You are on page 1of 35

PT.

GARUDA ADHIMATRA INDONESIA

KRITERIA DESAIN STRUKTUR


PATUNG DAN PEDESTAL GWK
UNGASAN, BALI

DOC. NO. 13-266/KRIT-STR/01

POSITION / NAME DATE SIGN

PREPARED BY DAV 31-10-13

CHECKED BY AFR 31-10-13

CHECKED BY FJR 31-10-13

PENTA REKAYASA Civil & Structures REV. 05


ISO 9001 : 2008 – CERTIFICATE NO. 3402003
SETRASARI MALL BLOK B4 KAV 75
JL. PROF. DRG. SURYA SUMANTRI, BANDUNG 40152 – INDONESIA
Ph (62-22) 2016157-8, Fax (62-22) 2016159
Email : penta@penta.co.id
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

DAFTAR ISI

1. UMUM ............................................................................................................ 3

1.1. Unit ......................................................................................................... 3


1.2. Peraturan dan Standar .............................................................................. 3

2. KONDISI DESAIN ........................................................................................... 4

2.1. Lokasi Bangunan ......................................................................................... 4


2.2. Kondisi Bangunan ........................................................................................ 4
2.3. Kondisi Tanah .............................................................................................. 4

3. MATERIAL ......................................................................................................... 6

4. KEKUATAN IJIN MATERIAL ......................................................................... 7

4.1 Beton ............................................................................................................ 7


4.2 Tulangan ...................................................................................................... 7
4.3 Struktur Baja ................................................................................................ 8
4.4 Steel Deck .................................................................................................... 8
4.5 Baut Mutu Tinggi .......................................................................................... 8
4.6 Baut Biasa .................................................................................................... 8
4.7 Las ............................................................................................................... 8
4.8 Baut Angkur .................................................................................................. 8
4.9 Stek Tulangan Yang Belum Terpasang ........................................................ 8

5. STRUKTUR BAWAH ...................................................................................... 9

5.1. Pemilihan Pondasi dan Kedalaman Pondasi .............................................. 9


5.2. Daya dukung Pondasi Raft ....................................................................... 9
5.3. Settlement dan Differential Settlement ..................................................... 9
5.4. Perencanaan Pondasi Raft ........................................................................ 9

6. DESAIN STRUKTUR ..................................................................................... 11

6.1. Umum ........................................................................................................ 11


6.2. Sistem Struktur, Kestabilan Sistem, dan Kekakuan Lateral Sistem, Serta
25% Gaya Lateral Ditanggung Rangka Balok Kolom Pemikul Momen ....... 11
6.3. Batasan Periode Getar Fundamental Bangunan ........................................ 13
6.4. Respon Spektra untuk Desain ................................................................... 14
6.5. Kategori Desain Seismik ........................................................................... 19
6.6. Beban-Beban Yang Harus Diaplikasikan .................................................... 20
6.6.1 Beban Mati ...................................................................................... 20
6.6.2 Beban Hidup ................................................................................... 20
6.6.3 Beban Gempa Horisontal ................................................................. 20
6.6.4 Beban Angin ..................................................................................... 22
6.7. Kombinasi Pembebanan ............................................................................ 28
6.8. Analisis Struktur ........................................................................................... 31
6.9. Penulangan Struktur ................................................................................... 32
6.10. Persyaratan Defleksi Vertikal dan Lateral ................................................... 33
6.11. Perencanaan Struktur Baja ......................................................................... 34

Halaman 2 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

1. UMUM

1.1 Unit

Unit yang harus digunakan dalam desain adalah sistem SI (meter, kg, dan detik).
Penggunaaan kN dan ton pada beberapa perhitungan diizinkan.

1.2 Peraturan dan Standar

Pada prinsipnya seluruh peraturan dan standar berikut ini yang digunakan.

1) SNI-1727-1989 - Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan


Gedung.

2) SNI-03-1726-2002 - Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan


Gedung. (Hanya pada pengambilan batas fundamental
period dalam kondisi cracked).

3) SNI 1726-2012 - Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur


Gedung dan Non Gedung.

4) ASCE / SEI 7-10 - Minimum Design Loads for Buildings and Other Structures.

5) SNI-03-2847-2002 - Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan


Gedung.

6) ACI 318 M - 05 - Building Code Requirements for Structural Concrete.

7) SNI 03-1729-2002 - Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan


Gedung.

8) AISC-LRFD-99 - American Institute of Steel Construction – Load and


Resistance Factor Design.

9) AWS D.1.1 - American Welding Society.

10) SKBI – 2.3.53.1987 - Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan Untuk


Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan
Gedung.

11) Manual Book - ETABS versi 9.7.2 – Manual Book


SAP 2000 versi 15.2.1 – Manual Book
SAFE versi 12 – Manual Book

Halaman 3 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

2. KONDISI DESAIN

2.1 Lokasi Bangunan

1) Bangunan berada di Denpasar, Bali.


2) Bangunan berada di lokasi yang dekat dari laut.

2.2 Kondisi Bangunan

1) Jumlah bangunan di atas podium 1 bangunan


2) Tinggi bangunan 25 lantai (struktur pedestal beton bertulang
sampai kepada core beton yang masuk ke dalam
patung)
3) Podium 3 Lantai
4) Basement Tidak ada basement

2.3 Kondisi Tanah

1) Kedalaman Permukaan Air Tanah


Dari laporan hasil penyelidikan tanah, berdasarkan hasil boring log (BH-1 s/d BH-8),
tidak ditemukan air tanah sepanjang pengeboran.

2) Jenis Tanah di Site


Berdasarkan hasil bor secara umum, lapisan paling atas hingga kedalaman kira-kira 2.5
m (bervariasi) merupakan tanah merah timbunan dengan konsistensi teguh (N-SPT 15).
Lapisan dibawahnya hingga akhir kedalaman pemboran adalah konsisten terdiri dari
batu kapur (limestone) yang padat hingga sangat padat (N-SPT > 50).

3) Kedalaman Tanah Keras


Dari laporan hasil penyelidikan tanah, berdasarkan hasil boring log (BH-1 s/d BH-8),
tanah keras (N-SPT ≥ 50) ditemukan mulai kedalaman 1.5 s/d 2.5 m dari tanah asli, dan
terus menerus konsisten ke bawah. Data bor log dapat dilihat pada lampiran kiteria
desain ini.

4) Jenis Tanah Lunak, Sedang, Atau Keras (Kelas Situs) untuk Perancangan Struktur Atas
Penetapan Kelas Situs (jenis tanah di site) harus ditetapkan dari minimal 2 parameter
independen terhadap profil tanah lapisan 30 meter paling atas sesuaiTabel 3 dalam
Pasal 5.3 SNI 1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Gedung dan Non Gedung). Apabila hasilnya berbeda, maka kondisi yang lebih buruk
harus diberlakukan.
Menurut laporan hasil penyelidikan tanah pada lokasi ini, berdasarkan rata-rata
berbobot N-SPT pada kedalaman 30 meter di bawah pondasi sesuai SNI 1726-2012
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Gedung dan Non Gedung
Pasal 5.3 Tabel 3 Klasifikasi situs, jenis tanah di lokasi ini adalah tanah keras.
Perhitungan jenis tanah dapat dilihat pada lampiran kriteria desain ini.
Dari Lampiran tersebut, terlihat sangat meyakinkan bahwa rata-rata berbobot N-SPT
pada kedalaman 30 meter dari semua bor hole adalah : 54.60, 54.636, 52.933, 55.00,
55.00, 54.636, 53.922, dan 55.00. Jenis tanah di site ini terdiri dari tanah limestone yang
sangat keras, konsisten di seluruh site (berdasarkan kunjungan site) dan diseluruh
kedalaman (sesuai laporan penyelidikan tanah), sehingga walaupun hanya satu

Halaman 4 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

parameter independen, yaitu rata-rata berbobot N-SPT, Konsultan tetap berkesimpulan


bahwa jenis tanah di site adalah tanah keras (Konsultan dengan Ahli Geoteknik
bersertifikat nya diberi wewenang untuk mengambil kesimpulan seusai ketentuan Pasal
5.1 SNI 1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Gedung
dan Non Gedung).
Gambar-gambar berikut ini lebih menjelaskan bahwa tanah di site adalah konsisten
sangat keras di keseluruhan kedalaman sedalam 30 meter.

