You are on page 1of 22

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Keberadaan internet saat ini sudah sangat melekat dalam kehidupan


umat manusia dimana hal tersebut dikarenakan teknologi ini sangat mudah
untuk diakses dan digunakan. Akan tetapi, tidak jarang terdapat banyak sekali
kasus penyalahgunaan internet yang disebabkan oleh kemudahan dalam
mengakses teknologi tersebut. Hal ini tentunya dapat memicu banyak
permasalahan dimana individu dapat mengalami kecanduan yang disebut dengan
internet addiction. Pernyataan ini didukung oleh survey yang menyatakan
bahwa sebanyak 19,3 persen remaja dan 14,4 persen dewasa telah mengalami
internet addiction. Survey tersebut dilaksanakan oleh Dr. Kristiana Siste selaku
Ahli Adiksi Perilaku dari Mei hingga April 2020 kepada ribuan generasi muda
di Indonesia dari 34 provinsi yang berbeda-beda. Tidak hanya itu, survey lain
yang dilaksanakan pada November 2022 dengan 370 mahasiswa di Indonesia
sebagai target utama, memberikan hasil bahwa sebanyak 59,1 persen mahasiswa
telah mengalami internet addiction.

Tanpa kita sadari, kenikmatan akan kemudahan dalam berinternet terus


membawa umat manusia menuju kehancuran. Hal ini diakibatkan oleh
banyaknya dampak negatif yang diakibatkan oleh internet addiction seperti: (1)
berkurangnya interaksi sosial dengan orang terdekat; (2) sering menunda
pekerjaan; (3) dapat mengalami gangguan tidur atau insomnia; (4) mengalami
kesehatan mata; (5) serta dapat menimbulkan rasa malas untuk belajar atau
hanya sekedar beraktivitas (Hakim & Raj, 2017). Dampak-dampak negatif
tersebut dapat dialami oleh semua kalangan manusia termasuk para mahasiswa.

Loneliness ( Kesepian) dan Conformity . Penelitian telah menunjukkan


bahwa penggunaan internet yang berlebihan dapat menyebabkan isolasi sosial
dan perasaan kesepian. Ini karena individu mungkin menghabiskan lebih banyak
waktu online daripada terlibat dalam interaksi tatap muka dengan orang lain.
Selain itu, internet dapat menciptakan rasa kesesuaian karena individu dapat
terpapar pada ide dan opini serupa melalui media sosial dan komunitas online.
Namun perlu diingat bahwa tidak semua orang yang menggunakan internet
secara berlebihan akan mengalami efek negatif tersebut. Itu sangat tergantung
pada individu dan keadaan khusus mereka.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yuliavita dan Chris


(2022), mendapatkan hasil bahwa ada hubungan yang berarti antara kesepian (
Loneliness) dan Internet Addiction. Dimana ketika seseorang yang mengalami
kesepian tingkat tinggi, berpeluang positif mengalami Internet Addiction.
Setelah itu, penelitian lainnya yang dilakukan oleh Wulandari dan Rusmawati
(2019) mendapatkan jawaban bahwa ada keterkaitan yang positif antara
Komformitas ( Conformity) dengan kecanduan Smartphone. Semakin tinggi
Konformitas (Conformity), maka semakin tinggi pula tingkat kecanduan
Smartphone dan sebaliknya.

Kesimpulan dari kedua hasil peneltian sebelumnya hanya


membagikan hasil penelitian mereka tentang hubungan antara kedua variabel
yaitu Kesepian (Loneliness) dengan Internet Addiction dan Konformitas
(Conformity). dengan Internet Addiction. Sampai sekarang, belum ada penelitian
yang meneliti tentang hubungan antara ketiga variabel secara bersamaan.
Peneliti terdorong untuk membahas masalah ini untuk mengetahui dan
memahami lebih rinci tentang faktor - faktor yang berkaitan dengan
kesejahteraan mental manusia. Di lain sisi, peneliti sangat tertarik untuk
mendapatkan solusi atau intervensi yang efektif untuk mengatasi masalah
Kesepian (Loneliness) dan Konformitas ( Conformity). Dengan begitu,
penelitian ini bisa memberikan kontribusi yang signifikan dalam bidang
Psikologi dan kesehatan mental.

