Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh:
USWATUN KASANAH
NIM : 20194711269
(STAIM) TULUNGAGUNG
MEI 2023
PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
PESERTA DIDIK DI SDI AR ROHMAH DESA BALESONO
SKRIPSI
Diajukan
Kepada STAI Muhammadiyah Tulungagung
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata 1 Pada Program
Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Oleh:
Uswatun Kasanah
NIM: 20194711269
(STAIM) TULUNGAGUNG
MEI 2023
ii
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
iii
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
DEWAN PENGUJI
Mengesahkan,Mengesahkan
Ketua STAIM Tulungagung
iv
MOTTO
v
PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah terurai dari sanubari atas karunia dan Rahmat Nya sehingga
hamba dapat menyelesaikn skripsi ini. Dan ananda persembahkan skripsi ini
untuk orang-orang yang telah memberikan kisah kasih tentang makna hidup serta
langkah bijak dalam meniti lika-liku kehidupan….
Kepada Suami, Bapak dan Ibuku dan juga anak –anak ku yang telah banyak
memberikan doa-doanya yang tulus, nasehat, juga pengorbanan yang tak
terhingga nilainya baik materil maupun spiritual sehingga ananda bisa sampai ke
jenjang Perguruan Tinggi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Muhammadiyah
Tulungagung. Semoga ananda dapat menjadi anak dan isri yang selalu berbakti
dan dapat membahagiakan bapak ibu dan suami.
Keluarga besar ananda, suami, ibu, dan ibu mertua,bapak dan bapak merua, anak
anak serta seluruh keponakanku yang senantiasa ada disaat susah maupun senang.
Semoga untaian pahala tak jemu teralir hingga yaumul akhir.
Para guru, dosen, dan dosen pembimbing anada yang selalu jadi pelita dalam
studiku. Karenamu ananda dapat mewujudkan harapan dan angganku sebagai
awal menggapai cita-citaku.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, penulis skripsi yang berjudul : Peran Guru
PAI Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik di SDI Ar Rohmah Desa
Balesono Kabupaten Tulungagung , dengan identitas sebagai berikut:
NIM : 20194711269
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang saya susun ini
benar-benar merupakan hasil karya asli saya sendiri, bukan merupakan karya
rekayasa yang bersifat manipulasi atau plagiat yang tidak sah. Apabila di
kemudian hari terbukti atau dapat di buktikan bahwa Skripsi ini hasil rekayasa
yang tidak sah, maka saya bersedia menerima sanksi. Demikianlah pernyataan ini
saya buat dengan sebenarnya, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Uswatun Kasanah
NIM. 20194711269
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur kehadirat Ilahi Robbi yang telah melimpahkan taufiq dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan proposal skripsi yang
berjudul :
1. Orang tuaku yang aku banggakan, yang telah mencurahkan cinta dan kasih
sayang teriring doa dan motivasinya sehingga penulis selalu optimis dalam
menggapai kesuksesan hidup di dunia ini.
2. Suamiku tercinta dan Buah hati tercintaku, yang senantiasa memberikan
motivasi, perhatian dan kesabarannya yang luar biasa kepada penulis.
3. Bapak Dr. Suripto, S.Ag, M.Pd.I, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
(STAI) Muhammadiyah Tulungagung.
4. Ibu Siti Nur Hidayatul Hasanah, M.Pd.I, selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
Terimakasih atas bimbingan, arahan, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
viii
5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi
Agama Islam (STAI) Muhammadiyah Tulungagung yang telah mendidik,
membimbing, mengajarkan dan mencurahkan ilmunya kepada penulis.
Semoga Allah membalas amal kebaikan mereka.
6. Seluruh teman Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi
Agama Islam (STAI) Muhammadiyah Tulungagung, terimakasih atas
bantuannya. Semoga kebaikan kalian semua diterima sebagai amal sholeh.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang ikut membantu
dan memberi memotivasi terhadap penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya hanya doa dan ucapan terimakasih atas segala bantuan yang diberikan,
semoga amal baik mereka diterima di sisi-Nya serta mendapat karunia dan pahala
yang berlipat ganda dan semoga pula proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis, juga para pembaca yang budiman.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................ ii
Persetujuan Pembimbing............................................................................ iii
Pengesahan Dewan Penguji ....................................................................... iv
Motto .......................................................................................................... v
Persembahan .............................................................................................. vi
Pernyataan Keaslian Skripsi....................................................................... vii
Kata Pengantar ........................................................................................... viii
Daftar Isi..................................................................................................... x
Daftar Tabel ................................................................................................ xiii
Daftar Lampiran ......................................................................................... xiii
Abstrak ....................................................................................................... xiv
Abstrack ..................................................................................................... xv
BAB I: PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Konteks Penelitian ..................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian........................................................................ 6
D. Kegunaan Penelitian................................................................... 6
E. Penegasan Istilah ........................................................................ 7
F. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................... 9
BAB II: KAJIAN TEORI........................................................................... 11
A. Tinjauan Tentang Guru................................................................ 11
1. Definisi tentang Guru .......................................................... 11
2. Pengertian Peran Guru ......................................................... 12
3. Tinjauan tentang Pembelajaran PAI.................................... 13
4. Tinjauan tentang Prestasi Belajar…………………………. 16
5. Teori tentang Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. 22
6. Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar....... 24
B. Kerangka Berfikir........................................................................ 32
x
C. Penelitian Terdahulu.................................................................... 34
BAB III: METODE PENELITIAN ............................................................. 41
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ................................................ 41
B. Lokasi Penelitian ......................................................................... 42
C. Kehadiran Peneliti. ...................................................................... 42
D. Sumber Data ................................................................................ 43
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 45
F. Teknik Analisa Data ..................................................................... 48
G. Pengecekan Keabsahan Data ....................................................... 51
H. Tahap-tahap Penelitian ................................................................ 52
BAB IV: HASIL PENELITIAN .................................................................. 54
A. Profil Sekolah .............................................................................. 54
B. Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta
didik Di SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut
Kabupaten Tulungagung ............................................................. 60
C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan
Ngunut kabupaten Tulungagung ................................................. 67
D. Solusi mengatasi faktor penghambat guru PAI dalam
meningkatkan Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik
di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut
kabupaten Tulungagung .............................................................. 75
BAB V: PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ....................................... 82
A. Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta
didik Di SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut
Kabupaten Tulungagung ............................................................... 82
B. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan
Ngunut kabupaten Tulungagung ................................................... 96
xi
C. Solusi mengatasi faktor penghambat guru PAI dalam meningkatkan
Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar Rohmah
Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung ........ 107
BAB VI:PENUTUP ..................................................................................... 114
A. Kesimpulan ................................................................................. 114
B. Saran............................................................................................ 115
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 116
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Gambar 5.1 Data Nilai Raport Semester 1 Dan 2.................................. 83
Gambar 5.2 Kegiatan Belajar Mengajar Peserta Didik ......................... 95
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 Surat Balasan Penelitian
Lampiran 3 Identitas Lembaga SDI Ar-Rohmah Balesono
Lampiran 4 SDI Ar-Rohmah Balesono Tampak Depan
Lampiran 5 Kegiatan Belajar Peserta Didik
Lampiran 6 Kegiatan Belajar Peserta Didik
Lampiran 7 Kegiatan Belajar Peserta Didik
Lampiran 8 Kegiatan Ibadah Sholat Peserta Didik
Lampiran 9 Kegiatan Ibadah Sholat Peserta Didik dan Pendidik
Lampiran 10 Kegiatan Makan Bersama Peserta Didik
Lampiran 11 Kegiatan Upacara
Lampiran 12 Kegiatan Upacara
Lampiran 13 Kegiatan Pramuka
Lampiran 14 Para Juara Lomba
Lampiran 15 Wawancara Dengan Kepala Sekolah
Lampiran 16 Wawancara Dengan Guru PAI
Lampiran 17 Biodata Penulis
xiii
ABSTRAK
xiv
ABSTRACT
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal terpenting bagi
suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia berkaitan erat dengan masalah
pendidikan bangsa. Dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Bab II
Pasal 4 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:
Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan bangsa. 1
Pendidikan adalah sarana membentuk manusia utuh lahir batin.
1
“Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 dan sebagaimana dikutip oleh Hadari Nawawi dan
Mimi Martini,” Kebijakan Pendidikan di Indonesia Ditinjau dari Sudut Hukum (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2015), 63
2
Supardi, Kinerja Guru (Cet. 3; Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2020),7
3
Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Cet. 10; Jakarta: Indonesia
Legal Center Publishing, 2018), 2
1
2
4
H.Syahruddin Usman, Guru Pendidikan Agama Islam Menuju Guru Profesional Suatu
Tantangan (Cet. 3; Makassar: Alauddin University Press, 2019), 1.
5
Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam Isu-Isu Kontemporer tentang Pendidikan Islam
(Cet. 3; Jakarta: Rajawali Pers, 2019), 299.
6
Asmaun Sahlan dan Angga Teguh Prastyo, Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter
(Cet. 2; Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2018), 64.
3
tujuan hidupnya. Karena itu, adanya peran yang tinggi pada seorang guru,
terutama bagi Guru Pendidikan Agama Islam memerlukan kesadaran mengenai
kaitan suatu pekerjaan dangan pandangan hidupnya yang menyeluruh, yang
memberinya keinsyafan akan makna dan tujuan hidupnya. 10 Kemajuan dan
kemunduran generasi bangsa yang akan datang banyak ditentukan oleh tangan-
tangan terampil, ketabahan, keuletan serta kesungguhan guru dalam membina
anak-anak bangsa.
Salah satu faktor yang menjadi tolok ukur keberhasilan suatu lembaga
pendidikan atau sekolah adalah kinerja guru. Kinerja guru yang dimaksud di sini
adalah hasil kerja guru yang terefleksi dalam cara merencanakan, melaksanakaan
dan menilai proses pembelajaran yang intensitasnya dilandasi oleh peran, serta
disiplin profesional guru dalam proses pembelajaran.11
Kinerja guru, mutu pengajaran, bimbingan dan latihan dari guru
merupakan permasalahan mutu yang dihadapi dalam dunia pendidikan yang
berujung pada rendahnya mutu lulusan.12
Harun Nasution, mengatakan bahwa pendidikan agama banyak
dipengaruhi oleh tren barat, yang lebih menggunakan pengajaran daripada
pendidikan moral, padahal intisari dari pendidikan agama adalah pendidikan
moral.13
Al-Muhtar dalam Muhaimin mengatakan tantangan pendidikan agama
Islam terkait dengan tantangan dunia pendidikan di Indonesia pada umumnya,
terutama dalam meningkatkan sumber daya manusia, yaitu (1) era kompetitif yang
disebabkan oleh meningkatnya standar dunia kerja; (2) jika kualitas pendidikan
menurun maka kualitas sumber daya manusia juga menurun dan lemah pula dalam
keimanan dan ketakwaan serta penguasaan iptek; (3) kemajuan teknologi
informasi menyebabkan banjirnya informasi yang tidak terakses dengan baik oleh
10
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengektifkan Pendidikan Agama di Sekolah
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2020), 118.
