Professional Documents
Culture Documents
57 50 1 PB
57 50 1 PB
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN HIBAH BERSAING
Tim Pengusul
Ketua :
Ir. Gustina Siregar, M.Si
NIDN 0127086301
Anggota :
Dr. Ir. Muhammad Buhari Sibuea, M.Si
NIDN 0004116503
JUDUL Halaman
HALAMAN i
PENGESAHAN USUL HIBAH BERSAING........................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... 1
RINGKASAN.................................................................................................
2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................
15
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................
19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN............................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
61
RINGKASAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
(hampir 99 persen), UMKM di Indonesia adalah usaha mikro di sektor informal dan
pada umumnya menggunakan bahan baku lokal dengan pasar lokal. Itulah sebabnya
tidak terpengaruh secara langsung oleh krisis global.Laporan World Economic Forum
(WEF) 2010 menempatkan pasar Indonesia pada ranking ke-15. Hal ini menunjukkan
bahwa Indonesia sebagai pasar yang potensial bagi negara lain. Potensi ini yang belum
dimanfaatkan oleh UMKM secara maksimal.
Setiap daerah mempunyai corak pertumbuhan ekonomi yang berbeda dengan
daerah lain. Oleh karena itu, dalam perencanaan pembangunan ekonomi suatu
daerahpertama-tama perlu mengenali karakter ekonomi, sosial, dan fisik daerah itu
sendiri,termasuk interaksinya dengan daerah lain. Dengan demikian, tidak ada
strategipembangunan ekonomi daerah yang dapat berlaku untuk semua daerah. Namun
di pihaklain, dalam menyusun strategi pembangunan ekonomi daerah, baik jangka
pendekmaupun jangka panjang, pemahaman mengenai teori pertumbuhan ekonomi
wilayah yangdirangkum dari kajian terhadap pola-pola pertumbuhan ekonomi dari
berbagai wilayah,merupakan satu faktor yang cukup menentukan kualitas rencana
pembangunan ekonomidaerah (Darwanto, 2002).
Pembinaan dan pengembangan UMKM merupakan suatu keharusan dalam
rangka peningkatan ekonomi rakyat, percepatan pertumbuhan dan peningkatan ekonomi
wilayah.Mengingat ragam dan rentang usaha UMKM bervariasi baik jumlah maupun
luas cakupan yang hampir berada pada semua sektor ekonomi sehingga muncul
permasalahan pengelolaan UMKM yang tidak fokus pada komoditas dan jenis usaha
yang potensial.Kondisi ini dapat berdampak pada pembinaan dan pengembangan
UMKM yang tidak efektif.
Pada penelitian tahun pertama telah diteliti profil UMKM di Kota Tanjungbalai
serta telah diidentifikasi sepuluh komoditi dan jenis usaha unggulan dari berbagai
sektor/subsektor yaitu : pengasinan ikan, jasa keuangan/simpan pinjam, perdagangan
hasil perikanan, budidaya kerang, industri tepung ikan laut, budidaya ikan di tambak, ,
pisang, perdagangan hasil pertanian dan mimi market. Selain itu, didapat juga faktor
pendorong dan penghambat dalam pengembangan komotiti unggulan tersebut. Faktor
pendorong yang ditemukan pada kelompok dan jenis usaha di Kota Tanjungbalai
meliputi bahan baku tersedia dengan baik, kemudahan dalam menjalankan usaha, modal
yang tidak terlalu besar, merupakan komoditi dan jenis usaha unggulan daerah, lokasi
3
yang terjangkau dan adanya dukungan dari pemerintah. Sementara itu, faktor
penghambat yang didapat dalam pengembangan komoditas dan jenis usaha unggulan
meliputi spesialisasi tenaga kerja (kurangnya SDM yang berkualitas), tidak memiliki
izin usaha, rentan terhadap perubahan harga, persaingan dalam perekonomian semakin
ketat, dan iklam/cuaca yang tidak menentu dimana komoditas dan jenis usaha unggulan
di Kota Tanjungbalai lebih didominasi oleh sumberdaya sektor perikanan.
Mengingat masih terdapat beberapa permasalahan dalam menangani
pengembangan komoditi dan jenis usaha unggulan tersebut yang menyangkut
bagaimana peranan perbankan, kebijakan pemerintah dan daur ulang produk yang
belum diketahui sehingga hasil penelitian pertama masih harus dilanjutkan dengan
tujuan menemukan model yang sesuai dalam rangka pengembangan komoditas dan
jenis usaha unggulan di Kota Tanjungbalai.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
dalam jangka panjang UKM dapat menyediakan porsi yang signifikan bagi
lapangan kerja secara keseluruhan.
2. UKM dapat menolong dalam restrukturisasi dan perampingan (streamlining)
dari perusahaan besar milik pemerintah dengan cara memungkinkan mereka
untukmelepaskan atau menjual aktivitas produk yang bukan inti dan dengan
menyerap tenaga kerja yang berlebihan.
3. UKM menyediakan perekonomian dengan fleksibilitas yang lebih baik
dalam menyediakan jasa dan pembuatan variasi barang kebutuhan
konsumen.
4. UKM meningkatkan daya saing dari market place dan mencegah posisi
monopolistik dari berbagai perusahaan besar.
5. UKM bertindak sebagai tempat pengembangan kemampuan wirausaha dan
inovasi. UKM memainkan peran penting penyediaan jasa bagi komunitas
masyarakat dan UKM memberkan kontribusi penting bagi program
pengembangan regional.
6
UsahaBesar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud
dalamUndang-Undang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakananak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadibagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau UsahaBesar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimanadiatur dalam Undang-Undang
ini.
Tentang kriteria usaha mikro, kecil dan menengah dijelaskan dalam Pasal 6
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah,
yaitu:
(1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a) memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (limapuluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;atau
b) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00(tiga
ratus juta rupiah).
(2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluhjuta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
b) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tigaratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00(dua milyar
lima ratus juta rupiah).
(3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratusjuta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00(sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempatusaha; atau
b) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00
(duamilyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
7
Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah memiliki beberapa keunggulan
komparatif terhadap usaha besar. Keunggulan tersebut antara lain : Dilihat dari sisi
permodalan, pengembangan usaha kecil memerlukan modal usaha yang relatif kecil
dibanding usaha besar. Disamping itu juga teknologi yang digunakan tidak perlu
teknologi tinggi, sehingga pendiriannya relatif mudah dibanding usaha besar.
Motivasi usaha kecil akan lebih besar, mengingat hidup matinya tergantung
kepada usaha satu-satunya. Seseorang dengan survival motive tinggi tentu akan lebih
berhasil dibandingkan seseorang yang motivasinya tidak setinggi itu. Selain itu adanya
ikatan emosional yang kuat dengan usahanya akan menambah kekuataan para
pengusaha kecil dalam persaingan (Departemen Koperasi, 1995)
Memiliki kemampuan yang tinggi untuk menyesuaikan dengan pola permintaan
pasar, bahkan sanggup melayani selera perorangan. Berbeda dengan usaha besar yang
umumnya menghasilkan produk masa (produk standar), peerusahaan kecil produknya
bervariasi sehingga akan mudah menyesuaikan terhadap keinginan konsumen.
Disamping itu juga mempunyai kemampuan untuk melayani permintaaan yang sangat
spesifik yang bila diproduksi oleh perusahaan skala besar tidak efisien (tidak
menguntungkan).
Merupakan tipe usaha yang cocok untuk proyek perintisan. Sebagian usaha
besar yang ada saat ini merupakan usaha sekala kecil yang telah berkembang, dan
untuk membuka usaha skala besar juga kadangkala diawali dengan usaha sekala kecil.
