You are on page 1of 16

ENGKAULAH ALLAH DALAM HIDUPKU

Mazmur 18

Penulis : Daud dan orang lain


Tema : Doa dan Pujian
Tanggal Penulisan: Sebagian besar abad ke-10 hingga ke-5 SM.

Latar Belakang
Judul Ibrani untuk kitab Mazmur adalah _tehillim_, yang berarti
"puji-pujian"; judul dalam Septuaginta (PL dalam bahasa Yunani,
dikerjakan sekitar 200 SM) ialah _psalmoi_, yang berarti
"nyanyian yang diiringi alat musik gesek atau petik".
Musik memainkan peranan penting dalam ibadah Israel (1Taw
15:16-22; bd.Mazm 149:1--150:6); mazmur-mazmur menjadi
nyanyian pujian Israel. Ketiga bentuk kesejajaran ini dipakai
dalam Mazmur. Mazmur terdini yang diketahui digubah oleh
Musa pada abad ke-15 SM (Mazm 90:1-17); sedangkan yang
paling akhir adalah dari abad ke-6 sampai ke-5 SM (mis. Mazm
137:1-9). Akan tetapi, sebagian besar dari mazmur ditulis pada
abad ke-10 SM semasa zaman keemasan puisi Israel.
Judul-judul atau kalimat pembukaan pada permulaan
sebagian besar mazmur. Isi dari kalimat pembukaan itu
berbeda-beda, meliputi kategori seperti
(1) nama penulis (mis. Mazm 47:1-10, "Dari bani Korah"),
(2) bentuk mazmur (mis. Mazm 32:1-11, "nyanyian
pengajaran" [bah. Inggris "maskil"] syair hasil renungan atau
bertujuan mengajar),
(3) istilah-istilah musik (mis. Mazm 4:1-9, "Untuk
pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi"),
(4) catatan liturgis (mis. Mazm 45:1-18, "Nyanyian kasih"
[versi Inggris NIV -- nyanyian pernikahan]), dan
(5) catatan sejarah singkat (mis. Mazm 3:1-9, "Mazmur
Daud ketika ia lari dari Absalom, anaknya").
Penulis Mazmur
Kalimat pembukaan menyebutkan Daud selaku penggubah 73
mazmur
- Asaf 12 (seorang Lewi yang berkarunia musik dan nubuat,
lih. 1Taw 15:16-19; 2Taw 29:30),
- Bani Korah 10 (keluarga dengan karunia musik)
- Salomo 2, dan masing-masing satu oleh Heman, Etan, dan
Musa. Kecuali Musa, Daud, dan Salomo, semua penggubah
lainnya adalah imam atau orang Lewi dengan karunia musik
dan tanggung jawab dalam ibadah kudus pada masa
pemerintahan Daud.
- ada Lima puluh mazmur tidak diketahui penggubahnya.
Acuan-acuan alkitabiah dan sejarah memberi kesan bahwa
Daud (bd. 1Taw 15:16-22), Hizkia (Ams 25:1; bd. 2Taw
29:25-30), dan Ezra (bd. Neh 10:39; Neh 11:22; Neh 12:27-
36,45-47) terlibat pada waktu yang berlainan dalam memilih
mazmur-mazmur untuk dipakai bersama di Yerusalem.
Penyusunan kitab ini yang terakhir mungkin dilakukan pada
masa Ezra dan Nehemia (450-400 SM).