11
H. Syahruddin Usman, Analisis Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam pada SMAN dan SMKN
di Kota Makassar, 13
12
Nanang Hanafiah, dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran (Cet. II; Bandung: Refika
Aditama, 2019), 92.
13
Harun Nasution, Islam Rasional: Gagasan dan Pemikiran (Bandung: Mizan, 2020), 428
5
pendidik dan pada gilirannya berpengaruh pada hasil pendidikan; (4) dunia
pendidikan tertinggal dalam hal metodologi; (5) kesenjangan antara kualitas
pendidikan dengan kenyataan empiris perkembangan masyarakat.14 Tantangan
pendidikan agama Islam baik internal maupun eksternal sebenarnya dihadapi oleh
semua pihak yaitu keluarga, pemerintah dan masyarakat dalam kegiatan
pendidikan agama Islam. Namun demikian, guru yang terkait langsung dengan
pelaksanaan pendidikan Islam dituntut mampu menjawab tantangan dan
mengantisipasi tantangan tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas dan fakta yang memperlihatkan kalau
SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung
meliki prestasi akademik yang unggul. Hasil tersebut ini menurut peneliti tidak
terlepas dari peran Guru Pendidikan Agama Islam yang bekerja maksimal untuk
memotivasi siswanya agar selalu meningkatkan prestasi akademiknya. Dari hal
tersebut diatas penulis memutuskan untuk melaksanakan penelitian dengan
mengambil tema “Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan
Ngunut kabupaten Tulungagung”.
B. Fokus Penelitian
Dari konteks penelitian diatas, peneliti membuat focus penelitian, yaitu:
1. Bagaimana peran guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik
di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten
Tulungagung?
2. Faktor apa yang mendukung dan menghambat guru PAI dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan
Ngunut kabupaten Tulungagung?
14
Lihat Al-Muhtar dalam Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Cet. III; Bandung: 2014), 91-92. Soebagio Atmowirio,
Manajemen Pendidikan Indonesia (Jakarta: Ardadizyaa, 2020), 214
6
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang dirumuskan, maka tujuan dari penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mendiskripsikan peran guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten
Tulungagung.
2. Untuk mendiskripsikan factor apa yang mendukung dan menghambat guru PAI
dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa
Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung.
3. Untuk mendiskripsikan solusi mengatasi faktor penghambat guru PAI dalam
meningkatkan Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar Rohmah
Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dalam penelitin ini dibagi menjadi dua yaitu kegunaan
secara teoristis dan secara praktis.
1. Secara teoristis
Hasil penelitin ini diharapkan dapat menjadi konstribusi dan
sumbangan ilmiah bagi pengembangan khasanah keilmuan pendidikan agama
Islam dan juga dapat dijadikan acuan bagi peneliti berikutnya agar hasil
penelitian menjadi lebih sempurna dalam prakteknya.
2. Secara praktis
a. Bagi penulis, Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi diri peneliti dalam mempersiapkan diri untuk menjadi tenaga pengajar
suatu hari nanti sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu dan teori
tentang pendidikan yang di dapat selama duduk di bangku perkuliahan ke
7
E. Penegasan Istilah
Untuk memperjelas bahasan skripsi yang berjudul Peran Guru Pendidikan
Agama Islam dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar
Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung” akan penulis
paparkan beberapa istilah dalam judul tersebut sebagai berikut:
1. Penegasan secara konseptual
a. Peran
Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan atau status. Pada
hakekatnya peran dapat dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku
tertentu yang ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu.15
b. Guru
Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab
dalam mendidik, mengajar dan membimbing peserta didik.16
15
Soerjnono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar , (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2017), 212-
213
8
16
Hamzah B, Uno, Profesi Kependidikan Problema, Solusi dan Reformasi Pendidikan di
Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), 15
17
Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), 86
18
Zakiyah Daradjat dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,(Jakarta: Bumi Aksara, 2019),
197
9
11
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan Problema, Solusi dan Reformasi Pendidikan di
Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), 15
2
Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2018), 127
3
Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan …, 40
11
12
4
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: As-Syifa’,
1991), 910-911
5
Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2019), 151-152
6
W.J.S . Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1984),
735
13
7
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2019), 212-213
8
Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan ..., 86
9
Chabib Thoha,dkk, Metodologi Pengajaran …, 4
14
10
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam, (Bandung: Refika Aditama, 2017), 15-16
11
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2021), 104
16
12
Nasih dan Lilik, Metode dan Teknik ..., 7
13
Nasih dan Lilik, Metode dan Teknik …, 105
14
Ahmad Susanto, Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar (Jakarta:
PrenadamediaGroup, 2013), 10
17
15
Sutratinah Tirtonegoro, Anak Super Normal Dan Program Pendidikannya (Jakarta: Bina
Aksara, 2001), 43
16
W.S Winkel, Psikologi Pengajaran (Yogyakarta: Media Abadi, 2017), 162
17
Wasliman Lim, Problematika Pendidikan Dasar (Bandung: Modul Pembelajaran Mahasiswa
Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2017), 158.
18
2) Faktor ekstern yaitu faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik,
relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
perhatian orang tua, latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah meliputi
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar
pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Faktor
masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa,
teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.18
Kemudian Djaali juga menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua macam,
yaitu:
1) Faktor dari dalam diri yang meliputi kesehatan, intelegensi, minat dan
motivasi, serta cara belajar.
a) Kesehatan berpengaruh terhadap prestasi belajar karena apabila siswa
mengalami sakit maka akan sulit untuk menerima pelajaran.
b) Inteligensi memiliki pengaruh yang besar terhadap kemajuan belajar
dan dapat memberikan pengaruh terhadap hidupnya.
c) Minat dan motivasi merupakan dasar untuk mencapai suatu tujuan
yang ingin dicapainya.
d) Cara belajar merupakan teknik yang dilakukan seseorang dalam
melakukan kegiatan belajar.
2) Faktor dari luar diri meliputi keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan sekitar.
a) Keluarga meliputi pendidikan orang tua, status ekonomi, rumah
kediaman, persentase hubungan dengan orang tua, perkataan dan
bimbingan orang tua dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar
anak.
18
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Cet. 5 (Jakarta: Rineka Cipta,
2020), 54-72.
19
19
Djaali, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), 99-100.
20
Winkel, Psikologi Pengajaran..., 162.
21
Abin Syamsudin, Psikologi Kependidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2019), 64.
20
kejiwaan yang akan diubah dalam proses pendidikan. Perilaku kejiwaan itu
dibagi dalam tiga domain yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.22
1) Domain kognitif berkenaan dengan prestasi belajar intelektual yang
terdiri dari aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis,
dan penilaian.
2) Domain afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang meliputi lima
jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai,
organisasi, dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3) Domain psikomotorik berkenaan dengan keterampilan meliputi
keterampilan motorik, manipulasi benda, koordinasi neuromuscular.23
Senada dengan Muhibbin Syah yang menyatakan bahwa indikator
keberhasilan prestasi belajar mencakup 3 ranah yaitu ranah cipta (kognitif),
ranah rasa (afektif), dan ranah karsa (psikomotorik). Dengan kata lain,
indikator keberhasilan prestasi belajar idealnya tidak hanya dilihat dari
aspek kognitif saja, melainkan melibatkan ranah tingkah laku siswa yang
menggambarkan perubahan tingkah laku belajarnya. Dalam menilai
perubahan tingkah laku siswa yaitu dengan mengambil cuplikan perubahan
tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan
perubahan yang terjadi sebagai prestasi belajar siswa dalam 3 ranah dimensi
kognitif, afektif dan psikomotorik.24
d. Pengukuran Prestasi Belajar
Menurut Sugihartono pengukuran prestasi belajar bertujuan untuk
mengetahui seberapa jauh perubahan tingkah laku siswa setelah menghayati
proses belajar. Dengan menggunakan tes sebagai alat ukur dan hasil dari
pengukuran tersebut dapat berupa angka ataupun pernyataan yang
mencerminkan tingkat penguasaan materi pelajaran bagi para siswa, yang
lebih dikenal dengan prestasi belajar.25
22
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), 50.
23
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),
22-23.
24
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Jakarta: Remaja Rosdakarya,
2002), 149.
25
Sugihartono, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: UNY Press, 2017), 130.
21
26
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo, 2016), 294.
27
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Cet. XI (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2021), 154-156
22
materi yang telah diajarkan dalam waktu satu semester dan untuk
menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu
periode belajar tertentu. Hasil dari tes ini dimanfaatkan untuk kenaikan
kelas, menyusun peringkat (ranking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.28
Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengukuran
prestasi belajar adalah suatu proses mengukur tingkat penguasaan materi
pelajaran yang telah dipelajari oleh siswa dengan menggunakan alat ukur tes
dan hasilnya dapat berupa angka atau pernyataan sebagai wujud prestasi
belajar siswa. Dalam penelitian ini pengukuran prestasi belajar berdasar
pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan dengan
menggunakan penilaian ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
5. Teori tentang Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Prestasi yang meningkat adalah dambaan setiapa siswa, orang tuadan
guru seorang guru memeiliki harapan akan peningkatan prestasi belajar siswa
yang di binanya. Betikut ini cara memningkatkan prestasi belajar siswa, yaitu:
a. Bimbingan belajar
Ada 2 model bimbingan belajar yaitu bimbing siswa berprestasi dan
bimbingan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Teknik
bimbingan juga bisa dilakukan dengan cara face to face relationship.
b. Pembelajaran secara individu
Bimbingan individu bisa di perluas kepada kelompok walaupun
metode ini juga di gunakan untuk membantu individu individu yang
mempunyai masalah. pada pembelajaran individu juga memberi bantuan
pada masing-masing pribadi, sedangkan kelompok memberikan kepada
setiap kelompok.
c. Penggunaan metode pembelajaran
Upaya berikutnya yang dilakukan seorang guru untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa yaitu dengan memilih penggunaan metode yang tepat
dan bervariasi.
28
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta,
2010). 106-107
23
29
"Cara meningkatkan Prestasi Belajar", http://cerdas-beramal.blogspot.com/12.html, diakses
tanggal 29 Januari 2023, 19.07
24
30
https://www.kompasiana.com/upaya-meningkatkan-prestasi-belajar-siswa. Diakses 29 Januari
2023 19.03
31
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2021),
hal. 15
25
Peran guru tidak hanya beberapa hal yang telah disebutkan di atas.
Masih banyak peran guru yang perlu diungkapakan Menurut Sardiman
beberapa peran guru dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut:
1) Informator, guru memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran
yang diprogramkan.
2) Organisator, yaitu guru mengelola komponen-komponen yang berkaitan
dengan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat mencapai efektifitas dan
efisiensi dalam pembelajaran.
3) Motivator, yaitu guru merangsang dan memberikan dorongan untuk
mendinamiskan potensi peserta didik, menumbuhkan peran aktif dan daya
cipta (kreatifitas), sehingga peserta didik mau belajar terus menerus.
4) Pengarah, guru dalam hal ini dapat mengarahkan dan membimbing peserta
didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5) Inisiator, guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar.
6) Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan
pengetahuan.32
7) Fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan
dalam proses belajar-mengajar.
