You are on page 1of 19

MAKALAH

TEKNOLOGI KEBIDANAN

(Reproduksi Bayi Tabung, Operasi Selaput Darah, Bedah Plastic Dan


Transfuse Darah )

Mata Kuliah Karakter Kebidanan Dalam Al Islam Kemuhamadiaan


Dosen Pengampuh : Bd.Hindun Rahim, ST.Keb.,M.Keb

Di Susun Oleh :

Oktarizani Lomban
Firdayanti Isini
Yulianti Lumintang
Helmi Jeaneth Suluh

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MANADO TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatdan hidayah-Nya sehingga


kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Padangan agama
terhadap Teknologi kebidanan ( Reproduksi bayi tabung, Operasi Selaput darah,
Bedah plastic beserta hukum agama, Transfusi Darah.) ” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari makalah ini adalah

untuk memenuhi tugas mata kuliah Karakter Kebidanan Dalam Al Islam


Kemuhammadiyaan dan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karenaitu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Manusia sekarang hidup dalam masa yang berubah sangat cepat sehingga
manusia sekarang lebih peka terdahap persoalan-persoalan yang ada. Dengan
kemajuan dan pengetahuan teknologi telah mengubah dan meninggalkan hal-hal
yang berbau tradisional menuju ke modern, yang di akui sekarang
lebih banyak menggunakan
tolak ukur keduniawian. Ini bukan saja dalam masalah peribadatan tetapi juga dala
m bidang muamalah dan yang lainnya. Perbuatandan tingkah laku sekarang
menjadi perhatian yang lebih besar dari ajaran islam kalau ada penyimpangan dari
norma-norma agama dan ini berlaku di kalangankaum muslimin.Seperti contoh
mengapa wanita-wanita jaman sekarang lebih menyukai ahlikandungaan? Dalam
kenyataannya dengan cara ini angka kematian bayi danwanita yang melahirkan
dapat ditekan serendah mungkin. Ini adalah perhitungan kasar yang berarti bahwa
dari perawatan kebidanan kaum Wanita yang sehat tidak lagi meninggal karena
sebab kehamilan ataupun bersalin dan bayi-bayi yang sehat
dapat menikmati dunia ini lebih lama. Segala sesuatu dapat dicapai melalui
pengetahuan yang luas, fasilitas yang lebih baik, peralatan yanglebih sempurna,
dan spesialis yang terus berkembang.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Reproduksi Bayi Tabung

Pasangan suami-istri yang sudah bertahun-tahun menikah tetapi belum dapat


dikaruniai anak. Mereka pun gelisah. Usia sudah semakin tua, tetapi belum
mempunyai anak. Ajaran Agama mengajarkan kita untuk tidak boleh berputus asa
dan menganjurkan untuk senantiasa berikhtiar (usaha) serta bertawakkal dalam
menggapai karunia Allah SWT. Allah telah menjanjikan setiap kesulitan ada
solusi.Termasuk kesulitan dalam mempunyai keturunan (anak). Pada dasarnya
pembuahan yang alami terjadi dalam rahim melalui cara yang alami pula
(hubungan seksual), sesuai dengan fitrah yang telah ditetapkan Allah untuk
manusia. Akan tetapi pembuahan alami ini terkadang sulit terwujud, misalnya
karena rusaknya atau tertutupnya saluran indung telur (tuba Fallopii) yang
membawa sel telur ke rahim, serta tidak dapat diatasi dengan cara membukanya
atau mengobatinya. Atau karena sel sperma suami lemah atau tidak mampu
menjangkau rahim isteri untuk bertemu dengan sel telur, serta tidak dapat diatasi
dengan cara memperkuat sel sperma tersebut, atau mengupayakan sampainya sel
sperma ke rahim isteri agar bertemu dengan sel telur di sana.

Dengan kemajuan tegnologi dan ilmu pengetahuan moderen di bidang


kedokteran dan biologi sangat pesat maka muncullah inseminasi buatan yang di
sebut dengan bayi tabung sehingga tegnologi yang canggih ini jika ditangani oleh
orang – orang yang tidak beriman maka dikahawatirkan akan merusak peradaban
manusia, merusak tatanan sosial, norma budaya bangsa bahkan samapai pada
kerusakan nilai nilai agama serta akibat-akibat negatif lainya yang tidak
terbayangkan oleh kita sat ini sebab apa yang di hasilkan oleh tegnologi belum
tentu baik menurut agama,etika dan hukum yang ada di masyarakat.
Menciptakan teknologi yang disebut bayi tabung/inseminasi buatan. Dengan
cara inseminasi butan inilah pasangan yang telah menikah bertahun-tahun dapat
menggunakan inseminasi sebagai solusi untuk mendapatkan keturunan (anak).
Pada dasarnya orang-orang memuji pada bidang teknologi tersebut. Namum
mereka belum tahu pasti apakah produk-produk teknologi yang dipergunakan
tersebut dapat dibenarkan menurut pandangan islam. Oleh karena hal tersebut
diatas, untuk mengetahui lebih banyak mengenai bayi tabung/inseminasi menurut
pandangan Islam.

