Professional Documents
Culture Documents
1 Transpor Zat Melewati Membran
1 Transpor Zat Melewati Membran
Membran bersifat selektif, tidak semua zat dapat melalui membran. Ada molekul-molekul zat
yang dapat melewati membran dari kedua sisinya, atau satu sisi saja atau bisa juga sama
sekali tidak melewati membran.
Pergerakan zat pada membran plasma dapat melalui lapisan lipid atau dengan protein (protein
kanal/pembawa). Bahan larut lemak seperti gliserol, asam lemak, vitamin A, D,E dan K serta
hormon jenis steroid dapat berdifusi melalui lapisan lemak. Molekul kecil atau yang tidak
bermuatan seperti H2O, CO2, dan O2 dapat melewati membran plasma melalui lapisan
lemak. Lapisan lemak menghalangi pergerakan ion dan molekul bermuatan yang
melewatinya.
Uniport. Bila protein membawa satu ion atau molekul pada satu arah yang sama.
Simport. Bila protein membawa dua ion atau molekul pada satu arah yang sama.
Antiport. Bila protein membawa dua ion atau molekul pada arah yang berlawanan.
Mekanisme Transpor.
Difusi adalah perpindahan zat(gas, cair, atau zat-zat padat) atau pergerakan molekul dari
larutan hipertonis (konsentrasi tinggi) ke larutan hipotonis (konsentrasi rendah) dengan atau
tanpa melewati membran. Difusi berhenti apabila terjadi keseimbangan, yaitu konsentrasi
larutan tersebut isotonis (sama). Difusi dipengaruhi berbagai hal seperti gradien konsentrasi,
temperatur, ukuran partikel, dll.
equilibrium = keseimbangan
Osmosis adalah perpindahan zat pelarut, ion, atau molekul air dari larutan hipotonis ke
larutan hipertonis melewati membran semipermeabel. Osmosis juga dapat berarti difusi air
keluar masuk sel. Besarnya osmosis tergantung pada potensial osmotik dan potensial tekanan.
Secara matematis, besarnya osmosis bisa dikatakan sebagai PA=PO+PT. Potensial osmotik
menunjukkan perbandingan pelarut dan zat terlarut dalam satuan energi. Potensial tekanan
adalah tambahan tekanan yang dapat meningkatkan potensial air.
Transpor zat secara difusi dan osmosis tidak memerlukan energi. Prosesnya berlangsung
selama terjadi perbedaan kadar larutan sitoplasma dengan larutan air di sekitarnya. Proses ini
akan berhenti apabila telah terjadi keseimbangan.
Konsentrasi zat :
Tonisiti merupakan tekanan potensial osmotik lautan. Bila dua larutan dibandingkan dan
tekanan potensial osmotiknya sama disebut isotonis. Bila tekanan potensial osmotiknya lebih
rendah disebut Hipotonis. Bila tekanan potensial osmotiknya lebih tinggi disebut hipertonis.
Berdasarkan ukuran zat yang ditransportasikan, transpor zat melalui sel dibedakan menjadi
transpor mikromolekul dan transpor makromolekul.
Transpor Mikromolekul.
Transpor aktif. (endositosis, eksositosis, pompa Na+ - K+) Adalah perpindahan molekul
atau ion dengan menggunakan energi dari sel. Perpindahan dapat terjadi meskipun melawan
gradien konsentrasi dan dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel. Muatan
listrik tersebut terutama ditentukan oleh ion-ion natrium (Na+), Kalium (K+), dan Klor (Cl-).
Sumber energi transpor aktif adalah ATP atau adenosin trifosfat. Disamping adanya energi
pengaktifan, di dalam membran sel juga terdapat protein transpor. Pada transpor ini zat
berpindah dari konsentrasi rengah ke konsentrasi tinggi. Setiap pengeluaran 3 ion Na+ dari
sel di imbangi dengan pemasukan 2 ion K+. Contoh transpor aktif antara lain adalah transpor
glukosa melalui membran sel. Glukosa merupakan zat yang sangat diperlukan oleh sel, tetapi
tidak dapat masuk menembus membran sel. Karenanya, perlu diangkut secara aktif oleh sel,
dengan menggunakan energi pengaktifan yang berasal dari hasil pemecahan ATP.
Transpor pasif (difusi, osmosis, difusi terfasilitasi). Adalah perpindahan molekul atau ion
tanpa menggunakan energi sel. Perpindahan molekul terjadi secara spontan, dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah).
Difusi sederhana. Terjadi bila senyawa atau molekul dapat melewati membran lipid bilayer
tanpa menggunakan protein transpor. Senyawa atau molekul seperti H2O, CO2, O2, dan
molekul kecil tidak bermuatan dapat dengan mudah melewati membran.
Difusi difasilitasi. Banyak zat terlarut yang dibutuhkan sel tertahan oleh fosfolipid lapis
ganda. Untuk berdifusi, zat tersebut dibantu protein transpor yang terdapat di dalam membran
sel. Hal ini disebut difusi difasilitasi (facilitated diffusion). Protein transpor dapat
mengangkut molekul-molekul dengan beberapa cara di antaranya sebagai berikut:
Protein Pembawa. Protein transpor memiliki situs pengikatan yang spesifik terhadap
molekul-molekul tertentu.
Protein kanal. Protein transpor memberikan suatu saluran hidrofilik melintasi
membran yang bersifat selektif untuk zat terlarut tertentu. Protein ini juga berfungsi
sebagai saluran yang akan membuka dan menutup apabila ada rangsangan kimiawi
maupun listrik.
Transpor Makromolekul.