Oleh sebab itu, perlu untuk diketahui apa saja faktor-faktor yang
mampu menyebabkan seseorang mengalami internet addiction agar nantinya
dapat ditemukan solusi yang efektif untuk mengatasi permasalah ini. Salah satu
faktor penting yang mampu menimbulkan internet addiction pada mahasiswa
adalah loneliness dan conformity.

Dari sini, peneliti menduga bahwa faktor loneliness dan conformity


yang terjadi dalam lingkungan sosial para mahasiswa mampu memunculkan
tanda-tanda internet addiction.

Motivasi peneliti dalam mengkaji masalah ini mungkin berasal


dari keinginan untuk memahami lebih dalam tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kesejahteraan mental manusia. Selain itu, peneliti juga dapat
tertarik untuk menemukan solusi atau intervensi yang efektif untuk mengatasi
masalah loneliness dan conformity. Dengan demikian, penelitian ini dapat
memberikan kontribusi yang signifikan dalam bidang psikologi dan kesehatan
mental.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan justifikasi masalah diatas, maka


dapat disimpulkan menjadi empat masalah sebagai berikut :

1. Apakah loneliness dan conformity memiliki hubungan secara langsung


dengan internet addiction pada remaja akhir?
2. Apakah terdapat hubungan secara langsung antara Loneliness dengan Internet
Addiction pada remaja akhir?
3. Apakah terdapat hubungan secara langsung antara conformity dengan
Internet Addiction pada remaja akhir?
4. Apakah loneliness dan conformity memiliki hubungan secara tidak langsung
dengan internet addiction pada remaja akhir?

1.3 Tujuan Khusus Penelitian

1. Mengetahui ada atau tidaknya hubungan secara langsung antara loneliness


dan conformity dengan internet addiction pada remaja akhir.
2. Mengetahui ada atau tidaknya hubungan secara langsung antara loneliness
dengan internet addiction pada remaja akhir.
3. Mengetahui ada atau tidaknya hubungan secara langsung antara conformity
dengan internet addiction pada remaja akhir.
4. Mengetahui ada atau tidaknya hubungan secara tidak langsung antara
loneliness dan conformity dengan internet addiction pada remaja akhir.

1.4 Manfaat dan Keutamaan Penelitian

Manfaat dan keutamaan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut :
1. Bagi peneliti
a. Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang hubungan
loneliness dan conformity terhadap internet addiction remaja.
b. Dapat menjadi salah satu dasar, patokan dan masukan dalam
mengembangkan penelitian – penelitian selanjutnya
2. Bagi pembaca dan masyarakat
a. Memberikan pengetahuan mengenai hubungan loneliness dan
conformity terhadap internet addiction remaja
b. Sebagai saran alternatif penanganan fenomena internet addiction pada
remaja, yang secara tidak langsung berisi peringatan yang ditujukan
kepada pembaca atau masyarakat untuk menyadari rasa loneliness dan
conformity terhadap internet addiction pada diri sendiri atau orang
sekitar
3. Bagi pemerintah
a. Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai saran dan patokan bagi
pemerintah untuk mengatasi kasus serupa yang bisa saja terjadi di
kemudian hari
b. Memberikan saran dan patokan dalam proses pengambilan keputusan
tentang prinsip etis yang perlu diprioritaskan jika terjadi kejadian
yang serupa di kemudian hari.
1.5 Temuan yang Ditargetkan

Temuan yang ditargetkan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan


jawaban dari hipotesis penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui ada atau tidaknya hubungan secara langsung antara
loneliness dan conformity dengan internet addiction pada remaja
menengah.
2. Mengetahui dampak dari adanya hubungan secara langsung antara
loneliness dengan internet addiction pada remaja menengah.
3. Mengetahui dampak dari adanya hubungan langsung yang signifikan
antara conformity dengan internet addiction pada remaja menengah.
4. Mengetahui ada atau tidaknya hubungan tidak langsung antara loneliness
dan conformity dengan internet addiction pada remaja menengah.

