You are on page 1of 66

GAMBARAN CAKUPAN VAKSINASI DAN KEJADIAN

PENULARAN COVID-19 DI KOTA PALEMBANG TAHUN


2021

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh:
Yolanda Fitriani
NIM: 70 2018 012

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

GAMBARAN CAKUPAN VAKSINASI DAN KEJADIAN


PENULARAN COVID-19 DI KOTA PALEMBANG
TAHUN 2021

Dipersiapkan dan disusun oleh


YOLANDA FITRIANI
NIM: 702018012

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar


Sarjana Kedokteran (S. Ked)

Pada tanggal Januari 2022

Menyetujui:

dr. Ahmad Ghiffari, M.Kes dr. Mitayani, M.Si. Med


Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua

Wakil Dekan 1
Fakultas Kedokteran

dr. Liza Chairani, Sp.A., M.Kes.


NBM/NIDN. 1129226/0217057601

Universitas Muhammadiyah Palembang


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini Saya menerangkan:


1. Karya Tulis Saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik, baik di Universitas Muhammadiyah Palembang,
maupun Perguruan Tinggi lainnya.
2. Karya Tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian Saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.
3. Dalam Karya Tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan Nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini Saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka Saya
bersedia menerima sanksi akademik atau sanksi lainnya sesuai dengan Norma
yang berlaku di Perguruan Tinggi ini.

Palembang, Januari 2022


Yang membuat pernyataan

(Yolanda Fitriani)
NIM. 70 2018 012

Universitas Muhammadiyah Palembang


PERSETUJUAN PENGALIHAN HAK PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Dengan Penyerahan naskah artikel dan softcopy berjudul: Gambaran Cakupan


Vaksinasi dan Kejadian Penularan COVID-19 di Kota Palembang. Kepada Unit
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UP2M) Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang (FK-UMP), Saya:

Nama : Yolanda Fitriani


NIM : 702018012
Program Studi : Pendidikan Kedokteran Umum
Fakultas : Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
Jenis Karya Ilmiah : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, setuju memberikan kepada FK-UMP,


Pengalihan Hak Cipta dan Publikasi Bebas Royalti atas Karya Ilmiah, Naskah,
dan softcopy diatas. Dengan hak tersebut, FK-UMP berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan,
menampilkan, mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis, tanpa perlu meminta izin dari Saya, selama tetap mencantumkan nama
Saya, dan Saya memberikan wewenang kepada pihak FK-UMP untuk
menentukan salah satu Pembimbing sebagai Penulis Utama dalam Publikasi.
Segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam
Karya Ilmiah ini menjadi tanggung jawab Saya pribadi.

Demikian pernyataan ini, Saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Palembang
Pada tanggal: Januari 2022
Yang Menyetujui,

(Yolanda Fitriani)
NIM. 70 2018 012

Universitas Muhammadiyah Palembang


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi penelitian dengan judul
“Gambaran Cakupan Vaksinasi dan Kejadian Penularan COVID-19 di Kota
Palembang” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kedokteran (S. Ked). Shalawat beriring Salam selalu tercurah kepada junjungan
kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-
pengikutnya hingga akhir zaman.
Saya menyadari bahwa skripsi penelitian ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan di masa
mendatang. Selama penyelesaian penelitian, saya banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan rasa hormat
dan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan.
2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual.
3. Dekan dan staff Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
4. dr. Ahmad Ghiffari, M. Kes selaku pembimbing I.
5. dr. Mitayani M.Si. Med selaku pembimbing II.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
diberikan kepada semua orang yang telah mendukung saya dan semoga penelitian
ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran.
Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Palembang, Januari 2022

Peneliti

Universitas Muhammadiyah Palembang


DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................ii
PERSETUJUAN PENGALIHAN HAK PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS............................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum..........................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus.........................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................2
1.4.1 Manfaat Teoritis.......................................................................................2
1.4.2 Manfaat Praktisi.......................................................................................3
1.5 Keaslian Penelitian.............................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
2.1 Landasan Teori..................................................................................................6
2.1.1 Vaksin......................................................................................................6
2.1.2 Indikator Cakupan Vaksinasi...................................................................8
2.1.3. Vaksin dan Penularan Virus.................................................................10
2.1.4 Penyakit Coronavirus (COVID-19)......................................................12
2.2 Kerangka Teori...............................................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................31
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian......................................................................31
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian.........................................................................31
3.2.1 Waktu Penelitian...................................................................................31
3.2.2 Tempat Penelitian..................................................................................31
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian......................................................................31
3.3.1 Populasi Target......................................................................................31

Universitas Muhammadiyah Palembang


3.3.1 Populasi Terjangkau..............................................................................31
3.3.2 Sampel Penelitian dan Besar Sampel....................................................31
3.4 Kriteria............................................................................................................32
3.4.1 Kriteria Inklusi.......................................................................................32
3.5 Variabel Penelitian..........................................................................................32
3.6 Definisi Operasional.......................................................................................32
3.7 Cara Pengumpulan Data.................................................................................33
3.8 Cara Pengolahan Data......................................................................................34
3.9 Analisis Data...................................................................................................34
3.10 Alur Penelitian...............................................................................................35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................36
4.1 Hasil Penelitian................................................................................................36
4.1.1 Gambaran Cakupan Vaksinasi COVID-19 di Kota Palembang............36
4.1.2 Kejadian Penularan COVID-19 di Kota Palembang.............................37
4.2 Pembahasan......................................................................................................40
4.2.1 Cakupan Vaksinasi COVID-19 di Kota Palembang..............................40
4.2.2 Kejadian Penularan COVID-19 di Kota Palembang.............................41
4.3 Kelebihan Penelitian........................................................................................42
4.4 Keterbatasan Penelitian....................................................................................42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................43
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................44
LAMPIRAN..........................................................................................................48

DAFTAR TABEL

Universitas Muhammadiyah Palembang


Tabel 1.1 Keaslian Penelitian...................................................................................3
Tabel 3. 1 Definisi Operasional
Tabel 4. 1 Cakupan Vaksinasi COVID-19 Periode Februari-September 2021
Tabel 4. 2 Kejadian Penularan COVID-19 Kota Palembang

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Struktur coronavirus..........................................................................19

Universitas Muhammadiyah Palembang


Gambar 2. 2 Skema replikasi dan patogenesis virus..............................................27
Gambar 2. 3 Kerangka Teori..................................................................................30
Gambar 3. 1 Alur Penelitian..................................................................................35
Gambar 4. 1 Grafik Persentase cakupan vaksin per hari.......................................37
Gambar 4. 2 Grafik Persentase Kejadian Penularan COVID-19 Kota Palembang
2021..................................................................................................39
Gambar 4. 3 Grafik Kasus Covid-19 di Kota Palembang

DAFTAR LAMPIRAN

Universitas Muhammadiyah Palembang


Lampiran 1 Data Penelitian..............................................................................................48
Lampiran 2 Surat Selesai Penelitian.................................................................................54
Lampiran 3 Biodata Peneliti.............................................................................................55

Universitas Muhammadiyah Palembang


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Coronavirus (CoV) menyebabkan berbagai infeksi saluran pernapasan
manusia bervariasi diantaranya flu ringan sampai sindrom gangguan
pernapasan berat. Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 mengakibatkan
sindrom pernapasan akut parah disebabkan oleh SARS-CoV-2 membahayakan
kesehatan dunia. Epidemi COVID-19 berawal dalam Kota Wuhan Cina
menjelang penghujung bulan Desember 2019 lalu sejak itu menyebar dengan
cepat ke Thailand, Jepang, Korea Selatan, Singapura dan Iran di bulan-bulan
awal (Umakanthan et al. 2020). Badan Kesehatan Dunia mengemukakan
wabah baru COVID-19 sebagai pandemi sejak 11 Maret 2020, yang terus
berkecamuk, dengan tingkat morbiditas dan mortalitas terus meningkat secara
global (World Health Organization, 2020).
Pandemi COVID-19 telah berlangsung lebih dari 2 tahun. Cara
penularan utama adalah kontak individu ke individu lewat titisan pernapasan
yang lebar mengandung virus SARS-CoV-2 yang dihasilkan dengan
menghembuskan napas (terutama dengan kuat), bersin, batuk, bernyanyi dan
berbicara (World Health Organization, 2020). Lansia atau orang yang lebih
tua secara konsisten berhubungan atas transmisi penyakit dan mortalitas
(kematian) yang kian parah (World Health Organization, 2020). Untuk
memerangi ancaman kesehatan global yang sedang berlangsung ini, dan untuk
mengurangi risiko gejala COVID-19 yang dikonfirmasi laboratorium, rawat
inap karena COVID-19, dengan kematian terkait, Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit (CDC) dan Komite Penasihat Praktik Imunisasi
menyarankan tiap-tiap penduduk yang berumur 12 tahun ke atas menerima
vaksinasi COVID-19 (Affairs, Administration, and Safety 2021).
Munculnya vaksin tidak menghilangkan bahaya besar dari paparan
SARS-CoV-2 dimana beberapa anggota lainnya tidak sepenuhnya divaksinasi
(Affairs, Administration, and Safety 2021). Saat ini masih ada sedikit
pemahaman tentang hubungan antara infeksi SARS-CoV-2, response

1
Universitas Muhammadiyah Palembang
2

antibody, dan perlindungan oleh vaksin (Speiser 2020). Golongan utama yang
menerima vaksin COVID-19 di Kota Palembang adalah warga yang
berdomisili di yang usianya ≥ 18 tahun, yang terdapat data keamanan vaksin
yang mencukupi dan pembenaran pendayagunaan ketika gawat darurat
(emergency use authorization) atau publikasi nomor izin edar (NIE) dari
Badan Pengawas Obat dan Makanan (Kemenkes RI 2021). Perlu untuk
melakukan penelitian tentang gambaran cakupan vaksinasi dan kejadian
penularan COVID-19 di Kota Palembang.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Gambaran antara cakupan vaksinasi dan kejadian penularan
COVID-19 di Kota Palembang?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran antara cakupan vaksinasi dan kejadian penularan
COVID-19 di Kota Palembang.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui cakupan vaksinasi COVID-19 Per kecamatan Kota
Palembang.
2. Mengetahui distribusi masyarakat terkonfirmasi COVID-19 di Kota
Palembang.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi,
menambah wawasan dan pengetahuan tentang kejadian penularan
COVID-19 dan cakupan vaksin di Kota Palembang.

Universitas Muhammadiyah Palembang


3

1.4.2. Manfaat Praktisi


1. Bagi Petugas Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi
ilmiah yang berguna dalam usaha menurunkan kejadian COVID-19
pada cakupan vaksin COVID-19.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber
pengetahuan untuk menambah wawasan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi COVID-19 pada cakupan vaksinasi.
3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan,
motivasi atau sandaran tentang vaksinasi, baik ditinjau dari agama
maupun kesehatan.

1.5 Keaslian Penelitian


Berdasarkan hasil penelusuran dari berbagai penelitian yang ada, di jumpai
penelitian yang berhubungan di antaranya:
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Nama Judul Penelitian Metode Peneltian Hasil


Shah et al., Pengaruh Cross Sectional. Vaksinasi petugas
2021 vaksinasi terhadap Sampel penelitian kesehatan untuk
penularan dipilih secara SARS-CoV-2
COVID-19: studi purposive mengurangi kasus
observasional sampling. Kasus yang
pada petugas COVID-19 yang terdokumentasi dan
kesehatan dan terdokumentasi rawat inap di kedua
rumah tangga dan rawat inap individu yang
mereka pada anggota divaksinasi dan
rumah tangga yang anggota rumah
tidak divaksinasi tangga mereka. Ini
dari petugas meyakinkan bagi
kesehatan yang petugas kesehatan,

Universitas Muhammadiyah Palembang


4

divaksin dan tidak dan memiliki


divaksinasi dari 8 implikasi luas untuk
Desember 2020 strategi vaksinasi
hingga 3 Maret dan langkah-
2021. langkah
pengendalian
masyarakat.
Oktaviasari, Hubungan Observasional Penelitian ini
2018 Imunisasi Campak dengan desain menunjukkan
dengan Kejadian studi cross bahwa terdapat
Campak di sectional. Populasi Hubungan antara
Provinsi Jawa yang digunakan imunisasi campak
Timur yaitu semua orang pada bayi (p=0,04)
yang menderita yang memiliki kuat
penyakit campak hubungan lemah
tiap kabupaten dan tidak ada
atau kota di hubungan antara
Provinsi Jawa imunisasi campak
Timur pada tahun pada balita (p=0,92)
2016. Cara yang memiliki kuat
pengambilan Hubungan lemah
sampel adalah dengan jumlah
dengan kasus campak.
menggunakan total Kesimpulannya
populasi. Variabel bahwa ada
yang diteliti yaitu hubungan antara
jumlah imunisasi imunisasi campak
campak pada bayi pada bayi dengan
dan balita serta jumlah kasus
jumlah kasus campak di Provinsi
campak di Jawa Timur.
Provinsi Jawa

Universitas Muhammadiyah Palembang


5

Timur, dengan
teknik analisis
berupa korelasi
pearson
Vitiello et Vaksin COVID-19 Cross Sectional. Vaksinasi COVID-
al., 2021 dan penurunan Sampel penelitian 19 melindungi
penularan SARS- dipilih secara terhadap gejala
CoV-2 purposive penyakit yang parah
sampling. tetapi juga
merupakan alat
penting untuk
mengurangi
penyebaran virus
dan tingkat infeksi.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki perbedaan dari penelitian


penelitian sebelumnya, diantaranya yaitu penelitian terdahulu melakukan
penelitian pada petugas kesehatan rumah tangga sedangkan peneliti melakukan
penelitian pada masyarakat Kota Palembang. Peneliti terdahulu melakukan
penelitian di Provinsi Jawa Timur sedangkan peneliti melakukan penelitian di
Kota Palembang. Jadi perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini
dengan penelitian terdahulu terdapat pada studi kasus, populasi, waktu dan tempat
pelaksanaan penelitian ( ATAGI, 2021).

