Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
AHMAD FAOZAN
NIM. C15882019002
BAB I
PENDAHULUAN
beraneka ragam, demikian pula dengan kesenian daerah yang memiliki ciri
salah satu bagian universal dari kebudayaan dan terkait erat dengan kehidupan
Perubahan tersebut tampak berjalan cukup cepat. Hal ini tidak dapat disangkal
oleh kehidupan modern dan mulai melupakan nilai-nilai yang diwariskan oleh
nenek moyang.
1
2
ricikan gamelan. Penari menggunakan properti kuda rekaan yang terbuat dari
Ebeg sebagai Kesenian yang lahir seiring dengan perkembangan zaman dan
peradaban manusia yang dimulai dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat
modern, kesenian yang ada di Pangandaran mulai surut. Hal ini disebabkan
diwariskan secara turun temurun sejak tahun 1970 oleh Pak samenggala.
Campur. Keadaan Desa Maruyungsari yang sudah bisa dibilang maju dalam
Hal ini dilakukan agar kesenian tradisional tetap dijaga dan dilestarikan
atau masih belum mempunyai pekerjaan tetap, sehingga muncul gagasan atau
masyarakat setempat.
Condong Campur merupakan kesenian yang paling dekat dan sangat erat
Desa Maruyungsari, Selain itu sampai saat ini masyarakat desa Maruyungsari
perubahan baik dalam kedudukannya sebagai karya seni yakni perubahan pada
seni, tata rias dan busana yang dikenakan merupakan perpaduan antara gaya
tradisional dan modern tanpa meninggalkan unsur asli budayanya; (4) alat
Kesenian Ebeg Group Condong Campur diperlukan adanya suatu upaya yang
salah satunya adalah dengan jalan meneliti dan mengkaji Struktur Penyajian
B. Rumusan Masalah
berikut:
5
Pangandaran?
Pangandaran?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Kabupaten Pangandaran.
2. Tujuan Khusus
Kabupaten Pangandaran?
Kabupaten Pangandaran?
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
E. Sistematika Penulisan
sistematika penulisan
BAB III Berisikan pendekatan dan metode penelitian, rancangan lokasi dan
data
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
pertunjukan Tunggoro Cipto Budoyo membahas struktur luar dan dalam. Struktur
ebeg mempunyai persamaan dengan ketika dimainkan dalam keperluan yang lain.
eling mempunyai interaksi dengan dunia gaib dan didukung dengan unsur-unsur
yang membentuk.
8
9
keberadaan Wahyu Anom Kencono sudah ada sejak tahun 1982. Fungsi Kesenian
Ebeg Wahyu Anom Kencono selain sebagai hiburan fungsi kesenian Ebeg pun
Ebeg mengalami tiga tahap perkembangan yaitu perubahan pada kostum, struktur
adegan pada babak laisan dan kalongan sudah dihilangkan ditambahkan tari
garuda sebagai joged selingan, gerak pada kostum baju diganti menjadi warna
struktur penyajian dalam seni tradisional seperti menilai lakon, pelaku, gerak,
iringan, rias busana, properti, pentas dan waktu. Sedangkan perbedaannya adalah
terletak pada objek penelitian yaitu struktur penyajian Grup Group Condong
B. Kesenian
Kesenian sebagai cabang dari kebudayaan yang meliputi seni tari, seni
musik, seni rupa, dan seni teater. Diantara cabang tersebut seni tari
yang diciptakan oleh manusia. Seni telah menyatu dalam kehidupan sehari –
hari setiap manusia, baik bagi dirinya sendiri maupun dalam bermasyarakat.
Seni berhubungan dengan ide atau gagasan dan perasaan manusia yang
perasaan yang dituangkan dalam media yang dapat dilihat, didengar, maupun
dilihat dan didengar. Dengan kata lain, seni adalah isi jiwa seniman (pelaku
seni) yang terdiri dari perasaan dan intuisinya, pikiran dan gagasannya.