Makromolekul bisa berupa protein, polinukleotida, polisakarida, atau mikroorganisme. Zat-
zat tersebut tidak dapat melewati membran sel dengan cara difusi maupun transpor aktif.
Akan tetapi, sel dapat memasukkan dan mengeluarkan makromolekul tersebut dengan
membentuk vesikel secara endositosis dan eksositosis.
Endositosis. Merupakan pemasukan zat ke dalam sel (fagositosis dan pinositosis). Pada
fagositosis, molekul yang dimasukkan berupa senyawa padat, dan pada pinositosis, molekul
yang dimasukkan berupa larutan. Contohnya amoeba dalam memindahkan makanan untuk
masuk ke dalam tubuhnya; sel darah putih dalam melawan kuman yang masuk ke dalam
tubuh.
Eksositosis. Merupakan pengeluaran zat dari dalam sel (sekresi oleh sel-sel kelenjar).
Vesikel membran plasma yang membawa molekul menyatu dengan membran sel, molekul
kemudian dikeluarkan oleh vesikel. Contohnya sel-sel kelenjar pencernaan yang
menghasilkan getah pencernaan.
2 STRUKTUR DAN FUNGSI MEMBRAN SEL
Posted on October 28, 2011
Struktur Membran
Lipid dan protein merupakan bahan penyusun utama membran, walaupun karbohidrat juga
merupakan bahan penting. Akhir-akhir ini, model yang dapat diterima untuk penyusunan
molekul-molekul tersebut dalam membran adalah model mosaik fluida.
Membran plasma atau membran sel tersusun atas molekul lemak dan protein. Molekul lemak
terdiri atas dua lapis, terdapat di bagian tengah membran. Di sebelah luarnya terdapat lapisan
protein perifer (protein tepi), yang menyusun tepi luar dan dalam membran. Selain protein
perifer, terdapat pula molekul-molekul protein tertentu yang masuk ke dalam lapisan lemak.
Bahkan ada yang masuk hingga menembus dua lapisan lemak. Protein yang masuk ke lapisan
lemak itu disebut protein integral. Pada tempat-tempat tertentu, terbentuk pori yang dibatasi
oleh molekul protein. Tebal membran plasma antara 5-10 nm.
Molekul protein dan lemak itu tidak statis, melainkan senantiasa bergerak. Dapat
dibayangkan molekul lemak sebagai “benda cair” yang di atasnya dan di dalamnya terdapat
molekul protein yang “berenang-renang”. Itulah sebabnya struktur membrane yang demikian
disebut sebagai “mosaik fluida”.
Lemak membran tersusun atas fosfolipid (lemak yang bersenyawa dengan fosfat),glikolipid
(lemak yang bersenyawa dengan karbohidrat), dan sterol (lemak yang bersenyawa dengan
kolesterol). Sedangkan protein membran tersusun atas glikoprotein (protein yang bersenyawa
dengan karbohidrat).
Terdapat dua lapisan utama protein membran, yaitu protein integral dan protein poriferal.
Protein integral umumnya merupakan protein transmembran, dengan daerah hidrofobik yang
seluruhnya membentang sepanjang interior hidrofobik membran tersebut. Daerah hidrofobik
protein integral terdiri atas satu atau lebih rentangan asam amino non polar yang biasanya
bergulung menjadi heliks α. Ujung hidrofilik molekul ini dipaparkan ke larutan aqueous pada
kedua sisi membran. Protein poriferal sama sekali tidak tertanam dalam bilayer lipid; protein
ini merupakan anggota yang terikat secara longgar pada permukaan membran, sering juga
pada bagian protein integral yang dibiarkan terpapar.
Pada sisi sitoplasmik membran plasma, sejumlah protein membran diikat di tempatnya
melalui pelekatan pada sitoskeleton. Pada sisi bagian luarnya (eksterior), protein membran
tertentu diikat pada serabut-serabut matriks akstaseluler. Pelekatan-pelekatan ini
berkombinasi untuk memberi sel hewan kerangka luar yang lebih kuat daripada yang
diberikan oleh membran plasma itu sendiri.
Membran memiliki muka sisi dalam dan sisi luar yang sangat berbeda. Kedua lapisan lipid
mungkin bebrbeda komposisi lipid spesifiknya., dan setiap protein memiliki orientasi terarah
dalam membrannya. Membran plasma juga memiliki karbohidrat, yang dibatasi pada
permukaan luar saja. Distribusi protein, lipid, dan karbohidrat yang taksimetris ini ditentukan
sewaktu membrannya sedang dibuat oleh reikulum endoplasmik. Molekul yang berawal pada
muka sisi dalam RE berakhir pada muka sisi luar membran plasma.
Transpor
a)protein yang membentang (melintang) membrane mungkin memberikan suatu saluran
hidrofilik melintasi membrane yang bersifat selektif untuk zat terlarut tertentu
b)beberapa protein transport menghidrolisis ATP sebagai sumber energi untuk memompa
bahan melintasi membrane tersebut secara aktif.
Aktivitas enzimatik
Protein yang berada dalam membrane mungkin berupa enzim dengan sisi aktifnya yang
dipaparkan ke zat-zat pada alrutan sebelahnya. Dalam beberapa kasus, sejumlah enzim dalam
membrane disusun sebagai suatu tim atau satuan yang melaksanakan langkah-langkah
berurutan suatu jalur metabolisme.
Transduksi sinyal
Protein membrane mungkin memiliki tempat pengikatan dengan bentuk spesifik yang sesuai
dengan bentuk-bentuk mesenjer kimiawi, seperti hormone. Mesenjer eksternal (sinyal)
mungkin menyebabkan perubahan konformasi protein yang merelai pesan ke bagian dalam
sel.