Hal ini ditujukan untuk menghindari risiko kerugian yang terlalu besar akibat kegagalan
jika usaha yang dijalankan langsung besar, sebab untuk memulai usaha dengan skala
besar sudah barang tentu diperlukan modal awal yang besar juga.
Perdagangan bebas telah memberikan peluang kepada para pengusaha di dalam
negeri untuk dapat menjual produknya ke luar negeri.Dengan dibukanya perdagangan
bebas maka barier/penghambat untuk masuk ke suatu negara menjadi tidak ada lagi.
Dengan perkataan lain pergerakan barang dari suatu negara ke negara lain menjadi
mudah tanpa adma penghabat. Disamping itu dengan adanya depresiasi rupiah, maka
perdagangan luar negeri (ekspor) menjadi lebih terbuka dengan memanfaatkan
persaingan harga.
Sebagai pelaku ekonomi UKM masih menghadapi kendala structural-
kondisional secara internal, separti struktur permodalan yang relatif lemah dan juga
8
dalam mengakses ke sumber-sumber permodalan yang seringkali terbentur masalah
kendala agunan (collateral) sebagai salah satu syarat perolehan kredit (Alimarwan
Hanan, 2003).
Keterampilan teknis rendah, dan teknologi produksi sederhana.Rendahnya
keterampilan teknis dari para pekerja berakibat pada sulitnya standarisasi produk.Begitu
juga penggunaan teknologi produksi yang sederhana mengakibatkan mutu produk yang
dihasilkan bervariasi. Kalau hal ini terjadi, maka produk yang dikirim kemungkinan
akan di klim oleh konsumen. Hal ini akan sangat merugikan, apalagi jika produk ditolak
oleh konsumen di luar negeri.Para pekerja umumnya keluarga, artinya dalam perekrutan
pekerja lebih ditekankan kepada aspek kekeluargaan, yaitu lebih mementingkan
kedekatan hubungan dibandingkan dengan keahlian yang dimiliki.Dalam manajemen
tidak ada spesialisasi bahkan seringkali pemilik menangani sendiri, artinya dalam
menjalankan perusahaan tidak terdapat job description yang jelas. Disamping itu tingkat
perputaran tenaga kerja tinggi, hal ini akan mengakibatkan sulitnya menjadikan tenaga
menjadi betul-betul ahli.Lemah dalam administrasi keuangan. Kondisi ini seringkali
menjadi penyebab sulitnya perusahaan mengajukan kredit ke pihak ketiga, sebab para
investor baru mau menanamkan uangnya kalau terjamin keamanannya, artinya uang
yang ditanamkannya dijamin akan kembali dan sekaligus memperoleh keuntungan.
Lemahnya administrasi keuangan mengakibatkan sulitnya melakukan penilaian
kelayakan.
Belum adanya/kurangnya perlindungan terhadap usaha kecil.Sesuatu yang
lemah mestinya dilindungi dari ancaman yang kuat.Karena tidak adanya perlindungan
hukum, seringkali ruang gerak usaha kecil terpojok oleh usaha besar.Banyak perusahaan
kecil gulung tikar karena terjunnya usaha besar ke bidang usaha yang digeluti usaha
kecil. Atau karena tidak memiliki hak cipta maka produknya dihasilkan pihak lain
sehingga usahanya tersingkirkan. Dalam kemitraan dengan perusahaan besar seringkali
terjadi pola yang bertentangan dengan yang seharusnya, dimana pengusaha kecil malah
mensubsidi pengusaha besar.Kesulitan memperoleh kredit. Walaupun usaha kecil dan
menengah yang sesungguhnya andal terhadap krisis, sulit untuk mendapat fasilitas
karena terbentur pada aturan-aturan perkreditan yang komplek dan dilematis bagi
mereka dan bank pemberi kredit (Kamio, 2003)
9
2.4. Sasaran Pembinaan dan Pemberdayaan
Pemberdayaan merupakan upaya/proses untuk membuat sesuatu yang tadinya
tidak berdaya menjadi berdaya.Pembinaan adalah suatu perlakuan agar UMKM
memiliki kemampuan.Upaya untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan melalui
pembinaan. Adapun sasaran pembinaan yang dilakukan terhadap pengusaha kecil
adalah mengurangi atau kalau mungkin menghilangkan kelemahan-kelemahan dan
hambatan-hambatan yang dimiliki/dihadapi perusahaan serta meningkatkan dan
memanfaatkan keunggulan dan peluangnya, seperti : berkembangnya skala usaha ,
peluang usaha, dan pangsa pasar. Dengan adanya intervensi dari pihak eksternal,
diharapkan skala usaha mereka dapat ditingkatkan dari kecil menjadi menengah, dan
dari menengah menjadi besar.Begitu juga dengan adanya bantuan untuk akses ke pihak
luar, maka peluang usaha dan pangsa pasar dapat dikembangkan.
Akses terhadap sumber permodalan. Membantu akses ke penyandang dana/investor
atau pemberi/penyedia kredit akan memecahkan masalah kebutuhan permodalan
perusahaan, karena bukan mereka tidak mau memberikan pendaan kepada para
pengusaha, akan tetapi karena masing-masing tidak tahu dan tidak saling kenal. Oleh
karena itu diperlukan adanya fasilitator yang bisa menghubungan antara kedua pihak
tersebut.
Peningkatan kemampuan kewirausahaan. Kemampuan kewirausahaan
merupakan suatu hal yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha, dimana seorang
pengusaha harus mampu mengambil keputusan, mendelegasikan wewenang secara
jelas, mengambil risiko yang moderat, memotivasi karyawan, menjalin kerjasama
dengan berbagai pihak, dan sifat kewirausahaan lainnya. Peningkatan kemampuan
manajerial dan kemampuan teknis.Seorang pengusaha adalah seorang manajer, oleh
karena itu diperlukan kemampuan untuk mengkoordinasikan semua bawahannya serta
memanage seluruh potensi yang dimiliki. Keterampilan teknis karyawan pada Usaha
Mikro Kecil dan Menengah umumnya rendah, hal ini akan berpengaruh terhadap
kualitas produk yang dihasilkan yang seringkali tidak sesuai dengan standar yang telah
ditentukan.
Peningkatan dan pemantapan keterkaitan dan kemitraan yang saling
membutuhkan, saling menghidupi, dan saling menguntungkan.Saat ini seringkali terjadi
kemitraan yang tidak sesuai dengan pola yang diinginkan.Dalam kemitraan Usaha kecil
10
dengan Usaha Besar, seharusnya usaha besar bisa memberikan subsidi kepada usaha
kecil, tapi seringkali dijumpai kondisi sebaliknya dimana usaha kecillah yang
mensubsidi usaha besar.
11
Menurut Rachbini (2001) ada empat syarat agar suatu sektor tertentu
menjadisektor prioritas, yakni (1) sektor tersebut harus menghasilkan produk
yangmempunyai permintaan yang cukup besar, sehingga laju pertumbuhan
berkembangcepat akibat dari efek permintaan tersebut; (2) karena ada perubahan
teknologi yangteradopsi secara kreatif, maka fungsi produksi baru bergeser dengan
pengembangankapasitas yang lebih luas; (3) harus terjadi peningkatan investasi kembali
dari hasilhasilproduksi sektor yang menjadi prioritas tersebut, baik swasta
maupunpemerintah; (4) sektor tersebut harus berkembang, sehingga mampu member
pengaruh terhadap sektor-sektor lainnya.
12
menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan
meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya.
3. Tahap kedewasaan (Maturity)
Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat
dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer
mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu
memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini,
usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan.
4. Tahap kemunduran (Decline)
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami
kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini,
barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno.
Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat
penting karena permintaan sudah jauh menurun.Apabila barang yang lama tidak segera
ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat
beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas. Alternatif-alternatif yang dapat
dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain:
a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
b. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program
produksinya agar lebih efisien.
c. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada
barang yang sudah ada.
e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut.
13
2.9. Road Map Penelitian
Lila Bismala (2012) Hanya melihat dari sisi manajemen usaha UMKM
Evi Emilia (2011) UMKM dari sisi hubungan omset dan penerapan akuntansi
2015
2016
14
Penelitian Hibah Besaing (Tahun II)
a. Komoditi dan Jenis usaha unggulan setiap daerah dapat berbeda, karena perbedaan
karakteristik Sumberdaya Alam, geographi, kebijakan pembangunan, social
ekonomi, dan budaya.
b. Penelitian dengan pendekatan Partisipatif : Komoditi dan Jenis usaha UMKM
merupakan dari, untuk dan untuk daerah yang bersangkutan.
c. Penetapan Komoditi dan Jenis usaha unggulan UMKM untuk tujuan yang konkrit,
berdasarkan criteria yang komprehensif.
15
d. Penetapan Komoditi dan Jenis usaha unggulan UMKM berdasarkan proses seleksi
penyaringan yang bersifat Bottom Up.
Data Primer, yaitu data dan informasi yang diperoleh secara langsung dari
narasumber/responden, meliputi pejabat-pejabat Pemerintah Daerah, dinas/instansi
terkait(sektor pertanian, perindustrian, perdagangan, pertambangan, perhubungan),
Bappeda, Asosiasi/Kadinda, perbankan dan pada tingkat kecamatan. Pengumpulan
datadilakukan melalui ”Indepth Interview” kepada pejabat instansi/dinas terkait dan
pemimpin/pejabat bank pelaksana di daerah untuk mendapatkan penilaian pejabat
terkait di tingkatkecamatan dan kabupaten/kota dengan menggunakan daftar pertanyaan
(kuesioner),panduan diskusi, dan panduan wawancara serta melalui mekanisme Diskusi
KelompokTerarah (Focus Group Discussion) untuk memperoleh pendapat nara sumber
baik dalamrangka menetapkan Komoditi Produk Jenis Usaha unggulan UMKM maupun
menjaring informasi tentang kendala/permasalahan, faktor penghambat dan pendukung
serta kebijakan pemerintah dalampengembangan UMKM, khususnya untuk komoditas
dan Jenis Usaha unggulan UMKM yang terpilih.
Data Sekunder, yaitu data dan informasi yang diperoleh dari dokumen/publikasi/
laporan penelitian dari dinas/instansi dan sumber data lainnya yang menunjang.
16
Analisis SWOT yang didasarkan pada hasil penentuan komoditi, produk, dan
jenis usaha unggulan UMKM daerah, baik menurut sektor/subsektor ekonomi maupun
lintas sektoral, diberikan rekomendasi kebijakan atau saran-saran model pengembangan
yang diperoleh berdasarkan hasil indepth interview dan Focus Group Discussion (FGD)
di tingkat Kota. Rekomendasi model pengembangan komoditi, produk, dan jenis usaha
unggulan UMKM diharapkandapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah,
dinas/instansi terkait, perbankan, dan parastakeholders sebagai referensi dalam
pembuatan kebijakan lebih lanjut.
(Sudah dilakukan
Data dari Kecamatan
Analisis Deskripif 1. pada
Profiltahun
UMKM 2015)
2. Faktor Penghambat
Data dari Dinas Terkait dan Pendorong
3. Komoditas Unggulan
4. Jurnal
Data dari BadanPusat Indepth
Statistik Interview/FGD
Data dari pelaku UMKM
HASIL TAHUN II
OUTPUT
INPUT USAHA
USAHA
1. Kontribusi terhadap perkonomian kawasan
Penetapan
5. Potensi pasar local
Komoditas Model
6. Potensi pasar ekspor, dan Hambatan biaya, dan Jenis Pengembangan
teknologi dan kelembagaan Usaha Ideal Komoditas
Unggulan
dan Jenis Usaha
Unggulan UMKM
Daerah
Kekuatan
Kelemahan
Peluang
Ancaman
PROSES
USAHA
Strategi : Analisis SWOT Komoditas
dan Jenis Usaha Unggulan UMKM
4. Hambatan Biaya
5. Hambatan teknologi
6. Hambatan Kelembagaan
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis kredit yang disalurkan oleh perbankan kepada pengusaha UMKM adalah
skim kredit KUR (Kredit Usaha Rakyat). Beberapa kendala yang dihadapi perbankan
dalam penyaluran kredit di Sumatera Utara pada umumnya dan kota Tanjungbalai pada
khususnya antara lain dari calon debitur yaitu:
1. usaha dari pelaku usaha yang belum feasible
2. pelaku usaha masih memiliki tunggakan kredit program sebelumnya
3. sebagian besar pelaku usaha tidak memiliki NPWP
4. adanya persepsi masyarakat bahwa KUR adalah program pemerintah berupa
bantuan (HIBAH), sehingga calon debitur mempunyai keberanian
menunggak.
19
Sedangkan faktor internal dari pihak perbankan adalah
1. terbatasnya tenaga pemasaran kredit
2. keterbatasan jaringan kantor cabang.
3. Belum tersedianya data base UMKM binaan SKPD
4. Untuk kredit dibawah Rp. 50.000.000,- belum adanya perangkat analisa kredit
yang lebih sederhana dan praktis.
20
Tabel 4.2. Skor-terbobot Tingkat Kepentingan Setiap Sektor Ekonomi Menurut Aspek
Tujuan dan Urutan Kepentingan Dalam Rangka Penetapan KPJU Unggulan
di Kota Tanjungbalai.
Tabel 4.3. Rangking dan Skor-terbobot KPJU Unggulan per Sektor Usaha di Kota
Tanjungbalai.
21
2 Sapi 0.1659 2 Penangkapan Ikan 0.2350
di Laut
3 Kambing 0.1536 3 Budidaya Ikan di 0.2138
Tambak
4 Itik/Unggas 0.1431 4 Budidaya Ikan di 0.0962
Kolam
5 Ayam Kampung 0.1034 5 Penjaring Udang 0.0883
di Sungai
Industri Perdagangan
1 Pengasinan Ikan 0.2813 1 Pedagang Hasil 0.2350
Perikanan
2 Industri Tepung Ikan 0.1504 2 Pedagang Hasil 0.1559
Pertanian
3 Bordir dan Sulaman 0.1122 3 Minimarket 0.1530
4 Keripik/Kerupuk 0.1048 4 Pedagang Barang 0.0972
Ikan Kerajinan
5 Pembuatan Kapal 0.1046 5 Toko Kelontong 0.0886
dan
Perahu/Galangan
Kapal
Jasa-Jasa Angkutan
1 Jasa 0.2249 1 Pick Up 0.2184
Keuangan/Simpan
pinjam
2 Bengkel Perahu 0.1286 2 Truk (Angkutan 0.2070
Barang)
3 Bengkel Mobil 0.1193 3 Perahu/Speedboat 0.2064
4 Pertukaran Perabot 0.1048 4 Becak 0.1741
Rumah Tangga Motor/Becak
5 Bimbingan Belajar 0.0931 5 Travel 0.1387
Pertambangan Pariwisata
1 Pasir Pasang 0.5959 1 Wisata Pulau 0.2352
2 Pasir Urug 0.1635 2 Wisata 0.2185
Pantai/Bahari
3 Kerikil/Koral 0.1365 3 Hotel Berbintang 0.1428
4 Batu Kali 0.1041 4 Wisata Belanja 0.1296
5 5 Wisata 0.1023
Sejarah/Cagar
Budaya
22
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJU unggulan lintas sektor
berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJU yang bersangkutan, seperti disajikan pada
Tabel 4.4. Dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJU unggulan lintas sektor usaha adalah,
jenis usaha pengasinan ikan, jasa keuangan simpan pinjam, usaha pedagang hasil
perikanan budidaya kerang dan penangkapan ikan di laut.