1. Pandangan Agama Islam


Manfaat Dan Akibat Bayi Tabung Bisa membantu pasangan suami istri
yang keduanya atau salah satu nya mandul atau ada hambatan alami pada suami
atau istri, menghalangi bertemunya sel sperma dan sel telur. Misalnya karena
tuba falopii terlalu sempit atau ejakulasinya terlalu lemah. Akibat(mafsadah)
dari bayi tabung Percampuran Nasab,padahal Islam sangat menjaga kesucian /
kehormatan kelamin dan kemurnian nasab,karena ada kaitannya dengan
kemahraman (siapa yang halal dan haram dikawini) dan kewarisan.

1. Bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam.


2. Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi/ zina karena terjadi
percampuran sperma dengan ovum tanpa perkawinan yang sah.
3. Kehadiran anak hasil inseminasi buatan bisa menjadi sumber konflik
didalam rumah tangga terutama bayi tabung dengan bantuan donor
merupakan anak yang sangat unik yang bisa berbeda sekali bentuk dan
sifatsifat fisik dan karakter/mental si anak dengan bapak ibunya.
4. Anak hasil inseminasi buatan/bayi tabung yang percampuran nasabnya
terselubung dan sangat dirahasiakan donornya adalah lebih jelek daripada
anak adopsi yang pada umumnya diketahui asal dan nasabnya.

5. Bayi tabung lahir tanpa proses kasih sayang yang alami terutama pada bayi
tabung lewat ibu titipan yang harus menyerahkan bayinya pada pasangan
suami istri yang punya benihnya, sesuai dengan kontrak,tidak terjalin
hubungan keibuan anatara anak dengan ibunya secara alami.
Dua tahun sejak ditemukannya teknologi ini, para ulama di Tanah Air telah
menetapkan fatwa tentang bayi tabung/inseminasi buatan. Majelis Ulama
Indonesia (MUI) dalam fatwany pada tanggal 13 Juni 1979 menetapkan 4
keputusan terkait masalah bayi tabung, di antaranya :

1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami-istri yang sah
hukumnya mubah (boleh), sebab ini termasuk ikhtiar yang berdasarkan kaidah
kaidah agama. Asal keadaan suami istri yang bersangkutan benar-benar
memerlukan cara inseminasi buatan untuk memperoleh anak, karena dengan
cara pembuahan alami, suami istri tidak berhasil memperoleh anak.
2. Para ulama melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan suami
istri yang dititipkan di rahim perempuan lain dan itu hukumnya haram, karena
dikemudian hari hal itu akan menimbulkan masalah yang rumit dalam
kaitannya dengan warisan (khususnya antara anak yang dilahirkan dengan ibu
yang mempunyai ovum dan ibu yang mengandung kemudian melahirkannya,
dan sebaliknya).
3. Bayi Tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal
dunia hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah. Sebab, hal ini
akan menimbulkan masalah yang pelik baik kaitannya dengan penentuan nasab
maupun dalam hal kewarisan.
4. Bayi Tabung yang sperma dan ovumnya tak berasal dari pasangan suami-istri
yang sah hal tersebut juga hukumnya haram. Alasannya, statusnya sama
dengan hubungan kelamin antar lawan jenis diluar pernikahan yang sah alias
perzinahan.

