Professional Documents
Culture Documents
Case Scientific Session Perio Nadia Yasmin
Case Scientific Session Perio Nadia Yasmin
BAGIAN PERIODONSIA
PERIODONTITIS SEBAGAI FAKTOR RISIKO KANKER MULUT :
STUDI KASUS KONTROL
Disusun Oleh :
Nadia Yasmin
21100707360804056
Dosen Pembimbing :
drg. Maulida Hayati, M. Kes
NPM : 21100707360804056
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Telah untuk memenuhi
salah satu syarat dalam menyelesaikan kepanitraan klinik modul periodonsia
diselesaikan.
Dalam penulisan laporan kasus ini penulis menyadari, bahwa semua proses yang
telah dilalui tidak lepas dari bimbingan drg. Maulidia Hayati, M. Kes selaku dosen
pembimbing, bantuan, dan dorongan yang telah diberikan berbagai pihak lainnya.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu.
Nadia Yasmin
Periodontitis sebagai Faktor Risiko Kanker Mulut: Studi Kasus Kontrol
György Komlós1, Katalin Csurgay, Ferenc Horváth, Liza Pelyhe dan Zsolt
Németh
BMC Oral Health 2021
ABSTRAK
Latar Belakang: Etiologi kanker mulut / oral cancer (OC) adalah multifaktorial,
karena berbagai faktor risiko (genetik, faktor sosial ekonomi dan gaya hidup)
berkontribusi terhadap perkembangannya. Data dalam literatur menunjukkan
bahwa orang dengan penyakit periodontal memiliki peningkatan risiko terkena
OC, dan tingkat keparahan periodontitis berkorelasi dengan munculnya
karsinoma sel skuamosa rongga mulut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
merevisi faktor risiko non-genetik yang dapat mempengaruhi perkembangan OC,
dengan fokus pada status gigi dan periodontal dan OH. Metode Penelitian: Dua
ratus pasien (seratus pasien didiagnosis dengan OC dan seratus tanpa OC)
terdaftar dalam studi kasus-kontrol kami, untuk mengevaluasi hubungan antara
OC dan keberadaan serta keparahan periodontitis, sambil memeriksa beberapa
faktor risiko yang mungkin bertanggung jawab atas terjadinya OC. Kuesioner
untuk pasien OC digunakan untuk mendapatkan faktor risiko sosial ekonomi dan
gaya hidup yang dapat mempengaruhi perkembangan karsinoma sel skuamosa
rongga mulut. Status gigi dan periodontal bersama dengan tingkat kebersihan
mulut dicatat secara kuantitatif. Uji chi-kuadrat dan Mann-Whitney dan regresi
logistik digunakan untuk analisis statistik. Hasil Penelitian: Dengan
mempertimbangkan kelpompok kasus dan kelompok kontrol, ditemukan korelasi
yang signifikan antara kejadian OC dan beberapa faktor sosial ekonomi dan
kebiasaan gaya hidup, seperti jenis kelamin, usia, pendidikan dan konsumsi
alcohol dari seorang individu. Nilai rata-rata indeks plak Silness-Löe secara
signifikan lebih tinggi pada populasi kelompok kasus. Pada populasi OC
ditemukan jumlah pasien edontolus yang tinggi. Insiden OC adalah 57,1% pada
pasien dengan penyakit periodontal. Sebagai perbandingan, insiden karsinoma sel
skuamosa oral hanya 28,6% pada pasien tanpa periodontitis. Sebagian besar
pasien OC (72,1%) mengalami periodontitis stadium 4. Di sisi lain, sebagian besar
kelompok kontrol (51,6%) memiliki periodontitis stadium 2. Kesimpulan:
Periodontitis dapat menjadi faktor risiko untuk perkembangan OC. Individu yang
mengalami gangguan periodontal harus dipantau secara ketat, terutama mereka
dengan:periodontitis parahdan faktor risiko gaya hidup yang hidup berdampingan.
