You are on page 1of 17

WALASUJI Volume 10, No.

2, Desember 2019:

HUBUNGAN POLITIK ANTARKERAJAAN:


GOWA DENGAN BONE, SOPPENG, WAJO (TELLUMPOCCO)
POLITICAL RELATIONSHIPSBETWEEN THE KINGDOMS:
GOWA WITH BONE, SOPPENG, WAJO (TELLUMPOCCO)
Bahtiar
Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan
Jalan Sultan Alauddin/Tala Salapang KM 7 Makassar, 90221
Telepon (0411) 883 748, 885 119 Faksimile (0411) 865 166
Pos-el: bahtiarnadja@yahoo.com
Diterima: 16 Juli 2018; Direvisi: 29 September 2018; Disetujui: 29 November 2019

ABSTRACT
This study aims to explain the relationships between the Kingdoms of Gowa with Bone, Soppeng, Wajo.
This study uses the historical method through four stages, namely: heuristic, criticism, interpretation, and
historiography, the explanation using descriptive analytical. The result of the research shows that there is
a political relationships between Gowa with Bone, Soppeng, Wajo. The relationships between Gowa with
Bone, Soppeng, Wajo began when Gowa became a big kingdom, so that with its strength and greatness
it succeeded in conquering other kingdoms including the kingdoms of Bone, Soppeng, Wajo. Even Bone,
Soppeng, and Wajo formed a partnership (Tellumpocco) to face Gowa, but to no avail. From these there
kingdoms, Wajo was very loyal and obedient in establishing relations with Gowa, although at first Wajo
fought against Gowa with the help of Bone and Soppeng, but Gowa was invincible. So that Wajo became
an ata (slave) to Gowa. Even the three kingdoms were attacked (musu selleng) by Gowato embrace Islam.
In subsecquent developments Bone defeated Gowa in the Makassar War, making Bone a major kingdom
in South Sulawesi. The defeated of Gowa by Bone and its allies ended with the Bungaya Agreement. The
political hegemony between Gowa and Bone who wanted to be the sole ruler in South Sulawesi, so that
both of them were always at odds and engaged in war.
Keywords: Political relations, Gowa, Bone, Soppeng, Wajo

ABSTRAK
Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antarkerajaan Gowa dengan Bone, Soppeng, Wajo.
Kajian ini menggunakan metode sejarah dengan melalui empat tahapan, yaitu: heuristik, kritik, interpretasi,
dan historiografi, penjelasannya dengan menggunakan deskriptif analitis. Hasi penelitian menunjukkan
adanya hubunganpolitik Gowa dengan Bone, Soppeng, Wajo.Hubungan antarakerajaan Gowa dengan
Bone, Soppeng, Wajo,dimulai ketika Gowa menjadi kerajaan yang besar, sehingga dengan kekuatan dan
kebesarannya berhasil menaklukkan kerajaan-kerajaan lainnya termasuk Kerajaan Bone, Soppeng,Wajo.
Bahkan Bone, Soppeng,dan Wajo membentuk persekutuan (Tellumpocco) untuk menghadapi Gowa, namun
tidak berhasil.Dari ketiga kerajaan ini, Wajo sangat setia dan taat dalam menjalin hubungan dengan Gowa,
meskipun pada awalnya Wajo melakukan perlawanan melawan Gowa dengan dibantu Bone dan Soppeng,
namun Gowa tak terkalahkan. Sehingga Wajo menjadi ata (budak) bagi Gowa.Bahkan ketiga kerajaan
ini diserang (musu selleng) oleh Gowa untuk memeluk Islam.Dalam perkembangan selanjutnya Bone
mengalahkan Gowa pada Perang Makassar, membuat Bone menjadi kerajaan besar di Sulawesi Selatan.
Kekalahan Gowa oleh Bone dan sekutunya diakhiri dengan Perjanjian Bungaya. Hegemoni politik antara
Gowa dan Bone yang ingin menjadi penguasa tunggal di Sulawesi Selatan, sehingga keduanyaselalu
berseteru dan terlibat perang.
Kata kunci: Hubungan politik, Gowa, Bone, Soppeng, Wajo

251
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: 251—267

PENDAHULUAN (laut bebas) yang memberi jaminan usaha para


Kerajaan Gowa adalah kerajaan terbesar pedagang asing. Akan tetapi, ambisi itu pula
pada masanya, Kerajaan Gowa mencapai yang menciptakan persaingan ketika Kerajaan
puncak keemasannya pada abad XVII yang Gowa memegang kekuasaan di Sulawesi
lebih populer dengan sebutan kerajaan kembar terutama persaingan dengan Kerajaan Bone
Gowa-Tallo atau disebut zusterstaten (dua (Poelonggomang, dkk, 2004: 30-31).
kerajaan bersaudara). Kerajaan dwi tunggal Kerajaan Bone adalah juga kerajaan besar
ini terbentuk pada masa pemerintahan Raja di Sulawesi Selatan selain Kerajaan Gowa
Gowa VI Tunatangkalopi (1445-1460), ini dan Luwu.Sebagai kerajaan besar, Kerajaan
sangat sulit dipisahkan karena kedua kerajaan Bone ingin memperluaswilayahnya dengan
telah menyatakan ikrar bersama, yang terkenal menaklukkan beberapa kerajaan kecil yang ada
dalam peribahasa rua karaeng na sere ata (dua di sekitarnya termasuk Kerajaan Soppeng dan
raja satu rakyat) (Poelinggomang, dkk, 2004: Wajo.Kerajaan Bone menjadi kerajaan terpenting
28). Selain masa yang disebut di atas Kerajaan di Sulawesi Selatan, pada abad XVII meski
Gowa mulai bangkit mencapai kejayaan pada pernah menjadi kerajaan taklukkan Gowa selama
masa pemerintahan Tumaparisi Kallonna kurang lebih 40 tahun lamanya. Kerajaan ini
(1510-1547), ia menggantikan saudaranya raja kemudian dapat membebaskan diri dari Kerajaan
Gowa VIII Pakkeretau Tunijallo ri Passuki. Gowa berkat persekutuan yang dilakukan antara
Pada masa pemerintahannya ia dianggap bone dan VOC, setelah kejatuhan Kerajaan
sebagai seorang raja yang berpikir modern, Gowa, Kerajaan Bone bangkit menjadi satu-
jauh ke depan. Terbukti dari berbagai usahanya satunya kerajaan yang memiliki pengaruh yang
untuk memajukan kerajaan di berbagai bidang sangat besar. Sampai awal abad XX Kerajaan
(Limpo, dkk, 1966: 45). Bone memainkan peranan penting dalam sejarah
Sampai masa kekuasaan Raja Gowa politik di Sulawesi Selatan (Poelinggomang,
VIII I Pakkere Tau Tunijallo Ri Pasukki, dkk, 2004: 35).
pemerintahan kerajaan dipusatkan di Takak Sementara Kerajaan Soppeng bukanlah
Bassia (Tamalate) sebagai istana raja Gowa I, satu kerajaan yang diperhitungkan sama sekali,
kemudian istana raja dipindahkan ke Somba Opu kerajaan ini menjadi besar karena wilayahnya
oleh Raja Gowa IX Daeng Matanre Karaeng yang bertambah. Itupun karena kebaikan hati
Manguntungi yang bergelar Tumaparisi Kerajaan Bone dan Wajo.Penguasa Kerajaan
Kallonna, karena dianggap lebih strategis dan Bone dan Wajo merelakan beberapa wilayah
lebih menguntungkan sebagai kerajaan yang yang berada di perbatasan dengan Kerajaan
maju di bidang ekonomi dan politik. Pada Soppeng untuk bergabung.Cara ini adalah
masa inilah kerajaan Gowa mulai memperluas stategi untuk membujuk Kerajaan Soppeng
kekuasaannya dengan menaklukkan berbagai untuk ikut bergabung dalam persekutuan ini,
daerah di sekitarnya termasuk menjalin kerajaan Soppeng tidaklah luas dan selalu
hubungan kerjasama dan perjanjian dengan menjadi ambisi kerajaan-kerajaan Soppeng.
kerajaan-kerajaan lain. Hal ini berlangsung Bertambahnya wilayah Soppeng menaikkan
sampai Raja Gowa XII, I Manggorai Daeng rasa percaya diri para penguasanya, Kerajaan
Mammate Karaeng Bonto Langkasa (1565- Soppeng mulai memperluas wilayahnya
1590).Ambisi itu yang menjadikan Kerajaan dengan menyerang beberapa wilayah yang
Gowa sebagai kerajaan besar. Apalagi Kerajaan dianggap tidak sejalan dengan pusat kekuasaan
Gowa memiliki Bandar pelabuhan yang maju, (Mappangara, 2016: 240).
karena telah memiliki berbagai fasilitas. Pada Adapun Kerajaan Wajo ingin ikut
masa itu, Kerajaan Gowa menjalankan sistem dengan persekutuan itu, namun statusnya
politik terbuka berdasarkan teori mare liberium palili bagi Kerajaan Gowa. Sebagai wilayah