Penggabungan interseluler
Protein membrane dari sel-sel yang bersebelahan mungkin dikaitkan bersama-sama dalam
berbagai bentuk junction.
Pengenalan sel-sel
Beberapa glikoprotein (protein dengan rantai gula pendek) berfungsi sebagai label
identifikasi yang secara khusus dikenali oleh sel lain.
Gambar di atas memperlihatkan suatu gambaran umum tentang enam jenis fungsi utama yang
diperlihatkan oleh protein membran plasma. Suatu sel tunggal mungkin memiliki protein
membran yang melakukan sejumlah fungsi ini, dan suatu protein tunggal memiliki mungkin
memiliki banyak fungsi. Dengan demikian membran itu sebenarnya merupakan mosaik
fungsional, disamping sebagai mosaik struktural.
Membran plasma sangat penting unuk menjaga kehidupan sel. Fungsi membran sel anatara
lain melindungi isi sel, yaitu membrane sel befungsi mempertahankan isi sel; mengatur
lalulintas molekul-molekul, membran plasma bersifat selektif permeabel artinya ada zat-zat
tertentu yang dapat melewati membrane dan ada pula yang tidak. Molekul-molekul tersebut
berguna untuk mempertahankan kehidupan sel; sebagai reseptor rangsangan dari luar sel,
rangsangan itu berupa zat-zat kimia seperti hormon,racun,rangsangan listrik,dan rangsangan
mekanik.Bagian sel yang berfungsi sebagai reseptor yaitu glikoprotein.
Protein transpor
Membran sel bersifat permeabel terhadap ion dan molekul polar spesifik. Subtansi hidrofilik
menghindari kontak dengan bilayer lipid dengan lewat melalui protein transpor yang
membentangi membran. Sejumlah protein transpor berfungsi karena memiliki saluran
hidrofilik yang digunakan oleh molekul tertentu sebagai saluran untuk melewati membran.
Protein transpor lain mengikat senyawa yang dibawanya dan secara fisik menggerakkannya
melintasi membran. Dalam kedua kasus tersebut, setiap protein transpor itu bersifat spesifik
untuk substansi yang ditranslokasikannya, berarti hanya substansi atau kelas yang berkaitan
erat dengan substansi itu saja yang dapat melintasi membran. Misalnya, glukosa yang
diangkut dalam darah ke hati manusia memasuki sel hati secara cepat melalui protein
transpor spesifik dalam membran plasma. Protein itu begitu selektifnya sehinnga protein itu
bahkan menolak fruktosa, isomer struktural glukosa.
Dengan demikian permeabilitas selektif membran bergantung pada rintangan pembeda pada
bilayer lipid maupun protein transpor spesifik yang ada di dalam membran.
Pergerakan substansi keluar –masuk sel terdiri daripada 2 jenis:
1. transpor pasif
2. transpor aktif
Transpor pasif
Transpor pasif ialah bentuk pergerakan molekul yang tidak memerlukan tenaga apabila
melintasi membran sel dan laju pergerakan bergantung pada besar konsentrasi substansi
dibandingkan dengan membran tersebut.
Molekul memiliki energi kinetik intrinsik yang disebut gerak termal (kalor). Suatu akibat
gerak termal ialah difusi, kecenderungan molekul setiap zat untuk menyebar ke seluruh
ruangan yang ada. Setiap molekul bergerak secara acak, namun difusi populasi molekul
mungkin mempunyai arah. Misalnya, bayangkanlah suatu membran yang memisahkan air
murni dari larutan zat pewarna dalam air. Anggaplah bahwa membran ini permeabel terhadap
molekul pewarna tersebut. Setiap molekul pewarna akan mengembara secara acak, tetapi
akan terdapat gerak netto(selisih) molekul pewarna melintasi membran ke sisi yang semula
adalah air murni. Penyebaran zat pewarna melintasi membran akan berlanjut hingga kedua
larutan memiliki konsentrasi pewarna yang sama. Begitu titik itu tercapai, akan terdapat
kesetimbangan dinamik, yaitu molekul pewarna yang melintasi membran dalam satu arah
jumlahnya sebanyak molekul pewarna yang melintasi membran dalam arah sebaliknya, setiap
detik.
Dalam ketiadaan gaya-gaya lain, suatu substansi akan berdifusi dari tempat yang
konsentrasinya tinggi ke tempat yang konsentrasinya lebih rendah. Dengan kata lain, setiap
substansi akan berdifusi menuruni gradien konsentrasinya. Tidak ada kerja yang harus
dilakukan untuk membuat hal ini terjadi; difusi merupakan proses spontan karena difusi itu
menurunkan energi bebas. Ingat bahwa dalam setiap sistem terdapat suatu kecenderungan
untuk meningkatnya entropi, atau ketidakteraturan. Difusi zat terlarut dalam air
meningkatkan entropi dengan menghasilkan campuran yang lebih acak daripada ketika
terdapat konsentrasi zat terlarut yang terlokalisir. Penting untuk diperhatikan bahwa setiap
substansi berdifusi menuruni gradien konsentrasi substansi miliknya sendiri, yang tidak
dipengaruhi oleh perbedaan konsentrasi substansi lain.