Nahdlatul Ulama (NU) juga telah menetapkan fatwa terkait masalah dalam
Forum Munas di Kaliurang, Yogyakarta pada tahun 1981. Ada 3 keputusan yang
ditetapkan ulama NU terkait masalah Bayi Tabung, diantaranya :

1. Apabila mani yang ditabung atau dimasukkan kedalam rahim wanita tersebut
ternyata bukan mani suami-istri yang sah, maka bayi tabung hukumnya haram.
Hal itu didasarkan pada sebuah hadist yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA,
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada dosa yang lebih besar setelah syirik
dalam pandangan Allah SWT, dibandingkan dengan perbuatan seorang lelaki
yang meletakkan spermanya (berzina) didalam rahim perempuan yang tidak
halal baginya.”
2. Apabila sperma yang ditabung tersebut milik suami-istri, tetapi cara
mengeluarkannya tidak muhtaram, maka hukumnya juga haram. Mani
Muhtaram adalah mani yang keluar/dikeluarkan dengan cara yang tidak
dilarang oleh syara’. Terkait mani yang dikeluarkan secara muhtaram, para
ulama NU mengutip dasar hukum dari Kifayatul Akhyar II/113. “Seandainya
seorang lelaki berusaha mengeluarkan spermanya (dengan beronani) dengan
tangan istrinya, maka hal tersebut diperbolehkan, karena istri memang tempat
atau wahana yang diperbolehkan untuk bersenang-senang.”
3. Apabila mani yang ditabung itu mani suami-istri yang sah dan cara
mengeluarkannya termasuk muhtaram, serta dimasukkan ke dalam rahim istri
sendiri, maka hukum bayi tabung menjadi mubah (boleh).

2. Pandangan Agama Kristen

Masalah utama di dalam bayi tabung dari perspektif Kristen adalah


berhubungan dengan embrio-embrio “yang terbuang” Sebagian besar metode-
metode dalam teknologi reproduksi memaksa untuk mengorbankan banyak embrio
guna mendapatkan satu embrio yang lebih unggul dan dapat bertahan
hidup. Dengan kata lain, kita
sengaja menyebabkan kematian banyak manusia. Menurut Moreland dan Rae
(2000, hal 270), zigot, embrio, janin, bayi yang baru lahir, anak-anak, dan orang
dewasa semua adalah pribadi. Di dalam Evangelium Vitae, Paus John Paul II
memaparkan bahwa kehidupan dimulai sejak sel telur dibuahi (Peters, 1996, hal
51). Pilihan untuk mengikuti proses bayi tabung secara etika dan moral maupun
iman kristen adalah pilihan salah. Geisler (2007, hal 220), dalam bukunya yang
berjudul Etika Kristen, mengemukakan bagaimana pandangan Kristen
terhadap biomedis. Pandangan tersebut antara lain:
1. Ada pencipta

2. Manusia secara khusus diciptakan

3. Allah berdaulat atas ciptaan

4. Prinsip kekudusan hidup

5. Tujuan tidak membenarkan alat

Alkitab dengan jelas berkata bahwa kita tidak berdaulat atas hidup kita sendiri.
“Tuhan yang memberi, Tuhan juga yang mengambil” (Ayub 1:21). Selain itu
juga, Allah berkata kepada Musa, “Akulah yang mematikan dan Akulah yang
menghidupkan” (Ulangan 32:39). Allah yang menciptakan kehidupan
(Kejadian 1: 21,27) dan dia sendirilah yang menopangnya (Kis 17:28). Karena
itu kita tidak mempunyai hak untuk mengambil hidup yang tidak bersalah (Kej
9:6, Kel 20:13). Segala sesuatu dalam hidup ini adalah atas kuasa Tuhan.
Dengan demikian jelas bahwa bukan manusia yang berkuasa untuk menciptakan
kehidupan. Bayi tabung merupakan kegiatan yang melanggar ketetapan Allah
karena manusia berusaha menciptakan kehidupan.

B. Operasi Selaput Darah Dalam Pandangan Agama Islam

Operasi selaput dara (Hymenoraphy) merupakan operasi restorasi sementara


selaput dara. Seorang dokter spesialis kulit Rumah Sakit DR. Soetomo Surabaya,
Prof. Dr. Djohansjah Marzoeki, dr., Sp.BP(K), mengaku mampu mengembalikan
keperawanan seseorang yang telah hilang melalui jalan operasi. Salah satu dokter
yang ikut andil dalam operasi alat vital artis tanah air Dorce Gamalama ini
mengatakan, tingkat keberhasilan dalam operasi Virginitas sebesar 80,7% dan
sejauh ini belum ditemukan dampak negatifnya.

Namun demikian, agama islam menilai permasalahan ini sebagai problem yang
cukup kompleks. Bukan sekedar urusan penipuan terhadap calon suami semata.
Sebab jika hanya demikian, permasalahan ini mungkin akan selesai jika operasi ini
dilakukan oleh perempuan yang sudah bersuami.
Pada dasarnya, kajian tentang operasi keperawanan masih menjadi
perbincangan hangat di kalangan cendekiawan muslim. Di antara mereka
mengatakan, operasi ini mutlak haram, baik selaput dara hilang sebab hubungan
badan dalam ikatan pernikahan ataupun karena perzinaan.