252
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: Hubungan Politik Antarkerajaan: Gowa... , Bahtiar

yang dinaungi oleh Gowa, penguasa Wajo memperoleh dukungan penuh untuk melawan
harus meminta izin kepada penguasa Kerajaan Gowa (Andaya, 2004: 39).
Gowa, jika akan melakukan sesuatu. Meskipun . Pada abad XVI-XVII, suhu udara
demikian, penguasa Kerajaan Gowa tidak politik nusantara menjadi demikian hangatnya,
pernah diberitahukan tentang putusan Wajo sehingga dapat dikatakan bahwa abad-abad itu
bergabung dengan Bone, sampai akhirnya di nusantara adalah abad pertarungan antara
penguasa Kerajaan Gowa mengetahuinya.Apa kekuatan yang dipancarkan oleh ajaran Islam
yang dilakukan oleh Wajo dipandang sebagai melawan kebangkitan raja-raja yang menuju
suatu yang lancang dan raja Gowa murka, kepada kebinasaan.Dalam keadaan yang
akhirnya kekuatan pasukan dipersiapkan untuk belum pasti tentang tumbuhnya ajaran Islam
menyerang Kerajaan Wajo. Pada 1590, Gowa di sepanjang pesisir Jawa dan ujung utara
mempersiapkan pasukannya untuk menyerang Pulau Sumatera, dan sampainya di Sulawesi
Wajo, namun dalam perjalanan, ia diamuk Selatan.Maka timbullah pertikaian-pertikaian
oleh anak buahnya sendiri. Oleh karena itu, baru di kalangan penguasa-penguasa yang
raja Gowa itu dikenal dengan nama Tunijallo. memperebutkan pengaruh di kalangan mereka.
Dalam perkembangannya, Kerajaan Wajo Perpindahan pusat kekuasaan Islam dari Malaka
diserang oleh Gowa dan Luwu yang terlalu (setelah negeri ini jatuh ke tangan Portugis) ke
kuat untuk Wajo, meski mendapat bantuan dari Mataram bukanlah suatu keadaan yang berdiri
Bone (Mappangara, 2016: 242-243). sendiri tanpa memberi pengaruh apa-apa
Seiring berjalannya waktu, ketiga kepada perkembangan Kerajaan Makassar di
kerajaan ini membentuk persekutuan yang bagian timur nusantara (Mattulada, 1982: 45).
disebut Tellumpocco. Dengan adanya Gowa sebagai kerajaan yang lebih
persekutuan ini menjadikan ketiga kerajaan dulu memeluk Islam dibanding kerajaan lain
tersebut saling menyatu dan kompak.Namun, di Tellumpocco.Gowa tidak surut perannya
hanya Soppeng yang tetap patuh dan setia sebagai penjaga Islam, dan akhirnya berhasil
terhadap Bone, sedangkan Wajo lebih menyatu pada 1609 memaksa Sidenreng memeluk
dengan Kerajaan Gowa.Bahkan beberapa Islam.Setelah keberhasilan ini, kerajaan Bugis
perlawanan antara Gowa dengan Bone, Wajo lainnya mengikuti dengan cepat, Soppeng
berpihak kepada Gowa dan membantu Gowa. 1609, Wajo 1610, dan Bone 1611. Penguasa
Pada saat persetujuan Tellumpocco Bone La Tenrirua menyerukan rakyatnya untuk
1582, Wajo dan Soppeng mengaku sebagai menghindari perang dengan Gowa kemudian
bawahan Gowa. Setelah kekalahan Luwu pada memeluk Islam. Islam menambah dimensi
perang melawan Gowa di bawah Tumaparrisi baru dalam tradisi politik di Sulawesi Selatan.
Kallonna, Luwu dipaksa melepaskan pengaruh Hubungan Gowa dengan Bone, Soppeng, Wajo
kekuasaannya atas Wajo kepada Gowa.Wajo selain hubungan karena perang, namun terjalin
kemudian bangkit melawan Gowa, namun hubungan perkawinan baik antara Gowa dengan
dengan mudah dikalahkan dan segera dihukum Bone, Gowa dengan Soppeng, dan Gowa
dengan menurunkan derajatnya menjadi status dengan Wajo (Hamid, dkk, 2007: 138-139).
budak dari Gowa (Noorduyn, 1955: 73). Apa yang dikuatirkan oleh Sultan
Dengan pembaharuan Perjanjian Calleppa, Hasanuddin, bahwa Arung Palakka mempunyai
Wajo, dan Soppeng lepas dari kekuasaan Gowa kemampuan untuk menggalang persekutuan
dan menetapkan mereka di bawah pengaruh dengan VOC/Belanda, Buton, ternate menjadi
kekuasaan Bone.Pada Perjanjian Timurung kenyataan yang harus dihadapi. Baginda
1582, Bone siap mengangkat kerajaan- dengan persiapan perang sebaik-baiknya,
kerajaan bawahan ini menjadi status mitra agar benteng-benteng di Pantai Makassar mulai dari
Galesong di selatan, Barombong, Panakukang

253
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: 251—267

bagian tengah sampai Mangarabombang, periodenya terlalu jauh kebelakang, oleh sebab
Tallo utara dilengkapi dengan persenjataan itu lebih difokuskan pada studi pustaka. Dalam
yang tangguh. Pihak Kerajaan Makassar tidak kajian ini menggunakan metode sejarah dengan
berdiam diri melihat usaha Belanda dengan tahapan sebagai berikut: Heuristik (pengumpulan
sekutu-sekutunya di Buton, Ternate, dan data), kritik (ekstern dan intern), Interpretasi
Batavia. Untuk mengimbangi kegiatan Belanda (penafsiran), dan Historiografi (penulisan).
(Mattulada, 1988: 175). Dari sumber-sumber tentang hubungan
Apalagi ada tuntutan oleh VOC yang antarkerajaan Gowa dan Kerajaan Bone,
dapat menjadi jalan syarat memulai peperangan Soppeng, Wajo yang didapat diantaranya arsip,
terhadap Makassar secara terbuka. Setelah dan buku-buku yang berhubungan dengan topik.
Sultan Hasanuddin menjawab tuntutan VOC Sebuah buku Manusia Bugis oleh Christian
dengan penolakan. Oleh sebab itu pada 21 Pelras (2006) yang berisi tentang Situasi
Desembar 1666 serangan di mulai, pecahlan Politik di Sulawesi Selatan pada akhir abad XV,
Perang Makassar. Peperangan Gowa, Bone, Puncak Kejayaan dan Kejatuhan Makassar,
dan sekutu-sekutunya terus berlangsung, Keadaan Bugis menjelang masuknya Islam,
kekalahan di pihak Gowa mengakibatkan Buku Sejarah daerah Sulawesi Selatan jilid 1
perundingan dilaksanakan pada 13 November oleh Edward L. Poleinggomang, dkk (2004)
1667 di Kampung Bungaya. Kemudian dicapai berisi tentang Perkembagan kerajaan-kerajaan,
kesepakatan pada 18 November 1667 yang proses Islamisasi, Perang antargowa dan Bone,
disebut Perjanjian Bungaya (Poelinggomang, Perang Makassar, buku yang berjudul Sejarah
dkk, 2004: 124). Bone oleh Abu Hamid, dkk (2007) berisi
Berdasarkan beberapa keterangan diatas, tentang Terbentuknya Pemerintahan Kerajaan,
maka dapat dijelaskan pokok permasalahan Kerajaan Bone dalam Pergolakan, Kerajaan
dalam tulisan ini adalah bagaimana awal Bone memegang hegemoni di Sulawesi Selatan,
hubungan antara Kerajaan Gowa dengan buku Kerajaan Gowa oleh H.L. Purnama (2014)
Kerajaan Bone, Soppeng,Wajo, bagaimana berisi tentang Asal usul eksistensi Kerajaan
perkembangan hubungan Kerajaan Gowa Gowa, masuknya Islam di Gowa, Perlawanan
dengan Bone, Soppeng, Wajo, dan bagaimana Gowa terhadap VOC.Kemudian dari berbagai
akhir hubungan Kerajaan Gowa dengan sumber yang telah didapat kemudian dikritik
Kerajaan Bone, Soppeng, Wajo. Sedangkan agar ditemukan hasil yang mendekati
yang menjadi tujuan dalan kajian ini adalah kebenaran. Selanjutnya dilakukan penafsiran
untuk menjelaskan bagaimana awal hubungan terhadap data itu, apakah sudah akurat dan
antara Kerajaan Gowa dengan Kerajaan Bone, valid. Perkembangan selanjutnya dilakukan
Soppeng, Wajo, bagaimana perkembangan adalah menggabungkan data-data itu kemudian
hubungan Kerajaan Gowa dengan Kerajaan dirangkai dalam bentuk tulisan atau cerita/kisah.
Bone, Soppeng, Wajo, dan bagaimana akhir Inilah yang dinamakan historiografi, sehingga
hubungan antara Kerajaan Gowa dengan tersusunlah tulisan Hubungan Kerajaan Gowa
Kerajaan Bone, Soppeng, Wajo. dengan Kerajaan Bone, Soppeng, Wajo.

METODE PEMBAHASAN
Kajian Hubungan Politik antara kerajaan Awal Hubungan Gowa dengan Bone,
Gowa dengan Bone, Soppeng, Wajo dilakukan Soppeng, Wajo
dengan menggunakan sumber primer dan Kehidupan politik di Sulawesi Selatan
sumber sekunder, namun karena studi arsip pada dasarnya dibangun secara kekeluargaan.
dilakukan tidak banyak data yang di dapat karena Itulah sebabnya sering berlangsung perkawinan