Pada urutan ke enam dan seterusnya, sebagai KPJU unggulan lintas sektor
berturut-turut adalah industri tepung ikan, budidaya ikan ditambak, budidaya pisang,
pedagang hasil pertanian dan usaha minimarket. Apabila ditelaah lanjut dari 10 KPJU
unggulan lintas sektor, maka berdasarkan sektornya 2 komoditi merupakan sektor
industri, 3 perikanan dan perdagangan, masing-masing 1 komoditi untuk jasa dan buah-
buahan. Bila dilihat dari komposisi KPJU Unggulan lintas sektor tersebut, menunjukkan
bahwa orientasi kegiatan ekonomi di Kota Tanjungbalai berbasis pada sektor
perdagangan dan perikanan.
Tabel 4.4. 10 KPJU Lintas Sektor yang Mempunyai Nilai Skor Terbobot Tertinggi
Sebagai KPJU Unggulan Lintas Sektor Kota Tanjungbalai.
Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJU unggulan lintas sektor, pada sub
sektor perikanan dan sektor perdagangan masing-masing 3 KPJU unggulan, 2 KPJU
berada dalam sektor perindustrian dan masing-masing 1 KPJU terdapat pada sektor
pertanian dan sektor jasa. Bila dilihat dari Komposisi KPJU unggulan lintas sektor
tersebut, menunjukkan bahwa orientasi kegiatan ekonomi di Kota Tanjungbalai berbasis
pada sektor perdagangan, perikanan dan perindustrian.
23
KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di
awal sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian
tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing dan pertumbuhan ekonomi.
Hasil ini selanjutnya telah dikonfirmasi dan didiskusikan dalam Focus Group
Discussion antar stakeholder.
Untuk lebih memperdalam sejauh mana kedudukan-kedudukan KPJU unggulan
lintas sektor 1 (satu) sampai 10 (sepuluh), dilakukan pemetaan (kependudukan) setiap
KPJU unggulan lintas sektor satu terhadap KPJU unggulan lintas sektor yang lain.
Kependudukan setiap KPJU unggulan lintas sektor tersebut didasarkan atas hasil
penilaian terhadap faktor-faktor Prospek dan Potensi saat ini, pada skala penilaian untuk
prospek Kurang (1) sampai dengan Sangat Baik (5), skala penilaian untuk potensi yaitu
Kurang (1) sampai Sangat Tinggi (5).
Penilaian aspek prospek yang mencakup faktor (1) Kesesuaian dengan kebijakan
pemda, (2) prospek pasar, (3) minat investor, (4) dukungan dan program pembangunan
infrastruktur usaha, (5) resiko terhadap lingkungan, dan (6) tingkat persaingan. Aspek
potensi mencakup aspek(1) jumlah unit usaha /pengusaha saat ini, (2) Kesesuaian
dengan budaya/keterampilan masyarakat, (3) penguasaan masyarakat terhadap teknologi
dan pengelolaan usaha, (4) Ketersediaan sumber daya alam (bahan baku, lahan), (5)
intensif harga jual produk, dan (6) daya serap pasar domestik. Berdasarkan penilaian
narasumber pada forum FCG di tingkat kabupaten/kota, rata-rata hasil penilaian (skor)
terhadap semua aspek potensi dan prospek, disajikan pada Tabel 4.5.
Seperti dapat dilihat pada Tabel 4.5, pada aspek prospek ternyata diantara ke 10
(sepuluh) KPJU unggulan lintas sektor, usaha pengasinan ikan, jasa keuangan, usaha
perdagangan hasil perikanan, budidaya kerang, penangkapan ikan laut, usaha industri
tepung ikan, usaha pedagang hasil pertanian dan usaha minimarket mempunyai prospek
relative lebih baik bila dibandingkan dengan budidaya ikan ditambak dan budidahya.
Pada aspek potensi, usaha pengasinan ikan relatif sangat potensial dibandingkan
KPJU yang lain. Ke lima KPJU unggulan lainnya, jasa keuangan, usaha pedagang hasil
perikanan, budidaya kerang, usaha penangkapan ikan di laut dan industri tepung ikan
relatif mempunyai potensi yang tinggi dibandingkan dengan budidaya ikan ditambak,
budidaya pisang, usaha pedagang hasil pertanian dan usaha minimarket yang
mempunyai potensi sedang.
24
Tabel 4.5. Kependudukan KPJU Unggulan Lintas Sektor di Kota Tanjungbalai.
Sektor/Sub KPJU Rata-rata Skor Kategori
Sektor
Usaha Prospek Potensi Prospek Potensi
Perindustrian Pengasinan Ikan 3.4468 4.1627 Baik Sangat
Tinggi
Jasa Jasa Keuangan/Simpan 3.4167 3.3333 Baik Tinggi
Pinjam
Perdagangan Pedagang Hasil Perikanan 3.4405 3.7302 Baik Tinggi
Perikanan Budidaya Kerang 3.2246 3.6944 Baik Tinggi
Perikanan Penangkapan Ikan di Laut 3.6528 3.9278 Baik Tinggi
Perindustrian Industri Tepung Ikan 3.1175 3.3917 Baik Tinggi
Perikanan Budidaya Ikan di Tambak 2.5333 2.7083 Cukup Sedang
Buah-Buahan Pisang 2.8063 2.800 Cukup Sedang
Perdagangan Pedagang Hasil Pertanian 3.0452 2.9333 Baik Sedang
Perdagangan Minimarket 3.1722 2.8833 Baik Sedang
Berdasarkan nilai skot Potensi dan Prospek ke 10 KPJU Unggulan dengan batas nilai
skor =3 (yaitu potensi Sedang dan Prospek Cukup), maka posisi setiap KPJU Unggulan
satu dengan yang lain disajikan pada Gambar dibawah ini.
25
3. Rancangan strategi pengembangan komoditi unggulan
26
perdagangan dan industri regional dengan berbasis pada ekonomi kerakyatan.
meningkatkan aktivitas perdagangan dan menggiatkan kegiatan ekonomi
terutama sektor industri kecil dan menengah serta UMKM.
5) Maju dan sejahtera artinya suatu kondisi dimana kehidupan masyarakat semakin
membaik yang terpenuhi semua kebutuhan dasar hidupnya baik lahir maupun
batin, menuju kemandirian, kemakmuran dalam keadaan sehat dan damai yang
ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, berkurangnya angka
kemiskinan dan pengangguran, meningkatnya kualitas hidup masyarakat dan
membaiknya mutu lingkungan hidup.
Misi adalah penyataan tentang apa yang harus dilakukan untuk
mewujudnyatakan visi serta dapat memberikan arah dan petunjunk garis-garis besar
cara pencapaian visi. secara teknokratis, pernyataan misi akan dapat menjelaskan alasan
mengapa organisasi ada dan apa maknanya pada masa yang akan datang. perumusan
misi dalam dokumen RPJMD dikembangkan dengan memperhatikan faktor-faktor
lingkungan strategis baik eksternal maupun internal yang mempengaruhi serta kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan yang ada pada pembangunan dipahami tanpa
mengurangi maksud yang ingin dijelaskan.