Universitas Muhammadiyah Palembang


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Vaksin
2.1.1.1 Definisi Vaksin
Vaksin merupakan buatan biologi yang bermuatan antigen
berwujud mikroba ataupun partikelnya maupun komponen yang
diproduksinya yang sudah tergarap sebegitu susunan sehingga
terjamin ketika diberi pada perseorangan yang nantinya tentu
memicu imunitas spesifik berespon langsung terhadap penyakit
tertentu (Kemenkes RI 2021).
Vaksin bukan diberikan untuk pengobatan, namun fungsi
vaksin adalah untuk merangsang pembuatan imunitas spesifik
sehingga tubuh mudah terlepas dari penularan maupun
probabilitas sakit berat. Sebaliknya Vaksinasi adalah jalan
memasukkan vaksin ke tubuh seseorang pada bentuk
mengaktifkan ataupun menaikkan imunitas seseorang dengan
berespon langsung akan suatu penyakit, hingga seandainya suatu
waktu terekspos oleh penyakit tidak bakal sakit ataupun sekadar
menderita sakit ringan serta bukan membentuk asal mula
transmisi (Kemenkes RI 2021).
Bagi sebagian besar negara, upaya vaksinasi skala besar
dimulai pada paruh pertama tahun 2021. Permintaan akan
melampaui pasokan, dan negara-negara perlu memprioritaskan
siapa yang harus ditargetkan terlebih dahulu untuk vaksinasi,
berdasarkan risiko dan pertimbangan epidemiologis. Banyak
dari upaya ini akan diatur dalam "gelombang", menargetkan
kelompok populasi yang berbeda dengan cara terhuyung-huyung
berdasarkan prioritas dan karena lebih banyak dosis vaksin
tersedia. Pedoman global saat ini menyerukan prioritas petugas
kesehatan, usia tua dengan orang yang terserang kondisi yang

6
Universitas Muhammadiyah Palembang
7

telah terdapat lebih dahulu, yang meningkatkan risiko penyakit


parah. Menjangkau orang-orang ini akan membutuhkan strategi
vaksinasi baru di sebagian besar negara, memanfaatkan
pengalaman dan kapasitas program yang ada yang berfokus
pada imunisasi anak dan ibu serta vaksinasi influenza (WHO
2021)
Vaksinasi COVID-19 dilaksanakan guna mencukupi usaha
preventif dengan implementasi protokol kesehatan, sehingga
walaupun vaksin sudah ada, protokol kesehatan menggunakan
prosedur 3-M yakni menggunakan face mask, membentengi
jarak lalu menjauhi keramaian juga membersihkan lengan
memakai sabun dengan air mengalir, wajib konsisten dilakukan
dengan optimal (Kemenkes RI 2021).
Kontribusi vaksin ini diharapkan dapat memberikan
kekebalan komunitas dan berkecukupan menanggulangi
pandemi. Penanggulangan pandemi menggunakan campur
tangan vaksin (intervensi farmakologis) benar-benar tergantung
pada bilamana vaksin ini diberikan (Kemenkes RI 2021).

2.1.1.2 Cara Kerja Vaksin


Ada beberapa penjelasan bagaimana Vaksin dapat
berfungsi di dalam tubuh guna memelihara seseorang. Menurut
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI),
ada tiga upaya meliputi:
Pertama, vaksin adalah buatan biologi untuk dibagikan
pada seseorang guna melindungi diri lantaran penyakit yang
memperlemahkan tubuh, terlebih sebagai ancaman bagi nyawa
seseorang. Kedua, vaksin bakal menstimulasi penciptaan
imunitas atas penyakit tertentu bagi fisik seseorang. Ketiga,
tubuh bakal mengenali virus atau bakteri penyebab penyakit,
mengingat juga mengerti muslihat memeranginya (Kemenkes
RI 2021).

Universitas Muhammadiyah Palembang


8

2.1.2 Indikator Cakupan Vaksinasi


2.1.2.1 Indikator Cakupan dan Ekuitas
Indikator berikut mengukur kemajuan dengan vaksinasi di
antara populasi target (World Health Organization, 2020) yaitu:
Pertama adalah penyerapan vaksin atau tingkat vaksinasi: jumlah
orang yang divaksinasi dengan dosis tertentu vaksin dalam
jangka waktu tertentu (misalnya selama satu bulan atau tahun)
yang dapat dinyatakan sebagai jumlah absolut atau sebagai
proporsi target. Kedua adalah cakupan vaksinasi: proporsi yang
divaksinasi dari populasi target. Cakupan dapat diperkirakan
dengan memperhitungkan vaksinasi pada periode waktu
sebelumnya (minggu, bulan, tahun).
Perbedaan antara kedua konsep ini adalah bahwa serapan
mengekspresikan aktivitas vaksinasi dari waktu ke waktu,
sementara cakupan mengungkapkan perlindungan yang
dihasilkan di antara populasi. Untuk mengilustrasikan perbedaan
ini, pertimbangkan sebuah negara dengan total populasi 1 juta
orang yang berhasil memvaksinasi 400.000 orang dengan dua
dosis setiap tahun pada tahun 2021, 2022, dan 2023. Apakah itu
serapan dan cakupan di masing-masing tahun ini?
Pada tahun 2021, 400.000 orang menerima dosis kedua,
mewakili 40% dari populasi (serapan). Ini juga merupakan
perkiraan terbaik untuk cakupan pada tahun 2021. Lalu pada
tahun 2022, lagi-lagi 400.000 orang menerima dosis kedua,
mewakili 40% dari populasi. Tetapi cakupan yang dihasilkan
tentu lebih tinggi dari 40%. Cakupan mungkin mendekati 80%
(serapan kumulatif), tetapi untuk menerjemahkan angka serapan
ke dalam perkiraan cakupan, seseorang perlu memastikan bahwa
vaksinasi ulang (penguat) tidak dilaporkan sebagai dosis kedua.
Ada juga efek kecil dari kematian di sekitar penduduk yang
divaksinasi beserta penduduk baru yang memenuhi syarat untuk
vaksinasi yang perlu diperhitungkan.

Universitas Muhammadiyah Palembang


9

Pada tahun 2023, menjadi jelas bahwa angka serapan tidak


dapat dengan mudah diterjemahkan ke dalam perkiraan cakupan,
karena serapan kumulatif melebihi 100% dari populasi. Penguat
mungkin telah dimasukkan sebagai dosis kedua. Juga, populasi
target berubah sedikit karena beberapa orang menjadi memenuhi
syarat untuk vaksinasi (mencapai persyaratan usia minimum)
sementara beberapa lainnya meninggal. Dalam jangka panjang,
metode yang berbeda (seperti survei) akan diperlukan untuk
memperkirakan cakupan lebih tepat.
Seperti yang diklarifikasi dalam contoh di atas, untuk tahun
pertama pengenalan (2021), serapan dan cakupan dapat
digunakan secara bergantian, dan karena dokumen panduan
sementara ini berfokus pada fase awal pengenalan vaksin, itu
tidak akan masuk ke kompleksitas potensial menggunakan data
serapan untuk memperkirakan cakupan. Serapan dan cakupan
harus dilacak dengan dosis dan dapat beranotasi sebagai berikut:
• COV-1: jumlah orang yang menerima dosis pertama vaksin,
atau proporsi kelompok sasaran yang melakukannya.
Misalnya, 50.000 dosis COV-1, sesuai dengan 5% dari total
populasi.
• COV-2, 3: jumlah atau proporsi orang yang menerima dosis
kedua atau ketiga vaksin, ditambah dosis booster jika relevan
untuk jadwal vaksinasi yang direkomendasikan di masa depan.
• Drop-out dari COV-1 ke COV-2: proporsi orang yang
menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19 tetapi
belum menerima dosis kedua. Dihitung sebagai: (COV-1–
COV-2)/COV-1
Catatan: Dimana beberapa produk vaksin dengan persyaratan
dosis yang berbeda digunakan di suatu negara, akan ada
kebutuhan untuk membandingkan cakupan di seluruh produk
dengan dosis perlindungan terakhir untuk setiap vaksin.

Universitas Muhammadiyah Palembang


10

• COV-c: mewakili jumlah orang yang menerima dosis terakhir


yang direkomendasikan dari vaksin apapun "C" menunjukkan
dosis yang melengkapi jadwal, yang mungkin dosis pertama,
kedua atau ketiga tergantung pada produk yang digunakan.
Dalam hal ini, drop-out harus dihitung dari COV-1 ke COV-c.
• Karena tidak ada data yang tersedia tentang pertukaran dosis
vaksin COVID-19 yang berbeda, kali ini disarankan bahwa
produksi yang serupa wajib dipakai bagi dosis berikutnya. Ini
berarti bahwa jika seseorang menerima dosis kedua dengan
produk yang berbeda, dosis itu perlu dihitung sebagai dosis
pertama dari produk baru itu. Rekomendasi ini dapat
diperbarui karena informasi lebih lanjut tersedia tentang
pertukaran, dan praktik pemantauan harus selaras dengan
kebijakan nasional dalam hal ini.

2.1.3. Vaksin dan Penularan Virus


Pandemi global COVID-19 saat ini sedang berlangsung.
Perawatan farmakologis untuk pengobatan infeksi COVID-19 sebagian
besar diarahkan untuk menghindari komplikasi parah penyakit (Vitiello,
2021). Sampai saat ini, tidak ada antivirus yang ditujukan terhadap
SARS-CoV-2, kemanjuran yang baik telah ditunjukkan untuk beberapa
antivirus, yang berwenang untuk penyakit menular lainnya, seperti
Remdesivir (Vitiello et al. 2021).
Sejak Desember 2020, kampanye vaksinasi besar-besaran telah
dimulai di seluruh dunia. Vaksin yang digunakan, menggunakan
metode yang berbeda, mRNA, vektor virus, sampai saat ini bukti klinis
dalam data epidemiologis pasca-otorisasi menunjukkan profil
kemanjuran dan keamanan yang sangat baik (Vitiello et al. 2021).
Namun, mungkin apa yang telah dipelajari dengan buruk dalam
studi pra-pendaftaran fase 3 dan dalam uji klinis pasca-otorisasi, adalah
apakah subjek vaksinasi menginfeksi dengan frekuensi yang sama dan
probabilitas sebagai subjek yang tidak divaksinasi, dan jika subjek yang

Universitas Muhammadiyah Palembang


11

divaksinasi dapat sama menularnya dengan subjek yang tidak


divaksinasi dan positif COVID-19.
Pra-pendaftaran tahap 3 uji klinis, seperti tradisional untuk
vaksin, mengevaluasi kemanjuran terapeutik dengan menyelidiki
perlindungan subjek yang divaksinasi dari penyakit ini. Bahkan untuk
vaksin COVID-19, studi fase 3 pra registrasi telah mengevaluasi
perlindungan subjek dari tidak memungkinkan, meskipun dengan hasil
yang berbeda di antara vaksin. Namun dapat dipastikan bahwa
perlindungan dari penyakit parah oleh vaksin sangat penting, tetapi
kemungkinan yang sama pentingnya adalah memahami apakah
vaksinasi juga mengurangi penularan virus dan jumlah orang yang
terinfeksi. Tujuan-tujuan ini dibuat lebih penting mengingat kurangnya
obat antivirus yang diarahkan terhadap SARS-CoV-2 (Vitiello et al.
2021).
Salah satu tantangan paling sulit yang dihadapi para pembuat
keputusan pada tahun 2021 adalah alokasi pasokan dosis terbatas. Di
tingkat global, di bawah asumsi dasar kami, strategi yang
memaksimalkan total kematian yang dihindari adalah salah satu dimana
dosis vaksin yang tersedia dialokasikan secara istimewa ke negara-
negara berpenghasilan tinggi yang memiliki populasi lansia beresiko
tertinggi. Namun, optimalitas alokasi ini sensitif terhadap banyak
asumsi dan akan bervariasi tergantung pada karakteristik vaksin dan
tahap epidemi di setiap negara pada pengenalan vaksin.
Mengingat ketidakpastian ini, mengalokasikan dosis vaksin
sesuai dengan ukuran populasi tampaknya menjadi pendekatan paling
efisien berikutnya. Strategi yang paling efisien untuk masing-masing
negara adalah memprioritaskan vaksinasi orang tua dan kelompok
beresiko tinggi lainnya jika dosis hanya tersedia untuk kurang dari
sekitar 20% dari populasi.
Namun, dari perspektif masing-masing negara, strategi optimal
adalah untuk mendapatkan dosis singgung cukup untuk mencapai
kekebalan kawanan dan dengan demikian, untuk memprioritaskan

Universitas Muhammadiyah Palembang


12

vaksinasi populasi usia kerja. Temuan ini konsisten dengan studi


pemodelan lain tentang alokasi vaksin dalam satu negara 35-38. Strategi
seperti itu juga akan mendukung ekonomi dan pemulihan sosial. Hal ini
menciptakan ketegangan antara kepentingan publik global dan nasional
yang akan sangat akut bagi negara-negara yang mampu mengamankan
pasokan awal, baik melalui penelitian vaksin nasional dan pembuatan
capability, atau melalui memiliki kemampuan ekonomi dan modal
politik untuk mengamankan akses ke vaksin yang diproduksi di tempat
lain (Hogan et al. 2020).