Tujuan
Kitab Mazmur, sebagai doa dan pujian yang diilhamkan Roh,
ditulis, secara umum, untuk mengungkapkan perasaan
mendalam hati sanubari manusia dalam hubungan dengan Allah.
(1) Banyak yang ditulis sebagai doa kepada Allah yang
berisi tentang ...
(a) kepercayaan, kasih, penyembahan, ucapan syukur,
pujian, dan kerinduan akan persekutuan erat;
(b) kekecewaan, kesesakan mendalam, ketakutan,
kekhawatiran, penghinaan dan seruan untuk pembebasan,
kesembuhan, atau pembenaran.
(2) Yang lain ditulis sebagai nyanyian yang mengungkapkan
pujian, ucapan syukur, dan pemujaan kepada Allah dan hal-
hal besar yang telah dilakukan-Nya.
(3) Beberapa mazmur berisi bagian-bagian penting
berhubungan dengan Mesias.
Sebagai orang yang beriman kepada Kristus, seharusnya setiap
orang wajib menaikkan rasa syukur kepada Allah. Sebab rasa
syukur adalah ungkapan terima kasih atas pemeliharaan Allah
dalam kehidupan kita.

Mazmur 18
- Mazmur ini juga tercatat dalam pasal 2Sam 22:1-51 dengan
beberapa perubahan. Mazmur ini digubah pada awal
pemerintahan Daud (bd. 2Sam 8:14), sebelum ia berbuat
dosa yang hebat dan sangat menderita di bawah hajaran
Tuhan seumur hidupnya (lih. 2Sam 12:1-14).
- Mazmur ini mungkin bernubuat tentang Kristus, karena
Paulus mengutip ayat Mazm 18:50 sebagai menubuatkan
saat itu ketika, melalui Mesias, semua bangsa akan memuji
Allah (bd. Rom 15:9).
Ayat 1-3
Untuk pemimpin biduan. Dari hamba TUHAN, yakni Daud
yang menyampaikan perkataan nyanyian ini kepada TUHAN,
pada waktu TUHAN telah melepaskan dia dari cengkeraman
semua musuhnya dan dari tangan Saul. Ia berkata: "Aku
mengasihi Engkau, ya TUHAN, kekuatanku! Ya TUHAN, bukit
batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku,
gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk
keselamatanku, kota bentengku!
TUHAN adalah kekuatan kita
 Di dalam Mazmur 18, kita melihat bagaimana Daud
merefleksikan perjalanan hidupnya bersama Tuhan dan
bagaimana Tuhan itu sanggup melepaskan dia dari
cengkeraman semua musuhnya seperti Goliat, orang-orang
Filistin, dan juga dari tangan Saul.
 Dia menyerukan ungkapan kemenangan di dalam Allah dan
hubungannya dengan Dia. Perkataan pertama, Aku
mengasihi Engkau, ya TUHAN, kekuatanku! ditaruh di bagian
awal sebagai tujuan dan isi dari keseluruhan mazmur ini.
Kasih terhadap Allah merupakan perintah pertama dan
terbesar dari hukum Taurat, sebab perintah itu
merupakan dasar dari segenap kepatuhan dan pujian
kita yang berkenan bagi Allah. Dan inilah yang harus kita
lakukan atas segenap belas kasihan yang dikaruniakan Allah
kepada kita, yaitu hati kita harus semakin dalam mengasihi
Dia. Itulah yang Ia kehendaki dan akan Ia terima. Jadi, jika
