Professional Documents
Culture Documents
Koneksi Antar Materi - Modul 1.4 - Aulia Fauziah
Koneksi Antar Materi - Modul 1.4 - Aulia Fauziah
Koneksi Antar Materi - Modul 1.4 - Aulia Fauziah
MODUL 1.4
"Keterkaitan Konsep Budaya Positif dengan
Materi Pada Modul 1.1, 1.2 dan 1.3."
Bagi saya peran seorang pendidik sangat penting dalam menciptakan budaya
positif di sekolah. Dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin
positif, motivasi perilaku manusia, posisi kontrol restitusi, keyakinan
sekolah/kelas, segitiga restitusi, dan menghubungkannya dengan Filosofi
Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, nilai guru penggerak, serta peran
guru penggerak, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar yang
menyenangkan, produktif, dan mendukung pertumbuhan serta
perkembangan siswa.
Salah satu penerapan yang sudah saya lakukan adalah membuat pertauran
dan keyakinan kelas Bahasa Indonesia bersama siswa kelas 9F sampai 9I.
Dalam proses pembuatan peraturan dan keyakinan kelas Bahasa Indonesia
bersama siswa kelas 9F sampai 9I. Ada beberapa pertanyaan pemantik yang
saya ajukan kepada siswa, yakni:
Peraturan kelas seperti apa yang membantu menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif dan ramah bagi semua siswa?
Apakah ada perbedaan atau persamaan antara keyakinan pribadi kita dan
peraturan kelas yang telah disepakati? Jika ada, bagaimana cara kita
menghadapinya?
Bagaimana peraturan dan keyakinan kelas membantu mengatasi konflik
atau masalah yang mungkin muncul di antara kita?
Peserta didik terliat antusias dan berpartisipasi aktif dalam diskusi penyusunan
peraturan dan keyakinan kelas. Selain itu, dengan penuh kesadaran mereka
memahami tujuan, manfaat, dan hal yang perlu meraka lakukan dan tidak
dilakukan selama pembelajaran bahasa Indonesia bersama saya.
Konsep ini melibatkan tiga elemen utama yaitu korban, pelaku, dan
masyarakat. Pendekatan ini memandang konflik sebagai kesempatan untuk
belajar dan memperbaiki hubungan antarindividu. Seorang pendidik harus
membantu siswa memahami pentingnya memperbaiki hubungan dan
memahami dampak dari tindakan mereka. Salah satu praktiknya adalah saat
saya menyelesaikan masalah anak kelas 9 yang tertidur di kelas saat jam
pelajaran. Hal pertama yang saya lakukan adalah dengan memahmi
masalahnya terlebih dahulu. Karena saya yakin pasti ada beberapa alasan siswa
tertidur di kelas. Entah karena kurang tidur yang cukup, kurang minat belajar,
atau masalah kesehatan. Dengan memahami akar masalahnya, saua dapat
merancang solusi yang lebih tepat.
Dari kejadian tersebut, ada hal yang membuat saya berpikir kembali. Apakah
cara tersebut sudah tepat? Setelah mengikuti pendidikan guru penggerak,
ternyata ada cara tambahan yang saya lupakan, yakni evalusi dari pelaksanaan
pembelajaran yang saya lakukan. Apakah metode dan strategi yang digunakan
sudah tepat? Sudahkah berpihak pada murid? Sudahkah kreatif dan inovatif?
Sudahkah membuat siswa saya tertarik dan merasa tertantang. Hal tersebut
menyadarkan saya bahwa proses evaluasi dan penguatan positif dari rekan
sejawat atau kepala dalam proses pembelajaran itu sangat penting. Oleh
karena itu, saya berencana mengajak rekan kerja untuk sesekali
mengobservasi saya saat mengajar, bergitu pun saya ikut belajar di kelasnya,
Sebagai pendidik, saya harus memiliki visi jangka panjang yang menginspirasi
dan mengarahkan upaya siswa dalam menciptakan perubahan positif di
sekolah dan masyarakat. Visi tersebut dibuat dengan mencakup cita-cita yang
tinggi untuk menghasilkan generasi yang terdidik, berwawasan luas, dan
mampu menghadapi tantangan masa depan. Adapun visi saya adalah
terwujudunya lingkungan belajar yang menyenangkan, kolaboratif,
menjunjung tinggi nilai-nilai moral, dan semangat mencapai keunggulan.
Visi tersebut saya rancang berdasarkan visi SMPN 1 Kuningan, tempat saya
mengajar.
Tujuan Kegiatan:
1. Memperkenalkan pentingnya literasi dan membudayakan minat baca
di kalangan siswa.
2. Meningkatkan pemahaman siswa tentang berbagai genre buku dan
penulis.
3. Mendorong ekspresi dan imajinasi kreatif melalui tulisan atau cerita
pendek.
4. Membiasakan siswa dengan proses membaca bersama dan berbagi ide.
Hal yang perlu saya lakukan juga, bahwa di setiap kegiatan perlu adanya
evaluasi sebagai tindak lanjut dan perbaikan ke depannya. Dengan begitu,
ruang untuk berkreasi dan menciptakan inovasi akan terwujud dalam proses
pembelajaran di sekolah.