2.1.4 Penyakit Coronavirus (COVID-19)


2.1.4.1 Definisi COVID-19
Coronavirus disease (COVID-19) adalah penyakit
menular yang telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.
Pada Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menyatakan wabah COVID-19 sebagai pandemi. Pandemi telah
sangat berdampak pada sistem kesehatan, kemajuan ekonomi
dan sosial di seluruh dunia. Dari beberapa ribu kejadian
COVID-19 yang dikonfirmasi pada Januari, kasus terus tumbuh
secara global, per 4 Desember 2020, ada 6.46.03.428 kasus
COVID-19 yang dikonfirmasi, termasuk 15.00.614 kematian,
dilaporkan ke WHO (Government of India 2020).
COVID-19 disebabkan oleh coronavirus yang baru
ditemukan yang sekarang disebut sebagai sindrom pernapasan
akut yang parah coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Coronavirus
(CoV) adalah zoonosis, dan ditularkan antara hewan dan
manusia. Coronavirus menyebabkan penyakit seperti Sindrom
Pernapasan Timur Tengah (MERS) dan Sindrom Pernapasan
Akut Parah (SARS) dan penyakit yang lebih ringan termasuk flu
biasa (Government of India 2020).
Tanda-tanda infeksi COVID-19 yang paling umum
termasuk demam, batuk kering, sesak napas atau kesulitan

Universitas Muhammadiyah Palembang


13

bernapas, dan kelelahan atau kelelahan. Kebanyakan orang


(80%) mengalami penyakit ringan dan sembuh tanpa
memerlukan rawat inap. Namun, secara global, sekitar 20%
orang yang tertular COVID-19 menjadi lebih parah dan
mengalami kesulitan bernapas. Pada kasus yang lebih parah,
infeksi dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan
akut yang parah, gagal ginjal dan bahkan menyebabkan
kematian (Government of India 2020).

2.1.4.2 Definisi Kasus dan Klasifikasi


Deskripsi operasional kejadian COVID-19 adalah perkara
suspek (diduga), kejadian probable, laporan terkonfirmasi,
hubungan dekat, yaitu selaku berikut ini:
1. Kasus Suspek
Seseorang setidaknya harus mempunyai satu di antara yang
ada pada kriteria dibawah ini:
a. Seseorang harus membenarkan satu di antara kriteria
klinis bersama satu di antara kriteria epidemiologi:
Kriteria Klinis:
 Suhu tubuh meningkat (≥ 38°C) atau sebelumnya
mengalami hipertermi & batuknya kering.
 Gejala yang dapat ditemukan ada 3 ataupun
melebihi 3 yaitu: hipertermi atau sejarah
hipertermi, batuknya kering, lelah, pusing, rasa
sakit pada otot, radang kerongkongan, flu atau
pilek, bernapas yang sangat sulit, anorexia atau
mual atau muntah, BAB cair, terdapat kesadaran
yang menurun (Diah Handayani, 2020) (Susilo et
al. 2020).
Kriteria Epidemiologis:
 Dalam 14 hari paling akhir mula-mula ketika belum
muncul simptom pasien mempunyai riwayat mendiami

Universitas Muhammadiyah Palembang


14

ataupun berada dalam lingkungan pekerjaan pada zona


yang beresiko tinggi terjadinya penularan.
 Dalam 14 hari paling akhir mula-mula ketika belum
muncul simptom pasien mempunyai riwayat hidup
maupun pergi ke suatu negara ataupun wilayah
Indonesia pada era pandemic yang dilaporkan sebagai
acuan penularan setempat.
 Dalam 14 hari paling akhir mula-mula ketika belum
muncul symptom pasien beroperasi dalam fasilitas
pelayanan kesehatan, mengerjakan pelayanan medis
maupun non-medis, beserta seorang fungsionaris
sedang melaksanakan pekerjaan penanaman modal,
pemantauan kasus-kasus & riwayat berkontakan.
b. Orang yang mengalami ISPA Berat.
c. Orang yang tidak disertai tanda (asimtomatik) juga kriteria
epidemiologi tidak terpenuhi melalui hasil dari rapid
antigen SARS-CoV-2 yang dinyatakan positif (Diah
Handayani, 2020) (Susilo et al. 2020).
2. Kasus Probable
Pasien setidaknya harus mempunyai 1 di antara yang ada
pada kriteria di bawah ini:
a. Seseorang sudah terdapat kriteria klinis serta mempunyai
riwayat berkontakan dekat bersama kasus probable dan
atau kasus konfirmasi ataupun bersentuhan bersama
klaster COVID-19.
b. Kasus tersuspek menggunakan prediksi radiologi
mendorong ke arah COVID-19.
c. Orang yang memiliki tanda akut anosmia
(menghilangnya keefektifan Indra penciuman) dan atau
ageusia (menghilangnya keefektifan Indra perasa)
ditambah tidak ditemukan faktor lainnya untuk bisa
diidentifikasi.

Universitas Muhammadiyah Palembang


15

d. Seseorang dengan usia dewasa yang meninggal karena


Respiratory Distress & mempunyai sejarah berkontak
dekat bersama kasus probable ataupun kasus konfirmasi,
atau bersentuhan bersama klaster COVID-19 (Diah
Handayani, 2020) (Susilo et al. 2020).

3. Kasus Konfirmasi:
Individu telah dilaporkan positif terinfeksi oleh virus
COVID-19 menggunakan kriteria di bawah ini:
a. Orang yang dari hasil RT-PCR positif
b. Orang yang dari hasil rapid antigen SARS-CoV-2 positif
& melengkapi kriteria definisi kasus probable atau kasus
suspek (kriteria A atau B)
c. Orang yang tidak disertai tanda (asimtomatik) dan hasil
rapid antigen SARS-CoV-2 positif & mempunyai sejarah
berkontak dekat bersama kasus probable ataupun kasus
yang dikonfirmasi.
Kasus konfirmasi diklasifikasi jadi dua:
a. Kasus terkonfirmasi disertai simptom simptomatik
b. Kasus terkonfirmasi tidak disertai simptom atau
asimtomatik (Diah Handayani, 2020) (Susilo et al. 2020).
4. Kontak Erat
Seseorang telah mempunyai sejarah berkontak bersama kasus
probable ataupun terkonfirmasi. Sejarah berkontak diartikan
dengan:
a. Kontak bertatap wajah atau bersentuhan bersama kasus
probable ataupun kasus terkonfirmasi pada radius 1 m
bersama selama kurang lebih 15 menit.
b. Rabaan tubuh spontan bersama kasus probable ataupun
terkonfirmasi (semacam salaman, berjabatan atau
bergandengan, dll).

Universitas Muhammadiyah Palembang


16

c. Seseorang petugas kesehatan ataupun bukan, yang


memberi penanganan secara terbuka kepada kasus
probable ataupun terkonfirmasi dengan tidak memakai
APD sesuai standar.
d. Keadaan lain yang memberi indikasi terdapatnya kontak
berlandaskan evaluasi ancaman yang ditentukan oleh Kru
penelitian epidemiologi setempat.
Menurut kritisnya kasus, COVID-19 diklasifikasikan sebagai
tanpa gejala, ringan, sedang, berat dan kritis.
1. Tanpa gejala
Keadaan ini menggambarkan kondisi yang sangat ringan.
Seseorang tanpa ditemui simptom.
2. Ringan
Seseorang disertai simptom dengan tidak adanya
keterangan pneumonia virus maupun tidak ada hypoxia.
Gejala-gejala dapat tampak semacam suhu tubuh
meningkat (hipertermi), batuknya kering, kelelahan,
anorexia, bernapas singkat, rasa sakit pada otot. Simptom
kurang khas lain semacam radang kerongkongan,
rhinorrhea, pusing, BAB cair, mual atau muntah,
penghidu (anosmia) ataupun hilangnya rasa pengecapan
(ageusia) telah timbul sebelum onset gejala pernapasan
serta selalu dilaporkan. Pasien berumur dengan
immunocompromised gejala-gejala atipikal semacam
fatigue, dengan kesadaran menurun, pergerakan menurun,
BAB cair, kehilangan nafsu makan, delirium, & tanpa
diikuti suhu tubuh meningkat (hipertermi).
3. Sedang
Bagi usia remaja maupun dewasa: akan disertai gejala
klinis pneumonia (demam, batuk, sesak, napas buru-buru)
namun tanpa adanya gejala pneumonia parah terhitung
SpO2>93% beserta udara ruangan. Berdasarkan panduan

Universitas Muhammadiyah Palembang


17

tatalaksana COVID-19 Anak-anak: pasien tampak


memiliki gejala klinis pneumonia tidak berat (batuk
ataupun susah mengatur napas + napas buru-buru dan atau
renggutan dinding dada) & tanpa gejala pneumonia berat).
Kriteria napas cepat (buru-buru): umur 5 tahun,
≥30x/menit.
4. Berat atau Pneumonia Berat
Bagi usia remaja maupun dewasa: didapati gejala klinis
pneumonia (demam, batuk, sesak, napas buru-buru)
ditambah 1 pada: frekuensi napas >30x/menit, distres
pernapasan berat, atau SpO2<93% dari udara ruangan.
Ataupun bagi pasien anak: pasien beserta gejala klinis
pneumonia (batuk atau kesulitan bernapas), ditambah
sekurang-kurangnya 1 yang tampak pada berikut ini:
• Sianosis sentral atau SpO<93%
• Distres pernapasan berat (semacam napas buru-buru,
grunting, helaan dinding dada yang amat berat).
• Gejala ancaman global: inkompetensi menyusu ataupun
minum, kesadaran menurun, ataupun kejang
• Napas buru-buru helaan dinding dada takipnea (Diah
Handayani, 2020) (Susilo et al. 2020).
5. Kritis
Pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrome
(ARDS), sepsis dan syok sepsis (Diah Handayani, 2020)
(Susilo et al. 2020).

2.1.4.3. Epidemiologi COVID-19


Menurut World Health Organization (WHO), ada
179.686.071 kasus infeksi COVID-19 yang dikonfirmasi di
seluruh dunia pada 25 Juni 2021, tersebar di 6 wilayah terpisah
di 223 negara dan wilayah. Pada 25 Juni 2021 jumlah kasus
baru tertinggi dilaporkan dari Amerika Serikat (33.257.768

Universitas Muhammadiyah Palembang


18

kasus kumulatif), India (30.134.445 kasus kumulatif), Brazil


(18.169.881 kasus kumulatif). Pada tanggal 25 Juni 2021
jumlah kasus kematian tertinggi dilaporkan dari Amerika
Serikat (597.727 kasus kematian kumulatif), Brazil (507.109
kasus kematian kumulatif), India (393.310 kasus kematian
kumulatif) (Abd El Hadi et al. 2021).
Laki-laki juga memiliki mortalitas yang lebih tinggi
daripada perempuan terhadap banyak penyakit menular, yang
mungkin dikaitkan dengan kromosom X perempuan yang
mengekspresikan berbagai gen yang terlibat dalam proses
imunologi. Menurut beberapa laporan, 85% penularan terjadi
di pertemuan sosial maupun antar anggota keluarga (Abd El
Hadi et al. 2021).