Banyak lalulintas melintasi membran terjadi dengan cara difusi. Apabila suatu substansi lebih
tinggi konsentrasinya pada satu sisi membran daripada sisi lain, substansi tersebut cenderung
berdifusi melintasi membran menuruni gradien konsentrasinya. Satu contoh penting ialah
penyerapan oksigen oleh sel yang melakukan respirasi seluler. Oksigen terlarut berdifusi ke
dalam sel melintasi membran plasmanya. Selama respirasi seluler mengonsumsi O2 yang
masuk, difusi ke dalam sel akan berlanjut, karena gradien konsentrasi akan mendukung
pergerakan molekul ke arah tersebut.
Difusi suatu substansi melintasi membran biologis disebut transpor pasif, karena sel tidak
harus mengeluarkan energi untuk membuat hal itu terjadi. Gradien konsentrasi itu sendiri
merupakan energi potensial dan mengarahkan difusi.akan tetapi, harus diingat bahwa
membran itu permeabel selektif sehingga mempengaruhi laju difusi berbagai molekul. Suatu
molekul yang berdifusi bebas melintasi sebagian besar membran ialah air, suatu kenyataan
yang memiliki akibat penting bagi sel.
Bertahan hidupnya sel tergantung pada keseimbangan penyerapan dan pelepasan air
Transpor aktif
Transpor aktif merupakan faktor utama yang menentukan kemampuan suatu sel untuk
mempertahankan konsentrasi internal molekul kecil yang berbeda dari konsentrasi
lingkungannya. Oleh karena itu, ia memerlukan tenaga (yang terdiri daripada Adenosine
Trifosfat atau ‘ATP’) untuk menggerakkan bahan-bahan melalui membran plasma.
Umumnya, bahan-bahan ini terdiri daripada molekul-molekul berukuran besar seperti
protein-protein tertentu dan mikroorganisme. Bahan-bahan ini bergerak melintasi membran
sel melalui salah satu dari 2 bentuk utama transpor aktif,yaitu endositosis, atau eksositosis.
Dalam kotranspor, protein membran mengkopel transport suatu zat terlarut dengan zat
terlarut lainnya.
Pompa bertenaga ATP tunggal yang mentranspor zat terlarut spesifik dapat menggerakkan
transport aktif beberapa zat terlarut lain secara tidak langsung dalam suatu mekanisme yang
disebut kotranspor. Substansi yang telah dipompakan melintasi membran dapat melakukan
kerja begitu substasi tersebut mengalir kembali melalui difusi, analog dengan air yang telah
dipompakan ke atas dan melakukan kerja ketika air tersebut mengalir kembali ke
bawah.protein transport khusus lain, yang terpisah dari pompanya, dapat mengkopel difusi
“turun bukit” substansi ini ke transport “naik bukit” substansi kedua melawan gradien
konsentrasinya sendiri.
Air dan zat terlarut memasuki dan meninggalkan sel dengan melintasi bilayer lipid membran
plasma, atau dengan dipompakan atau diangkut melintasi membran oleh protein transpor.
Molekul besar seperti protein dan polisakarida, umumnya melintasi membran dengan
mekanisme yang berbeda yang melibatkan vasikula. Sel mensekresi makromolekul dengan
cara menggabungkan vasikula dengan membran plasma, ini disebut eksositosis. Vesikula
transpor yang lepas dari aparatus golgi dipindahkan oleh sitoskeleton ke membran plasma.
Ketika membran vesikula dan membran plasma bertemu, molekul lipid kedua bilayer
menyusun ulang dirinya sendiri sehingga kedua membran bergabung. Kandungan
vesikulanya kemudian tumpah ke luar sel.
Pada endositosis, sel memasukkan makromolekul dan materi yang sangat kecil dengan cara
mambentuk vesikula baru dari membran plasma. Sebagian kecil luas membran plasma
terbenam ke dalam membentuk kantong. Begitu kantong ini semakin dalam, kantong ini
terjepit, membentuk vesikula yang berisi materi yang telah terdapat di luar selnya.
Terdapat tiga jenis endositosis : fagositosis (pemakanan seluler (cellular eating)), pinositosis
(peminuman seluler (cellular drinking)), dan endositosis yang diperantarai reseptor.
Pada fagositosis, sel menelan suatu partikel dengan pseudopod yang membalut di sekeliling
partikel tersebut dan membungkusnya di dalam kantong yang berlapis-membran yang cukup
besar untuk bias digolongkan sebagai vakuola. Partikel ini dicerna setelah vakuola bergabung
dengan lisosom yang mengandung enzim hidrolitik. Pada pinositosis, sel “meneguk” tetesan
fluida ekstraseluler dalam vesikula kecil. Karena salah satu atau seluruh zat terlarut yang larut
dalam tetesan tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinositosis tidak bersifat spesifik dalam
substansi yang ditranspornya. Sebaliknya, endositosis yang diperantarai reseptor sangat
spesifik. Yang tertanam dalam membran adalah protein dengan tempat reseptor spesifik yang
dipaparkan ke fluida ekstraseluler. Ekstraseluler yang terikat pada reseptor disebut ligan,
suatu istilah umum untuk setiap molekul yang terikat khususnya pada tempat reseptor
molekul lain. Protein reseptor biasanya mengelompok dalam daerah membran yang disebut
membran terlapisi, yang sisi sitoplasmiknya dilapisi oleh lapisan protein samara. Protein
pelapis ini mungkin membantu memperdalam lubang dan membentuk vesikula.
Endositosis yang diperantarai reseptor memungkinkan sel dapat memperoleh substansi
spesifik dalam jumlah yang melimpah, sekalipun substansi iu mungkin saja konsentrasinya
tidak tinggi dalam fluida ekstraseluler.
Vesikula tidak saja mentranspor substansi antara sel dan sekelilingnya, vesikula ini juga
memberikan suatu mekanisme untuk memudakan dan membentuk kembali membran plasma.