Selanjutnya menurut Banoe (2003 : 219), kesenian adalah karya indah yang
sebagai akibat dari ekspresi hasrat manusia atau bisa disebut dengan karya
seni
11
acara tradisi setempat seperti upacara adat, pernikahan, atau sebagai hiburan
semata
masyarakat setempat.
ekspresi hasrat manusia akan keindahan itu dinikmati, maka ada dua lapangan
besar. Yaitu seni rupa, atau kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan
mata, dan seni suara, atau kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan
telinga. Dalam lapangan seni rupa ada seni patung, seni relief (termasuk seni
ukir), seni lukis dan gambar, dan seni rias. Seni musik ada yang vokal
(menyanyi) dan ada yang instrumental (dengan alat bunyi-bunyian), dan seni
sastra lebih khusus terdiri dari prosa dan puisi. Suatu lapangan kesenian yang
meliputi kedua bagian tersebut adalah seni gerak atau seni tari, karena
kesenian ini dapat dinikmati dengan mata atau telinga. Akhirnya ada suatu
lapangan kesenian ini mengandung unsur-unsur dari seni lukis, seni rias, seni
12
musik, seni sastra dan seni tari, yang semua diintegrasikan menjadi satu
kebulatan. Seni drama bisa bersifat tradisional, seperti wayang Jawa atau bisa
tradisional dari setiap daerah berbeda-beda, ada yang tumbuh dan berkembang
sangat subur, tidak sedikit oleh pengaruh luar, akan tetapi masyarakat dapat
kelompok pria atau wanita yang sedang naik kuda (Hadi, 2007: 15)
memiliki nilai estetik yang tinggi. Semua jenis kesenian jathilan ini pada
Trance terjadi pada alam bawah sadar manusia dan sering timbul
botol, bisa bersuara keras,melengking bisa menari yang indah, bisa memeberi
13
Cendi, 2008).
Selain itu Ebeg dianggap sebagai seni budaya yang benar-benar asli
dari Jawa Banyumasan mengingat didalamnya sama sekali tidak ada pengaruh
dari budaya lain. Berbeda dengan Wayang yang merupakan apresiasi budaya
hidup dan menceritakan tentang kesenian Ebeg itu sendiri. Lagu yang
bahasa Jawa Banyumasan atau biasa disebut Ngapak lengkap dengan logat
khasnya. Jarang ada lagu Ebeg yang menggunakan lirik bahasa Jawa
Banyumas yang menggunakan boneka kuda yang terbuat dari anyaman bambu
C. Struktur Pertunjukan
bangunan. Pengertian susunan juga bisa sifatnya, karena bisa saja merujuk urutan
secara alfabetis dari A sampai dengan Z, atau dari angka 1 sampai dengan 15
misalnya, yang lebih tepat disebut sebagai urutan. Susunan bersifat vertikal dan
Melihat dari uraian tersebut, struktur dapat juga dikatakan sebagau urutan,
Sumaryono (2011: 39) kerangka adalah semacam frame, bingkai atau penyangga
suatu bidang atau bangunan. Sementara bangunan adalah suatu tata susun yang
dalamnya
dalam hal tata kehidupan manusia yang saling kait mengkait sehingga
struktur adalah pola yang saling berkaitan tetap antara unsur-unsur sistem dan
hukum-hukum yang mengatur inter-relasi tersebut. Kata struktur asal kata Inggris
structure yang menyerap asal kata bahasa Latin ‘struno’ yang berarti
‘membangun’.
Struktur atau susunan dari karya seni sebagai aspek yang menyangkut
keseluruhan dari karya itu dan meliputi juga peranan masing-masing bagian dalam
keseluruhan itu. Hal ini sesuai dengan Djelantik (1999: 41) mengatakan bahwa
struktur mengandung arti bahwa di dalam karya seni itu terdapat suatu
tersusun itu, akan tetapi dengan adanya suatu penyusunan atau hubungan yang
teratur antara bagian-bagian, belumlah terjamin bahwa apa yang terwujud sebagai
rangkaian dari pola pertunjukan dan elemen/ aspek pertunjukan meliputi tata
hubungan gerak dengan iringan, gerak dengan rias dan busana maupun gerak
dengan properti dalam satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan.