Misi RPJMD Kota Tanjungbalai Tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan kualitas iman dan taqwa dan pengamalan agama di setiap sendi
kehidupan;
2) Mewujudkan pemerintahan yang aman, baik, bersih, berwibawa dan
bermartabat;
3) Meningkatkan perekonomian daerah yang berdaya saing;
4) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia menuju masyarakat yang cerdas,
sehat, berbudaya, menguasai IPTEK dan mandiri;
5) Meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur yang berwawasan
lingkungan;
6) Penegakan supremasi hukum, demokrasi dan HAM; dan
7) Peningkatan partisipasi dan kerjasama di segala bidang dengan masyarakat dan
dunia usaha/pihak swasta.
27
Penjelasan dari masing-masing misi tersebut adalah:
Misi 1: Meningkatkan kualitas iman dan taqwa dan pengalaman agama di setiap
sendi kehidupan
Pembangunan kualitas sumberdaya masyarakat yang terkait dengan dimensi
sosial, ekonomi dan politik yakni pendidikan, kesehatan dan lingkungan tidak hanya
meliputi pembangunan fisik saja namun juga terkait dengan pembangunan mental
spritual masyarakat tersebut. Pembangunan mental spritual masyarakat efektif
dilakukan dengan pendekatan keagamaan yakni penguatan keimanan dan ketaqwaan
sebagai bagian yang tak terpisah. Masyarakat yang beriman akan mudah berinteraksi di
setiap kegiatan pembangunan karena masyarakat yang beriman adalah masyarakat yang
percaya adanya Sang Pencipta, mengakui dengan lisannya dan senantiasa beramal dan
berbuat kebajikan dengan anggota badannya. Hanya masyarakat yang beriman yang
berpotensi muncul sifat taqwa dalam dirinya. Upaya pembangunan mental spritual
melalui peningkatan kualitas iman dan taqwa dan pengalaman agama di setiap sendi
kehidupan menjadi pondasi dan salah satu agenda pokok pembangunan lima tahun ke
depan yang dilaksanakan secara simultan dengan agenda pembangunan lainnya dalam
rangka mewujudkan masyarakat Kota Tanjungbalai yang maju dan sejahtera.
28
serta warga mudah untuk mengakses berbagai informasi. Pemerintahan yang baik (good
governance) dan pemerintahan yang bersih (clean governance) menuju good corporate
governance akan terwujud jika harmonis dan kerjasama dengan berbagai pihak
(masyarakat dan swasta) terjalin dengan baik.
29
Misi 4: Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia menuju masyarakat yang
cerdas, sehat, berbudaya, menguasai IPTEK dan mandiri.
Sumberdaya manusia selain sebagai objek pembangunan sebagai sasaran yang
harus disejahterakan, juga sebagai subjek pembangunan yang disertakan sebagai pelaku
pembangunan. Baik sebagai objek maupun subjek dari pembangunan, sumberdaya
manusia harus dibangun kualitasnya. Pembangunan kualitas sumberdaya manusia
meliputi pembangunan pendidikan, kesehatan, budaya, penguasaan IPTEK menuju
kemandirian.
Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang dapat menghasilkan anak
didik yang berintelektual, mampu memadukan ilmmu pengetahuan dan teknologi yang
menjelma dalam diri lulusan yang memiliki iman dan taqwa dan berbudaya. Artinya,
selain dibekali dengan kemampuan teknokratis, manajerial dan substantif, pendidikan
juga harus menjamin pada penciptaan lulusan yang berbudi pekerti luhur serta
tercapainya peningkatan iman dan taqwa. Kemampuan intelektual yang diperoleh dari
sistem pendidikan yang diselenggarakan digunakan untuk menciptakan kehidupan yang
lebih baik, tidak saja untuk masa sekarang, juga untuk mensejahterakan generasi
mendatang. Pendidikan yang berkualitas juga dimaksudkan untuk menciptakan lulusan
yang mampu bersaing di era global. Pendidikan yang berkualitas harus terus didukung
dengan pendanaan yang menandatangani dan dapat menjangkau semua penduduk baik
dari segi geografis terlebih dari segi ekonomis. Ke depan tidak ada alasan penduduk
yang tidak bersekolah karena alasan aksesibilitas maupun alasan ekonomis. Pendanaan
pendidikan akan diupayakan bagi peningkatan fasilitas dan sarana pendidikan,
peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan serta peningkatan fasilitas dan
sarana pendidikan, peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan serta
peningkatan kualitas mutu lulusan yang tentunya akan dapat terwujud apabila ada
keterlibatan dari setiap stakeholders dan pemberian ruang partisipasi bagi masyarakat
untuk terlibat aktif di dunia pendidikan.
Masyarakat yang cerdas akan berdaya guna bila ia memiliki tubuh yang sehat.
Upaya peningkatan kesehatan bagi masyarakat dapat diwujudkan dengan upaya
peningkatan sarana dan prasarana kesehatan, pemenuhan akan tenaga mendis, obat-
obatan dan alat-alat kesehatan, peningkatan SDM kesehatan, peningkatan partisipasi
30
masyarakat dalam pencapaian pola hidup bersih dan sehat dan melibatkan stakeholders
serta pihak ketiga.
31
bermasyarakat.
Misi 7: Peningkatan partisipasi dan kerjasama di segala bidang dengan
masyarakat dunia usaha/pihak swasta
Telah dikemukakan di atas bahwa keberhasilan suatu pembangunan tidak
terlepas dari kerjasama yang mampu diciptakan oleh semua pihak (Stakeholders) yang
terlibat di dalamnya. Pemerintah harus memberi ruang kepada seluruh komponen
masyarakat untuk terlibat aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian
dan evaluasi pembangunan. Makna partisipasi adalah kekuatan yang dimiliki oleh
masyarakat untuk mengatasi persoalannya di masa kini guna mencapai kehidupan yang
lebih baik di masa mendatang. Wacana pelibatan masyarakat di dalam perencanaan
pembangunan merupakan suatu hal yang positif dan keharusan dalam hal proses
transparansi yang coba dibangun oleh pemerintah. Pelaksanaan partisipasi dapat berupa
melibatkan masyarakat dalam sharing informasi, merumuskan tujuan, mensetting
kebijakan, mengalokasikan sumber pendanaan, mengoperasikan program, serta
mendistribusikan manfaat yang diperoleh. Dengan kata lain, melibatkan masyarakat
sejak tahap perencanaan hingga implementasi dan pemerataan hasilnya.
Tujuan dan sasaran merupakan tahap perumusan sasaran strategis yang
menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka
menengah daerah dan pada hakekatnya merupakan penegasan kembali visi dan misi
secara lebih detail, terinci dan tergambar dengan jelas yang selanjutnya akan menjadi
dasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan daerah secara keseluruhan. Rumusan
tujuan dan sasaran merupakan dasar dalam menyusun pilihan-pilihan strategi
pembangunan dan sarana untuk mengevakuasi pilihan tersebut. Tujuan adalah
pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi,
melaksanakan misi dengan menjawab isu strategis daerah dan permasalahan
pembangunan daerah. Tujuan yang baik dapat memberi gambaran apa yang akan
dicapai dalam 5 (lima) tahun kedepan. Untuk menjabar misi agar jelas wujudnya dalam
masa lima tahun ke depan ditetapkan tujuan pembangunan sebagai berikut:
32
Tabel 4.6. Tujuan Jangka Menengah Kota Tanjungbalai Tahun 2011-2016.
No Tujuan Jangka Menengah Kota Tanjungbalai Tahun 2011-2016
Kesepuluh tujuan di atas merupakan kristalisasi dari apa yang ingin diwujudkan
secara nyata melalui visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota Tanjungbalai untuk
periode yang akan berakhir pada tahun 2016. secara teknokratik, gambaran nyata dari
cita-cita pembangunan di atas akan dicapai secara bertahap, sinambung dan disesuaikan
dengan kemampuan pendanaan APBD. Indikator capaian diterjemahkan ke dalam
sasaran yang akan dicapai dari tahun ke tahun selama masa 5 (lima) tahun jangka
pembangunan menengah.
