tafsir Ibnu Katsir), (Jakarta: Pustaka
oleh Muhammad Iqbal Lc, dkk dengan judul Ibnu Katsir, 2015), 203.

9
2. Takwa Al-Sa’di berkata dalam kitab
Tafsir Surat al-Thalaq: tafsirnya, yang dimaksud dengan
3“Barangsiapa yang bertakwa kepada memberikan rezeki dari arah yang tidak
Allah, niscaya Dia akan mengadakan disangka-sangka dan mencukupkan
baginya jalan keluar, dan memberinya kebutuhan dan mewujudkan
rezeki dari arah yang tidak disangka- keinginannya adalah bagi orang yang
sangka. Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah dengan sebnar-
bertawakal kepada Allah, niscaya Allah benar takwa.27
akan mencukupkan keperluannya. Al-Muyassar berkata dalam
Sesungguhnya Allah pasti mewujudkan kitab tafsirnya bahwa, Allah
urusan yang dikehendakiNya.” memudahkan rezeki dengan arah yang
Al-Sa’di berkata dalam kitab tidak disangka-sangka dan
tafsirnya, Allah berfirman, maksudnya, memudahkan sebab-sebab rezeki
barangsiapa yang bertakwa kepada baginya dari arah yang tidak terbetik
Allah maka Allah akan memberikan dalam fikirannya dan dia tidak pernah
kepadanya rezeki dari arah yang tidak menduga itu, itu bagi orang yang
disangka-sangka. Diberikan intu keluar bertakwa kepada Allah dan
dari berbagai kondisi yang sulit, dan mencukupkan dari segala apa yang
sebaliknya barangsiapa yang tidak membuatnya sedih dari segala
28
bertakwa kepad Allah maka dia akan urusanya.
jatuh dalam rantai dan belenggu yang Ibnu katsir berkata dalam kitab
tidak akan mampu terlepas dan tidak tafsinya bahwa, FirmanNya:
ada yang dapat melepaskan kecuali “Barangsiapa yang bertakwa kepada
Allah dan dia tidak akan mampu juga Allah niscaya Dia akan mengadakan
keluar dari ikatannya. 26 jalan keluar dan memberinya rezeki
3. Tawakkal dari arah yang tidak disangka-
Tafsir Surat Ath-Thalaq: 3 sangka”, yaitu barangsiapa yang taat
“Barangsiapa yang bertakwa kepada akan perintah dan menjahui larangan
Allah, niscaya Dia akan mengadakan Allah yaitu bertakwa niscaya Allah
baginya jalan keluar, dan memberinya akan memberinya kemudahakan dan
rezeki dari arah yang tidak disangka- jalan keluar bagi segala urusannya, dan
sangka. Dan barangsiapa yang dianugrahkan rezekinya yang diberikan
bertawakal kepada Allah, niscaya Allah Allah dari arah yang tidak disangka-
akan mencukupkan keperluannya. sangka.29
Sesungguhnya Allah pasti akan
mewujudkan urusan yang 4. Istighfar
dikehendakinya. Sesungguhnya Allah Tafsir Surat Nuh: 10-12
telah mengadakan ketetuan bagi tiap- “Maka aku berkata (kepada
tiap sesuatu”. mereka) “Mohonlah ampunan kepada

26
Abd al-Rahman bin Nasir bin ‘Abd 28
Syaikh al-Allamah Dr. Shalih bin
Allah al-Sa’di, Taisir al-Karim al-Rahman fi Muhammad Alu As-Syaikh, Tafsir Al-
Tafsir al-Kalam al-Mannan (diterjemahkan Muyassar, (diterjemahkan oleh Muhammad
oleh Muhammad Iqbal Lc, dkk dengan judul Ashim dan Izzudin Karimi, dengan judul At-
Tafsir Al-Qur’an), (Jakarta: Darul Haq, 2015) Taisir al-Muyassar), (Jakarta: Darul Haq,
277-279. 2018), 809.
27
Abd al-Rahman bin Nasir bin ‘Abd 29
Syaikh Shafiyyurrahman al-
Allah al-Sa’di, Taisir al-Karim al-Rahman fi Mubarakfuri, Al-Misbaahu Muniir fii Tahdziibi
Tafsir al-Kalam al-Mannan (diterjemahkan Tafsir Ibnu Katsir, (ditrejemahkan oleh: Tim
oleh Muhammad Iqbal Lc, dkk dengan judul Pustaka Ibnu Katsir, dengan judul Al-Misbaahu
Tafsir Al-Qur’an), (Jakarta: Darul Haq, 2015), Muniir fii Tahdziibi Tafsir Ibnu Katsir),
279. (Jakarta, Pustaka Ibnu Katsir, 2015) 158-159