Gambar-gambar potongan KONDISI tanah di site dari BH1 s.d BH8


(Terlihat bahwa kondisi tanah keras sangat konsisten di seluruh 30 meter kedalaman)

Halaman 5 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

3 MATERIAL

1) Beton - Mutu beton minimal K-250 (atau fc’ = 20 Mpa),


untuk ketahanan pada daerah gempa (sesuai SNI-03-2847-
2002 butir 23.2.(4).(1))

2) Baja - Mutu biasa : ST-37 / ASTM A36 / SS400 / JIS G3101

3) Tulangan - BJTD 40
Memenuhi ASTM A 706 (sesuai SNI-03-2847-2003 butir
23.2.(5))

4) Tul. Wire Mesh - ASTM A185 (Deformed U-50)

5) Baut - ASTM A325 (mutu tinggi)

6) Baut Angkur - ASTM A36

7) Portland Semen - ASTM C150 Tipe I (normal)

8) Elektroda Las - AWS D1.1 / Elektroda A5.1 (E 7016 atau E7018 atau setara)

9) Steel Deck - ASTM A653 Grade Leleh minimal 320 MPa

Halaman 6 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

4. KEKUATAN IJIN MATERIAL

4.1 Beton

URAIAN MUTU

 Pondasi Raft fc’ = 30 MPa


 Struktur Pile Cap dan Sloof fc’ = 30 MPa
 Struktur Core Wall dan Kolom fc’ = 30 MPa
 Struktur Balok dan Slab fc’ = 30 MPa

Mutu di atas adalah kekuatan tekan karakteristik silinder pada 28 hari.


E beton harus dihitung dengan formula : Ec = 4700 fc’ dalam MPa.

4.2 Tulangan

Diameter ulir (mm) : D10  D  32, BJTD 40, fy (tegangan leleh) = 4000 kg/cm2

Diameter tulangan yang dapat dipergunakan adalah : Diameter 10, 13, 16, 19, 22, 25, dan 32
mm.

Tebal Selimut Beton Minimum (termasuk memperhitungkan ketahanan kebakaran 2 jam


untuk balok dan pelat, serta 3 jam untuk kolom dan dinding beton) :

Selimut Minimum
Komponen Struktur
(mm)
Beton yang berhubungan langsung dengan tanah 75
Beton yang berhubungan langsung dengan cuaca 50
Pelat dan Dinding 20 dan 25
Beton yang tidak berhubungan langsung
dengan cuaca luar dan tidak berhubungan Balok 30
dengan tanah
Kolom 40

Untuk proyek ini, diameter tulangan yang dapat dipergunakan adalah :


1) Tulangan utama balok dapat menggunakan diameter ulir 16,19, 22, dan 25 mm (BJTD
40)
2) Tulangan utama kolom dapat menggunakan diameter ulir 19, 22, 25 dan 32 mm (BJTD
40)
3) Tulangan utama core wall dapat menggunakan diameter ulir 13, 16, 19, 22, 25 dan 32
mm (BJTD 40)
4) Tulangan pelat lantai menggunakan diameter 10 dan 13 mm (BJTD 40)
5) Tulangan sengkang balok dan kolom menggunakan diameter ulir 10 dan 13 mm (BJTD
40)
6) Tulangan sengkang core wall dapat menggunakan diameter ulir 10, 13, dan 16 mm
(BJTD 40)

Halaman 7 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

4.3 Struktur Baja

Mutu baja yang dipergunakan adalah mutu biasa ST-37 / ASTM A36 / SS400 / JIS G3101
dengan tegangan leleh : Fy = 240 Mpa.

4.4 Steel Deck

Steel Deck yang dipergunakan harus sesuai ketentuan ASTM A653 dengan Grade Leleh
minimal 320 MPa atau 3200 kg/cm2. Steel Deck tersebut harus dianti karat dengan cara hot
dip galvanized Z275. Penggunaannya harus mengikuti brosur steel deck sesuai spesifikasi
pabrik yang memproduksi.
Apabila digunakan Steel Deck, maka selain tulangan susut di atas, harus didesain tulangan
bawah yang cukup untuk bertahan selama kebakaran. Besar tulangan bawah yang cukup
tersebut harus dikonsultasikan dengan pabrikan.

4.5 Baut Mutu Tinggi (High Strength Bolts)

Untuk sambungan baja pada bagian-bagian umum menggunakan Baut Mutu Tinggi (High
Strength Bolts) ASTM A325.

Diameter yang dipergunakan : M16, M20, M22, dan M24.


: M27 dan M30 dipakai pada kondisi sangat khusus saja.

4.6 Baut Biasa (Common Bolts)

Baut mutu biasa sesuai ASTM-A 307.

4.7 Las (Welds)

Untuk sambungan struktur baja pada umumnya maka elektroda las harus mengikuti
ketentuan dari AWS D1.1. Tipe elektroda yang digunakan harus Elektroda Low Hydrogen
AWS A5.1 - E 7016 atau A5.1 - E 7018 atau setara.

4.8 Baut Angkur (Anchor Bolts)

Baut angkur sesuai ASTM-A 307.

4.9 Stek Tulangan (Starter Bar) Yang Belum Terpasang

Apabila dibutuhkan stek tulangan atau starter bar sesudah beton dicor, maka dapat
digunakan angkur tulangan mutu ST 41 dengan kapsul chemical (dari Fischer, HILTI, atau
Ramset).

Halaman 8 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

5. STRUKTUR BAWAH

5.1 Pemilihan Pondasi dan Kedalaman Pondasi

Berdasarkan posisi tanah keras yang sudah dekat ke atas, dan memiliki ketebalan yang
cukup sebagai bantalan pondasi raft, maka untuk struktur bangunan ini dipilih untuk berdiri di
atas pondasi raft.

Mengingat pada beberapa posisi terdapat lapisan timbunan tanah merah (lempung teguh)
yang cukup tebal, yang menurut laporan soil test adalah sampai kedalaman 2.5 meter, namun
dari pengamatan lapangan dapat mencapai ketebalan 4.5 meter, maka secara umum dipilih
Pondasi Raft, Sumuran dan Telapak untuk diaplikasikan pada proyek ini.

Pondasi sumuran digunakan pada area di luar pedestal dan podium, yang memiliki
kedalaman tanah keras/ limestone bervariasi antara 2.0 - 4.0 m.

Pondasi telapak digunakan pada area di luar pedestal dan podium dengan kedalaman tanah
keras/ limestone < 1.0 m.

Ketebalan untuk pondasi raft harus mampu menahan geser pons dari kolom dan wall. Selain
itu juga perlu dipertimbangkan bahwa ketebalan pondasi raft yang dipilih agar dapat menahan
differential settlement dari penurunan bangunan.

Diameter pondasi sumuran yang dapat digunakan adalah D1500, D1200, D1000 dan D800,
dengan per setiap kolom dipasang sebuah pondasi sumuran. Kedalaman penggaliannya
harus sampai mencapai lapisan tanah keras/limestone yang bervariasi antara 2.0 - 4.0 m.

Sloof yang mengikat pile cap untuk sebuah sumuran tersebut dan sloof yang mengikat
pondasi telapak harus direncanakan untuk mampu memikul momen perletakkan dari kolom-
kolom di atasnya. Di samping itu sloof juga harus mampu menjadi penjaga integritas
perletakkan antar kolom.

5.2 Daya Dukung Pondasi

Daya dukung axial tekan pondasi diberikan dalam laporan pondasi.

Daya dukung lateral sepenuhnya disediakan oleh geseran raft dengan lapisan limestone di
bawahnya, sedangkan pondasi sumuran dan pondasi telapak direncanakan untuk tidak ikut
mendukung beban lateral.

5.3 Settlement dan Differential Settlement

Settlement bangunan dibatasi sebesar maksimum 15 cm. Settlement yang dimaksud adalah
settlement elastik dan settlement konsolidasi. Differential settlement dibatasi maksimum 1/300
bentang.

5.4 Perencanaan Pondasi Raft

Pondasi harus direncanakan untuk mampu menahan beban tetap (DL dan LL) serta
kombinasi beban tetap dengan beban gempa.

Perencanaan pondasi pada kondisi gempa maksimum harus dilakukan dengan memberikan
memberikan faktor kuat lebih total (0) sesuai SNI 1726-2012 Tata Cara Perencanaan

Halaman 9 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, butir 7.1.5, butir 7.2.1
Tabel 9, butir 7.4.3.1 dan butir 7.4.3.2. Daya dukung pondasi boleh naik sampai 2.0 - 2.5 kali
dalam keadaan gempa maksimum.