8) Mediator, dalam hal ini guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar
peserta didik. Mediator juga diartikan penyedia media. Bagaimana cara
memakai dan mengorganisasikan penggunaan media
9) Evaluator, dalam perannya ini guru mempunyai otoritas untuk menilai
prestasi peserta didik dalam bidang akademis maupun tingkah laku
sosialnya sehingga dapat menentukan peserta didik berhasil atau tidak.33
Peran-peran guru tersebut menambah daftar argumentasi keutamaan
guru dalam tercapainya tujuan proses belajar mengajar. Peran tersebut tentu
tidak dilaksanakan dalam satu waktu sekaligus namun berjalan dalam
keseluruhan proses belajar mengajar.
32
Sardiman A M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2020), 144-146
33
Sardiman A M, Interaksi dan…, 146
26
34
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2021), 6
35
Abu Ahmadi, Metodik Khusus Pendidikan (MKPA): untuk mahasiswa Tarbiyah dan calon
pendidika agama, (Bandung: Armico, 2018), 98
36
Siti Ruchanah, “Kepemimpinan Penididikan Islam dalam Perspektif Teologis”, dalam http://
jurnal.umpo..ac.id, diakses 7 Januari 2023
37
Sudjana, Dasar-dasar …, 15
27
38
Ad Rooijakkers, Mengajar dengan Sukses: Petunjuk untuk Merencanakan dan Menyampaikan
Peengajaran, (Jakarta; Gramedia, 2020), 6
39
Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan: Tata Rancang Pembelajaran Menuju
Pencapaian Kompetensi, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), 156-161
28
(b)Tahap Instruksional.
Tahap ini disebut juga tahap inti. Dalam implementasi
kurikulum 2013, pengalaman belajar yang diberikan oleh guru sebagai
desainer pembelajaran kepada peserta didik terfokus pada kegiatan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Dalam kegiatan eksplorasi guru
dapat melalukakn lima kegiatan, sebagai berikut:
(1) Melibatkan peserta didik dalam mencari informasi yang luas serta
radiks mengenai topic atau tema materi yang hendak dipelejari
dengan menerapkan prinsip alam aneka tambang sehingga
menjadikan guru dan peserta didik belajar dari aneka sumber.
(2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran serta sumber belajar yang beragam dan relevan
dengan kompetensi yang hendak dicapai.
(3) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
(4) Memfasilitasi peserta didik dalam melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau di lapangan.
(c) Tahap evaluasi
Tujuannya adalah untuk mengetahui sudah sejauh mana
tingkat keberhasilan dari tahapan kedua (instruksional). Dengan kata
lain dapat juga dikatakan untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi peserta didik. Pada dasarnya tahapan ini dilakukan untuk
mencapai KI dan KD. kegiatan ini dilakukan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk aktif belajar.
Dari urain di atas dapat disimpulkan, bahwa peran guru
sebagai pengajar harus berusaha meningkatkan kemampuan yang
dimilikinya ketika menyampaikan materi dan guru harus
menciptakan hubungan yang positif antara guru dan peserta didik
dalam proses pembelajaran. Agar proses pembelajaran bisa berjalan
dengan lancar.
29
40
Novan Ardy Wiyani, Desain….., 156-161
41
Siti Ruchanah, “Kepemimpinan Penididikan Islam dalam Perspektif Teologis”, dalam http:/
jurnal.umpo.ac.id, diakses 7 Januari 2023
42
E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2013), 166
30
guru untuk bertindak sebagai pelatih. Hal ini ditekankan lagi dalam
kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, karena tanpa latihan seorang
peserta didik tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi
dasar, dan tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang
dikembangkannya sesuai dengan materi standar. Oleh karena itu, guru
harus berperan sebagai pelatih yang bertugas melatih peserta didik dalam
pembentukan kompetensi dasar, sesuai dengan potensi masing-masing.46
d) Peran Guru sebagai Fasilitator
Peran guru sebagai fasilititor, guru akan memberikan fasilitas atau
kemudahan dalam proses belajar mengajar, misalnya saja dengan
menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi
dengan perkembangan siswa sehingga interakasi belajar-mengajar akan
berlangsung secara efektif.47
Selain itu guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar
yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses
belajar- mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah,
surat kabar, maupun sumber belajar lainnya.
Sebagaimana pendapat Pardjino, bahwa belajar menekankan pada
pengetahuan merupakan bentukan siswa, peran guru lebih ditekankan
pada fasilitator atau pencipta kondisi belajar bagi terjadinya proses
konstruksi pengetahuan anak dengan cara membantu atau memfasilitasi
anak didik agar belajar sendiri membangun pengetahuan mereka.48
e) Peran guru sebagai motivator
Sebagai motivator guru harus bisa merangsang dan memberikan
dorongan untuk mendinamiskan potensi peserta didik, menumbuhkan
peran aktif dan daya cipta, sehingga peserta didik mau mengikuti proses
46
E. Mulyasa, Menjadi Guru …, 42-43
47
Sardiman, Interaksi dan Motivasi …, 146
48
Pardjino, “Konsepsi Guru tentang Belajar dan Mengajar dalam Perspektif Belajar Aktif”, dalam
https://jurnal.ugm.ac.id, diakses pada 7 Januari 2023.
32
B. Kerangka Berfikir
Dalam proses pembelajaran guru mempunyai peran penting untuk
mencapai keberhasilan belajar siswa. Peran guru tidak hanya sekedar mengajar
tetapi guru mempunya peran multidemensi. Artinya peran guru yang dilakukan
dalam pembelajaran di dalam kelas tidak hanya sekedar mengajar, tapi yang lebih
jauh yaitu mendidik, memberikan kemudahan (fasilitator), dan memotivasi serta
mengevaluasi siswa agar lebih aktif dan bergairah dalam belajar. Untuk itu guru,
49
Sardiman, Interaksi dan Motivasi ..., 145
50
Sardiman, Interaksi dan Motivasi ..., 84-85
51
Sardiman, Interaksi dan Motivasi ..., 92-95
52
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), 159
33
diskripsi tentang peran guru Diskripsi tentang factor apa Diskripsi tentang solusi
PAI dalam Meningkatkan yang mendukung dan mengatasi faktor penghambat
Prestasi Belajar Peserta didik menghambat guru PAI dalam guru PAI dalam
Meningkatkan Prestasi meningkatkan Meningkatkan
Belajar Peserta didik Prestasi Belajar Peserta didik
HASIL PENELITIAN
34
C. Penelitian Terdahulu
Berikut ini ada beberapa penelitian terdahulu yang memiliki tema mirip
dengan penelitian yang akan dilakukan:
1. Skripsi dengan judul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Afektif Pendidikan Agama Islam Di SMPN 2
Rejotangan Tulungagung 2009/2010” yang ditulis oleh Nikmaturrohmah, NIM:
321607313, Jurusan Pendidikan Agama Islam, fakultas Tarbiyah,dan Ilmu
Keguruan IAIN Tulunggagung. Skripsi ini mempunyai fokus penelitian yaitu
(1) Bagaimanakah upaya guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan
hasil belajar afektif pendidikan agama Islam siswa di SMPN 2 Rejotangan
Tulungagung? (2) Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan
hasil belajar afektif pendidikan agama Islam siswa di SMPN 2 Rejotangan
Tulungagung? (3) Bagaimanakah dampak upaya guru pendidikan agama Islam
dalam meningkatkan hasil belajar afektif pendidikan agama Islam siswa di
SMPN 2 Rejotangan Tulungagung? Hasil penelitian ini yaitu bahwa dalam
upaya guru PAI dalam meningkatkan hasil belajar afektif PAI yaitu dengan
upaya mengembangkan dan membina sikap positif siswa, membangkitkan
minat siswa terhadap pembelajaran PAI, menumbuhkan konsep diri positif
pada siswa dalam pembelajaran PAI, dan menanamkan nilai-nilai ajaran Islam
dalam pembalajaran PAI. Adapun faktor pendukungnya adalah faktor pendidik
dan faktor penghambatnya adalah keadaan ekonomi keluarga. Adapun dampak
yang ditimbulkan upaya guru PAI dalam meningkatkan hasil belajar afektif
PAI di SMPN 2 Rejotangan yaitu bagi siswa semakin meningkatnya
kemampuan afektif siswa.53
2. Skripsi dengan judul “Peran Guru dalam Mengoptimalkan Hasil Belajar
Matematika Siswa Tunagrahita di SLB B. C. D Ngudi Hayu Togogan Srengat
Blitar”, tahun 2014. Yang ditulis oleh Weny Firdausin Nuzula, NIM.
3214103152, Jurusan Pendidikan Agama Islam, fakultas Tarbiyah,dan Ilmu
53
Nikmaturrohmah, NIM: 321607313, Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Afektif Pendidikan Agama Islam Di SMPN 2 Rejotangan
Tulungagung 2009/2010, Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, fakultas Tarbiyah,dan Ilmu
Keguruan IAIN Tulunggagung.
35
54
Weny Firdausin Nuzula, NIM. 3214103152, Peran Guru dalam Mengoptimalkan Hasil Belajar
Matematika Siswa Tunagrahita di SLB B. C. D Ngudi Hayu Togogan Srengat Blitar, skripsi
tahun 2014. Jurusan Pendidikan Agama Islam, fakultas Tarbiyah,dan Ilmu Keguruan IAIN
Tulunggagung
36
belajar anak didik di SDN 2 Arjowinangun? (2) Bagaimana peran guru agama
terhadap anak didik dalam meningkatkan hasil belajar anak didik di SDN 2
Arjowinangun? (3) Apakah faktor pendukung dan penghambat guru agama
dalam meningkatkan hasil belajar anak didik di SDN 2 Arjowinangun?. Hasil
penelitian ini yaitu menunjukkan bahwa peran guru agama dalam
meningkatkan hasil belajar peserta didiknya khususnya pada ranah kognitif
menggunakan metode, strategi dan teknik yang merangsang anak untuk berfikir
dan berani mengungkapkan pengetahuan yang telah tersimpan dalam otaknya.
Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran disesuaikan dengan materi
ajar. Dan evaluasi dilaksanakan setiap akhir pelajaran yaitu dengan cara post
test. Jika ada siswa yang mengalami kesulitan belajar, guru memberikan
pendektakan dan melakukan bimbingan khusus, agar siswa bisa memhami
sutau materi yang telah diajarkan. Peran guru agama dalam meningkatkan hasil
belajar tidak mengandalkan kemampuan sendiri, artinya guru agama berperan
ketika peserta didik berada dilingkungan sekolah. Dan ketika anak didik berada
dilingkungan keluarga, guru agama mengajak kepada wali murid untuk
membantu meningkatkan hasil belajar anaknya. 55
4. Thesis dengan judul “Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Peserta Didik di SDN Wonokerto 01 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang”,
tahun 2015. Yang ditulis oleh Moh. Amin Mahfud, Institut Agama Islam
Negeri Pekalongan. Thesis ini mempunyai fokus penelitian yaitu (1)
Bagaimana peran guru PAI dalam meningkatkan motivasi peserta didik di SDN
Wonokerto 01 kecamatan Bandar Kabupaten Batang? (2) Apa saja faktor yang
mempengaruhi dalam meningkatkan motivasi peserta didik di SDN Wonokerto
01 kecamatan Bandar Kabupaten Batang? Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa peran guru PAI dalam meningkatkan motivasi peserta didik di SDN
Wonokerto 01 kecamatan Bandar Kabupaten Batang dilakukan melalui
berbagai peran yakni membimbing, member nasihat, menguasai materi,
mengelola kelas, mediator, fasilitator, melakukan evaluasi, melakukan inovasi
55
Tri Wahono, 04110043, Peran Guru Agama dalam Meningkatkan Hasil Belajar Anak Didik di
Sekolah Dasar Negeri 2 Arjowinangun Kedung Kandang Malang, tahun 2008. skripsi Jurusan
Pendidikan Agama Islam, fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Malang.