Endositosis dan eksositosis terjadi secara kontinu hingga ke tingkat tertentu dalam sebagian
besar sel eukariotik, namun jumlah membran plasma dalam sel yang tidak tumbuh agak
konstan dalam waktu lama. Agaknya, penembahan membrane oleh satu proses mengimbangi
kehilangan membran oleh proses yang lain.
Pinositosis ialah pergerakan yang membawa masuk bahan cairan, khususnya cairan
ekstraseluler. Mula-mula sekali, membran plasma akan membentuk lekukan pada suatu
kawasan di lapisan membran. Lekukan ini menjadi semakin mendalam, dan akhirnya lekukan
tersebut akan membentuk vesikel yang mengandungi cairan. Melalui vesikel inilah cairan
ekstrseluler dibawa masuk ke dalam sel.
3.
.Latar belakang
C.Manfaat
Penyusunan makalah ini di harapkan dapat bermanfaat bagi semua
pembaca dalam memperdalam pengetahuan tentang Traspor ion dan molekul
melalui membran sel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Membran sel menyelubungi bagian luar dari setiap sel tubuh. Membran
tersebut hampir seluruhnya terdiri atas lapisan lipid ganda,namun membran sel
juga mengandung banyak sekali molekul protein dalam lipid,dan banyak
molekul tersbut yang menembus membran sepenuhnya.Lapisan lipid ganda
tidak bercampur dengan cairan ekstrasel maupun cairan intrasel.oleh karena itu
lapisan lipid ganda dapat berfungsi sebagai sawar yang menghambat pergerakan
molekul air dan zat larut air antara komparmen cairan ekstrsel dan cairn
intrasel.Akan tetapi ada beberapa zat yang dapat menembus lapisan lipid ganda
ini,yang berdifusi langsung melalui zat lipid itu sendiri hal ini terutama terjadi
pada zat larut lipid.Molekul protein dalam membran mempunyai sifat yang
berbeda sama sekali dalam mentranspor zat-zat. Struktur molekul tersebut
menembus keutuhan lapisan lipid gandayang membentuk suatu jalur alternatif
melalui membran sel. Karena itu sebagian besar protein yang menembus ini
dapat berfungsi sebagai protein transpor. Beberapa protein mempunyai ruang
yang verair di sepanjang molekul tersebut mamungkinkan air dan ion atau
molekul tertentu untuk bergerak bebas protein ini disebut protein kanal. Protein
lainnya, yang di sebut protein pembawa (carrier), berkatan dengan molekul atau
ion yang akan di transpor dbn perubahan bentuk pada molekul protein
kemudian akan memindahkan zat melalui celah protein tersebut ke sisi lain
membran. Protein kanal dan protein pambawa biasanya sangat selektif sehingga
hanya ion atau molekul jenis tertentu saja yang dapat melalui membran.
2.Difusi
Semua molekul dan ion dalam cairan tubuh,termasuk molekul air dan
zat-zat terlarut,berada dalam gerakan yang konstan,dan setiap partikel bergerak
dengan caranya masing-masing.
Gerakan partikel inilah yang disebut para ahli fisika sebagai “panas”.Makin
besar pergerakannya,makin tinggi suhunya dn gerkan tersebut tidak pernah
berhenti dalam kondisi apapun kecuali pada suhu nol mutlak.ketika sebuah
molekul yang bergerak,A,mendekati molekul yang diam,B daya elektrostatik
daya inti yang lain dari molekul A akan mendorong molekul B,yang akan
memindahkan sebagian eneri pergerakan molekul A ke molekul B.Akibatnya
molekul B memperoleh energi kinetik untuk pergerakannya,sedangkan gerakan
molekul A menjadi lambat,yng mengalami kehilangan ebagian energy
kinetiknya.Gerakan molekul yang terus-menerus ini diantara molekul yang satu
dengan yang lain dalam cairan atau dalam gas disebut difusi.Ion berdifusi
dengan cara yang sama seperti molekul bahkan partikel koloid yng tersuspensi
berifusi dengan cara yang serupa,kecuali bahwa koloid tersebut berdifusi
dengan sangat lambat dibandingkan dengan zat molekul akibat ukuran partikel
koloid tersebut yang besar.
Difusi melalui membran sel terbagi atas dua subtipe yang disebut difusi
sederhana dan difusi terfasilitasi.Difusi sederhana berarti gerakan kinetik
molekul atau ion terjadi melalui suatu celah membran atauatau malalui ruang
antarmolekul tanpa berinteraksi dengan protein pembawa erdalam
membran.kecepatan difusi ditentukan oleh jumlah zat yang tersedia, kecepatan
gerakan kinetik, dan jumlah serta ukuran celah pada membran yang dapat di
lalui oleh molekul atau ion. difusi terfasilitasi membutuhkan interaksi dengan
suatu protein pembawa . protein pembawa membantu lewatnya molekul atau
ion melalui membran dengan mengikat molekul atau ion tersebut secara
kimiawi sehingga dapat keluar masuk dengan cara ini.