sebagai balasannya kita bersungut-sungut terhadap-Nya,
maka kita sudah bersikap tidak tahu berterima kasih.
 Di dalam menggambarkan kekuatan TUHAN Allahnya, Daud
tidak segan-segan menggunakan banyak sekali metafora
sebab satu ungkapan saja tidak cukup melukiskan kekuatan
dan keperkasaan Allahnya. Dia mengatakan, “Ya TUHAN,
bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku,
Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku,
tanduk keselamatanku, kota bentengku!” Daud yang
merasakan pertolongan TUHAN-nya secara pribadi dan
mendalam menggunakan imbuhan “ku” pada 9 atribut yang
menjelaskan TUHAN-nya.
1. TUHAN kekuatanku
2. Tuhan "bukit batuku" -- keamanan dan jaminan di
dalam kekuatan Allah yang kokoh (bd. Mazm 31:3-4;
42:10; 62:8);
3. Tuhan "kubu pertahananku" -- tempat perlindungan
dan keselamatan yang tidak dapat dimasuki musuh;
4. Tuhan "penyelamatku" -- pelindung yang hidup;
5. Tuhan gunung batuku
6. Tuhan tempat berlindung
7. Tuhan "perisaiku" -- Allah yang berdiri di antara kita
dan bahaya (bd. Kej 15:1);
8. Tuhan "tanduk keselamatanku" -- kekuatan dan kuasa
kemenangan untuk membebaskan dan menyelamatkan
kita;
9. Tuhan "kota bentengku" -- sebuah tempat aman untuk
mengangkat di atas bahaya-bahaya kehidupan.
 Kita melihat bagaimana kekuatan TUHAN dinyatakan
melalui pujian Daud dan kita diingatkan sekali lagi betapa
kuat, hebat, gagah, dan perkasa-Nya TUHAN kita.
Ayat 4-6
“ Terpujilah TUHAN, seruku; maka akupun selamat dari pada
musuhku. Tali-tali maut telah meliliti aku, dan banjir-banjir
jahanam telah menimpa aku, tali-tali dunia orang mati telah
membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasang di
depanku.
- Daud menyadari TUHAN yang kuat dan pernah
menyelamatkannya dan juga pernah menyelamatkan kita
dari berbagai pergumulan di masa lalu, kita bisa tetap
berharap kepada- Nya di masa kini. Oleh karena kekuatan
dan keperkasaan-Nyalah kita diselamatkan dan sebab itu Dia
layak dipuji. Pertolongan-Nya telah menyelamatkan kita dari
lilitan maut, kejahanaman yang menimpa kita, belitan
kuburan, dan perangkap maut.
- Dalam bagian ini, Daud mensyukuri atas karya Tuhan
tersebut secara tepat dengan berkata “Terpujilah Tuhan .... “
disini bukan karena kuat kita dan pandai kita atau bahkan
gagahnya kita melewati berbagai pergumulan hari ini tetapi
karena anugerah Tuhan dan kasih karunia-Nya bagi kita.
- Mari kita renungkan sudah berapa kali dalam hidup kita, kita
diselamatkan oleh Tuhan dari kecelakaan, rencana dan reka-
reka orang yang bermaksud jahat kepada kita, sakit penyakit
dan salah keracunan makanan yang fatal, dan juga
pengambilan keputusan yang salah yang dapat
mencelakakan kita, keluarga, dan orang-orang di sekitar
kita?

