You are on page 1of 145

PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

PESERTA DIDIK DI SDI AR ROHMAH DESA BALESONO


KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG

SKRIPSI

Oleh:

USWATUN KASANAH
NIM : 20194711269

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH

(STAIM) TULUNGAGUNG

MEI 2023
PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
PESERTA DIDIK DI SDI AR ROHMAH DESA BALESONO

KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG

SKRIPSI

Diajukan
Kepada STAI Muhammadiyah Tulungagung
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata 1 Pada Program
Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

Oleh:

Uswatun Kasanah
NIM: 20194711269

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH

(STAIM) TULUNGAGUNG

MEI 2023

ii
iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN


PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SDI AR ROHMAH DESA
BALESONO KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG”
yang ditulis oleh Uswaun Kasanah ini telah diperiksa dan disetujui oleh
pembimbing untuk diujikan dalam Sidang Skripsi.

Tulungagung, 02 Mei 2023


Pembimbing

Siti Nur Hidayatul Hasanah, M.Pd.I


NIDN: 2112048301

iii
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

Skripsi dengan judul “PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN


PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SDI AR ROHMAH DESA
BALESONO KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG
“telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi STAI Muhammadiyah
Tulungagung pada hari Senin tanggal 22 Mei 2023 dan diterima sebagai salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd)

DEWAN PENGUJI

1. Ketua Penguji : Siti Nur Hidayatul, M.Pd.I (…………….......……..)

2. Penguji Utama : Arif Wahyudi, M.Pd.I (…………….......……..)

Tulungagung, 22 Mei 2023

Mengesahkan,Mengesahkan
Ketua STAIM Tulungagung

Dr. H. Suripto, S.Ag., M.Pd.I


NIDN: 2125037001

iv
MOTTO

‫فَ َم ْن يَّ ْع َم ْل ِمثْقَا َل ذَ َّر ٍة َخ ْي ًرا يَّ َره‬

"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apapun, niscaya


dia akan melihat (balasan)nya." (Q.S Al-Zalzalah: 7)

v
PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah terurai dari sanubari atas karunia dan Rahmat Nya sehingga
hamba dapat menyelesaikn skripsi ini. Dan ananda persembahkan skripsi ini
untuk orang-orang yang telah memberikan kisah kasih tentang makna hidup serta
langkah bijak dalam meniti lika-liku kehidupan….

Kepada Suami, Bapak dan Ibuku dan juga anak –anak ku yang telah banyak
memberikan doa-doanya yang tulus, nasehat, juga pengorbanan yang tak
terhingga nilainya baik materil maupun spiritual sehingga ananda bisa sampai ke
jenjang Perguruan Tinggi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Muhammadiyah
Tulungagung. Semoga ananda dapat menjadi anak dan isri yang selalu berbakti
dan dapat membahagiakan bapak ibu dan suami.

Keluarga besar ananda, suami, ibu, dan ibu mertua,bapak dan bapak merua, anak
anak serta seluruh keponakanku yang senantiasa ada disaat susah maupun senang.
Semoga untaian pahala tak jemu teralir hingga yaumul akhir.

Para guru, dosen, dan dosen pembimbing anada yang selalu jadi pelita dalam
studiku. Karenamu ananda dapat mewujudkan harapan dan angganku sebagai
awal menggapai cita-citaku.

Serta teman-teman ananda senasib dan seperjuangan, bersama kalian ananda


belajar lebih tentang arti kehidupan.

Ya Allah….terimakasih. hidup dan matiku hanya untuk Mu dan mohon jadikanlah


ini sebagai amal ibadahku, Amin…

vi
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, penulis skripsi yang berjudul : Peran Guru
PAI Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik di SDI Ar Rohmah Desa
Balesono Kabupaten Tulungagung , dengan identitas sebagai berikut:

Nama : Uswatun Kasanah

NIM : 20194711269

Program Studi : Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI)

Unit PT : STAI Muhammadiyah Tulungagung

Tahun Masuk : 2019/2020

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang saya susun ini
benar-benar merupakan hasil karya asli saya sendiri, bukan merupakan karya
rekayasa yang bersifat manipulasi atau plagiat yang tidak sah. Apabila di
kemudian hari terbukti atau dapat di buktikan bahwa Skripsi ini hasil rekayasa
yang tidak sah, maka saya bersedia menerima sanksi. Demikianlah pernyataan ini
saya buat dengan sebenarnya, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tulungagung, 02 Mei 2023


Penulis

Uswatun Kasanah
NIM. 20194711269

vii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur kehadirat Ilahi Robbi yang telah melimpahkan taufiq dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan proposal skripsi yang
berjudul :

“Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik di


SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kabupaten Tulungagung”
Proposal skripsi ini penulis susun guna melengkapi sebagian tugas dan sebagian
syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S.1) di Program Studi Pendidikan Agama
Islam Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Muhammadiyah Tulungagung. Penulis
sadar dan yakin bahwa laporan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, serta
masih banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya, semua itu disebabkan
karena minimnya ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran-saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca. Selanjutnya penulis menyampaikan ucapan
terima kasih teriring doa “ Jazakumullah Khaira Ahsanal Jaza” kepada seluruh
pihak yang telah membantu, mendukung, memperlancar terselesaikannya proposal
skripsi ini, khususnya penulis sampaikan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Orang tuaku yang aku banggakan, yang telah mencurahkan cinta dan kasih
sayang teriring doa dan motivasinya sehingga penulis selalu optimis dalam
menggapai kesuksesan hidup di dunia ini.
2. Suamiku tercinta dan Buah hati tercintaku, yang senantiasa memberikan
motivasi, perhatian dan kesabarannya yang luar biasa kepada penulis.
3. Bapak Dr. Suripto, S.Ag, M.Pd.I, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
(STAI) Muhammadiyah Tulungagung.
4. Ibu Siti Nur Hidayatul Hasanah, M.Pd.I, selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
Terimakasih atas bimbingan, arahan, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.

viii
5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi
Agama Islam (STAI) Muhammadiyah Tulungagung yang telah mendidik,
membimbing, mengajarkan dan mencurahkan ilmunya kepada penulis.
Semoga Allah membalas amal kebaikan mereka.
6. Seluruh teman Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi
Agama Islam (STAI) Muhammadiyah Tulungagung, terimakasih atas
bantuannya. Semoga kebaikan kalian semua diterima sebagai amal sholeh.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang ikut membantu
dan memberi memotivasi terhadap penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya hanya doa dan ucapan terimakasih atas segala bantuan yang diberikan,
semoga amal baik mereka diterima di sisi-Nya serta mendapat karunia dan pahala
yang berlipat ganda dan semoga pula proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis, juga para pembaca yang budiman.

Amin Yaa Robbal Alamin..

Tulungagung, 02 Mei 2023

Penulis

ix
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................ ii
Persetujuan Pembimbing............................................................................ iii
Pengesahan Dewan Penguji ....................................................................... iv
Motto .......................................................................................................... v
Persembahan .............................................................................................. vi
Pernyataan Keaslian Skripsi....................................................................... vii
Kata Pengantar ........................................................................................... viii
Daftar Isi..................................................................................................... x
Daftar Tabel ................................................................................................ xiii
Daftar Lampiran ......................................................................................... xiii
Abstrak ....................................................................................................... xiv
Abstrack ..................................................................................................... xv
BAB I: PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Konteks Penelitian ..................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian........................................................................ 6
D. Kegunaan Penelitian................................................................... 6
E. Penegasan Istilah ........................................................................ 7
F. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................... 9
BAB II: KAJIAN TEORI........................................................................... 11
A. Tinjauan Tentang Guru................................................................ 11
1. Definisi tentang Guru .......................................................... 11
2. Pengertian Peran Guru ......................................................... 12
3. Tinjauan tentang Pembelajaran PAI.................................... 13
4. Tinjauan tentang Prestasi Belajar…………………………. 16
5. Teori tentang Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. 22
6. Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar....... 24
B. Kerangka Berfikir........................................................................ 32

x
C. Penelitian Terdahulu.................................................................... 34
BAB III: METODE PENELITIAN ............................................................. 41
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ................................................ 41
B. Lokasi Penelitian ......................................................................... 42
C. Kehadiran Peneliti. ...................................................................... 42
D. Sumber Data ................................................................................ 43
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 45
F. Teknik Analisa Data ..................................................................... 48
G. Pengecekan Keabsahan Data ....................................................... 51
H. Tahap-tahap Penelitian ................................................................ 52
BAB IV: HASIL PENELITIAN .................................................................. 54
A. Profil Sekolah .............................................................................. 54
B. Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta
didik Di SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut
Kabupaten Tulungagung ............................................................. 60
C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan
Ngunut kabupaten Tulungagung ................................................. 67
D. Solusi mengatasi faktor penghambat guru PAI dalam
meningkatkan Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik
di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut
kabupaten Tulungagung .............................................................. 75
BAB V: PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ....................................... 82
A. Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta
didik Di SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut
Kabupaten Tulungagung ............................................................... 82
B. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan
Ngunut kabupaten Tulungagung ................................................... 96

xi
C. Solusi mengatasi faktor penghambat guru PAI dalam meningkatkan
Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar Rohmah
Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung ........ 107
BAB VI:PENUTUP ..................................................................................... 114
A. Kesimpulan ................................................................................. 114
B. Saran............................................................................................ 115
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 116
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
Daftar Tabel

Tabel 2.1 Kerangka Berfikir ................................................................... 33


Tabel 2.2 Persamaan Dan Perbedaan Penelitian Terdahulu .................... 38
Tabel 4.1 Profil Sekolah ......................................................................... 54
Tabel 4.2 Peserta Didik ........................................................................... 58
Tabel 4.3 KeadaanSarpras ...................................................................... 59

Daftar Gambar
Gambar 5.1 Data Nilai Raport Semester 1 Dan 2.................................. 83
Gambar 5.2 Kegiatan Belajar Mengajar Peserta Didik ......................... 95

Daftar Lampiran
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 Surat Balasan Penelitian
Lampiran 3 Identitas Lembaga SDI Ar-Rohmah Balesono
Lampiran 4 SDI Ar-Rohmah Balesono Tampak Depan
Lampiran 5 Kegiatan Belajar Peserta Didik
Lampiran 6 Kegiatan Belajar Peserta Didik
Lampiran 7 Kegiatan Belajar Peserta Didik
Lampiran 8 Kegiatan Ibadah Sholat Peserta Didik
Lampiran 9 Kegiatan Ibadah Sholat Peserta Didik dan Pendidik
Lampiran 10 Kegiatan Makan Bersama Peserta Didik
Lampiran 11 Kegiatan Upacara
Lampiran 12 Kegiatan Upacara
Lampiran 13 Kegiatan Pramuka
Lampiran 14 Para Juara Lomba
Lampiran 15 Wawancara Dengan Kepala Sekolah
Lampiran 16 Wawancara Dengan Guru PAI
Lampiran 17 Biodata Penulis

xiii
ABSTRAK

Uswatun Kasanah, 2023. NIM; 20194711269 “Peran Guru PAI Dalam


Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Di SDI Ar Rohmah Desa
Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung” Skripsi, Program
Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam
Muhammadiyah Tulungagung dengan dosen pembimbing Siti Nur
Hidayatul Hasanah, M.Pd.I
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Peran yang di lakukan Guru
Pendidikan Agama Islam sering tertutup dengan peran guru yang mengajar ilmu
umum, karena kebanyakan hasil prestasi itu terlihat di ilmu umumnya saja. Tanpa
di sadari bahwasanya peran dari Guru Pendidikan Agama Islam tersebut akan
banyak membantu siswa dalam meraih prestasi yang di harapkan oleh siswa dan
sekolahnya.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana peran guru
PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa
Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung? 2. Faktor apa yang
mendukung dan menghambat guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten
Tulungagung? 3. Bagaimana solusi mengatasi faktor penghambat guru PAI dalam
meningkatkan Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar Rohmah
Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung?
Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dan menggunakan rancangan studi situs tunggal.
Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa: 1. Peran Guru PAI Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik Di SDI Ar Rohmah Desa Balesono
Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagungcukup baik namun kurang maksimal.
Guru PAI sendiri sudah memenuhinya dengan baik dalam bidang perencanaan
pelaksanaan dan evaluasi. Peran guru ada berbagai macam diantaranya adalah
peran guru sebagai motivator, peran guru sebagai demonstrator, peran guru
sebagai pengelola kelas, peran guru sebagai evaluator, peran guru sebagai
mediator dan fasilitator. 2. Faktor Pendukungnya terdiri dari: Faktor internal yang
meliputi faktor fisiologis, faktor psikologis. Faktor eksternal terdiri dari
lingkungan sosial dan non sosial, indicator prestasi belajar, ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik. Sedangkan faktor penghambat juga terdiri dari: faktor internal
terdiri dari faktor fisiologis dan biologis, dan faktor psikologis. Dan faktor
eksternal yang terdiri dari lingkungan sosial keluarga, sekolah dan masyarakat,
dan faktor intelegensi. 3. Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh guru
SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung
dalam meprestasi belajar siswa pada pelakasanaan proses pembelajaan dikelas
yaitu menggunakan metode mengajar yang bervariasi, Penggunaan Media,
pemberian nilai, tugas, pujian dan hukuman.
Kata Kunci: peran guru PAI, prestasi belajar