Kombinasi Pembebanan untuk pengecekan daya dukung pondasi raft adalah :


1.4 DL
1.2 DL + 1.6 LL
1.2 DL + 0.5 LL  (0 Ex  0.3 Ey)
1.2 DL + 0.5 LL  (0 Ey  0.3 Ex)
0.9 DL  (0 Ex  0.3 Ey)
0.9 DL  (0 Ey  0.3 Ex)

Kombinasi Pembebanan untuk perhitungan tulangan raft dan tulangan sloof adalah :
1.4 DL
1.2 DL + 1.6 LL
1.2 DL + 0.5 LL  (f2 Ex  0.3 Ey)
1.2 DL + 0.5 LL  (f2 Ey  0.3 Ex)
0.9 DL  (f2 Ex  0.3 Ey)
0.9 DL  (f2 Ey  0.3 Ex)

dimana nilai f2 adalah 0 upper bound sesuai SNI 1726-2012 Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, Tabel 9 (sesuai jenis
struktur yang dipilih) dibagi dengan 0 lower bound sebesar 1.5 sesuai ASCE 7-10 butir
C.15.7.6.

Tidak ada beban uplift normal dan uplift banjir yang perlu diaplikasikan pada pondasi ini.

Halaman 10 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

6. DESAIN STRUKTUR

6.1 Umum

Struktur harus didesain untuk mampu menopang beban tetap (beban mati dan beban hidup)
dan kombinasi beban tetap dengan beban gempa. Dalam kasus bangunan tinggi ≥ 50 lantai
atau dengan ketinggian ≥ 200 meter, harus mampu juga menahan kombinasi beban tetap
dengan beban angin. Beban angin harus ditentukan melalui tes terowongan angin (wind
tunnel test) untuk periode ulang 100 tahunan dengan metode High Frequency Force Balance
(HFFB) technique (untuk mendapatkan wind induced structural loads di seluruh ketingian
bangunan) dan pengukuran Façade Pressures (untuk perencanaan struktur rangka cladding).
Pada bangunan-bangunan khusus maka sekalipun di bawah 50 lantai atau di bawah 200
meter ketinggiannya dapat dilakukan wind tunnel test untuk mendapatkan pembebanan angin
yang akurat.

Dalam proyek Patung dan Pedestal GWK ini ditentukan bahwa bangunan harus direncanakan
untuk mampu menahan beban angin 100 tahunan sesuai wind induced structural loads yang
direkomendasikan oleh Wind Tunnel Test Laboratory.

Desain struktur beton harus dilakukan sesuai dengan metode LRFD dimana faktor bebannya
sesuai dengan SNI 1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung dan faktor reduksinya sesuai dengan Peraturan Beton
SNI 03-1726-2002.

Desain struktur baja harus juga dilakukan sesuai dengan metode LRFD dimana faktor
bebannya sesuai dengan SNI 1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung dan faktor reduksinya sesuai dengan Peraturan
Beton SNI 03-1729-2002.

Dalam kaitan dengan ketahanan gempa, maka desain struktur harus dilakukan sesuai dengan
SNI 1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung
dan Non Gedung.

6.2 Sistem Struktur, Kestabilan Sistem dan Kekakuan Lateral Sistem, Serta
25% Gaya Lateral Ditanggung Rangka Balok Kolom Pemikul Momen

Sistem struktur yang dipilih adalah Sistem Ganda yang terdiri dari dinding geser beton
bertulang khusus dengan rangka balok kolom pemikul momen. Rangka balok kolom pemikul
momen harus direncanakan secara terpisah mampu memikul sekurang-kurangnya 25% dari
seluruh beban lateral dan kedua sistem harus direncanakan untuk memikul secara bersama-
sama seluruh beban lateral dengan memperhatikan interaksi/ sistem ganda.

Apabila lokasi bangunan dapat menunjukkan bahwa lokasi tersebut masuk ke dalam Kategori
Desain Seismik B atau C, maka rangka balok kolom pemikul momennya dapat berupa Sistem
Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM).

Namun apabila lokasi bangunan menunjukkan bahwa lokasi tersebut masuk ke dalam
Kategori Desain Seismik D, maka rangka balok kolom pemikul momen harus berupa Sistem
Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK).

Untuk lokasi dengan Kategori Seismik Desain B dan C, maka sistem yang dapat dipilih adalah
Sistem Ganda dinding geser beton bertulang khusus dengan rangka balok kolom pemikul
momen menengah dengan nilai R (koefisien modifikasi respon) = 6.5, Ω0 (faktor kuat lebih

Halaman 11 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

sistem upper bound) = 2.5, Cd (faktor pembesaran defleksi) = 5.0, sesuai Tabel 9 SNI 1726-
2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non
Gedung.
Untuk lokasi dengan Kategori Desain Seismik D, maka sistem yang dapat dipilih adalah
Sistem Ganda dinding geser beton bertulang khusus dengan rangka balok kolom pemikul
momen khusus dengan nilai R (koefisien modifikasi respon) = 7.0, Ω0 (faktor kuat lebih sistem
upper bound) = 2.5, Cd (faktor pembesaran defleksi) = 5.5, sesuai Tabel 9 SNI 1726-2012
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non
Gedung.
Lokasi Patung dan Pedestal GWK memberikan lokasi ini masuk kedalam Kategori Desain
Seismik : D. Untuk itu Patung dan Pedestal GWK ini Sistem Strukturnya adalah : Sistem
Ganda dinding geser beton bertulang khusus dengan rangka balok kolom pemikul momen
KHUSUS dengan nilai R (koefisien modifikasi respon) = 7.0, Ω0 (faktor kuat lebih sistem upper
bound) = 2.5, Cd (faktor pembesaran defleksi) = 5.5.
Rangka balok kolom pemikul momen khusus ini pada bagian bawah adalah rangka balok dan
kolom BETON dan pada bagian atas (dalam patung) adalah rangka balok dan kolom BAJA.
Rangka balok kolom pemikul momen ini, baik pada bagian beton (di bawah) maupun baja (di
atas), harus direncanakan untuk mampu memikul sekurang-kurangnya 25% dari seluruh
beban lateral gempa, untuk memenuhi ketentuan sistem ganda yang disyaratkan untuk
bangunan di kategori desain seismik D.
Sistem struktur yang dibangun kemudian harus diverifikasi perilakunya dengan menggunakan
analisis dinamik response spectrum 3 dimensi (3D dynamic response spectrum analysis), dan
dipastikan bahwa mode 1 dan 2 nya seluruh sistem bangunan sudah didominasi oleh
translasi. Apabila pada mode 1 dan mode 2 nya masih ada yang didominasi oleh rotasi,
maka sistem struktur dinyatakan belum stabil.

Mengingat dalam SNI 1726-2012 tidak ada ketentuan batasan fundamental period yang harus
dicapai oleh sistem struktur (hanya terdapat batasan fundamental period untuk menentukan
base shear gempa), maka dalam perencanaan struktur ini, periode getar fundamental
bangunan tetap akan dibatasi mengikut SNI 03-1726-2002 Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, butir 5.6, sebagai berikut :

T1 < ξ x n ; dimana :

T1 = Periode Getar Fundamental Bangunan (periode getar dari mode shape pertama
dari program komputer ETABS)
ξ = Koefisien sesuai Tabel 8 dan sesuai zone gempa
= 0.16 untuk zone 5 (zone Bali sesuai SNI 03-1726-2002)
n = Jumlah lantai bangunan
= Untuk Pedestal dan Patung GWK ini diambil ketinggian bangunan 25 lantai
(dihitung dari pedestal beton di bagian bawah sampai kepada ketinggian core wall
beton yang menembus patung di atas).

Dengan demikian, untuk sistem struktur pedestal dan patung GWK ini, periode fundamental
bangunannya (dalam kondisi cracked) tidak boleh melampaui 0.16 x 25 = 4 detik.

Kemudian, untuk sistem struktur yang dibangun ini, melalui analisis dinamik response
spectrum harus dicapai secara natural distribusi gaya lateral gempa ke rangka balok kolom
sebesar ≥ 25%.