Sasaran Pemerintah Kota Tanjungbalai dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Daerah Tahun 2011-2016 ialah :
33
Tabel 4.7. Sasaran Jangka Menengah Kota Tanjungbalai Tahun 2011-2016.
No Tujuan Jangka Menengah Kota Tanjungbalai Tahun 2011-2016
Keduapuluh satu sasaran di atas merupakan wujud dari apa yang diinginkan oleh
Pemerintahan Kota Tanjungbalai secara nyata melalui visi dan misi dan tujuan Walikota
dan Wakil Walikota Tanjungbalai untuk periode yang akan berakhir pada tahun 2016,
34
yang akan dicapai secara bertahap sesuai dengan kemampuan pendanaan APBD.
Indikator capaian diterjemahkan ke dalam sasaran yang dicapai tahunan selama masa 5
(lima) tahun jangka pembangunan menengah.
Berikut disajikan tabel yang berisikan sasaran dari tiap-tiap tujuan yang telah
ditetapkan.
Tabel 4.7. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kota Tanjungbalai
Visi: Tanjungbalai sebagai Kota Beriman, Aman, Berpendidikan, Pusat Perdagangan dan
Industri Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera
Misi Tujuan Sasaran Indikator
1. Meningkatkan 1. Terwujudnya Meningkatnya Jumlah aktivitas
kualitas SDM aparatur dan kualitas dan keagamaan
keimanan dan masyarakat yang ketaqwaan Perda aktivitas keagamaan
ketaqwaan beriman dan aparatur dan Kepatuhan mentaati
aparatur dan bertaqwa masyarakat kebijakan
masyarakat.
35
terpadu tumbuhnya iklim
investasi
3.2 Penguatan Jumlah koperasi aktif
kelembagaan Jumlah UKM dan UMKM
ekonomi rakyat Jumlah BPR/LKM
3.3 Meningkatnya Jumlah pelatihan UKM
kemampuan dan UMKM
managerial pelaku
ekonomi
kerakyatan
3.4 Terciptanya PDRB sektor industri
produktifitas pada pengolahan, pertanian,
sektor ekonomi perdagangan dan jasa
berbasis sumber
daya lokal
4. Meningkatnya 4.1 Meningkatnya Jumlah komoditi lokal
daya saing pengetahuan dan PDRB per kapita
masyarakat keterampilan Tingkat pengangguran
masyarakat dalam
menunjang
kegiatan ekonomi
4. Meningkatkan 5. meningkatnya 5,1 Meningkatnya APS,APK dan APM
kualitas mutu layanan sistem dan akses Rasio ketersediaan
sumberdaya pendidikan layanan sekolah/penduduk usia
manusia menuju pendidikan sekolah
masyarakat Rasio guru/murid
yang cerdas, Angka putus sekolah
sehat, Angka kelulusan
berbudaya,
Angka melanjutkan
menguasai
Penduduk yang berusia
IPTEK dan
>15 tahun melek huruf
mandiri
(tidak buta aksara)
Jumlah perpustakaan di
sekolah/kelurahan/kecama
tan
Jumlah pengunjung
perpustakaan/tahun
Jumlah bahan-bahan
perpustakaan/bacaan
5,2 Meningkatnya Jumlah guru yang
kuantitas dan memenuhi kualifikasi
kualitas S1/D-IV
sumberdaya Jumlah guru bersertifikasi
pendidikan Jumlah sarana prasarana
sekolah yang terbangun
Jumlah sarana dan
prasarana untuk tenaga
36
pendidikan
Jumlah sarana dan
prasarana untuk tenaga
kependidikan
Pembangunan dan
peningkatan jalan menuju
sekolah-sekolah
Kondisi bangunan SD/MI
Kondisi bangunan
SMP/MTs dan
SMA/SMK/MA
Jumlah PT di daerah
6. Meningkatnya 6,1 meningkatnya Regulasi standart
mutu layanan sistem dan akses pelayanan kesehatan
kesehatan layanan kesehatan Rasio dokter per satuan
penduduk
Rasio tenaga medis per
6,2 Meningkatnya satuan penduduk
kuantitas dan Jumlah Dokter yang
kualitas memiliki ijin praktek
sumberdaya Rasio posyandu per satuan
balita
Rasio puskesmas,
poliklinik, pustu per
satuan penduduk
Rasio rumah sakit per
satuan penduduk
7. Meningkatnya 7,1, Meningkatnya Jumlah layanan internet
infrastruktur bagi akses Sarana penunjang jaringan
layanan umum jaringan/layanan komunikasi dan
komunikasi dan informatika
informatika, seni Jumlah sarana olahraga
budaya, pariwisata dan kepemudaan
dan olahraga bagi Jumlah gedung kesenian
seluruh lapisan Jumlah grup kesenian
masyarakat
Jumlah tempat wisata
37
berwawasan berwawasan
lingkungan lingkungan
Jumlah jembatan
8,2, Meningkatnya Panjang jalan
sarana prasarana Jumlah fasilitas layanan
dan infrastruktur umum
perkotaan Jangkauan layanan air
bersih/air minum
Jangkauan layanan
jaringan
listrik/penerangan jalan
8,3 Meningkatnya Dokumen KLHS
kualitas
Jangkauan layanan mobil
lingkungan
sampah
Luas wilayah pengerukan
sungai Silau dan Sungai
Asahan
Volume bahan galian C
(pasir) yang
termanfaatkan
6. Penegakan 9. Terwujudnya 9,1Tercapainya Jumlah kasus HAM
supremasi masyarakat yang suasana dan Jumlah kasus KDRT
hukum, sadar dan patuh kepastian hukum
demokrasi dan akan hukum (rule of law) dan
HAM terpeliharanya
ketertiban umum
7. Peningkatan 10. Terwujudnya 10,1 Meningkatnya Pendapatan per kapita
partisipasi dan kerjasama di kreatifitas Jumlah MoU dengan
kerjasama di segala bidang masyarakat dalam pihak ketiga
segala bidang antara pemerintah menggali potensi Nilai investasi
dengan dengan dunia daerah untuk
masyarakat dan usaha/pihak menciptakan iklim
dunia swasta dalam usaha yang
usaha/pihak mengisi kondusif.
swasta pembangunan
yang
berkelanjutan
38
Strategi dan Arah Kebijakan Daerah
39
dalam pembinaan ummat.
Sementara untuk Arah Kebijakan Daerah sesuai hasil evaluasi potensi, masalah
dan tantangan, apabila kita mempedomani Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Nasional dan Provinsi Sumatera Utara Dalam rangka mendukung Kebijakan
Nasional dan Provinsi Sumatera Utara dimaksud maka disusun 6 (enam) Arah
Kebijakan yaitu :
40
5. Pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas serta pemuda dan
olahraga
PRIORITAS DAERAH
Dari strategi dan arah kebijakan daerah tersebut terciptalah program-program
prioritas guna percepatan perkembangan ke depan, yang akan memberikan dampak
kepada kemajuan Kota Tanjungbalai menuju "Tanjungbalai Maju 2020". Adapun
program-program prioritas pada tahun anggaran 2006 dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Program pengembangan pelabuhan teluk nibung.
2. Program Pengembangan/Peningkatan Kawasan Daerah Aliran Sungai Asahan
dan Sungai Silau.
3. Program penataan ruang kawasan strategis perkotaan.
41
4. Program penataan kawasan industri.
5. Program penetapan batas wilayah.
6. Program Pembangunan/peningkatan jalan jembatan.
7. Program peningkatan penataan lingkungan permukiman.
8. Program peningkatan kualitas permukiman.
9. Program peningkatan fasilitas dan utilitas perkotaan.
10. Program peningkatan sarana dan prasarana lalu lintas darat/sungai.
11. Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasanaan & fasilitas LLAJ.