Dalam ruang lingkup keharaman ini, mereka mencoba memosisikan operasi


keperawanan seperti halnya menampakkan kemungkaran, sehingga layak untuk
diberi label haram. Bahkan menurut mereka, dokter yang menanganinya juga
dianggap membukakan pintu bagi perempuan untuk meremehkan urusan perzinaan.
Sebab mereka akan dengan mudah mengembalikan kepercayaan setelah melakukan
persetubuhan.

Sebenarnya ulama yang tidak memperbolehkan ini juga mengakui keberadaan


sisi positifnya. Hanya saja mereka menganggap angka negatif yang muncul justru
lebih besar daripada manfaatnya. Sehingga mereka tetap bersikukuh dengan hukum
haram.

Alasan-alasan di atas tampaknya tidak diterima begitu saja oleh sebagian


cendekiawan muslim lainnya. Sekalipun ada sebagian argumen yang diterima,
tetapi mereka tidak sepakat atas klaim mutlak mengenai hukum haramnya.
Kelompok kedua ini justru lebih memihak argumen-argumen lain yang masih
memberikan klasifikasi hukum operasi keperawanan.

Dari pendapat kedua ini, akhirnya didapati beberapa putusan hukum. Mulai
dari haram, sunah, bahkan menjadi wajib. Keputusan hukum ini dilatarbelakangi
oleh perbedaan cara pandang mereka atas dalil. Setidaknya ada tiga keadaan yang
teridentifikasi dari pembahasan mereka.

1. Operasi selaput dara yang dihukumi wajib


Operasi selaput dara dihukumi wajib ketika hilangnya selaput
tersebut karena kecelakaan. Seperti karena terjatuh, temperatur tubuh yang
sangat tinggi ketika haid, ataupun sebab korban pemerkosaan.
Tetapi perlu diperhatikan, operasi keperawanan ini akan menjadi wajib
hanya ketika si perempuan memiliki dugaan kuat akan “mengalami
penderitaan” serta “cacian ketika diketahui orang lain”. Lain halnya jika ia
menduga tidak akan mengalami hal tersebut, maka hukumnya menjadi
sunah. (Selebihnya akan dibahas di penutup)
2. Operasi selaput dara yang dihukumi haram
Operasi selaput dara dihukumi haram ketika pengembalian
keperawanan yang bermula dari persetubuhan, baik dalam ikatan
perkawinan ataupun perzinaan yang telah masyhur di kalangan masyarakat.
3. Operasi selaput dara yang dihukumi mubah
Operasi selaput dara dihukumi mubah ketika alasan mutlaknya
adalah untuk "menutupi rapat-rapat aib tersebut". Hilangnya selaput dara
akibat perzinaan belum masyhur di kalangan masyarakat masuk pada bagian
ini, sehingga operasi ini dirasa tepat untuk memutus potensi “terciumnya”
perilaku buruk yang kelak mengemuka di kalangan masyarakat, sehingga
melakukannya sama saja menjalankan perintah agama, yakni “menutup
aib”.Terkait kondisi pertama, yakni hilangnya selaput dara kecelakaan atau
menjadi korban pemerkosaan, para ulama berdalih bahwa perempuan dalam
kasus ini terbatas dari kesalahan dan dosa. Maka, jika kita memperbolehkan
praktik operasi keperawanan kepadanya, sama saja kita telah menutup pintu
prasangka buruk masyarakat kepada mereka. Akhirnya, praktik ini menjadi
bentuk usaha untuk menghilangkan kezaliman yang akan mereka terima.
Sebab jika praktik operasi tidak dilakukan, akan ada dampak-dampak buruk
yang akan muncul di kemudian hari. Seperti jika calon suaminya
mengetahui, niscaya ia sekeluarga akan merasa disakiti. Terlebih jika apa
yang dialami si perempuan menyebar di tengah masyarakat, akan banyak
orang yang menjauhinya. Dengan alasan tersebut, maka diperbolehkanlah
praktik operasi ini.
Alasan lainnya, operasi keperawanan atau selaput dara ini merupakan
bentuk dari penyetaraan gender, antara laki-laki dan perempuan. Ketika
laki-laki melakukan “kekejian” tersebut, dia tidak mengalami dampak
apapun di tubuhnya. Maka seharunya seorang perempuan juga mengalami
hal yang sama, tujuannya agar terbentuk suatu keadilan yang menjadi tujuan
syariat Islam antara laki-laki dan perempuan.

