You are on page 1of 2

SUMMARY NOTES - [18/11-U004MIKOM-11-02]

PENGELOLAAN PR POLITIK
(Ditulis oleh: Dr. Fal Harmonis, M.Si.)

Pengelolaan PR Politik
Merujuk kepada pendapat Cutlip, Center dan Broom (2005: 5) tentang rumusan dari
public relations adalah fungsi manajemen yang membentuk dan memelihara hubungan
saling menguntungkan antara organisasi dan masyarakat yang menjadi sandaran bagi
keberhasilan ataupun kegagalannya.
IPRA (International Public Relations Association) yang secara resmi menulis definisi
kerja (a working definition) yang dirumuskan oleh Dr. Rex F. Harlow bahwa public
relations merupakan fungsi manajemen khas yang membantu untuk membangun dan
memelihara jalur komunikasi dua arah, saling pengertian, penerimaan dan kerja sama
antara organisasi dengan publiknya.
Maka dapat dinyatakan bahwa antara manajemen dengan public relations
terdapat hubungan ataupun relasi yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu
dengan yang lain. Jefkins (2013: 10) bahkan menjelaskan bahwa aplikasi humas adalah
penggunaan metode manajemen yang berdasarkan tujuan (management by objective,
MBO).
Sebaliknya, manajemen ataupun pengelolaan yang dilakukan oleh manajer tidak
akan berhasil jika tidak didukung oleh unsur ataupun aspek hubungan yang baik antara
manajer dengan stakeholder yang lainnya, seperti karyawan (dalam konteks
perusahaan) ataupun rakyat atau pemilih (dalam konteks politik).
Arifin (2015: 72) mengatakan bahwa istilah manajemen berasal dari kata kerja
(Inggris) to manage yang berarti mengemudikan, mengurus, memerintah, atau
memimpin. Perkataan manage berasal dari bahasa Italia manegg (iare) yang bersumber
pada perkataan latis manus, yang berarti “menangani” atau melatih kuda. Secara
maknawiyah berarti memimpin, membimbing atau mengatur.
Dari sisi istilah ataupun terminologi, pengelolaan atau dalam bahasa yang lebih
umum disebut dengan istilah manajemen menurut Mary Parker Follett (dalam Stoner
dan Freeman, 1992: 10) diberi batasan sebagai “seni untuk melaksanakan suatu
pekerjaan melalui orang-orang” atau “seni dari tercapainya segala sesuatu pekerjaan
melalui orang-orang” (the art of getting things done through people).
Scholar atau pakar yang lain, seperti Harold Koontz & O’Donnel (dalam Arifin,
2015: 72) memberikan definisi bahwa management involves getting things done trought
and with people” (manajemen berhubungan dengan pencapaian suatu tujuan yang
dilakukan melalui dan dengan orang lain).
Scholar yang lain, seperti John D. Millet (dalam Arifin, 2015: 72) mengemukakan
definisi manajemen yang menekankan pada pengendalian dan pemudahan pekerjaan
orang-orang. Millet merumuskan bahwa manajemen adalah suatu proses daripada
pengendalian dan pemudahan pekerjaan orang-orang yang terorganisir dalam suatu
kelompok atau badan resmi guna untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sementara George R. Terry (dalam Arifin 2015: 73) menekankan pada fungsi
manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui

Halaman | 1
SUMMARY NOTES - [18/11-U004MIKOM-11-02]

pemanfaatan atau pendayagunaan sumber daya manusia dan sumber daya yang
lainnya.
Sumber manajemen oleh Terry, lebih dikenal sebagai Six M, singkatan dari: Men
(manusia), Material (bahan), Manchines (mesin), Methods (metode), Money (uang), dan
Markets (pasar). Jika ditambah dengan pendapat Soedjadi kata Arifin (2015: 73), dengan
istilah Moment (kesempatan) maka menjadi Seven M.
Untuk mencapai tujuan tersebut menurut Arifin (2015: 73) terdapat beberapa
rangkaian kegiatan yang harus dilakukan yang sering disebut dengan term ataupun
istilah “fungsi manajemen”, yang terdiri (Arifin, 2015: 68) perencanaan,
pengorganisasian, pengadaan staf/tenaga kerja, pemberian komando, pemberian
bimbingan, pengkoordinasian, pengawasan, pemberian laporan, penganggaran,
pemenuhan fasilitas, pemberian motivasi, penilaian dan hubungan masyarakat.
Diilihami oleh beberapa pendapat tentang pengertian dan fungsi dari manajemen
serta public relations sebagai fungsi manajemen, maka dalam konteks pengelolaan
public relations politik hal yang terpenting adalah melakukan apa yang disebut dengan
cara kerja public relations politik guna untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan.
Diawali ataupun dimulai dari fact finding ataupun pengumpulan data yang
berkenaan dengan potret dari public relations politik kandidat atau lembaga politik serta
opini public dan kebutuhan dari publik. Hal ini dapat dilakukan melalui apa yang disebut
dengan riset, baik secara sederhana maupun yang lebih komprehensif mengikut kaidah
ilmiah.
Selanjutnya, berdasarkan data yang diperoleh dibuat perencanaan yang bersifat
strategis. Kemudian dikomunikasi serta terakhir dilakukan evaluasi. Kemudian
dilakukan lagi pengumpulan data atau fact finding, planning, communicating dan
evaluating. Begitu seterusnya.

__________________
Sumber Referensi:
Arifin, Anwar. (2015). Politik pencitraan, pencitraan politik. Yogyakarta: Graha Ilmu
Cangara, Hafied. (2011). Komunikasi politik konsep, teori, dan strategi. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Cutlip, S.M., Center,A.H. dan Broom, G.M. (1994). Effective public relations. New
Jersey: Prentice Hall.
Heryanto, Gun Gun & Zarkasi, Irwan . (2012). Public relations politik. Jakarta:
Ghalia.

Halaman | 2

You might also like