2.1.4.4 Etiologi COVID-19


Penyebab COVID-19 yaitu virus yang termasuk pada
famili coronavirus. Coronavirus membentuk virus RNA strain
tunggal positif, berkapsul namun tidak ada segmen. Memiliki 4
struktur protein mendasar dari Coronavirus yakni: protein N
(nukleokapsid), glikoprotein M (membran), glikoprotein spike S
(spike), protein E (selubung). Coronavirus termasuk ordo
Nidovirales, famili Coronaviridae. Coronavirus ini bisa
mengakibatkan penyakit kepada hewan juga manusia.
Terdapat 4 genus di antaranya adalah alpha coronavirus,
beta coronavirus, gammacoronavirus, & delta coronavirus.
Sebelum datangnya COVID-19, terdapat 6 genus coronavirus
yang dapat menginfeksi manusia, yaitu HCoV-229E (alpha
coronavirus), HCoV-OC43 (betacoronavirus), HcoV NL63
(alphacoronavirus) HCoV-HKU1 (betacoronavirus), SARS-CoV
(betacoronavirus), dan MERS-CoV (betacoronavirus).

Universitas Muhammadiyah Palembang


19

Gambar 2. 1 Struktur coronavirus (Susilo et al. 2020).


Coronavirus yang merupakan etiologi COVID-19
tergolong pada genus betacoronavirus. Hasil analisis filogenetik
memperlihatkan bahwa virus ini muncul saat subgenus yang
serupa coronavirus yang membawa dampak wabah Severe
Acute Respiratory Illness (SARS) di 2002-2004 lalu, yakni
Sarbecovirus. Sehubungan permulaan ini, International
Committee on Taxonomy of Viruses mengemukakan istilah
SARS-CoV-2 (Susilo et al. 2020).
SARS-CoV-2, sama seperti Coronavirus lain, adalah virus
RNA positif untai tunggal, berselubung lipid bilayer, berbentuk
bulat atau lonjong dengan ukuran 120–160 nm dengan tonjolan-
tonjolan atau spike di permukaannya membentuk gambaran
seperti mahkota atau corona dalam bahasa latin sehingga disebut
coronavirus (Susilo et al. 2020).
Susunan genom virus ini mempunyai struktur seolah-olah
coronavirus pada umumnya. Sekuens SARS CoV-2 mempunyai
kesamaan pada coronavirus yang diasingkan dengan kelelawar,
sehingga timbul hipotesisnya maka SARS-CoV-2 bersumber
melalui kelelawar yang selanjutnya berpindah lalu melemahkan
manusia. Mamalia dan unggas disuspek menjadi reservoir
perantara (Susilo et al. 2020).
Hasil pemodelan melewati komputer memperlihatkan
bahwa SARS-CoV-2 mempunyai susunan 3 ukuran dalam
protein spike domain receptor-binding yang hampir identik
dengan SARS-CoV. Pada SARS-CoV, protein ini memiliki

Universitas Muhammadiyah Palembang


20

afinitas yang kuat terhadap angiotensin converting-enzyme 2


(ACE-2). Pada SARS-CoV-2, data in vitro mendukung
kemungkinan virus mampu masuk ke dalam sel menggunakan
reseptor ACE-2. Studi tersebut juga menemukan bahwa SARS-
CoV-2 tidak menggunakan reseptor coronavirus lainnya seperti
Aminopeptidase N (APN) dan Dipeptidyl peptidase-4 (DPP-4)
(Susilo et al. 2020).
2.1.4.5 Faktor Risiko
Menurut bukti yang telah tersedia, penyakit komorbid
hipertensi dan diabetes melitus, jenis kelamin laki-laki, dan
perokok aktif merupakan faktor risiko dari infeksi SARS-CoV-
2. Pembagian jenis kelamin paling tinggi kepada laki-laki
dugaan terikat melalui kebiasaan perokok aktif yang lebih
tinggi. Pada perokok, hipertensi, dan diabetes melitus, diduga
terdapat peningkatan ekspresi reseptor ACE-2 (Susilo et al.
2020).
Penderita kanker dan penyakit hati kronik makin rentan
terpapar infeksi SARS-CoV-2. Kanker dihubungkan dengan
reaksi imunosupresif, sitokin yang berlebihan, supresi induksi
agen proinflamasi, dan gangguan maturasi sel dendritik.
Penderita beserta sirosis atau penyakit hati kronik juga
menghadapi penyusutan respons imun, sehingga lebih mungkin
tertular penyakit COVID-19, serta bisa menghadapi luaran yang
kian memburuk. Penelitian Guan, dkk. mendapatkan bahwa
pada 261 penderita COVID-19 yang mempunyai komorbid, 10
penderita di antaranya ialah didapati kanker dan 23 penderita
karena hepatitis B (Susilo et al. 2020).
Infeksi saluran napas akut apabila menimpa penderita
Human Immunodeficiency Virus ataupun AIDS awamnya
mempunyai ancaman kematian sangat tinggi dibandingkan
seseorang tanpa disertai HIV atau AIDS. Tetapi, sampai detik
ini tidak tersedia penelitian yang melibatkan HIV dengan infeksi

Universitas Muhammadiyah Palembang


21

SARS-CoV-2. Hubungannya infeksi SARS-CoV-2 dengan


hipersensitivitas serta penyakit autoimun pun belum ada
laporannya. Belum tersedia penelitian apakah terdapat hubungan
seseorang yang mempunyai sejarah menderita asma dengan
peluang terinfeksi SARS-CoV-2. Tetapi, penelitian meta-
analisis yang dikerjakan dengan Yang, dkk. Membuktikan kalau
penderita COVID-19 beserta sejarah sakit pada sistem
pernapasan bakal condong mempunyai tampilan klinis sangat
parah (Susilo et al. 2020).
Sepenggal faktor risiko lain sudah diputuskan oleh
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yakni kontak
erat, terbilang hidup bersama dengan penderita COVID-19
disertai sejarah bepergian ke kawasan tertular. Termasuk di
suatu wilayah tetapi tanpa berkontak erat (pada radius 2 meter)
disangka semacam risiko kecil. Petugas kesehatan menjadi suatu
kelompok beresiko besar tertular. Negara Italia, kira-kira 9%
kejadian COVID-19 merupakan petugas kesehatan. Sedangkan
di China sebanyak 3.300 petugas kesehatan terinfeksi, pada
kematian sejumlah 0,6% (Susilo et al. 2020).

2.1.4.6 Penularan COVID-19


a. Transmisi kontak dan droplet
Penularan SARS-CoV-2 bisa terbentuk lewat persentuhan
terang-terangan, kontak tidak langsung, ataupun kontak erat
bersama seseorang yang terinfeksi melewati sekresi seperti air
liur serta sekresi saluran respirasi ataupun droplet saluran
pernapasan terpercik sewaktu seseorang yang terkontaminasi
batuk, bersin, berbincang, ataupun bernyanyi. Droplet saluran
pernapasan mempunyai kapasitas diameter >5-10 μm
sebaliknya droplet yang berskala diameter ≤5 μm diungkapkan
seperti droplet nuclei atau aerosol. Transmisi droplet saluran
pernapasan bisa berlangsung saat orang yang melangsungkan

Universitas Muhammadiyah Palembang


22

kontak erat (berada pada langkah 1 meter) bersama seseorang


yang terkontaminasi telah menderita symptom respirasi
(semacam batuk ataupun bersin) maupun seseorang tengah
berbincang maupun bernyanyi, di kejadian-kejadian tersebut,
droplet saluran pernapasan untuk menyimpan virus bisa
menjangkau mulut, hidung, mata seseorang sekiranya rentan
serta bisa menyebabkan terinfeksi. Penularan kontak tidak
langsung dimana berlangsung kontak di antara inang yang
rentan dengan sesuatu atau bidang yang terinfeksi (transmisi
fomite) juga bisa kejadian (World Health Organization, 2020).
b. Transmisi melalui udara
Penularan dari udara diartikan seperti transmisi agen infeksius
dikarenakan penularan droplet nuclei (aerosol) akan tetap
infeksius ketika terbang ke udara hingga berpindah ke jangka
yang panjang. Penularan virus SARS-CoV-2 melintasi udara
bisa berlangsung selama penerapan mekanisme medis yang
mencetuskan aerosol (“mekanisme untuk menimbulkan
aerosol”). WHO, sehubungan dari kelompok periset,
sinambung selaku beraksi membicarakan serta menilai
benarkah SARS-CoV-2 juga bisa menular melintasi aerosol,
dimana metode untuk memproduksi aerosol tidak dibuat
apalagi pada area di lingkungan melalui aliran udara yang
buruk (World Health Organization, 2020).
Pernyataan-pernyataan klinis kontemporer dimana petugas
medis yang terkontaminasi kasus indikator COVID-19 dimana
proses yang mencetuskan aerosol dibuat tidak menjumpai
transmisi nosokomial bila kesiagaan berkontak dengan droplet
dipergunakan secara cermat, contohnya menggunakan masker
medis seperti bagian dari alat pelindung diri (APD),
Pemantauan-pemantauan tersebut menerangkan bahwa pada
situasi tersebut tidak terbentuk transmisi aerosol (World
Health Organization, 2020).

Universitas Muhammadiyah Palembang


23

Di luar fasilitas medis, sebagian informasi kejadian luar biasa


(KLB) tergantung keadaan di dalam ruangan yang padat
menunjukkan kesempatan terjadinya transmisi aerosol, yang
diikuti transmisi droplet, semisal sewaktu latihan paduan
suara, dalam restoran, ataupun kelas kebugaran. Pada insiden-
insiden ini, keleluasaan penularan aerosol pada jarak yang
dekat, terlebih pada tempat-tempat di ruangan tertentu
sebagaimana ruang yang padat juga tanpa adanya aliran udara
memadai dimana seseorang yang terkontaminasi hadir di
durasi yang panjang, tidak bisa didiamkan. Lebih lanjut lagi,
lingkungan kontak erat pada cluster-cluster ini bisa
memudahkan penularan pada beberapa kecil kejadian dengan
orang-orang lain (kasus penularan luar biasa), bahkan apabila
kebersihan tangan tidak diperhatikan, masker tidak dipakai,
atau tidak menerapkan perlindungan penjarakkan tubuh
(World Health Organization, 2020).
c. Transmisi Fomite
Sekresi saluran respirasi maupun droplet yang dikeluarkan
oleh orang yang terinfeksi bisa mencemari bidang dan objek,
sehingga tercipta fomite (bidang yang tercemar). Virus SARS-
CoV-2 yang hidup dan terdeteksi menggunakan RT PCR bisa
ditemukan pada bidang-bidang tersebut dalam berjam-jam
sampai berhari-hari, tergantung lingkungan sekelilingnya
(termasuk suhu dan kelembaban) juga tipe dibidang. Meditasi
virus dan RNA ini lebih banyak pada fasilitas pelayanan
kesehatan dimana pasien COVID-19 diobati. Sebab itu,
penyebaran pun bisa terjadi secara tidak langsung melintasi
lingkungan sekitarnya ataupun zat-zat yang tercemari virus
dari seseorang yang terinfeksi (misal, stetoskop atau
termometer), yang diteruskan bersamaan rabaan di mulut,
hidung, dan mata (World Health Organization, 2020).

Universitas Muhammadiyah Palembang


24

Walaupun ditemukan data-data yang konstan mengenai infeksi


SARS-CoV-2 dari permukaan serta berdiamnya virus ini dari
struktur-struktur spesifik, belum tersedia informasi khusus
yang secara spontan memprotes transmisi fomite. Individu
yang kontak melalui permukaan yang bisa jadi infeksius
sering kali juga kontak kuat bersama seseorang yang
terinfeksi, akibatnya penularan percikan cairan atau lendir
saluran pernapasan dengan penularan fomite susah
dikhususkan. Tetapi, penularan fomite dianggap bagaikan
moda penularan SARS-CoV-2 yang barangkali berkat
tersedianya temuan-temuan yang konstan perihal pencemaran
area sekeliling kasus-kasus yang terinfeksi dan akibat
penularan macam-macam coronavirus lainnya dengan virus-
virus saluran respirasi lain-lain bisa terbentuk dengan cara ini
(World Health Organization, 2020).

2.1.4.7 Patogenesis
Patogenesis SARS-CoV-2 masih belum luas diketahui,
namun dianggap hampir sama dengan SARS-CoV yang telah
kian luas diketahui. Virus SARS-CoV-2 yang dihisap
berpeluang tinggi untuk berikatan bersama sel epitel dalam
rongga hidung serta mulai menduplikasi. ACE-2 ialah reseptor
utama untuk SARS-CoV 2 dan SARS-CoV (Mason 2020).
SARS-CoV-2 bakal terikat pada reseptor-reseptor dengan
membuka pintu masuk menuju sel. Glikoprotein yang
terkandung di envelope spike virus bakal terikat pada reseptor
seluler berbentuk ACE-2 pada SARS-CoV-2. Di dalam sel,
SARS-CoV-2 membuat duplikat materi genetik dan men-
sintesis protein-protein yang diperlukan, lalu menciptakan virion
baru yang ada pada tekstur sel. Mirip dengan SARS-CoV, pada
SARS-CoV-2 dianggap selepas virus menyusup ke dalam sel,
genom RNA virus bakal dikeluarkan ke sitoplasma sel dan

Universitas Muhammadiyah Palembang


25

ditranslasikan menjelma dua poliprotein dan protein struktural.