254
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: Hubungan Antarkerajaan: Gowa dan Wajo, Bahtiar

politik antara satu kerajaan dengan kerajaan setiap tahun diekspor emas dan rempah-rempah
lainnya. bahkan beberapa kerajaan beriat pula ke Malaka (Pelras: 60; Sutherland, 1976: 267;
membangun persekutuan dengan mengikat Poelinggomang, dkk, 2004: 57).
perjanjianuntuk saling membantu dalam Salah satu strategi yang tidak terlupakan
menghadapi lawan dari luar. Ikatan persaudaraan oleh Speelman dan tata ulang perjanjian dengan
akhirnya membentuk satu konfederasi kerajaan- raja-raja di Sulawesi Selatan adalah politik adu
kerajaan. Dalam hubungan inilah sehingga suatu domba.Oleh sebab itu, dalam salah satu butir
upacara kenegaraan seperti upacara pelantikan Perjanjian Bungaya, raja-raja dan kerajaannya
dan upacara pernikahan seorang putra mahkota masing-masing dibagi dalam dua kelompok.
kerajaan tanpa dihadiri oleh kerajaan-kerajaan Kelompok pertama adalah kelompok Bugis.
yang menjalin persekutuan dipandang upacara Kelompok ini berada di bawah kepemimpinan
itu belum sempurna (Poelinggomang, dkk, 2004: Kerajaan Bone. Kerajaan-kerajaan yang
105) tergolong dalam kelompok Bugis adalah
Kerajaan Gowa awalnya keberadaannya Kerajaan Bone, Soppeng, Binamu, Bangkala,
belum diketahui dengan pasti, sumber-sumber Laikang.Keterlibatan kerajaan-kerajaan dalam
lontarak yang dapat menerangkan tentang waktu kelompok ini karena mereka memihak kepada
permulaan berdirinya sangat ringkas.Beberapa Arung Palakka (Bone) dalam perang Makassar.
peneliti memperkirakan awal pengembangannya Sehubungan dengan itu, Arung Palakka diberi
pada masa pemerintahan Raja Gowa IX Karaeng gelar oleh pengurus Belanda (VOC) adalah
Tumaparisi Kalonna (1510-1546). Dugaan konink der Boegis (raja orang Bugis).Kelompok
ini didasarkan atas tiga faktor, pertama masa kedua adalah kelompok Makassar yang berada
pemerintahan istana raja dan pusat pemerintahan dalam kepemimpinan raja Gowa. Kerajaan-
berpusat di Tamalate. Kedua raja ini mengawali kerajaan yang tergolong dalam kelompok
pemindahan istana dan pusat pemerintahan ke Makassar adalah semua kerajaan di Sulawesi
Benteng Somba Opu yang dibangun di pesisir Selatan yang berpihak kepada Kerajaan
dekat muara Sungai Jeneberang. Kemudian pada Makassar dalam Perang Makassar, yang tidak
masa pemerintahannya baru dikenal adanya tergolong dalam kelompok Bugis, antara lain
syahbandar yang bertugas mengatur lalu lintas Mandar, Luwu, Wajo, Sidenreng, Agangnionjo,
niaga dan pajak perdagangan di pelabuhan (Pa- kerajaan-kerajaan Malussetassi, Suppa, Sawitto,
tunru, 1983: 1; Poelinggomang, dkk, 2004: 53). Enrekang, dan Toraja (Poelinggomang, dkk,
Dengan adanya perluasan kekuasaan, 2004: 132).1
akhirnya berhasil mewujudkan tujuan untuk Sebagai kerajaan yang besar, Kerajaan
menempatkan Makassar sebagai satu-satunya Gowa kemudian giat memperluas kekuasaan
pusat perdagangan. Pedagang dan pelaut dari dengan memerangi dan menaklukkan kerajaan-
Mandar, Wajo, Bugis, Selayar, Melayu, juga kerajaan lain di wilayah Sulawesi Selatan.
bangsa asing seperti Inggris, Spanyol, Cina, Pada dasarnya kerajaan-kerajaan pesisir yang
Portugis melakukan pelayaran niaga menjadikan ditaklukkan melakukan hubungan niaga dengan
Makassar Bandar niaga singgah dan pasar Kerajaan Makassar. Sehingga ketika masa
produksi mereka. Oleh karena itu Makassar
1
tampil menjadi Bandar utama mereka dalam Penataan itu pula yang mendasari dalam salah
satu butir perjanjian itu menempatkan raja Bone dan raja
hubungan dengan daerah produksi dan Bandar
Gowa menjadi sekutu tertua. Hal itu berkenan dengan
niaga lainnya yang berada di bagian timur, kedudukan dua raja itu menjadi pemimpin politik bahwa
selatan, barat, dan utara. Jika Pires menyatakan dua kelompok itu akan bersaing meraih superioritas
bahwa pedagang-pedagang Makassar datang yang pada gilirannya melemahkan kedudukan kekuasaan
ke Malaka dengan membawa beras dan sedikit mereka. Dalam kondisi demikian, pihak pejabat
Kompeni dapat tampil menjadi perantara dan pelindung
emas, maka dalam hubungan niaga dinyatakan
dari kerajaan-kerajaan sekutu itu.

255
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: 251—267

pemerintahan Karaeng Tunipalangga Ulaweng Mandar, pitu babana binanga adalah salah satu
(1546-1565) dilaksanakan lagi penaklukkan sekutu setia Gowa dan memperlihakan peran
terhadap kerajaan-kerajaan seperti Siang, besarnya dalam perang itu.
Bacukiki, Suppa, Sidenreng, Bajeng, Lengkese, Sedang hubungan Gowa dengan Wajo, di
Polombangkeng, Lamuru, Soppeng, Lamatti, mana ada dua kurir yang ditugaskan tiba dari
Wajo, Duri, Panaikang, Bulukumba, berbagai Timurung membawa surat dari Arungpone La
kerajaan kecil di sekitar Kerajaan Bone dan Madaremmeng dan putranya Daeng Pabila. Isi
kerajaan kecil lainnya (Poelinggomang, dkk, suratmemperlihatkan salah satu alasan kuat
2004: 55). mengapa Gowa kembali bersikap keras. La
Setelah pemberontakan utama dipadam- Madaremmeng telah mengirim dua atau tiga
kan, pasukan Gowa, Wajo, Luwu menghadang misi ke Arung Matowa Wajo La Tenri Lai
Arung Palakka dan pengikutnya di Palette Tosenggeng untuk mengakui kembali perjanjian
di Pantai Bone.Beberapa pengikut Arung mereka. Pendekatan ini ditolak La Tenri Lai demi
Palakka terbunuh, namun Arung Palakka dan memenuhi permintaan Sultan Hasanuddin yang
kebanyakan orang-orangnya berhasil melarikan dikirim lewat dua misi yang berbeda. Dalam
diri dengan perahu ke Butung (Andaya, 2013: surat dari Gowa, Sultan Hasanuddin menjelaskan
104).Akhirnya disepakati untuk membagi bahwa tanpa bantuan Wajo, kerajaannya akan
tiga pasukan Soppeng berada di bawah Barru meratap. Dia menyerukan kepada Wajo agar
untuk menyerang Gowa dari utara.Sementara menyerang Soppeng untuk menarik pasukan
Arung Palakka di Batavia kembali menegaskan Bone dari Segeri dan daerah sekitarnya sehingga
kesepakatan yang telah mereka buat di Batavia dapat memberi tekanan terhadap balatentara
di tepi Kali Angke. Gowa.Menghadapi dua kekuatan yang sedang
Pasukan tiba pada Maret 1660 sekitar 3200 bersaing, Wajo harus mengingat kembali
orang Bugis dan Turatea tiba di Makassar di kewajibannya dari perjanjian dari dua kerajaan.
bawah berbagai pemimpin Makassar, Karaeng La Tenri Lai mempertimbangkan dan akhirnya
Katapang dengan 900 orang Bugis, Karaeng memutuskan bahwa kehidupan Wajo bersandar
Cenrana dengan 700 Bugis dari Bone, Karaeng pada Gowa. Meski ia memutuskan membantu
Sumana dengan 500 orang (daerah asal tidak Gowa, dia tidak mampu mencegah dua wilayah
disebutkan), Karaeng Kutenga dengan 500 dari Wajo, yaitu Timurung, dan Pammana untuk
Turatea, 159 orang Bugis dari Wajo, dan 200 bergabung dengan Bone. Ketika pasukan Gowa
orang Bugis dari Luwu di bawah datu Luwu datang membantu Wajo, Pammana kembali
(KA 1122b; 245r). Mereka yang dipanggil ke memulihkan persekutuannya dengan Wajo.
Makassar bulan Juni 1660 untuk membangun Sebagian unit politik atau Wanua yang lebih
kubu pertahanan terdapat orang Bugis Wajo, kuat tidak setuju dengan penilaian kerajaan
Soppeng, dan Bone (Andaya, 2013: 61). tentang kekuatan politik sebenarnya berada
Oleh karena Bugis dan Makassar sejak dan memutuskan untuk berada dalam posisi
dahulu menguasai daerah-daerah subur independen untuk mempertahankan kepentingan
dan mempunyai akses terhadap pelabuhan- mereka sendiri (Andaya, 2013; 153).
pelabuhan strategis, mereka menjadi suku-suku
yang dominan dalam hal politik. Persaingan terus Perang Gowa terhadap Bone, Soppeng,
tumbuh, kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan Wajo (Musu Selleng)
senantiasa di bawah tekanan Bone dan Gowa. Sebelum Islam masuk di Kerajaan
Contoh kerajaan Bugis Wajo, Luwu, Bulobulo, Makassar, pada 1600, Portugis menganggap
Lamatti menjadi sekutu Gowa, sedang Turatea Karaeng Matoaya tidak mungkin lagi masuk
di Makassar mendukung Arung Palakka pada Kristen, tetapi Karaeng Matoaya tampaknya
Perang Makassar 1667-1669. Konfederasi