12. Program peningkatan aksesibilitas pelayanan angkutan LLAJ.
13. Program restrukturisasi kelembagaan dan prasarana LLAJ.
14. Program dan kegiatan pembangunan angkutan suangai dan penyeberangan
15. Program jaringan air bersih.
16. Program pengembangan kapasitas jaringan air bersih.
17. Program pengembangan sarana dan prasarana persampahan.
18. Program penataan lingkungan kesehatan.
19. Program peningkatan pengembangan agroindustri.
20. Program peningkatan lingkungan hidup.
21. Program peningkatan kebersihan kota.
22. Program peningkatan kelembagaan.
23. Program peningkatan sarana dan prasarana kesehatan.
24. Program peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.
25. Program pengawasan produksi perikanan.
26. Program sistem jaringan transportasi darat/sungai.
27. Program normalisasi sungai.
28. Program peningkatan pengawasan jasa angkutan pelabuhan.
29. Program pengembangan informasi kepariwisataan.
30. Program pengendalian banjir.
31. Program peningkatan pembangunan kewilayahan.
32. Program pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta
.koperasi dan penciptaan iklim usaha yang kondusif.
33. Program pengembangan kewirausahaan dan daya saing usaha mikro, kecil dan
menengah.
42
34. Program pembinaan industri rumah tangga, kecil dan menengah.
35. Program penataan struktur industri dan pembinaan kemampuan
ternologi.industri.
36. Program perluasan dan pengembangan kesempatan kerja.
37. Program peningkatan kualitas sumber daya manusia tenaga kerja.
38. Program pengembangan pasar terpadu.
39. Program pembinaan terhadap usaha tangkahan.
40. Program peningkatan promosi produksi dan investasi.
41. Program pengembangan teknologi berbasis sumber daya lokal.
43
menjadikan iman dan taqwa sebagai dasar berperilaku dan bertindak di setiap aktivitas
kehidupann dan diharapkan dapat mewujudkan sasaran meningkatkan kualitas
keimanan dan ketaqwaan aparatur dan masyarakat.
44
dilakukan dalam rangka meningkatkan koordinasi ini menjadi hal yang sangat penting
bagi keberhasilan perencanaan pembangunan yang komprehenship. Strategi ini
dimaksudkan sebagai salah satu strategi untuk memberikan dukungan bagi peningkatan
pelayanan umum.
45
Asli Daerah (PAD). Umumnya perda dan kebijakan yang diterapkan Pemerintahan
Daerah tidak jauh dari urusan pajak, retribusi, perizinan dan pelayanan birokrasi.
Kebijakan-kebijakan ini tidak dapat dilakukan dengan tepat disadari dapat membebani
kegiatan dunia usaha sehingga daya tarik investasi di daerah menjadi rendah. Untuk itu
ke depan upahya penciptaan regulasi diarahkan kepada penciptaan iklim investasi yang
bersahabat dan lebih akomodatif terhadap kebutuhan dunia usaha agar sasaran
tersedianya regulasi dan fasilitasi yang mendorong tumbuhnya ekonomi kerakyatan
dapat terwujud.
46
menumbuhkan produktivitasnya yang pada akhirnya dapat membantu pemerintah
mengurangi kemiskinan. Penetapan strategi ini diharapkan akan mampu mewujudkan
sasaran bagi penguatan kelembagaan ekonomi kerakyata.
47
sumberdaya lokal dapat ditingkatkan.
48
Strategi 12: Meningkatkan kesejahteraan dan kualitas tenaga pendidik dan
kependidikan
Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang cerdas sebagaimana tertuang
dalam misi 4, tidak terlipas dari bagaimana upaya pemerintah memperhatikan
kesejahteraan dan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Terutama guru,
kedudukan dan perannya semakin strategis dalam memmpersiapkan sumberdaya
manusia berkualitas untuk menghadapi era global. Peningkatan kualitas tenaga penddik
dan kependidikan dapat dilakukan melalui upaya peningkatan kompetensi bagi guru dan
tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesionalisme mereka sehhingga mereka
tidak hanya memiliki kemampuan teknis edukatif, tetapi juga memiliki integritas
kepribadian yang dapat diandalkan. Peningkatan kualitas tenaga pendidik dan
kependidikan juga harus melalui peningkatan ekonomi diman pemerintah harus terus
memberi perhatian bagi kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan.
49
kapasitas kerja tenaga kesehatan hingga perbaikan infrastruktur kesehatan untuk
mewujudkan penjamin kesehatan masyarakat secara merata. Adapun tujuan yang ingin
diraih melalui strategi ini adalah secara keseluruhan untuk meningkatkan mutu layanan
kesehatan kepada masyarakat dengan sasaran yang dicapai adalah: peningkatan sistem
dan akses layanan kesehatan.
50
warga mampu menguasai IPTEK dalam rangka untuk meningkatkan daya saing daerah.
Termasuk dalam strategi ini adalah potensi andalan bagi pengembangann pariwisata di
Kota Tanjungbalai.
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai dari strategi ini adalah meningkatkan
akses jaringan/layanan dan informatika, seni budaya dan olahraga bagi seluruh lapisan
masyarakat.
51
investasi dan pembangunan ekonomi di perkotaan.
Strategi 21: Meningkatkan masyarakat yang sadar dan patuh akan hukum.
Strategi ini diharapkan mampu mendukung perwujudan misi 6 yakni:
"Penegakan supremasi hukum, demokrasi dan HAM". Berbagai upaya yang dilakukan
dalam rangka meningkatkan masyarakat sadar hukum (kadartum) merupakan sesuatu
yang baik dan ideal. Namun perlu diingat bahwa membangun kesadaran masyarakat
akan hukum belum akan terwujud bila tidak disertai dengan kepatuhan hukum oleh
masyarakat itu sendiri. Masyarakat disini dimaksudnya bukan hanya sekedar warga
sebagai objek hukum namun juga aparatur dan lembaga-lembaga sebagai
subjek/penegak hukum. Perwujudan masyarakat luas yang patuh akan hukum
diharapkan akan mampu mewujudkan tercapainya suasana dan kepastian hukum (Rule
of law) dan terpeliharanya ketertiban umum yang juga akan mampu mewujudkan tujuan
penyelenggaraan pemerintahan umum yakni mensejahterakan masyarakat.
Strategi 22: Mengembangkan sistem link and match dan membangun kemitraan
dengan dunia usaha/industri dan pihak swasta.
Strategi keduapuluhdua merupakan strategi untuk mewujudkan misi terakhir
yakni: "Peningkatan partisipasi dan kerjasama di segala bidang dengan masyarakat
merupakan hal yang mutlak diperlukan saat ini. Masyarakat yang terlibat aktif dalam
52
perencanaan, proses dan evakuasi hasil-hasil pembangunan akan dapat lebih memahami
akan pentingnya konsep kemitraan bagi percepatan pembangunan yang berkelanjuta.
Peningkatan partisipasi dan kerjasama antar pemerintah-masyarakat-dunia usaha harus
diwujudnyatakan secara ril dalam bentuk yang lebih konkrit seperti: sistem link and
match yang selana ini hanya ada pada dunia pendidikan dengan dunia industri untuk
dapat juga dilaksanakan secara luas kepada masyarakat dengan dunia usaha/pihak
swasta. Strategi ini diharapkan mampu meningkatkan kreatifitas masyarakat dalam
menggali potensi daerah untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif.
53
informatika;
k. Upaya pengendalian banjir dengan melaksanakan pengerukan Sungai
Silau dan Sungai Asahan;
l. Penyiapan dan penyusunan regulasi tentang pengolahan lingkungan
hidup;
m. Pengembangan budaya lokal.