10
tuhanmu sungguh Dia itu maha Tafsir Surat Ibrahim: 7
pengampun, niscaya Dia akan “Dan (ingatlah juga), tatkala
menurunkan kepadamu hujan yang Tuhanmu memaklumkan: “
lebat, dan membanyakan harta dan Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
anak-anakmu, dan mengadakan pasti kami akan menambah (nikmat)
untukmu kebun-kebun dan mengadakan kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(pula di dalamnya) untukmu sungai- (nikmat), maka sesungguhnya azab Ku
sungai”. sangat pedih”.
Al-Sa’di berkata dalam kitab Al-Sa’di berkata dalam kitab
tafsirnya, bahwa mohonlah ampun tafsirnya, “Dia berkata kepada kaumnya
kepada Allah, yaitu tinggalkanlah dosa untuk menghimbau mereka supaya
dan mintalah ampunan kepada Allah, mensyukuri nikmat-nikmat Allah,
maka niscaya Allah akan memberikan “Dan (ingatlah juga), tatkala rabmu
rezekinya, hujan, harta dan anak-anak.30 memaklumkan”. Maksudnya
Al-muyassar berkata dalam memberitahukan dan menjanjikan “
kitab tafsirnya bahwa, Mintalah sesungguhnya jika kamu bersyukur,
ampunan kepada Allah dari segala pasti kami akan menambah (nikmat)
dosa-dosa, bertaubatlah kepadanya kepadamu”, dari nikmat-nikmat Ku.
dengan kekafiran kepada Allah, niscaya “Dan jika kamu mengingkari (nikmat
dengan begitu Allah akan memberikan Ku) maka sesungguhnya azabku sangat
rezekinya, menurunkan hujan deras pedih”, dan diantara bentuk kebesaran
yang terus menerus, meperbanyak harta Allah yaitu dapat memberikan siksa,
dan anak-anak. Dia membuatkan melenyapkan nikmat-nikmat yang telah
kebun-kebun yang indah dengan buah- Allah curahkan. Bersyukurlah
buahan yang dapat dinikmati.31 hakikatnya pengakuan hati terhadap
Ibnu Katsir berkata dalam kitab segalah nikmat Allah dan menyanjung
tafsirnya bahwa, “Dan sekali-kali Allah karenanya, serta menggunakan
bukanlah harta dan bukan pula anak- dengan sebaik-baik kenikmatan itu
anak kamu yang mendekatkan kamu dalam keridhaan Allah, sementara
dengan kami sedkit pun, tetapi orang- pengingkaran dari itu semua adalah
orang yang beriman yang mengerjakan kebalikannya.33
amal shalih, mereka itulah yang Al-Muyassar berkata dalam
memperoleh balasan yang melipat kitab tafsirnya bahwa, Musa kepada
ganda disebabkan apa yang telah kaumnnya, bahwa ingatlah ketika Allah
mereka kerjakan, dan mereka aman memberitahukan dengan tegas bahwa
sentosa di tempat-tempat yang tinggi jika kalian semua bersyukur atas
(dalam Surga) (QS. Saba’:37).32 nikmat-nikmat dan segala yang
diberikkan oleh Allah, maka Allah akan
5. Bersyukur memberikan dan bahkan menambahkan