16
komposisi tari. Bentuk penyajian dalam tari tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Pelaku
Dalam seni tari, pelaku tari disebut dengan penari yaitu orang yang sedang
menarikan suatu tarian. Di dalam keadaan menari, seorang tidak lagi menjadi
dirinya sendiri dia sudar beralih menjadi seseorang yang lain (Suharto,
1991:42).
Sebuah sajian seni pertunjukan terdapat pelaku atau seniman, baik yang
terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Pelaku atau seniman dalam
arti abstraknya ialah pemain atau pemeran tari. Pemain adalah orang-orang
manusia atau pelaku merupakan objek terpenting dan yang utama dalam
sebuah pertunjukan.
(2010: 188), pelaku atau seniman sebagai objek dalam sajian seni pertunjukan
menjadi fokus perhatian bagi para penonton. Secara harfiah yang dilihat secara
kasat mata bukanlah penyusun tari, tetapi bagaimana seorang pelaku tari bisa
Unsur pelaku yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam suatu
rangkaian pertunjukan seni meliputi: jumlah, usia, status dan jenis kelamin.
17
Wujud pelaku dalam seni pertunjukan dapat melibatkan hanya pemain laki-
laki, pelaku perempuan saja, atau laki-laki dan perempuan secara bersamaan.
Jenis pelaku dalam seni pertunjukan bisa anak-anak, remaja maupun dewasa.
2. Gerak
Gerak adalah substansi dasar dan sebagi alat ekspresi dalam tari,
(Soetedjo, 2003:1). Gerak memiliki banyak arti dan gerak sangat beraneka
ragam macamnya. Salah satu dari ragam gerak tersebut mengandung unsur
dalam tari. Seni tari merupakan kesenian yang dihasilkan oleh manusia, maka
unsur utama dalam seni tari merupakan gerak itu sendiri (Supardjan &
Supartha, 1982:8 ).
tubuh manusia yang merupakan bahan baku dari tari dapat dipelajari berbagai
ekspresi seni.
adalah gerak yang dihasilkan dari tubuh manusia sebagai medium atau bahan
baku utama dari sebuah karya tari. Tentu saja tidak semua gerak yang
18
ditimbulkan oleh tubuh adalah tari, akan tetapi lebih kepada gerak yang
gerakan kepala dan gelengan kepala. Karena tidak memiliki aturan yang baku
seperti halnya dengan gerakan tari klasik, maka banyak terdapat gerakan yang
sama.
tangan dan kaki, yang masing-masing mempunyai sikap dan gerak sebagai
satuan terkecil gerak tari. Unsur kepala dalam tari Jawa memiliki sikap
tolehan dan coklekan, sedangkan geraknya meliputi noleh dan pacak gulu.
Unsur badan sikapnya seperti ndegeg dan mayuk, sedangkan geraknya seperti
19
hoyog, ogek lambung dan ngglebag. Unsur tangan memiliki sikap seperti
ngepel, ngrayung dan ngiting, sedangkan geraknya seperti ulap-ulap, ukel dan
seblak.
gerak dalam tari merupakan media baku yang digunakan sebagai alat
dalam tari yang dihasilkan dari tubuh manusia (kepala, badan, tangan, kaki),
berkaitan dan tidak dapat dipisahkan yaitu unsur ruang, waktu dan tenaga.
Keindahan elemen gerak tari pada kesenian rakyat, bisa terlihat dari
3. Musik (iringan)
Menurut Jazuli (2008: 13), keberadaan musik di dalam tari mempunyai tiga
aspek dasar yang erat kaitannya dengan tubuh dan kepribadian manusia yaitu
melodi, ritme, dan dramatik. Oleh karena itu, tari tidak dapat terpisahkan dari
unsur musik. Musik di dalam tari mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
musik sebagai pengiring, musik pemberi suasana, dan musik sebagai ilustrasi
tari.