37
dan menjadi suri tauladan. Adapun faktor yang mempengaruhi motivas belajar
siswa adalah faktor guru meliputi: metode yang digunakan, alat dan media
pembelajaran, hubungan guru PAI dengan siswa, figur guru PAI di sekolah.
Faktor siswa meliputi: kondisi siswa di dalam kelas, kondisi kesehatan siswa,
kondisi psikologis siswa, dan kondisi kelelahan.56
5. Skripsi oleh Maman Firmansyah tentang Peran guru Akidah Akhlak dalam
mengembangkan pendidikan karakter di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Tambakberas Jombang. Peranan guru dalam proses belajar mengajar dirasakan
sangatlah besar pengaruhnya terhadap perubahan tingkah laku (karakter) anak
didik. Dalam konteks pendidikan karakter, peran guru sangat vital sebagai
sosok yang diidolakan, serta menjadi sumber inspirasi dan motivasi murid-
muridnya. Berpijak pada paparan di atas maka fokus permasalahan yang
diambil adalah 1) Apa strategi yang digunakan oleh guru akidah akhlak dalam
pengembangan karakter di MTsN Tambakberas Jombang? 2) Bagaimana
efektifitas guru akidah akhlak dalam mengembangkan pendidikan karakter di
MTsN Tambakberas Jombang? 3) Bagaimana dampak sosok guru akidah
akhlak bagi peserta didik dalam mengembangkan pendidikan karakter di
MTsN Tambakberas Jombang? Hasil penelitian ini diantaranya sebagai
berikut. 1) Strategi yang digunakan oleh guru akidah akhlak dalam
pengembangan karakter di MTsN Tambakberas Jombang, yaitu dengan
memberikan mata pelajaran muatan lokal atau kepesantrenan, menciptakan
siswa yang beradiwiyata, menjelaskan materi- materi pelajaran dengan contoh-
contoh nyata dalam kehidupan siswa sehari-hari, dan dengan pembiasaan
religius siswa, 2) Efektifitas guru akidah akhlak dalam mengembangkan
pendidikan karakter di MTsN Tambakberas Jombang, yaitu pembagian guru
pengajar di kelas secara tepat sesuai dengan pengalaman yang dimiliki, guru
mampu memperlakukan siswa sesuai dengan tahap perkembangan peserta
didiknya, guru mampu menjadi teladan, pendidik, pengajar, pelatih, dan
evaluator bagi peserta didiknya, 3) Dampak sosok guru akidah akhlak bagi
56
Moh. Amin Mahfud, Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di
SDN Wonokerto 01 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, tahun 2015. Yang ditulis oleh,
Institut Agama Islam Negeri Pekalongan
38
57
Maman Firmansyah, Peran guru Akidah Akhlak dalam mengembangkan pendidikan karakter di
Madrasah Tsanawiyah Negeri Tambakberas Jombang. Program Studi Pendidikan Agama Islam
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2013
39
Kelima penelitian di atas terfokus pada peran guru pendidikan yang masih
bersifat umum, meskipun ada beberapa penelitian yanga sudah lebih menjurus
kepada pendidikan agama Islam yang bersifat lebih mendalam Sedangkan dalam
skripsi ini yang berjudul peran guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar
peserta didik Di SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten
Tulungagung. Dalam hal ini peneliti lebih mengedepankan Bagaimana peran guru
PAI dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa
Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung, faktor apa yang
mendukung dan menghambat guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar
peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten
Tulungagung, dan bagaimana solusi mengatasi faktor penghambat guru PAI
dalam meningkatkan Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar
Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung.
BAB III
METODE PENELITIAN
1
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2020), 66.
41
42
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah di SDI Ar Rohmah Desa
Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Alasan peneliti mengambil lokasi di kedua tempat ini dilatarbelakangi
oleh beberapa pertimbangan atas dasar kekhasan atau kemenarikan, diantaranya ;
1. SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung
merupakan sekolah swasta yang terletak di pedesaan dengan jumlah siswa yang
banyak. untuk jenjang pendidikan dasar.
2. Lembaga ini memiliki fasilitas/sarana dan prasarana yang memadai untuk
menunjang proses kegiatan belajar mengajar, seperti ruang kelas, perpustakaan,
komputer, dan jaringan internet
3. Memiliki tenaga pengajar yang berkualifikasi S1
4. Peserta didik dilembaga ini memiliki banyak prestasi di berbagai bidang baik
di bidang akademis maupun non akademis.2
C. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dilapangan dalam penelitian kualitatif wajib dilakukan,
karena peneliti merupakan key instrument.3 Peneliti disini akan berusaha
memperoleh data tentang bagaimana internalisasi pendidikan karakter melalui
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan
Ngunut kabupaten Tulungagung., dengan tujuan agar informasi yang terkumpul
benar-benar sesuai dan terjamin keabsahannya. Peran peneliti dalam penelitian ini
sebagai pengamat partisipan, disamping itu kehadiraan peneliti diketahui sebagai
peneliti oleh informan. Peneliti akan memulai dengan mengirim surat kepada
kepala sekolah di dua lembaga tersebut tentang pemberian ijin peneliti, kemudian
peneliti mulai memasuki lokasi penelitian di lembaga tersebut.
2
Observasi 1 tanggal 8 Maret 2023
3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,
Alfabeta, Bandung:, 2018, 310.
43
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data dapat
diperoleh.4 Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.5
Sumber data dalam penelitian kualitatif ini dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu manusia (human) dan bukan manusia. Sumber data manusia berfungsi
sebagai subjek atau informan kunci (key informant) dan data yang diperoleh
melalui informan berupa soft data (data lunak). Sedangkan sumber data bukan
manusia berupa dokumen yang relevan dengan fokus penelitian, seperti gambar,
foto, catatan atau tulisan yang ada kaitannya dengan fokus penelitian. Data yang
diperoleh melalui dokumen bersifat hard data (data keras).6
Kelompok sumber data dalam penelitian kualitatif di kelompokkan sebagai
berikut:
1. Narasumber (Person)
Dalam penelitian ini pemilihan informan dilakukan dengan cara:
a. Dengan teknik Purposive sampling. Teknik ini digunakan untuk menseleksi
dan memilih informan yang benar-benar menguasai informasi dan
permasalahan secara mendalam serta dapat dipercaya menjadi sumber data
yang tepat. Penggunan teknik purposive ini, peneliti dapat menentukan
sampling sesuai dengan tujuan penelitian. Sampling yang dimaksud disini
bukanlah sampling yang mewakili populasi, melainkan didasarkan pada
relevansi dan kedalaman informasi, namun demikian tidak hanya berdasar
subjektif peneliti, melainkan berdasarkan tema yang muncul di lapangan.
b. Dengan teknik snowball sampling, adalah teknik bola salju yang digunakan
untuk mencari informasi secara terus menerus dari informan satu ke
informan yang lainnya, sehingga data yang diperoleh semakin banyak,
lengkap dan mendalam. Penggunaan teknik bola salju ini baru akan
4
Suharmini Arikunto, Prosedur Penelitian;Suatu Pendekatan Praktek,( Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2020), 129.
5
Lexy. J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kulaitatif (Bandung:Remaja Rosda Karya, 2017),157
6
Softdata senantiasa dapat diperhalus, diperinci dan diperdalam, karena masih selalu dapat
mengalami perubahan. Sedangkan hard data adalah data yang tidak mengalami perubahan lagi.
Lihat dalam S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik kualitatif. (Bandung; Tarsito,2017), 55.
44
7
Robert, C. Bogdan dan Sari Knopp Biklen, Qualitative Research for Education An Introduction
to Theory and Methods, (Boston;Aliyn and Bocon. Inc.2020), 123.
45
8
Sugiyono,Metode Penelitian....208
46
9
Ahmad Tanzeh, Pengantar…, 63
10
Rulam Ahmadi, MemahamiMetodePenelitianKualitatif, (Malang: Universitas Negeri Malang,
2020), 71
47
11
Suharsimi, Prosedur....,231
48
12
Imam Suprayogo, Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial dan Agama, (Bandung: Rosda Karya,
2018), 191
13
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2017), 38.
14
Sugiyono, Metode Penelitian…, 236.
15
Sugiyono, Metode Penelitian…, 236.
16
Sugiyono, Metode Penelitian…, 234.
49
17
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam perspektif Rancangan Penelitian
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2022), 243
50
18
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, cet ke 36(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017),
326.
52
H. Tahapan-Tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan penelitian ini peneliti berpedoman pada pendapat
moleong yaitu:
1. Tahap pra-lapangan.
2. Tahap pekerjaan lapangan.
19
Sugiyono, Metode Penelitian…, 272
20
Sugiyono, Metode Penelitian...., 273
21
Sugiyono, Metode Penelitian … 230
53
22
Lexy J. Moleong, Metode ….125.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Profil Sekolah
SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten
Tulungagung merupakan sebuah lembaga formal dalam jenjang pendidikan dasar
yang mempunyai identitas sebagai berikut:
Tabel 4.1
Profil Sekolah
Profil Sekolah
1. Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah : SD ISLAM AR ROHMAH
2 NPSN : 20560844
3 Jenjang : SD
Pendidikan
4 Status Sekolah : Swasta
5 Alamat Sekolah : Desa Balesono Kecamatan Ngunut
RT / RW : 1 / 5
Kode Pos : 66292
Kelurahan : Balesono
Kecamatan : Kec. Ngunut
Kabupaten/Kota : Kab. Tulungagung
Provinsi : Prov. Jawa Timur
Negara : Indonesia
6 Posisi Geografis : -8,1463 Lintang
111,9846 Bujur
2. Data Pelengkap
7 SK Pendirian : 004-5426-104-2005
Sekolah
8 Tanggal SK : 1969-09-06
Pendirian
9 Status : Yayasan
Kepemilikan
10 SK Izin : 002 5824 104 2006
Operasional
11 Tgl SK Izin : 1910-01-01
Operasional
54
55
12 Kebutuhan :
Khusus Dilayani
13 Nomor Rekening : 0471004529
14 Nama Bank : BPD JAWA TIMUR...
15 Cabang : BPD JAWA TIMUR CABANG NGUNUT...
KCP/Unit
16 Rekening Atas : SDISLAMARROHMAH...
Nama
17 MBS : Ya
18 Memungut Iuran : Tidak
19 Nominal/siswa : 0
20 Nama Wajib :
Pajak
21 NPWP : 021925847629016
3. Kontak Sekolah
20 Nomor Telepon : 085735063381
21 Nomor Fax :
22 Email : sdi.arrohmah@gmail.com
23 Website : http://
4. Data Periodik
24 Waktu : Pagi/6 hari
Penyelenggaraan
25 Bersedia : Ya
Menerima Bos?