30
Abd al-Rahman bin Nasir bin ‘Abd 32
Syaikh Shafiyyurrahman al-
Allah al-Sa’di, Taisir al-Karim al-Rahman fi Mubarakfuri, Al-Misbaahu Muniir fii Tahdziibi
Tafsir al-Kalam al-Mannan (diterjemahkan Tafsir Ibnu Katsir, (diterjemahkan oleh: Tim
oleh Muhammad Iqbal, Lc, dkk dengan judul Pustaka Ibnu Katsir, dengan judul Al-Misbaahu
Tafsir Al-Qur’an), (Jakarta: Darul Haq, 2015), Muniir fii Tahdziibi Tafsir Ibnu Katsir),
386-387. (Jakarta, pustaka Ibnu Katsir , 2015), 264-266.
31
Syaikh al-Allamah Dr. Shalih bin 33
Abd al-Rahman bin Nasir bin ‘Abd
Muhammad Alu As-Syaikh, Tafsir al- Allah al-Sa’di, Taisir al-Karim al-Rahman fi
Muyassar, (diterjemahkan oleh Muhammad Tafsir al-Kalam al-Mannan, (diterjemahkan
Ashim dan Izzudin Karimi, dengan judul At- oleh Muhammad Iqbal Lc, dkk dengan judul
Taisir al-Muyassar), (Jakarta Darul Haq, 2018), Tafsir Al-Qur’an), (Jakarta: Darul Haq, 2015)
850. 55.

11
karunia Nya. Dan jika mengingkari kebahagiaan serta meraih kebaikan
nikmat-nikmat Allah maka niscaya dunia dan akhirat. Apakah semua yang
Allah akan benar-benar akan menyiksa Allah berikan hanya dicurahkan kepada
dengan siksaan yang sangat pedih.34 mereka? Sungguh apa yang mereka
Ibnu Katsir berkata dalam fikirkan adalah tidak demikian adanya
kitabnya bahwa, Firman Allah ( َ‫َوإِذْ تَأَذَّن‬ karena sebenarnya mereka tidak sadar
‫)ربُّ ُكم‬
َ “Dan (ingatlah juga), tatkala bahwa Allah mengulur dan menunda
Rabmu memaklumkan” yaitu ketika waktunya serta menambahkan dengan
Rabmu menguumkan dan memberikan kenikmatan-kenikmatan,
memberitahukan janjinya kepada agar mereka semakin bergelimang
kalian, kemungkinan lain penggalan dalam dosa, sehingga hkuman merka
ayat tersebut bermakna: Ingatlah ketika pun semakin bertambah di akhirat.
Rabmu bersumpah dengan kemuliaan, Tujuannya agar mereka terlena dengan
kesombongan dan keagugannNya. apa yang mereka raih selama ini,
sampai pada saat datang waktu dimana
mereka menikmati segalanya yang
G. BENTUK-BENTUK REZEKI mereka dapatkan, kemudian Allah
1. Rezeki yang Umum menghukum mereka dengan seketika
Rezeki yang umum mencakup dengan siksaan yang pedih.35
orang-orang kafir dan orang-mukmin, Al-Muyassar berkata dalam
yang membahas mengenai rezeki kitab tafsirnya bahwa, apakah orang-
badan. orang kafir mengira bahwa mereka
Tafsir Surat al-Mu’minun: 55- diberikan harta dan kenikmatan-
56. kenikmatan berupa harta dan anak bagi
“Apakah mereka mengira mereka adalah merupakan kenikamatan
bahwa kami memberikan harta dan yang pantas mereka dapatkan atau
anak-anak kepada mereka itu (berarti dapatkan? Sesunguhnya Allah
bahwa), kami segera memberikan memberikan penyegeraan kenikmatan
kebaikan-kebaikan kepada mereka? bagi mereka sebagai sumber fitnah buat
(tidak), tetapi mereka tidak mereka dan penangguhan waktu
menyadarinya.” semata. Namun mereka tidak
Al-Sa’di berkata dalam kitab menyadari semua itu.36
tafsirnya, “Apakah mereka mengira Ibnu Katsir berkata dalam kitab
harta dan anak-anak yang kami berikan tafsirnya bahwa, “apakah orang-orang
kepada mereka itu (berarti bahwa) kami kafir yaitu orang-orang yang terperdaya
bersegera memberikan kebaikan- itu mengira bahwa anak dan harta yang
kebaikan kepada mereka,” maksudnya telah Allah berikan kepada mereka
mereka kira bahwa tabahan yang yang merupakan pertanda bahwa Allah telah
Allah berikan salah satunya berupa menganugrahkan seluruh kebaikan
anak adalah dan harta adalah tanda kepada mereka? Tidak, sungguh apa-
bahwa mereka adalah termasuk orang- apa yang mereka kira dan fikirkan itu
orang yang baik dan akan mendapatkan tidaklah benar. Ayat lain dimana
34
Syaikh al-Allamah Dr. Shalih bin oleh Muhammad Iqbal Lc, dkk dengan judul
Muhammad Alu Asy-Syaikh, Tafsir al- Tafsir Al-Qur’an), (Jakarta: Darul Haq, 2015),
Muyassar, (diterjemahkan oleh Muhammad 37-38.
36
Ashim dan Izzudin Karimi, dengan judul At- Syaikh al-Allamah Dr. Shalih bin
Taisir al-Muyassar), (Jakarta: Darul Haq, Muhammad Alu As-Syaikh, Tafsir al-
2018), 773.. Muyassar, (diterjemahkan oleh Muhammad
35
Abd al-Rahman bin Nasir bin ‘Abd Asim dan Izzuddin Karimi, dengan judul At-
Allah al-Sa’di, Tafsir al-Karim al-Rahman fi Taisir al-Muyassar),(Jakarta: Darul Haq, 2018),
Tafsir al-Kalam al-Mannan (diterjemahkan 113..