20
Musik Iringan adalah bagian tambahan untuk pemain apapun yang kurang
Fungsi musik ini sangat cocok digunakan untuk dramatari, meskipun tidak
hendaknya musik senantiasa mengacu pada tema atau isi tarinya (Jazuli
2008: 15). Adapun seni musik sebagai pemberi suasana tari diantaranya
adalah
Seni Tari merupakan suatu gerakan ekspresi diri yang disusun sedemikian
rupa dan diiringi oleh irama tertentu sehingga menghasilkan gerakan yang
satunya adalah irama yang dihasilkan dari iringan musik. Ada banyak
fungsi yang dihasilkan dari iringan musik pada tarian, sedikit diantaranya
sebagai pengiring atau pemberi suasana pada saat tertentu saja, tergantung
tertentu dari keseluruhan sajian tari, bisa hanya berupa pengantar sebelum
tari disajikan, bisa hanya bagian depan dari keseluruhan tari, atau hanya
sebuah tarian
pengiringnya dapat terjadi pada aspek bentuk, gaya, ritme, suasana, atau
22
mundur, kuat atau lemah, merangsang atau santai, serius atau main-
2) Suasana Rasa
keseluruhan atau karena sifat musik itu selaras dengan tarian yang
akan diiringinya.
Iringan tari memiliki bentuk dan gaya yang khas sesuai dengan daerah
tertentu. Musik yang dekoratif hanya cocok untuk mengiringi tari yang
Tata hubungan pada iringan/ musik dapat diurai menjadi struktur luar
musik gamelan walaupun terdengar satu suara wujud hasil musik yang
Nilai keindahan pada elemen musik atau iringan tari ialah perpaduan
cepat.
4. Tata Rias
pada para pemain di atas penggung dengan suasana yang sesuai dan wajar.
(2011: 78), tata rias dalam seni pertunjukan khususnya pertunjukan dalam seni
Tata rias merupakan hal yang sangat penting bagi seorang penari,
karena perhatian wajah penari menjadi hal yang paling peka dihadapan
penonton. Sujana (2007: 270) mendefinisikan rias adalah segala sesuatu yang
‘melumuri’ wajah dan juga bagian tubuh lain penari. Hidajat (2005: 60)
1) Fungsi Rias
2) Kategori Rias
Tata rias dapat menggambarkan tokoh atau peran yang dibawakan dalam
rias karakter (Caracter make-up) dan rias fantasi (Fantasy make-up). Rias
merupakan rias atas dasar fantasi seorang perias, dapat bersifat realistis
alat dan bahan tertentu sesuai dengan karakter yang dibawakan pada tarian.
Kesan keindahan rias diwujudkan pada tata hubungan antar bagian unsur
tampilan rias di setiap coretan muka dan permainan warna dengan ciri khas/
5. Tata Busana
Tata busana merupakan segala sesuatu yang dipakai mulai dari ujung
rambut sampai ke ujung kaki yang dikenakan penari diatas panggung atau
ciri atas pribadi peranan dan membantu menunjukan adanya hubungan peran
Menurut Sujana (2007: 269), dalam lingkup dunia tari, busana atau
tubuh penari. Sesuai dengan proporsi tubuh, maka kostum pun memiliki
(baju), dan badan bagian bawah (kain dan celana). Menurut Murgiyanto
suatu daerah yang sekaligus menunjuk pada tari itu berasal. Menurut
Jazuli (2008: 20-21) tata busana dalam tari fungsinya untuk mendukung
tema atau isi tari dan untuk memperjelas peran-peran dalam suatu sajian
tari yang diperagakan menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
pementasan.
pada tubuh penari yang mencerminkan ciri kedaerahan kesenian atau tari
tertentu. Kesan keindahan busana pada kesenian rakyat terwujud dari tata
hubungan antar bagian unsur busana yang sederhana namun tetap berkesan
apik yang didukung oleh rias sehingga menampilkan kesan yang utuh dan
6. Desain Lantai
Desain lantai adalah garis-garis lantai yang dilalui oleh seorang penari.