26 Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat
27 Sumber Listrik : PLN
28 Daya Listrik : 2200
(watt)
29 Akses Internet : Linknet
30 Akses Internet : Linknet
Alternatif
5. Sanitasi
Sustainable Development Goals (SDG)
31 Sumber air : Sumur terlindungi
32 Sumber air minum : Disediakan oleh siswa
33 Kecukupan air bersih : Cukup sepanjang waktu
34 Sekolah menyediakan : Ya
jamban yang dilengkapi
dengan fasilitas
pendukung untuk
digunakan oleh siswa
berkebutuhan khusus
56
Tabel 4.2
Peserta Didik
Peserta Didik
SD ISLAM AR ROHMAH
Kecamatan Kec. Ngunut, Kabupaten Kab. Tulungagung, Provinsi Prov. Jawa
Timur
1. Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Total
136 105 241
Tingkat 1 17 16 33
Tingkat 2 24 21 45
Tingkat 3 23 11 34
Tingkat 4 38 18 56
Tingkat 5 24 26 50
Tingkat 6 10 13 23
Total 136 105 241
Tabel 4.3
Sarpras
Prasarana
SD ISLAM AR ROHMAH
Kecamatan Kec. Ngunut, Kabupaten Kab. Tulungagung, Provinsi Prov. Jawa
Timur
No Nama Prasarana Jumlah Panjang Lebar
1 Gudang 1 6 2
2 Lab. IPA 1 3 3
3 Lapangan Olah Raga 1 6 8
4 Mushola 1 3 4
5 Ruang Guru 1 3 2
6 Ruang Kantor 1 6 4
7 Ruang Kelas I A 1 7 6
8 Ruang Kelas I B 1 7 6
9 Ruang Kelas II A 1 7 6
10 Ruang Kelas II B 1 7 6
11 Ruang Kelas III 1 7 6
12 Ruang Kelas IV A 1 7 6
13 Ruang Kelas IV B 1 7 6
14 Ruang Kelas V A 1 7 6
15 Ruang Kelas V B 1 6 7
16 Ruang Kelas VI 1 7 6
17 Ruang Lab. Komputer 1 6 5
18 Ruang Perpustakaan 1 8 6
19 Ruang UKS 1 3 3
20 Ruang WC 1 2 1,5
21 Ruang WC 1 2 1,5
22 WC guru 1 2 3
23 WC Guru 1 2 3
60
B. Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik Di SDI
Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung
Guru adalah orang yang memfasilitasi alih ilmu pengetahuan dari sumber
belajar kepada peserta didik. Sementara, masyarakat memandang guru sebagai
orang yang melaksanakan pendidikan di sekolah, masjid, mushala, atau tempat-
tempat yang lain. Semua pihak sependapat bila guru memegang peranan amat
penting dalam mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan.
Jika dilihat dari hasil penelitian bahwa Peran Guru PAI Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Di SDI Ar Rohmah Desa Balesono
Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung sudah bisa dikatakan baik dengan
pelaksana guru profesional, walaupun ada beberapa kendala dalam proses belajar
mengajar yang sudah dilakukan di sekolah tersebut. Hal ini dikatakan oleh bapak
Samsul Huda, selaku kepala sekolah:
“Adapun peran yang dilakukan guru PAI Dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Peserta Didik Di SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut
Kabupaten Tulungagung seperti guru Fiqih, Akidah Akhlak, Qur’an Hadis, SKI
dan Bahasa Arab dalam meningkatkan prestasi belajar cukup baik namun kurang
maksimal. Guru PAI sendiri sudah memenuhinya dengan baik dalam bidang
perencanaan pelaksanaan dan evaluasi”.1
Sedangkan ibu Isnamun Farida selaku Guru PAI mengatakan: “Peran
guru ada berbagai macam diantaranya adalah peran guru sebagai motivator,
peran guru sebagai demonstrator, peran guru sebagai pengelola kelas, peran
guru sebagai evaluator, peran guru sebagai mediator dan fasilitator”.2
Pendidikan Agama Islam atau PAI dapat diartikan sebagai program yang
terarah demi menyiapkan peserta didik untuk mengenal,memahami, menghayati,
hingga meyakini ajaran agama Islam serta diikuti tuntunan untuk menghormati
penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama
1
Wawancara denan bapak Samsul Huda, S.Pd, kepala SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec. Ngunut
kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
22
Wawancara denan Ibu Isnamun Farida, S.Pd, Guru PAI di SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec.
Ngunut kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
61
hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa 3 pada UU R.I. No.20/2003 pasal
37 (1): Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: Pendidikan
agama, PKN, Bahasa, IPA, IPS, Seni dan budaya, Olah Raga, Keterampilan dan
Mulok.4
Dalam buku Damsar,5 ia membagi peranan menjadi 2 fungsi, yaitu fungsi
laten (fungi yang memiliki sifat tersembunyi) dan fungsi manifest (fungsi yang
diketahui oleh orang yang bertindak).
Dalam kontek ini Guru Pendidikan Agama Islam telah menjalankan
peranannya sebagai pengajar, sebagai pemimpin kelas, sebagai pembimbing,
sebagai pengatur lingkungan, sebagai perencana pembelajaran, sebagai Motivator,
sebagai evaluator, dan menanamkan nilai-nilai Agama Islam, memberikan contoh
tauladan dengan berpakaian rapi, disiplin, memotivasi peserta didik, selalu
menjaga kebersihan, sopan santun, mengucapkan salam, dan melakukan evaluasi
baik materi pelajaran maupun tingkah laku peserta didik.6
Dengan demikian, peran guru pendidikan Agama Islam dalam
mengembangkan suasana keagamaan di sekolah diupayakan agar lebih
berpengaruh luas, meskipun jam pelajarannya tidak ditambah, dalam
pengembangannya lebih bermutu dan maju sesuai dengan ajaran Agama Islam
yang membawa kemajuaan sebagai rahmat bagi semesta alam.
Kepala sekolah mengatakan tentang guru PAI:
“Guru berarti orang dewasa yang bertanggung jawab dalam memberi
pertolongan pada anak didik agar anak memperoleh alam perkembangan jasmani
dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri,
mampu memahami tugasnya sebagai khalifah allah, dan juga sebagai makhluk
social maupun sebagai makhluk individu yang mandiri”7.
Beliau juga mengatakan:
3
Muh. Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran. dan Kepribadian Muslim.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2019, 6
4
Undang-undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 37, Ayat (1)
5
Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta:kencana prenada media group,2018, 155-163
6
Mahmud Arif, Pendidikan Islam Transpormatif,(Yogyakarta: LKS, 2018), 210
7
Wawancara denan bapak Samsul Huda, S.Pd, kepala SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec. Ngunut
kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
62
8
Wawancara denan bapak Samsul Huda, S.Pd, kepala SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec. Ngunut
kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
9
Wawancara denan Ibu Isnamun Farida, S.Pd, Guru PAI di SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec.
Ngunut kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
63
10
Wawancara denan Ibu Isnamun Farida, S.Pd, Guru PAI di SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec.
Ngunut kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
64
11
Wawancara denan Ibu Isnamun Farida, S.Pd, Guru PAI di SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec.
Ngunut kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
12
Wawancara denan bapak Samsul Huda, S.Pd, kepala SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec.
Ngunut kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
65
jawaban dengan cepat lewat internet. Tetapi ada juga beberapa guru
memberikan selingan video atau game pada saat proses pembelajaran yang
dilaksanakan, sehingga peserta didik tidak mudah bosan dalam proses
pembelajaran.
2. Peran guru sebagai motivator
Peserta didik yang merasa kesusahan dalam memahami materi yang
guru sampaikan, maka guru akan menjelaskan ulang tentang materi yang
diajarkan. Karena pada masa pandemi ini, proses pembelajaran yang
dilaksanakan secara daring mengalami kesulitan untuk berinteraksi.
Maka dari itu jika ada peserta didik yang kurang memahami isi materi
yang guru sampaikan lewat video atau rekaman suara bisa ditanyakan kembali
bagian mana yang peserta didik kurang faham, nanti guru akan menjelaskan
ulang. Bentuk prestasi belajar pada saat pandemi, antara lain:
a. Memberikan kata-kata mutiara yang mendidik untuk peserta didik.
b. Pemberian angka terhadap hasil belajar peserta didik.
c. Pemberian pujian atau ungkapan selamat atas pencapaiannya dengan baik.
d. Pemberian hukuman yang sifatnya mendidik dengan tujuan agar giat belajar.
Motivasi-motivasi tersebut diberikan kepada peserta didik dengan cara
daring. Pemberian hukuman yang sifatnya mendidik dengan tujuan agar giat
belajar maksudnya adalah memberikan tugas tambahan kepada peserta didik
yang nilai ulangannya kurang baik.
3. Peran Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi
bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus
memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa,
mandiri dan disiplin.
4. Peran Guru Sebagai Pengajar
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam
pembelajaran, yaitu: Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis,
Mensintesis, Bertanya, Merespon, Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan,
Memberikan pandangan yang bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji
67
1. Faktor Pendukung
Menurut Mulyasa dalam buku Istirani & Intan,15 faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi empat faktor
utama, yaitu: a) Bahan atau materi yang dipelajari; b) Lingkungan; c) Faktor
instrumental, dan d) Kondisi peserta didik.
13
Wawancara denan bapak Samsul Huda, S.Pd, kepala SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec.
Ngunut kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
14
Wawancara denan bapak Samsul Huda, S.Pd, kepala SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec.
Ngunut kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
15
Istirani, Intan pulungan, Ensikopledi pendidikan. Medan: Media persada, 2017, 39
68
Selain itu, menurut Wahab16 terdapat pula bermacam faktor internal dan
eksternal lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan dipaparkan
sebagai berikut.
1) Faktor Internal
Beberapa faktor internal atau yang datang dari dalam diri yang
mempengaruhi prestasi belajar di antaranya adalah sebagai berikut.
a) Faktor Fisiologis
Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh
positif terhadap kegiatan belajar individu. Selama proses belajar
berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat
memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra.
b) Faktor Psikologis
Faktor psikologis ini terdiri atas: a) Kecerdasan/inteligensi
peserta didik, yang dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik
dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan melalui cara yang tepat; b) Motivasi, adalah salah satu
faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar peserta didik;
c) Minat, berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu; d) Sikap, adalah gejala internal
yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau
merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang,
peristiwa, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif; e)
Bakat, didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
2) Faktor Eksternal
Sementara itu faktor eksternal atau dari luar diri yang
mempengaruhi prestasi belajar di antaranya adalah sebagai berikut.
a) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial masyarakat, lingkungan sosial keluarga, dan
lingkungan sosial sekolah.