1.6 Kontribusi Penelitian terhadap Psikologi

Penelitian ini memiliki kontribusi terhadap bidang Psikologi Sosial,


khususnya pada topik Conformity
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Dasar Teori

2.1.1 Loneliness

Umumnya, terdapat tiga poin utama yang membentuk definisi


loneliness: (1) loneliness bersumber dari kurangnya hubungan sosial
seseorang; (2) loneliness bersifat fenomena yang subjektif; (3) loneliness
tidak menyenangkan dan menyusahkan (Perlman & Peplau, 1981).
Berdasarkan ketiga poin diatas maka dapat disimpulkan bahwa loneliness
merupakan pengalaman tidak menyenangkan yang muncul ketika
hubungan sosial seseorang kurang dalam beberapa hal penting baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Hubungan sosial tersebut terjalin dari relasi
interpersonal seseorang dengan orang lain yang dekat dengan mereka.
Dengan begitu, Hal ini dapat dialami oleh semua orang termasuk para
remaja.

Remaja yang mengalami loneliness dapat disebabkan oleh faktor


internal dan faktor eksternal. Faktor internal biasanya muncul dari dalam
diri mereka sendiri ketika mereka mendapatkan ketidakpuasan dalam
menjalani hubungan dengan orang lain. Sementara itu, untuk faktor
eksternal biasanya muncul dari lingkungan sekitar mereka. Misalnya
ketika sedang mengalami konflik dengan orang lain yang menyebabkan
remaja menerima penolakkan dalam lingkungan tersebut.

Adapun tanda-tanda yang biasanya ditunjukkan oleh remaja ketika


mereka sedang merasakan kesepian, yaitu (1) merasa rendah, tidak
percaya diri terhadap mereka sendiri dan kemampuan mereka; (2) selalu
merasa sedih setiap saat; (3) menarik diri dari orang lain; (4) menjadi
mudah marah dan tersinggung; (5) terdapat perubahan yang terlihat pada
perilaku sehari-hari mereka; (6) tidak tertarik terhadap hobi atau aktivitas
sosial; dan (7) minum-minuman beralkohol atau merokok (Jackson, 2022).

2.1.2 Conformity

Conformity adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dengan


merubah perilaku mereka agar perilaku tersebut sama seperti yang ditunjukkan
oleh orang lain. Seseorang dikatakan melakukan conformity apabila mereka
secara sukarela mengubah perilaku mereka dan meniru perilaku dari orang
disekitarnya (Heizen & Goodfriend, 2018). Oleh sebab itu, tindakan ini
bersifat seperti norma yang berlaku dalam masyarakat karena keberadaannya
merupakan aturan tidak tertulis.
Ada berbagai alasan yang mengakibatkan seseorang melakukan
konformitas. Salah satu contohnya adalah karena mereka sedang menghadapi
situasi yang ambigu. Hal tersebut menyebabkan individu menjadi kebingungan
untuk melakukan perilaku yang benar serta merespon sesuatu sehingga mereka
akan mengikuti perilaku yang ditunjukkan oleh orang lain dalam lingkungan
tersebut dan menirunya. Selain itu, individu mampu melakukan konformitas
karena mereka tidak ingin terlihat aneh dan konyol apabila mereka melakukan
perilaku dan menunjukkan respon dengan cara mereka sendiri yang berbeda
dari orang lain. Hal ini membuat individu tersebut melakukan konformitas
untuk menghindari tertawaan dan penolakkan dari kelompok tertentu (Aroson,
Wilson and Sommers, 2021).