Kemudian, genom virus bakal memulai untuk berduplikasi.
Glikoprotein dalam selubung virus yang baru terbentuk terserap
ke internal membran retikulum endoplasma dan Golgi sel.
Terjalin penciptaan nukleokapsid yang terstruktur melalui
genom RNA dan protein nukleokapsid. Molekul virus bakal
berkembang di dalam retikulum endoplasma dan Golgi sel. Dari
tahapan terakhir, vesikel yang berisi molekul virus bakal
bercampur bersama membran plasma guna meloloskan partikel
virus yang baru (Li et al. 2020).
Protein S dalam SARS-CoV-2 memudahkan tersebarnya
virus corona ke dalam sel target. Masuknya virus tergantung
kepada kekuatan virus buat terikat dengan ACE-2, yakni
reseptor membran ekstraseluler yang diutarakan dalam sel
epitel, dan tergantung dengan priming protein S ke protease
selular, yakni TMPRSS2. Sudah diketahui bahwa masuknya
SARS-CoV menuju sel diawali melalui fusi celah membran
virus dan plasma membran dari sel. Dalam mekanisme ini,
protein S2’ berfungsi utama pada mekanisme penguraian
proteolitik yang memediasi berjalannya sistem fusi membran.
Lain dari fusi membran, ditemukan pula clathrin-dependent dan
clathrin-independent endocytosis yang memediasi masuknya
SARS-CoV kepada sel pejamu (Mason 2020).
Ketika virus menyusup ke dalam sel, antigen virus
bakal disampaikan pada antigen presentation cells (APC).
Presentasi antigen virus terpenting tergantung dengan molekul
major histocompatibility complex (MHC) maka akhirnya diingat
bagi virus specific cytotoxic T lymphocytes (CTL). Presentasi
antigen SARS-CoV terpenting tergantung kepada molekul MHC
I namun MHC II juga berkontribusi. Presentasi antigen
selanjutnya menstimulasi respons imunitas humoral dan selular
tubuh yang dimediasi oleh sel T dan sel B yang spesifik

Universitas Muhammadiyah Palembang


26

terhadap virus. Pada respons imun humoral terbentuk IgM dan


IgG terhadap SARS-CoV. IgM terhadap SAR-CoV hilang pada
akhir minggu ke-12 dan IgG dapat bertahan jangka panjang,
yang mana menunjukkan antibodi IgG mungkin memainkan
peran protektif (Li et al. 2020).
Laporan terbaru menunjukkan jumlah CD4+ dan CD8+
Sel T dalam darah tepi pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2
signifikan terus berkurang, sedangkan statusnya adalah aktivasi
berlebihan, yang dibuktikan dengan tingginya proporsi HLA-
DR (CD4 3,47%) dan CD38 (CD8 39,4%) pecahan ganda
positif. Hasil studi atas penderita yang sudah sembuh dari SARS
menyatakan sesudah 4 tahun bisa didapati sel T CD4+ dan
CD8+ memori yang spesifik terhadap SARS-CoV, namun
kuantitasnya menyusut secara perlahan-lahan tanpa terdapat
antigen (Susilo et al. 2020).
ARDS adalah faktor terdepan mortalitas COVID-19. Pada
41 pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2 yang dirawat dari
tahapan mula wabah, 6 tutup usia akibat ARDS. ARDS adalah
kejadian imunopatologi yang awam bagi infeksi SARS-CoV-2,
SARS-CoV dan MERS-CoV. Salah satu mekanisme utama bagi
ARDS adalah badai sitokin, sistemik yang membunuh dan tidak
tertangani, risiko pelepasan sejumlah besar sitokin pro-inflamasi
(IFN-a, IFN-g, IL-1b, IL-6, IL-12, IL-18, IL-33, TNF-a, TGFb,
dll.) Dan kemokin (CCL2, CCL3, CCL5, CXCL8, CXCL9,
CXCL10, dll.) oleh sel efektor kekebalan pada infeksi SARS-
CoV (Li et al. 2020).
Serupa dengan mereka dengan SARS-CoV, individu
dengan infeksi MERS-CoV parah memperlihatkan peningkatan
tingkat IL-6, IFN-a, dan CCL5, CXCL8, CXCL-10 dalam serum
dibandingkan dengan pasien dengan penyakit ringan-sedang.
Badai sitokin akan memicu serangan hebat oleh sistem
kekebalan tubuh, menyebabkan ARDS dan kegagalan berbagai

Universitas Muhammadiyah Palembang


27

organ, dan akhirnya menyebabkan kematian pada kasus infeksi


SARS-CoV-2 yang parah, seperti yang terjadi pada infeksi
SARS-CoV dan MERS-CoV (Li et al. 2020).

Gambar 2. 2 Skema replikasi dan patogenesis virus

2.1.4.8 Gejala Klinis


COVID-19 bermanifestasi dengan spektrum klinis yang
luas mulai dari pasien tanpa gejala hingga syok septik dan
disfungsi multiorgan. COVID-19 diklasifikasikan berdasarkan
tingkat keparahan presentasi. Penyakit ini dapat diklasifikasikan
menjadi ringan, sedang, berat, dan kritis. Gejala pasien yang
paling umum antara lain demam (83–99%), batuk (59–82%),
kelelahan (44–70%), anoreksia (40–84%), sesak nafas (31–
40%), mialgia (11–35%). Gejala non-spesifik lainnya, seperti
sakit tenggorokan, hidung tersumbat, sakit kepala, diare, mual
dan muntah, juga telah dilaporkan. Kehilangan penciuman
(anosmia) atau hilangnya rasa (ageusia) sebelum timbulnya
gejala pernapasan juga telah dilaporkan. Orang yang lebih tua
dan pasien dengan imunosupresi pada khususnya mungkin
datang dengan gejala atipikal seperti kelelahan, berkurangnya
kewaspadaan, berkurangnya mobilitas, diare, kehilangan nafsu

Universitas Muhammadiyah Palembang


28

makan, mengigau, dan tidak adanya demam. Gejala seperti


dispnea, demam, gejala gastrointestinal (GI) atau kelelahan
akibat adaptasi fisiologis pada wanita hamil, kejadian buruk
pada kehamilan, atau penyakit lain seperti malaria, dapat
tumpang tindih dengan gejala COVID-19.
Berikut merupakan manifestasi klinis yang dijumpai pada pasien
COVID-19 antara lain:
a. Ringan
Pasien dengan penyakit ringan mungkin datang dengan
gejala infeksi virus saluran pernapasan bagian atas. Ini
termasuk batuk kering, demam ringan, hidung tersumbat,
sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, dan malaise. Hal
ini juga ditandai dengan tidak adanya gejala serius seperti
dispnea. Mayoritas (81%) kasus COVID-19 ringan. Selain
itu, gambaran radiografi juga tidak ada dalam kasus tersebut.
Pasien dengan penyakit ringan dapat dengan cepat
memburuk menjadi kasus yang parah atau kritis.
b. Sedang
Pasien datang dengan gejala pernapasan batuk, sesak
nafas, dan takipnea. Namun, tidak ada tanda dan gejala
penyakit parah.
c. Berat
Pasien dengan penyakit berat datang dengan pneumonia
berat. Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), sepsis,
atau syok septik. Diagnosis klinis, dan komplikasi dapat
disingkirkan dengan bantuan studi radiografi. Presentasi
klinis termasuk adanya dispnea berat, takipnea (laju
pernapasan>30/menit), gangguan pernapasan, SpO2 ≤ 93%,
PaO2/FiO2<300, dan atau lebih dari 50% infiltrat paru
dalam waktu 24 hingga 48 jam. Bahkan dalam bentuk
penyakit yang parah, demam bisa tidak ada atau sedang.

Universitas Muhammadiyah Palembang


29

Selain itu, 5% pasien dapat mengembangkan penyakit


kritis dengan gambaran gagal napas, anaemia, cedera
jantung, syok septik, atau disfungsi multi organ. Informasi
oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC)
China menunjukkan bahwa peringkat mortalitas kejadian
pada penderita kritis ialah 49%. Pasien dengan penyakit
penyerta yang sudah ada sebelumnya memiliki kasus
kematian yang lebih tinggi. Komorbiditas ini termasuk
diabetes (7,3%), penyakit pernapasan (6,5%), penyakit
kardiovaskular (10,5%), hipertensi (6%), dan komplikasi
onkologis (5,6%). Pasien tanpa penyakit penyerta memiliki
angka kematian huruf kecil (0,9%) (Susilo et al. 2020).

Universitas Muhammadiyah Palembang


30

2.2 Kerangka Teori

Faktor Agent
SARS-COV-2
Faktor Host Faktor
Umur Lingkungan
Jenis Kelamin Transmisi
Penyakit kontak dan
Komorbit droplet
Transmisi
Ketersediaan melalui udara
Vaksin Transmisi
Fomite

Faktor yang
mempengaruhi
Kejadian kejadian penularan
Penularan COVID-19
Cakupan
COVID-19 3T
Vaksinasi
di Kota Testing
Palembang Tracing
Treatment

Penyimpanan 5M
Vaksin Menjaga jarak
Memakai masker
Mencuci tangan
Menghindari
kerumunan
Mengurangi
mobilisasi
Keterangan:
Diteliti
Tidak diteliti

Gambar 2. 3 Kerangka Teori

Universitas Muhammadiyah Palembang


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan
desain ekologis dengan analisis temporal atau waktu. Observasional berarti
penelitian tidak melakukan intervensi terhadap subjek penelitian, tetapi hanya
mengumpulkan data dari subjek tersebut. Deskriptif berarti penelitian yang
digunakan studi kasus yaitu untuk memahami apa faktor-faktor penyebab
antar variabel (Sugiyono, 2015).

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


3.2.1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Desember
2021.

3.2.2. Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Dinas Kesehatan Kota Palembang.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1. Populasi Target
Populasi target adalah data masyarakat Kota Palembang.

3.3.1. Populasi Terjangkau


Populasi terjangkau adalah data masyarakat yang pernah terpapar
COVID-19 dan sudah vaksinasi di Kota Palembang periode Februari-
September 2021.

3.3.2. Sampel Penelitian dan Besar Sampel


Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua data
masyarakat yang pernah terpapar COVID-19 dan data masyarakat yang
sudah vaksinasi di Kota Palembang periode Februari-september 2021. Besar
sampel diambil dengan metode Total Sampling dengan menggunakan data

31
Universitas Muhammadiyah Palembang
32

sekunder, yaitu semua data masyarakat yang pernah terpapar COVID-19


dan masyarakat yang sudah vaksin di Kota Palembang yang terdata oleh
Dinas Kesehatan Kota Palembang.

3.4 Kriteria
3.4.1. Kriteria Inklusi
● Data Masyarakat Kota Palembang yang terkonfirmasi terpapar
COVID-19
● Data vaksinasi dosis ke 1 dan dosis ke 2

3.5 Variabel Penelitian


Variabel
3.6 Definisi Operasional
Tabel 3. 1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Alat Hasil ukur Skala


yang Ukur ukur ukur
diukur
Cakupan Area yang Observasi Daftar Persentase Numerik
Vaksinasi dijangkau tilik
pemberian
vaksin yang
bertujuan
pembentuka
n imunitas
sistem
kekebalan
dalam tubuh
(Kemenkes
RI 2021)

Penularan Perpindahan Observasi Daftar Persentase Numerik


patogen tilik
33

yang
menyebabka
n penyakit
menular dari
individu
atau
kelompok
inang yang
terinfeksi
(Kemenkes
RI 2021)
Sumber: (Sastroasmoro 2011).

3.7 Cara Pengumpulan Data


1. Subjek yang terdata di Dinas Kesehatan kota Palembang
2. Data di olah untuk mengetahui:
● Data Kasus terkonfirmasi
● Data Total Vaksin 1
● Data Total Vaksin 2
3. Pengambilan data di Dinas Kesehatan kota Palembang
4. Hasil yang diperoleh dicatatan dan disimpan sebagai data penelitian
34

3.8 Cara Pengolahan Data


Langkah-langkah dalam pengolahan data sebagai berikut:
1. Editing adalah pada tahap ini data diperiksa kembali apakah sudah lengkap
dan tidak ada kekeliruan.
2. Coding adalah data yang telah terkumpul dan dikoreksi kelengkapannya
kemudian diberi kode tertentu oleh peneliti sebelum diolah dengan
komputer sehingga memudahkan analisis data
3. Entry Data adalah data yang telah dikelompokkan kemudian dimasukkan
dalam program komputer untuk diolah
4. Cleaning adalah semua data yang telah diperiksa disimpan didalam folder
untuk kemudian di analisis
5. Saving adalah data yang dimasukkan dan telah diperiksa disimpan didalam
folder untuk kemudian di analisis. (Muslich, 2009).