Halaman 12 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

6.3 Batasan Periode Getar Fundamental Bangunan (hanya untuk menentukan


beban geser dasar (base shear) gempa yang akan dikenakan pada
bangunan untuk perhitungan tulangan beton atau capacity check baja)

Kekakuan lateral sistem struktur pedestal secara umum harus dicapai dengan membatasi
periode getar bangunan. Periode getar maksimum untuk bangunan tinggi harus mengacu
kepada SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Gedung dan Non Gedung. Peraturan tersebut mengatur bahwa Fundamental Period (periode
getar mode ke 1 atau disebut T1) yang dipakai harus dalam batasan periode yang ditentukan
berdasarkan tipe struktur dan ketinggian bangunannya.

Batasan periode fundamental bangunan adalah sebagai berikut :


Batas minimum : Tmin = Ta = Ct x hn x, dimana hn = tinggi struktur (m)
Batas maksimum : Tmax = Cu xTa

Tipe Struktur Ct x
Sistem rangka pemikul momen dimana rangka memikul 100% gaya gempa yang
disyaratkan dan tidak melingkupi atau dihubungkan dengan komponen yang
lebih kaku dan akan mencegah rangka dari defleksi jika dikenai gaya gempa:
Rangka Baja pemikul momen 0.0724 0.8

Rangka Beton pemikul momen 0.0466 0.9

Rangka Baja dengan bresing eksentris 0.0731 0.75

Rangka Baja dengan bresing antitekuk 0.0731 0.75

Semua sistem struktur lainnya 0.0488 0.75

Sistem Struktur Patung dan Pedestal GWK adalah Sistem Ganda dinding geser beton
bertulang khusus dengan rangka balok kolom pemikul momen khusus sehingga berdasarkan
tabel di atas masuk dalam tipe : semua sistem struktur lainnya.

Parameter Percepatan Respon Spektra Desain 1 detik, SD1 Koefisien Cu

≥ 0.4 1.4

0.3 1.4

0.2 1.5

0.15 1.6

≤ 0.1 1.7

Sehingga Periode yang digunakan adalah :


a. Jika TC > Cu xTa  T = Cu xTa

Halaman 13 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

b. Jika Ta < TC < Cu xTa  T = Tc


c. Jika TC < Ta  T = Ta
TC adalah periode struktur yang didapat dari program komputer ETABS.

6.4 Respon Spektra Untuk Desain

Respon Spektra ditentukan berdasarkan lokasi bangunan menggunakan Peta Zonasi Gempa
Indonesia 2010. Pembentukan Respon Spektra untuk beban gempa ditentukan sebagai
berikut :

a. Tentukan Kategori Resiko Bangunan

Kategori Resiko Bangunan ditentukan berdasarkan jenis pemanfaatannya, sesuai tabel


berikut.

Tabel 1 – Kategori resiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban gempa
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Resiko
Gedung dan non gedung yang memiliki resiko rendah terhadap jiwa manusia pada
saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk, antara lain:
- Fasilitas pertanian, perkebunan, perternakan, dan perikanan I
- Fasilitas sementara
- Gudang penyimpanan
- Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Semua Gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam kategori resiko I, III
& IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Perumahan
- Rumah toko dan rumah kantor
- Pasar
- Gedung perkantoran II
- Gedung apartemen/ rumah susun
- Pusat perbelanjaan/ mal
- Bangunan industri
- Fasilitas manufaktur
- Pabrik
Gedung dan non gedung yang memiliki resiko tinggi terhadap jiwa manusia pada
saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Bioskop
- Gedung pertemuan
- Stadion
- Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit gawat darurat
- Fasilitas penitipan anak
- Penjara
- Bangunan untuk orang jompo
III

Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori resiko IV, yang
memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang besar dan/atau
gangguan massal terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari bila terjadi
kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
- Pusat pembangkit listrik biasa
- Fasilitas penanganan air
- Fasilitas penanganan limbah
- Pusat telekomunikasi

Halaman 14 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori resiko IV, (termasuk,
tapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses, penanganan, penyimpanan,
penggunaan atau tempat pembuangan bahan bakar berbahaya, bahan kimia
berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan yang mudah meledak) yang
mengandung bahan beracun atau peledak di mana jumlah kandungan bahannya
melebihi nilai batas yang disyaratkan oleh instansi yang berwenang dan cukup
menimbulkan bahaya bagi masyarakat jika terjadi kebocoran.
Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas penting, termasuk, tapi
tidak dibatasi untuk:
- Bangunan-bangunan monumental
- Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
- Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas bedah dan
unit gawat darurat
- Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, angin badai, dan tempat
perlindungan lainnya
- Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi dan fasilitas lainnya untuk
tanggap darurat IV
- Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnya yang dibutuhkan pada saat
keadaan darurat
- Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangki penyimpanan
bahan bakar, menara pendingin, struktur stasiun listrik, tangki air pemadam
kebakaran atau struktur rumah atau struktur pendukung air atau material atau
peralatan pemadam kebakaran) yang disyaratkan untuk beroperasi pada saat
keadaan darurat

Gedung dan non gedung yang dibutuhkan untuk mempertahankan fugsi struktur
bangunan lain yang termasuk ke dalam kategori resiko IV.

Tabel 2 – Faktor Keutamaan gempa dan angin


Kategori Resiko Faktor keutamaan Gempa, IE Faktor keutamaan Angin, IW
I
1.00 1.00
II
III 1.25 1.00
IV 1.50 1.00

Struktur Patung dan Pedestal GWK ini pemanfaatannya disetarakan dengan Gedung
Perkantoran atau Pusat Perbelanjaan/Mal sehingga masuk dalam Kategori Resiko II ;
Faktor Keutamaan Gempa IE = 1.0,

b. Tentukan Kelas Situs

Kelas Situs ditentukan berdasarkan hasil penyelidikan tanah pada 30 m lapisan atas di
bawah dasar pondasi sesuai SNI-03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Struktur Gedung dan Non Gedung butir 5.3 dan Tabel 3.

Dari laporan hasil penyelidikan tanah didapatkan nilai NSPT untuk semua titik bor (BH-1
s/d BH-8) di bawah dasar pondasi > 50, sehingga masuk dalam jenis tanah keras SC.

Halaman 15 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

Tabel 3 – Klasifikasi situs


Sifat rata-rata pada 30 m Lapisan Atas
Kelas Situs Kecepatan Rambat Nilai Hasil Test Penetrasi
Kuat Geser Niralir rata-
Gelombang Geser rata- Standar rata-rata
rata Su(Kpa)
rata Vs (m/det) N-SPT (pukulan/30 cm)

SA (batuan keras) ≥ 1500 NA NA


SB (batuan) 750 ≤ Vs < 1500 NA NA
SC (tanah keras,
sangat padat dan 350 ≤ Vs < 750 ≥ 50 ≥ 100
batuan lunak)
SD (tanah sedang) 175 ≤ Vs < 350 15 ≤ N < 50 50 ≤ Su < 100
< 175 < 15 < 50
Atau setiap profil tanah yang mengandung lebih dari 3 m tanah
SE (tanah lunak) dengan karakteristik sbb.:
1. Indeks plastisitas, PI > 20
2. Kadar air, w ≥ 40% & Su < 25 kPa
Setiap profil lapisan tanah yang memiliki salah satu atau lebih dari
karakteristik sbb:
SF (tanah khusus, yg
- rawan dan berpotensi gagal atau runtuh akibat beban gempa spt
butuh investigasi
mudah likuifaksi, lempung sgt sensitif, tanah tersedementasi rendah
geoteknik spesifik &
analisis respon spesifik - lempung sgt organik &/atau gambut (tebal H> 3 m)
situs.) - lempung berplastisitas sgt tinggi (tebal H> 7.5 m, dg PI > 75)
- lapisan lempung lunak/setengah keras dg tebal H> 35 m, dg Su < 50
kPa)

c. Tentukan SS dan S1

Gambar 1. Peta hazard gempa Indonesia di batuan dasar pada kondisi spektra T = 0.2 detik untuk
2% PE 50 tahun.

Halaman 16 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

Gambar 2.Peta hazard gempa Indonesia di batuan dasar pada kondisi spektra T = 1.0 detik untuk
2% PE 50 tahun.

Nilai SS ditentukan berdasarkan lokasi bangunan pada Gambar 1, sedangkan nilai S1


ditentukan berdasarkan lokasi bangunan pada Gambar 2.

Untuk lokasi Denpasar-Bali, berdasarkan gambar 1 didapatkan Nilai SS = 0.90g.


Sedangkan berdasarkan gambar 2, didapatkan Nilai S1 = 0.30g.

d. Tentukan Koefisien Situs Fa dan Fv

Nilai Fa ditentukan berdasarkan Kelas Situs dan nilai Ss berdasarkan Tabel di bawah ini.