Konsep Keperawanan Dalam Agama Kristen


Keperawanan dalam Kekristenan mungkin paling baik diringkas dengan
kutipan berikut dari St. Ambrose: “Jiwa itu adalah perawan yang menikah dengan
Tuhan.” Tema keperawanan terletak di pusat Gereja Katolik. Kekristenan sangat
mementingkan keperawanan. Signifikansi teologis keperawanan Maria memastikan
bahwa orang percaya mengakui keperawanan sebagai suatu kebajikan dalam
kekristenan. Orang Kristen percaya Maria, ibu Kristus, secara ajaib melahirkan
Yesus tanpa berhubungan seks, sementara keperawanannya tetap utuh. Mereka
menganggapnya sebagai keajaiban terakhir yang mendukung seluruh kekristenan.
Oleh karena itu, tulisan suci memperhatikan Keperawanan dalam
Kekristenan sebagai sifat suci. Gereja Katolik mengharapkan wanita yang beriman
untuk mengikuti 'jejak Perawan Maria dan menjaga kepolosan mereka sampai
menikah. Pengikut juga percaya bahwa integritas menjamin kemurnian pikiran,
tubuh, dan jiwa.
Seks pranikah atau seks sebelum menikah dianggap sebagai dosa besar di
mata Tuhan. Demikian pula, seks di luar nikah, atau seks di luar pernikahan
seseorang, dengan orang lain selain pasangannya, juga dianggap tidak bermoral.
Orang Kristen diharapkan untuk tidak melakukan hubungan seksual di luar batas
pernikahan. Suami atau istri Anda harus menjadi satu-satunya pasangan seksual
yang Anda miliki.
Seorang perawan bisa laki-laki atau perempuan yang memilih untuk tidak
berhubungan seks. Meskipun kitab suci mengharapkan keperawanan dalam agama
Kristen baik laki-laki maupun perempuan, perempuan selalu berada di bawah
tekanan sosial, budaya, dan tradisional untuk mempertahankan kepolosan mereka.
Apa Kata Alkitab Tentang Keperawanan
Alkitab telah menekankan pentingnya keperawanan pada banyak
kesempatan. Berikut adalah beberapa ayat:
“Tetapi dan jika kamu menikah, kamu tidak berdosa; dan jika seorang perawan
Maria, dia tidak berdosa. Meskipun demikian, hal itu akan menimbulkan masalah
di dalam daging: tapi Aku mengampuni kamu. " - (1. Korintus 7:28)
“Sekarang perbuatan daging nyata, yaitu [ini]; Perzinahan, percabulan, kenajisan,
hawa nafsu… ”- (Galatia 5:19)
“Jauhi percabulan. Setiap dosa yang dilakukan seseorang adalah tanpa tubuhnya;
tetapi dia yang melakukan percabulan berbuat dosa terhadap tubuhnya sendiri ”- (1.
Korintus 6:18)
Karena inilah yang Tuhan kehendaki ... bahwa kamu menjauhkan diri dari
percabulan. - 1 Tesalonika 4: 3)
“Tetapi karena godaan untuk amoralitas seksual, setiap pria harus memiliki istri dan
setiap wanita memiliki suaminya.” - (1 Korintus 7: 2)
Biarlah percabulan dan segala jenis kenajisan atau keserakahan tidak disebutkan di
antara kamu. ” - Efesus, 5: 3).
“Tetapi jika mereka tidak dapat mengendalikan diri, biarkan mereka menikah:
karena lebih baik menikah daripada terbakar oleh nafsu.” - (1 Korintus 7: 9)
Ini bukan hanya tindakan hubungan seksual, tetapi kekristenan melarang segala
macam praktik seksual dan keintiman di luar pernikahan. Mereka dibatasi untuk
pria dan wanita yang menikah secara sah satu sama lain.
Iman Kristen menyatakan bahwa tubuh kita bukan milik kita tetapi milik Tuhan.
Alkitab telah memperingatkan bahwa Tuhan akan menghakimi para pezina karena
itu adalah pelanggaran terhadap kepercayaan-Nya. Dengan mengikuti hukum
moralitas seksual Allah, kita dapat menghindari banyak keadaan yang tidak
menyenangkan. Penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak direncanakan
dan tidak diinginkan adalah contoh penting dari kejadian tersebut. Seseorang harus
secara aktif berjuang untuk menghindari pikiran-pikiran yang tidak bermoral dan
dorongan untuk menghindari terlibat dalam perbuatan terlarang seperti percabulan
dan perzinahan.