Desain lantai atau pola lantai (floor design) adalah formasi penari tunggal atau
kelompok yang bergerak di atas lantai pentas. Penari tunggal (solo) yang
27
bergerak di atas lantai pentas (stage) dibedakan arah geraknya menjadi 2 jenis
yaitu 1) arah gerak dengan garis lurus dan 2) arah gerak dengan garis
lengkung. Di samping itu juga ada arah gerak dengan perpaduan dua jenis arah
gerak tersebut, misalnya arah gerak melingkar, arah gerak zig-zag, arah gerak
7. Tempat Pertunjukan
bangsawan Jawa sering diadakan di kraton atau pendapa, yaitu suatu bangunan
2).
terbuka yang berbentuk arena. Dalam pementasan jarak antara penonton dan
pentas terlihat dari bentuk pentas yang dapat memperkuat karakter tari dan
saat pementasan. Menurut Hidajat (2005: 58) pengertian properti ialah alat-
alat pertunjukan mempunyai dua tafsiran yaitu properti sebagai sets dan
adalah dance property dan stage property. Dance property adalah segala
29
digunakan sebagai alat penunjang gerak tari maupun sebagai dekorasi. Kesan
keindahan properti diwujudkan dalam bentuk properti itu sendiri yang unik,
tari.
E. Kerangka Berfikir
kesenian yang menjadi kekayaan budaya bangsa. Akan tetapi banyak di antara
menghilang begitu saja. Tentunya dalam hal ini tidak hanya dari pihak
yaitu: gerak, iringan, tata rias, tata busana, desain lantai, properti, tempat
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode penelitian
tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskriptif dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
Kabupaten Pangandaran.
C. Subjek Penelitian
Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah Grup Kesenian Seni Ebeg
dan masyarakat yang ikut dalam pertunjukan Seni Ebeg, serta tokoh
23
32
sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit belum mampu memberikan
data yang lengkap, maka harus mencari orang lain yang dapat digunakan
D. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer
Maruyungsari .
2. Sumber data sekunder ini dapat berupa arsip, studi kepustakaan baik dari
serta melihat adat dan budaya yang ada disana khususnya Kesenian Ebeg.
Campur, para pemain dan tokoh masyarakat atau warga yang ikut maupun
tidak ikut dalam pertunjukan Seni Ebeg . Dokumen yang digunakan dalam
33
penelitian ini adalah peneliti mengambil beberapa gambar atau foto serta
E. Keabsahan data
Peneliti akan menggunakan sumber data seperti dokumen, arsip dan hasil
metode.
atau data dengan cara yang berdeda. Sebagaimana dikenal, dalam penelitian
Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh
informasi tersebut.
proses wawancara.
1. Reduksi Data
Data yang sudah diperoleh dari pemilik outlet kemudian dicatat secara
teliti dan rinci. Peneliti dalam tahap ini merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
2. Display Data
BAB IV
A. Gambaran Umum
rakyat dan berasal dari daerah Banyumas. Jenis tarian ebeg juga terdapat di
luar daerah Banyumas, khususnya di daerah pulau Jawa seperti Jawa Barat,
Jawa Tengan, Yogyakarta, dan Jawa Timur, tetapi dengan nama yang berbeda
yaitu ada yang menyebut Jaran Kepang, Kuda Lumping, Jathilan, ada pula
yang menyebutnya Reog. Walaupun namanya tidak sama namun dilihat dari
ajaran agama Islam oleh para Wali. Seiring dengan perkembangan jaman,
kesenian ebeg beralih fungsi menjadi kesenian hiburan yang digunakan untuk
di Kabupaten Pangandaran.
Kesenian ebeg yang umurnya cukup tua ini merupakan jenis tarian rakyat
yang lahir di tengah-tengah rakyat pedesaan dan jauh dari istana. Ada
beberapa versi mengenai lahirnya kesenian ebeg ini, seperti masyarakat Kediri
dan Malang umumnya berpendapat bahwa kesenian ebeg lahir sejak jaman
36
kerajaan Kediri. Ada juga yang berpendapat bahwa kesenian ini lahir sejak
dijadikan salah satu sarana penyebaran ajaran agama Islam oleh para Wali.