Menjaga kesehatan periodontal pada pasien berisiko dapat meminimalkan risiko
kanker.
Kanker kepala dan leher / head neck cancer (HNC) menyumbang lebih
dari 650.000 kasus dan 330.000 kematian setiap tahun di seluruh dunia [1]. Salah
satu subtipe HNC yang melibatkan bibir dan rongga mulut disebut kanker mulut /
oral cancer (OC), dan secara histologi yang paling umum adalah karsinoma sel
skuamosa (SCC). Menurut database Globocan tahun 2018, kanker bibir dan
rongga mulut adalah bentuk kanker paling umum ke-16, dengan sekitar 354.000
kasus baru per tahun di seluruh dunia [2]. Hungarian Cancer Registry melaporkan
bahwa pada tahun 2017 terdapat 1449 pasien yang mendapatkan perawatan untuk
OC di Hungary [3].
alcohol dan merokok adalah dua faktor risiko yang paling penting [4]. Dalam
risiko signifikan dan tidak bergantung pada merokok [5]. Sebuah studi kasus
kontrol yang diterbitkan pada tahun 2018 mengungkapkan bahwa ada hubungan
terbalik antara risiko SCC rongga mulut dan pendidikan yang rendah dan ekonomi
[6]. Hashim dkk (2016) mengamati bahwa adanya asosiasi antara indikator
kebersihan mulut (OH) dan munculmya OC, terlepas dari konsumsi alkohol dan
merokok. [7]. Bukti dalam literatur dengan jelas membuktikan bahwa OC lebih
OH yang buruk dapat menjadi faktor penyebab OC [9]. Ada hubungan antara
kejadian SCC dan penuaan, yang merupakan faktor risiko umum untuk penyakit
sangat tinggi untuk terkena OC [12,13]. Studi terbaru saat ini mengatakan bahwa
Dalam sebuh studi kohort, Tezal dkk (2005) menemukan peningkatan insiden
tumor mulut pada pasien dengan clinical attachment loss (CAL) lebih dari 1,5
mm [15].
sering ditemui pada oral neoplasma [16]. Menurut penelitian Lafuente dkk (2020),
dalam perkembangan OC [17]. Bukti yang tersedia saat ini juga menunjukkan
kadar plasma protein fase akut dan sitokin pro inflamasi [20]. Perkembangan lesi
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merevisi risiko non-genetik yang dapat
METODE
dibandingkan dengan kelompok pasien yang tidak memiliki OC. Kehadiran dan
Semmelweis direkrut dan didaftarkan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini,
periodontal mereka. Kelompok kasus terdiri dari 100 pasien yang memiliki
terdiri dari 100 pasien lain yang tidak memiliki OC dalam riwayat medis mereka.
Pasien dipilih terlepas dari adanya kebiasaan buruk (merokok dan konsumsi
alkohol). Pada kelompok kasus, pasien dipilih dengan diagnosis SCC yang
dikonfirmasi secara histologis (di bibir atas, bibir bawah, mukosa bukal, gingiva,
lidah, regio sublingual, atau palatum) terlepas dari jenis kelamin, usia, dan
terdiri dari semua kanker yang penampilannya berbeda dari lokasi yang
beberapa daerah rongga mulut pada waktu yang sama. Pasien yang terdaftar
non-ganas lainnya. Mereka dipilih secara acak untuk ditambahkan ke populasi ini,
Semmelweis ke kelompok kasus dan kontrol antara Januari 2017 dan Juni 2019.
Dari pasien yang muncul dalam setengah tahun tertentu, kami secara acak
memilih 20 dengan OC dan 20 tanpa OC. Inilah cara kami memastikan 100–100
pasien di kedua kelompok dalam jangka waktu 2,5 tahun. Pasien yang memiliki
OC dalam riwayat medis mereka dikeluarkan dari kelompok kontrol. Pasien yang
buta huruf dan pasien yang tidak dapat menjawab pertanyaan survei sendiri tidak
dipilih untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Semua individu yang tidak
Semmelweis.