Ayat 7
“Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN,
kepada Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar
suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong kepada-Nya
sampai ke telinga-Nya.”
- Inilah keyakinan umat Allah yaitu bahwa Kita bisa yakin
bahwa kita bisa tetap berharap kepada-Nya karena dia
mendengar ketika kita berada di dalam posisi yang paling
terjepit seperti di ayat sebelumnya gambaran tersebut kita
dapat menyimpulkan betapa berbahayanya kehidupan yang
sedang dihadapi pe-mazmur yaitu Daud, secara logika
hampir-hampir tidak mungkin untuk selamat. Tetapi Dia
segera bertindak di dalam murka-Nya dan misteri-Nya
- Satu-satunya pengharapan umat Allah adalah ketika doa
permohonan kita di dengar oleh Tuhan. Dalam hal ini, Tuhan
Allah kita bukanlah Allah yang jauh dari manusia bahkan
bukan Allah yang mati yang sama seperti dewa mitologi
Yunani yang jauh di gunung dan hanya turun ketika
dipanggil saja. Tetapi Allah kita dekat dengan kita.
- .

Ayat 8-20
“Lalu goyang dan goncanglah bumi, dan dasar-dasar gunung
gemetar dan goyang, oleh karena menyala-nyala murka-
Nya.” Lalu goyang dan goncanglah bumi, dan dasar-dasar
gunung gemetar dan goyang, oleh karena menyala-nyala
murka-Nya. (18-9) Asap membubung dari hidung-Nya, api
menjilat keluar dari mulut-Nya, bara menyala keluar dari
pada-Nya. (18-10) Ia menekukkan langit, lalu turun,
kekelaman ada di bawah kaki-Nya. (18-11) Ia mengendarai
kerub, lalu terbang dan melayang di atas sayap angin. (18-
12) Ia membuat kegelapan di sekeliling-Nya menjadi
persembunyian-Nya, ya, menjadi pondok-Nya: air hujan yang
gelap, awan yang tebal. (18-13) Karena sinar di hadapan-Nya
hilanglah awan-awan-Nya bersama hujan es dan bara api.
(18-14) Maka TUHAN mengguntur di langit, Yang Mahatinggi
memperdengarkan suara-Nya.(18-15) Dilepaskan-Nya
panah-panah-Nya, sehingga diserakkan-Nya mereka, kilat
bertubi-tubi, sehingga dikacaukan-Nya mereka. (18-16)
Lalu kelihatanlah dasar-dasar lautan, dan tersingkaplah
alas-alas dunia karena hardik-Mu, ya TUHAN, karena
hembusan nafas dari hidung-Mu. (18-17) Ia menjangkau
dari tempat tinggi, mengambil aku, menarik aku dari banjir.
(18-18) Ia melepaskan aku dari musuhku yang gagah dan
dari orang-orang yang membenci aku, karena mereka terlalu
kuat bagiku. (18-19) Mereka menghadang aku pada hari
sialku, tetapi TUHAN menjadi sandaran bagiku; (18-20) Ia
membawa aku ke luar ke tempat lapang, Ia menyelamatkan
aku, karena Ia berkenan kepadaku.
 Ketika TUHAN bertindak, segenap kuasa dan kekuatan di
dalam alam semesta bekerja untuk mendatangkan kebaikan
bagi umat pilihan-Nya. Semua elemen fisik dan metafisik
bekerja bersama-sama untuk mendatangkan keselamatan
bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
 TUHAN mengerjakan keselamatan kita itu di dalam misteri
pemeliharaan-Nya (His mysterious providence). Dia
bertindak secara misterius yang terkadang kita tidak
mengerti, terkesan asing, dan mengerikan tetapi
keselamatan itu dinyatakan pada akhirnya. Van Til
mengatakan bahwa orang dunia memiliki konsep misteri
dan demikianlah orang Kristen juga, tetapi yang
membedakan konsep misteri orang dunia dengan konsep
misteri orang Kristen adalah orang Kristen bisa tetap tenang
di dalam menghadapi misteri tersebut karena Allah orang
Kristen itu dapat dipercaya oleh kerelaan- Nya masuk ke
dalam perjanjian dengan orang Kristen di dalam Anak-Nya.
Allah kita yang misterius dan tidak bisa dipegang, ditebak,
dan mengerikan ini dapat dipercaya karena Dia dapat
dipegang, ditebak, dan sesungguhnya penuh pengampunan
melalui isi hati-Nya di atas kayu salib.
 Bumi, api, langit, malam-siang dan lautan ada di bawah
kekuasaan Tuhan yang Mahakuasa. Sekuat apapun musuh
yang dihadapi Daud, TUHAN yang mahakuasa itu peduli dan
berkali-kali melepaskan dan menyelamatkannya.
 Allah bukan hanya mengendalikan alam, tetapi juga
menunggangi makhluk surgawi untuk menyatakan
kekuasaan-Nya yang tak terbatas (Maz 18:11). Allah kita ini
digambarkan dengan gempa bumi dan gunung bergoyang
ketika Dia murka. Asap membubung dari hidung-Nya, api
menjilat dari mulut-Nya, dan langit ditekuk-Nya. Kegelapan
di sekeliling-Nya menjadi persembunyian-Nya dan dari
sinar-Nya maka awan kelam pekat ditembusi oleh hujan es
dan bara api-Nya.
 Allah bahkan mengendalikan alam untuk sebagai sarana
penyelamatan umat-Nya (Kel. 15). Seperti apa yang Salomo
katakan di dalam Amsalnya bahwa kemuliaan Allah ialah
merahasiakan sesuatu dan pekerjaan-Nya tidak dapat
terselami dari awal sampai akhir, kita pun melihat
bagaimana TUHAN kita bertindak di dalam misteri. Sejarah
Israel menyaksikan Allah hadir dalam bentuk gejala alam
yang dahsyat (Kel. 19) Tetapi semua itu dilakukan demi
keselamatan kita (ay. 17-20) dan misteri yang tersembunyi
selama berabad-abad itu telah dinyatakan di dalam Injil
keselamatan-Nya (Ef. 3) sehingga kita tidak usah khawatir
menghadapi apa pun yang tidak menentu di dalam dunia ini.
 Pengharapannya tidak sia-sia karena Allah segera
menolongnya terlepas dari segala marabahaya yang akan
menimpanya.