Dan dewasa ini, kesenian ebeg beralih fungsi menjadi kesenian hiburan yang
pertunjukan kesenian ebeg akan melalui satu adegan yang unik dan sangat
makan ayam hidup, dan berlaga seperti ular, monyet, atau binatang lainnya
yang bisa membuat penonton kagum. Sering kali dalam pertunjukan ebeg
penonton.
kurang lebih 10 grup kesenian ebeg, salah satunya adalah grup kesenian
Sudirjo. Grup kesenian Condong campur ini merupakan salah satu grup
kesenian ebeg yang paling tua di Pangandaran, selain itu grup kesenian ebeg
37
ini sudah banyak dikenal oleh warga Kabupaten Pangandaran dan sekitarnya,
Grup kesenian Condong campur lahir pada tahun 1970-an yang waktu itu
dipimpin oleh kakek dari Bapak Sudirjo yang sekarang menjadi pemimpinnya.
Pada tahun 1970-an kesenian ini sangat digemari oleh sebagian besar
Pangandaran ini merupakan kesenian yang memiliki nilai budaya yang kuat
komposisi musiknya.
Penari dalam kesenian ebeg grup Condong campur ini bisa dilakukan oleh
digunakan seperangkat gamelan yang berlaras pelog dan salendro, yang terdiri
dari saron, boning, kenong, kendang, dan gong. Lagu-lagu yang dimainkan
untuk mengiringi tari-tarian biasanya lagu jawa dan campur sari. Karena
kesenian ebeg ini berkembang di daerah Pasundan dan dipengaruhi juga oleh
terdiri dari 30 orang. terdiri dari dua sesepuh atau pawang, 16 orang penari,
38
dan 12 orang pemain musik. Tetapi dalam pertunjukan kesenian ebeg grup
Condong campur pada acara khitanan atau pada kgeiatan Agustusan yang
peneliti teliti, pemain yang ikut serta ada 16 orang, terdiri dari satu orang
Condong campur sebagai awal untuk menulis penelitian ini. Kedua peneliti
ketua grup kesenian ebeg Condong campur, Bapak Sudirjo beserta pemain
komposisi musik yang ada dalam pertunjukan kesenian ebeg grup Condong
selama empat bulan, yaitu dari bulan Julli sampai Agustus 2019.
B. Hasil penelitian
musik kentongan yaitu dengan gerakan kaki yang bergeser ke-kiri dan
kanan diikuti gerakan badan dan kepala dengan posisi tegap. Gerakan
penari menyerupai gerakan ular yang di buat kaku, gerakan ini merupakan
gerakan khas dalam pertunjukan seni ebeg. Gerakan kompak dan ekspresi
Ekspresi dapat ditunjukan dari ekspresi wajah dan gerak tubuh para
penari dan cepetan, lekak-lekuk tubuh dan senyum dari para penari dan
lewat ekspresi wajah dan gerak tubuh para penari dan pemusik untuk
sederhana seperti gerakan pemain musik, hanya saja penari lebih leluasa
membosankan.
dalam suatu kesenian, sama halnya dengan kesenian ebeg grup Condong
itu musik dalam kesenian ebeg grup Condong campur juga berperan
kesenian ebeg grup Condong campur terdiri dari, musik tanpa vokal dan
seluruhnya juga berpola khusus, yang artinya tidak sama seperti pada pola
ebeg, musik bersifat fleksibel. Dimana tidak ada patokan atau aturan
pada acara khitana dibuka dengan ritual bakar kemenyan. Kegiatan ritual
bakar kemenyan ini dibuka oleh dua lagu yang diiringi gamelan, dan
Sama halnya dengan kesenian ebeg grup Condong campur pada acara
khitana yang memainkan dua lagu sebagai pembuka dalam ritual bakar
kemenyan. Kedua lagu tersebut adalah lagu Gudril dan Ayak Talu
44
tatalu. Lagu yang disajikan khusus untuk pembuka acara sembari sesepuh
GUDRIL
dengan lancar.
45
Kedua lagu ini berdinamika statis dimana dari awal sampai akhir tetap
setiap pertunjukan ebeg, tarian tidak terpatok pada lagu yang akan
dimainkan. Dan lagu yang paling sering dimainkan untuk mengiringi tari-
ELING-ELING
laras salendro, dan irama atau embat satu wilet. Lagu ini merupakan salah
dilakukan para pemain ebeg. Sesuai dengan fungsi kesenian ebeg dahulu,
yaitu sebagai penyebaran agama Islam, lagu ini bercerita tentang ajakan
pada manusia agar selalu sadar atau eling dan tetap berada di jalan
ditunggu-tunggu oleh para penonton. Selain atraksi dan debus, acara ini
diselingi bobodoran.