Kelas Parameter Respon Spektra Percepatan pada periode pendek, Fa


Situs SS ≤ 0.25 SS = 0.50 SS = 0.75 SS = 1.0 SS ≥ 1.25

SA 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8


SB 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
SC 1.2 1.2 1.1 1.0 1.0
SD 1.6 1.4 1.2 1.1 1.0
SE 2.5 1.7 1.2 0.9 0.9

SF Situs yg membutuhkan investigasi geoteknik spesifik dan analisis respons spesifik


situs.

Nilai Fa dapat diinterpolasi secara linier untuk nilai Ss yang berada di antara nilai yang
tertera dari tabel di atas.
Berdasarkan tabel tersebut di atas, untuk Kelas Situs SC dan nilai SS=0.90g didapatkan:

Halaman 17 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

Nilai Fv ditentukan berdasarkan Kelas Situs dan nilai S1 berdasarkan Tabel di bawah ini.

Kelas Parameter Respon Spektra Percepatan pada periode 1 detik, Fv


Situs S1 ≤ 0.1 S1 = 0.2 S1 = 0.3 S1 = 0.4 S1 ≥ 0.5
SA 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
SB 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
SC 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3
SD 2.4 2.0 1.8 1.6 1.5
SE 3.5 3.2 2.8 2.4 2.4

SF Situs yg membutuhkan investigasi geoteknik spesifik dan analisis respons spesifik


situs.

Nilai Fv dapat diinterpolasi secara linier untuk nilai S1 yang berada di antara nilai yang
tertera dari tabel di atas.
Berdasarkan tabel tersebut di atas, untuk Kelas Situs SC dan nilai S1=0.30g didapatkan
Fv = 1,5.

e. Tentukan Percepatan Respon Spektra, SDS dan SD1


Nilai Percepatan Respon Spektra ditentukan berdasarkan koefisien situs dan peta
zonasi gempa sebagai berikut :
SDS = 2/3 (Fa x SS) SD1 = 2/3 (Fv x S1)
= 2/3 (1.04x0. 90) = 0.624 = 2/3 (1.5x0.30)= 0.30
TS = SD1/SDS = 0.30/0.624 = 0.481 T0 = 0.2 TS = 0.2 x 0.481 = 0.0962

f. Membentuk Percepatan Respon Spektra Sa


Desain Percepatan Respon Spektra Sa ditentukan sebagai berikut :

1) Untuk periode T < T0, Percepatan Respon Spektra Sa harus diambil dari persamaan:

2) Untuk periode T0 ≤ T ≤ TS  Sa = SDS


3) Untuk periode T > TS, Percepatan Respon Spektra Sa diambil berdasarkan
persamaan:

Sa = SD1/T

dimana :
SDS = parameter percepatan respon spektra desain pada perioda pendek
SD1 = parameter percepatan respon spektra desain pada perioda 1 detik
T = periode getar fundamental struktur

Halaman 18 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

Rumusan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk kurva sebagai berikut :

Gambar 3. Kurva Percepatan Respon Spektra Desain

6.5 Kategori Desain Seismik

Kategori Desain Seismik ditentukan berdasarkan kategori resiko bangunan dan nilai SDS dan
SD1 sebagaimana tertera dalam tabel berikut :

Kategori Resiko
Nilai SDS
I atau II atau III IV

SDS < 0.167 A A

0.167 ≤ SDS < 0.33 B C

0.33 ≤ SDS < 0.50 C D

SDS ≥ 0.50 D D

Dengan nilai SDS = 0.624 > 0.50 dan Kategori Resiko II, maka Struktur Patung dan Pedestal
GWK masuk dalam Kategori Desain Seismik D.

Kategori Resiko
Nilai SD1
I atau II atau III IV

SD1 < 0.067 A A

0.067 ≤ SD1 < 0.133 B C

0.133 ≤ SD1 < 0.20 C D

SD1 ≥ 0.20 D D

Halaman 19 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

Dengan nilai SD1 = 0.30 > 0.20 dan Kategori Resiko II, maka Struktur Patung dan Pedestal
GWK masuk dalam Kategori Desain Seismik D.

6.6 Beban-Beban Yang Harus Diaplikasikan

Pembebanan harus dilakukan sesuai dengan peraturan pembebanan SNI-1727-1989


(Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung) dan SNI 1726-2012 (Tata
Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Gedung dan Non Gedung).

6.6.1 Beban Mati (DL)


Beban Mati diperhitungkan berdasarkan data-data berikut ini.
1. Berat Jenis Beton Bertulang yang diambil sebagai acuan pembebanan adalah 2400
kg/m3
2. Berat Jenis Beton Rabat untuk finishing = 2200 kg/m3.
3. Beban finishing lantai diambil setebal 5 cm = 110 kg/m2.
4. Beban kulit patung + rangka kulit patung adalah 600 ton (total untuk seluruh patung).
Informasi ini berasal dari Studio Nyoman Nuarta (SNN) sebagai pematung proyek ini.
(harus dibagi ke setiap segmen patung sesuai panjang perimeter kulit patung di setiap
segmen patung).
5. Beban Dinding Hebel :
Hebel tebal 7.5 cm difinish plester untuk 2 sisi = 80 kg/m2.
Hebel tebal 10 cm difinish plester untuk 2 sisi = 100 kg/m2.
6. Beban Curtain Wall (Glass/ Alumunium Panel) = 50 kg/m2.
7. Beban Panel Partisi ringan antar ruangan = 50 kg/m2 (merata di atas pelat)
8. Beban M&E (dengan ducting) dan plafon diambil sebesar 30 kg/m2.
9. Beban M&E (tanpa ducting) dan plafon diambil sebesar 20 kg/m2.
10. Beban equipment M&E di ruang M&E = 600 kg/m2, kecuali ada ketentuan lain sesuai
spesifikasi beban dalam brosur equipment yang dipergunakan.
11. Beban tanah dan tanaman, sesuai dengan ketebalan tanah, dengan mengambil  tanah
= 1800 kg/m3.

6.6.2 Beban Hidup (LL)


Beban Hidup disesuaikan dengan fungsi dari masing -masing ruangan.
1. Beban hidup di lobi lift = 300 kg/m2.
2. Beban hidup ruang kantor = 250 kg/m2.
3. Beban Hidup ruang pertemuan = 400 kg/m2.
4. Beban Hidup restoran/cafe = 250 kg/m2.
5. Beban Hidup gudang = 400 kg/m2.
6. Beban Hidup Function room = 400 kg/m2.
7. Beban Hidup ruang M&E (personil maintanance) = 100 kg/m2 (Beban alat dihitung
sebagai beban mati).
8. Beban Hidup atap dak beton yang tidak aksesibel = 100 kg/m2.
9. Beban Hidup atap dak beton yang aksesibel = 250 kg/m2.
10. Beban Hidup tangga = 300 kg/m2.

6.6.3 Beban Gempa Lateral

Beban Gempa lateral harus memenuhi ketentuan dalam SNI 1726-2012 - Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Gedung dan Non Gedung, butir 7.8.

Halaman 20 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

Perhitungan Pembebanan Gempa adalah sebagai berikut :

1) Koefisien Respons Gempa, CS


Koefisien Respons Gempa, CS harus ditentukan sesuai dengan persamaan :

Keterangan :
SDS = parameter percepatan respon spektra desain pada perioda pendek
SD1 = parameter percepatan respon spektra desain pada perioda 1 detik
T = periode getar fundamental struktur
R = faktor modifikasi respons
IE = faktor keutamaan gempa

Namun nilai CS harus tidak kurang dari :


CS min = 0.044 x SDS x IE ≥ 0.01

Sebagai tambahan, untuk struktur yang berlokasi di daerah di mana S1 ≥ 0.6g, maka
nilai CS harus tidak kurang dari :

Di mana :
S1 = parameter percepatan respon spektra maksimum yang dipetakan sesuai pada
gambar 2 pada butir 6.4.c Kriteria Desain ini.

2) Perhitungan Beban Geser Dasar Rencana


Beban Geser Dasar Rencana = V = CS x Wt , di mana :
V = Beban Geser Dasar Rencana
CS = Koefisien Respons Gempa
Wt = Berat seismik efektif sesuai SNI 1726-2012 butir 7.7.2 dengan reduksi beban
hidup sebesar 0.3 untuk bangunan pedestal dan viewing gallery dalam patung.