Pengampunan karena Kehilangan Keperawanan dalam Kekristenan:
Orang Kristen yang taat berjuang untuk menghindari segala dosa dan
menghabiskan hidup mereka sesuai dengan firman Tuhan. Namun, sudah menjadi
sifat manusia untuk melakukan kesalahan, dan sifat Tuhan untuk mengampuni.
Tuhan berbelas kasih, dan orang Kristen percaya Dia akan mengampuni dosa yang
paling berat jika orang berdosa bertobat dengan sepenuh hati, tidak pernah
mengulangi dosanya. Jika seseorang telah berdosa dengan tubuhnya, mereka masih
belum bisa diselamatkan. Seseorang hanya perlu bertobat dan tidak terus berbuat
dosa. Namun anugrah Tuhan tidak boleh dijadikan alasan untuk berbuat dosa
dengan harapan diampuni di kemudian hari. Seseorang harus bertobat dengan setia
dan sungguh-sungguh karena diabaikan oleh Tuhan atas dosa-dosanya dan
kesalahan yang disengaja dan tidak disengaja. Keperawanan lebih dari sekedar
keadaan fisik. Bahkan jika seseorang telah kehilangan satu keperawanannya, masih
mungkin untuk mendapatkan kembali keperawanannya. Alkitab juga menyatakan
bahwa Tuhan akan mengampuni dosa apa pun selama orang berdosa itu bertobat
dengan tulus.
Dengan kemajuan pesat ilmu pengetahuan, sekarang menjadi mungkin
untuk mendapatkan kembali tanda-tanda keperawanan. Jika Anda kehilangan
keperawanan, ada cara untuk memulihkan gejala fisiknya. Proses ini juga dikenal
sebagai "revirginasi. " Meskipun selalu disarankan untuk jujur dan terus terang
dengan pasangan dan pasangan Anda, Anda mungkin memiliki sejumlah alasan
untuk ingin menyelesaikan prosedur ini. Beberapa alasan bisa merobek selaput
dara, selain hubungan seksual. Ini termasuk olahraga dan senam, bersepeda, atau
penggunaan tampon. Pemerkosaan atau pelecehan seksual juga menjadi alasan
yang bisa mengakibatkan robekan selaput dara. Di beberapa negara bagian ekstrem,
perempuan harus menjalani prosedur semacam itu untuk menghindari pembunuhan
demi kehormatan.
Apa pun alasannya, setelah Anda mengambil keputusan, berikut ini adalah berbagai
metode revirginasi:
Vaginoplasti
Himenoplasti
Kit restorasi selaput dara
Dari pilihan ini, dua yang pertama: vaginoplasty dan hymenoplasty, adalah prosedur
pembedahan. Pilihan ketiga adalah satu-satunya pilihan non-bedah dan paling
nyaman. Akan lebih tepat untuk menganggapnya sebagai simulasi selaput dara
alami. Itu Kit Pemulihan Selaput Dara adalah seperangkat alat. Kit ini dilengkapi
dengan instruksi manual dan dua membran tembus pandang restorasi selaput dara,
satu untuk latihan dan yang lainnya untuk digunakan sesuai kebutuhan. Seperti
semua prosedur pembedahan, vaginoplasty dan hymenoplasty memiliki risikonya
masing-masing. Ada risiko terkena infeksi. Metodenya juga mahal, memakan
waktu, dan tidak mudah diakses oleh semua orang.
Kit, di sisi lain, nyaman digunakan. Ini juga merupakan metode restorasi selaput
dara yang paling aman dan paling tidak invasif. Petunjuk yang diberikan dalam kit
cukup sederhana dan mudah dimengerti. Ini tidak melibatkan pembedahan atau rasa
sakit, tidak ada tes atau prosedur yang mahal, tidak ada kunjungan ke dokter, dan
tidak ada pengobatan. Ini dapat digunakan di rumah dan membutuhkan waktu
kurang dari lima menit.
Untuk jenis kit dan bundel lainnya untuk membantu memulihkan keperawanan
Anda dengan cepat dan aman, kunjungi kami kit restorasi selaput dara dan
Luas Bundel restorasi selaput dara.
Meskipun semua metode ini tersedia, tetap disarankan untuk menggunakannya
hanya sebagai pilihan terakhir. Sebagai seorang Kristen yang baik, seseorang harus
selalu berusaha untuk menjalani kehidupan mengikuti prinsip-prinsip yang
ditetapkan oleh Tuhan. Oleh karena itu, umat Kristiani harus menggunakan cara-
cara ini untuk membangun kembali kehidupan mereka di jalan yang benar.