16
Wahab, Rohmalina. (2016). Psikologi belajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2016, 26-29
69
b) Lingkungan Non-sosial
Lingkungan alamiah seperti kondisi udara yang segar, tidak
panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak
terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. dan lingkungan
instrumental yaitu perangkat belajar perangkat keras (gedung sekolah,
alat-alat belajar, fasilitas belajar, dan lapangan olahraga), perangkat
lunak (kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan
dan silabi.
c) Indikator Prestasi Belajar
Syah Muhibbin mengemukakan bahwa aspek-aspek prestasi
belajar yang dapat dijadikan indikator untuk mengukur prestasi belajar
di antaranya adalah sebagai berikut.17
d) Ranah Cipta (Kognitif), yaitu: pengamatan, ingatan, pemahaman,
aplikasi/penerapan, analisis, sintesis. Ranah kognitif berkenaan
dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
e) Ranah Rasa (Afektif), yaitu: penerimaan, sambutan, apresiasi,
internalisasi, karakterisasi. Lengkapnya, ranah afektif yaitu berkenaan
dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang
kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai,
organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
f) Ranah Karsa (Psikomotor), yaitu: keterampilan bergerak dan
bertindak, kecakapan ekspresi verbal dan non-verbal. Ranah
psikomotor meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda,
menghubungkan, mengamati. Tipe hasil belajar kognitif lebih
dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol,
namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian
dari hasil penelitian dalam proses pembelajaran.
17
Muhibbin. (2017). Psikologi pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017, 217
70
2. Faktor Penghambat
Berdasarkan hasil wawancara secara mendalam terhadap Guru PAI di
SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung
dilokasi penelitian. Beliau mengatakan: “Penghambat dalam meningkatkan
prestasi belajar ada dua yaiti intenal dan eksternal. Faktor eksternal
diantaranya lingkungan sosial dan intelegensi. Sedangkan faktor internal yang
tegantung minat dan bakat siswa itu sendiri”.18
Yang mempengaruhi Bahwa hambatan Guru dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa di SDI tersebut Secara garis besar dapat digolongkan
menjadi dua yaitu:
a. Faktor Ekternal
Faktor eksternal yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
hambatan yang dialami oleh Guru PAI terhadap siswa yang datang dari
lingkungan masyarakat. Mereka menyatakan bahwa siswa lebih senang
bermain sesamanya atau menonton televisi yang bersifat hiburan dari pada
belajar, baik dirumah atau les tambahan di Sekolah. Faktor eksternal yang
mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua faktor
lingkungan sosial dan lingkungan non-sosial.19
1) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial anak dapat menimbulkan kesulitan dalam
belajar. Lingkungan sosial dibagi manjadi tiga, yaitu:
a) Lingkungan sosial sekolah
Pendidikan di sekolah bukan sekedar bertujuan untuk melatih
siswa supaya “siap pakai” untuk kerja atau mampu meneruskan ke
jenjang pendidikan berikutnya atau mencapai angka rapor, melainkan
untuk membentuk peserta didik manjadi manusia sejati. Proses
pembentukan manusia sejati sudah mulai sejak anak hidup dalam
18
Wawancara denan Ibu Isnamun Farida, S.Pd, Guru PAI di SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec.
Ngunut kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
19
Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Cet. VII; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2018), 125
71
20
Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Cet. VII; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2019), 107
72
21
Wawancara denan bapak Samsul Huda, S.Pd, kepala SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec.
Ngunut kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
76
22
Wawancara dengan bapak Samsul Huda, S.Pd, kepala SDI Ar Rohmah Desa Balesono
Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung pada 1 Maret 2023
77
23
Wawancara denan Ibu Isnamun Farida, S.Pd, Guru PAI di SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec.
Ngunut kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
24
Wawancara denan Ibu Isnamun Farida, S.Pd, Guru PAI di SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec.
Ngunut kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
79
5. Pemberian Ulangan
Salah satu cara yang ditempuh untuk memberikan motivasi kepada
siswa dalam belajar dengan cara ulangan harian. Karena pada umumnya siswa
belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam
kenyataan bahwa banyak siswa tidak belajar bila tidak ulangan, akan tetapi bila
kami (guru) menyampaikan kepada siswa bahwa minggu depan aka nada
ulangan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran yang diberikan juga untuk mengevaluasi tentang cara
dan metode yang digunakan oleh guru dalam menyajikan materi pelajaran.
Menurut keterangan yang diperoleh penulis dari salah seorang guru di
SD tersebut, mengatakan bahwa pemberian ulangan diberikan kepada siswa
terkadang sekali dalam dua bulan, namun ada pula yang memberikan ulangan
kepada siswa sekali dalam enam minggu. Tetapi secara keseluruhan guru-guru
di SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten
Tulungagung memberikan ulangan kepada siswa rata-rata tiga sampai empat
kali dalam satu semester.
Pemberian ulangan kepada siswa untuk mengertahui sejauhmana
kemampuan siswa dalam menelaah materi pelajaran yang diberikan oleh guru,
disamping itu guru dapat pula mengevaluasi diri mengenai keberhasilan dan
kelemahan metode yang diterapkan.
6. Pemberian Pujian
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis, maka diperoleh
informasi bahwa metode lain yang digunakan oleh guru-guru di SDI Ar
Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa adalah dengan member pujian. Hal ini
biasa dilakukan oleh guru-guru jika siswa diberikan tugas pertanyaan,
kemudian diselesaikan dengan baik. Pujian itu dapat berupa jempol, anggukan
kepala, senyuman, ataupun dalam bentuk ucapan/ungkapan.
7. Pemberian Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement negative, tetapi kalau diberikan secara
tepat bisa menjadi alat prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil wawancara
81
BAB V
Pada bab ini merupakan hasil penelitian yang telah didapatkan pada bab
empat akan didiskusikan secara lebih mendalam, kemudian dianalisis menjadi
hasil penelitian. Pembahasan penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan hasil
yang didasarkan pada pengalaman yang diperoleh dilapangan. Hasil penelitian
disusun menjadi proposisi-proposisi sebagai temuan teoritikal substantif atau
praktis. Pada bagian ini akan diuraikan secara berurutan mengenai:
A. Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik Di SDI
Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung
Guru adalah orang yang memfasilitasi alih ilmu pengetahuan dari sumber
belajar kepada peserta didik. Sementara, masyarakat memandang guru sebagai
orang yang melaksanakan pendidikan di sekolah, masjid, mushala, atau tempat-
tempat yang lain. Semua pihak sependapat bila guru memegang peranan amat
penting dalam mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan.
Jika dilihat dari hasil penelitian bahwa Peran Guru PAI Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Di SDI Ar Rohmah Desa Balesono
Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung sudah bisa dikatakan baik dengan
pelaksana guru profesional, walaupun ada beberapa kendala dalam proses belajar
mengajar yang sudah dilakukan di sekolah tersebut.
Adapun peran yang dilakukan guru PAI Dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Peserta Didik Di SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut
Kabupaten Tulungagung seperti guru Fiqih, Akidah Akhlak, Qur’an Hadis, SKI
dan Bahasa Arab dalam meningkatkan prestasi belajar cukup baik namun kurang
maksimal. Guru PAI sendiri sudah memenuhinya dengan baik dalam bidang
perencanaan pelaksanaan dan evaluasi.
82
83
Gambar 5.1
Data Nilai Raport Semester 1 Dan 2
Peran guru ada berbagai macam diantaranya adalah peran guru sebagai
motivator, peran guru sebagai demonstrator, peran guru sebagai pengelola kelas,
peran guru sebagai evaluator, peran guru sebagai mediator dan fasilitator.
Pendidikan Agama Islam atau PAI dapat diartikan sebagai program yang
terarah demi menyiapkan peserta didik untuk mengenal,memahami, menghayati,
hingga meyakini ajaran agama Islam serta diikuti tuntunan untuk menghormati
penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama
hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa 1 pada UU R.I. No.20/2003 pasal
37 (1): Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: Pendidikan
agama, PKN, Bahasa, IPA, IPS, Seni dan budaya, Olah Raga, Keterampilan dan
Mulok.2
Dalam buku Damsar,3 dijelaskan peranan adalah suatu perilaku yang
diharapkan karena memiliki kedudukan/ jabatan. Damsar membagi peranan
menjadi 2 fungsi, yaitu fungsi laten (fungi yang memiliki sifat tersembunyi) dan
1
Muh. Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran. dan Kepribadian Muslim.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2019, 6
2
Undang-undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 37, Ayat (1)
3
Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta:kencana prenada media group,2018, 155-163
84
seseorang dalam diri peserta didik. Dengan kata lain, Pendidikan Agama
selama ini lebih menekankan pada aspek knowing (mengetahui) dan
doing (melakukan) dan belum banyak mengarah ke aspek being, yaitu
tentang bagaimana peserta didik menjalani hidup sesuai dengan ajaran
dan nilai-nilai agama yang diketahui (knowing), padahal inti dari
pendidikan agama berada pada aspek ini
2) Pendidikan Agama Islam kurang dapat berjalan sejajar dan bekerja sama
dengan program pendidikan non agama;
3) Pendidikan Agama Islam kurang mempunyai hubungan terhadap
dinamikasosial yang terjadi di masyarakat atau kurang ilustrasi konteks
sosial budaya, atau bersifat statis kontekstual dan lepas dari sejarah,
sehingga peserta didik kurang menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai
yang hidup dalam keseharian.4
Pendidikan agama dikatakan belum terbukti akan kehandalannya
dalam memberikan sumbangan nyata bagi pembangunan moralitas
bangsa, mengingat berbagai krisismoral yang mendera bangsa ini, seperti
hilangnya kejujuran, langkanya disiplin diri dan tipisnya rasa
kemanusiaan, tak pelak memunculkan penilaian minor bahwa terjadi
kekeliruan dalam sistem pendidikan Agama yang berlangsung selama ini.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Towaf bahwa pelaksanaan
pendidikan Agama Islam di sekolah masih memiliki kelemahan-
kelemahan sebagai berikut :
a) Pendekatan masih cenderung normatif (berpegang teguh pada norma,
aturan dan ketentuan ketentuan yang berlaku), dalam arti pendidikan
agama menyajikan norma-norma yang sering kali tanpa gambaran
konteks sosial budaya sehingga peserta didik kurang menghayati nilai-
nilai agama sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.
b) Kurikulum Pendidikan Agama Islam yang dirancang disekolah
sebenarnya lebih menawarkan minimum kompetensi atau minimum
4
Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, dari Paradigma Pengembangan, Manajemen
Kelembagaan, Kurikulum Hingga Strategi Pembelajaran,(Jakarta: Raja Wali Press, 2019), 30-31
86
5
Muhaimin, Al, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di
Sekolah,(Remaja Rosdakarya, Bandung,2018), 89-90
6
Mahmud Arif, Pendidikan Islam Transpormatif,(Yogyakarta: LKS, 2018), 210
87
dalam membangun peradapan yang berkualitas dimasa kini maupun masa yang
akan datang. e). Mursyid, adalah orang yang mampu menjadi model atau sentral
identifikasi dirinya atau menjadi pusat anutan, suri tauladan dan konsultan bagi
peserta didiknya dari semua aspeknya. f). Ustadz, adalah orang-orang yang
mempunyai komitmen dengan profesionalitas, yang melekat pada dirinya sikap
dedikatif, komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja yang baik, serta sikap
yang countinious improvement (kemajuan yang berkesinambungan) dalam
melakukanproses mendidik anak7.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas baik secara bahasa maupun
istilah, guru dalam Islam dapat dipahami sebagai orang-orang yang bertanggung
jawab terhadap perkembangan anak didik. Tugas guru dalam pandangan
islamadalah mendidik yakni dengan mengupayakan perkembangan seluruh
potensi anak didik, baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun potensi
psikomotorik.