xiv
ABSTRACT

Uswatun Kasanah, in 2023. NIM; 20194711269 "The Role of PAI


Teachers in Improving the Learning Achievement of Students at SDI Ar
Rohmah, Balesono Village, Ngunut District, Tulungagung Regency" with
the supervisor Siti Nur Hidayatul Hasanah, M.Pd.I.
This research is motivated by the role played by Islamic Religious
Education Teachers is often covered by the role of teachers who teach general
science, because most of the achievement results are seen in general science only.
Without realizing that the role of the Islamic Education Teacher will help students
in achieving the achievements expected by students and their schools.
The formulation of the problems in this study are: 1. How is the role of
PAI teachers in improving the learning achievement of students at SDI Ar
Rohmah, Balesono village, Ngunut sub-district, Tulungagung district? 2. What
factors support and hinder PAI teachers in improving the learning achievement of
students at SDI Ar Rohmah Balesono Village, Ngunut sub-district, Tulungagung
district? 3. How is the solution to overcome the inhibiting factors of PAI teachers
in improving the Learning Achievement of students at SDI Ar Rohmah Balesono
Village, Ngunut sub-district Tulungagung district?
The method used in this research uses a qualitative approach and uses a
single-site study design.
The results of this study showed that: 1. The role of PAI teachers in
improving the learning achievement of students at SDI Ar Rohmah Balesono
Village, Ngunut District Tulungagung Regency is quite good but not optimal. PAI
teachers themselves have fulfilled it well in the field of implementation planning
and evaluation. There are various kinds of teacher roles including the role of the
teacher as a motivator, the role of the teacher as a demonstrator, the role of the
teacher as a class manager, the role of the teacher as an evaluator, the role of the
teacher as a mediator, and a facilitator. 2. Supporting factors consist of Internal
factors which include physiological factors, and psychological factors. External
factors consist of social and non-social environments, learning achievement
indicators, and cognitive, affective, and psychomotor domains. While the
inhibiting factors also consist of internal factors consisting of physiological and
biological factors, and psychological factors. And external factors consist of the
social environment of family, school, and society, and intelligence factors. 3. The
efforts made by SDI Ar Rohmah teachers in Balesono Village, Ngunut District,
Tulungagung Regency in maximizing student learning achievement in the
implementation of the classroom learning process, namely using varied teaching
methods, using media, giving grades, assignments, praise, and punishment.
Keywords: the role of PAI teachers, learning achievement

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal terpenting bagi
suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia berkaitan erat dengan masalah
pendidikan bangsa. Dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Bab II
Pasal 4 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:
Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan bangsa. 1
Pendidikan adalah sarana membentuk manusia utuh lahir batin.

Berbicara masalah pendidikan erat sekali hubungannya dengan keberadaan


guru di sekolah. Guru berperan strategis sebagai pendidik dalam meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian peserta didik. Artinya minat, bakat,
kemampuan dan potensi peserta didik tidak akan berkembang secara optimal
tanpa bantuan guru. Dengan kata lain, guru menjadi salah satu penentu
keberhasilan pendidikan, karena guru adalah pemimpin pembelajaran, fasilitator
dan sekaligus pusat inisiatif pembelajaran.2
Guru dalam hal ini adalah tokoh sentral yang harus berperan aktif, peran
guru disebutkan dalam Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, pasal 1 disebutkan bahwa:
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.3

1
“Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 dan sebagaimana dikutip oleh Hadari Nawawi dan
Mimi Martini,” Kebijakan Pendidikan di Indonesia Ditinjau dari Sudut Hukum (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2015), 63
2
Supardi, Kinerja Guru (Cet. 3; Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2020),7
3
Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Cet. 10; Jakarta: Indonesia
Legal Center Publishing, 2018), 2
1
2

Tugas berat seorang pendidik terutama pendidik yang berstatus guru


pendidikan agama Islam (PAI). Mengajarkan mata pelajaran pendidikan agama
Islam sebagai mata pelajaran pada setiap satuan, jenis, jalur dan jenjang
pendidikan baik negeri maupun swasta adalah hal keharusan. Dipundak pendidik
terletak tanggung jawab yang amat besar dalam upaya mengantarkan peserta didik
kearah tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Hal ini disebabkan karena pendidik
merupakan cultural transition yang dinamis kearah perubahan secara
berkesinambungan sebagai sarana vital dalam membangun kebudayaan dan
peradaban umat Islam. Dalam hal ini pendidik bertanggung jawab memenuhi
kebutuhan peserta didik, baik spiritual, intelektual, moral, estetika, maupun
kebutuhan fisik peserta didik.4
Guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling strategis.
Andaikata tidak ada kurikulum secara tertulis, tidak ada ruang kelas dan sarana
prasarana lainnya, namun masih ada guru, maka kegiatan pendidikan dapat
berjalan.5 Ketuntasan dan keefektifan pembelajaran tidak hanya ditentukan
strategi dan materi yang diajarkan. Akan tetapi dipengaruhi oleh faktor guru.
Sebuah kaidah pembelajaran dari Arab menyatakan bahwa al-thariqah ahammu
min al-maddah, wa lakin al-mudarris ahammu min al-thariqah. Kaidah tersebut
mengandung pengertian bahwa metode pembelajaran lebih penting daripada
materi belajar, tetapi eksistensi guru dalam proses pembelajaran jauh lebih penting
daripada metode pembelajaran itu sendiri.6
Tugas guru sesungguhnya sangatlah berat dan rumit karena menyangkut
nasib dan masa depan generasi manusia, sehingga sering didengar tuntutan dan
harapan masyarakat agar guru harus mampu mencerminkan tuntutan situasi dan
kondisi masyarakat ideal di masa mendatang. Akibat tuntutan yang berlebihan
seringkali guru mendapat cemoohan mayarakat ketika hasil kerjanya kurang

4
H.Syahruddin Usman, Guru Pendidikan Agama Islam Menuju Guru Profesional Suatu
Tantangan (Cet. 3; Makassar: Alauddin University Press, 2019), 1.
5
Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam Isu-Isu Kontemporer tentang Pendidikan Islam
(Cet. 3; Jakarta: Rajawali Pers, 2019), 299.
6
Asmaun Sahlan dan Angga Teguh Prastyo, Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter
(Cet. 2; Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2018), 64.
3

memuaskan. Mengingat demikian strategisnya tugas guru maka guru harus


memiliki kompetensi yang memadai.7
Tugas mendidik dan mengajar di sekolah harus diserahkan sepenuhnya
kepada ahlinya yaitu guru yang profesional. Selain itu perlu diperhatikan sebagai
seorang pendidik adalah peran, kinerja dan kompetensi guru disekolah, karena
kegagalan peserta didik di dunia pendidikan, akan mudah dialamatkan pada
buruknya kinerja dan lemahnya peran guru. Walaupun sangat jarang bila ada
peserta didik yang berhasil kemudian public memberikan apresiasi yang tinggi
pada guru. Hukum yang ada di dunia pendidikan, apabila peserta didik berprestasi
rendah, guru yang disalahkan, sedangkan apabila peserta didik berprestasi
menonjol akan dipuji kecerdasan peserta didik tersebut.8
Moh. Uzer Usman dalam pernyataannya menyebutkan bahwa semakin
baik guru melaksanakan fungsinya, semakin terjamin, tercipta, dan terbinanya
kesiapan dan kehandalan seseorang sebagai manusia pembangunan. Dengan kata
lain, potret dan wajah diri bangsa di masa depan tercermin pada potret diri guru
masa kini, dan gerak maju dinamika kehidupan bangsa berbanding lurus citra guru
di tengah-tengah masyarakat.9
Bagaimana pun canggihnya teknologi mterutama dalam dunia pendidikan,
tidak berarti apa-apa kalau guru tidak memiliki peran, kinerja, kompetensi, etika
dan profesionalisme. Untuk menumbuhkan peran guru, maka tugas sebagai guru
harus dipandang sebagai bentuk pengabdian kepada Allah swt, Sebab cara kerja
seseorang yang memandang pekerjaannya sebagai kegiatan untuk mencari nafkah
semata atau hanya untuk memperoleh salari (gaji) dan sandang pangan demi
survival fisik jangka pendek, agaknya akan berbeda dengan cara kerja seseorang
yang memandang tugas/pekerjaannya sebagai amanah yang hendak dipertanggung
jawabkan dihadapan Allah swt. Munculnya sikap malas, santai tidak disiplin
waktu dalam bekerja dapat bersumber pada pandangannya terhadap pekerjaan dan
7
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru (Cet. VI; Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2019), 73
8
Momon Sudarma, Profesi guru: Dipuji, Dikritisi, dan Dicaci (Cet. 2; Jakarta: Rajawali Pers,
2019), 5
9
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Cet. XXI; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017),
7.
4

tujuan hidupnya. Karena itu, adanya peran yang tinggi pada seorang guru,
terutama bagi Guru Pendidikan Agama Islam memerlukan kesadaran mengenai
kaitan suatu pekerjaan dangan pandangan hidupnya yang menyeluruh, yang
memberinya keinsyafan akan makna dan tujuan hidupnya. 10 Kemajuan dan
kemunduran generasi bangsa yang akan datang banyak ditentukan oleh tangan-
tangan terampil, ketabahan, keuletan serta kesungguhan guru dalam membina
anak-anak bangsa.
Salah satu faktor yang menjadi tolok ukur keberhasilan suatu lembaga
pendidikan atau sekolah adalah kinerja guru. Kinerja guru yang dimaksud di sini
adalah hasil kerja guru yang terefleksi dalam cara merencanakan, melaksanakaan
dan menilai proses pembelajaran yang intensitasnya dilandasi oleh peran, serta
disiplin profesional guru dalam proses pembelajaran.11
Kinerja guru, mutu pengajaran, bimbingan dan latihan dari guru
merupakan permasalahan mutu yang dihadapi dalam dunia pendidikan yang
berujung pada rendahnya mutu lulusan.12
Harun Nasution, mengatakan bahwa pendidikan agama banyak
dipengaruhi oleh tren barat, yang lebih menggunakan pengajaran daripada
pendidikan moral, padahal intisari dari pendidikan agama adalah pendidikan
moral.13
Al-Muhtar dalam Muhaimin mengatakan tantangan pendidikan agama
Islam terkait dengan tantangan dunia pendidikan di Indonesia pada umumnya,
terutama dalam meningkatkan sumber daya manusia, yaitu (1) era kompetitif yang
disebabkan oleh meningkatnya standar dunia kerja; (2) jika kualitas pendidikan
menurun maka kualitas sumber daya manusia juga menurun dan lemah pula dalam
keimanan dan ketakwaan serta penguasaan iptek; (3) kemajuan teknologi
informasi menyebabkan banjirnya informasi yang tidak terakses dengan baik oleh

10
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengektifkan Pendidikan Agama di Sekolah
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2020), 118.
11
H. Syahruddin Usman, Analisis Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam pada SMAN dan SMKN
di Kota Makassar, 13
12
Nanang Hanafiah, dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran (Cet. II; Bandung: Refika
Aditama, 2019), 92.
13
Harun Nasution, Islam Rasional: Gagasan dan Pemikiran (Bandung: Mizan, 2020), 428
5

pendidik dan pada gilirannya berpengaruh pada hasil pendidikan; (4) dunia
pendidikan tertinggal dalam hal metodologi; (5) kesenjangan antara kualitas
pendidikan dengan kenyataan empiris perkembangan masyarakat.14 Tantangan
pendidikan agama Islam baik internal maupun eksternal sebenarnya dihadapi oleh
semua pihak yaitu keluarga, pemerintah dan masyarakat dalam kegiatan
pendidikan agama Islam. Namun demikian, guru yang terkait langsung dengan
pelaksanaan pendidikan Islam dituntut mampu menjawab tantangan dan
mengantisipasi tantangan tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas dan fakta yang memperlihatkan kalau
SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung
meliki prestasi akademik yang unggul. Hasil tersebut ini menurut peneliti tidak
terlepas dari peran Guru Pendidikan Agama Islam yang bekerja maksimal untuk
memotivasi siswanya agar selalu meningkatkan prestasi akademiknya. Dari hal
tersebut diatas penulis memutuskan untuk melaksanakan penelitian dengan
mengambil tema “Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan
Ngunut kabupaten Tulungagung”.

B. Fokus Penelitian
Dari konteks penelitian diatas, peneliti membuat focus penelitian, yaitu:
1. Bagaimana peran guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik
di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten
Tulungagung?
2. Faktor apa yang mendukung dan menghambat guru PAI dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan
Ngunut kabupaten Tulungagung?

14
Lihat Al-Muhtar dalam Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Cet. III; Bandung: 2014), 91-92. Soebagio Atmowirio,
Manajemen Pendidikan Indonesia (Jakarta: Ardadizyaa, 2020), 214
6

3. Bagaimana solusi mengatasi faktor penghambat guru PAI dalam meningkatkan


Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono
kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang dirumuskan, maka tujuan dari penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mendiskripsikan peran guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten
Tulungagung.
2. Untuk mendiskripsikan factor apa yang mendukung dan menghambat guru PAI
dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa
Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung.
3. Untuk mendiskripsikan solusi mengatasi faktor penghambat guru PAI dalam
meningkatkan Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar Rohmah
Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung.