Musik yang digunakan untuk mengiringi atau memberi suasana pada acara
laras salendro, tempo cepat, dinamika keras, dan irama atau embat kering.
suasana tegang kepada para penonton. Dalam acara atraksi ini, selain ada
49
yang diterapkan selalu sama, hanya jangka waktu atau durasinya saja yang
berbeda. Ini disebabkan karena kesenian ebeg grup Condong campur ini
tempat dan cuaca, serta permintaan dari pemilik hajat atau acara. Karena
dalam grup Condong campur ini tidak hanya memiliki kesenian ebeg,
tetapi juga memiliki kesenian lain seperti sintren, ronggeng, juga orkes
dangdut. Dan secara rinci, ini adalah susunan pertunjukan kesenian ebeg
penjelasannya:
a. Pembukaan
akan segera dimulai. Pada kesempatan kali ini para nayaga memainkan
gending tatalu yang berjudul Gudril. Setelah itu mulailah sesepuh atau
diiringi oleh lagu yang dimainkan nayaga atau pemain musik, pada
bagian ini nayaga memainkan gending tatalu yang berjudul Ayak Talu
acara dan tidak ada halangan apapun. Dalam ritual bakar kemenyan
disebuah tempat yang terbuat dari tembikar dengan bara dari arang. Ini
syukur pemilik hajat atas rezeki yang telah diberikan Tuhan, sekaligus
daun waru, kelapa, ayam goreng, tempe, minyak wangi, ayam hidup,
b. Isi pertunjukan
13.00 WIB, dan berlanjut ke bagian isi yang memiliki durasi sampai
pukul 14.30 WIB. Pada bagian ini, para penari kesenian ebeg grup
isi pertunjukan ebeg ini. Tari kuda lumping ini terdiri dari enam orang
lumping.
tersebut. Satu orang di depan, yaitu dibagian kepala naga dan satu lagi
c. Penutup
Karena dibagian ini para penari akan mengalami kesurupan atau dalam
53
istilahnya disebut mendem, dan setelah itu para penari akan melakukan
selesai dan diakhiri dengan lagu yang dibawakan oleh pemain musik.
Bagian penutip ini dimulai pada pukul 14.30 WIB sampai dengan
15.30 WIB.
C. Pembahasan
a. Koreografi
jumlah penari, iringan, tata rias, tata busana dan properti terlihat unik.
dengan jumlah penari enam orang penari wanita atau lebih dan dapat
terdiri dari gerakan tari gagahan, jaranan dan lengger. Gerakan tari
gagahan, jaranan dan lenggeran dapat kita temui dari gerakan awal
dan energi yaitu gerak itu sendiri sebagai materi tari, sehingga
karya tari (Rochana dan Dwi 2014: 1). Proses koreografi pertama-tama
gerak dari banyak penari menjadi kesatuan bentuk yang berarti, Proses
b. Analisis
terjadi pada setiap unsur gerak yang ada pada tari, baik dari unsur
gerak kepala, tangan, badan dan kaki. Tata hubungan gerak dapat
56
secara kelompok, yang biasa dipentaskan pada siang hari dan waktunya
bisa satu sampai empat jam. Kesenian ebeg ini juga suatu bentuk tarian
Menurut Jazuli (2008 : 63) ciri-ciri tari rakyat antara lain adalah
Contohnya tari Kuda Kepang atau Jatilan, Rodat (Jawa Tengah), Topeng
suatu pelepasan diri dari dari kebiasaan-kebiasaan yang telah terasa kaku
( Sedyawati, 1980 : 61). Dijelaskan pula oleh Humardani (1980 : 84) seni
tradisi yang pada saat ini merupakan dasar dari lingkunagn wilayah
Menurut Jazuli (1994 : 5) bahwa gerak tari berasal dari hasil proses
gerak maknawi. Gerak murni atau disebut gerak wantah adalah gerak yang
atau gerak tidak wantah adalah gerak yang mengandung arti atau maksud
tertentu dan telah distilasi (dari wantah menjadi tidak wantah). Menurut
Sumaryono (2006 :82) Ada dua jenis gerak tari yang berhubungan dengan
maknanya yaitu gerak abstrak (gerak murni) dan gerak representatif (gerak
gerak yang menggambarkan suatu benda atau suatu perilaku manusia atau
bahwa berdasarkan bentuk geraknya ada dua jenis tari yaitu tari yang
dari anggota tubuh yang dapat dinikmati dalam satuan waktu dandalam
ruang tertentu
a. Vokal
terdiri dari, musik tanpa vokal dan musik yang menggunakan vokal.