Tabel 1 Stadium periodontitis
ditunjukkan pada Tabel2. Dalam pemeriksaan klinis, status gigi pasien dicatat
dengan indeks DMF sesuai dengan kriteria WHO [24]. Stadium OH ditentukan
periodontal, probing pocket depth (PPD) dan clinical attachment loss (CAL)
diukur pada 6 titik tiap giginya (pada tengah bukal, mesiobukal, distobukal,
and Conditions pada tahun 2017 [25]. Kriteria penentuan tingkat keparahan
individual melampirkan formulir pendaftaran yang berisi data yang diukur dan
dihitung dari status oral pasien ke kuesioner yang telah diisi dan menempatkannya
ke dalam wadah berlabel dan tertutup. Wadah dibuka ketika populasi penelitian
mencapai 200 individu. Data didaftarkan oleh GYK. Pasien diberitahu tentang
tujuan dan jalannya penelitian secara lisan dan tertulis. Informed consent tertulis
diperlukan untuk penelitian kami telah disetujui oleh Komite Etika Sains dan
Statistics 22 (IBM Corporation, Armonk, New York, USA) dan Microsoft Office
uji Mann-Whitney, dan regresi logistik dilakukan untuk Analisis statistik. Uji chi-
ordinal. Dalam kasus variabel tipe dua skala, tes Mann-Whitney digunakan untuk
mendeteksi perbedaan yang signifikan di antara mereka. p-value yang kurang dari
Tabel 2. Faktor risiko sosial ekonomi dan kebiasaan gaya hidup dalam kelompok
kasus dan kelompok kontro terlihat. p-value dihitung dengan uji chi-kuadrat ,p-
value ‘bold’ menunjukkan perbedaan yang signifikan.
HASIL
Sebagian besar SCC terdeteksi di lidah (27%). Ini diikuti oleh kanker
daerah sublingual dan gingiva (18% dan 11%). Presentasi OC yang lebih rendah
berada pada bibir, langit-langit, dan mukosa bukal. Enam kasus terdaftar di mana
kanker daerah sublingual dan lidah muncul bersamaan pada waktu yang sama
(6%). Populasi penelitian didominasi oleh pria yang sudah menikah berusia di atas
50 tahun.
dan mereka saat ini bekerja (53%). Pasien kelompok kasus sebagian besar berusia
di atas 50 tahun. Pembagian pasien laki-laki dan perempuan dalam populasi kasus
adalah 66:33. Satu pasien tidak mencatat jenis kelaminnya. Enam puluh tiga
persen pasien dalam kelompok kontrol berusia di bawah 50 tahun, dan pembagian
antara jenis kelamin adalah 48% laki-laki dan 52% perempuan. Sebuah korelasi
= 0,008), dan antara perkembangan OC dan usia pasien (p = 0). Ada perbedaan
yang signifikan dalam usia (p = 0) dan jenis kelamin (p = 0,01) antara kelompok
kasus dan kontrol. Tidak ada korelasi signifikan yang terdeteksi antara usia dan
jenis kelamin (p = 0,055). Sebuah korelasi tercatat antara status perkawinan dan
munculnya SCC. Sebagian besar pasien kelompok kasus adalah menikah (49%),
berbeda dengan kelompok kontrol, di mana sebagian besar individu masih lajang
namun, kejadian SCC hampir dua kali lebih tinggi pada individu yang kurang
(61,5%). Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam tingkat pendapatan di antara
kedua kelompok. Pada kelompok kasus, tidak ada hubungan antara kebiasaan
merokok dengan kejadian OC. Sebanyak 44,4% pasien dalam kelompok kasus
dianggap perokok aktif. Di antara individu kelompok kasus yang perokok saat ini,
pasien yang merokok kurang dari 20 batang sehari memiliki tingkat OC yang
lebih tinggi. Tidak ada korelasi yang signifikan antara perokok pasif dan
perkembangan OC. Di sisi lain, ada korelasi yang signifikan antara perkembangan
SCC oral dan jumlah asupan alkohol (p = 0,026). Peminum berat merupakan
Tabel 2.