D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dalam penelitin ini dibagi menjadi dua yaitu kegunaan
secara teoristis dan secara praktis.
1. Secara teoristis
Hasil penelitin ini diharapkan dapat menjadi konstribusi dan
sumbangan ilmiah bagi pengembangan khasanah keilmuan pendidikan agama
Islam dan juga dapat dijadikan acuan bagi peneliti berikutnya agar hasil
penelitian menjadi lebih sempurna dalam prakteknya.
2. Secara praktis
a. Bagi penulis, Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi diri peneliti dalam mempersiapkan diri untuk menjadi tenaga pengajar
suatu hari nanti sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu dan teori
tentang pendidikan yang di dapat selama duduk di bangku perkuliahan ke
7

dalam kehidupan sekolah, lembaga pendidikan secara luas, dan masyarakat


nantinya.
b. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
koreksi diri guna untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan yang
dimiliki dalam proses pengajaran pendidikan
c. agama Islam dan selanjutnya guru bisa mengambil langkah untuk
menempatkan perannya sebagai guru sebaik mungkin sehingga mampu
meningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI.
d. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan bisa dimanfaatkan sebagai bahan
pertimbangan agar siswa tidak hanya memiliki pengetahuam tetapi juga
lebih mampu bertindak dan bertingkah laku serta meyakininya, secara lebih
baik berdasarkan ajaran yang ada.
e. Bagi penulis lain, agar menjadi bahan penelitian yang lebih mendalam
mengenai peran guru PAI dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran PAI.

E. Penegasan Istilah
Untuk memperjelas bahasan skripsi yang berjudul Peran Guru Pendidikan
Agama Islam dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar
Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung” akan penulis
paparkan beberapa istilah dalam judul tersebut sebagai berikut:
1. Penegasan secara konseptual
a. Peran
Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan atau status. Pada
hakekatnya peran dapat dirumuskan sebagai suatu rangkaian perilaku
tertentu yang ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu.15
b. Guru
Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab
dalam mendidik, mengajar dan membimbing peserta didik.16

15
Soerjnono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar , (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2017), 212-
213
8

c. Pendidikan Agama Islam


Adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu
berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah
selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan
ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta
menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi
keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.17
a. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang dari aktifitas
belajar yang menbawa perubahan tingkah laku pada diri siswa tersebut.18
Maksudnya adalah perubahan tingkah laku peserta didik dari sebelumnya
menjadi lebih baik, perubahan tersebut meliputi aspek pengetahuan, sikap,
dan psikomotorik yang diperolehnya dari latihan dan pengalaman serta akan
berpengaruh pada sikap dan perilakunya
2. Penegasan secara operasional
Judul skripsi ini adalah Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono
kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung”, merupakan berbagai peran yang
dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SDI Ar Rohmah Desa Balesono
kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung, sehingga siswa tidak sekedar
memiliki pengetahuan terhadap ajaran agama Islam, tetapi juga memiliki sikap
yang mengakar pada keyakinan dan kemudian mampu mengaktualisasi dalam
bentuk prilaku dan mengaplikasikan pengetahuannya tentang kaidah-kaidah
agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.

16
Hamzah B, Uno, Profesi Kependidikan Problema, Solusi dan Reformasi Pendidikan di
Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), 15
17
Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), 86
18
Zakiyah Daradjat dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,(Jakarta: Bumi Aksara, 2019),
197
9

F. Sistematika Penulisan Skripsi


1. Bagian awal
Bagian awal skripsi ini meliputi halaman judul sampul, halaman judul,
halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan dewan penguji, motto,
persembahan, surat pernyataan keaslian tulisan, kata pengantar, daftar isi,
daftar tabel, gambar, daftar lampiran, dan abstrak.
2. Bagian inti
BAB I: Pendahuluan yang menggambarkan secara umum penelitian
terkait dengan Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta
Didik Di SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten
Tulungagung, yang isinya terdiri dari konteks penelitian, focus penelitian,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, dan sistematika
penulisan skripsi.
BAB II: Kajian pustaka yang berisi kajian teori yang menjelaskan
ulasan tentang Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta
Didik Di SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten
Tulungagung, berdasarkan berbagai sumber, kerangka berfikir, serta penelitian
terdahulu.
BAB III: Metode penelitian yang berisi penjelasan terkait pendekatan
dan jenis penelitian yang dilakukan peneliti, lokasi penelitian yang dilakukan
peneliti, yakni Di SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut
Kabupaten Tulungagung, kehadiran peneliti, data dan sumber data yang
diperoleh, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan
keabsahan temuan, dan tahap-tahap penelitian.
BAB IV: Hasil penelitian, meliputi deskripsi hasil penelitian tentang
Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Di SDI
Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung,
factor apa yang mendukung dan menghambat guru PAI dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan
Ngunut kabupaten Tulungagung, dan deskripsi tentang solusi mengatasi faktor
penghambat guru PAI dalam meningkatkan Meningkatkan Prestasi Belajar
10

Peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten


Tulungagung.
BAB V: Pembahasan hasil penelitian, meliputi analisis pembahasan
hasil penelitian meliputi deskripsi hasil penelitian tentang peran guru PAI
dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa
Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung, deskripsi factor apa
yang mendukung dan menghambat guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut
kabupaten Tulungagung, deskripsi solusi mengatasi faktor penghambat guru
PAI dalam meningkatkan Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di SDI
Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung.
BAB IV: Penutup, terdiri dari yang kesimpulan dan saran-saran.
3. Bagian Akhir
Bagian ini terdiri dari daftar pustaka, daftar riwayat hidup, lampiran-
lampiran.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Tinjauan tentang Guru


1. Definisi tentang Guru
Definisi yang kita kenal sehari-hari adalah bahwa guru adalah
merupakan orang yang harus digugu dan ditiru, dalam arti orang yang memiliki
kharisma atau wibawa hingga perlu untuk ditiru dan diteladani. Guru adalah
orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar
dan membimbing peserta didik.1
Menurut Zakiah Daradjat yang dikutip M. Nurdin:
Guru adalah pendidik profesional, karena secara implisit ia telah
merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab
pendidikan yang terpikul di pundak orangtua. Para orang tua telah
menyerahkan anaknya ke sekolah, berarti telah melimpahkan
pendidikan anaknya kepada guru. Hal ini mengisyaratkan bahwa
mereka tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada sembarang guru,
karena tidak sembarang orang bisa menjadi guru. 22 Guru dalam Islam
adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak
didik dengan mengupayakan seluruh potensinya baik potensi afektif,
kognitif, dan psikomotorik.2
Agama Islam sangat menghargai orang-orang yang berilmu
pengetahuan (guru/ulama), sehingga hanya mereka sajalah yang pantas
mencapai taraf ketinggian dan kebutuhan hidup.3
Firman Allah swt.:

         

             

        

11
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan Problema, Solusi dan Reformasi Pendidikan di
Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), 15
2
Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2018), 127
3
Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan …, 40
11
12

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-


lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah
kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.4
Oleh karena itu dalam menjalankan tugasnya seorang guru setidaknya
harus memiliki kemampuan dan sikap sebagai berikut:
a. Menguasai kurikulum.
b. Menguasai substansi materi yang diajarkannya.
c. Menguasai metode dan evauasi belajar.
d. Tanggung jawab terhadap tugas
e. Dan disiplin.5
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa guru dalam
pembelajaran PAI adalah orang yang bertanggung jawab dalam membimbing
dan mendidik peserta didiknya untuk mencapai kedewasaan, kemampuan
dalam menanggapi masa depan yang baik dan sukses serta menjadi manusia
yang bertanggung jawab, sehat jasmani dan rohani, beriman bertakwa, serta
berakhlak mulia yang mampu mencapai kebahagiaaan dunia dan akhirat,
dengan mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya, baik potensi
kognitif, afektif, psikomotorik berdasarkan syariat agama Islam.
2. Pengertian Peran Guru
Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, peran adalah sesuatu yang
jadi bagian atau yang memegang pemimpin yang terutama.6 Peran adalah
bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial
tertentu. Bila yang diartikan dengan peran adalah perilaku yang diharapkan
dari seseorang dalam suatu status tertentu.
Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari
pola-pola pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan

4
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: As-Syifa’,
1991), 910-911
5
Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2019), 151-152
6
W.J.S . Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1984),
735
13

menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-


kesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya. 7
Jadi dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian peran
guru adalah perangkat tingkah laku atau tindakan yang dimiliki seseorang
dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Seseorang dikatakan
menjalankan peran manakala ia menjalankan hak dan kewajiban yang
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari status yang disandangnya.
3. Tinjauan tentang Pembelajaran PAI
Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-
ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik
agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati
dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara
menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan
hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di
akhirat kelak.8
Pembelajaran Agama Islam merupakan sebutan yang diberikan pada
salah satu subyek pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa Muslim dalam
menyelesaikan pendidikannya pada tingkat tertentu.9
Dalam sistem persekolahan umum, yang dimaksud dengan tingkat
tertentu adalah tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama
(SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) atau yang sederajat. Dengan alokasi
waktu 2 jam pelajaran dalam seminggu dan wajib diikuti oleh peserta didik
yang mu slim. Pembelajaran PAI di sekolah dilaksanakan sebagai usaha sadar
untuk menyiapkan peserta didik agar memahami ajaran Islam, terampil dalam
melakukan ajaran Islam dan pada akhirnya melakukan ajaran Islam tersebut
dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai suatu kegiatan yang membelajarkan peserta didik,
pembelajaran PAI sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan belajar,

7
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2019), 212-213
8
Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan ..., 86
9
Chabib Thoha,dkk, Metodologi Pengajaran …, 4
14

karakteristik peserta didik, karakteristik bidang studi PAI, serta berbagai


strategi pembelajaran, baik penyampaian, pengelolaan, maupun
pengorganisasian pembelajaran.
a. Karakteristik Mata Pelajaran PAI
1) Pendidikan Agama Islam mempunyai dua sisi kandungan. Pertama, sisi
keyakinan yang merupakan wahyu Ilahi dan sunnah Rasul, berisikan hal-
hal yang mutlak dan berada di luar jangkauan indra dan akal. Pada
tataran ini, wahyu dan sunah berfungsi memberikan petunjuk dan
mendekatkan jangkauan akal budi manusia untuk mengetahui dan
memahami segala hakekat kehidupan. Kedua, sisi pengetahuan yang
berisikan hal-hal yang mungkin dapat diindera atau dinalar, pengalaman-
pengalaman yang terlahir dari fikiran dan perilaku pemeluknya. Sisi
pertama lebih menekankan kehidupan akhirat dan sisi kedua lebih
menekankan kehidupan di dunia.
2) Pendidikan Agama Islam bersifat doktrinal, memihak, dan tidak netral. Ia
mengikuti garis-garis yang jelas dan pasti, tidak dapat ditolak atau
ditawar. Ada keharusan untuk tetap berpegang pada ajaran selama hayat
dikandung badan.
3) Pendidkan Agama Islam merupakan pembentukan akhlak yang
menekankan pada pembentukan hati nurani dan penanaman sifat- sifat
ilahiyah yang jelas dan pasti, baik dalam hubungan manusia dengan
maha pencipta, dengan sesamanya maupun dengan alam sekitarnya.
4) Pendidikan Agama Islam bersifat fungsional, terpakai sepanjang hayat
manusia. Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk menyempurnakan
bekal keagamaan peserta didik yang sudah terbawa sejak dari rumah.
Dengan demikian pengajaran agama dapat berfungsi meluruskan sikap
dan reaksi-reaksi kearah yang tepat, sehingga bisa berujung kepada
pembentukan peserta didik yang berakhlakul karimah.
5) Pendidikan Agama Islam tidak dapat diberikan secara parsial melainkan
secara komprehensif dan holistik pada setiap level lembaga pendidikan
yang disesuaikan dengan tingkat berfikir mereka. Hal ini terkait dengan
15

sifat pengajaran agama yang berfungsi sebagai tuntunan hidup, maka ia


harus dapat memenuhi kebutuhan peserta didik untuk menjalani
kehidupan agama yang baik dan benar setelah menyelesaikan suatu
tingkat atau jenjang pendidikan tertentu. Dengaan demikian agam tidak
dapat sebagian diberikan di tingkat dasar dan sebagaian lagi baru
diajarkan di tingkat lanjut. Pengajaran agama harus diberikan secara
menyeluruh dan terus-menerus atau berkesinambungan pada setiap
jenjang pendidikan.10
b. Nilai Pendidikan Agama Islam
1) Nilai material, ialah jumlah pengetahuan agama Islam yang diajarkan.
2) Nilai formal, ialah nilai pembentuk yang berkaitan dengan daya serap
peserta didik atas segala bahan yang telah diterimanya.
3) Nilai fungsional, ialah relevansi bahan ajar dengan kehidupan sehari-hari.
4) Nilai esensial, ialah nilai hakiki.
Karakteristik dan nilai diatas adalah sebagai pedoman guru PAI
dalam mengembangkan proses pembelajaran PAI. Oleh karena itu, guru
Pendidikan Agama Islam tersebut harus benar-benar memahaminya agar
tidak hanya mengajar atau memberikan pengetahuan yang Islami saja tetapi
juga dapat membentuk kepribadian peserta didiknya yang berdasarkan Al-
Qur'an dan Hadits.
c. Tujuan dan Ruang Lingkup Pembelajaran PAI di Sekolah
Tujuan pembelajaran PAI yaitu meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama
Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa,
kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi.11

10
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam, (Bandung: Refika Aditama, 2017), 15-16
11
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2021), 104
16