3.9 Analisis Data


Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan program pengolah
angka Microsoft Excel 2010 dengan analisis Univariat (deskriptif statistik)
dengan tabel untuk menggambarkan distribusi frekuensi dan persentase dari
setiap variabel.
35

3.10 Alur Penelitian

Populasi: Masyarakat Kota Palembang

Kriteria inklusi

Sampel

Pengambilan Data di Dinas


Kesehatan Kota Palembang

Kemudian Pengolahan data untuk


mengetahui gambaran cakupan vaksinasi
dan kejadian penularan COVID-19

Pengolahan dan
analisis data

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan saran

Gambar 3. 1 Alur Penelitian


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Cakupan Vaksinasi COVID-19 di Kota Palembang
Gambaran cakupan vaksinasi COVID-19 pada penelitian ini dimuat
dalam bentuk persen, yang meliputi cakupan vaksin pada dosis pertama dan
dosis kedua, dimana hasil yang didapat merupakan hasil dari jumlah total
masyarakat yang divaksin pada dosis 1 dan dosis 2 lalu dicari cakupan
menggunakan pembagi yang merupakan target sasaran vaksinasi Kota
Palembang dengan perhitungan sebagai berikut :

Jumlah total masyarakat yang di vaksin


×100 %
Target sasaranvaksin Kota Palembang

Untuk jumlah total masyarakat Kota Palembang yang di vaksin dosis 1


sebanyak 686.081 orang, dosis 2 sebanyak 584.303 orang dan target sasaran
vaksinasi Kota Palembang hingga September 2021 adalah 1.255.715 orang.
Hasil cakupan yang didapat seperti yang tertera dalam tabel berikut :

Tabel 4. 1 Cakupan Vaksinasi COVID-19 Periode Februari-September 2021

Keterangan Dosis 1 Dosis 2


Vaksin 54,63% 46,53%
Tidak Vaksin 45,37% 53,47%
Total 100% 100%

Dari tabel tersebut didapatkan hasil bahwa cakupan vaksinasi dosis


1 sebesar 54,63%, sedangkan cakupan vaksinasi dosis 2 sebesar 46,53%, hal

36
Universitas Muhammadiyah Palembang
37

ini menunjukkan bahwa cakupan vaksinasi pada dosis pertama lebih besar
dibandingkan cakupan vaksinasi pada dosis kedua. Dari data tersebut juga
didapatkan bahwa sebagian besar masyarakat kota Palembang belum
melakukan vaksinasi COVID-19 dengan cakupan rata-rata per hari dosis 1
sebesar 43,30% dan dosis 2 sebesar 24,86%. Untuk mengetahui persentase
vaksin per hari Kota Palembang dapat dilihat dalam grafik dibawah ini:

Gambar 4. 1 Grafik Persentase cakupan vaksin per hari

4.1.2 Kejadian Penularan COVID-19 di Kota Palembang


Kejadian penularan COVID-19 di kota Palembang yang dihasilkan
dalam penelitian ini berupa distribusi masyarakat kota Palembang yang
terkonfirmasi COVID-19 tahun 2021 pada masing-masing kecamatan yang
terdiri atas 18 kecamatan. Hasil tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah
ini:

Universitas Muhammadiyah Palembang


38

Tabel 4. 2 Kejadian Penularan COVID-19 Kota Palembang

No. Kecamatan Jumlah Persentase


1 Alang Lebar 2.375 7,83%
2 Bukit Kecil 703 2,32%
3 Gandus 639 2,11%
4 Ilir Barat I 3.959 13,06%
5 Ilir Barat II 809 2,67%
6 Ilir Timur I 1.980 6,53%
7 Ilir Timur II 1.774 5,85%
8 Ilir Timur III 1.355 4,47%
9 Jakabaring 1.249 4,12%
10 Kalidoni 2.992 9,87%
11 Kemuning 1.780 5,87%
12 Kertapati 574 1,89%
13 Plaju 1.296 4,27%
14 Sako 2.540 8,38%
15 Seberang Ulu I 699 2,31%
16 Seberang Ulu II 1.170 3,86%
17 Sematang Borang 913 3,01%
18 Sukarami 3.513 11,59%
Total 30.320 100,00%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kecamatan yang memiliki kasus
COVID-19 terbanyak adalah kecamatan Ilir Barat I dengan kasus
terkonfirmasi sebanyak 3.959 kasus (13,06 %) sementara kecamatan dengan
kasus COVID-19 terendah adalah Kecamatan Kertapati sebanyak 574 kasus
(1,89 %).

Universitas Muhammadiyah Palembang


39

Gambar 4. 2 Grafik Persentase Kejadian Penularan COVID-19 Kota Palembang


2021

Kasus Covid-19 di Kota Palembang


periode Februari-September 2021
4500
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
r il s I II I II II g i g ti u o I II g i
eba Kec ndu arat rat ur ur ur I arin idon nin apa Plaj Sak Ulu Ulu ran ram
m
g L kit Ga ir B r Ba r Ti Tim Tim kab Kal emu ert ng g Bo k
a
lan Bu Il Ili Ili Ilir Ilir Ja K K era eran ang Su
A b t
Se Seb ma
Se

Gambar 4. 3 Grafik Kasus Covid-19 di Kota Palembang

Universitas Muhammadiyah Palembang


40

4.2 Pembahasan
4.2.1 Cakupan Vaksinasi COVID-19 di Kota Palembang
Data yang diperoleh pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa cakupan
vaksinasi COVID-19 pada dosis pertama sebesar 54,63% sedangkan
cakupan vaksinasi COVID-19 dosis kedua yaitu 46,53%. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa cakupan vaksinasi belum mencapai target pemerintah
yakni 70% (Kementerian Kesehatan RI 2021). Sebagian besar masyarakat
kota palembang yang belum melakukan vaksinasi mungkin disebabkan
karena masih meragukan efektivitas vaksin COVID-19, dan masih takut
akan efek samping yang mungkin ditimbulkan dari vaksin tersebut. Angka
cakupan pada dosis pertama lebih tinggi dibandingkan cakupan vaksinasi
pada dosis kedua bisa disebabkan karena sebagian besar masyarakat yang
akan vaksin dosis kedua belum terjadwal, atau jadwal vaksinnya belum tiba
sewaktu pendataan (Kementerian Kesehatan RI 2021).
Cakupan vaksinasi yang tinggi dan merata dapat menciptakan herd
immunity atau kekebalan kelompok yang dapat memproteksi diri dari risiko
tertular penyakit jika mayoritas masyarakat sudah divaksin, sehingga
penyebaran virus dapat dikurangi dan diharapkan mampu menghentikan
penyakit. Namun, terdapat hambatan dalam mencapai cakupan dan herd
immunity yang diharapkan karena masih adanya keraguan dan kesalahan
informasi tentang vaksin, walaupun sebenarnya keputusan untuk melakukan
vaksin sifatnya multifaktorial yang bisa saja berubah seiring berjalannya
waktu (Astuti et al., 2021). Berdasarkan survei yang dilakukan oleh
Kemenkes pada tahun 2020, beberapa alasan umum yang mendasari
penolakan masyarakat terhadap vaksin COVID-19 adalah keraguan akan
keamanan dan efektifitas vaksin, ketidakpercayaan dan kekhawatiran
adanya efek samping dari vaksin serta karena alasan agama (Kementerian
Kesehatan RI 2021).
Hal ini sejalan dengan penelitian (Lazarus et al., 2021) yang
menyatakan bahwa sebagian besar masyarakat akan menerima vaksin jika
terbukti aman dan efektif. Komunikasi publik yang efektif dapat meluruskan
informasi palsu atau isu yang beredar di masyarakat sehingga meningkatkan

Universitas Muhammadiyah Palembang


41

kepercayaan masyarakat serta mendorong keberhasilan vaksinasi COVID-


19. Hal ini didukung oleh penelitian (Dewi 2021) yang mendapati hasil
bahwa komunikasi publik yang akurat, dan dipersiapkan dengan baik akan
memberi pengaruh positif terhadap pemahaman dan partisipasi masyarakat
terhadap vaksinasi COVID-19. Cakupan vaksinasi di Kota Palembang juga
masih lebih rendah dari cakupan vaksin Kota Prabumulih dengan angka
cakupan dosis 1 sebesar 87,86% dan dosis 2 sebesar 65,78% (Humas Dinkes
2022).
4.2.2 Kejadian Penularan COVID-19 di Kota Palembang
Berdasarkan hasil yang didapat dalam penelitian ini seperti yang tertera
pada tabel 4.2 diketahui bahwa seluruh kecamatan yang terdapat di kota
Palembang memiliki jumlah kasus COVID-19 dengan kasus terbanyak
berada di kecamatan Ilir Barat I. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor
baik yang dikarenakan oleh virus itu sendiri dimana penularan dapat terjadi
melalui beberapa cara yang terbilang mudah diantaranya transmisi kontak,
udara (airborne), percikan (droplet), darah, ibu ke anak, fomit, faecal-oral
serta dari binatang ke manusia (WHO 2020). Kota Palembang merupakan
ibu kota Provinsi Sumatera selatan dengan jumlah penduduk terbanyak dari
seluruh kabupaten/kota yang terdapat di Sumatera Selatan. Pada tahun 2020
jumlah penduduk kota Palembang tercatat sebanyak 1.696.244 jiwa (BPS
Sumatera Selatan 2022). Adapun Kabupaten Ilir Barat I memiliki jumlah
penduduk terbanyak kedua (BPS Kota Palembang 2022). Faktor
Lingkungan seperti kepadatan dan banyaknya jumlah penduduk merupakan
salah satu faktor yang menjadi penyebab penularan virus COVID-19 hal ini
dikarenakan tingginya mobilitas pada daerah dengan jumlah penduduk yang
banyak sehingga membuat rantai penyebaran virus menjadi kompleks serta
lebih cepatnya transmisi penyakit (Ikbar, 2021). Selain itu, kepatuhan
masyarakat yang masih kurang terhadap protokol kesehatan juga menjadi
salah satu penyebab tingginya angka penularan COVID-19 (Yubo et al.,
2021).
Tingginya angka penularan COVID-19 juga berhubungan dengan
rendahnya cakupan vaksin. Berdasarkan evaluasi efektivitas vaksin COVID-

Universitas Muhammadiyah Palembang


42

19 melalui penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI memperoleh hasil yang
menunjukkan bahwa vaksin mampu menurunkan risiko terinfeksi COVID-
19, mengurangi angka perawatan serta mortalitas (Rokom 2021).
4.3 Kelebihan Penelitian
Beberapa kelebihan pada penelitian ini, diantaranya menyajikan
tren data dalam rentang waktu dan grafik yang mudah untuk dipahami.
Selain itu, tampilk kelompok cakupan vaksinasi rata-rata perhari
memudahkan melihat perbedaannya. Penelitian ini juga dapat memvalidasi
kondisi yang ada, dimana data vaksinasi dan data penularan COVID-19
yang dikumpulkan dan diolah berasal dari platform yang valid dan sahih.

4.4 Keterbatasan Penelitian


Keterbatasan pada penelitian ini diantaranya, karena berjenis
observasional deskriptif maka hanya mampu menampilkan gambaran saja
namun tidaknya menilai hubungan antara cakupan vaksinasi dan penularan
COVID-19. Keterbatasan dalam mengakses ketersediaan data yang lebih
rinci serta ada beberapa tanggal yang tidak tersedia datanya, sehingga tidak
sepenuhnya mewakili cakupan satu tahun sehingga memungkinkan
terjadinya bias responden.

Universitas Muhammadiyah Palembang


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

1. Cakupan vaksinasi masyarakat Kota Palembang periode Februari-


September 2021 untuk dosis 1 sebesar 54,63%, sedangkan cakupan
vaksinasi dosis 2 sebesar 46,53%.
2. Distribusi kasus COVID-19 di setiap kecamatan kota Palembang yaitu di
kecamatan Alang Lebar sebesar 2.375 (7,83%), Bukit Kecil 703 (2,32%),
Gandus 639 (2,11%), Ilir Barat I 3.959 (13,06%), Ilir Barat II 809 (2,67%),
Ilir Timur I 1.980 (6,53%), Ilir Timur II 1.774 (5,85%), Ilir Timur III
1.355 (4,47%), Jakabaring 1.249 (4,12%), Kalidoni 2.992 (9,87%),
Kemuning 1.780 (5,87%), Kertapati 574 (1,89%), Plaju 1.296 (4,27%),
Sako 2.540 (8,38%), Seberang Ulu I 699 (2,31%), Seberang Ulu II 1.170
(3,86%), Sematang Borang 913 (3,01%), Sukarami 3.513 (11,59%).