256
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: Hubungan Antarkerajaan: Gowa dan Wajo, Bahtiar

belum bisa menentukan pilihan. Tiga orang di Tallo pada 9 November 1607. Politik
Melayu Abdul Makmur (Dato ri Bandang) pengislaman dijalankan oleh raja Gowa dan
kembali ke Makassar ditemani kedua rekannya Tallo dengan kuatnya, keadaan itu didasarkan
Sulaiman (Dato ri Patimang), dan Abdul Jawad kepada perjanjian yang pernah disepakati oleh
(Dato ri Tiro). Ketiganya orang Minangkabau Butta Gowa dengan kerajaan-kerajaan lainnya
yang belajar agama di Aceh dan datang atas di Sulawesi Selatan, bahwa barang siapa
perintah Sultan Johor.Ketika dakwah mereka menemukan jalan yang lebih baik, maka ia
di Makassar sekali lagi menghadapi tantangan berjanji akan memberitahukan kepada raja-raja
besar, merekapun meninggalkan Makassar sekutunya (Mattulada, 1998: 152).
menuju Luwu.Mereka berhasil mengislamkan Keputusan Karaeng Matoaya memeluk
penguasa Luwu La Pattiware Daeng Parabung Islam berakibat penting, bukan hanya bagi
yang secara resmi mengucapkan kalimat kehidupan pribadi rakyat tetapi juga sifat
syahadat dan mengganti nama menjadi Sultan kesejajaran politik masa depan Sulawesi
Muhammad Waliud Mudaruddin pada 4 atau Selatan. Islam memberi Gowa rangsangan
5 Februari 1605 masehi (15 atau 16 Ramadan lebih dan kekuatan yang dibutuhkan untuk
1013 Hijriah) (Mattualada, 2006: 159). mengatasi Bone dan menjadikan Gowa
Kerajaan yang mula-mula menerima penguasa yang tak tertandingi di Sulawesi
dan menjadikan Islam agama resmi kerajaan Selatan. Menurut sumber-sumber tertentu,
adalah Kerajaan Kembar Gowa-Tallo, yang kelihatannya disisipkan setelah berhasilnya
selanjutnya disebut Kerajaan Makassar. Pada Islamisasi di Sulawesi Selatan, Gowa membuat
saat itu, Kerajaan Makassar merupakan kerajaan kesepakatan berikut dengan penguasa-penguasa
terkuat di Sulawesi. Raja yang memeluk agama lain sebelum diperkenalkannya Islam: siapa
Islam pertama kali adalah Raja Tallo yang saja menemukan jalan yang lebih baik, harus
menjabat Mangkubumin Karajaan Gowa yaitu memberitahu penguasa-penguasa lain yang ikut
I Malingkaang Daeng Manyonri diberi nama terlibat dalam perjanjian ini. Bahasa Arab tariq
Sultan Abdul Awalul Islam. Beberapa waktu dan tariqa berarti sebuah jalan adalah istilah
kemudian Raja Gowa yaitu I Mangngarangi yang digunakan untuk jalan sufi atau sebuah
daeng Manrabia menerima juga pengislaman aliran mistis yang merupakan penuntun untuk
diberi nama Sultan Alauddin. Beliau adalah raja melalui jalan itu (Andaya, 2013: 40-41).
Gowa XIV dan yang pertama-tama memeluk Seruan pengislaman itu oleh beberapa
Islam dalam usia 19 tahun, yaitu setelah beliau kerajaan kecil diterima dengan baik dan
duduk di atas tahtanya kurang lebih 12 tahun berlangsung pengislaman dengan damai. Akan
lamanya (Mattulada, 1998: 149-150). tetapi kerajaan Bugis yang kuat seperti Bone,
Walaupun agama Islam telah tersebar Soppeng, Wajo menolak ajakan Gowa dengan
di Luwu terlebih dahulu, namun Kerajaan keras, karena menduga bahwa Gowa hanya
Makassar yang menjadi pusat penyebaran menjadikan persoalan Islam sebagai ulah untuk
Islam untuk seluruh Sulawesi Selatan. Adapun meneruskan ekspansinya menguasai negeri-
mengenai kapan raja Gowa dan mangkubumi negeri lain seperti yang terjadi pada akhir abad
masuk Islam, yaitu pada 9 hari bulan Jumadil XVI, yaitu lanjutan untuk merebut keunggulan
awal, hari Jumat, menurut tanggal Masehi 22 untuk menguasai seluruh Sulawesi Selatan
September (Wolhoff, 1964: 57). Wolhoff tidak (Mattulada, 1988: 152).
menyebut tahunnya, sedangkan dalam Nourdyn Bagi tiga kerajaan besar, awalnya Gowa
menyebut 22 September 1605, sesuai dengan 9 mengajak Bone dan Soppeng untuk memeluk
Jumadil awal 1014 H malam Jumat (Nourdyn, Islam, namun keduanya menolak.Soppeng juga
1955: 93).Setelah Raja Gowa dan Mangkubumi menolak dengan mengirimkan sebuah gulungan
diislamkan diadakan sholat Jumat pertama

257
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: 251—267

kapas dan roda putar, ejekan tradisional terhadap Penguasa Bone La tenri Rua menyerukan
maskulinitas seseorang. rakyatnya untuk menghindari perang dengan
Reaksi penolakan terhadap ajakan untuk Gowa, dan memeluk Islam.Namun saran ini
menganut Islam mendorong pihak penguasa ditepis mentah-mentah, hingga rakyat Bone
Kerajaan Makassar bertekad memaksa kerajaan- tidak hanya menolaknya tetapi juga menolak
kerajaan itu untuk menerima Islam dengan arungpone-arungpone baru. Arung Timurung La
kekuatan bersenjata. Yang dikenal dengan Tenripali, memimpin pasukan Bone melawan
Perang Islam (musu selleng dalam bahasa Bugis, Gowa, namun berhasil dipaksa menyerah.
bundu kasalangan dalam bahasa Makassar). Sesuai dengan perjanjian, Gowa tidak campur
Serangan militer yang pertama dilancarkan pada tangan untuk menempatkan kembali La Tenrirua
1608 mengalami kegagalan, namun serangan sebagai arungpone, meski dia ingin berdamai,
berikutnya 1609 berhasil satu demi satu kerjaan- namun tetap mempertahankan pilihan rakyat
kerajaan itu menyatakan bersedia menganut dan Bone, La Tenripali (Patunru, 1969: 20-21;
menjadikan Islam agama kerajaan. Serangan Andaya, 2013: 41-42; Noordyn, 1995: 95).
Makassar pertama diarahkan kepada Soppeng Ketika Islam masuk di tiga kerajaan
melalui Sawitto, pada tahun 1608, tetapi ditangkis Bone, Soppeng, Wajo, pada saat Islam sudah
setelah tiga hari pertempuran oleh pasukan masuk, Kerajaan Gowa melancarkan sejumlah
gabungan Bone, Soppeng, Wajo. Karaeng perang (musu selleng) untuk memaksa beberapa
Matoaya sendiri menurut sumber yang sama bisa kerajaan di Sulawesi Selatan, agar menerima
lolos dalam pertempuran, karena nasib mujurnya. Islam. Berturut-turut daerah diislamkan seperti
Serangan Gowa yang kedua dilancarkan tiga yang ditegaskan oleh Samuel Denis dalam surat
bulan kemudian, dengan persiapan yang perang kepada Dewan XVII tahun 1612 bahwa raja
yang lebih baik dan dibantu oleh Kerajaan Gowa secara paksa telah menundukkan orang-
Luwu sebagai Kerajaan Islam yang pertama di orang Bugis dan kini mereka menjadi moor
Sulawesi Selatan, yang bersekutu dengan Gowa (Muslim). Soppeng (1609), wajo (1610), Bone
karena alasan agama dan politik.Sedangkan, (1611) (A. Thomassen A. Theussink van der
serangan ketiga pada tahun berikutnya mengarah hoop, N.J. Krom, R.A. Kern: 357; Hamid, dkk,
kepada kekalahan penguasa Soppeng dan 2007: 124-125). Hal ini juga disebutkan dalam
masuknya ke dalam Islam untuk pertama kalinya lontarak bilang raja Gowa Tallo:
penduduk Sidenreng dan kemudian Soppeng. Hijara Sanna Namantama Islam tu-Soppeng
Dalam musim kemarau berikutnya, serangan ini Hera 1610 Hijara Sanna 1019
ditujukan terhadap Wajo dan kini hanya tinggal 10 Mei, 10 Sappara,
sedikit tanda kerjasama di antara negara-negara Namantama Islam tu-Wajoka
Bugis non Islam. Mungkin karena syarat-syarat Hera 1611 Hijara sanna 1020
lunak yang ditawarkan oleh Karaeng Matoaya 23 November, 23 Rumallang, Salasa.
setelah beberapa kali kalah, orang Wajo meminta Nabeta Bone ri bunddu
perdamaian.Tahun 1609, daerah Sidenreng dan Kasalangnga
Soppeng mulai menerima Islam, Raja Soppeng
Artinya:
XIV yang bernama Beowe mengucapkan
Masehi Hijriah
syahadat.Pada tahun 1610 akhirnya daerah Wajo
Orang-orang Soppeng
menerima Islam (Poelinggomang, dkk, 2004:
masuk Islam
91; Bahtiar, 201: 404-405).2
2 belum terhapus. Masih segar ingatan mereka, ketika Raja
Ketiga raja Bugis ini berpegang teguh pada
Gowa X I Manriogau Karaeng Lakiung, menaklukkan
perjanjian tellumpocco yang telah disepakati oleh raja-
Kerajaan Lamuru, Cenrana, Salemekko, Gantarang,
raja pendahulunya. Penolakan seruan Gowa, karena
Wajo, Sawitto, Soppeng, dan yang lainnya dalam usaha
didasarkan pengalaman perang sebelumnya yang masih
memperluas kekuasaanya.
mempunyai luka di hati, dendam, dan penderitaan yang

258
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: Hubungan Antarkerajaan: Gowa dan Wajo, Bahtiar