C. Bedah Plastic

Operasi plastik merupakan suatu cara untuk merubah penampilan seperti

memancungkan hidung, meniruskan wajah dan lainnya yang dapat menunjang

sebuah penampilan. Lalu apa yang mendasari seseorang melakukan operasi

plastik? Pada awalnya operasi plastik hanya dilakukan kepentingan medis,

namun seiring dengan perkembangan jaman sekarang initindakan operasi plastik

juga dilakukan untuk kepentingan kosmetik. Alasan kesehatan, misalnya pada

seseorang yang mengalami obesitas dan dia harus menurunkan berat badannya

agar dia dapat hidup lebih sehat atau untuk memperbaiki saluran hidung karena

adanya penyembutan, atau tindakan operasi plastik yang digunakan untuk

memperbaiki struktur wajah yang rusak akibat dari kecelakaan.

Operasi plastik berasal dari dua kata, yakni “Operasi” yang artinya “Pembedahan”

dan “Plastik” yang berasal dari 4 bahasa yaitu, plasein (Bahasa Kunonya),

plastiec (Bahasa Belanda), plasticos (Bahasa Latin), plastics (Bahasa Inggris),

yang semuanya itu berarti “berubah bentuk”, dalam Ilmu Kedokteran dikenal

dengan “plastics of surgery”. Pengertian operasi plastik secara umum

adalah berubah bentuk dengan cara pembedahan, sedangkan pengertian operasi

plastik menurut ilmu kedokteran adalah pembedahan jaringan atau organ yang

akan dioperasi dengan memindahkan jaringan atau organ dari tempat yang satu ke

tempat yang lain sebagai bahan untuk menambah jaringan yang dioperasi.
Pandangan Islam tentang Bedah plastic

Pandangan hukum Islam mengenai operasi plastik sama saja dengan

merubah ciptaan Allah dan Alquran telah secara jelas menyatakan orang yang

merubah ciptaan-Nya adalah orang yang mengikuti jalan dan ajakan syaithan

Menurut M. Quraish Shihab, dalam Tafsir al-Mishbah terdapat penjelasan

mengenai ‫ هالل خلق فليغيرن‬menurut beliau adalah mengubah ciptaan Allah yang

melekat dalam diri setiap manusia, khususnya fitrah keagamaan dan keyakinan

akan keesaan Tuhan. Dan memfungsikan makhluk Allah tidak sesuai dengan

fungsi yang sesungguhnya serta mengubah ciptaan Allah yang dimaksud adalah

mengebiri, homoseksual dan lesbian, serta praktik-praktik yang tidak sesuai

dengan fitrah manusia

Pandangan Kristen Tentang Bedah Plastic

Firman Allah pada Kejadian 1:27 berkata “Maka Allah menciptakan


manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-
laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” Selain itu Firman Tuhan pada Lukas
12:7 mengatakan “bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu
jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit” kedua
Pasal pada Firman Allah tersebut dengan jelas menyatakan bahwa Allah sudah
mendesain dan membentuk manusia seturut dengan gambaran dan rupanya bahkan
sidik jari manusiapun tidak ada yang sama. Dengan demikian dapat kita sadari
bahwa setiap manusia yang telah diciptakan Allah sudah dibuat berdasakan
desainnya tanpa kesalahan. Pandangan manusia yang merasa dirinya tidak berarti
dan indah karena mendengarkan dan mengikuti standar keindahan fisik menurut
dunia mewakili tindakan bahwa manusia tidak puas, tidak bersyukur dan tidak
menghargai apa yang telah Allah berikan kepada setiap pribadi. Hal ini juga berarti
manusia itu tidak mempercayai bahwa Allah mempunyai tujuan mengapa la
menciptakan setiap individu demikian.

Sehingga, sekalipun operasi plastic kosmetika yang dilakukan menggunakan


bahan herbal dan prosedur yang aman ataupun teknologi yang canggih demi
menunjang penampilan, itu tidak dapat menjadi alasan bahwa manusia dapat
mengubah secara permanen dari apa yang sudah dirancangkan Allah dalam
hidupnya.