Arah pembebanan gempa harus diambil sedemikian hingga sehingga memberikan pengaruh
terbesar kepada sistem struktur bangunan sesuai SNI 1726-2012 - Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung dan non Gedung, butir 7.5.

Analisis dinamik response spectrum harus dilakukan pada proyek ini. Beban gempa desain
harus diturunkan dari distribusi dinamik. Dalam melakukan analisis dinamik (response
spectrum modal analysis), maka jumlah mode yang digunakan harus sedemikian sehingga
mass participation ratio mencapai sekurang-kurangnya 90%, sesuai ketentuan SNI 1726-
2012 - Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung dan non
Gedung, butir 7.9.1.

Beban geser dasar harus mengikuti ketentuan SNI 1726-2012 - Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung dan non Gedung, butir 7.9.4 dimana base shear

Halaman 21 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

dinamik yang diperoleh dari analisis dinamik (modal analysis) adalah minimal 85 % dari base
shear statiknya. Apabila base shear dinamik > base shear statik, maka base shear dinamik
yang menjadi acuan besaran base shear yang dipakai.

Titik Pusat bekerjanya Beban Gempa Dinamik yang didistribusikan ke tiap pusat massa lantai
juga harus mengakomodasi eksentrisitas akibat torsi bawaan dan torsi tak terduga sesuai SNI
1726-2012 - Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung dan non
Gedung, butir 7.8.4.2 sebesar 5%.

6.6.4 Beban Angin (W)

Beban Angin yang diaplikasikan adalah beban angin dengan periode ulang 100 tahunan
sesuai hasil Wind Tunnel Test (WTT).

Beban Angin hasil Wind Tunnel Test yang akan diaplikasikan adalah:
1. Wind Induced Structural Loads
Beban angin yang akan diaplikasikan pada struktur beton pedestal dan core beton yang
masuk ke dalam patung.

Height (m)
Story Above Fx (N) Fy (N) Mz (N m)
Grade
Ground 0 287000 560200 14917000
MEZZ 6 526000 1030000 27409000
LT 1 11 405000 738300 16423000
LT 2 16 331000 718000 14227000
LT 3 21 257500 483000 6825000
LT 4 26 135000 208400 1060000
LT 5 31 122000 162200 1177000
LT 6 36 127600 180900 1870000
LT 7 41 141500 196800 2971000
LT 8 46 140500 209300 3213000
LT 9 50.2 184100 245600 3117000
LT 10 56.2 180700 195900 1926000
LT 11 59.2 116000 140500 1267000
LT 12 62.2 93500 98200 427000
LT 13 65.2 95400 94300 397000
LT 14 68.2 99700 96100 399000
LT 15 71.2 110000 95300 390000
LT 16 74.2 126400 97800 462000
LT 16A 77.2 139100 101600 499000
LT 17 80.2 150400 113500 554000
LT 18 83.2 152900 108300 540000
LT 19 86.2 151600 91000 437000
LT 20 89.2 169200 88700 444000
LT 21 92.2 186900 90600 485000
RM 95.2 212600 95600 520000
DAK 98.2 1265880 646353 2408000

Beban tersebut dipasang pada titik pusat massa. Beban tersebut di atas sudah untuk
periode ulang 100 tahunan.

Halaman 22 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

2. Wind Induced Cladding Pressures


Beban angin yang akan diaplikasikan pada struktur baja patung.

Beban Angin pressure yang dihasilkan WTT adalah beban angin dengan periode ulang 50
tahunan sehingga untuk menjadi beban angin periode ulang 100 tahunan harus dikalikan
faktor 1,15.

Beban angin pressure negatif (hisap) pada patung (satuan dalam KPa) diberikan menurut
gambar-gambar berikut ini.

Halaman 23 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

Halaman 24 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

Halaman 25 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

Sedangkan beban angin pressure positif (tekan) pada patung (satuan dalam KPa)
diberikan menurut gambar-gambar berikut ini.

Halaman 26 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

Halaman 27 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

Beban pressure tersebut di dalam gambar di atas dikalikan tinggi segmen (3 meter)
dipasang sebagai beban lateral garis pada perimeter balok terluar, dengan arah
bekerjanya beban angin sesuai arah pressure angin pada gambar-gambar di atas.

6.7 Kombinasi Pembebanan

Kombinasi pembebanan untuk perencanaan struktur harus mengikuti ketentuan SNI 1726-
2012 - Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung dan non
Gedung, butir 4.2.2 kombinasi beban ultimit, butir 7.4.2.3 kombinasi beban gempa, dan butir
7.5.4 kombinasi arah pembebanan untuk kategori desain seismik D sampai F.

Kombinasi pembebanan untuk perencanaan struktur BETON (Pedestal beton dan Core beton
yang masuk ke dalam patung):

1.4 DL
1.2 DL + 1.6 LL
(1.2 + 0.2 SDS)DL + 0.5 LL  (Ex  0.3 Ey)
(1.2 + 0.2 SDS)DL + 0.5 LL  (Ey  0.3 Ex)
(0.9 - 0.2 SDS)DL  (Ex  0.3 Ey)
(0.9 - 0.2 SDS)DL  (Ey  0.3 Ex)
1.2 DL + 0.5 LL + (0.75 Fx + 0.75 Fy + 0.55 Mz)
1.2 DL + 0.5 LL + (0.75 Fx + 0.75 Fy - 0.30 Mz)
1.2 DL + 0.5 LL + (0.75 Fx - 0.30 Fy + 0.55 Mz)
1.2 DL + 0.5 LL + (0.75 Fx - 0.35 Fy - 0.35 Mz)
1.2 DL + 0.5 LL + (-1.0 Fx + 0.45 Fy + 0.30 Mz)
1.2 DL + 0.5 LL + (-1.0 Fx + 0.45 Fy - 0.35 Mz)
1.2 DL + 0.5 LL + (-1.0 Fx - 0.30 Fy + 0.30 Mz)

Halaman 28 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

1.2 DL + 0.5 LL + (-1.0 Fx - 0.30 Fy - 0.35 Mz)


1.2 DL + 0.5 LL + (0.40 Fx + 1.00 Fy + 0.65 Mz)
1.2 DL + 0.5 LL + (0.40 Fx + 1.00 Fy - 0.30 Mz)
1.2 DL + 0.5 LL + (0.30 Fx - 0.75 Fy + 0.30 Mz)
1.2 DL + 0.5 LL + (0.30 Fx - 0.75 Fy - 0.60 Mz)
1.2 DL + 0.5 LL + (-0.3 Fx + 1.00 Fy + 0.65 Mz)
1.2 DL + 0.5 LL + (-0.3 Fx + 1.00 Fy - 0.30 Mz)
1.2 DL + 0.5 LL + (-0.3 Fx - 0.75 Fy + 0.30 Mz)
1.2 DL + 0.5 LL + (-0.3 Fx - 0.75 Fy - 0.60 Mz)
1.2 DL + 0.5 LL + (0.30 Fx + 0.70 Fy + 1.00 Mz)
1.2 DL + 0.5 LL + (0.30 Fx + 0.30 Fy - 0.95 Mz)
1.2 DL + 0.5 LL + (0.30 Fx - 0.30 Fy + 1.00 Mz)
1.2 DL + 0.5 LL + (0.30 Fx - 0.50 Fy - 0.95 Mz)
1.2 DL + 0.5 LL + (-0.3 Fx + 0.70 Fy + 1.00 Mz)
1.2 DL + 0.5 LL + (-0.3 Fx + 0.30 Fy - 0.95 Mz)
1.2 DL + 0.5 LL + (-0.3 Fx - 0.30 Fy + 1.00 Mz)
1.2 DL + 0.5 LL + (-0.3 Fx - 0.50 Fy - 0.95 Mz)
0.9 DL + (0.75 Fx + 0.75 Fy + 0.55 Mz)
0.9 DL + (0.75 Fx + 0.75 Fy - 0.30 Mz)
0.9 DL + (0.75 Fx - 0.30 Fy + 0.55 Mz)
0.9 DL + (0.75 Fx - 0.35 Fy - 0.35 Mz)
0.9 DL + (-1.0 Fx + 0.45 Fy + 0.30 Mz)
0.9 DL + (-1.0 Fx + 0.45 Fy - 0.35 Mz)
0.9 DL + (-1.0 Fx - 0.30 Fy + 0.30 Mz)
0.9 DL + (-1.0 Fx - 0.30 Fy - 0.35 Mz)
0.9 DL + (0.40 Fx + 1.00 Fy + 0.65 Mz)
0.9 DL + (0.40 Fx + 1.00 Fy - 0.30 Mz)
0.9 DL + (0.30 Fx - 0.75 Fy + 0.30 Mz)
0.9 DL + (0.30 Fx - 0.75 Fy - 0.60 Mz)
0.9 DL + (-0.3 Fx + 1.00 Fy + 0.65 Mz)
0.9 DL + (-0.3 Fx + 1.00 Fy - 0.30 Mz)
0.9 DL + (-0.3 Fx - 0.75 Fy + 0.30 Mz)
0.9 DL + (-0.3 Fx - 0.75 Fy - 0.60 Mz)
0.9 DL + (0.30 Fx + 0.70 Fy + 1.00 Mz)
0.9 DL + (0.30 Fx + 0.30 Fy - 0.95 Mz)
0.9 DL + (0.30 Fx - 0.30 Fy + 1.00 Mz)
0.9 DL + (0.30 Fx - 0.50 Fy - 0.95 Mz)
0.9 DL + (-0.3 Fx + 0.70 Fy + 1.00 Mz)
0.9 DL + (-0.3 Fx + 0.30 Fy - 0.95 Mz)
0.9 DL + (-0.3 Fx - 0.30 Fy + 1.00 Mz)
0.9 DL + (-0.3 Fx - 0.50 Fy - 0.95 Mz)