Difusi sederhana dapat terjadi melalui membran sel dengan dua cara :
1.melalui celah pada lapisan lipid ganda,jika zat yang berdifusi larut dalam
lipid
2.melalui kanal berair yang menembus beberapa protein transpor yang
besar seperti yang di tunjukkan pada gambar berikut
5.Difusi dipermudah
8. TEKANAN OSMOTIK
Tekanan osmotik adalah besarnya tekanan yang secara pasti di perlukan untuk
menghentikan osmosis. Potensial osmotik adalah kebalikan dari potensi air
dengan arti mantan derajat dimana suatu pelarut (biasanya air) akan mau tinggal
dalam cairan. Ketika sebuah sel biologis dalam lingkungan hipotonik (bagian
sel yang mengandung konsentrasi yang lebih rendah dari air dan konsentrasi
yang lebih tinggi dari molekul lain dari bagian luarnya), air mengalir melewati
membran sel ke sel, menyebabkan ia untuk memperluas karena tekanan
osmotik.Tekanan osmotik π larutan encer dapat dihitung dengan menggunakan
rumus
π=IMRT,
keraterangan :
Tekanan osmotik adalah dasar dari reverse osmosis, sebuah proses yang umum
digunakan untuk memurnikan air. Air yang akan dimurnikan ditempatkan di
kamar dan diletakkan di bawah jumlah tekanan yang lebih besar dari tekanan
osmotik yang diberikan oleh air dan zat terlarut terlarut di dalamnya. Bagian
dari ruangan untuk membuka membran permeabel diferensial yang
memungkinkan molekul air melalui, tetapi tidak partikel zat terlarut. Tekanan
osmotik air laut adalah sekitar 27 atm. Desalinators reverse osmosis
menggunakan tekanan sekitar 50 atm untuk menghasilkan air tawar dari air laut
garam.
Tekanan osmotik yang diperlukan untuk fungsi tanaman. Ini adalah tekanan
turgor yang dihasilkan pada dinding sel yang memungkinkan tanaman herba
untuk berdiri tegak, dan bagaimana tanaman mengatur bukaan stomata mereka.
Dalam sel-sel hewan yang tidak memiliki dinding sel Namun, tekanan osmotik
yang berlebihan dapat mengakibatkan sitolisis.
9.Transpor aktif
Definisi transport aktif, pertama kali dicetuskan oleh Rosenberg sebagai sebuah
proses yang menyebabkan perpindahan suatu substansi dari sebuah area yang
mempunyai potensial elektrokimiawi lebih rendah menuju ke tempat dengan
potensial yang lebih tinggi.[9] Proses tersebut dikatakan, memerlukan asupan
energi dan suatu mekanisme kopling agar asupan energi dapat digunakan demi
menjalankan proses perpindahan substansi.
Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak
spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi.
Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh protein
yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta
ionofor. Ionofor merupakan antibiotik yang menginduksi transpor ion melalui
membran sel maupun membran buatan.
Yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan
light driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua
istilah, yaitu simporter dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang
mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan antiporter mentransfer
kedua substrat dengan arah berlawanan. ATP driven pump merupakan suatu
siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan pada
sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi
pada Bakteriorhodopsin.
Pada transpor aktif diperlukan adanya protein pembawa atau pengemban dan
memerlukan energi metabolik yang tersimpan dalam bentuk ATP. selama
transpor aktif, molekul diangkut melalui gradien konsentrasi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pertukaran air,zat terlarut,nutrisi,oksigen,karbondioksida dari satu bagian
kebagian lain atau dari satu jaringan kejaringan lain melalui memran sel atau
membran kapiler. Lapisan membran sel terdiri dari lapisan lipid ganda dan
lapisan protein,dan juga sedikit karbohidrat (dalam materi ini tidak di
bicarakan).Lapisan lipid ganda sukar dilalui oleh cairan ekstraseluler dan cairan
intraseluler.Olehnya lapisan lipid ganda dapat berfungsi sebagai sawar bagi
pergerakan molekul air dan zat terlarut antara ruang ekstraseluler dan ruang
intraseluler. Ada beberapa zat yangdapat menembus masuk maupun keluar
melalui lapisan lipid ganda ini,dengan berjalanlangsung melalui bahan lipid itu
sendiri,hal ini terjadi bagi zat terlarut lipid.Protein ini menyelinap di antara
susunan lapisan lipid ganda sehinga menimbulkan jalur alternatif yang melalui
membran sel.Beberapa protein mempuyai ruangan licin yangdapat dilalui oleh
meolekul dan memungkinkan ion-ion atau molekul tertentu untuk bergerak
bebas,protein ini disebut protein kanal. Yang lainya disebut protein
pembawa.Protein kanal dan protein pembawa seringkali sangat selektif
sehingga hanya ion ataumolekul tertentu saja yang dapat melalui
membran.Perpindahan zat terlarut dan air melalui membran sel melibatkan
mekanisme TranaportasiPasif dan Transportasi aktif,transportasi pasif sering
disebut dengan difusi. Transportasipasif tidak membutuhkan energi
dan transportasi aktif dibutuhkan energi ( ATP) karenatransportasi ini melawan
gradien energy.
4. What-is-cell's Blog
25 April 2010
Dalam kehidupannya, sel melakukan pertukaran gas-gas respirasi, menyerap vitamin &
nutrisi dan memasukan serta mengeluarkan air, serta membuang produk ekskresi. Proses
kluarnya zat tersebut disebut transportasi zat. Transportasi zat bisa terjadi dengan aktif atau
pasif. Trans pasif tidak butuh energi sedangkan aktif membutuhkan energi. Energi tersebut
disebut ATP untuk melawan perbedaan kosentrasi. Proses zat melewati membran meliputi
difusi, osmosis, transportasi aktif, endositosis, dan eksositosis.
1. DIFUSI
jika kita menuang setetes tinta ke dalam botol berisi air bening, dalam waktu singkat tinta
akan menyebar ke seluruh bagian air . Itu merupakan salah satu peristiwa difusi. Jadi difusi
adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Gerak difusi termasuk pasif jadi
tidak perlu energi. Proses difusi terjadi karena gerak acak molekul yang berdifusi.