D. Transfuse Darah

Perkembangan dalam bidang kedokteran akhir-akhir ini telah menghasilkan


berbagai penemuan baru dalam bidang bidang ilmu kedokteran. Para dokter Indonesia
telah memanfaatkan berbagai penemuan baru tersebut dalam praktek kedokterannya,
seperti pelaksanaan transfusi darah. Istilah transfusi darah berasal dari bahasa Inggris,
blood transfution, yang berarti memasukkan darahorang lain ke dalam pembuluh darah
orang yang akan ditolong,6 atau pemindahan darah dari donor kepada resipien. Hal itu
dilakukan untuk menyelamatkan jiwa seseorang (resipien) yang kehabisan darah karena
kecelakaan atau lainnya. Hal senada dikemukakan oleh Husnain Muhammad Makhluf,
bahwa transfusi darah dalam kesehatan, adalah mengambil manfaat dari darah manusia
dengan cara memindahkannya dari yang sehat kepada yang sakit demi menyelamatkan
hidupnya.7 Menurut Rustam Musri, transfusi darah, adalah proses pemindahan darah
dari orang yang sehat kepada orang yang sakit yang bertujuan:

1. Menambah jumlah darah yang beredar dalam tubuh orang yang sakit yang
darahnya berkurang karena sesuatu sebab, misalnya pendarahan, operasi,
kecelakaan, dan lain-lain.
2. Menambah kemampuan darah dalam tubuh si sakit untuk menambah/

membawa zat asam/oksigen (O2).8


Sedangkan menurut Ahmad Sofian, bahwa transfusi darah, ialah memasukkan
daerah orang lain ke dalam pembuluh darah orang akan ditolong. Jadi, transfusi
darah, adalah suatu cara pengobatan yang telah ada, dan dalam kaitan ini darah hanya
membantu saja sebagai salah satu pelengkap dari metode pengobatan yang dilakukan
kepada pasien. Transfusi darah itu sendiri merupakan tindakan yang mengandung
resiko, termasuk bagi si resipien (sakit).9
Dalam transfusi darah terdapat dua pihak, yaitu donor dan resipien. Donor darah
adalah orang yang menyumbangkan darah kepada orang lain dengan tujuan untuk
menyelamatkan jiwa orang yang membutuhkan. Sedangkan resipien adalah orang yang
membutuhkan darah dari orang lain untuk keselamatan jiwanya.

Pandangan Islam Tentang Transfuse Darah

Menurut syariat Islam, pemeliharaan jiwa (hifz al-nafs) merupakan salah


satu bagian dari maqasid al-syari’ah (peringkat kedua setelah pemeliharaan agama
atau hifz al- din).13 Karena itu transfusi darah pada dasarnya dibolehkan oleh Islam.
Jelasnya, bahwa Islam membolehkan seorang muslim menyumbangkan darahnya
untuk tujuan kemanusiaan, baik disumbangkan secara langsung kepada orang yang
membutuhkan transfusi darah (resipien), maupun melalui Palang Merah Indonesia
atau Bank Darah.

Pandangan Kristen Tentang Transfuse Darah

Alkitab menyatakan bahwa manusia adalah ciptaan Allah. Di sepanjang


sejarah manusia, Tuhan senantiasa memperhatikan kehidupan manusia. Untuk
membebaskan manusia maka manusia yang telah jatuh dosa oleh Tuhan
diperhatikan dan dibebaskan dari kuasa dosa. Melalu penyaliban, kematian dan
kebangkitan kristus, manusia dibebaskan dari kuasa dosa.

Hal ini sejalan dengan beberapa Ajaran Tuhan, sbb:

-Tuhan berfirman kepada Kain: "Apakah yang tealh kau perbuat ini ? Darah adikmu
itu berteriak kepada Ku dari tanah".

-Yesus Kristus: "Inilah darahku, darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak
orang untuk pengampunan dosa" (Mattius 26:28).

-Dia bersabda: "Barangsiapa memberi yang lapar, memberi minum yang haus,
memberi tumpangan orang perantauan, memberi pakaian kepada yang tiada
berpakaian, mengunjungi yang sakit atau yang ada dalam penjara, adalah wujud
mengasihi Kristus".

-Yesus Kristus bersabda: "Inilah perintahKu kepadamu: Kasihilah seorang akan


yang lain" (Yohanes 15:17).

-Barang siapa memegang perintahku dan melakukannya, dialah yang mengasihi


Aku" (Yohanes 14:21).

Jadi di dalam kematian Kristus pun harus dipahami secara rohani, bukan
jasmaninya saja. Termasuk menerima transfusi darah, ketika itu diperlukan untuk
menolong keselamatan nyawa seseorang, tentu saja diperbolehkan, bukan har

You might also like