berpola khusus, yang artinya tidak sama seperti pada pola lagu
musik bersifat fleksibel. Dimana tidak ada patokan atau aturan khusus
ebeg tersebut.
b. Instrumen
c. Analisis
pengiring, maka gerak tari dan musik iringan erat sekali hubungannya.
gerak tari.
Demung
berbagai unsur seni, diantaranya unsur seni tari, seni musik, dan seni
para pelaku seni ebeg yang menghasilkan karya seni yang luar biasa. Salah
satu unsur seni pada pertunjukan ebeg yaitu unsur seni musik yang di
60
ebeg terdiri dari komposisi musik vokal dan komposisi musik waditra atau
pertunjukan kesenian ebeg ini akan segera dimulai. Gending tatalu seperti
Setelah itu lagu beralih ke lagu yang lain yang memiliki dinamika lembut
pula. Lagu ini bisa disebut lagu jalan, karena memiliki irama satu wilet,
bisa diubah ke irama dua wilet atau sebaliknya, dan bisa juga diubah lagi
ke irama kering. Sejalan dengan yang dikatakan oleh Upandi (2011, hlm
85)
Komposisi lagu terakhir yaitu lagu Glangsaran yang terdapat pada acara
cepat dan dinamika keras, lagu ini dimaksudkan untuk memberi suasana
pengulangan atau repetisis yang tidak terpatok. Lagu bisa diulang berkali-
61
tidak selalu sama. Pengulangan seperti ini biasa dilakukan dalam kesenian
a. Persiapan
tatalu contohnya pada lagu Gudril yang memiliki dinamika keras dan
hlm 237). Setelah itu lagu beralih ke lagu Ayak Talu Banyumas yang
b. Pelaksanaan
1) Pembukaan
2) Isi
Dalam tahap ini merupakan bagian yang paling ditunggu oleh para
lain, dan terakhir atraksi pocong. Dalam atraksi ini selalu diselingi
63
c. Penutup
seni teater.
iringan, rias busana, pentas, waktu, properti, tata cahaya dan tata suara
kesenian ebeg tidak terlepas dari aturan baku yang telah ditentukan
sejak jaman dahulu dengan arti dan makna masing-masing dari setiap
BAB VI
A. Kesimpulan
structure). Struktur dasar terdiri atas pola pertunjukan dan elemen atau aspek
pertunjukan dan penutup. Elemen atau aspek pertunjukan Seni Ebeg Group
Condong Campur terdiri dari lakon, pelaku, gerak, iringan, tata rias dan
cahaya dan tata suara, serta penonton. Struktur dalam mengungkapkan tata
atas fungsi upacara, fungsi hiburan dan fungsi presentasi estetis. Fungsi
upacara yang ada meliputi upacara bersih desa, bukakan-tutupan, dan suronan
kebutuhan hiburan untuk memperoleh rasa senang terkait dengan pelaku seni,
B. Saran
pencipta atau pelaku seni, supaya tidak berhenti untuk berkreativitas agar
struktur dan fungsi kesenian Seni Ebeg Group Condong Campur dapat
bertahan dan berkembang lebih baik. Kedua, bagi Dinas Kebudayaan dan
muda, supaya ikut serta melestarikan struktur dan fungsi kesenian Seni Ebeg
Group Condong Campur agar tidak punah tergerus oleh kemajuan zaman.
Condong Campur agar kesenian ini tetap diakui keberadaannya. Kelima, bagi