di mana DL = Beban Mati


LL = Beban Hidup
R = Beban Air Hujan
E = Beban Gempa lateral
x,y = Arah Beban Gempa lateral
 = faktor redudansi
SDS = Parameter Respons Spektral Percepatan Desain pada Perode Pendek
Fx = Beban Angin arah x
Fy = Beban Angin arah y
Mz = Beban Angin torsi

Halaman 29 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

Faktor redudansi harus mengikuti ketentuan SNI 1726-2012 - Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung dan non Gedung, butir 7.3.4, untuk struktur
beton. Untuk Kategori Desain Seismik D, E dan F,  harus sama dengan 1.3 kecuali jika satu
dari dua kondisi ini terpenuhi,  diijinkan diambil sebesar 1.0, yaitu:
a. Masing-masing tingkat yang menahan lebih dari 35% geser dasar dalam arah yang
ditinjau sesuai dengan Tabel 12 butir 7.3.4.1.
b. Struktur dengan denah beraturan di semua tingkat dengan sistem penahan gaya gempa
terdiri dari paling sedikit dua bentang perimeter penahan gaya gempa yang merangka
pada masing-masing struktur dalam masing-masing arah ortogonal di setiap tingkat yang
menahan lebih dari 35% geser dasar.

Struktur ini masuk dalam Kategori Desain Seismik D, dan memiliki denah beraturan dengan
sistem penahan gaya gempa lebih dari dua bentang perimeter penahan gaya gempa yang
merangka pada masing-masing struktur dalam masing-masing arah ortogonal di setiap tingkat
yang menahan lebih dari dari 35% geser dasar sehingga nilai  dapat diijinkan diambil
sebesar 1,0.
Untuk struktur baja patung di atas lantai 11, walaupun denahnya tidak beraturan, namun
sistem penahan gaya gempanya masih terdiri lebih dari dua bentang perimeter dan menahan
geser dasarnya sudah ≤ 35%, maka nilai  nya tetap dapat diijinkan diambil sebesar 1,0.

Kombinasi pembebanan untuk perencanaan struktur BAJA PATUNG :


1.4 DL
1.2 DL + 1.6 LL + 0.5 R
(1.2 + 0.2 SDS)DL + 0.5 LL  (Ex  0.3 Ey)
(1.2 + 0.2 SDS)DL + 0.5 LL  (Ey  0.3 Ex)
(0.9 - 0.2 SDS)DL  (Ex  0.3 Ey)
(0.9 - 0.2 SDS)DL  (Ey  0.3 Ex)
1.2 DL + 0.5 LL  W
0.9 DL  W

di mana DL = Beban Mati (termasuk kulit dan rangka kulit)


LL = Beban Hidup (termasuk yang di lantai viewing gallery dalam patung)
R = Beban Air Hujan (dapat diabaikan mengingat tidak ada permukaan patung
yang luas yang dapat menampung air)
E = Beban Gempa lateral
x,y = Arah Beban Gempa lateral
 = faktor redudansi
SDS = Parameter Respons Spektral Percepatan Desain pada Perode Pendek
W = Beban Angin
Beban angin ini adalah beban angin pressure positif dan negatif yang
bekerja pada arah x dan arah y bangunan sesuai besaran pressure dalam
laporan Cladding Report dari RWDI (Wind Tunnel Tester), yang juga sudah
dituangkan dalam gambar-gambar di butir 6.6.4.2 Kriteria Desain ini.
Untuk beban angin pressure ini, Load factor nya adalah 1,0 W. Plus atau minusnya
tergantung positif (tekan) atau negatif (tarik). Apabila di suatu muka berlaku angin tekan,
maka di muka belakangnya berlaku angin tarik, dan sebaliknya.

Halaman 30 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

6.8 Analisis Struktur

Struktur dimodelkan dan dianalisis dengan program komputer ETABS dan SAP. Untuk
pemodelan struktur beton digunakan program ETABS, sedangkan untuk pemodelan rangka
baja patung digunakan program SAP.

6.8.1 Taraf Penjepitan Lateral dan External Stiffness


Bangunan didesain dengan penjepitan lateral pada elevasi Ground Level.

6.8.2 Pengaruh Retakan Akibat Gempa (I crack) Untuk Evaluasi Drift dan Penulangan
Struktur
Dalam perencanaan struktur gedung terhadap Pembebanan Gempa, pengaruh retakan
beton harus diperhitungkan ketika mengevaluasi inter-story drift dan melakukan
penulangan struktur. Untuk itu, momen inersia penampang utuh harus direduksi
dengan suatu faktor sebagai berikut :

Faktor reduksi momen inersia untuk kolom = 0.7.


Faktor reduksi momen inersia untuk balok kotak (tidak berpelat) = 0.35
Faktor reduksi momen inersia untuk balok T (di bagian interior) = 2 x 0.35 = 0.7.
Faktor reduksi momen inersia untuk balok L (di bagian exterior) = 1.5 x 0.35 = 0.525.
Faktor reduksi momen inersia untuk shear wall = 0.35.
Faktor reduksi momen inersia untuk pelat = 0.25.

6.8.3 I untuk Menentukan Fundamental Period dan Base Shear Dinamik

Untuk menentukan Fundamental Period dan Base Shear Dinamik, maka nilai I yang
digunakan adalah dalam kondisi service/uncracked.

I untuk kolom = 1.0


I untuk balok kotak (tidak berpelat) = 0.5
I untuk balok T (di bagian interior) = 1.0
I untuk balok L (di bagian exterior) = 0.75
I untuk shear wall = 0.7
I untuk pelat = 0.36

6.8.4 Pengaruh P-Delta

Pengaruh P-Delta tidak disyaratkan untuk diperhitungkan bila koefisien stabilitas () ≤
0.10.

Keterangan :
PX = beban desain vertikal total pada dan di atas tingkat x (kN) dengan faktor beban
= 1.0
∆ = simpangan antara lantai tingkat desain (mm)
IE = faktor keutamaan gempa
VX = gaya geser seismik yang bekerja antara tingkat x dan x-1 (kN)
hSX = tinggi tingkat di bawah tingkat x (mm)
CD = faktor pembesaran defleksi

Halaman 31 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

Koefisien stabilitas () harus tidak melebihi max yang ditentukan sebagai berikut :
max = 0.5/( .CD) ≤ 0.25
dimana  adalah rasio kebutuhan geser terhadap kapasitas geseruntuk tingkat antara x
dan x-1. Rasio ini diijinkan secara konservatif diambil sebesar 1.0

Pada struktur ini, analisis struktur memperhitungkan pengaruh P-Delta.

6.8.5 Analisis Sequential


Untuk memperoleh differential elastic shortening aktual dari elemen-elemen vertikal
struktur, maka analisis struktur akan dilakukan dengan mensimulasikan sequential
loading untuk self weight elemen-elemen struktur (DL akibat self weight saja).
Analisis sequential pada proyek ini akan dilakukan pada setiap per 2 lantai.