Peserta didik yang telah mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam


dapat digambarkan sebagai sosok individu yang memiliki keimanan,
komitmen, ritual dan sosial pada tingkat yang diaharpkan. Menerima tanpa
keraguan sedikit pun akan kebenaran ajaran Islam, bersedia untuk
berperilaku keagamaan secara positif, melakukan perilaku ritual dan sosial
keagamaan secara positif dan sesuai dengan ajaran agama Islam.12
Ruang lingkup pembelajaran PAI di sekolah diantaranya yaitu
keimanan, ibadah, Al-Qur'an, akhlak, muamalah, syariah, dan tarikh. Pada
tingkat SD penekanan diberikan kepada unsur pokok yaitu keimanan,
ibadah, Al-Qur'an. Sedangkan pada SMP dan SMA di samping ke empat
pokok diatas maka unsur pokok muamalah dan syariah semakin
dikembangkan. Unsur pokok tarikh diberikan secara seimbang pada setiap
satuan pendidikan.13
Unsur keimanan bisa dicontohkan dalam materi rukun iman, ibadah
contohnya materi sholat, Al-Qur'an contohnya huruf hijaiyah, akhlak
contohnya materi perilaku terpuji, muamalah contohnya materinya tentang
jual beli, sedangkan contoh materi tarikh dalam pembelajaran PAI yaitu
sejarah pertumbuhan Islam.
4. Tinjauan tentang Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Ahmad Susanto merupakan tolak ukur yang
digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui
dan memahami suatu mata pelajaran yang biasanya dinyatakan dengan nilai
yang berupa huruf atau angka-angka.14 Senada dengan pendapat tersebut
Sutratinah Tirtonegoro menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari
pengukuran serta penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk
angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah

12
Nasih dan Lilik, Metode dan Teknik ..., 7
13
Nasih dan Lilik, Metode dan Teknik …, 105
14
Ahmad Susanto, Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar (Jakarta:
PrenadamediaGroup, 2013), 10
17

dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu.15 Sedangkan menurut


Winkel prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau
kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai
dengan bobot yang dicapainya.16
Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar yaitu adanya pengalaman yang didapatkan siswa sebagai capaian
hasil belajar yang akan diidentifikasi melalui sikap, kecakapan, dan
keterampilan melalui tes atau non tes yang dinyatakan dalam bentuk nilai.
Nilai yang diperoleh siswa dapat dijadikan sebagai tolok ukur utama untuk
mengetahui seberapa jauh siswa memahami materi pelajaran yang
didapatkannya selama mengikuti proses pembelajaran.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor hal tersebut sesuai
dengan pendapat Wasliman yang mengatakan bahwa prestasi belajar yang
dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhi, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal
merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa, seperti kecerdasan,
kesehatan, ketekunan, sikap, kondisi fisik, perhatian, motivasi, minat, dan
kebiasaan belajar. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar
siswa, seperti faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, dan
faktor lingkungan masyarakat.17
Slameto menyatakan bahwa terdapat dua macam faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar antara lain:
1) Faktor intern yaitu faktor jasmaniah yang meliputi faktor kesehatan dan
cacat tubuh. Faktor psikologis yang meliputi intelegensi, perhatian,
minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. Faktor kelelahan yaitu
kelelahan jasmani dan rohani.

15
Sutratinah Tirtonegoro, Anak Super Normal Dan Program Pendidikannya (Jakarta: Bina
Aksara, 2001), 43
16
W.S Winkel, Psikologi Pengajaran (Yogyakarta: Media Abadi, 2017), 162
17
Wasliman Lim, Problematika Pendidikan Dasar (Bandung: Modul Pembelajaran Mahasiswa
Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2017), 158.
18

2) Faktor ekstern yaitu faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik,
relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
perhatian orang tua, latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah meliputi
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar
pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Faktor
masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa,
teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.18
Kemudian Djaali juga menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua macam,
yaitu:
1) Faktor dari dalam diri yang meliputi kesehatan, intelegensi, minat dan
motivasi, serta cara belajar.
a) Kesehatan berpengaruh terhadap prestasi belajar karena apabila siswa
mengalami sakit maka akan sulit untuk menerima pelajaran.
b) Inteligensi memiliki pengaruh yang besar terhadap kemajuan belajar
dan dapat memberikan pengaruh terhadap hidupnya.
c) Minat dan motivasi merupakan dasar untuk mencapai suatu tujuan
yang ingin dicapainya.
d) Cara belajar merupakan teknik yang dilakukan seseorang dalam
melakukan kegiatan belajar.
2) Faktor dari luar diri meliputi keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan sekitar.
a) Keluarga meliputi pendidikan orang tua, status ekonomi, rumah
kediaman, persentase hubungan dengan orang tua, perkataan dan
bimbingan orang tua dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar
anak.

18
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Cet. 5 (Jakarta: Rineka Cipta,
2020), 54-72.
19

b) Sekolah meliputi gedung sekolah, kualitas guru, perangkat instrumen


pendidikan, lingkungan sekolah, dan rasio guru serta murid per kelas
dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa.
c) Masyarakat, apabila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakat
terdiri atas orang-orang yang berpendidikan, terutama anak- anaknya
rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong
anak lebih giat belajar.
d) Lingkungan sekitar meliputi bangunan rumah, suasana sekitar,
keadaan lalu lintas, dan iklim dapat mempengaruhi pencapaian hasil
belajar.19
Sedangkan menurut Winkel prestasi belajar yang ideal dapat
diperoleh apabila siswa memiliki faktor pendorong dalam pencapaian
prestasi belajar tersebut yaitu minat, motivasi belajar, bakat, intelegensi
sikap, kebiasaan belajar, dan kesehatan mental.20
Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat dua
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Kedua faktor tersebut mempunyai pengaruh yang kuat dalam
proses belajar, jika faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut mendukung
proses belajar (pengaruh positif) maka prestasi belajar yang akan dicapai
siswa akan optimal.
c. Indikator Prestasi Belajar
Indikator prestasi belajar dapat diartikan sebagai pengungkapan hasil
belajar meliputi seluruh ranah psikologis yang berubah sebagai akibat dari
pengalaman dan proses belajar siswa. Namun, pada kenyataannya untuk
dapat mengungkapkan hal tersebut sangatlah sulit karena beberapa
perubahan hasil belajar ada yang bersifat intangible (tidak dapat diraba).21
Menurut Purwanto domain prestasi belajar adalah perilaku- perilaku

19
Djaali, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), 99-100.
20
Winkel, Psikologi Pengajaran..., 162.
21
Abin Syamsudin, Psikologi Kependidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2019), 64.
20

kejiwaan yang akan diubah dalam proses pendidikan. Perilaku kejiwaan itu
dibagi dalam tiga domain yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.22
1) Domain kognitif berkenaan dengan prestasi belajar intelektual yang
terdiri dari aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis,
dan penilaian.
2) Domain afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang meliputi lima
jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai,
organisasi, dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3) Domain psikomotorik berkenaan dengan keterampilan meliputi
keterampilan motorik, manipulasi benda, koordinasi neuromuscular.23
Senada dengan Muhibbin Syah yang menyatakan bahwa indikator
keberhasilan prestasi belajar mencakup 3 ranah yaitu ranah cipta (kognitif),
ranah rasa (afektif), dan ranah karsa (psikomotorik). Dengan kata lain,
indikator keberhasilan prestasi belajar idealnya tidak hanya dilihat dari
aspek kognitif saja, melainkan melibatkan ranah tingkah laku siswa yang
menggambarkan perubahan tingkah laku belajarnya. Dalam menilai
perubahan tingkah laku siswa yaitu dengan mengambil cuplikan perubahan
tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan
perubahan yang terjadi sebagai prestasi belajar siswa dalam 3 ranah dimensi
kognitif, afektif dan psikomotorik.24
d. Pengukuran Prestasi Belajar
Menurut Sugihartono pengukuran prestasi belajar bertujuan untuk
mengetahui seberapa jauh perubahan tingkah laku siswa setelah menghayati
proses belajar. Dengan menggunakan tes sebagai alat ukur dan hasil dari
pengukuran tersebut dapat berupa angka ataupun pernyataan yang
mencerminkan tingkat penguasaan materi pelajaran bagi para siswa, yang
lebih dikenal dengan prestasi belajar.25

22
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), 50.
23
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),
22-23.
24
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Jakarta: Remaja Rosdakarya,
2002), 149.
25
Sugihartono, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: UNY Press, 2017), 130.
21

Sumadi Suryabrata menyatakan bahwa prestasi belajar siswa dapat


diukur dengan cara sebagai berikut :
1) Memberikan tugas-tugas tertentu.
2) Menanyakan beberapa hal yang terkait dengan pelajaran tertentu.
3) Memberikan tes pada siswa sesudah mengikuti pelajaran tertentu.
26
4) Memberikan ulangan.
Menurut Muhibbin Syah pengukuran prestasi belajar dapat dilakukan
melalui beberapa alternatif yaitu sebagai berikut :
1) Evaluasi prestasi ranah cipta (kognitif) dapat dilakukan dengan tes tulis, tes
lisan, dan perbuatan. Tes ini dilakukan khusus untuk mengukur kemampuan
analisis dan sintesis siswa.
2) Evaluasi prestasi ranah rasa (afektif) dilakukan khusus untuk mengetahui
sikap dan perbuatan siswa. Dengan menggunakan setuju atau tidak setuju
dalam melakukan penilaian.
3) Evaluasi prestasi ranah karsa (psikomotorik) dilakukan dengan observasi
sebagai jenis tes mengenai peristiwa, tingkah laku, atau fenomena lain
dengan pengamatan langsung serta mempersiapkan langkah-langkah dengan
cermat dan sistematis.27
Menurut Djamarah pengukuran prestasi belajar dapat digolongkan
kedalam beberapa jenis tes yaitu sebagai berikut :
1) Tes Formatif merupakan penilaian untuk mengukur satu atau beberapa
pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini
dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu
dalam waktu tertentu.
2) Tes Subsumatif meliputi sejumlah bahan pembelajaran tertentu yang telah
diajarkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan
dalam menentukan nilai raport.
3) Tes Sumatif diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap materi-

26
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo, 2016), 294.
27
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Cet. XI (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2021), 154-156
22

materi yang telah diajarkan dalam waktu satu semester dan untuk
menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu
periode belajar tertentu. Hasil dari tes ini dimanfaatkan untuk kenaikan
kelas, menyusun peringkat (ranking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.28
Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengukuran
prestasi belajar adalah suatu proses mengukur tingkat penguasaan materi
pelajaran yang telah dipelajari oleh siswa dengan menggunakan alat ukur tes
dan hasilnya dapat berupa angka atau pernyataan sebagai wujud prestasi
belajar siswa. Dalam penelitian ini pengukuran prestasi belajar berdasar
pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan dengan
menggunakan penilaian ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
5. Teori tentang Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Prestasi yang meningkat adalah dambaan setiapa siswa, orang tuadan
guru seorang guru memeiliki harapan akan peningkatan prestasi belajar siswa
yang di binanya. Betikut ini cara memningkatkan prestasi belajar siswa, yaitu:
a. Bimbingan belajar
Ada 2 model bimbingan belajar yaitu bimbing siswa berprestasi dan
bimbingan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Teknik
bimbingan juga bisa dilakukan dengan cara face to face relationship.
b. Pembelajaran secara individu
Bimbingan individu bisa di perluas kepada kelompok walaupun
metode ini juga di gunakan untuk membantu individu individu yang
mempunyai masalah. pada pembelajaran individu juga memberi bantuan
pada masing-masing pribadi, sedangkan kelompok memberikan kepada
setiap kelompok.
c. Penggunaan metode pembelajaran
Upaya berikutnya yang dilakukan seorang guru untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa yaitu dengan memilih penggunaan metode yang tepat
dan bervariasi.

28
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta,
2010). 106-107
23

d. Siswa harus berperan aktif dalam proses pembelajaran


Siswa harus terlihat dan berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Mereka tidak boleh hanya menunggu perintah atau menjadi pendengar setia
dari proses pembelajaran di kelas. Mereka harus mengambil peran secara
aktif.
e. Peran orang tua saat anak belajar
Orang tua atau keluarga adalah tempat belajar anak untuk pertama
kalinya. Sejak kecil mereka barada di lingkungan keluga, sehingga mereka
secara langsung melakukan proses belajar. Anak-anak belajr dari orang yang
ada di dekatnya atau di sekitarnya sehinga, mampu melakukan sesuatu.
Maka dari itu orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam
memingkatkan prestasi belajar29
Adapun cara meningkatkan pemahaman siswa yaitu:
1) Menambah waktu khusus untuk mepelajari materi-materi yang sulit.
2) Meminta bantuan teman untuk bekerjasama dalam memahami pelajaran
yang sulit atau belajar bersama.
3) Meminta bantuan guru sekalipun dalam meminta tambahan penjelasan.
4) Belajar ditempat yang jauh dari keramaian, tempat bermain, tempat
berlalu-lalang dll.
5) Membina hubungan baik antara guru dan siswa.
Membangkitkan motivasi belajar siswa, dengan cara:
a) Siswa memperoleh pemahaman yang jelas mengenai proses
pembelajaran.
b) Siswa memperoleh kesadaran diri terhadap pembelajaran.
c) Menyesuaikan tujuan pembelajaran dengan kebutuhan peserta didik
secara link and match.
d) Memberikan sentuhan lembut, hadiah, pujian dan pernghormatan.
e) Siswa mengetahui prestasi belajarnya.
f) Guru yang kompeten dan humoris.