Ayat 21-30
(18-21) TUHAN memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku,
Ia membalas kepadaku sesuai dengan kesucian tanganku, (18-22)
sebab aku tetap mengikuti jalan TUHAN dan tidak berlaku fasik
terhadap Allahku. (18-23) Sebab segala hukum-Nya kuperhatikan,
dan ketetapan-Nya tidaklah kujauhkan dari padaku; (18-24) aku
berlaku tidak bercela di hadapan-Nya, dan menjaga diri terhadap
kesalahan. (18-25) Karena itu TUHAN membalas kepadaku sesuai
dengan kebenaranku, sesuai dengan kesucian tanganku di depan
mata-Nya. (18-26) Terhadap orang yang setia Engkau berlaku
setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak
bercela,(18-27) terhadap orang yang suci Engkau berlaku suci,
tetapi terhadap orang yang bengkok Engkau berlaku belat-belit.
(18-28) Karena Engkaulah yang menyelamatkan bangsa yang
tertindas, tetapi orang yang memandang dengan congkak
Kaurendahkan. (18-29) Karena Engkaulah yang membuat pelitaku
bercahaya; TUHAN, Allahku, menyinari kegelapanku. (18-30)
Karena dengan Engkau aku berani menghadapi gerombolan, dan
dengan Allahku aku berani melompati tembok.
- Daud dengan lega hati merenungkan kembali ketulusan
hatinya dan bergirang di dalam kesaksian suara hatinya
sendiri yaitu ia menjaga perilakunya di dalam ketulusan dan
kesalehan (21-22)
- Daud selalu mengarahkan pandangannya kepada ketetapan
perintah Allah. (ay.23)
- ini merupakan bukti bahwa Daud mempunyai hubungan
yang sangat erat dengan Allah dan sudi melibatkan Allah
secara nyata dalam kehidupannya.
- Daud memperlihatkan adanya ketentuan pemerintahan
Allah dan penghakiman Allah agar kita memahami apa yang
diharapkan Allah dari kita dan apa yang kita dapat harapkan
dari-Nya.
- Daud juga mengucapkan kata-kata penghiburan bagi orang
yang rendah hati dan ancaman bagi yang sombong (26-28).
Daud juga memberi dorongan bagi dirinya sendiri (29-30)
- Dasar baginya untuk meminta pertolongan Allah dan
jaminan untuk menerima pertolongan dari-Nya.
Keberanian pemazmur bukanlah kecongkakan
melainkan kesadaran akan anugerah Allah atas dirinya
(Maz 18:29-30).
Ayat 31 – 51
(18-31) Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; janji TUHAN adalah
murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung
pada-Nya. (18-32) Sebab siapakah Allah selain dari TUHAN, dan
siapakah gunung batu kecuali Allah kita? (18-33) Allah, Dialah
yang mengikat pinggangku dengan keperkasaan dan membuat
jalanku rata; (18-34) yang membuat kakiku seperti kaki rusa dan
membuat aku berdiri di bukit; (18-35) yang mengajar tanganku
berperang, sehingga lenganku dapat melenturkan busur tembaga.
(18-36) Kauberikan kepadaku perisai keselamatan-Mu, tangan
kanan-Mu menyokong aku, kemurahan-Mu membuat aku besar.
(18-37) Kauberikan tempat lapang untuk langkahku, dan mata
kakiku tidak goyah. (18-38) Aku mengejar musuhku sampai
kutangkap mereka, dan tidak berbalik sebelum mereka
kuhabiskan; (18-39) aku meremukkan mereka, sehingga mereka
tidak dapat bangkit lagi; mereka rebah di bawah kakiku. (18-40)
Engkau telah mengikat pinggangku dengan keperkasaan untuk
berperang; Engkau tundukkan ke bawah kuasaku orang yang
bangkit melawan aku. (18-41) Kaubuat musuhku lari dari padaku,
dan orang-orang yang membenci aku kubinasakan. (18-42)
Mereka berteriak minta tolong, tetapi tidak ada yang
menyelamatkan, mereka berteriak kepada TUHAN, tetapi Ia tidak
menjawab mereka. (18-43) Aku menggiling mereka halus-halus
seperti debu di depan angin, mencampakkan mereka seperti
lumpur di jalan. (18-44) Engkau meluputkan aku dari
perbantahan rakyat; Engkau mengangkat aku menjadi kepala atas
bangsa-bangsa; bangsa yang tidak kukenal menjadi hambaku;
(18-45) baru saja telinga mereka mendengar, mereka taat
kepadaku; orang-orang asing tunduk menjilat aku. (18-46)
Orang-orang asing pucat layu dan keluar dari kota kubunya