2.1.3 Internet Addiction

Internet addiction adalah gangguan perilaku dimana seseorang dengan


sengaja melampaui batas normal dalam penggunaan internet. Pada
umumnya, perilaku ini ditandai dengan keinginan yang kuat dan tidak
terkontrol terkait penggunaan komputer dan akses internet sehingga
menyebabkan dampak negatif seperti gangguan fisik, kesehatan, hingga
mental (Shaw & Black, 2008). Ada banyak faktor yang dapat
menyebabkan seseorang mengalami internet addiction, terutama bagi para
remaja. Contohnya adalah loneliness dan conformity dimana kedua hal
tersebut rentan untuk dialami oleh remaja sehingga membuat mereka
melarikan diri dari masalah tersebut dengan cara melakukan internet
addiction.

Tanda-tanda yang paling terlihat apabila seseorang mengalami


internet addiction adalah (1) mereka dapat menghabiskan waktu
berjam-jam didepan komputer atau layar ponsel mereka; (2) sulit untuk
fokus; (3) memiliki badan yang tidak sehat dan postur tubuh yang buruk;
(4) mengalami gangguan suasana hati seperti emosi yang meluap-luap dan
temperamental.

2.1.4 Teori Remaja

Remaja adalah masa peralihan antara anak-anak menjadi orang


dewasa. Berdasarkan teori yang ditemukan oleh Erik Erikson, remaja
merupakan tahap perkembangan yang paling penting karena pada tahap
ini, individu akan dihadapkan dengan sejumlah permasalahan (krisis).
Teori yang sama juga mengatakan bahwa remaja dibagi menjadi tiga
bagian menjadi remaja awal, remaja menengah, dan remaja akhir. Fokus
utama penelitian kali ini merupakan remaja akhir yang berada pada
rentang usia 18-21 tahun (Agustriyana and Suwanto, 2017).
Pada bagian remaja akhir, individu akan mengalami atau yang sering
dikenal sebagai young adulthood (dewasa awal) akan mengalami
permasalahan dalam hidup mereka yang disebut sebagai intimacy versus
isolation. Pada tahap ini, mereka diharapkan untuk membentuk hubungan
yang baik terutama dengan orang-orang di sekitar mereka. Jika hal
tersebut dapat dicapai, maka mereka sukses membangun hubungan yang
baik dan memiliki ego yang stabil. Akan tetapi, jika mereka gagal, mereka
akan dipastikan merasa terisolasi sehingga nantinya akan berdampak bagi
kehidupan mereka setelahnya.

Berdasarkan pemaparan teori diatasi, maka sangat memungkinkan


bagi para remaja akhir untuk mengalami loneliness dan conformity. Hal ini
dikarenakan mereka yang gagal dalam membangun hubungan sosial yang
baik akan mengalami isolation yang berujung ke rasa kesepian. Di sisi
lain, mereka yang tidak ingin merasa terisolasi akan memaksakan diri
mereka untuk bisa diterima oleh kelompok pertemanan mereka sehingga
membuat mereka melakukan conformity.

2.2 Hasil Temuan Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang dilakukan oleh Yuliavita dan Chris (2022),


menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
kesepian (loneliness) dan internet addiction dimana individu yang mengalami
kesepian tinggi berkemungkinan positif mengalami internet addiction. Selain
itu, penelitian lainnya yang dilakukan oleh Wulandari dan Rusmawati (2019)
menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif antara
konformitas (conformity) dengan kecanduan smartphone dimana semakin
tinggi konformitas, maka semakin tinggi pula kecanduan smartphone dan
sebaliknya.