29
"Cara meningkatkan Prestasi Belajar", http://cerdas-beramal.blogspot.com/12.html, diakses
tanggal 29 Januari 2023, 19.07
24

Meningkatkan daya ingat akal siswa.


i. Tingkatkan motivasi belajar siswa dengan menjelaskan manfaat
materi pelajaran bagi kehidupan mereka.
ii. Demonstrasi dengan alat peraga atau memberi tanda khusus pada
istilah yang penting.
iii. Menyajikan materi yang berkaitan dengan sebelumnya, karena
kesinambungan antar pokok bahasan mempermudah proses
pengolahan materi dalam sistem akal siswa.
iv. Memberi pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang telah
disajikan kepada siswa.30
6. Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Berdasarkan pengertian guru yang dijelaskan sebelumnya, guru
merupakan seseorang yang mempunyai peran dan tugas yang penting dalam
proses pembelajaran, dan memiliki tanggung jawab dalam membimbing serta
mendidik peserta didik untuk mencapai kedewasaan, kemampuan dalam
menggapai masa depan yang baik dan sukses serta menjadi yang dewasa dan
bertanggung jawab, baik bagi dirinya sendiri mapun orang lain. Menurut Nana
Sudjana dengan mengutip pendapat Peters mengemukakan bahwa tugas dan
tanggung jawab guru ada tiga, yaitu: guru sebagai pengajar, guru sebagai
pembimbing dan guru sebagai administrator kelas. Penjelasan ketiga hal
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan
dan melaksanakan pengajaran.
b. Guru sebagai pembimbing memberi tekanan pada tugas, memberikan
bantuan kepada peserta didik dalam pemecahan masalah yang dihadapinya.
c. Tugas sebagai administrator kelas merupakan jalinan antara ketetalaksanaan
bidang pengajaran dan ketetelaksanaan pada umumnya. 31

30
https://www.kompasiana.com/upaya-meningkatkan-prestasi-belajar-siswa. Diakses 29 Januari
2023 19.03
31
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2021),
hal. 15
25

Peran guru tidak hanya beberapa hal yang telah disebutkan di atas.
Masih banyak peran guru yang perlu diungkapakan Menurut Sardiman
beberapa peran guru dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut:
1) Informator, guru memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran
yang diprogramkan.
2) Organisator, yaitu guru mengelola komponen-komponen yang berkaitan
dengan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat mencapai efektifitas dan
efisiensi dalam pembelajaran.
3) Motivator, yaitu guru merangsang dan memberikan dorongan untuk
mendinamiskan potensi peserta didik, menumbuhkan peran aktif dan daya
cipta (kreatifitas), sehingga peserta didik mau belajar terus menerus.
4) Pengarah, guru dalam hal ini dapat mengarahkan dan membimbing peserta
didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5) Inisiator, guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar.
6) Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan pendidikan dan
pengetahuan.32
7) Fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan
dalam proses belajar-mengajar.
8) Mediator, dalam hal ini guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar
peserta didik. Mediator juga diartikan penyedia media. Bagaimana cara
memakai dan mengorganisasikan penggunaan media
9) Evaluator, dalam perannya ini guru mempunyai otoritas untuk menilai
prestasi peserta didik dalam bidang akademis maupun tingkah laku
sosialnya sehingga dapat menentukan peserta didik berhasil atau tidak.33
Peran-peran guru tersebut menambah daftar argumentasi keutamaan
guru dalam tercapainya tujuan proses belajar mengajar. Peran tersebut tentu
tidak dilaksanakan dalam satu waktu sekaligus namun berjalan dalam
keseluruhan proses belajar mengajar.
32
Sardiman A M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2020), 144-146
33
Sardiman A M, Interaksi dan…, 146
26

Dari beberapa peran guru yang sudah dipaparkan di atas, peneliti


mengambil enam peran guru yang dianggap paling dominan dalam
meningkatkan hasil belajar siswa:
a) Peran Guru sebagai Pengajar
Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan
belajar- mengajar atau dapat diartikan sebagai suatu usaha
mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan peserta didik
dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.34
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Mengajar juga diartikan sebagai usaha yang
dilakukan pengajar agar ilmu pengetahuan agama memenuhi otak peserta
didik.35 Menurut Mahmud Yunus, al-Ta’lim berarti mengajar, yang
secara khusus hanya menyampaikan ilmu pengetahuan ke dalam pikiran
dan mengisi ingatan-ingatan peserta didik dengan masalah-masalah ilmu
pengetahuan dan seni.36
Bisa diambil kesimpulan bahwa mengajar merupakan kegiatan
yang dilakukan guru dalam mentransfer atau memberi pengetahuan dan
informasi sebanyak-banyaknya kepada peserta didik yang sifatnya masih
sekedar membuat siswa mempunyai pengetahuan atau mengembangkan
pengetahuan yang dimilikinya. Sehingga aspek dominan yang
dikembangkan dalam mengajar adalah aspek kognitif (pengetahuan).
Guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam
merencanakan dan melaksanakan pengajaran.37 Dalam melaksanakan
pengajaran ada kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Menurut bentuk

34
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2021), 6
35
Abu Ahmadi, Metodik Khusus Pendidikan (MKPA): untuk mahasiswa Tarbiyah dan calon
pendidika agama, (Bandung: Armico, 2018), 98
36
Siti Ruchanah, “Kepemimpinan Penididikan Islam dalam Perspektif Teologis”, dalam http://
jurnal.umpo..ac.id, diakses 7 Januari 2023
37
Sudjana, Dasar-dasar …, 15
27

pengajaran klasikal guru harus melakukan 3 hal setiap jam pelajaran,


yaitu persiapan jam pelajaran, pelaksanaan, dan umpan balik.38
Sedangkan menurut Wina Sanjaya yang dikutip oleh Novan Ardy
Wiyani bahwa kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan pembelajaran
disebut dengan pengalaman belajar. Adapun pengembangan pengalaman
belajar dibagi menjadi tiga tahapan sebagai berikut:39
(a) Tahap prainstruksional.
Tahap ini merupakan tahapan yang dilakukan oleh guru ketika
ia memulai proses pembelajaran. Beberapa kegiatan yang lazim
dilakukan oleh guru dalam tahapan ini, antara lain:
(1) Guru mengucapkan salam untuk membuka kegiatan belajar dan
memimpin doa sebelum mengajar.
(2)Guru menanyakan kehadiran peserta didik lalu mencatat peserta
didik yang tidak hadir.
(3)Mereview secara singkat kegiatan pembelajaran sebelumnya serta
mengkaitkannya dengan kegiatan pembelajaran hari itu.
(4)Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya
mengenai materi pembelajaran yang belum dikuasainya dari
kegiatan belajar sebelumnya.
(5)Setelah guru yakin jika peserta didik sudah benar-benar menguasai
dan dapat mencapai kompetensi pada kegiatan sebelumnya, barulah
guru menyampaikan kompetensi yang harus dicapai peserta didik
dalam kegiatan belajar hari itu.
Tujuan dari tahapan ini pada dasarnya untuk mengetahui
tingkat pencapain kompetensi peserta didik terhadap penguasaan
materi sebelumnya dan memunculkan kesiapan belajar serta
memotivasi belajar peserta didk dalam kegiatan belajar hari itu.

38
Ad Rooijakkers, Mengajar dengan Sukses: Petunjuk untuk Merencanakan dan Menyampaikan
Peengajaran, (Jakarta; Gramedia, 2020), 6
39
Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan: Tata Rancang Pembelajaran Menuju
Pencapaian Kompetensi, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), 156-161
28

(b)Tahap Instruksional.
Tahap ini disebut juga tahap inti. Dalam implementasi
kurikulum 2013, pengalaman belajar yang diberikan oleh guru sebagai
desainer pembelajaran kepada peserta didik terfokus pada kegiatan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Dalam kegiatan eksplorasi guru
dapat melalukakn lima kegiatan, sebagai berikut:
(1) Melibatkan peserta didik dalam mencari informasi yang luas serta
radiks mengenai topic atau tema materi yang hendak dipelejari
dengan menerapkan prinsip alam aneka tambang sehingga
menjadikan guru dan peserta didik belajar dari aneka sumber.
(2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran serta sumber belajar yang beragam dan relevan
dengan kompetensi yang hendak dicapai.
(3) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
(4) Memfasilitasi peserta didik dalam melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau di lapangan.
(c) Tahap evaluasi
Tujuannya adalah untuk mengetahui sudah sejauh mana
tingkat keberhasilan dari tahapan kedua (instruksional). Dengan kata
lain dapat juga dikatakan untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi peserta didik. Pada dasarnya tahapan ini dilakukan untuk
mencapai KI dan KD. kegiatan ini dilakukan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk aktif belajar.
Dari urain di atas dapat disimpulkan, bahwa peran guru
sebagai pengajar harus berusaha meningkatkan kemampuan yang
dimilikinya ketika menyampaikan materi dan guru harus
menciptakan hubungan yang positif antara guru dan peserta didik
dalam proses pembelajaran. Agar proses pembelajaran bisa berjalan
dengan lancar.
29

Untuk itu guru harus selalu berusaha untuk meningkatkan


keterampilan dan kompetensinya dalam proses belajar mengajar.
Seperti penggunaan metode, media, dan strategi pembelajaran harus
disesuaikan dengan materi ajar, agar peserta didik mampu mencapai
tujuan daripada pendidikan yang telah direncanakan.
b) Peran Guru sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan
identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Pendidik agama
berbeda dengan pengajar agama. Kalau seorang pengajar agama hanya
berusaha bagaimanaa ilmu pengetahuan agama memenuhi otak peserta
didik. Maka peran guru sebagai pendidik agama berusaha untuk
membentuk batin dan jiwa agama sehingga peserta didik melaksanakan
apa yang telah diajarkan guru agama, sehingga kelak menjadi seorang
yang taat kepada agama serta mempunyai aqidah yang kuat, untuk
mencapai kebahagian hidup didunia dan di akhirat.40 Sebagaimana
pendapat Muhammad Attiyah al-Abrasyi, tarbiyah berarti mendidik.
Mendidik berarti mempersiapkan peserta didik dengan segala macam
cara, supaya dapat mempergunakan tenaga dan bakatnya dengan baik,
sehingga mencapai kehidupan yang sempurna.41
Ada beberapa metode-metode yang dipergunakan guru dalam
perannya sebagai pendidik dalam kegiatan penanaman nilai-nilai ajaran
agama Islam pada siswa, yaitu:
(1) Metode pembiasaan.
Pembiasaan merupakan sesuatu yang sengaja dilakukan secara
berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Pembiasaan
berintikan pengalaman, yang dibiasakan adalah sesuatu yang
diamalkan.42

40
Novan Ardy Wiyani, Desain….., 156-161
41
Siti Ruchanah, “Kepemimpinan Penididikan Islam dalam Perspektif Teologis”, dalam http:/
jurnal.umpo.ac.id, diakses 7 Januari 2023
42
E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2013), 166
30

Kebiasaan-kebiasaan yang baik seperti beribadah kepada Allah


yang selalu dilaksanakan dalam keluarga akan menjadi kebiasaan pula
bagi anak. Begitu pula dalam kegiatan belajar di sekolah, guru juga
harus melakukan pembiasaan-pembiasaan melaksanaan kegiatan
keagamaan kepada siswanya.
(2) Metode cerita
Metode cerita adalah suatu metode yang mempunyai daya tarik
yang menyentuh perasaan anak. Islam menyadari sifat alamiah
manusia untuk menyenangi cerita yang pengaruhnya besar terhadap
perasaan.43
Dalam hal ini guru bercerita yang di dalamnya juga meberikan
nashat-nasihat yang baik kepada siswa dengan perkataan yang sopan
dan tidak menyinggung perasaan siswa.
(3) Metode keteladanan
Metode keteladanan adalah metode pembelajaran dengan cara
memperlihatkan keteladan, baik yang berlangsung melalui penciptaan
kondis pergaulan yang akrab antara personal, perilaku pendidik dan
tenaga pendidik lain yang mencerminkan akhlak terpuji maupun tidak
secara langsung melalui sejumlah ilustrasi-ilustrasi keteladanan.44
Sehingga dalam perannya sebagai pendidik guru juga harus
senantiasa menjadi teladan yang baik (uswatun hasanah), dalam hal ini
guru PAI dituntut untuk bisa menjadi contoh yang baik pada peserta
didiknya baik dalam tutur kata, penampilan maupun perbuatan. Dan
diharapkan bukanlah guru PAI saja yang memberikan contoh yang
baik tapi juga guru-guru yang lain.
c) Peran Guru sebagai Pelatih
Melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada
siswa.45Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan
keterampilan, baik intelektual maupun psikomotorik, sehingga menuntut
43
Helmawati, Pendidik Sebagai Model, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), 180
44
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2020), 154
45
Usman, Menjadi Guru ..., 7
31

guru untuk bertindak sebagai pelatih. Hal ini ditekankan lagi dalam
kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, karena tanpa latihan seorang
peserta didik tidak akan mampu menunjukkan penguasaan kompetensi
dasar, dan tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang
dikembangkannya sesuai dengan materi standar. Oleh karena itu, guru
harus berperan sebagai pelatih yang bertugas melatih peserta didik dalam
pembentukan kompetensi dasar, sesuai dengan potensi masing-masing.46
d) Peran Guru sebagai Fasilitator
Peran guru sebagai fasilititor, guru akan memberikan fasilitas atau
kemudahan dalam proses belajar mengajar, misalnya saja dengan
menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi
dengan perkembangan siswa sehingga interakasi belajar-mengajar akan
berlangsung secara efektif.47
Selain itu guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar
yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses
belajar- mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah,
surat kabar, maupun sumber belajar lainnya.
Sebagaimana pendapat Pardjino, bahwa belajar menekankan pada
pengetahuan merupakan bentukan siswa, peran guru lebih ditekankan
pada fasilitator atau pencipta kondisi belajar bagi terjadinya proses
konstruksi pengetahuan anak dengan cara membantu atau memfasilitasi
anak didik agar belajar sendiri membangun pengetahuan mereka.48
e) Peran guru sebagai motivator
Sebagai motivator guru harus bisa merangsang dan memberikan
dorongan untuk mendinamiskan potensi peserta didik, menumbuhkan
peran aktif dan daya cipta, sehingga peserta didik mau mengikuti proses