dengan gemetar. (18-47) TUHAN hidup! Terpujilah gunung
batuku, dan mulialah Allah Penyelamatku, (18-48) Allah, yang
telah mengadakan pembalasan bagiku, yang telah menaklukkan
bangsa-bangsa ke bawah kuasaku, (18-49) yang telah
meluputkan aku dari pada musuhku. Bahkan, Engkau telah
meninggikan aku mengatasi mereka yang bangkit melawan aku;
Engkau telah melepaskan aku dari orang yang melakukan
kelaliman. (18-50) Sebab itu aku mau menyanyikan syukur bagi-
Mu di antara bangsa-bangsa, ya TUHAN, dan aku mau
menyanyikan mazmur bagi nama-Mu. (18-51) Ia mengaruniakan
keselamatan yang besar kepada raja yang diangkat-Nya, dan
menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapi-Nya, yaitu
Daud dan kepada anak cucunya untuk selamanya."
- Daud, raja besar yang dengan rendah hati menyebut
dirinya sebagai "hamba" Tuhan. Ia tak pernah lupa bahwa
kemurahan Tuhan-lah yang membuatnya menjadi besar. Dia
berulang kali mengalami pertolongan Tuhan yang luar biasa,
baik saat menghadapi musuh yang mengancam nyawanya,
maupun ketika hidup dalam pelarian saat dikejar-kejar oleh
raja Saul. Daud menyadari bahwa Tuhan melatih dan
membentuk hidupnya melalui berbagai peristiwa itu. Daud
mengatakan bahwa "Allah, Dialah yang mengikat pinggangku
dengan keperkasaan ...; yang mengajar tanganku berperang,
sehingga lenganku dapat melenturkan busur tembaga"
(18:33).
- Daud mengakui bahwa ia dapat menjadi raja yang besar
dan kuat karena Allah memberi kemenangan atas
musuh-musuhnya. Allah yang memberinya kecakapan dan
pemahaman dalam urusan pertempuran padahal Daud
sebelumnya tidak pernah dibesarkan dan dirancangkan
untuk semua ini.
- Allah juga memberinya kegesitan, bukan hanya untuk
meloloskan diri dari musuhnya tetapi juga untuk melesat
dari hadapan mereka (34,37). Bahkan kecekatan untuk
berbalik mengejar musuhnya dan menangkap mereka (38)
- Daud kembali mengingatkan kita bahwa tidak ada yang
dapat menolong dan meluputkan orang percaya dari
malapetaka selain Tuhan. Daud ingin mengatakan bahwa
tidak ada satu allah atau ilah dalam dunia ini yang
mahakuasa seperti Allah Israel. Dialah yang memberikan
kita perlindungan dan kecukupan hidup. Dialah perisai
keselamatan kita. Dialah yang membuat umat-Nya mampu
mengatasi berbagai persoalan dan menjadikan kita sebagai
pemenang (38-39).
- Daud memandang kemuliaan dan kesempurnaan ilahi
dengan pemujaan dan kerendahan hati serta rasa
hormat. Saat Allah telah meninggikannya dengan
pemeliharaan-Nya. Ia pun berusaha mengagungkan Allah
dengan pujian, untuk memuja dan meninggikan-Nya. Daud
memberi-Nya penghormatan.
o Sebagai Allah yang setia (31)
o Sebagai Allah yang tiada duanya (32)
o Sebagai Allah yang hidup (47)
o Sebagai Allah yang menyempurnakan (31)
o Sebagai Pelindung dan pembela umat-Nya (47)
- Daud memandang ke depan dengan penuh pengharapan
yang penuh iman bahwa Allah akan terus melakukan apa
yang baik baginya
o Pemerintahannya akan diperluas (44)
o Penaklukannya akan dipermudah (45-48) :
 Musuhnya akan sadar bahwa tidak ada gunanya
melawan dia
 Mereka merasa gentar
- Bahwa keturunannya akan selamanya berlanjut di dalam
Mesias yang dapat ia lihat dalam nubuatannya akan berasal
darinya (51)
o Hanya keturunannya-lah yang akan memerintah
selamanya
o Keselamatan besar dari Allah melalui anak cucu Daud
BAHAN DISKUSI
- Di saat Daud menghadapi musuh musuhnya dan dalam
kesesakkan apa yang dilakukan? (Mzm 18:7,19)
- Apa karya besar TUHAN yang dialami Daud di saat
kesesakan?
- Pernahkah saudara mengalami dimusuhi oraang? Ceritakan
apa yang saudara rasakan saat dimusuhi? Apa yang saudara
lakukan untuk merespons orang orang yang memusuhi
saudara? Jelaskan!
- Menurut saudara hal hal apa yang menghalangi kita untuk
dekat dan bersandar kepada Tuhan? Jelaskan dan berikan
contoh yang kongkrit!