Semua sel pindah dengan melakukan difusi melalui membran sel. Syaratnya yaitu partikelnya
sederhana, berukuran kecil, dan dapat larut dalam air ataupun lemak. Jadi kalau cairan di
sekeliling sel punya konsentrasi tinggi dibanding di dalam sel, secara otomatis molekul dari
cairan disekeliling membran sel bisa berdifusi ke dalam sel.
Difusi berjalan lambat, dan diatara tiga jenis zat cair, padat, dan gas, molekul gas yang paling
mudah berdifusi. Yang mempengaruhi kecepatan difusi itu jarak, area, dan struktur tempat
terjadi difusi.
Membran sel itu punya dua lapis lemak yang merupakan penghalang molekul besar, maka
dari itu molekul sering melewati membran dengan cara difusi dengan bantuan protein
membran khusus. Prosesnya disebut difusi Fasilitatif. Protein yang membantu punya molekul
besar dan bersifat hidrofilik. Proteinya yaitu Protein kanal dan pembawa. Kecepatan difusi ini
tergantung pada pervedaan konsentrasi dan jumlah protein yang membantu, contoh difusi ini
yaitu difusi ADP ke dalam dan difusi ATP keluar dari mitokondria atau transpor glukosa
delam sel darah merah.
2. OSMOSIS
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih
encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh
pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang
membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan
dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi
bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Osmosis akan berhenti apabila konsentrasi
kedua zat sama(isotonis).
Misalnya,sel darah merah ditempatkan di lauran yang lebih encer maka air akan akan masuk
ke dalam sel darah merah, sehingga sel darah merah akan menggembung atau pecah. Namun
kalau darah ditempatkan di larutan yang lebih pekat, misalkan garam, maka sel darah merah
akan mengerut karena air di dalam darah akan tersedot keluar.
Dalam Osmosis molekul yang masuk akan menambah volume dan tekanan , tekanan ini
diebut tekanan osmosis karena ditimbulkan oleh pergerakan air dengan cara osmosis.
Pergerakan air dalam sistem osomosis dikendalikan energi bebas pelarut.Sehingga makin
pekat larutan, makin kecil energi bebas. Air bergerak dari larutan yang berenergi bebas lebih
besar atau encer ke larutan yang lebih pekat. Tekanan Osmosis terhadap dinding sel
dinamakan tekanan turgor.
Tidak semua molekul bisa ditransport secara pasif karena ukuranya, maka perlu sistem
transpor lain yaitu pompa ATP. Pompa ATP adalah pergerakan molekul zat melewati
membran dengan menggunakan energi. Sumbernya dari energi metabolik yang dihasilkan
dalam bentuk ATP.
selain butuh energi transpor aktif juga butuh protein membran sebagai pembawa. Kelebihan
transpor aktif yaitu
Endositosis dan eksositosis adalah cara molekul besar melintasi membran. Cara ini dibantu
oleh lipidbilayer, yaitu dengan cara menyelubungi partikel sehingga sel yang tadinya terdapat
dilur akan masuk kedalam. Endositosis terdiri atas dua macam, yaitu fagositosis (penelanan
bulat”)dan pinositosis(penelanan cair)
Eksositosis yaitu penyelubungan partikel yang kaan dibuang dengan membran lipid bilayer.
Kemudian membran yang menyelubungi partikel akan bergabung dengan membran sel,
sehingga partikel di dalamnya akan dibebaskan keluar. Eksositosis digunakan untuk
menyekresi sekres. Seperti insulin atau neurotransmitter dari neuron
Leave a Comment
ANATOMI UMUM SEL
sel yang dapat dilihat dengan mikroskop cahaya terdiri atas membran
sel yang mengelilingi nukleus dan sitoplasma. berikut penjelasan
tentang bagian-bagian sel tersebut.
Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran sel
membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan alat transportasi bagi
sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel.
Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu
sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel.
Struktur membran sel yaitu model mozaik fluida yang dikemukakan oleh Singer dan
Nicholson pada tahun 1972. Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan lemak
dalam bentuk fluida dengan molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di sepanjang
lapisan membran. Protein membran tersusun secara tidak beraturan yang menembus lapisan
lemak. Jadi dapat dikatakan membran sel sebagai struktur yang dinamis dimana komponen-
komponennya bebas bergerak dan dapat terikat bersama dalam berbagai bentuk interaksi
semipermanen Komponen penyusun membran sel antara lain adalah fosfolipid, protein,
oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol. komponen muchus membran sel semipermanen di
lapisan membran
Komponen utama membran sel terdiri atas fosfolipid, selain itu terdapat senyawa lipid seperti
sfingomyelin, kolesterol, dan glikolipida. Fosfolipid memiliki dua bagian yaitu bagian yang
bersifat hidrofilik dan bagian yang bersifat hidrofobik. Bagian hidrofobik merupakan bagian
yang terdiri atas asam lemak. Sedangkan bagian hidrofilik terdiri atas gliserol, fosfat, dan
gugus tambahan seperti kolin, serin, dan lain-lain. Penamaan fosfolipid dan sifat masing-
masing akan bergantung pada jenis gugus tambahan yang dimiliki oleh fosfolipid. Jenis-jenis
fosfolipid penyusun membran sel antara lain adalah : fosfokolin (pc), fosfoetanolamin (pe),
fosfoserin (ps), dan fosfoinositol (pi). Secara alami di alam fosfolipid akan membentuk
struktur misel (struktur menyerupai bola) atau membran lipid 2 lapis. Karena strukturnya
yang dinamis maka komponen fosfolipid di membran dapat melakukan pergerakan dan
perpindahan posisi. Pergerakan yang terjadi antara lain adalah pergerakan secara lateral
(Pergerakan molekul lipid dengan tetangganya pada monolayer membran) dan pergerakan
secara flip flop (Tipe pergerakan trans bilayer).