46
E. Mulyasa, Menjadi Guru …, 42-43
47
Sardiman, Interaksi dan Motivasi …, 146
48
Pardjino, “Konsepsi Guru tentang Belajar dan Mengajar dalam Perspektif Belajar Aktif”, dalam
https://jurnal.ugm.ac.id, diakses pada 7 Januari 2023.
32

pembelajaran dengan aktif dan bisa mencapai tujuan dari pembelajaran


yang diinginkan.49
Adapun fungsi motivasi diantaranya yaitu mendorong manusia
untuk berbuat, menentukan arah perbuatan, menyeleksi perbuatan, dan
sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.50
Dalam kegiatan belajar di sekolah ada beberapa bentuk dan cara
untuk memotivasi siswa.51
f) Peran Guru sebagai Evaluator
Sebagai evaluator, seorang guru dituntut mampu melakukan
proses evaluasi, baik untuk mengetahui keberhasilan dirinya dalam
melaksanakan pembelajaran (feed back), maupun untuk menilai hasil
belajar siswa.
Tujuan melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar pada
dasarnya untuk mengumpulkan berbagai informasi secara
berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang
dapat dijadikan dasar untuk menentukan perlakuan selanjutnya. Dengan
melihat hasil dari evaluasi ini guru akan mendapatkan umpan balik dari
proses interaksi edukatif yang telah dilaksanakan. Ahmad Rohani dan
Abu Ahmadi mengatakan, “Penilaian proses bertujuan menilai efektifitas
dalam penyempurnaan progran dan pelaksanaannya.”52

B. Kerangka Berfikir
Dalam proses pembelajaran guru mempunyai peran penting untuk
mencapai keberhasilan belajar siswa. Peran guru tidak hanya sekedar mengajar
tetapi guru mempunya peran multidemensi. Artinya peran guru yang dilakukan
dalam pembelajaran di dalam kelas tidak hanya sekedar mengajar, tapi yang lebih
jauh yaitu mendidik, memberikan kemudahan (fasilitator), dan memotivasi serta
mengevaluasi siswa agar lebih aktif dan bergairah dalam belajar. Untuk itu guru,

49
Sardiman, Interaksi dan Motivasi ..., 145
50
Sardiman, Interaksi dan Motivasi ..., 84-85
51
Sardiman, Interaksi dan Motivasi ..., 92-95
52
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), 159
33

khususnya guru Pendidikan Agama Islam mempunyai peran penting


untukbmenjadikan anak didiknya menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia melalui pendidikan yang
diajarkannya, dengan memperhatikan dan mengutamakan tercapainya hasil belajar
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik agar tujuan pendidikannya tercapai
secara optimal, tentunya dengan melakukan pengembangan-pengembangan
berbagai komponen yang menunjang keberhasilan pendidikannya.
Pada konteks penelitian telah penulis uraikan ilustrasi tentang peran guru
PAI dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik Di SDI Ar Rohmah Desa
Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung. Dalam hal ini peneliti
lebih mengedepankan Bagaimana peran guru PAI dalam meningkatkan prestasi
belajar peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut
kabupaten Tulungagung, faktor apa yang mendukung dan menghambat guru PAI
dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa
Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung, dan bagaimana solusi
mengatasi faktor penghambat guru PAI dalam meningkatkan Meningkatkan
Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan
Ngunut kabupaten Tulungagung. Berikut skema rencana penelitian.
Tabel 2.1
Kerangka Berfikir
Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Di SDI Ar Rohmah Desa
Balesono Kecamatan Ngunut
Kabupaten Tulungagung

Untuk mendiskripsikan peran Untuk mendiskripsikan factor Untuk mendiskripsikan solusi


guru PAI dalam apa yang mendukung dan mengatasi faktor penghambat
Meningkatkan Prestasi menghambat guru PAI dalam guru PAI dalam
Belajar Peserta didik Meningkatkan Prestasi meningkatkan Meningkatkan
Belajar Peserta didik Prestasi Belajar Peserta didik

diskripsi tentang peran guru Diskripsi tentang factor apa Diskripsi tentang solusi
PAI dalam Meningkatkan yang mendukung dan mengatasi faktor penghambat
Prestasi Belajar Peserta didik menghambat guru PAI dalam guru PAI dalam
Meningkatkan Prestasi meningkatkan Meningkatkan
Belajar Peserta didik Prestasi Belajar Peserta didik

HASIL PENELITIAN
34

C. Penelitian Terdahulu
Berikut ini ada beberapa penelitian terdahulu yang memiliki tema mirip
dengan penelitian yang akan dilakukan:
1. Skripsi dengan judul “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Afektif Pendidikan Agama Islam Di SMPN 2
Rejotangan Tulungagung 2009/2010” yang ditulis oleh Nikmaturrohmah, NIM:
321607313, Jurusan Pendidikan Agama Islam, fakultas Tarbiyah,dan Ilmu
Keguruan IAIN Tulunggagung. Skripsi ini mempunyai fokus penelitian yaitu
(1) Bagaimanakah upaya guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan
hasil belajar afektif pendidikan agama Islam siswa di SMPN 2 Rejotangan
Tulungagung? (2) Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan
hasil belajar afektif pendidikan agama Islam siswa di SMPN 2 Rejotangan
Tulungagung? (3) Bagaimanakah dampak upaya guru pendidikan agama Islam
dalam meningkatkan hasil belajar afektif pendidikan agama Islam siswa di
SMPN 2 Rejotangan Tulungagung? Hasil penelitian ini yaitu bahwa dalam
upaya guru PAI dalam meningkatkan hasil belajar afektif PAI yaitu dengan
upaya mengembangkan dan membina sikap positif siswa, membangkitkan
minat siswa terhadap pembelajaran PAI, menumbuhkan konsep diri positif
pada siswa dalam pembelajaran PAI, dan menanamkan nilai-nilai ajaran Islam
dalam pembalajaran PAI. Adapun faktor pendukungnya adalah faktor pendidik
dan faktor penghambatnya adalah keadaan ekonomi keluarga. Adapun dampak
yang ditimbulkan upaya guru PAI dalam meningkatkan hasil belajar afektif
PAI di SMPN 2 Rejotangan yaitu bagi siswa semakin meningkatnya
kemampuan afektif siswa.53
2. Skripsi dengan judul “Peran Guru dalam Mengoptimalkan Hasil Belajar
Matematika Siswa Tunagrahita di SLB B. C. D Ngudi Hayu Togogan Srengat
Blitar”, tahun 2014. Yang ditulis oleh Weny Firdausin Nuzula, NIM.
3214103152, Jurusan Pendidikan Agama Islam, fakultas Tarbiyah,dan Ilmu

53
Nikmaturrohmah, NIM: 321607313, Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Afektif Pendidikan Agama Islam Di SMPN 2 Rejotangan
Tulungagung 2009/2010, Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, fakultas Tarbiyah,dan Ilmu
Keguruan IAIN Tulunggagung.
35

Keguruan IAIN Tulunggagung. Skripsi ini mempunyai fokus penelitian yaitu


(1) Bagaimana peran guru sebagai demonstator dalam mengoptimalkan hasil
belajar matematika bagi siswa tunagrahita di SLB B. C. D Ngudi Hayu
Togogan Srengat Blitar? (2) Bagaimana peran guru sebagai pembimbing dan
sumber belajar dalam mengoptimalkan hasil belajar matematika bagi siswa
tunagrahita di SLB Ngudi Hayu Togogan Srengat Blitar? (3) Apa saja faktor
pendukung dan faktor penghambat guru mengoptimalkan hasil belajar
matematika bagi siswa tunagrahita di SLB B. C. D Ngudi Hayu Togogan
Srengat Blitar?. Hasil penelitian ini yaitu peran yang dilakukan guru sebagai
demonstator dalam mengoptimalkan hasil belajar matematika adalah dengan
menggunakan alat peraga dalam penyampaian materi pembelajaran. Peran
yang dilakukan guru sebagai pembimbing dalam mengoptimalkan hasil belajar
matematika adalah dengan memberikan perhatian dan kasih sayang agar siswa
merasa nyaman dalam penerimaan materi yang diajarkan terhadap siswa,
sedangkan peran guru sebagai sumber belajar adalah meningkatkan penguasaan
materi yang akan diajarkan, guru harus banayak referensi agar memudahkan
siswa untuk menerima materi yang diberikan. Sedangkan faktor pendukung
adalah tersedianya alat peraga, sarana prasarana yang menunjang, pemberian
tugas rumah dan selalui diberi motivasi berupa pujian, adapun faktor
penghambat yang dihadapi guru adalah jika anak ngambek atau mogok belajar,
jika anak hiperaktif selalu menggoda temannya, kesibukan orang tua yang
tidak bisa menghantarakan anaknya ke sekolah, anak sering tidak masuk
sekolah dan tidak adanya alat peraga dalam proses mengajar matematika.54
3. Skripsi dengan judul “Peran Guru Agama dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Anak Didik di Sekolah Dasar Negeri 2 Arjowinangun Kedung Kandang
Malang”, tahun 2008. Yang ditulis oleh Tri Wahono, 04110043, Jurusan
Pendidikan Agama Islam, fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Malang.
Skripsi ini mempunyai fokus penelitian yaitu (1) Bagaimana peningkatan hasil

54
Weny Firdausin Nuzula, NIM. 3214103152, Peran Guru dalam Mengoptimalkan Hasil Belajar
Matematika Siswa Tunagrahita di SLB B. C. D Ngudi Hayu Togogan Srengat Blitar, skripsi
tahun 2014. Jurusan Pendidikan Agama Islam, fakultas Tarbiyah,dan Ilmu Keguruan IAIN
Tulunggagung
36

belajar anak didik di SDN 2 Arjowinangun? (2) Bagaimana peran guru agama
terhadap anak didik dalam meningkatkan hasil belajar anak didik di SDN 2
Arjowinangun? (3) Apakah faktor pendukung dan penghambat guru agama
dalam meningkatkan hasil belajar anak didik di SDN 2 Arjowinangun?. Hasil
penelitian ini yaitu menunjukkan bahwa peran guru agama dalam
meningkatkan hasil belajar peserta didiknya khususnya pada ranah kognitif
menggunakan metode, strategi dan teknik yang merangsang anak untuk berfikir
dan berani mengungkapkan pengetahuan yang telah tersimpan dalam otaknya.
Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran disesuaikan dengan materi
ajar. Dan evaluasi dilaksanakan setiap akhir pelajaran yaitu dengan cara post
test. Jika ada siswa yang mengalami kesulitan belajar, guru memberikan
pendektakan dan melakukan bimbingan khusus, agar siswa bisa memhami
sutau materi yang telah diajarkan. Peran guru agama dalam meningkatkan hasil
belajar tidak mengandalkan kemampuan sendiri, artinya guru agama berperan
ketika peserta didik berada dilingkungan sekolah. Dan ketika anak didik berada
dilingkungan keluarga, guru agama mengajak kepada wali murid untuk
membantu meningkatkan hasil belajar anaknya. 55
4. Thesis dengan judul “Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Peserta Didik di SDN Wonokerto 01 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang”,
tahun 2015. Yang ditulis oleh Moh. Amin Mahfud, Institut Agama Islam
Negeri Pekalongan. Thesis ini mempunyai fokus penelitian yaitu (1)
Bagaimana peran guru PAI dalam meningkatkan motivasi peserta didik di SDN
Wonokerto 01 kecamatan Bandar Kabupaten Batang? (2) Apa saja faktor yang
mempengaruhi dalam meningkatkan motivasi peserta didik di SDN Wonokerto
01 kecamatan Bandar Kabupaten Batang? Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa peran guru PAI dalam meningkatkan motivasi peserta didik di SDN
Wonokerto 01 kecamatan Bandar Kabupaten Batang dilakukan melalui
berbagai peran yakni membimbing, member nasihat, menguasai materi,
mengelola kelas, mediator, fasilitator, melakukan evaluasi, melakukan inovasi
55
Tri Wahono, 04110043, Peran Guru Agama dalam Meningkatkan Hasil Belajar Anak Didik di
Sekolah Dasar Negeri 2 Arjowinangun Kedung Kandang Malang, tahun 2008. skripsi Jurusan
Pendidikan Agama Islam, fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Malang.
37