1610 Masehi 1019 Hijriah Gowa menang maka Wajo yang akan menang.
10 Mei, 10 safar Baru kemudian Gowa dan Wajo akan dipisahkan
Orang-orang Wajo memeluk karena tuhan memisahkannya, karaeng berkata
agama Islam Aku sependapat dengan apa yang kau katakan,
1611 Masehi 1020 Hijriah bangsa Wajo aku memberikan apa yang kalian
(Poelinggomang, dkk, 2004: 90).3 minta, ketika anda berusaha menghormati Allah
Ta’ala dan mengikuti Nabi Muhammad SAW
23 November, 23 Ramadhan, Selasa Bone (Poelinggomang, dkk, 2004: 91)
dikalahkan dalam perang pengislaman. Masa pemerintahan Karaeng Matoaya
Begitu besar arti kemenangan Gowa dan Sultan Alauddin yang panjang.Ukuran
ini, sehingga kekalahan yang diderita pihak yang mereka gunakan untuk berhadapan
lawannya, tidak lagi memberikan kemungkinan dengan masalah tertentu memperoleh kekuatan
kerajaan-kerajaan Bone, Soppeng, Wajo untuk disahkan sebagai ukuran yang digunakan
dapat bersatu dalam waktu singkat.Kekalahan sehari-hari di Gowa dan kerajaan-kerajaan
mereka mengakibatkan rusak dan putusnya bawahannya. Ketika Karaeng Matoaya diminta
kembali persekutuan Tellumpoccoe.Pada saat untuk menyelesaikan pertengkaran antara
Islamisasi penguasa Wajo terjadi dialog antara Arung Matoaya dan saudara laki-lakinya,
Karaeng Matoaya dan penguasa setempat, dia enggan terlibat karena takut mencampuri
seperti yang disampaikan dalam hikayat Wajo, hukum adat Wajo (Patunru, 1984: 16; Farid,
KaraengMatoaya bertanya kepada pemimpin 1971: 63; Andaya, 2005: 46)4.
Wajo. Lima bulan setelah Topassaunge dipilih
Aku berkenan menerima sebuah tongkat sebagai Arung Matowa Wajo, dia mendengar
kecil dariku, agar kalian mengikuti Gowa masuk Sultan Alauddin sedang mempersiapkan
Islam dan kalian semua menyembah kepada penyerangan untuk menghukum Butung.
satu tuhan…. to appamole (pimpinan Wajo) Untuk memperlihatkan kesetiaannya dia
menjawab kepada KaraengMatoaya, kita telah segera ke Makassar dan menawari untuk
bersumpah syahadat. Paduka dan kami semua mengawal Gowa yang akan ditinggalkan
akan menyembah satu tuhan. Aku meminta agar beberapa penguasanya (yang akan berangkat
beras kami jangan dirampas, tikar kami jangan perang). Awalnya Sultan Alauddin keberatan
digelar dan tikus kami jangan dilepaskan dari dengan mengatakan bahwa tidak ada ketentuan
sarangnya. Maka kami akan mengikuti Gowa, seperti itu di dalam perjanjian. Itu diakui oleh
ketika Gowa berperang kami akan mengikuti Toapssaunge, tetapi ia tetap memaksa dengan
Gowa dan aku akan menyingsingkan lengan mengatakan bahwa bantuan ini seharusnya
baju, yang satu bagi perjalanan pergi dan yang dianggap sebagai pelayanan dari seseorang yang
lain bagi perjalanan pulang. Ketika Gowa dianggap kerabat. Dengan menggunakan istilah
menang dalam perang, begitu juga Wajo menjadi terkenal dalam hubungan antarnegara untuk
pemenangnya. Jika engkau pergi dengan kapal,
maka kami tidak akan mengikuti, karena saya 4
Sumber Belanda cenderung menyamakan
tidak bisa berlayar. Aku akan duduk di rumah kekuasaan Arung Matowa Wajo dengan kekuasaan yang
dimiliki kerajaan-kerajaan besar lainnya, Arung Matowa
dengan harapan engkau akan menang, dan jika
sebenarnya jauh dari kekuasaan sebesar itu. Dia dipilih
3 oleh sebuah badan yang terdiri dari para bangsawan
Tanggapan raja-raja Bugis, bahwa Gowa
penguasa di Wajo yang dikenal dengan empat puluh
mempunyai taktik ganda dalam strategi penguasaannya.
penguasa (arung patappulo), dan kemudian dipilih oleh
Daerah-daerah kerajaan pedalaman perlu ditaklukkan,
Arung Bettempola. Arung ini bersama dengan Ranreng
agar tidak bergejolak ketika menghadapi musuh bangsa
Tua dan Ranreng Tallotenreng adalah jabatan keturunan
asing di perairan laut Jawa. Semua pengalaman ini
yang mempunyai keistimewaan dan kekuasaan di Wajo,
dipertimbangkan, sehingga menolak ajakan Gowa untuk
namun yang paling berkuasa adalah Arung Bettempola.
memeluk agama Islam di bawahnya.

259
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: 251—267

menunjukkan kesetiaannya kepada perjanjian dengan Tellumpocco agar memungkinkan


mereka. Akhirnya Sultan Alauddin melunak Gowa berhadapan dengan ancaman dari luar,
dan memberikan Panakukang sebagai tempat atau dengan kata lain bertanggung jawab
tinggal sementara, di mana ia tinggal hingga penuh terhadap hubungan luar. Karena Gowa
pasukan Gowa kembali tiga bulan kemudian. menguasai kota pelabuhan Makassar dan
Sejak saat itu, Wajo tetap setia kepada Gowa. mewarisi perdagangan internasional yang pesat
Tahun 1669, Arung Matowa La Tenrilai kepada dari Suppa dan Siang. Dapat dipahami jika
Belanda dan pasukan Bugis dan terus bersumpah Sulatan Alauddin menganggap bahwa hubungan
setia kepada Sultan Hasanuddin meski raja ini dengan dunia luar lebih relevan terhadap Gowa
telah mengumumkan jatuhnya Benteng Somba ketimbang ketiga kerajaan ini (Tellumpocco).
Opu (Andaya, 2013: 46). Lebih jauh, Gowa merasa percaya diri dengan
La Sangkuruk Mulajaji , Arung Matowa kemampuan mereka untuk menghadapi
Wajo dua tahun setelah menjadi Arung Matowa ancaman dari luar sepanjang kerajaan-kerajaan
Islam masuk di Wajo, dan Karaeng Gowa Bugis tidak melakukan pergerakan dan tidak
bernama I Mangurangi Daeng Marabiyang mencobauntuk meruntuhkan Gowa. Tellumpocco
membawakan agama Islam kepada Arung dengan persetujuannya untuk segera pura-pura
Matowa pada 1610, lima tahun setelah Gowa menyerahkan hak urusan luar kepada Gowa
memeluk Isam,Karaeng Gowa menyuruh Datuk dan menukarkannya dengan jaminan kelanjutan
ri Bandang masuk ke Wajo agar Arung Matowa keberadaannya, sebenarnya telah mengakui
menerima Islam dan mengucapkan Syahadat, kekuasaan Gowa.Namun bentuk pengakuan
setelah Arung Matowa memelu Islam, kemudian tradisional ini diusahakan sedemikian rupa
bergelar Sultan Abdurrahman. Demikian juga sehingga mempertahankan gengsi Tellumpocco.
semua jajahan Wajo mengikuti seperti Timurung, Dengan begitu, Gowa memperkenalkan sebuah
Amali (Lontarak Akkarungeng, 2007: 264). hubungan yang sejak saat itu menjadi norma:
Kemampuan Karaeng Matoaya dan Sultan pengakuan terhadap penguasa atasan tunggal
Alauddin menenangkan tetangga Bugisnya dan bagi seluruh wilayah Sulawesi Selatan baik
memperoleh kepercayaan mereka merupakan timur ataupun barat (Andaya, 2013: 46-47).
alasan utama mengapa tidak ada perseteruan
besar di Sulawesi Selatan di sepanjang masa Seputar Perang Makassar
pemerintahan mereka. Mereka mematuhi dengan Hampir dua puluh tahun sebelumnya
seksama aturan-aturan tradisional hubungan persaingan yang telah berusia satu abad antara
antarnegara.Ketimbang memporakporandakan Gowa dan Bone untuk merebut hegemoni
tanah yang ditaklukkan dan mengumpulkan atas semenanjung Sulawesi Selatan kembali
sabbu kati, Karaeng Matoaya dan Sultan menyulut perang dan Gowa keluar sebagai
Alauddin tidak menyentuh apapun. Pada 1624 pemenang.Hal itu bermula dari upaya perebutan
Sultan Alauddin mendorong kerajaan-kerajaan kekuasaan di Bone yang diperintah oleh La
Tellumpocco untuk mempertahankan kesatuan Madaremeng antara 1631 hingga 1634. La
mereka (masseua-tauenngi), dan menyerahkan Maderemang berseteru dengan para bangsawan
kepada Gowa tugas untuk berhadapan dengan akibat berbagai kebijakan berdasarkan
musuh-musuh dari luar dan hanya memerangi ajaran Islam yang ditetapkannya. Misalnya
mereka yang ingin menghancurkan Islam. mengucilkan bissu, melarang perjudian, minum
Dalam hal ini, yang didorong bukanlah pelucutan arak, dan segala bentuk tahayul.Keputusannya
senjata melainkan kelanjutan persekutuan untuk membebaskan budak menjadi puncak
Bugis yang justru diciptakan khusus untuk perseteruan dan menyulut pemberontakan yang
melawan Gowa. Sebagai balasan konsessi dipimpin ibunya sendiri.Sang ibu kemudian
ini, Gowa berharap memperoleh persetujuan melarikan diri dan mendapat bantuan dari

260
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: Hubungan Antarkerajaan: Gowa dan Wajo, Bahtiar