12
mereka berkata “Kami lebih banyak Sesungguhnya Allah memberikan
mempunyai harta dan anak-anak (dari rezeki yang baik kepadanya”.
pada kamu) dan kami sekali-kali tidak Al-Sa’di berkata dalam kitab
akan diadzab”,(QS.Saba’:35). tafsirnya bahwa, Allah mengingatkan
Sungguh apa yang mereka fikirkan itu bagi hamba-hamba Nya yang beriman
salah, dan persangka mereka tersebut dengan Kitab Nya yang dirunkan oleh
sangatlah keliru. Bahkan kenyataan Rasul Nya, Muhammad agar
yang mereka sangka selama ini adalah mengeluarkan manusia dari gelapnya
mereka diberikan kenikmatan oleh kekufuran, kebodohan dan kemaksiatan
Allah sejatinya hanya merupakan tipu menuju cahaya yang terang menderang
daya yang akan menjerumuskan mereka yaitu cahaya ilmu, ketaatan dan iman.
kedalam siksa yang pedih dengan cara Diantaranya ada manusia yang beriman
istidraj. 37 kepada Allah dan ada pula yang tidak
2. Rezeki yang Khusus beriman kepada Allah. Dan bagi yang
Rezeki Khusus, yaitu hati yang beriman dan taat kepada Allah “niscaya
siramannya berupa ilmu, iman dan Allah akan memasukannya ke dalam
rezeki yang halal lagi baik yang surga-surga yang mengalir di
diperoleh dengan cara yang baik yang bawahnya sungai-sungai, yang di
dapat memperbaiki agama seorang dalamnya terdapat kenikmatan yang
hamba, dan ini hanya dikhususkan abadi”. Yang mana kenikmatan itu
hanya bagi orang-orang yang beriman belum pernah dilihat oleh mata, belum
sesuai dengan tingkatan ketakwaan pernah terlintas dibenak manusia dan
mereka sesuai dengan rahmat Allah. belum pernah terdengar oleh telinga.
Allah menyempurnaka keilmuan “Mereka kekal di dalamnya selama-
mereka dan menganugrahkan bagi lamanya. Sungguh Allah memberikan
mereka surga pada hari kiamat yang rezeki yang baik kepadanya.”
penuh dengan kenikmatan. Maksudnya adalah barangsiapa yang
Tafsir surat Ath-Thalaq: 11 tidak taat dan beriman kepada Allah
yang artinya: maka tempatnyalah di dalam neraka
“(Dan mengutus) seorang rasul yang kekal.38
yang membacakan kepadamu ayat-ayat Al-Muyassar berkata dalam
Allah yang menerangkan (bermacam- kitab tafsirnya bahwa, peringatan ini
macam hukum) supaya Dia sungguh Rasulullah telah
mengeluarkan orang-orang yang menyapaikannya dan membacakan
beriman dan beramal shalih dari ayat-ayat Allah dengan jelas yaitu agar
kegelapan kepada cahaya. Dan dapat membedakan antara yang hak dan
barangsiapa yang beriman kepada bathil kepada kalian, agar Allah
Allah dan mengerjakan amal shalih mengeluarkan orang-orang dari
niscaya Allah akan memasukannya kegelapan kepada cahaya kebenaran
kedalam surga-surga yang mengalir di yaitu orang-orang yang membenarkan
bawahnya sungai-sungai, mereka kekal Allah dan Rasul Nya serta melaksankan
di dalamnya selama-lamanya. apa yang Allah perintahkan dan
menaatinya. Barang siapa yang beriman