5.2 Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat:


Memakai keterbatasan penelitian ini sebagai salah satu bahan evaluasi
dan melanjutkan pencarian informasi untuk penelitian selanjutnya
2. Bagi Pemerintah Kota Palembang agar dapat:
a. Mengontrol upaya penanggulangan penularan COVID-19.
b. Memaksimalkan kerjasama antar lintas sektor guna keberhasilan
program vaksinasi COVID-19.
c. Melengkapi data-data guna menilai efektivitas program vaksinasi
COVID-19.

43
Universitas Muhammadiyah Palembang
DAFTAR PUSTAKA

Abd El Hadi, Soha R. et al. 2021. “COVID-19: Vaccine Delivery System, Drug
Repurposing and Application of Molecular Modeling Approach.” Drug
Design, Development and Therapy 15(July): 3313–30.

Affairs, Veterans, Veterans Health Administration, and Occupational Safety.


2021. “VHA Directive 1193, Coronavirus Disease 2019 Vaccination
Program For Title 38 Health Care Personnel.”

Astuti, Nining Puji et al. 2021. “Persepsi Masyarakat Terhadap Penerimaan


Vaksinasi Covid-19: Literature Review.” Jurnal Keperawatan 13(3): 569–
80.

Australian Technical Advisory Group on Immunization ( ATAGI ). 2021.


“Clinical Guidance on Use of COVID-19 Vaccine in Australia.” (February):
1–17.

BPS Kota Palembang. 2022. Jumlah Penduduk Palembang (Jiwa) Tahun 2018-
2020 Per Kecamatan. Palembang.
https://palembangkota.bps.go.id/indicator/12/167/1/jumlah-penduduk-
palembang.html.

BPS Sumatera Selatan. 2022. Proyeksi Jumlah Penduduk (Jiwa) Tahun 2018-
2020 Per Kabupaten. Palembang.
https://sumsel.bps.go.id/indicator/12/51/1/jumlah-penduduk.html.

Dewi, Susi Artuti Erda. 2021. “Komunikasi Publik Terkait Vaksinasi Covid 19.”
Health Care : Jurnal Kesehatan 10(1): 162–67.

Diah Handayani,et.al. 2020. Penyakit Virus Corona 2019. Jurnal Respirologi


Indonesia. Vol 40. No. 2, April 2020. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

Government of India, Ministry of Health and Family Welfare. 2020. “COVID-19


Vaccines: Operational Guidelines.” Government of India: 1–148.

Hogan, Alexandra B et al. 2020. “Report 33: Modeling the Allocation and Impact
of a COVID-19 Vaccine.” (September).

44
Universitas Muhammadiyah Palembang
Humas Dinkes. 2022. “Capaian Vaksinasi Covid-19 Ke 1 Tertinggi Dari 17
Kab/Kota Di Sumatera Selatan.” Dinas Kesehatan Kota Prabumulih.
https://dinkes.kotaprabumulih.go.id/berita/Isi_berita?id=31 (January 24,
2022).

Ikbar, Iffat Nabila, Ahmad Ghiffari, and Rista Silvana. 2021. “Identifikasi Faktor
Sosial Ekonomi Dan Lingkungan Yang Berhubungan Dengan Kerentanan
Terhadap COVID-19 Di Kota Palembang.” 2: 28–39.

Kemenkes RI. 2021. “Question ( Faq ) Pelaksanaan Vaksinasi Covid-.” 2020: 1–


16.

Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pandemi COVID-19.

Lazarus, Jeffrey V. et al. 2021. “A Global Survey of Potential Acceptance of a


COVID-19 Vaccine.” Nature Medicine 27(2): 225–28.

Li, Xiaowei et al. 2020. “Molecular Immune Pathogenesis and Diagnosis of


COVID-19.” Journal of Pharmaceutical Analysis 10(2): 102–8.

Mason, Robert J. 2020. “Pathogenesis of COVID-19 from a Cell Biology


Perspective.” European Respiratory Journal 55(4): 9–11.

Muslich Anshori, Sri Iswati. 2009. Buku Ajar : Metodologi Penelitian Kuantitatif.
Universitas Airlangga, Surabaya.

Notoatmodjo. (2012). Metodologi penelitian kesehatan / Soekidjo Notoatmodjo.


Koleksi Buku UPT Perpustakaan Universitas Negeri Malang, 0(0), 2–7.

Oktaviasari, Khuril Eka. 2018. “Relationship of Measles Immunization with


Measles in East Java.” Jurnal Berkala Epidemiologi 6(2): 166.

Prof.Dr.Sugiyono. 2015. “Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif ,


Kualitatif Dan r&D.” : 456.

Rokom. 2021. “Studi Terbaru: Vaksin COVID-19 Efektif Mencegah Perawatan


Dan Kematian.” Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20210812/4238277/
studi-terbaru-vaksin-covid-19-efektif-mencegah-perawatan-dan-kematian/

45
Universitas Muhammadiyah Palembang
(January 24, 2022).

Sastroasmoro, Sudigdo. 2011. “Perkiraan Besar Sampel Dalam Penelitian Klinis.”


Dasar-dasar Metodologi Penelitian: 359.

Shah, Anoop S V et al. 2021. “Effect of Vaccination on Transmission of COVID-


19: An Observational Study in Healthcare Workers and Their Households.”
medRxiv: 2021.03.11.21253275.

Speiser, Daniel E. 2020. “COVID-19 : Mechanisms of Vaccination and


Immunity.” : 1–19.

Sugiyono (2010) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.


ALFABETA Bandung.

Susilo, Adityo et al. 2020. “Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur


Terkini.” Jurnal Penyakit Dalam Indonesia 7(1): 45.

Umakanthan, Srikanth et al. 2020. “Origin, Transmission, Diagnosis and


Management of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).” Postgraduate
Medical Journal 96(1142): 753–58.

Vitiello, A., F. Ferrara, V. Troiano, and R. La Porta. 2021. “COVID-19 Vaccines


and Decreased Transmission of SARS-CoV-2.” Inflammopharmacology
(0123456789): 21–24.

WHO. 2020. “Modes of Transmission of Virus Causing COVID-19: Implications


for IPC Precaution Recommendations.” Geneva: World Health
Organization; Available: 1–10.
https://www.who.int/publications-detail/modes-of-transmission-of-virus-
causing-covid-19-implications-for-ipc-precaution-recommendations.

———. 2021. “Monitoring COVID-19 Vaccination.” WHO Publications.

World Health Organization. 2020a. “Background Paper on Covid-19 Disease and


Vaccines.” (December): 1–28.

———. 2020b. “Who Sage Roadmap for Prioritizing Uses of Covid-19 Vaccines
in The.” Who (October).

46
Universitas Muhammadiyah Palembang
Yubo, Bouway Dolphinus et al. 2021. “Kepatuhan Masyarakat Terhadap Protokol
COVID-19 Pada Masa Pemberlakuan New Normal Di Kota Jayapura,
Provinsi Papua, Indonesia.” Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia 16(1):
26.

47
Universitas Muhammadiyah Palembang
45

Universitas Muhammadiyah Palembang


48

LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Penelitian

Kasus Terkonfirmasi Covid 19 Cakupan Vaksin per hari Cakupan Vaksin


No
Jumlah %
. Kecamatan Tanggal Vaksin 1 Vaksin 2 Tanggal Vaksin 1 Vaksin 2
1 Alang Lebar 2375 7,83% 21.2.2 0,00% 3,40% 21.2.2 7121 503
2 Bukit Kecil 703 2,32% 21.2.3 48,40% 3,40% 21.2.3 0 0
3 Gandus 639 2,11% 21.2.4 53,90% 9% 21.2.4 810 0
4 Ilir Barat I 3959 13,06% 21.2.5 56,20% 11,70% 21.2.5 344 0
5 Ilir Barat II 809 2,67% 21.2.6 57% 9,30% 21.2.6 130 40
6 Ilir Timur I 1980 6,53% 21.2.7 57% 9,30% 21.2.7 0 0
7 Ilir Timur II 1774 5,85% 21.2.8 60,90% 12% 21.2.8 556 435
8 Ilir Timur III 1355 4,47% 21.2.9 67,90% 19,20% 21.2.9 1033 1033
9 Jakabaring 1249 4,12% 21.2.10 71% 21,50% 21.2.10 463 330
10 Kalidoni 2992 9,87% 21.2.11 73% 26% 21.2.11 287 674
11 Kemuning 1780 5,87% 21.2.12 73,80% 26,40% 21.2.12 128 52
12 Kertapati 574 1,89% 21.2.13 73,80% 26,40% 21.2.13 0 0
13 Plaju 1296 4,27% 21.2.14 73,80% 26,40% 21.2.14 0 0
14 Sako 2540 8,38% 21.2.15 75,50% 30,90% 21.2.15 238 666
15 Seberang Ulu I 699 2,31% 21.2.16 77,40% 36,60% 21.2.16 226 719
16 Seberang Ulu II 1170 3,86% 21.2.17 79,90% 38,70% 21.2.17 371 306
17 Sematang Borang 913 3,01% 21.2.18 81% 41% 21.2.18 161 353
18 Sukarami 3513 11,59% 21.2.19 84% 45% 21.2.19 267 469
Total 30320 100,00% 21.2.20 84,40% 46% 21.2.20 45 142
21.2.21 84,40% 46% 21.2.21 0 0
21.2.22 85,60% 49,20% 21.2.22 183 478
21.2.23 86,50% 52,20% 21.2.23 163 401
21.2.24 87,70% 55% 21.2.24 0 0
21.2.25 88,30% 57,50% 21.2.25 94 367
21.2.26 89,50% 58,70% 21.2.26 176 172
21.2.27 90% 59% 21.2.27 69 43
21.2.28 90% 59% 21.2.28 0 0
21.3.1 91% 60,40% 21.3.1 173 197
21.3.2 96% 61,50% 21.3.2 707 164
21.3.3 96% 61% 21.3.3 0 0
21.3.4 19,67% 9,79% 21.3.4 1573 122
21.3.5 19,67% 9,79% 21.3.5 0 33
21.3.6 23,25% 10,14% 21.3.6 2890 45
21.3.7 23,25% 10,14% 21.3.7 0 0
21.3.8 23,25% 10,14% 21.3.8 0 67
21.3.9 29,79% 10,57% 21.3.9 5169 0
21.3.10 32,82% 10,79% 21.3.10 2392 125
21.3.11 34,06% 10,91% 21.3.11 981 23
21.3.12 36,61% 11,11% 21.3.12 2020 44

Universitas Muhammadiyah Palembang


49

21.3.13 38,35% 11,24% 21.3.13 1378 58


21.3.14 38,35% 11,24% 21.3.14 0 0
21.3.15 43,90% 11,40% 21.3.15 8974 844
21.3.16 46,90% 11,70% 21.3.16 2648 267
21.3.17 49,10% 12,30% 21.3.17 1987 531
21.3.18 51,10% 12,90% 21.3.18 2122 467
21.3.19 53,80% 15,20% 21.3.19 2075 0
21.3.20 57,00% 15,40% 21.3.20 2962 433
21.3.21 57,00% 15,40% 21.3.21 0 0
21.3.22 57,00% 15,40% 21.3.22 0 0
21.3.23 38,60% 12,30% 21.3.23 3312 2562
21.3.24 39,80% 12,50% 21.3.24 1674 307
21.3.25 45,50% 14,30% 21.3.25 8327 2643
21.3.26 48,00% 15,00% 21.3.26 3606 1350
21.3.27 48,00% 15,00% 21.3.27 0 0
21.3.28 48,00% 15,00% 21.3.28 0 0
21.3.29 51,20% 15,30% 21.3.29 815 658
21.3.30 56,20% 17,00% 21.3.30 8795 2665
21.3.31 29,00% 9,00% 21.3.31 1164 604
21.4.1 31,60% 9,60% 21.4.1 7170 1897
21.4.2 31,60% 9,60% 21.4.2 0 0
21.4.3 32,50% 10,20% 21.4.3 2409 1807
21.4.4 32,50% 10,20% 21.4.4 0 0
21.4.5 32,50% 10,20% 21.4.5 0 0
21.4.6 33,60% 11,00% 21.4.6 91 115
21.4.7 34,40% 12,00% 21.4.7 2424 2662
21.4.8 34,40% 12,00% 21.4.8 0 0
21.4.9 36,50% 12,60% 21.4.9 4508 1870
21.4.10 36,70% 13,40% 21.4.10 733 2270
21.4.11 36,70% 13,40% 21.4.11 733 2270
21.4.12 37,40% 14,00% 21.4.12 1985 2646
21.4.13 37,60% 15,00% 21.4.13 520 2025
21.4.14 37,80% 15,50% 21.4.14 441 1446
21.4.15 38,00% 16,00% 21.4.15 19 117
21.4.16 38,00% 16,00% 21.4.16 794 1307
21.4.17 38,00% 17,00% 21.4.17 0 0
21.4.18 38,00% 17,00% 21.4.18 0 0
21.4.19 38,20% 17,00% 21.4.19 102 446
21.4.20 38,60% 18,40% 21.4.20 1147 3825
21.4.21 38,80% 19,60% 21.4.21 583 3399
21.4.22 39,20% 21,00% 21.4.22 1191 4214
21.4.23 39,40% 22,20% 21.4.23 605 3116
21.4.24 39,40% 22,20% 21.4.24 0 0
21.4.25 39,60% 23,00% 21.4.25 415 5251