Guru berarti orang dewasa yang bertanggung jawab dalam memberi
pertolongan pada anak didik agar anak memperoleh alam perkembangan jasmani
dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri, mampu
memahami tugasnya sebagai khalifah allah, dan juga sebagai makhluk social
maupun sebagai makhluk individu yang mandiri
Berpedoman UU R.I. No.20/ 2003 dan Peraturan Pemerintah R.I.
No.19/2005 pasal 6 (1) pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta berakhlak mulia8.
Pendidikan agama (Islam)sebagai suatu tugas dan kewajiban pemerintah
dalam mengemban aspirasi rakyat, harus mencerminkan dan menuju ke arah
tercapainya masyarakat pancasila dengan warna agama. Agama dan pancasila
harus saling isi mengisi dan saling menunjang.
7
Mursidin. Profesionalisme Guru Menurut Al-Quran, Hadits dan Ahli Pendidikan Islam,
(Jakarta:PenerbitSedaun Anggota IKAPI,2019), 7-13
8
Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 19 Tahun 2005, Standar Nasional Pendidikan, Pasal 6, Ayat
(1)
89
Wahab dkk, menjelaskan Guru PAI adalah guru yang mengajar mata
pelajaran Akidah akhlak, Al-Qur‟an dan Hadis, Fiqih atau Sejarah Kebudayaan
Islam (SKI) di Madrasah .
Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah profesi mengajar ilmu agama,
dimana seseorang menanamkan nilai-nilai kebajikan ke dalam jiwa manusia.
Membentuk karakter dan kepribadian manusia.Lebih dari itu, guru PAI adalah
sosok yang mulia, seseorang yang berdiri di depan dalam teladan tutur kata dan
tingkah laku, yang dipundaknya melekat tugas sangat mulia, menciptakan sebuah
generasi yang paripurna.
Guru agama adalah seseorang yang mengajar dan mendidik agama Islam
dengan membimbing, menuntun, memberi tauladan dan membantu mengantarkan
anak didiknya kearah kedewasaan jasmani dan rohani. Hal ini sesuai dengan
tujuan pendidikan agama yang hendak di capai yaitu membimbing anak agar
menjadi seorang muslim yang sejati, beriman, teguh, beramal sholeh dan
berakhlak mulia, serta berguna bagi masyarakat, agama dan negara.
Pada umumnya peran guru Agama Islam dengan guru mata pelajaran
lainnya tidak terdapat perbedaan, hanya perbedaannya terletak pada bidang yang
diajarkannya. Guru Agama Islam yang mengajarkan agama disamping mampu
mengajarkan mata pelajaran umum yang berarti tugas guru agama lebih berat dan
diperlukan syarat-syarat lebih berat pula.
Kedudukan guru PAI adalah posisi terhormat dan tinggi itu, karena guru
PAI adalah bapak atau ibu spiritual atau rohani bagi seorang murid. Ia telah
memberi santapan jiwa dengan ilmu, pendidikan akhlak, dan membenarkannya.
Atas dasar ini, maka menghormati guru PAI pada hakikatnya adalah menghormati
anak kita sendiri. Melalui guru PAI itulah anak-anak dapat hidup dengan baik, dan
menyongsong tugas hari depannya dengan gemilang. Jadi pemberian hormat dan
kedudukan yang tinggi kepada guru karena jasanya yang demikian besar kepada
anak-anak. Sebagaimana memuliakan Tuhan, Rasul, dan orang tua, karena jasa
mereka yang luar biasa.
Dengan melihat tugas yang dilakukan guru PAI yang disertai dengan
kesabaran, penuh keikhlasan tanpa pamrih itulah yang menempatkan
90
Tugas pengajaran disini hanya mengisi otak supaya cerdas dan materi-
materi yang diajarkan.sehubung dengan hal ini sukarji menyatakan syarat-syarat
yang harus ada pada seorang guru agama adalah sebagai berikut: 1) Harus
memiliki sifat-sifat mukmin dan muslim. 2) Berkepribadian dewasa dan budi
pekerti yang luhur sehingga dapat member suri tauladan kepada anak didiknya. 3)
Harus cinta kepada tugasnya sebagai guru agama. 4) Mempunyai kasih sayang
kepada anak didiknya seperti halnya anak sendiri atau keluarga sendiri. 5)
Menguasai bahan/materi pengetahuan agama sekalipun tidak mendalam. 6)
Memiliki ilmu keguruan dan mampu menerapkan metodologi pendidikan agama.
Menurut Ngalim Purwanto, guru adalah orang yang telah memberikan
suatu ilmu atau kepandaian kepada yang tertentu kepada seseorang atau kelompok
orang. Guru pendidikan agama Islam merupakan figur seorang pemimpin yang
mana disetiap perkataan atau perbuatannya akan menjadi panutan bagi anak didik,
maka disamping sebagai profesi seorang guru agama hendaklah menjaga
kewibawaannya agar jangan sampai seorang guru agama melakukan hal-hal yang
bisa menyebabkan hilangnya kepercayaan yang telah diberikan masyarakat.
Zakiah Daradjat menjelaskan bahwa seorang guru adalah pendidik
profesional, karenanya secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan
memikul sebagian tanggung jawab pendidikan
Guru agama harus menghadapi keanekaragaman pribadi dan pengalaman
agama yang dibawa anak didik dari rumahnya masing-masing. Setiap orang yang
mempunyai tugas sebagai guru harus mempunyai akhlak, khususnya guru agama,
disamping mempunyai akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam, guru agama
seharusnya mempunyai karakter yang berwibawa, dicintai dan disegani oleh anak
didiknya, penampilannya dalam mengajar harus meyakinkan karena setiap
perilaku yang dilakukan oleh guru agama tersebut menjadi sorotan dan menjadi
teladan bagi setiap anak didiknya.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik untuk membina akhlak
anak didiknya, seorang guru haruslah dapat membina dirinya sendiri terutama
seorang guru agama haruslah sabar dan tabah ketika menghadapi berbagai macam
ujian dan rintangan yang menghalangi, guru haruslah dapat memberikan solusi
92
yang terbaik ketika anak didiknya sedang menghadapi masalah, terutama masalah
yang berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar.
Kewajiban utama yang dilakukan oleh seorang guru adalah berusaha
menyayangi dan mencintai muridnya dan itu harus bersifat pribadi. Guru harus
mengenal anak didiknya terlebih dahulu, lalu mencoba mendapati hal-hal positif
yang ada pada mereka dan secara terus terang menyatakan suatu penghargaan,
selain itu juga ia harus mengetahui kondisi keluarga masing-masing anak didik,
kesulitan yang mereka hadapi dan kebutuhan yang mereka perlukan.
Pendidikan agama Islam juga menaruh perhatian besar pada nilai-nilai
komprehensif kehidupan. Pendidikan agama Islam lebih terfokus pada nilai-nilai
religius dan akhlak, karena akhlak yang religius adalah tujuan utama bagi
pendidikan agama Islam. Begitu tingginya kedudukan akhlak di dalam pendidikan
agama Islam, sehingga muatan moral dalam kurikulum pendidikan agama Islam
harus dipertimbangkan oleh para guru pendidikan agama Islam. Apa yang dibawa
PAI ini diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah dekadensi moral,
khususnya kenakalan remaja.Memang beban berat ini tertumpu pada semua pihak,
diantaranya lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah,
namun hal ini lebih difokuskan pada peran Guru PAI. Sosok guru PAI inilah
bertindak sebagai transformator yang bertugas menyampaikan nilai-nilai moral
agama Islam lewat pendidikan yang dibawakan di bangku sekolah.
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan, tidak
hanya sekedar mentransformasikan pengetahuan dan pengalamannya,
memberikan ketauladanan, tetapi juga diharapkan menginspirasi anak didiknya
agar mereka dapat mengembangkan potensi diri dan memiliki akhlak baik
Berdasarkan data dari hasil wawancara yang telah dipaparkan diatas, saat
ini guru hanya bisa melakukan beberapa perannya sebagai guru PAI SDI Ar
Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung dalam
meningkatkan prestasi belajar peserta didik, antara lain:
1. Peran guru sebagai pengelola kelas
Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai kegiatan interaksi dan
saling memengaruhi antara pendidik dan peserta didik, dengan fungsi utama
93
Metode yang digunakan juga cukup menarik. Jadi image yang melekat
pada bidang Studi PAI yang membosankan mulai luntur dengan adanya
perubahan metode menjadi menyenangkan. Akan tetapi hasil dari wawancara
yang peneliti lakukan, beberapa peserta didik jenuh dan bosan dengan proses
pembelajaran karena beberapa guru hanya memberikan materi setelah itu tugas
dan tidak dijelaskan oleh peserta didik, jadi peserta didik dalam mencari
jawaban dengan cepat lewat internet. Tetapi ada juga beberapa guru
memberikan selingan video atau game pada saat proses pembelajaran yang
dilaksanakan, sehingga peserta didik tidak mudah bosan dalam proses
pembelajaran.
2. Peran guru sebagai motivator
Motivasi adalah alasan yang mendorong seseorang untuk melakukan
kegiatan tertentu dalam mencapai tujuan. Kegiatan belajar mengajar tanpa
adanya motivasi maka tidak berjalan dengan baik. Motivasi yang baik adalah
motivasi yang timbul dari dalam diri sendiri. Namun, motivasi juga sulit untuk
dibangkitkan. Peran guru salah satunya adalah membangkitkan motivasi
peserta didik untuk terus semangat pada saat pembelajaran secara daring
dilaksanakan.
Kegiatan pembelajaran ini ada komunikasi antara guru dan peserta
didik. Komunikasi dalam kegiatan pembelajaran menjadi salah satu penentu
keberhasilan pembelajaran. Peserta didik yang merasa kesusahan dalam
memahami materi yang guru sampaikan, maka guru akan menjelaskan ulang
tentang materi yang diajarkan. Karena pada masa pandemi ini, proses
pembelajaran yang dilaksanakan secara daring mengalami kesulitan untuk
berinteraksi.
Maka dari itu jika ada peserta didik yang kurang memahami isi materi
yang guru sampaikan lewat video atau rekaman suara bisa ditanyakan kembali
bagian mana yang peserta didik kurang faham, nanti guru akan menjelaskan
ulang. Bentuk prestasi belajar pada saat pandemi, antara lain:
a. Memberikan kata-kata mutiara yang mendidik untuk peserta didik.
b. Pemberian angka terhadap hasil belajar peserta didik.
95
Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik
dan terampil dalam memecahkan masalah.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam
pembelajaran, yaitu: Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis,
Mensintesis, Bertanya, Merespon, Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan,
Memberikan pandangan yang bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji
materi standar, Menyesuaikan metode pembelajaran, Memberikan nada
perasaan.
Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus
senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang
telah dimilikinya ketika mempelajari materi standar.