pada kelompok kasus dibandingkan pada kelompok kontrol. Sebanyak 88,2% dari
pasien edentulous lengkap memiliki OC. Gigi yang restorasi / filling (F) secara
mana tingkat kehilangan gigi / missing (M) lebih tinggi. Mengenai jumlah gigi
karies / decay (D), tidak ada perbedaan signifikan yang terdeteksi antara kedua
kelompok. Rerata nilai DMFT pada kelompok kasus adalah 21,65±8,46, berbeda
antara pasien tanpa penyakit periodontal. Sebuah korelasi yang signifikan diamati
antara tingkat keparahan PD, tahap periodontal, dan OC. Sebagian besar pasien
lebih sering terjadi pada pasien dengan tingkat penyakit periodontal yang lebih
tinggi. Ada perbedaan yang signifikan dalam clinical attachment loss (CAL) dan
probing pocket depth (PPD) antara kedua kelompok yang diperiksa. Kedua nilai
yang disebutkan sebelumnya lebih tinggi pada kelompok kasus. Nilai rata-rata
CAL pada kelompok kasus adalah 6,2 ± 1,3. Nilai ini adalah 2,8 ± 1,1 pada
kelompok kontrol. Nilai rata-rata PPD di antara pasien dengan SCC adalah 5,6 ±
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok dalam data
BOP (p = 0,09). Nilai rata-rata BOP antara populasi OC adalah 44,9 ± 30,4, dan
31,4 ± 23,2 pada populasi kontrol. Indeks yang menggambarkan kebersihan mulut
kelompok kasus dan kelompok kontrol. Nilai rata-rata SLPI adalah 2,6 ± 0,8 pada
kelompok kasus, dan sebaliknya 1,6 ± 0,9 pada kelompok kontrol. Status oral
pada kasus dan kelompok kontrol dibandingkan pada Tabel 3. Analisis regresi
signifikan secara statistik bahkan setelah disesuaikan dengan konsumsi rokok dan
dan konsumsi alkohol pada status kesehatan mulut ditunjukkan pada Tabel 4.
Nilai tertinggi terdeteksi di antara pasien dengan konsumsi alkohol harian yang
Stadium I 0 8 0.00
periodontal
II 0 17
III 14 4
IV 47 2
CAL (mm) 6.2 ± 1.3 2.8 ± 1.1 0.00
PPD (mm) 5.6 ± 1.3 2.5 ± 1.1 0.00
BOP (%) 44.9 ± 30.4 31.4 ± 23.2 0.09
SLPI 2.6 ± 0.8 1.6 ± 0.9 0.00
DMFT index 21.65 ± 8.46 14.18 ± 8.26 0.00
Status oral pasien dalam kasus dan kelompok kontrol dibandingkan menurut
stadium periodontal, clinical attachment loss (CAL), periodontal pocket depth
(PPD), bleeding on probing (BOP), Silness-Löe plaque index, dan DMFT indeks
(decay, missing dan filling). P-value dihitung dengan uji chi-kuadrat dalam kasus
stadium periodontal (%), dan dihitung dengan uji Mann-Whitney dalam semua
kasus lainnya. P-value 'bold' menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Tabel 4 Status kesehatan mulut dari 200 pasien dengan informasi tentang
merokok dan konsumsi alkohol.