LAGU-LAGU YANG DIREKOMENDASIKAN :

KJ. 439:1,2,4 ”BILA TOPAN KRAS MELANDA HIDUPMU”


1. Bila topan k’ras melanda hidupmu, bila putus asa dan letih
lesu,
berkat Tuhan satu-satu hitunglah, kau niscaya kagum oleh
kasihNya.
Refr. Berkat Tuhan, mari hitunglah, kau ‘kan kagum oleh
kasihNya.
Berkat Tuhan, mari hitunglah, kau niscaya kagum oleh
kasihNya.
2. Adakah beban membuat kau penat, salib yang kaupikul
menekan berat?
Hitunglah berkatNya, pasti kau lega dan bernyanyi t’rus penuh
bahagia! (Refr)
4. Dalam pergumulanmu di dunia janganlah kuatir, Tuhan
adalah!
Hitunglah berkat sepanjang hidupmu, yakinlah, malaikat
menyertaimu! (Refr)
KJ. 440:1,2 "DI BADAI TOPAN DUNIA"
1. Di badai topan dunia, Tuhanlah perlindunganmu
Kendati goncang semesta, Tuhanlah perlindunganmu
Refr. Ya Yesus gunung batu di dunia, di dunia, di dunia
Ya Yesus gunung batu di dunia, Tempat berlindung yang
teguh
2 Baik siang maupun malam g’lap, Tuhanlah perlindunganmu
Niscaya takutmu lenyap, Tuhanlah perlindunganmu. (Refr)

You might also like