9
Istirani, Intan pulungan, Ensikopledi pendidikan. Medan: Media persada, 2017, 39
10
Ibid, 40
97
11
Wahab, Rohmalina. (2016). Psikologi belajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2016, 26-29
12
Istirani, Intan pulungan, Ensikopledi pendidikan. Medan: Media persada, 2017, 40
98
13
Muhibbin. (2017). Psikologi pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017, 217
14
Wahab, Rohmalina. (2016). Psikologi belajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2016, 242
100
15
Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Cet. VII; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2018), 125
101
16
Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Cet. VII; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2019), 107
104
terhadap proses belajar. Sedangkan kondisi fisik yang lemah atau sakit
akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
b) Keadaan fungsi jasmani atau fisiologis
Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis
pada anak sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indera.
Panca indera yang berfungsi dengan baik akan mempermudah
aktivitas belajar.
Anak yang memiliki kecacatan fisik (panca indera atau fisik)
tidak akan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Meskipun
juga ada anak yang memiliki kecacatan fisik namun nilai
akademiknya memuaskan. Kecacatan yang diderita anak akan
mempengaruhi psikologisnya, diantaranya:
1) sulit bergaul karena memiliki perasaan malu dan minder akan
kekurangannya,
2) ada perasaan takut diejek teman,
3) merasa tidak sempurna dibandingkan dengan teman-teman lain.
2. Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari keadaan
psikologis anak yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa
faktor psikologis utama yang mempengaruhi proses belajar anak adalah
kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat.
a) Kecerdasan/ intelegensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan
psiko-fisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian,
kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi
juga organ tubuh lainnya. Namun bila dikaitan dengan kecerdasan,
tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan dengan
organ lain, karena fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi
dari seluruh aktivitas manusia.
105
17
Wawancara dengan kepala SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten
Tulungagung pada 1 Maret 2023
109
2. Penggunaan Media
Dalam proses pembelajaran kehadiran media mempunyai arti yang
cukup penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses pembelajaran yang
efektif turut mempengaruhu iklim, kondisi lingkungan dan lingkungan belajar,
karena ketidak jelasan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat
dibantu dengan media sebagai prantara. Kerumitan materi pelajaran yang akan
disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media,
sebab media dapat mewakili apa yang kurang mampu diucapkan oleh guru
melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Media sebagai alat bantu untuk proses
pembelajaran adalah merupakan suatu kenyataan yang tak dapat dipungkiri
karena memang gurulah menghendakinya dalam membantu tugas seorang guru
dalam menyampaikan pesan-pesan dari materi pelajaran yang disampaikan
kepada siswa. Karena guru menyadari bahwa tanpa bantuan media maka materi
pelajaran akan sulit diserap oleh siswa, terutama mata pelajaran yang rumut
seperti pendidikan agama Islam (PAI).
Setiap mata pelajaran pasti memiliki tingkat kesulitan yang bervariasi.
Pada satu materi pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, tapi disisi lain
ada materi pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media
pembelajaran. Materi pelajaran yang memiliki tingkat kesukaran yang tinggi
tentu sukar diproses oleh siswa, terutama bagi siswa yang kurang menyukai
materi pelajaran yang akan disampaikan tersebut.
Penggunaan media sebagai alat bantu tidak boleh asal-asalan, menurut
kehendak hati seorang guru, tetapi penggunaan media harus disesuaikan
dengan tujauan pengajaran. Jadi pada dasarnya, penggunaan mediadalam
proses pembelajaran sangatlah penting sebab dengan adanya media maka
bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat dengan mudah dipahami
oleh sisw, hal ini sesuai dengan apa yang diungkapakan oleh seorang guru
yang menyatakan bahawa:
Penggunanan media dalam proses pembelajaran di SD ini sangat
penting dalam meprestasi belajar siswa karena dengan mengunakan media
siswa lebih mudah memahami mata pelajaran yang disampaiakan oelh guru.
110
kami (guru) menyampaikan kepada siswa bahwa minggu depan aka nada
ulangan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran yang diberikan juga untuk mengevaluasi tentang cara
dan metode yang digunakan oleh guru dalam menyajikan materi pelajaran.
Menurut keterangan yang diperoleh penulis dari salah seorang guru di
SD tersebut, mengatakan bahwa pemberian ulangan diberikan kepada siswa
terkadang sekali dalam dua bulan, namun ada pula yang memberikan ulangan
kepada siswa sekali dalam enam minggu. Tetapi secara keseluruhan guru-guru
di SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten
Tulungagung memberikan ulangan kepada siswa rata-rata tiga sampai empat
kali dalam satu semester.
Pemberian ulangan kepada siswa untuk mengertahui sejauhmana
kemampuan siswa dalam menelaah materi pelajaran yang diberikan oleh guru,
disamping itu guru dapat pula mengevaluasi diri mengenai keberhasilan dan
kelemahan metode yang diterapkan.
6. Pemberian Pujian
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis, maka diperoleh
informasi bahwa metode lain yang digunakan oleh guru-guru di SDI Ar
Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa adalah dengan member pujian. Hal ini
biasa dilakukan oleh guru-guru jika siswa diberikan tugas pertanyaan,
kemudian diselesaikan dengan baik. Pujian itu dapat berupa jempol, anggukan
kepala, senyuman, ataupun dalam bentuk ucapan/ungkapan.
7. Pemberian Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement negative, tetapi kalau diberikan secara
tepat bias menjadi alat prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil wawancara
dengan guru- guru maka diperoleh informasi bahwa dalam pelaksanaan
motivasi ini, guru akan memberikan hukuman apabila siswa tidak
menyelesaikan tugasnya, baik tugas untuk pekerjaan rumah maupun tugas di
kelas, ataupun siswa tidak menyelesaikan hafalan yang diberikan, dengan cara
berdiri di depan kelas kemudian baru boleh duduk setelah memahami atau
113
setelah selesai mengerjakan tugas tersebut, serta menghafal apa yang telah
ditugaskan.
Dengan demikian memberikan hukuman, maka siswa akan menyadari
kesalahan yang ia lakukan dan akan berusaha untuk tidak mengulangi kembali
kesalahan tersebut serta memfokuskan perhatian pada pelajaran. Sedangkan
penugasan hafalan berfungsi mendorong siswa untuk tetap belajar kapan dan
diman saja.
BAB VI
PENUTUP
Pada bab ini dipaparkan tentang kesimpulan yang ditarik dari temuan
hasil penelitian yang kemudian dari kesimpulan tersebut diajukan saran bagi
berbagai pihak berkaitan dengan peran guru PAI dalam meningkatkan prestasi
belajar peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut
kabupaten Tulungagung.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan yang dilakukan peneliti, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik Di SDI Ar
Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagungcukup
baik namun kurang maksimal. Guru PAI sendiri sudah memenuhinya dengan
baik dalam bidang perencanaan pelaksanaan dan evaluasi. Peran guru ada
berbagai macam diantaranya adalah peran guru sebagai motivator, peran guru
sebagai demonstrator, peran guru sebagai pengelola kelas, peran guru sebagai
evaluator, peran guru sebagai mediator dan fasilitator
2. Faktor Pendukungnya terdiri dari: Faktor internal yang meliputi faktor
fisiologis, faktor psikologis. Faktor eksternal terdiri dari lingkungan sosial dan
non sosial, indicator prestasi belajar, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Sedangkan faktor penghambat juga terdiri dari: faktor internal terdiri dari
faktor fisiologis dan biologis, dan faktor psikologis. Dan faktor eksternal yang
terdiri dari lingkungan sosial keluarga, sekolah dan masyarakat, dan faktor
intelegensi.
3. Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh guru SDI Ar Rohmah Desa
Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung dalam meprestasi
belajar siswa pada pelakasanaan proses pembelajaan dikelas yaitu
menggunakan metode mengajar yang bervariasi, Penggunaan Media,
pemberian nilai, tugas, pujian dan hukuman.
114
115
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, maka terdapat
beberapa saran yang dapat diajukan sebagai berikut:
a. Kepala Sekolah dan Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi kepala
sekolah dan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam melaksanakan
tugasnya sebagai peserta didik dalam menanamkan pendidikan karakter
melalui peran guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Bagi sekolah
Bagi sekolah lain yang masih dalam tahap perkembangan, maka dapat
dijadikan sebagai rujukan bagaimana peran guru PAI dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa.
c. Bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat di jadikan masukan dalam membuat kebijakan
yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum sehingga peran guru PAI
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dapat berjalan secara optimal.
d. Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan keilmuan peneliti tentang peran guru PAI
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
e. Peneliti selanjutnya
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi rujukan bagi
peneliti berikutnya yang ingin mengkaji lebih dalam tentang topik ini serta
mengembangkannya kedalam fokus lain untuk memperkaya temuan penelitian
yang lain.
f. Bagi Pembaca
Dapat dijadikan gambaran bagaimana peran guru PAI dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Refika Aditama, 2017)
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1995)
Ahmad Susanto, Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2013)
Al-Muhtar dalam Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya
Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Cet. III; Bandung:
2014)
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2020)
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam perspektif Rancangan
Penelitian (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2022)
Asmaun Sahlan dan Angga Teguh Prastyo, Desain Pembelajaran Berbasis
Pendidikan Karakter (Cet. 2; Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2018)
116
117
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Cet. XI (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2021)
_______, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Jakarta: Remaja
Rosdakarya, 2002)
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2021)
_______, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009)
Nanang Hanafiah, dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran (Cet. II;
Bandung: Refika Aditama, 2019)
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016),
50.
Nikmaturrohmah, NIM: 321607313, Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Afektif Pendidikan Agama Islam Di
SMPN 2 Rejotangan Tulungagung 2009/2010, Skripsi, Jurusan
Pendidikan Agama Islam, fakultas Tarbiyah,dan Ilmu Keguruan IAIN
Tulunggagung.
Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan: Tata Rancang
Pembelajaran Menuju Pencapaian Kompetensi, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2013)
Pardjino, “Konsepsi Guru tentang Belajar dan Mengajar dalam Perspektif
Belajar Aktif”, dalam https://jurnal.ugm.ac.id, diakses pada 7 Januari
2023.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2020)
_______, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2021)
Robert, C. Bogdan dan Sari Knopp Biklen, Qualitative Research for Education An
Introduction to Theory and Methods, (Boston;Aliyn and Bocon.
Inc.2020)
Rulam Ahmadi, MemahamiMetodePenelitianKualitatif, (Malang: Universitas
Negeri Malang, 2020)
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru
(Cet. VI; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2019)
119
Kegiatan Upacara
Kegiatan Pramuka
dari pasangan orang tua bapak Lego dan Ibu Bibit Solikah.
Kemudian melanjutkan sekolah dasar di MI Mafatihul Ulum dan lulus tahun 2000,
pada tahun 2003. Selanjutnya saya melanjukan pendidikan Menengah atas dengan
mengikuti pendidikan paket C di PKBM Nusantara dan lulus tahun 2013. Kemudin tahun
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI). Pada saat penelitian ini dilaksanakan saya
Tulungagung, Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Tahun
2022/2023.
Pekerjaan : sejak 01 Juli 2010 saya merupakan seorang guru PAUD di PAUD Ar Rohmah