dan menjadi suri tauladan. Adapun faktor yang mempengaruhi motivas belajar
siswa adalah faktor guru meliputi: metode yang digunakan, alat dan media
pembelajaran, hubungan guru PAI dengan siswa, figur guru PAI di sekolah.
Faktor siswa meliputi: kondisi siswa di dalam kelas, kondisi kesehatan siswa,
kondisi psikologis siswa, dan kondisi kelelahan.56
5. Skripsi oleh Maman Firmansyah tentang Peran guru Akidah Akhlak dalam
mengembangkan pendidikan karakter di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Tambakberas Jombang. Peranan guru dalam proses belajar mengajar dirasakan
sangatlah besar pengaruhnya terhadap perubahan tingkah laku (karakter) anak
didik. Dalam konteks pendidikan karakter, peran guru sangat vital sebagai
sosok yang diidolakan, serta menjadi sumber inspirasi dan motivasi murid-
muridnya. Berpijak pada paparan di atas maka fokus permasalahan yang
diambil adalah 1) Apa strategi yang digunakan oleh guru akidah akhlak dalam
pengembangan karakter di MTsN Tambakberas Jombang? 2) Bagaimana
efektifitas guru akidah akhlak dalam mengembangkan pendidikan karakter di
MTsN Tambakberas Jombang? 3) Bagaimana dampak sosok guru akidah
akhlak bagi peserta didik dalam mengembangkan pendidikan karakter di
MTsN Tambakberas Jombang? Hasil penelitian ini diantaranya sebagai
berikut. 1) Strategi yang digunakan oleh guru akidah akhlak dalam
pengembangan karakter di MTsN Tambakberas Jombang, yaitu dengan
memberikan mata pelajaran muatan lokal atau kepesantrenan, menciptakan
siswa yang beradiwiyata, menjelaskan materi- materi pelajaran dengan contoh-
contoh nyata dalam kehidupan siswa sehari-hari, dan dengan pembiasaan
religius siswa, 2) Efektifitas guru akidah akhlak dalam mengembangkan
pendidikan karakter di MTsN Tambakberas Jombang, yaitu pembagian guru
pengajar di kelas secara tepat sesuai dengan pengalaman yang dimiliki, guru
mampu memperlakukan siswa sesuai dengan tahap perkembangan peserta
didiknya, guru mampu menjadi teladan, pendidik, pengajar, pelatih, dan
evaluator bagi peserta didiknya, 3) Dampak sosok guru akidah akhlak bagi
56
Moh. Amin Mahfud, Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di
SDN Wonokerto 01 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, tahun 2015. Yang ditulis oleh,
Institut Agama Islam Negeri Pekalongan
38

peserta didik dalam mengembangkan pendidikan karakter di MTsN


Tambakberas Jombang, yaitu kepribadian guru berpengaruh terhadap perilaku
siswa, guru yang memotivasi siswanya akan mendorong perkembangan
karakter siswa, dan sosok pemimpin guru mendorong siswa untuk lebih maju57.
Table 2.2
Perbedaan dan Persaamaan Penelitian dengan Penelitian Terdahulu
No Judul Persamaan Perbedaan

1. Nikmaturrohmah. Upaya a. Membahas tentang a. Khusus membahas


Guru PAI dalam hasil belajar. hasil belajar afektif
Meningkatkan Hasil b. Penelitian ini siswa.
Belajar Afektif Siswa PAI menggunakan b. Fokus penelitian.
di SMPN 2 Rejotangan pendekatan kualitatif c. Lokasi penelitian.
Tulungagung (2010). dan menggunakan
Institut Agama Islam jenis penelitian
Negeri Tulunggagung. deskriptif kualitatif.
c. Teknik pengumpulan
data menggunakan
observasi,
wawancara, dan
dokumentasi
d. Teknik analisis data
menggunakan
reduksi data,
penyajian data, dan
penarikan
kesimpulan.
e. Pengecekan keabsahan
data menggunakan
perpanjangan
keikutsertaan,
ketekunan atau
keajegan, triangulasi,
f. Dan pengecekan
teman sejawat.
2 Firdausin Nuzula. Peran a. Membahas tentang a. Fokus penelitian.
Guru dalam peran guru dan hasil b. Lokasi penelitian.
Mengoptimalkan Hasil belajar.
Belajar Matematika Siswa b. Penelitian ini

57
Maman Firmansyah, Peran guru Akidah Akhlak dalam mengembangkan pendidikan karakter di
Madrasah Tsanawiyah Negeri Tambakberas Jombang. Program Studi Pendidikan Agama Islam
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2013
39

Tunagrahita di SLB B. C. menggunakan


D Ngudi Hayu Togogan pendekatan kualitatif
Srengat Blitar.( tahun dan menggunakan
2014). Institut Agama jenis penelitian
Islam Negeri deskriptif kualitatif.
Tulunggagung c. Teknik pengumpulan
data menggunakan
observasi,
wawancara, dan
dokumentasi.
d. Teknik analisis data
menggunakan
reduksi data,
penyajian data, dan
penarikan
kesimpulan.
e. Pengecekan
keabsahan data
menggunakan
perpanjangan
keikutsertaan,
ketekunan atau
keajegan, triangulasi,
dan
pengecekan teman
sejawat
3 Tri Wahono. Peran Guru a. Membahas tentang a. Khusus membahas
PAI dalam Meningkatkan peran guru dalam hasil belajar kognitif
Hasil Belajar Anak Didik meningkatkan hasil siswa.
di SDN 2 Arjowinangun belajar siswa. b. Fokus penelitian.
Kedung kandang Malang. b. Penelitian ini c. Lokasi penelitian
(2008). Universitas Islam menggunakan
Negeri Malang. pendekatan kualitatif
dan menggunakan
jenis penelitian
deskriptif kualitatif.
c. Teknik pengumpulan
data menggunakan
observasi,
wawancara, dan
dokumentasi
4 Moh. Amin Mahfud, a. Membahas peran guru a. Fokus penelitian
Peran Guru PAI dalam dalam kegiatan b. Lokasi penelitian
Meningkatkan Motivasi pembelajaran. c. Teknik analisis data
Belajar Peserta Didik di b. Penelitian ini menggunakan teknik
SDN Wonokerto 01 menggunakan analisis diskriptif
40

Kecamatan Bandar pendekatan kualitatif


Kabupaten Batang (2015). dan menggunakan
Institut Agama Islam jenis penelitian
Negeri Pekalongan. deskriptif kualitatif.
c. Teknik pengumpulan
data menggunakan
observasi,
wawancara, dan
dokumentasi
5 Maman Firmansyah a. Membahas peran guru a. Fokus penelitian
tentang Peran guru dalam kegiatan b. Lokasi penelitian
Akidah Akhlak dalam pembelajaran.
mengembangkan b. Penelitian ini
pendidikan karakter di menggunakan
Madrasah Tsanawiyah pendekatan kualitatif
Negeri Tambakberas dan menggunakan
Jombang. Tahun 2020 jenis penelitian
deskriptif kualitatif.
c. Teknik pengumpulan
data menggunakan
observasi,
wawancara, dan
dokumentasi

Kelima penelitian di atas terfokus pada peran guru pendidikan yang masih
bersifat umum, meskipun ada beberapa penelitian yanga sudah lebih menjurus
kepada pendidikan agama Islam yang bersifat lebih mendalam Sedangkan dalam
skripsi ini yang berjudul peran guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar
peserta didik Di SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten
Tulungagung. Dalam hal ini peneliti lebih mengedepankan Bagaimana peran guru
PAI dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa
Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung, faktor apa yang
mendukung dan menghambat guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar
peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten
Tulungagung, dan bagaimana solusi mengatasi faktor penghambat guru PAI
dalam meningkatkan Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar
Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran guru PAI
dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa
Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung, faktor apa yang
mendukung dan menghambat guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar
peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten
Tulungagung, dan bagaimana solusi mengatasi faktor penghambat guru PAI
dalam meningkatkan Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar
Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung. Dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan karena
obyek yang diteliti berlangsung dalam latar yang wajar dan bertujuan untuk
mengetahui, memahami, dan menghayati dengan seksama dan secara lebih
mendalam tentang bagaimana peran guru PAI dalam meningkatkan prestasi
belajar peserta didik Di SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut
Kabupaten Tulungagung.
Ahmad Tanzeh mengambil istilah dari Margono mengemukakan bahwa
penelitian kualitatif adalah penelitian yang pada dasarnya menggunakan
pendekatan deduktif dan induktif artinya pendekatan berangkat dari suatu
kerangka teori, gagasan para ahli, maupun pemahaman peneliti berdasarkan
pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan beserta
pemecahan yang diajukan untuk memperoleh pembenaran dalam bentuk
dukungan data empiris dilapangan.1
Selanjutnya jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan rancangan studi situs
dimana subjek yang diteliti adalah SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan
Ngunut kabupaten Tulungagung..

1
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2020), 66.
41
42

B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah di SDI Ar Rohmah Desa
Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Alasan peneliti mengambil lokasi di kedua tempat ini dilatarbelakangi
oleh beberapa pertimbangan atas dasar kekhasan atau kemenarikan, diantaranya ;
1. SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung
merupakan sekolah swasta yang terletak di pedesaan dengan jumlah siswa yang
banyak. untuk jenjang pendidikan dasar.
2. Lembaga ini memiliki fasilitas/sarana dan prasarana yang memadai untuk
menunjang proses kegiatan belajar mengajar, seperti ruang kelas, perpustakaan,
komputer, dan jaringan internet
3. Memiliki tenaga pengajar yang berkualifikasi S1
4. Peserta didik dilembaga ini memiliki banyak prestasi di berbagai bidang baik
di bidang akademis maupun non akademis.2

C. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dilapangan dalam penelitian kualitatif wajib dilakukan,
karena peneliti merupakan key instrument.3 Peneliti disini akan berusaha
memperoleh data tentang bagaimana internalisasi pendidikan karakter melalui
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan
Ngunut kabupaten Tulungagung., dengan tujuan agar informasi yang terkumpul
benar-benar sesuai dan terjamin keabsahannya. Peran peneliti dalam penelitian ini
sebagai pengamat partisipan, disamping itu kehadiraan peneliti diketahui sebagai
peneliti oleh informan. Peneliti akan memulai dengan mengirim surat kepada
kepala sekolah di dua lembaga tersebut tentang pemberian ijin peneliti, kemudian
peneliti mulai memasuki lokasi penelitian di lembaga tersebut.

2
Observasi 1 tanggal 8 Maret 2023
3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,
Alfabeta, Bandung:, 2018, 310.
43

D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data dapat
diperoleh.4 Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.5
Sumber data dalam penelitian kualitatif ini dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu manusia (human) dan bukan manusia. Sumber data manusia berfungsi
sebagai subjek atau informan kunci (key informant) dan data yang diperoleh
melalui informan berupa soft data (data lunak). Sedangkan sumber data bukan
manusia berupa dokumen yang relevan dengan fokus penelitian, seperti gambar,
foto, catatan atau tulisan yang ada kaitannya dengan fokus penelitian. Data yang
diperoleh melalui dokumen bersifat hard data (data keras).6
Kelompok sumber data dalam penelitian kualitatif di kelompokkan sebagai
berikut:
1. Narasumber (Person)
Dalam penelitian ini pemilihan informan dilakukan dengan cara:
a. Dengan teknik Purposive sampling. Teknik ini digunakan untuk menseleksi
dan memilih informan yang benar-benar menguasai informasi dan
permasalahan secara mendalam serta dapat dipercaya menjadi sumber data
yang tepat. Penggunan teknik purposive ini, peneliti dapat menentukan
sampling sesuai dengan tujuan penelitian. Sampling yang dimaksud disini
bukanlah sampling yang mewakili populasi, melainkan didasarkan pada
relevansi dan kedalaman informasi, namun demikian tidak hanya berdasar
subjektif peneliti, melainkan berdasarkan tema yang muncul di lapangan.
b. Dengan teknik snowball sampling, adalah teknik bola salju yang digunakan
untuk mencari informasi secara terus menerus dari informan satu ke
informan yang lainnya, sehingga data yang diperoleh semakin banyak,
lengkap dan mendalam. Penggunaan teknik bola salju ini baru akan

4
Suharmini Arikunto, Prosedur Penelitian;Suatu Pendekatan Praktek,( Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2020), 129.
5
Lexy. J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kulaitatif (Bandung:Remaja Rosda Karya, 2017),157
6
Softdata senantiasa dapat diperhalus, diperinci dan diperdalam, karena masih selalu dapat
mengalami perubahan. Sedangkan hard data adalah data yang tidak mengalami perubahan lagi.
Lihat dalam S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik kualitatif. (Bandung; Tarsito,2017), 55.
44

dihentikan apabila data yang diperoleh dianggap telah jenuh (saturated


data) atau jika data tentang strategi pembelajaran PAI sudah tidak
berkembang lagi sehingga sama dengan data yang diperoleh sebelumnya
(point of theoretical saturation).
c. Dengan teknik internal sampling, yaitu pemilihan sampling secara internal
dengan mengambil keputusan berdasarkan gagasan umum mengenai apa
yang diteliti, dengan siapa yang akan berbicara, kapan melakukan
pengamatan dan beberapa banyak dokumen yang di-review. Intinya internal
sampling digunakan untuk mempersempit atau mempertajam fokus.7 Teknik
ini tidak digunakan untuk mempertajam studi melainkan untuk memperoleh
kedalam studi dan fokus penelitian secara integratif. Adapun informan dari
penelitian ini adalah :
1) Kepala Sekolah
2) Guru
2. Peristiwa atau Aktifitas dan Lokasi Penelitian (Place)
Peristiwa digunakan peneliti untuk mengetahui proses bagaimana
sesuatu secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung.
Contohnya kegiatan pembelajaran ekstra keagamaan, program-program yang
dijalankan dan lain-lain. Disini peneliti akan melihat secara langsung peristiwa
yang terjadi terkait dengan penelitian untuk dijadikan data berupa catatan
peristiwa yang terjadi di lembaga pendidikan tersebut.
3. Dokumen (paper)
Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berhubungan
dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Dokumen dalam penelitian ini
bisa berupa catatan tertulis, rekaman, gambar atau benda yang berkaitan
dengan segala hal yang berhubungan dengan penelitian yang dilaksanakan.
Selanjutnya, semua hasil temuan penelitian dari sumber data pada
lembaga pendidikan tersebut dipadukan dalam suatu analisis kasus untuk
dikembangkan dalam abstraksi temuan di lapangan.