Universitas Muhammadiyah Palembang


50

21.4.26 40,00% 25,00% 21.4.26 665 5067


21.4.27 40,00% 25,00% 21.4.27 0 0
21.4.28 40,50% 28,00% 21.4.28 1197 8474
21.4.29 40,80% 29,00% 21.4.29 857 2657
21.4.30 41,00% 29,30% 21.4.30 736 809
21.5.1 41,00% 29,30% 21.5.1 0 0
21.5.2 41,00% 29,30% 21.5.2 0 0
21.5.3 41,30% 30,30% 21.5.3 638 2790
21.5.4 41,40% 31,00% 21.5.4 438 2301
21.5.5 41,40% 31,00% 21.5.5 0 0
21.5.6 41,70% 32,00% 21.5.6 637 4805
21.5.7 41,70% 32,00% 21.5.7 142 736
21.5.8 42,00% 33,00% 21.5.8 719 1492
21.5.9 42,00% 33,00% 21.5.9 0 0
21.5.10 42,00% 34,00% 21.5.10 722 1701
21.5.11 42,00% 34,00% 21.5.11 0 0
21.5.12 42,40% 34,40% 21.5.12 722 572
21.5.13 42,40% 34,40% 21.5.13 0 0
21.5.14 42,40% 34,40% 21.5.14 0 0
21.5.15 42,40% 34,40% 21.5.15 0 0
21.5.16 42,40% 34,40% 21.5.16 0 0
21.5.17 42,50% 34,40% 21.5.17 149 48
21.5.18 42,70% 35,00% 21.5.18 649 1755
21.5.19 42,70% 35,00% 21.5.19 0 0
21.5.20 42,70% 35,00% 21.5.20 0 0
21.5.21 43,60% 36,00% 21.5.21 1103 727
21.5.22 43,70% 36,00% 21.5.22 483 280
21.5.23 43,70% 36,00% 21.5.23 0 0
21.5.24 43,70% 36,00% 21.5.24 56 99
21.5.25 44,00% 36,40% 21.5.25 0 0
21.5.26 44,00% 36,40% 21.5.26 0 0
21.5.27 44,50% 37,00% 21.5.27 1124 1280
21.5.28 44,60% 37,00% 21.5.28 422 751
21.5.29 44,60% 37,00% 21.5.29 0 0
21.5.30 44,70% 37,00% 21.5.30 367 226
21.5.31 44,80% 37,00% 21.5.31 306 666
21.6.1 44,80% 37,00% 21.6.1 0 0
21.6.2 45,00% 37,50% 21.6.2 1098 684
21.6.3 45,00% 37,50% 21.6.3 0 0
21.6.4 46,00% 38,00% 21.6.4 1052 268
21.6.5 46,00% 38,00% 21.6.5 2050 377
21.6.6 46,00% 38,00% 21.6.6 0 0
21.6.7 46,50% 38,00% 21.6.7 118 219
21.6.8 47,00% 38,50% 21.6.8 2133 1353

Universitas Muhammadiyah Palembang


51

21.6.9 47,00% 38,50% 21.6.9 1605 111


21.6.10 48,00% 38,50% 21.6.10 1654 53
21.6.11 49,00% 38,50% 21.6.11 1102 37
21.6.12 49,00% 38,50% 21.6.12 19 0
21.6.13 49,00% 38,50% 21.6.13 19 0
21.6.14 49,00% 38,60% 21.6.14 2378 232
21.6.15 50,00% 39,00% 21.6.15 466 543
21.6.16 50,90% 39,00% 21.6.16 101 488
21.6.17 51,50% 39,00% 21.6.17 1635 563
21.6.18 52,00% 39,50% 21.6.18 2617 860
21.6.19 53,00% 40,00% 21.6.19 580 477
21.6.20 53,00% 40,00% 21.6.20 0 0
21.6.21 53,00% 40,00% 21.6.21 1327 617
21.6.22 53,00% 40,00% 21.6.22 686 438
21.6.23 54,00% 40,00% 21.6.23 2674 381
21.6.24 55,00% 40,30% 21.6.24 1534 348
21.6.25 55,00% 40,30% 21.6.25 0 0
21.6.26 58,00% 40,40% 21.6.26 9340 157
21.6.27 58,00% 40,40% 21.6.27 0 0
21.6.28 60,00% 40,00% 21.6.28 8720 787
21.6.29 60,00% 40,00% 21.6.29 2282 234
21.6.30 64,00% 40,00% 21.6.30 10739 0
21.7.1 67,00% 40,00% 21.7.1 10739 0
21.7.2 70,00% 41,00% 21.7.2 9801 1915
21.7.3 70,00% 41,00% 21.7.3 0 0
21.7.4 73,00% 41,00% 21.7.4 6470 227
21.7.5 16,00% 8,00% 21.7.5 5762 4
21.7.6 19,00% 10,00% 21.7.6 12091 2201
21.7.7 20,00% 10,00% 21.7.7 9497 121673
21.7.8 20,00% 10,00% 21.7.8 8229 1632
21.7.9 20,00% 10,00% 21.7.9 10506 1564
21.7.10 20,00% 10,00% 21.7.10 1132 224
21.7.11 20,00% 10,00% 21.7.11 1132 224
21.7.12 20,00% 10,00% 21.7.12 2305 422
21.7.13 22,00% 10,00% 21.7.13 21065 3428
21.7.14 23,00% 10,00% 21.7.14 13171 1705
21.7.15 23,00% 10,00% 21.7.15 6201 1340
21.7.16 24,00% 11,00% 21.7.16 7855 2224
21.7.17 25,00% 11,00% 21.7.17 5712 673
21.7.18 25,00% 11,00% 21.7.18 0 0
21.7.19 25,00% 11,00% 21.7.19 0 0
21.7.20 25,00% 11,00% 21.7.20 8861 2862
21.7.21 26,00% 11,00% 21.7.21 3520 1719
21.7.22 26,00% 11,00% 21.7.22 3200 1393

Universitas Muhammadiyah Palembang


52

21.7.23 26,00% 11,00% 21.7.23 4243 3484


21.7.24 26,00% 11,00% 21.7.24 1445 5209
21.7.25 26,00% 11,00% 21.7.25 1445 5209
21.7.26 26,00% 12,00% 21.7.26 1445 5209
21.7.27 27,00% 15,00% 21.7.27 1445 5209
21.7.28 27,00% 13,00% 21.7.28 1445 5209
21.7.29 27,00% 13,00% 21.7.29 1445 5209
21.7.30 28,00% 14,00% 21.7.30 1912 4274
21.7.31 28,00% 14,00% 21.7.31 1108 2852
21.8.1 28,00% 14,00% 21.8.1 1108 2852
21.8.2 28,00% 14,00% 21.8.2 1198 6850
21.8.3 28,00% 15,00% 21.8.3 1993 4863
21.8.4 28,00% 15,00% 21.8.4 1012 4177
21.8.5 27,00% 16,00% 21.8.5 10229 6719
21.8.6 27,99% 16,65% 21.8.6 1572 6230
21.8.7 28,05% 17,02% 21.8.7 701 4485
21.8.8 28,05% 17,02% 21.8.8 701 4485
21.8.9 28,22% 17,53% 21.8.9 2414 6342
21.8.10 28,45% 18,18% 21.8.10 2248 7765
21.8.11 28,45% 18,18% 21.8.11 0 0
21.8.12 28,45% 18,18% 21.8.12 0 0
21.8.13 28,45% 18,18% 21.8.13 0 0
21.8.14 28,55% 19,37% 21.8.14 2763 5802
21.8.15 28,55% 19,37% 21.8.15 2763 5802
21.8.16 28,55% 19,37% 21.8.16 0 0
21.8.17 28,55% 19,37% 21.8.17 0 0
21.8.18 28,55% 19,37% 21.8.18 0 0
21.8.19 29,10% 20,68% 21.8.19 4765 6993
21.8.20 29,29% 21,19% 21.8.20 2678 6388
21.8.21 29,57% 21,33% 21.8.21 3464 1830
21.8.22 29,57% 21,33% 21.8.22 3464 1830
21.8.23 30,11% 21,78% 21.8.23 5371 2345
21.8.24 30,47% 21,97% 21.8.24 4396 2278
21.8.25 30,86% 22,26% 21.8.25 4827 3638
21.8.26 30,90% 22,26% 21.8.26 574 202
21.8.27 32,01% 22,46% 21.8.27 13698 2436
21.8.28 32,78% 23,01% 21.8.28 13754 7227
21.8.29 32,78% 23,01% 21.8.29 13754 7227
21.8.30 33,29% 23,18% 21.8.30 6261 2093
21.8.31 33,83% 23,35% 21.8.31 6667 2096
21.9.1 34,34% 23,47% 21.9.1 6339 1420
21.9.2 34,52% 23,59% 21.9.2 7293 1502
21.9.3 34,98% 23,40% 21.9.3 5775 1254
21.9.4 35,35% 23,58% 21.9.4 4641 2196

Universitas Muhammadiyah Palembang


53

21.9.5 35,35% 23,58% 21.9.5 4641 2196


21.9.6 36,03% 23,72% 21.9.6 8647 1750
21.9.7 36,65% 23,89% 21.9.7 7721 2186
21.9.8 36,65% 23,89% 21.9.8 761 451
21.9.9 36,65% 23,89% 21.9.9 0 0
21.9.10 37,82% 24,21% 21.9.10 66483 63236
21.9.11 38,66% 24,53% 21.9.11 4807 1676
21.9.12 38,66% 24,53% 21.9.12 4807 1676
21.9.13 39,16% 24,86% 21.9.13 7273 7948
21.9.14 39,51% 25,03% 21.9.14 4467 3080
21.9.15 39,94% 25,23% 21.9.15 5426 2444
21.9.16 40,45% 25,47% 21.9.16 6352 11777
21.9.17 40,45% 25,47% 21.9.17 0 0
21.9.18 41,06% 25,68% 21.9.18 7677 3602
21.9.19 41,33% 25,99% 21.9.19 11088 7433
21.9.20 41,49% 26,04% 21.9.20 1999 661
21.9.21 42,34% 26,48% 21.9.21 10673 5588
21.9.22 43,04% 26,77% 21.9.22 8766 3568
21.9.23 43,63% 27,08% 21.9.23 7383 3929
21.9.24 43,92% 27,33% 21.9.24 3659 3125
21.9.25 44,41% 27,72% 21.9.25 6151 5518
21.9.26 44,41% 27,72% 21.9.26 6151 5518
21.9.27 45,07% 28,29% 21.9.27 10707 10688
21.9.28 45,63% 28,91% 21.9.28 6990 7693
21.9.29 46,03% 29,44% 21.9.29 4952 6700
21.9.30 46,54% 29,97% 21.9.30 6355 6701

Lampiran 2 Surat Selesai Penelitian

Universitas Muhammadiyah Palembang


54

Lampiran 3 Biodata Peneliti


BIODATA

Universitas Muhammadiyah Palembang


55

Nama : Yolanda Fitriani


Tempat Tanggal Lahir : Teluk Lubuk, 22 Januari 1999
Alamat sesuai KTP : Jl. Simpang Belimbing, RT/RW 005/000 Dusun IV
Desa Cinta Kasih Kecamatan Belimbing Sumatera
Selatan
Telp/Hp : 082176087009
Email : Yolandarahasia@gmail.com
Agama : Islam
Nama Orang Tua
Ayah : H. Yurisman
Ibu : Hj. Heryani
Jumlah Saudara : 3 (Tiga)
Anak Ke : 2 (Dua)
Riwayat Pendidikan :
TK AISYAH Teluk Lubuk (2004-2005)
SD Negeri 1 Cinta Kasih (2005-2011)
SMP Negeri 4 Gunung Megang (2011-2014)
SMA Negeri 10 Palembang (2014-2017)

Palembang, Januari 2022

(Yolanda Fitriani)

Universitas Muhammadiyah Palembang

You might also like