Gowa.Makassar langsung memperoleh alasan bahwa pasukan Belanda hampir 600 orang,
untuk segera melancarkan intervensi militer. ditambah serdadu bugis dan Ambon (C,
Mereka berhasil mengalahkan Bone dan Skinner, 2008: 154).
membawa pulang 30.000 tawanan termasuk Konflik antarakerajaan Makassar dan VOC
La Maderemang.Namun bukannya meminta sejak terjadinya peristiwa enkhuysen pada 28
pembayaran upeti dan menandatangani April 1667 tampak berlanjut terus, karena kedua
perjanjian perdamaian dengan ganti posisi pihak punya kepentingan yang sama dalam
raja Bone dengan serang gubernur Makassar kegiatan perdagangan rempah-rempah di Maluku.
dibantu seorang arung Bugis.Setelah beberapa Pihak VOC melarang pedagang Makassar
pemberontakan berhasil dipadamkan, Bone berniaga di Maluku. Hal itu berhubungan
benar-benar menjadi kolonial di bawah dengan kegiatan monopoli perdagangan VOC.
kekuasaan Gowa.Hal itu menyebabkan hasrat Di pihak Lain, Makassar mendukung dan
masyarakat dan bangsawan Bone untuk melindungi pedagang yang berangkat dari
membalas dendam kepada Gowa menjadi Makassar untuk berniaga ke Maluku. Hal ini
berakar (Mattualad, 2006: 165). sesuai dengan kebijakan perdagangan bebas
Makassar memerintahkan 10.000 orang yang diterapkan.Pertentangan terus berlangsung
Bone melakukan kerja paksa menggali tanggul membuat masing-masing saling memperkuat
untuk melindungi mereka dari kemungkinan armada perang untuk mempertahankan diri dan
datangnya serangan dari darat.Sekali lagi terjadi membinasakan lawan (Poelinggomang, dkk,
pemberontakan, dan sekali lagi mereka dihajar 2004: 116).
keras.Sejumlah bangsawan Bone termasuk VOC memperoleh bantuan laskar dari
Arung Palakka yang masih muda melarikan Kapten Jonker dari Maluku dan La Tenritatta
diri ke Buton dan menawarkan diri untuk Arung Palakka dari Bone, maka diusahakan
bersekutu dengan Belanda guna membalas persiapan untuk memerangi Kerajaan Makassar.
dendam terhadap Makassar. Peperangan yang Pada pagi hari, 24 November 1666, armada
berlangsung selanjutnya tidak terlalu berarti perang itu diberangkatkan menuju Makassar.
hingga 1666 ketika pasukan gabungan Belanda Iring-iringan armada perang itu mulai muncul
Bone di bawah pimpinan Admiral Speelman di Perairan Makassar pada 19 Desember
dengan bantuan tentara Ternate, Ambon, dan 1666, karena itu pihak Kerajaan Makassar
Buton mengepung Makassar, tentang hubungan melengkapi persenjataan meriam pada setiap
Bone dan Ambon(C, Skiner, 1963: 174)5. benteng pertahanan yang telah dibangun
Dalam instruksi kepada Speelman yang (Poelinggomang, dkk, 2004: 117).
diberikan pada 23 November 1666 (sehari Armada Speelman pada 12 Juli 1667
sebelum ekspedisi diberangkatkan) jumlah meninggalkan Perairan Bantaeng menuju
pasukan dikatakan terdiri atas 500 serdadu Makassar dan tiba pada 19 Agustus 1667 dan
Belanda atau 300 serdadu pribumi. Satpel langsung menyerang Bantaeng, Galesong
yang agaknya mengutip Speelman mengatakan dengan meriam dan kapal. Dalam pertempuran
bahwa dalam inspeksi pasukan yang dilakukan itu diusahakan pendaratan sebagian pasukan,
beberapa hari di Pantai Batavia diperoleh meskipun mendapat perlawanan sengit dari
angka awak kapal 818 orang, serdadu Belanda pasukan Makassar, namun pasukan yang
578 orang, serdadu lokal 395. Tetapi tentu mendarat itu berhasil membakar lumbung
saja tidak mengerti mengapa jumlah total pangan yang berada di Galesong.Itu adalah satu
pasukan Speelman mencapai 1711 orang. Pada strategis untuk melemahkan kekuatan pasukan
kesempatan lain,Satpel hanya menyebutkan Makassar.Pada bulan September dilakukan
lagi pengepungan Benteng Barombong dan
5
Dalam Syair Perang Makassar, menyebutkan
menghujaninya dengan tembakan meriam yang
kalau Speelman mendapat bantuan militer dari Ambon.

261
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: 251—267

gencar. Pasukan Makassar membalas serangan kapal Belanda di Sungai Tallo untuk mencegah
itu dengan menembakkan meriam-meriam yang berlayarnya kapal Makassar. Meski demikian,
berkaliber 18 ponders dalam mepertahankan pasukan Bugis memaksa Speelman untuk
benteng itu. Sementara pertempuran berlang- membuat komitmen terhadap Bugis, akhirnya
sung, pasukan Arung Palakka memimpin Peelman berjanji jika perlu dia akan mengirim
pasukan daratnya, penyerangan dari arah timur. seluruh pasukan ke Bone. Dengan pernyataan
Meskipun penyerangan pasukan Arung Palakka ini, seluruh orang Bugis menangis gembira
tidak terduga sebelumnya, namun laskar di dan semangat Bugis kembali normal (Andaya,
benteng itu berhasil mempertahankan diri 2013: 111-112).
dengan membalas serangan lawan baik dari arah Hal ini dimungkinkan lewat keikutsertaan
laut maupun darat. Serangan balik yang dahsyat mereka dalam peperangan Gowa dan memikul
berhasil memukul mundur pasukan Arung tanggung jawab yang diberikan kepada kerajaan
Palakka, karena pertahanan benteng-benteng bawahan yang paling dipercaya.Bagi Wajo
itu demikian kuatnya, sulit bagi VOC untuk terbuka dua pilihan, pertama bersekutu dengan
melakukan pendaratan langsung melalui Pantai Bone, yang saat itu adalah kerajaan yang kurang
Makassar (Poelinggomang, dkk, 2004: 121). terorganisir dan suka mengganggu, yang belum
Pada 3 September 1667, armada Belanda lama Wajo pernah ribut dengannya.Atau kedua,
tiba di Desa Batu-Batu sekitar 500 meter bersekutu dengan Gowa kerajaan terkuat di
di selatan Benteng Barombong. Tanggul Indonesia Timur, yang mendapat perlakuan
pertahanan telah dibangun dari Barombong di yang baik dan menyenangkan bagi Wajo.
Selatan dan Tallo di utara.Belanda dan Bugis Oleh sebab itu, tidak mengherankan oleh La
dapat mendaratkan pasukan di selatan Sungai Tenribali berkeputusan menolak tellumpocco
Aeng, karena dilindungi tembakan meriam dan mendukung Gowa.
dan kapal.Pasukan ini segera membuat daerah Pertempuran antara Bone dan Gowa
perkubuan untuk memungkinkan pendaratan akhirnya terjadi, pertempuran pertama di
pasukan berikutnya.Sementara pasukan utama dataran Suling (antara Cenrana dan Lamuru),
Makassarberkemah di hutan di daerah yang pertempuran kedua sekitar Matango dekat
paling tinggi, agar dapat mengamati.Arung Bengo, Bone, dan ketiga sekitar Labai
Palakka memimpin penyerangan ke pos pantai pegunungan dekat Lamuru.Pertempuran
(Andaya, 2013: 111). pertama dan kedua kekalahan dipihak Bugis,
Peperangan akhirnya berlanjut pada sehingga bendera perang Soppeng banyak
17 September 1667 pasukan Bugis di bawah yang berhasil direbut oleh pasukan Makassar
Arung Palakka, pertahanan Makassar ternyata sehingga tersisa dua.Pertempuran ketiga tidak
kuat dan tetap kokoh, meski mendapat serangan seseru pertama dan kedua, namun pasukan
dari pasukan Bugis-Belanda, namun laporan Bugis berhasil memukul mundur pasukan
dari mata-mata mengatakan bahwa 300 perahu Makassar.Sementara itu Daeng Ago telah
telah bersiap-siap di Sungai Tallo untuk berangkat dengan kekuatan pasukan Makassar
mengangkut setengah dari pasukan Makassar 200 orang penembak Melayu ke Padang-
untuk menyerang Bone, pasukan Makassar Padang, Masepe, dan akhirnya ke Pammana,
itu akan berangkat lewat laut ke ParePare, di Wajo. Berdasarkan perintah Daeng Ago,
kemudian lewat darat ke Alitta dan Danau pasukan kedua Gowa dan Wajo menyerang dan
Tempe. Kegelisahan pasukan Bugis akhirnya membakar Soppeng, ini melicinkan maksud
hilang dengan datangnya laporan bahwa meski Gowa untuk menarik pasukan Soppeng dari
pasukan Makassar ke Bone, namun jumlah sekumpulan pasukan Bugis, namun ketika tiba
pasukannya hanya 1000 orangdi bawah Karaeng mereka terlalu lelah sehingga mudah dikalahkan
Garassi. Speelman berjanji akan menempatkan oleh pasukan Gowa dan Wajo. Di Watangpone

262
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: Hubungan Antarkerajaan: Gowa dan Wajo, Bahtiar