Kedua kesimpulan dari hasil penelitian sebelumnya hanya


memberikan jawaban soal hubungan antara kedua variabel yaitu loneliness
dengan internet addiction dan conformity dengan internet addiction. Sampai
saat ini, tidak ada penelitian yang meneliti soal hubungan antara ketiga
variabel secara bersamaan. Peneliti termotivasi untuk mengkaji masalah ini
untuk memahami lebih dalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kesejahteraan mental manusia. Selain itu, peneliti juga dapat tertarik untuk
menemukan solusi atau intervensi yang efektif untuk mengatasi masalah
loneliness dan conformity. Dengan demikian, penelitian ini dapat
memberikan kontribusi yang signifikan dalam bidang psikologi dan
kesehatan mental.
2.3 Kerangka Berpikir Konseptual

Berdasarkan teori-teori yang sudah dibahas sebelumnya, peneliti


menggambarkan kerangka konseptual seperti berikut:

Gambar 1 Kerangka Konseptual

Hipotesis
Dari gambar kerangka konseptual diatasi, maka hipotesis penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Hipotesis 1: Adanya hubungan langsung antara loneliness dan conformity
dengan internet addiction pada remaja akhir.
Hipotesis 2: Adanya hubungan langsung antara loneliness dengan internet
addiction pada remaja akhir.
Hipotesis 3: Adanya hubungan langsung antara conformity dengan internet
addiction pada remaja akhir.
Hipotesis 4: Adanya hubungan tidak langsung antara loneliness dan conformity
dengan internet addiction pada remaja akhir.
https://jurnal.unissula.ac.id/index.php/ippi/article/view/2200/1662

https://www.kompas.com/edu/read/2023/02/13/165931371/591-persen-mahasiswa-
kecanduan-internet?page=all
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20211002135419-255-702502/survei-193
-persen-anak-indonesia-kecanduan-internet

https://www.researchgate.net/publication/284034168_Toward_a_social_psychology
_of_loneliness_Personal_relationships_3#:~:text=Loneliness%20is%20broadly%20
understood%20as,Perlman%20%26%20Peplau%2C%201981)%20.

Heinzen, T., & Goodfriend, W. (2018). Social Psychology. Thousand Oaks, CA: Sage
Publications.
BAB 3. METODE RISET

3.1 Jenis Penelitian

Jenis metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
kuantitatif dengan design penelitian multiple regression. Metode kuantitatif yang
menghasilkan data numerik berupa angka berdasarkan hasil survey dari
partisipan. Multiple regression merupakan sebuah metode pengambilan data
yang melibatkan lebih dari satu variabel independen. kemudian, dianalisis untuk
mengetahui arah dan seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen untuk mengetahui hasil yang akurat.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan


kepada partisipan sebagai teknik pengumpulan data.

3.3 Variabel dan Definisi Operasional

Definisi Operasional Variabel merupakan definisi yang diberikan


kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menguraikan aktivitas,
ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur
variabel tersebut (Moh Nazir, 2005). Definisi operasional dalam variabel
penelitian adalah suatu sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang memiliki
variasi tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya ( Sugiyono, 2015). Variabel penulisan pada
dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang memiliki variasi
tertentu yang ditentukan penulis untuk dipelajari sampai didapatkannya
informasi mengenai hal tersebut kemudian dibuat kesimpulannya ( Sugiyono,
2018, hal.61).

Loneliness atau kesepian merupakan pengalaman tidak menyenangkan


yang muncul ketika hubungan sosial seseorang kurang dalam beberapa hal
penting baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Conformity merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang


dengan merubah perilaku mereka agar perilaku tersebut sama seperti yang
ditunjukkan oleh orang lain.

Internet Addiction gangguan perilaku dimana seseorang dengan sengaja


melampaui batas normal dalam penggunaan internet.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian merupakan wilayah yang ingin di teliti oleh


peneliti. Seperti menurut Sugiyono (2011:80) “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Pendapat diatas menjadi salah satu acuan
bagi penulis untuk menentukan populasi. Populasi yang akan digunakan sebagai
penelitian adalah remaja akhir.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di teliti oleh peneliti.
Menurut Sugiyono (2011:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sehingga sampel merupakan
bagian dari populasi yang ada, sehingga untuk pengambilan sampel harus
menggunakan cara tertentu yang didasarkan oleh pertimbangan - pertimbangan
yang ada. Dalam teknik pengambilan sampel ini penulis menggunakan teknik
Non-Random Sampling. Non-Random Sampling adalah teknik sampling yang
menggunakan sampel pilihan berdasarkan subjektivitas peneliti dan tidak acak.
Non-Random Sampling ditentukan oleh keahlian peneliti.
BAB 4 : BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya.

