You are on page 1of 3

PANTANG MENYERAH UNTUK MASA DEPAN

Disuatu sore sepulang sekolah dengan langit yang mendung, terlihat siswa laki laki duduk di
halte sekolah sambil menunduk khawatir memainkan handphone nya. Namanya adalah Michael , dia
adalah siswa kelas 12 Mipa 5 SMA Negeri 2 Nusantara. Michael adalah siswa yang introvert, tidak
banyak bicara dan tidak jarang menghabiskan waktu sendirian di sekolah. Setiap pulang sekolah,
Michael selalu duduk di halte untuk menunggu ayahya menjemput dengan menggunakan motor
matic tua yang terkadang harus di sela olehnya. saat hujan turun Michael akan lebih lama lagi
menunggu ayahnya menjemput, tidak jarang ia jalan kaki untuk pulang kerumah. Meski begitu
Michael selalu semangat untuk bersekolah, ia tidak pernah datang terlambat dan tidak pernah bolos
sekolah.

Dikelas Michael memiliki dua teman dekat yaitu Adam dan Ryan. Adam dan Ryan memiliki
kepribadian yang berbanding terbalik dari Michael. Adam dan Ryan adalah anak yang ceria dan
cerewet, tapi mereka sangat baik kepada Michael. Suatu hari saat pelajaran Bimbingan Konseling, Bu
Arumi memberikan kertas formulir untuk pendaftaran universitas. Adam dan Ryan sangat senang
dan semangat untuk mengisi formulir tersebut, sedangkan Michael terlihat murung dan bingung
universitas mana yang akan dia pilih.

Adam: “Yan, kamu sudah tau mau masuk universitas mana?” (tanya Adam ke Ryan dengan
semangat)

Ryan: “Sudah Dam, tapi rahasia hahaha” (dengan nada bercanda)

Adam: “Ah kamu bisa saja Yan! Kalau kamu gimana mic?” (Lanjut bertanya kepada Michael)

Michael: “Aaaku gatau aku bingung” ( Jawab Michael gugup)

Ryan: “Loh kenapa Mic?”(Ryan bertanya kepada Michael)

Michael: “Aku sepertinya tidak melanjut ke universitas manapun”.

Adam & Ryan: “Loohh kenapa??!!” (jawab Adam dan Ryan kaget)

Michael: “Aku tidak ada biaya untuk melanjutkan ke universitas, untuk bisa sekolah disini saja aku
sudah sangat bersyukur”

Adam: “Mic kamu jangan khawatir, kamu bisa ikut seleksi beasiswa masuk Univ, aku yakin kamu bisa
lolos mic”

Michael: “Tapi aku tidak yakin, aku tidak cukup pintar Dam”

Ryan: “Kamu harus coba dulu mic, kamu harus mempersiapkan dari sekarang”

Michael: “Baik akan aku coba, terimakasih yaa”

Tidak terasa waktunya pulang tiba. Seperti biasa Michael menunggu ayahnya menjemput di halte.
Tak lama ayahnya datang.
Michael: “ayah sudah pulang kerja? Kok ayah cepat sekali menjemputku?”(tanya Michael sambil
bersalaman dengan ayahnya dan memakai helm”

Ayah: “Iyaa ayah sudah pulang, tadi warung ramai jadi makanan sudah habis, ayah langsung tutup
warung dan berpamitan dengan ko Leo” (jawab ayah)

Michael: “Ohh begitu, ayah sudah makan?” (tanya Michael)

Ayah: “Belum, ini ayah bungkuskan untuk kita makan bersama dirumah”

Michael: “waahh sepertinya enak yah”

Semicmpainya dirumah sambil menyantap makanan yang ayah bawa, Michael bercerita kepada ayah
tentang formulir universitas.

Michael: “yah, Michael diberi formulir untuk masuk Universitas”

Ayah: “Apa sudah kamu isi?

Michael: “ Belum yah”

Ayah: “ Nak, maafkan ayah ya, ayah tidak bisa membiayai kamu untuk masuk universitas”

Michael: “iya yah, tidak apa-apa. Michael akan berusaha semaksimal mungkin”.

Ayah: “Nak, maafkan ayah ya”

Michael: (hanya mengangguk sambil berkaca-kaca)

Meski begitu, Michael memiliki tekat yang kuat untuk melanjutkan ke Universitas. Pada
malam hadamya Michael berpikir dan mengingat ucapan Ryan dan Adam yang menyarankan ia
untuk mengikuti seleksi beasiswa. Michael pun mulai belajar dan bertekat untuk mendapatkan
beasiswa tersebut. Michael membuka website untuk jadwal seleksi dan mengumpulkan persyaratan.

Keesokan hadamya di kantin sekolah, Michael Adam dan Ryan sedang memakan bekal makan
siang. Adam dan Ryan memberikan jadwal seleksi beasiswa kepada Michael

Ryan: “Mic ini jadwal untuk seleksi beasiswa, aku berharap kamu dapat ya mic”

Adam: “Iya mic, supaya nanti kita bisa masuk universitas yang sama”

Michael: “iya terimakasih Yan, Dam”

Setelah hari itu, Michael menghabiskan waktu untuk belajar, saat ada waktu kosong ia pakai untuk
belajar. Ayah Michael tidak mengetahui rencana Michael untuk mengikuti seleksi beasiswa tersebut

Tiba lah waktunya untuk seleksi beasiswa. Michael mengikuti seleksi dengan perasaan yang
tidak karuan. Ia takut kalau ia tidak lolos seleksi. Setelah selesaidan Michael menunggu hasil dan
ternyata ia lolos seleksi beasiswa. Ia berlari pulang kerumah sambil memanggil ayahnya.

Michael: “Ayahhh, ayahhh Michael lolos seleksi beasiswa yah, Michael bisa melanjutkan kuliah”
(sambil memeluk ayah).
Ayah: “Alhamdulillah, ayah sangat bangga nak. Kenapa kamu tidak bilang dengan ayah?”

Michael: “Michael ingin memberi kejutan kepada ayah”

Ayah: “Ayah yakin kamu akan masuk universitas favorit dan kamu akan menjadi anak yang suskes”

Setelah lolos seleksi itu, Michael bebas memilih universitas manapun. Akhirnya Michael
memilih Universitas Indonesia dengan beasiswa full. Michael pun bisa melanjutkan kuliah berkat
biaya tersebut. Ayah Michael sangat bangga kepada Michael.

MUHAMMAAD ZAID X MIPA 5

You might also like