pasukan Bugis dikalahkan, sehingga, Arung pada 29 Agustus, dia akan mengirim utusan ke
Palakka melarikan diri dengan beberapa Wajo untuk menawarkan maaf kepada Wajo
pengikutnya ke gunung yang disebut Maccini, atas peranannya dalam perang, namun utusan
bagi Arung Palakka perang dengan Gowa sudah ini dihalangi hingga tidak dapat menyeberangi
usai, namun perang dengan Wajo belum selesai. Sungai Cenrana untuk ke Wajo. Setelah
Kemudian Arung Palakka menyerang Wajo di beberapa bulan, akhirnya Wajo menerima surat
Sarasa, banyak yang menyerah kepada Arung dari Belanda, akan tetapi situasi tidak berubah,
Palakka dan sisanya di bawah Arung Matowa dilaporkan bahwa Karaeng Gowa Sultan Amir
melarikan diri ke Kera dan Maiwa, bantuan Hamzah telah mengirim surat ke Karaeng
Makassar di Wajo dipaksa melarikan diri ke Jarannika ke Wajo untuk mendorong rakyat
Paria (Andaya, 2013: 70-71). agar terus melawan dan mencegah pergerakan
Perjanjian Bungaya yang dicapai untuk Bone ke Wajo. Meski telah mengaku kembali
mengakhiri Perang Makassar (1666-1667), berlakunya Perjanjian Bungaya, Gowa bahkan
sesungguhnya suatu pergolakan politik yang disebutkan telah menawarkan bantuan kepada
sangat rumit dipecahkan.Kesediaan Arung Wajo (Andaya, 2013: 170).
Palakka bersekutu dengan kompeni dengan Belanda dari laut dan Bone dari darat.
tujuan dapat membebaskan Kerajaan Bone Setelah melalui perang yang dahsyat dan berlarut-
dan Kerajaan Soppeng yang ketika itu berada larut sekutu sejati Makassar hanya komunitas
dalam pengaruh kekuasaan Kerajaan Makassar. Wajo dan Melayu Sultan Hasanuddin akhirnya
Pada sisi lain, kesediaan Kompeni untuk menandatangani Perjanjian Bungaya pada 18
berkolaborasi dengan Arung Palakka bertujuan November 1667. Perjanjian itu mewajibkan
untuk dapat meruntuhkan emporium Kerajaan Makassar membongkar sebagian besar benteng
Makassar demi melapangkan kebijakan menyerahkan seluruh perdagangan rempah,
monopoli rempah-rempah di Maluku.Jika menghentikan semua impor dari sumber-
usaha itu berhasil, maka Belanda merupakan sumber lain selain VOC, Belanda mengusir
satu-satunya negeri memegang kedudukan orang-orang Portugis dan melepaskan negara
utama dan terutama dalam pemasaran bawahan baik pulau lain maupun di tanah
produksi rempah-rempah di Eropa.Ambisi Bugis pada 1669 Sultan Hasanuddin turuntahta
untuk monopoli perdagangan rempah-rempah (Mattulada, 20006; 165-167).
dan menempatkan negaranya menjadi pusat Dalam pertempuran pada 26 Oktober
pemasaran komoditi itu mendorong dan 1667, pasukan VOC berhasil memukul
memberanikan kompeni untuk menyatakan mundur pasukan Makassar hingga mendekati
perang terhadap Kerajaan Makassar (Hamid, Benteng Somba Opu.Hal itu menimbulkan
dkk, 2007: 137). kegusaran pada pasukan Makassar yang
Penyerahan secara formal Gowa dan berada pada sejumlah benteng pertahanan
Tallo merupakan langkah penting, meski hingga mengundurkan diri ke Benteng Somba
baru langkah pertama dalam menata kembali Opu yang merupakan benteng utama untuk
kekuasaan, sementara itu masih juga ada sekutu mempertahankannya.Inilah saat yang tepat
Gowa dan Tallo yang pada 1 Agustus 1669 untuk menawarkan perundingan dari pada
sebulan lebih sedikit setelah kejatuhan Somba melancarkan serangan atas Benteng Somba
Opu, Wajo, dan Lamuru terlibat pertempuran Opu. Akhirnya Speelman mengirim sepucuk
melawan Belanda dan Arung Palakka dan dapat surat yang isinya menawarkan perundingan
dikalahkan dengan telak. Speelman percaya pada 29 Oktober 1667. Dalam surat balasan
perang ini kelak dapat meyakinkan seluruh Sultan Hasanuddin diusulkan gencatan senjata
mantan sekutu Gowa akan kesia-siaan untuk selam tiga hari utuk memikirkan tentang
terus melawan. Dengan kepercayaan diri itu rencana perdamaian, dan permintaan gencatan

263
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: 251—267

senjata itu dikabulkan (Poelinggomang, dkk, juga orang Bugis, Buton, dan Ternate menderita
2004: 122).6 sakit perut (Mattulada, 1982: 87)7.
Perundingan mulai dilaksanakan pada
13 November 1667 di kampung Bungaya, Di Balik Perjanjian Bungaya
dekat Barombong.Dalam perundingan Speelman mengirim tentara Belanda
Sultan Hasanuddin menggunakan serangan dan pribumi, di mana ada beberapa orang
penerjemah dan dialog, namun hal itu Belanda.Arung Palakka dan beberapa
dipandang berlarut-larut sehingga Speelman bangsawan lainnya berkumpul.Sebuah ruang
mengajukan menggunakan bahasa Melayu disiapkan di salah satu Desa Bungaya, namun
atau bahasa Portugis, karena umumnya para berlawanan dengan kesepakatan beberapa
penguasa dan bangsawan mengerti dua bahasa pasukan Makassar di bawah Karaeng Lengkese
itu.Akhirnya diputuskan menggunakan bahasa telah menempati lapangan di belakang.
Portugis, juru bicara pihak Kerajaan Makassar Sultan Hasanuddin menunggu dengan diiringi
adalah Karaeng Karunrung dan di pihak sekelompok orang bersenjata yang cukup
VOC tampil Speelman. Speelman mengawali banyak.Speelman menolak ke tempat itu
dengan mengajukan 26 butir tuntutan kepada sebelum pasukan Makassar dipindahkan.
pihak penguasa Kerajaan Makassar, ketika Meski sudah dipindahkan, namun masih ada
tuntutan itu dibacakan, para utusan Makassar tersisa beberapa pasukan tentara.Oleh sebab
terlihat gempar karena sangat memberatkan. itu, Speelman membawa dua satuan pasukan
Tawar menawar dalam perundingan itu terus Belanda dan pasukan Bugis. Karaeng Karunrung
berlangsung hingga dicapai kesepakatan untuk diangkat sebagai juru runding, karena dia yang
menandatangani butir-butir dalam perjanjian paling cakap bahasa Portugis, Speelman yang
yang disodorkan oleh VOC pada 18 November mewakili VOC (Andaya, 2013: 124).
1667 (Poelinggomang, dkk, 2004: 124). Sebagai konsekuensi dari kekalahan
Kemenangan Spelman dengan bantuan Gowa pada Perang Makassar, Speelman
sekutunya Bone, Soppeng, Mandar, Luwu, memulai dengan mengajukan dua puluh enam
disambut dengan gembira oleh Batavia, mereka tuntutan Kompeni, ketika tuntutan itu dibacakan
berkeliling kanal-kanal di Batavia di atas perahu- pasukan Makassar gempar .Delegasi Makassar
perahu yang dihias. Tidak demikian keadaan minta beberapa hari untuk mempertimbangkan
yang dialami oleh Speelman dan kawan-kawan tuntutan ini. Sebenarnya Speelman enggan
di Makassar.Speelman dalam suratnya pada 5 memperpanjang proses ini, namun memberi
November 1667 memberikan laporan kepada satu hari. Sebuah insiden terjadi di akhir
atasannya tentang keadaan dan semangat anak perundingan, beberapa bangsawan Makassar
buahnya.Dikatakan Ick ben Godt dank, noch menginginkan pengikutnya untuk mundur,
gesont en sterk (saya bersyukur pada tuhan, terjadi sedikit kepanikan karena sebagian sampai
bahwa saya masih sehat dan kuat), namun jatuh dan sebagian lagi mengambil senjatanya.
sewaktu-waktu dapat dijangkiti penyakit. 182 Menurut Speelman karena hanya dia dan Sultan
serdadu dan 95 matros jatuh sakit, demikian Hasanuddin yang berkepala dingin, sehingga
6
Sebagai tanggapan atas surat Speelman itu,
kejadian ini dapat diatasi.Namun penulis syair
penguasa Makassar mengirim utusan menghadap 7
Oleh karena itu Speelman amat bergembira
Speelman dan memberitahu bahwa Karaeng Lengkese
sewaktu mengetahui bahwa Sultan Hasanuddin berkenan
tidak berangkat untuk menghukum dua karaeng itu.
menerima tawarannya untuk melakukan perundingan
Utusan itu juga membawa pesan agar Speelman bersedia
situasi dengan semangat tempur pasukannya sangat
memperpanjang waktu gencatan senjata menjadi 10
buruk.Akan tetapi setelah perjanjian ditandatangani
hari, permohonan itu mendorong Speelman melakukan
dan melihat keadaan anak buahnya yang mengalami
perundingan dengan konsul perang VOC, Arung Palakka,
penderitaan karena penyakit dan luka serta semangat
dan para perwira dan komanda pasukan.
yang merosot.

264
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: Hubungan Antarkerajaan: Gowa dan Wajo, Bahtiar

Perang Makassar menuduh Speelman berlari 11. Pelaut dan pedagang Makassar dilarang
menyelamatkan diri, sementara Arung Palakka berniaga kearah timur (Maluku).
dan Sultan Hasanuddin menenangkan keadaan 12. Menetapkan kelompok politik Bugis di
(Andaya, 2013: 126-127; Skinner, 1963: 178- bawah penguasa Bone dan kelompok
179). politik Makassar di bawah penguasa
Perundingan antara pihak Kerajaan Makassar.
Makassar dan VOC mulai dilakukan. 13. Mengakui kedudukan VOC sebagai
Beberapa kali terjadi tawar menawar diantara pelindung dan perantara kerajaan-
keduanya. Akhirnya pada 18 November 1667, kerajaan sekutu (Poelinggomang, dkk,
penandatanganan dan pemberian cap dilakukan. 2004: 125).
Perjanjian Bungaya (Cappaya ri Bungaya) itu Setelah Perjanjian Bungaya ditandata-
sangat menekan Kerajaan Gowa. Akan tetapi, ngani, berkatalah Raja Bone Arung Palakka
hal itu tidak dapat dielakkan karena keadaan kepada raja Gowa Sultan Hasanuddin sebagai
yang semakin memburuk. Adapun inti sari dari berikut: Perang kita (Bone-Gowa) sudah
perjanjian itu, antara lain: berakhir, Karaeng. Akan tetapi perang saya
1. Makassar akan membayar semua dengan kelu-arga kita orang Wajo belum
kerugian yang diderita oleh kapal-kapal selesai. Selain raja-raja yang menjadi sekutu
Belanda yang kandas (De Leuuwin dan Sultan Hasanuddin
Walvish) dan semua pelaku-pelakunya Belanda telah mencapai tujuannya,
harus dihukum di depan residen VOC. namun mereka bukan pemenang satu-satunya.
2. Compagnie (VOC) akan dapat monopoli Selain Belanda masih ada Bone, meskipun
perdagangan. ruang gerak Bone terbatas mereka mampu
3. Orang Inggris, Denmark, Spanyol, Por- mempertahankan kemerdekaan secara de facto
tugis dilarang berdagang di Makassar. hingga akhir abad XIX.Setelah memenangkan
4. Orang Inggris yang barang-barangnya persaingan dengan Gowa, Bone saat itu dapat
berada di Makassar harus diserahkan mengklaim sebagai daerah Sulawesi Selatan
kepada Belanda. sebagai daerah kekuasaannya.Namun hasrat
5. Compagnie (VOC) akan dibebaskan untuk menyatukan seluruh tanah Bugis di
dari cukai dan pajak-pajak pelabuhan. bawah satu paling terganjal oleh kehadiran
6. Uang VOC berlaku di Makassar. Belanda. Mereka hanya dapat bergabung dalam
7. Semua benteng dan istana harus dilan- beberapa konfederasi atau federasi besar atau
carkan kecuali Benteng Ujung Pandang kecil, serta membentuk penyatuan kerajaan-
yang diperuntukkan bagi VOC dan kerajaan yang sedikit banyaknya berusaha
Benteng Somba Opu yang diperuntukkan mempertahankan otonomi masing-masing.
bagi penguasa Kerajaan Makassar. Misalnya Bugis Wajo tidak pernah mengakui
8. VOC juga akan menerima ganti kerugian Bone sebagai atasannya, meski pemberontakan
perang sebesar 250.000 Ringgit. mereka dipatahkan oleh kekuatan gabungan
9. Kerajaan Makassar wajib membayar Bone-Belanda.Tampaknya orang Wajo cukup
denda, terdiri atas 1000 orang budak, puas mengungkapkan kemerdekaan mereka
lelaki dan perempuan yang sehat. Baik melalui keberhasilan perdagangan antarpulau
yang masih muda maupun yang lebih yang mereka jalankan (Mattualada, 2006: 166).
dewasa atau uang yang nilainyasama Setelah masa pemerintahan Sultan
dengan harga jumlah budak itu. Hasanuddin hingga Perjanjian Bungaya
10. Raja akan kehilangan semua hak-haknya sebagai akhir resmi melawan Belanda, yakni
atas Sumbawa, Buton, dan semua negeri 18 November 1668 mengakibatkan kerajaan-
di sekitar Celebes. kerajaan yang tadinya berada di bawah