Kebiasaan merokok
Konsumsi Sehari- Stadium 3.0 ± 0.9 n.d 4.0 ± 0.0 4.0 ± n.d
Alkohol hari BOP 45.4 ± n.d 75.7 ± 25.0 ±
24.4 22.7 35.4
SLPI 2.3 ± 0.9 n.d 3.0 ± 0.0 1.3 ± 1.1
DISKUSI
mempengaruhi risiko kanker mulut / oral cancer (OC), hubungan antara penyakit
termasuk gingiva, ligamen periodontal, dan tulang [27]. Peningkatan kadar plasma
dari beberapa sitokin pro inflamasi, protein fase akut, dan proteinase dapat diamati
kerusakan oksidatif pada sel DNA [21]. Studi terbaru dari Gopinath dkk. dan
faktor risiko individu untuk pengembangan kanker kepala leher / head neck
cancer (HNC) [14]. Analisis kami menunjukkan korelasi yang signifikan antara
diterbitkan oleh Fawad et al. (2016) [11]. Seperti yang dikemukakan oleh Tezal
sendiri [31]. Studi kami melibatkan pengukuran kuantitatif dan jelas mendukung
pengamatan Qian dkk bahwa ada hubungan antara kehilangan gigi dan resorpsi
kasus. Dalam seluruh populasi penelitian kami, 88,2% dari pasien yang benar-
benar tidak bergigi memiliki OC. Selama analisis statistik, kami tidak
ada tentang alasan kehilangan gigi. CAL dan PPD digunakan untuk mengevaluasi
memastikan hasil yang lebih andal. Ada hubungan positif yang jelas antara
keparahan periodontitis dan kejadian OC. Pada kelompok kontrol, semua nilai
PPD dan CAL lebih tinggi dari pada kelompok kasus. Hal ini mendukung
merupakan agen yang mungkin terkait dengan OC [19]. Selain itu, menurut
IL1-ß dan TNF-α) yang terkait dengan karsinogenesis [18]. Konsumsi alkohol,
penuaan, merokok, dan kebersihan mulut yang buruk merupakan faktor risiko
penting untuk periodontitis [33, 34, 35]. Perlu dicatat bahwa faktor yang sama
juga dapat dikaitkan dengan karsinogenesis di rongga mulut [5]. Hal tersebut telah
pendidikan yang rendah diamati. Tingkat OH yang buruk dan merokok dapat
diketahui bahwa konsumsi alkohol memiliki dampak yang lebih besar terhadap
[39, 40]. Menurut pengamatan Hashim dkk kebersihan mulut yang baik dapat
mengurangi risiko OC [7]. Derajat OH diwakili oleh Silnes Löe Plaque Index
secara signifikan lebih tinggi pada populasi kasus dibandingkan pada populasi
kontrol. Studi kami mendukung gagasan bahwa kunjungan gigi secara teratur dan
dan jenis kelamin (p = 0,02) antara kontrol dan populasi kasus. Dengan cara ini,
kedua faktor ini mempengaruhi perkembangan OC. Tidak ada korelasi statistik
antara usia dan jenis kelamin (p = 0,055) dari pasien, meskipun jumlah kasus yang
lebih tinggi mungkin telah mengubah nilai marginal ini. Dalam penelitian kami,
ada hubungan antara status perkawinan dan kejadian OC. Empat puluh sembilan
persen dari kelompok kasus adalah menikah, berbeda dengan kelompok kontrol,
di mana 45% dari individu menggambarkan diri mereka sebagai lajang. Dalam
kebersihan mulut yang buruk, dan karsinogenesis [42]. Berdasarkan data dari
literatur yang tersedia saat ini, efek proporsional langsung terjadi antara jumlah
bungkus rokok dengan tahun merokok tembakau dan risiko OSSC [43].
Bertentangan dengan hasil yang diharapkan, tidak ada korelasi yang signifikan
antara kebiasaan merokok dan kejadian SCC dalam penelitian kami. Empat puluh
empat persen dari pasien yang diperiksa dalam penelitian kami adalah perokok
aktif. Di antara perokok pasien kanker OC, mayoritas individu merokok kurang
dari satu bungkus (20 buah) per hari. PD dan OC memiliki banyak faktor risiko
umum; namun, periodontitis muncul sebagai faktor risiko individu dengan latar
sebagai kelebihan dari penelitian kami. Menurut artikel literatur yang tersedia,
sebagai prosedur pengukuran yang tidak akurat. Jumlah kasus yang kecil adalah
keterbatasan penelitian kami dan populasi penelitian yang lebih besar dapat
KESIMPULAN
merupakan faktor risiko individu untuk OC. Risiko OSCC meningkat pada tahap
kronis yang dapat dicegah dengan kunjungan gigi secara teratur dan dengan
pemeliharaan OH. Dokter gigi memainkan peran penting dalam mencegah kanker
mulut dengan mengevaluasi status sosial ekonomi setiap pasien dan menilai gaya
kesehatan periodontal dan memantau individu dengan faktor risiko gaya hidup
3. webpage | www.stat.nrr.hu.