37 Katsir),(Jakarta, Pustaka Ibnu Katsir, 2015),


Syaikh Shafiyyurrahman al-
Mubarakfuri, Al-Misbaahu Muniir fii Tahdziibi 264-266.
Tafsir Ibnu Katsir, (diterjemahkan oleh: Tim 38
Abd al-Rahman bin Nasir bin ‘abd Allah
Pustaka Ibnu Katsir, dengan judul AL- al-Sa’di, Tafsir al-Karim al-Rahman fi Tafsir
Misbaahu Muniir fii Tahdziibi Tafsir Ibnu al-Kalam al-Mannan (diterjemahkan oleh
Muhammad Iqbal Lc, dkk dengan judul Tafsir
Al-Qur’an),(Jakarta: Darul Haq, 2015),386.

13
kepada Allah dan beramal shalih, tenang dengan jaminan Allah
niscaya Allah akan memasukannya tersebut.
kedalam surga-surga yang mengalir di
bawah istana -istanaNya dan kebun- DAFTAR PUSTAKA
kebunNya sungai-sungai, mereka Andala Syahran, Sesungguhnya Al-Qur’an
tinggal didalamnya selama-lamanya. adalah Cahaya akan Kebenaran
Hakiki, sumber
Sesungguhnya Allah memberikan https//muslim.or.id/24623-al-qur’an-
rezeki yang baik dan balasan bagi orang adalah-cahaya.html, diakses: Bogor,
shalih yaitu surga.39 tgl 25, desember 2019, pukul: 12.30
5. KESIMPULAN M.Ashraf Shaleh, Takwa Makna dan
Dari pemaparan sebelumnya, Hikmahnya dalam Al-Qur’an, Shaleh,
penerbit Erlangga (2003), hal 28-
penulis dapat memberikan beberapa Muhammad Abduh Tuasikal, Hanya Allah yang
kesimpulan yang penting berikut: Memberi Rezeki, diakses
1. Rezeki terbagi menjadi dua kategori, httsp//rumaysho.com/10608-hanya-
yaitu rezeki khusus dan umum. Allah-yang-memberi-rezeki.html, tgl:
Rezeki umum adalah pemberian 19, agustus 2020, pukul: 11.47.
Allah kepada hambanya, mencakup Abd al-Rahman bin Nasir bin ‘abd Allah al-
Sa’di, Taisir al-Karim al-Rahman fi
orang-orang Kafir dan orang-orang
Tafsir al-Kalam al-Mannan
Mukmin. Sedangkan rezeki khusus (diterjemahkan oleh Muhammad
yaitu rezeki dihati, tambahan Iqbal, Lc, dkk dengan judul Tafsir Al-
hidayah dan surga. Qur’an), (Jakartaa; Darul Haq, 2015)
2. Menurut al-Sa’di dalam menyikapi 468-469.
Rizki, Tidak Mesti Berwujud Materi, diakses
rezeki manusia menjadi dua
https://almanhah.or.id/3722-rizki-
golongan: yaitu mereka yang tidak-mesti-berwujud-mareti.html,
menjadikan dunia sebagai pada tgl: 25, agustus 2020, pukul:
kesenangan sebagai tujuan sehingga 08.34.
mereka lalai dari penciptaan mereka. Syaikh al-Allamah Dr.Shalih bin Muhammad
Dan satu golongan lain yang Alu As-syaikh, Tafsir Al-Muyassar,
(diterjemahkan oleh Muhammad
menjadikan kesenangan dunia Ashim dan Izzudin Karimi, dengan
sebagai sarana untuk meraih judul At-Tasir al-Muyassar), (Jakarta:
keridhaan Allah dan kehidupan Darul Haq, 2018), 667.
akhirat. Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, al-
3. Ada beberapa sebab yang akan Misbaahu Muniir fii Tahdziibi Tafsir
Ibnu Katsir, (diterjemahkan oelh Tim
mengandung beberapa rezekidan Pustaka Ibnu Katsir, dengan judul Al-
keberkahan dari Allah, diantaranya Misbaahul Muniir fii Tahdziibi Tafsir
adalah: bertakwa kepada Allah, Ibnu Katsir), (Jakarta:, Pustaka Ibnu
bertawakkal kepadanya dan Katsir, 2015),483 .
memperbanyak istigfar serta selalu 6 Amalan Pembuka Pintu Rezeki, diakses dari
https://umma.id/article/share/id/6/4
bersyukur kepada Allah.
9322, pada tgl: 25, agustus 2020,
4. Semua yang merayap di muka bumi pukul: 10.22.
berupa manusia, binatang darat, Nina Rahmi, Skripsi: Korelasi Rezeki Dengan
binatang laut dan semua makhluk Usaha Dalam Perspektif Alquran,
yang hidup lainny. Sesungguhnya (Banda Aceh: UIN Ar-Raniry, 2018),
Allah telah menjamin rezekinya 30-31.
Sar Al And Muhammad Baqir. (1990).
maka hendaklah manusia merasa Pendekatan Tematik Terhadap Tafsir