265
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: 251—267

kekuasaan gowa, dibebaskan oleh Belanda. kerajaan yang ada di Sulawesi selatan.Beberapa
Dan tentu saja Belanda mulai monopoli kerajaan dengan mudah masuk Islam.Namun
perdaganganrempah-rempah.Apakah Sultan ada juga yang sulit.Seperti Kerajaan-kerajaan
Hasanuddin menyerah setelah menandatangani yang tergabung dalam Tellumpoccoyaitu Bone,
Perjanjian Bungaya, perilaku licik Belanda Soppeng, Wajo. Oleh kerajaan Gowa awalnya
itu sengaja membuat perjanjian yang ambigu, ingin menyebarkan Islam kepada kerajaan-
yang sulit dipahami oleh pihak pribumi.Karena kerajaan lainnya, khususnya kerajaan taklukan
perjanjian ini sangat memberatkan Kerajaan Kerajaan Gowa. Dengan cara damai tiga
Gowa (Purnama, 2014: 31). kerajaan Bone, Soppeng, Wajo tidak berkenan
Namun di balik Perjanjian Bungaya ini untuk memeluk Islam. Maka Kerajaan Gowa
selain raja-raja yang menjadi sekutu Gowa, memutuskan untuk menggunakan kekerasan,
maka Mangkubumi Kerajaan Gowa Karaeng sehingga Gowa memerangi Bone, Soppeng,
Karunrung yang keras menentang diadakan Wajo yang lebih dikenal dengan musu selleng.
Perjanjian Bungaya, beliau mendesak terus Selanjutnya satu persatu kerajaaan tersebut
ke Sultan Hasanuddin untuk membatalkan memeluk agama Islam. Meskipun jalan yang
Perjanjian Bungaya itu. Tekanan yang ditempuh melalui kekerasan dengan perang,
dilakukan oleh Karaeng Karunrung terhadap namun sesuai dengan apa yang selalu menjadi
Sultan Hasanuddin menyebabkan ia tak dapat falsafah bahwa siapa yang lebih dahulu
mengelakkan atau menunda rencana yang menemukan jalan yang baik, maka hendaknya
dipersiapkan oleh Karaeng Karunrung untuk diberitahu kepada yang lainnya. Demikian juga
melakukan serangan. Maka pada 21 April halnya dengan mengajak Kerajaan Tellumpoco
pecah lagi perang di bawah pimpinan Karaeng untuk memeluk agama Islam, sebagai agama
Karunrung, bahkan dalam pertempuran itu yang membawa kebaikan.
Arung Palakka luka-luka.Namun meski berbagai Arung Palakka dengan penuh keyakinan
usaha dilakukan oleh Karaeng Karunrung, Sultan menginginkan Kerajaan-kerajaan di Sulawesi
Hasanuddin harus menerima Perjanjian itu. Selatan di bawah kekuasaannya.Oleh sebab
itu dengan bermitra dengan VOC serta sekutu
PENUTUP lainnya, Soppeng, Buton, Ternate, dan Ambon,
Gowa memiliki letak yang strategis, melakukan perang dengan Gowa. Meletuslah
karena memilki pelabuhan yaitu Pelabuhan Perang Makassar, yang mana karena legalitas
Somba Opu.Pelabuhan ini sangat ramai di lalui kekuatan di pihak Bone, karena kuatnya pasukan
pedagang, tidak hanya dari nusantara, tetapi VOC dan sekutu lainnya sehingga Gowa kalah
juga dari beberapa negara lain seperti Denmark, dalam Perang Makassar. Sebagai konsekuensi
Portugis, Arab, dan sebagainya.sebagai kerajan dari kekalahan ini Gowa menerima perjanjian
besar menginginkan memperluas wilayah yaitu Perjanjian Bungaya.Dalam Butir-butir
kekuasaannya oleh sebab itu beberapa kerajaan Perjanjian Bungaya ini sangat memberatkan di
di sekitar diperangi. Demikian juga dengan pihak Gowa. Pada dasarnya Gowa keberatan
kerajaan besar lainnya, Sehingga hegemoni dengan isi itu, namun sebagai pihak yang kalah
kebesaran Gowa membuat ia sangat disegani mau tidak mau perjanjian itu tetap diterima
oleh kerajaan-kerajaan Makassar dan Bugis. dengan pahit.
Gowa membenahi kerajaannya, dan salah satu Hubungan politik antara kerajaan-kerajaan
target dari Kerajaan Gowa adalah menaklukkan Gowa dengan Bone, Soppeng, Wajo, tentunya
Bone setelah mengalahkan kerajaan lainnya. untuk mempertahankan integritas kerajaan-
Setelah masuk Islam di nusantara, kerajaan besar, seperti Gowa dengan Bone demi
hingga masuk di Sulawesi yang di bawah oleh untuk legalitas kerajaannya menjadi kerajaan
tiga orang Melayu.Selanjutnya satu persatu besar dan berkuasa di Sulawesi Selatan.

266
WALASUJI Volume 10, No. 2, Desember 2019: Hubungan Antarkerajaan: Gowa dan Wajo, Bahtiar

DAFTAR PUSTAKA Patunru, Abdul Razak Daeng. 1983. Sejarah


Abidin, Zainal, 1985. Wajo Abad XV-XVII, Gowa. Makassar: Yayasan Kebudayaan
Suatu Penggalian Sejarah Terpendam Sulawesi Selatan.
Sulawesi Selatan Dari Lontarak. _______Sejarah Wajo. Makassar: Yayasan
Bandung: Alumni. Kebudayaan Sulawesi Selatan.
Andaya, Leonard Y. 2013. Warisan Arung Pelras, Christian. 2006. Manusia Bugis. Jakarta:
Palakka, Sejarah Sulawesi Selatan Abad Nalar bekerjasama Forum Jakarta-Paris.
Ke 17. Makassar: Ininnawa. ________. Sulawesi Selatan Sebelum Datang-
Bahtiar. 2017. Hubungan Antar Kerajaan: nya Islam Berdasarkan Kesaksian Bangsa
Gowa dengan Wajo. Makassar: Jurnal Pa- Asing, dalam Gilbert harmonic, ed. Citra
ngadereng, Vol 3. No.2, Desember 2017. Masyarakat Indonesia. Jakarta: Sinar
C, Skinner (ed). 1963. Syair Perang Makassar Harapan.
(The Rhymed Chronicle of the Makassar Poelinggomang, Edward L, dkk. 2004. Sejarah
war) by Entji Amin, s-Gravenhage: Sulawesi Selatan Jilid 1. Makassar: Badan
Martinus Nijhoff. Penelitian Dan Pengembangan Daerah
Hamid, Abdullah, dkk. 2007. Sejarah Bone. (Balitbangda) Provinsi Sulawesi Selatan.
Watampone: Dinas Kebudayaan Dan Purnama, H.L. Kerajaan Gowa, Masa Demi
Pariwisata. Masa Penuh Gejolak. Makassar: Arus
Mappangara, Suriadi. 2016. Filosofi Arung Timur
Palakka. Yogyakarta: Ombak Sutherland, H.A, 1979. Between Conflict and
Mattulada. 1982. Menyusuri Jejak Kehadiran Accomodation; History Collonialsm,
Makassar Dalam Sejarah (1510-1770). Politics and Southeast Asia. Amsterdam:
Jakarta: Bhakti baru-Berita Utama Vrije Universiteit.
_________. 1998.Sejarah, Masyarakat, Dan Syarifuddin, Amier. 1989. Perjanjian Antar-
Kebudayaan Sulawesi Selatan. Makassar: kerajaan Menurut Lontarak. Ujung
Hasanuddin University Press. Pandang: Disertasi Pascasarjana
M. D, Sagimun. 1992. Sultan Hasanuddin, Universitas Hasanuddin.
Ayam Jantan Dari Ufuk Timur. Jakarta: Walhoff, G.J dan Abdurrahim, tt.Sejarah Gowa.
Balai Pustaka. Makassar: Yayasan Kebudayaan.
Noorduyn, J. 1955. Een Achtiende-ceuwese Yasin Limpo, Sahrul, dkk. 1995. Profil Sejarah,
kroniek van Wadjo, Buginese Histori- Budaya, dan Pariwisata Gowa. Ujung
ografie, s-Gravenhage: N.V. De Neder- Pandang: Pemda Gowa bekerjasama
landsche Boek-en Stendrukkerij v.h. H. yayasan Eksponen 1966 Gowa.
L. Smits.

267

You might also like