6.8.6 Perencanaan Struktur Lantai 11 (Perpindahan dari Rangka Baja Patung ke Rangka
Beton Pedestal)
Balok-balok di lantai 11 dan kolom-kolom di lantai 10 akan didesain dengan
memberikan faktor f2, untuk mencegah plastifikasi terjadi pada daerah transfer,
sehingga penyaluran gaya-gaya dari atas ke bawah terjamin aman.

Nilai f2 adalah 0 upper bound sesuai SNI 1726-2012 Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, Tabel 9
(sesuai jenis struktur yang dipilih) dibagi dengan 0 lower bound sebesar 1.5 sesuai
ASCE 7-10 butir C.15.7.6.
.
6.8.7 Check 25% Kontribusi Struktur Baja Di Atas Lantai 11
Apabila struktur baja di atas lantai 11 berkontribusi menahan geser lantai < 25%, maka
struktur baja ini tetap harus didesain untuk mampu menahan minimal 25% geser lantai,
supaya konsisten dengan sistem yang dipilih, yaitu sistem ganda dinding geser beton
bertulang khusus dengan rangka balok kolom pemikul momen khusus, dengan nilai
R=7.0.

6.8.8 Analisis Struktur Baja Patung (di atas pedestal beton)


Analisis struktur baja boleh langsung menggunakan analisa dinamik response
spectrum saja, tanpa perlu distatikkan.

6.9 Penulangan Struktur Beton

Penulangan Core Wall dan Spandrel harus memenuhi SNI-03-2847-2002 Pasal 23.6 tentang
Dinding Struktural Beton Khusus dan Balok Perangkai Khusus. Untuk international codenya
yang setara dapat mengacu kepada ACI M – 318 – 05 Pasal 21.9 tentang Special Reinforced
Concrete Structural Walls and Coupling Beams.

Lebar Boundary Zone untuk concrete structural wall ditentukan langsung oleh program
komputer ETABS, dimana program komputer ETABS sudah menentukan lebar Boundary
Zone tersebut secara konservatif, dengan mengambil concrete compressive strain beton
sebesar 0.003. Boundary Zone yang ditentukan oleh ETABS sudah memenuhi SNI-03-2847-
2002 Pasal 23.6.6 tentang Komponen Batas untuk Dinding Struktural Beton Khusus. Untuk
international codenya yang setara sudah mengacu kepada ACI M – 318 – 05 Pasal 21.9.6
tentang Boundary Elements of Special Reinforced Concrete Structural Walls.

Halaman 32 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

Wall bagian tengah (diantara boundary zone) ditulangi mengikuti ketentuan SNI-03-2847-
2002 Pasal 16 tentang Dinding. Untuk international codenya yang setara dapat mengacu
kepada ACI M – 318 – 05 Pasal 14 tentang Walls.

Penulangan Balok dan Kolom harus memenuhi SNI-03-2847-2002 Pasal 23.3 s/d Pasal 23.6
tentang Ketentuan-ketentuan untuk Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus. Untuk
international codenya yang setara dapat mengacu kepada ACI M – 318 – 05 Pasal 21.5 s/d
Pasal 21.10 tentang Requirements for Special Moment Frames.

Kuat lentur kolom juga harus memenuhi persyaratan bahwa jumlah kuat lentur nominal kolom
pada suatu joint balok-kolom haruslah lebih besar atau sama dengan 1.2 kali jumlah kuat
lentur nominal balok-balok di joint balok-kolom tersebut. Hal ini sesuai dengan persyaratan
SNI-03-2847-2002 Pasal 23.4 tentang Komponen Struktur yang Menerima Kombinasi Lentur
dan Beban Aksial pada SRPMK. Untuk international codenya yang setara dapat mengacu
kepada ACI M – 318 – 05 Pasal 21.6 tentang Special Moment Frame Members Subjected to
Bending and Axial Load.

Penulangan joint balok-kolom juga harus memenuhi persyaratan SNI-03-2847-2002 Pasal


23.5 tentang Hubungan balok-Kolom pada SRPMK. Untuk international codenya yang setara
dapat mengacu kepada ACI M – 318 – 05 Pasal 21.7 tentang Joints of Special Moment
Frames.

6.10 Persyaratan Defleksi Vertikal dan Lateral

1) Persyaratan Defleksi Vertikal

Dalam segala hal, tebal pelat lantai beton bertulang tidak boleh kurang dari L/35 dan
atau 120 mm, dimana L adalah bentang terpendek, kecuali sudah melalui analisis
dengan program SAFE dengan memperhatikan lendutan jangka pendek dan jangka
panjang.

2) Persyaratan Defleksi Lateral Antar Tingkat

Simpangan antar tingkat desain (∆i) dihitung berdasarkan persamaan berikut :

Keterangan :
∆i = simpangan antara tingkat (mm)
ei = simpangan elastis akibat gaya gempa desain tingkat i (mm)
ei-1 = simpangan elastis akibat gaya gempa desain tingkat i-1 (mm)
IE = faktor keutamaan gempa
CD = faktor pembesaran defleksi

Penentuan simpangan elastis akibat gaya gempa desain tingkat (e) diijinkan
menggunakan gaya desain seismik berdasarkan ”periode fundamental struktur” yang
dihitung tanpa batasan atas (Cu xTa).

Patung dan Pedestal GWK ini memiliki nilai Cd (faktor pembesaran defleksi) = 5,5 dan
Faktor Keutamaan Gempa IE = 1,0.

Halaman 33 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

Simpangan antar tingkat desain (∆i) tersebut tidak boleh melebihi simpangan antar
tingkat ijin (∆a) seperti didapatkan dari tabel berikut :

Kategori Resiko
Struktur
I atau II III IV
Struktur, selain dari struktur dinding geser
batubata, 4 tingkat atau kurang dengan
dinding interior, partisi, langit-langit dan
0.025 hSX 0.020 hSX 0.015 hSX
sistem dinding eksterior yang telah
didesain untuk mengakomodasi
simpangan antar tingkat.
Struktur dinding geser kantilever batubata 0.010 hSX 0.010 hSX 0.010 hSX

Struktur dinding geser batubata lainnya 0.007 hSX 0.007 hSX 0.007 hSX

Semua struktur lainnya 0.020 hSX 0.015 hSX 0.010 hSX


hSX = tinggi tingkat di bawah tingkat x (mm)

Sistem Struktur Patung dan Pedestal GWK adalah Sistem Ganda dinding geser beton
bertulang khusus dengan rangka balok kolom pemikul momen khusus sehingga
berdasarkan tabel tersebut di atas masuk dalam tipe : semua struktur lainnya, dan
termasuk dalam kategori resiko II, sesuai penetapan dalam butir 6.4.a Kriteria Desain
ini.

Jika respon geser dasar ragam (Vt) < 85% (CS x Wt), maka simpangan antar tingkat
desain (∆i) harus dikalikan dengan faktor :

Keterangan :
CS = Koefisien Respons Gempa
W = Berat seismik efektif sesuai SNI 1726-2012 butir 7.7.2 dengan reduksi beban
hidup sebesar 0.3 untuk bangunan pedestal dan viewing gallery dalam patung.
Vt = Geser Dasar dari kombinasi ragam yang disyaratkan

Untuk Kategori Desain Seismik D, E dan F, simpangan antar tingkat desain (∆i) tidak
boleh melebihi ∆a/,
dimana :
∆i = simpangan antara tingkat (mm)
∆a = simpangan antara tingkat ijin (mm)
 = faktor redudansi

6.11 Perencanaan Struktur Baja

Struktur baja direncanakan berdasarkan metode LRFD (Load Resistance Factor


Design), dimana kombinasi beban mengacu ke butir 6.7 Kriteria Desain ini, sedangkan
faktor reduksi struktur baja sesuai SNI 03-1729-2002 tabel 6.4-2.

Capacity Rasio untuk struktur baja yang masih diijinkan adalah dibawah 0.95.

Halaman 34 dari 35
KRITERIA DESAIN STRUKTUR − PATUNG DAN PEDESTAL GWK

Perencanaan struktur baja harus memenuhi ketentuan struktur rangka baja pemikul
momen khusus sesuai SNI 03-1729-2002 butir 15.7.

Struktur baja pada bentang panjang atau kantilever atau gantung harus juga dicek
lendutannya. Untuk lendutan struktur baja memenuhi SNI 03-1729-2002 bab 6.3 (tabel
6.4-1).

Halaman 35 dari 35

You might also like