39
Syaikh al-Allamah Dr. Shalih bin Tasir al-Muyassar), (Jakarta: Darul Haq, 2018),
Muhammad Alu As-Syaikh, Tafsir al- 812.
Muyassar, (diterjemahkan oleh Muhammad
Ashim dan Izzuddin Karimi, dengan judul At-

14
Al-Qur'an dalam Ulumul Qur'an. 1,
No. 4. Hlm: 34.
Abd Ghafir, “Sekilas Mengenal At-Tafsir Al-
Adabi Al-Ijtima’I,” Al-Ahkam: Jurnal
Ilmu Syari’ah dan Hukum 1, no 1
(2016), https://doi.org/10.22515/al-
ahkam.v1i1.102.
Aceng Zakaria, Tafsir al-Sa’di Tentang Sifat
Allah dan Takdir, diakses:
reposit.ory.uinjkt.ac.id, tgl: 28,
agustus 2020, pukul 08.55
Muhammad Syafi’I Antonio, Asmaul Husna
for Succes in business and life
(sukses, kaya dan bahagia dengan
Asmaul Husna, Jakarta: TAZKIA
publishingJakarta: ), hal 109.
Abd al-Rahman bin Nasir bin ‘Abd Allah al-
Sa’di Taisir al-karim al-Rahman fi
Tafsir al-Kalam al-Mannan
(diterjemahkan oleh Muhammad
Iqbal, Lc, dkk dengan judul Tafsir Al-
Qur’an (Jakarta: Darul Haq, 2015),
456.
Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Al-
Misbaahu Muniir fii Tahdziibi Tafsir
Ibnu Katsir, (diterjemahkan oleh tim
Pustaka Ibnu Katsir, dengan judul Al-
Misbaahul Muniir fii Tahdziibi Tafsir
Ibnu Katsir), (Jakarta: Pustaka Ibnu
Katsir, 2015) 483.
Tafsir al-Sa’di/Syaikh Abdurrahman bin Nasir
al-Sa’di, pakar tafsir abad 14 H,
diakses dari
https://tafsirweb.com/1146-quran-
surat-al-imran-ayat-14.html, pada tgl:
19, agustus 2020, pada pukul: 11.14.

15

You might also like