cell carcinoma and precursor lesions of the oral cavity: Epidemiology and
2018;56:304–9.
et al. The role of oral hygiene in head and neck cancer: Results from
8. Hussein AA, Helder MN, de Visscher JG, Leemans CR, Braakhuis BJ, de
hygiene habits, diet, tobacco and alcohol and risk of oral cancer: a case–
10. Ali H, Sinnott SJ, Corcoran P, Deady S, Sharp L, Kabir Z. Oral cancer
Cancer. 2016;16:1–7.
12. Nwizu NN, Marshall JR, Moysich K, Genco RJ, Hovey KM, Mai X, et al.
14. Gopinath D, Menon RK, Veettil SK, Botelho MG, Johnson NW. Peri-
odontal diseases as putative risk factors for head and neck cancer:
15. Tezal M, Grossi SG, Genco RJ. Is periodontitis associated with oral
Carcinogenesis. 2009;30:1073–81.
odontol. 2005;76:2106–15.
India: results from the HeNCe Life study. Int J Cancer. 2016;139:1512–9.
22. Tezal M, Sullivan MA, Reid ME, Marshall JR, Hyland A, Loree T, et al.
23. Sahingur SE, Yeudall WA. Chemokine function in periodontal disease and
tus and dental needs of elementary school children. Public Heal Rep.
1938;53:751.
26. Seymour RA. Is oral health a risk for malignant disease? Dent Update.
2010;37:279–83.
27. Chung M, York BR, Michaud DS. Oral health and cancer. Curr Oral Heal
Reports. 2019;6:130–7.
Periodontol. 2008;79:1585–91.
Oncol. 2019;9.
31. de Moraes RC, Dias FL, Figueredo CM da S, Fischer RG. Association
2016;27:261–6.
tooth loss and oral cancer mortality in older patients: a retrospective cohort
(20 years) on loss of attachment and teeth. J Investig Clin Dent. 2010;1:8–
15.
2000;2018(78):185–94.
35. Van Der Weijden F, Slot DE. Oral hygiene in the prevention of periodon-
36. Jemal A, Thun MJ, Ries LAG, Howe HL, Weir HK, Center MM, et al.
trends in lung cancer, tobacco use, and tobacco control. J Natl Cancer Inst.
2008;100:1672–94.
37. Babiker TM, Osman KAA, Mohamed SA, Mohamed MA, Almahdi HM.
39. Tsai S-T, Wong T-Y, Ou C-Y, Fang S-Y, Chen K-C, Hsiao J-R, et al. The
ADH1B in the risk of head and neck cancer. Int J Cancer. 2014;135:2424–
36.
dental status in 35-, 50-, 65-, and 75-year-old individuals. J Clin Peri-
odontol. 1998;25:297–305.
41. Goldstein BY, Chang SC, Hashibe M, La Vecchia C, Zhang ZF. Alcohol
consumption and cancers of the oral cavity and pharynx from 1988 to
42. Meurman JH. Infectious and dietary risk factors of oral cancer. Oral
Oncol. 2010;46:411–3.
43. Chang CM, Corey CG, Rostron BL, Apelberg BJ. Systematic review of
cigar smoking and all cause and smoking related mortality. BMC Public
Health. 2015;15.
45. Shin YJ, Choung HW, Lee JH, Rhyu IC, Kim HD. Association of
2019;98:526–33.