2. INTI SEL
Inti sel atau nukleus adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini
mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang
yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein seperti histon. Gen di
dalam kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel.
Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol
aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga berfungsi untuk
mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk
mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan
transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai,
dijalankan, dan diakhiri.
Nukleus adalah organel pertama yang ditemukan, yang pertama kali dideskripsikan oleh
Franz Bauer pada 1802 dan dijabarkan lebih terperinci oleh ahli botani Skotlandia, Robert
Brown, pada tahun 1831. Pada satu sel umumnya ditemukan hanya satu nukleus. Namun
demikian, beberapa jaringan tertentu, atau beberapa spesies tertentu memiliki lebih daripada
satu nukleus. Inti-inti dalam sel multinuklei ini dapat memiliki peran yang saling mengganti
atau saling mengkhususkan diri. Pada Paramecium, terdapat dua inti sel: makronukleus (inti
besar) dan mikronukleus (inti kecil). Makronukleus menjamin keberlangsungan hidup,
sedangkan mikronukleus bertanggung jawab terhadap reproduksi.
Elemen struktural utama nukleus adalah membran inti, suatu membran ganda fosfolipid yang
membungkus keseluruhan organel dan memisahkan bagian inti dengan sitoplasma sel, serta
lamina inti, suatu struktur dalam nukleus yang memberi dukungan mekanis seperti
sitoskeleton yang menyokong sel secara keseluruhan. Secara garis besar, membran inti terdiri
atas tiga bagian, yaitu membran luar, ruang perinuklear, dan membran dalam. Membran luar
dari nukleus berkesinambungan dengan retikulum endoplasma (RE) kasar dan bertaburan
dengan ribosom. Sifat membran inti yang tak permeabel terhadap sebagian besar molekul
membuat nukleus memerlukan pori inti agar molekul dapat bergerak melintasi membran. Pori
nukleus bagaikan terowongan yang terletak pada membran nukleus yang berfungsi
menghubungkan nukleoplasma dengan sitosol. Fungsi utama dari pori nukleus adalah untuk
sarana pertukaran molekul antara nukleus dengan sitoplasma. Molekul yang keluar,
kebanyakan mRNA, digunakan untuk sintesis protein. Pori nukleus tersusun atas 4 subunit,
yaitu subunit kolom, subunit anular, subunit lumenal, dan subunit ring. Subunit kolom
berfungsi dalam pembentukan dinding pori nukleus, subunit anular berguna untuk
membentuk spoke yang mengarah menuju tengah dari pori nukleus, subunit lumenal
mengandung protein transmembran yang menempelkan kompleks pori nukleus pada
membran nukleus, sedangkan subunit ring berfungsi untuk membentuk permukaan sitosolik
(berhadapan dengan sitoplasma) dan nuklear (berhadapan dengan nukleoplasma) dari
kompleks pori nukleus.
Meskipun bagian dalam nukleus tidak mengandung badan yang dibatasi oleh membran, isi
nukleus tidak seragam dan memiliki beberapa badan subnukleus yang terbentuk dari protein-
protein unik, molekul RNA, serta gugus DNA. Contoh utama dari badan subnukleus adalah
nukleolus, yang terutama terlibat dalam pembentukan ribosom. Setelah diproduksi oleh
nukleolus, ribosom diekspor ke sitoplasma untuk menjalankan fungsi translasi mRNA.
3. SITOPLASMA
Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariota, sitoplasma
adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada sitoplasma terdapat kerangka sel
(sitoskeleton), berbagai organel dan vesikuli (“gelembung”), serta sitosol yang berupa cairan
tempat organel melayang-layang di dalamnya. Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati
organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi serta perantara transfer
bahan dari luar sel ke organel atau inti sel.
Walaupun semua sel memiliki sitoplasma, setiap jaringan maupun spesies memiliki ciri-ciri
yang jauh berbeda antara satu dengan yang lain.
Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada sel
eukariota, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma. Pada
sitoplasma terdapat kerangka sel (sitoskeleton), berbagai organel dan
vesikuli ("gelembung"), serta sitosol yang berupa cairan tempat organel
melayang-layang di dalamnya. Sitosol mengisi ruang sel yang tidak
ditempati organel dan vesikula dan menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi
serta perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel.
Walaupun semua sel memiliki sitoplasma, setiap jaringan maupun spesies
memiliki ciri-ciri yang jauh berbeda antara satu dengan yang lain.
6) Aparatus Golgi atau Badan Golgi, berfungsi secara aktif dalam sekresi
dan sintesis polisakarida . 7) Lisosom, berperan dalam proses matinya sel-
sel .
6) Aparatus Golgi atau Badan Golgi, berfungsi secara aktif dalam sekresi
dan sintesis polisakarida . 7) Lisosom, berperan dalam proses matinya sel-
sel .
4. DINDING SEL
Dinding sel adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang
bagi sel untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki
tumbuhan, bakteri, fungi (jamur), dan alga, meskipun struktur penyusun dan
kelengkapannya berbeda.
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas,
layaknya sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena
dinding-dinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring
(filter) bagi struktur dan fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah
kelebihan air yang masuk ke dalam sel.
5.