54
kependidikan (lanjutan);
g. Penyusunan dan penyempurnaan regulasi dan penyelenggaraan sistem
pendidikan dan kesehatan (lanjutan);
h. Penyediaan sarana-prasarana dan infrastruktur pendidikan dan kesehatan
(lanjutan);
i. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumberdaya kesehatan (lanjutan);
j. Pengembangan infrastruktur dan jaringan tranportasi, komunikasi,
informatika (lanjutan);
k. Upaya pengendalian banjir dengan melaksanakan pengerukan Sungai
Silau dan Sungai Asahan (lanjutan);
l. Peningkatan kualitas lingkungan hidup;
m. Pengembangan pariwisata, seni dan budaya lokal (lanjutan);
55
Keluarga (POSDAYA) dengan peningkatan kapasitas kelembagaan dan
keterampilan masyarakat (lanjutan);
f. Peningkatan kesejahteraan dan kualitas tenaga pendidik dan
kependidikan (lanjutan);
g. Penyusunan dan penyempurnaan regulasi dan penyelenggaraan sistem
pendidikan dan kesehatan (lanjutan);
h. Penyediaan sarana-prasarana dan infrastruktur pendidikan dan kesehatan
(lanjutan);
i. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumberdaya kesehatan (lanjutan);
j. Pengembangan infrastruktur dan jaringan tranportasi, komunikasi,
informatika (lanjutan);
k. Upaya pengendalian banjir dengan melaksanakan pengerukan Sungai
Silau dan Sungai Asahan (lanjutan);
l. Peningkatan kualitas lingkungan hidup;
m. Pengembangan pariwisata, seni dan budaya lokal (lanjutan);
56
d. Peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui Pos Pemberdayaan
Keluarga (POSDAYA) dengan peningkatan kapasitas kelembagaan dan
keterampilan masyarakat (lanjutan);
e. Peningkatan perekonomian masyarakat berbasis sumberdaya lokal
(lanjutan);
f. Pengembangan pusat-pusat ekonomi unggulan daerah (lanjutan);
g. Pengembangan daya saing dan komoditas lokal (lanjutan);
h. Peningkatan kesejahteraan dan kualitas tenaga pendidik dan
kependidikan (lanjutan);
i. Penyediaan sarana-prasarana dan infrastruktur pendidikan dan kesehatan
(lanjutan);
j. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumberdaya kesehatan (lanjutan);
k. Pengembangan infrastruktur dan jaringan tranportasi, komunikasi,
informatika (lanjutan);
l. Upaya pengendalian banjir dengan melaksanakan pengerukan Sungai
Silau dan Sungai Asahan;
m. Peningkatan kualitas lingkungan hidup (lanjutan);
n. Pengembangan pariwisata, seni dan budaya lokal (lanjutan);
o. Pengembangan kultur masyarakat yang rukun, damai, dan sejahtera
57
keterampilan masyarakat (lanjutan);
e. Peningkatan perekonomian masyarakat berbasis sumberdaya lokal
(lanjutan);
f. Pengembangan pusat-pusat ekonomi unggulan daerah (lanjutan);
g. Pengembangan daya saing dan komoditas lokal (lanjutan);
h. Peningkatan kesejahteraan dan kualitas tenaga pendidik dan
kependidikan (lanjutan);
i. Penyediaan sarana-prasarana dan infrastruktur pendidikan dan kesehatan
(lanjutan);
j. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumberdaya kesehatan (lanjutan);
k. Pengembangan infrastruktur dan jaringan tranportasi, komunikasi,
informatika (lanjutan);
l. Upaya pengendalian banjir dengan melaksanakan pengerukan Sungai
Silau dan Sungai Asahan (lanjutan);
m. Peningkatan kualitas lingkungan hidup (lanjutan);
n. Pengembangan pariwisata, seni dan budaya lokal (lanjutan);
o. Pengembangan kultur masyarakat yang rukun, damai, dan sejahtera
(lanjutan);
58
menciptakan adanya sharing resources dan akhirnya mampu menciptakan skala
ekonomis yang menyebabkan penurunan biaya sehingga terbangun keunggulan
bersaing bersama.
c. Pemda Kota Tanjungbalai perlu membangun integrasi vertikal dari hulu-hilir
untuk setiap komoditi dan jenis usaha unggulan. Integrasi vertikal tersebut
dibangun mulai dari bahan baku sampai ke produk akhir dalam sebuah sistem
agribisnis yang baik, sehingga terbangun supply chain setiap komoditi dan jenis
usaha unggulan di daerah ini.
d. Pengembangan komoditi dan jenis usaha unggulan yang dikelola UMKM
kedepan juga membutuhkan sentuhan teknologi, karena teknologi merupakan
salah satu alat untuk menciptakan keunggulan bersaing produk itu sendiri.
e. Pengembangan komoditi unggulan membutuhkan keterlibatan dan perhatian
semua stakeholders UMKM itu sendiri. Untuk itu, Pemda kota Tanjugbalai
perlu membangun kolaborasi saling menguntungkan antar seluruh komponen
stakeholders, sehingga pengembangan UMKM tersebut berjalan dengan baik
dan masalah yang dihadapi dapat diselesaikan secara komprehensif.
f. Pengembangan komoditi dan jenis usaha unggulan seyogyanya dituangkan
kedalam bentuk ketentuan hukum (seperti Perda atau Surat Keputusan Kepala
Daerah, atau dituangkan dalam dokumen RPJM), sehingga bersifat mengikat
dan menjadi acuan bagi semua instansi dan pemangku-pemangku kepentingan
lain dalam pengembangan UMKM yang berorientasi bisnis.
g. Salah satu aspek strategis dalam pengembangan komoditi dan jenis usaha
unggulan untuk UMKM adalah peningkatan akses dan pengembangan atau
jangkauan pasar. Kebijakan dan program yang telah dilaksanakan dalam rangka
memfasilitasi akses dan pengembangan pasar produk UMKM perlu lebih
ditingkatkan, khususnya dalam hal yang berkenaan dengan faktor penentu dan
pendorong (determinant/driver factor) akses dan pengembangan pasara, antara
lain pemenuhan persyaratan mutu, kemasan, serta ketersediaan modal kerja.
Sehubungan dengan itu maka :
- Program pelatihan yang disertai dengan pendampingan sangat diperlukan
oleh UMKM secara berkelanjutan meliputi aspek kewirausahaan, aspek
teknik dan teknologi prodsuksi, serta aspek manajemen usaha.
59
- Pengembangan jejaring usaha antara UMKM
- Peningkatan sarana dan prasarana pemasaran serta pengembangan sistem
informasi untuk peluang pasar bagi komoditi unggulan.
- Pengembangan kemitraan dengan usaha menengah dan besar.
h. Pengembangan UMKM memerlukan peningkatan akses kepada sumber
pembiayan melalui penguatan lembaga keuangan mikro atau lembaga
pembiayaan alternatif sehingga UMKM yang tidak bankable tetapi feasible
dapat mengatasi permasalahan keuangan.
Dari rekomendasi tersebut dapat dibuat model pengembangan Komoditi Produk
dan Jenis Usaha Ungulan UMKM Kota Tanjung Balai sebagai berikut:
60
KESIMPULAN
61
DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 2006. Kajian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Usaha UKM
Di Propinsi Sumatera Utara, Jurnal Pengkajian Koperasi Dan UKM NOMOR 1
TAHUN I – 2006
Evi Emilia Wati, 2011, Persepsi Para Pelaku UKM (Usaha Kecil Dan Menengah)
Terhadap Penerapan Akuntansi
Undang-undang Nomor 20 tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
download dari http :// Google.com.
62
63