No Jenis Pengeluaran Biaya ( Rp)

1 Perlengkapan yang diperlukan

Jumlah

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan

No Jenis Kegiatan Bulan Person Penangggung -


Jawab
1 2 3 4

1 Persiapan Penelitian

2 Penyusunan Instrumen
Penelitian

3 Pengumpulan Data

4 Pengolahan Data

5 Proses Analisis Data

6 Penyusunan Laporan
Kemajuan Data

7 Penyusunan dan Publikasi


Proposal Penelitian

8 Penyusunan Laporan Akhir


Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping

Biodata Ketua

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Iren


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Psikologi
4 NIM 2602089175
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bogor, 11 Oktober 2004
6 Alamat E-mail Iren@binus.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 081387885557

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No Jenis Kegiatan Status dalam Waktu dan


Kegiatan Tempat
1
2
3

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima

No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun


Penghargaan
1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratandalam pengajuan PKM-RSH.
Jakarta, 5 – 05 - 2023 Ketua
Tim

(Iren)
Biodata Anggota 1

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Aerwin Chaerunnisa


Rachmah
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Psikologi
4 NIM 2602187411
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 7 Desember 2003
6 Alamat E-mail aerwin.rachmah@binus.ac
.id
7 Nomor Telepon/HP 085782696243

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No Jenis Kegiatan Status dalam Waktu dan


Kegiatan Tempat
1
2
3

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima

No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun


Penghargaan
1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratandalam pengajuan PKM-RSH.
Jakarta, 5 – 05 - 2023
Anggota Tim 1
(Aerwin Chaerunnisa Rachmah)
Biodata Anggota 2

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Daiva Rafa Nurramadanti


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi psychology
4 NIM 2602176364
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 16 oktober 2004
6 Alamat E-mail Daiva.nurramadanti@binu
s.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 081352245896

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No Jenis Kegiatan Status dalam Waktu dan


Kegiatan Tempat
1
2
3

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima

No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun


Penghargaan
1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratandalam pengajuan PKM-RSH.
Jakarta, 05– 05- 2023
Anggota Tim 2

(Daiva Rafa Nurramadanti)


Biodata Anggota 3

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Afasya Defilia


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Psikologi
4 NIM 2602188521
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 12 Oktober 2004
6 Alamat E-mail afasya.defilia@binus.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 082114581015

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No
1
2
3

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima

No. Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Tahun


Penghargaan
1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.

Jakarta, 05– 05- 2023


Anggota Tim 3
(Afasya Defilia)
Biodata Dosen Pendamping

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Antonina Pantja Juni


Wulandari, S.Sos., M.Si
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Psikologi
4 NIP/NIDN 0310067101
5 Tempat dan Tanggal Lahir Semarang, 10 Juni 1971
6 Alamat E-mail yunwulan@binus.edu
7 Nomor Telepon/HP 08159152320

B. Riwayat Pendidikan

No Jenjang Bidang Ilmu Institusi Tahun Lulus


1 Sarjana (S1) FISIP UNDIP 1989-1995
2 Magister (S2) PSIKOLOGI UNTAR 2005-2008
3 Doktor (S3) PSIKOLOGI ATMA JAYA 2017-
Sekarang

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT (5 tahun terakhir)

C.1. Pendidikan/Pengajaran

No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan sks


1.
2.
C.2. Penelitian

No Judul Riset Penyandang Dana Tahun


1.
2.

C.3 Pengabdian kepada Masyarakat

No Judul Pengabdian kepada Penyandang Dana Tahun


Masyarakat
1.
2.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.
Jakarta, … – … – 2023
Dosen Pendamping

(Nama Lengkap

You might also like