7
Robert, C. Bogdan dan Sari Knopp Biklen, Qualitative Research for Education An Introduction
to Theory and Methods, (Boston;Aliyn and Bocon. Inc.2020), 123.
45

E. Teknik Pengumpulan Data


Dalam suatu penelitian terdapat berbagai teknik pengumpulan data
yang disesuiakan dengan sifat penelitian yang digunakan. Teknik yang
digunakan penelti dalam penelitian ini adalah:
1. Obsevasi partisipan
Obsevasi partisipan diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
secara sistematik terhadap gejala yang tampak dalam objek penelitian. 8
Dalam pelaksaan obsevasi partisipan ini, peneliti hadir di lokasi
penelitian dan berusaha memperhatikan serta mencatat setiap gejala yang
timbul di di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten
Tulungagung. dalam hubungannya dengan fenomena yang diteliti.
Pengumpulan data dengan menggunakan observasi partisipan, peneliti
terjun langsung pada proses pembelajaran di di SDI Ar Rohmah Desa Balesono
kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung., dengan tujuan agar peneliti bisa
mengetahui:
a. Mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung
di di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten
Tulungagung. untuk mengungkap bagaimana peran guru PAI dalam
meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
b. Mengamati faktor apa yang mendukung dan menghambat guru PAI dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa
Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung.
c. Mengamati lokasi penelitian dan lingkungan sekitar sekolah untuk
memperoleh gambaran umum lokasi penelitian.
2. Wawancara mendalam (indepth interview)
Dalam penelitian kualitatif, metode wawancara yang digunakan adalah
metode wawancara yaitu cara mengumpulkan data dengan mengadakan tatap
muka langsung antara orang yang bertugas mengumpulkan data dengan orang

8
Sugiyono,Metode Penelitian....208
46

yang menjadi sumber data atau objek penelitian.9Wawancara mendalam


(indepth interview) adalah upaya untuk menemukan pengalaman pengalaman
informan dari topik tertentu atau situasi yang dikaji. 10 Wawancara ini
dilakukan secara intensif dan berulang ulang.
Sebelum melakukan wawancara, peneliti menyusun pedoman
wawancara, pedoman wawancara tersebut tidak terstruktur karena hanya
memuat garis besar atau pokok pokok pertanyaan. Teknik ini digunakan untuk
mengetahui secara mendalam tentang berbagai informasi yang berkaitan
dengan permasalahan yang diteliti yakni mengenai internalisasi pendidikan
karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
Metode wawancara ini digunakan peneliti untuk mewawancarai kepala
sekolah di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten
Tulungagung, dan guru guna mendapat informasi yang akurat untuk
melengkapi data.
Langkah-langkah wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan
urutan :
a. Menetapkan siapa informan wawancara
b. Menyiapkan bahan untuk wawancara
c. Mengawali dan membuka wawancara
d. melangsungkan wawancara
e. Mengkonfirmasi hasil wawancara
f. Menulis hasil wawancara,
g. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara.
Secara aplikatif, dalam wawancara mendalam ini, setelah wawancara
dengan informan pertama dianggap cukup, kemudian peneliti meminta untuk
ditunjukkan informan berikutnya yang dianggap memiliki informasi yang
dibutuhkan dan melakukan wawancara secukupnya. Demikian seterusnya
sampai sesuai dengan tujuan yang terdapat dalam pertanyaan penelitian.

9
Ahmad Tanzeh, Pengantar…, 63
10
Rulam Ahmadi, MemahamiMetodePenelitianKualitatif, (Malang: Universitas Negeri Malang,
2020), 71
47

Data yang dibutuhkan dari wawancara mendalam yang utama adalah


mengenai pertanyaan penelitian diantaranya pendidikan karakter apa saja
yang bisa dibentuk melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, apa
kendala yang dihadapi dan apa usaha yang dilakukan madrasah untuk
mengatasi berbagai macam permasalahan yang ada. Wawancara ini
dilakukan kepada kepala sekolah, guru serta siswa di SDI Ar Rohmah Desa
Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung., Wawancara dalam
penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang:
1) Bagaimana peran guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar peserta
didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten
Tulungagung, apa kendala yang dihadapi dan apa usaha yang dilakukan
madrasah untuk mengatasi berbagai macam permasalahan yang ada.
2) Sejarah sekolah, profil, visi misi ke dua sekolah tersebut.
3) Keadaan peserta didik sebelum masuk di sekolah dan setelah lulus dari
sekolah.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel-variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, prasasti,
notulen rapat, agenda, dan sebagainya.11 Dalam penelitian ini, metode
dokumentasi digunakan untuk mencari data tentang peran guru PAI dalam
meningkatkan prestasi belajar peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono
kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung. Dokumentasi digunakan untuk
melengkapi data sebelumnya yang didapat dari indepth interview dan observasi
dilapangan. Dokumen disini bisa berupa foto, dokumen lembaga, transkip
wawancara.
Sedangkan instrumen dalam penelitian ini, sesuai dengan sifat
penelitian kualitaitif maka instrumen pokoknya adalah peneliti sendiri dibantu
dengan alat: kamera, tape recorder serta alat-alat lain yang mendukung
tercapainya data yang diinginkan.

11
Suharsimi, Prosedur....,231
48

F. Teknik Analisis Data


Analisa data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan,
sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memilki nilai
sosial, akademis dan ilmiah.12Analisis data dilakukan secara induktif. Penelitian
kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari fakta empiris.
Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari, menganalisis, menafsirkan, dan menarik
kesimpulan dari fenomena yang ada di lapangan. 13 Namun, analisis data dalam
penelitian kualitatif juga dapat dilakukan peneliti sebelum memasuki lapangan,
selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.14
Analisis data sebelum di lapangan masih bersifat sementara dan akan
berkembang sesuai keadaan di lapangan. Sedangkan analisis data di dalam
penelitian ini akan dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data.
Terakhir analisis setelah di lapangan, analisis yang dilakukan setelah data dari
lapangan terkumpul. Dengan demikian, temuan penelitian di lapangan kemudian
dibentuk menjadi teori, hukum, bukan dari teori yang telah ada melainkan
dikembangkan dari data di lapangan.15
Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh melalui wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, sehingga
dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih dan membuat
kesimpulan.16
Analisa data yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah analisa data
pada masing-masing subyek, yaitu SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan
Ngunut kabupaten Tulungagung.. Dalam proses analisa data dilakukan secara
simultan dengan pengumpulan data, artinya peneliti dalam mengumpulkan data
juga menganalisa data yang diperoleh di lapangan.

12
Imam Suprayogo, Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial dan Agama, (Bandung: Rosda Karya,
2018), 191
13
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2017), 38.
14
Sugiyono, Metode Penelitian…, 236.
15
Sugiyono, Metode Penelitian…, 236.
16
Sugiyono, Metode Penelitian…, 234.
49

Seperti telah dipaparkan diatas, penelitian ini dilakukan dengan rancangan


situs tunggal, sehingga dalam menganilis data dilakukan dalam satu tahap yaitu
analisis data kasus individu
Analisis data kasus individu pada penelitian ini dilakukan objek yaitu: SDI
Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung. Dalam
menganalisis peneliti melakukan interpretasi terhadap data yang berupa kata-kata,
sehingga diperoleh makna.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisa data adalah sebagai
berikut:
Pertama, penyotiran data dengan pembatasan operasionalnya, masing-
masing catatan lapangan dibaca kembali dan setiap satuan data yang di masukkan
di dalamnya yaitu catatan lapangan yang berupa kalimat, paragraph atau urutan
alinea yang sesuai.
Kedua, setelah data-data yang sesuai terkumpul dan dipaparkan, langkah
selanjutnya adalah perumusan kesimpulan-kesimpulan sebagai temuan- temuaan
sementara pada setiap kasus. Hal ini dilakukan dengan cara mensintesiskan semua
data yang terkumpul.
Langkah-langkah analisa data tunggal tersebut sesuai dengan pendapatnya
Miles dan Huberman dalam bukunya Andi Prastowo. Andi Prastowo yang dikutib
dari Miles dan Huberman mengatakan bahwa aktivitas dalam analisa data yaitu
meliputi: reduksi data (data reduction), penyajin data (data display), dan penarikan
kesimpulan (conclution drawing/verification).17
Peneliti menggunakan model analisis interaktif yang mencakup tiga
konsep yang saling berkaitan, yaitu pengumpulan data, reduksi data, dan
penarikan kesimpulan.
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah kegiatan menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan dan membuang data yang tidak perlu serta mengorganisasikan
data sedemikian rupa sehingga diperoleh kesimpulan akhir dan diverivikasi.

17
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam perspektif Rancangan Penelitian
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2022), 243
50

Reduksi data dilakukan secara terus menerus selama penelitian berlangsung


bahkan sebelum data benar-benar terkumpul.
Selanjutnya semua data yang telah terkumpul diberi kode. Semua data
yang telah dituangkan dalam catatan lapangan atau transkrip dibuat ringkasan
dalam kotak berdasarkan fokus penelitian. Setiap topik dibuat kode sehingga
potongan-potongan informasi dapat dengan mudah dikenali dan
dikoordinasi.Dalam reduksi data ini peneliti melakukan proses living in (data
yang terpilih) dan living out (data yang terbuang) baik dari hasil pengamatan,
wawancara, maupun dokumentasi.
2. Penyajian data (display data)
Penyajian data dimaksudkan untuk menemukan pola-polayang
bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Data dalam penelitian ini berwujud kata-kata, kalimat-
kalimat maupun paragraf-paragraf. Penyajian data yang dilakukan adalah
dalam bentuk teks naratif dan dibantu dengan matriks, grafik, dan bagan. Hal
ini disesuaikan dengan jenis data yang terkumpul dalam proses pengumpulan
data, baik dari hasil observasi, wawancara, maupun dari dokumentasi.
Penyajian data ini merupakan hasil reduksi data yang telah dilakukan
sebelumnya agar menjadi sistematis dan dapat diambil maknanya, karena
biasanya data yang terkumpul tidak sistematis.
3. Penarikan kesimpulan dan Verifikasi
Kegiatan analisis pada tahap ini adalah menarik kesimpulan dan
verifikasi. Analisis yang dilakukan selama pengumpulan data dan sesudah
pengumpulan data digunakan untuk menarik kesimpulan sehingga dapat
menemukan pola tentang peristiwa yang terjadi. Kegiatan ini merupakan proses
memeriksa dan menguji kebenaran data yang telah dikumpulkan sehingga
kesimpulan akhir didapat sesuai dengan focus penelitian. Dari kegiatan ini
dibuat simpulan-simpulan yang sifatnya masih terbuka, umum dan kemudian
menjadi lebih spesifik dan rinci.
Simpulan ini merupakan proses re-check yang dilakukan selama
penelitian dengan cara mencocokkan data dengan catatan-catatan yang telah
51

dibuat peneliti dala melakukan penarikan simpulan-simpulan awal. Karena


pada dasarnya penarikan simpulan sementara dilakukan sejak awal
pengumpulan. Data yang telah diverifikasi, akan dijadikan landasan dalam
melakukan penarikan simpulan.
Simpulan awal yang telah dirumuskan dicek kembali (verifikasi) pada
catatan yang telah dibuat oleh peneliti dan selanjutnya menuju kea rah
simpulan yang mantab. Simpulan merupakan intisari dari hasil penelitan yang
menggambarkan pendapat terakhir peneliti. Simpulan ini diharapkan memiliki
relevansi sekaligus menjawan focus penelitian yang telah dirumuskan
sebelumnya.

G. Pengecekan Keabsahan Data


Untuk menjamin kepercayaan dan validitas data yang diperoleh melalui
penelitian, maka diperlukan adanya uji keabsahan data dan kelayakan data, yakni
dengan cara:18
1. Diskusi sejawat
Dengan cara mengekspos hasil sementara yang diperoleh dalam bentuk
diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat yang memiliki keahlian yang
berkaitan dengan peran guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar peserta
didik. Dari informasi yang telah digali, diharapkan bisa terjadi pertemuan
pendapat yang berbeda, yang akhirnya lebih memantapkan hasil penelitian.
Dalam pemeriksaan sejawat ini peneliti melakukannya bersama beberapa orang
yang ikut terlibat dan membantu dalam proses penelitian, seperti para guru,
staff di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten
Tulungagung. yang kemudian secara bersama-sama mendiskusikan data yang
diperoleh peneliti selama dilapangan.
2. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan
keabsahan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai

18
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, cet ke 36(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017),
326.
52

waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik


pengumpulan data dan waktu.19
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber,
dan triangulasi teknik. Penerapannya, triangulasi sumber dilakukan peneliti
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber
yang ada di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten
Tulungagung, seperti kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan siswa.
Data dari keempat sumber tersebut kemudian dideskripsikan,
dikategorikan, antara pandangan yang sama, yang berbeda, dan yang spesifik.
Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu
kesimpulan, selanjutnya dimintakan kesepakatan (member cek) dari empat
sumber data tersebut.20
Sedangkan dalam triangulasi teknik peneliti melakukannya dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama tapi dengan menggunakan teknik
yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh dengan metode wawancara kepada
kepala sekolah, kemudian dicek ulang dengan metode observasi dan
dokumentasi.
Apabila dengan tiga metode tersebut menghasilkan data yang berbeda-
beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar, atau mungkin
semuanya benar karena sudut pandangnya berbeda-beda.Tujuan dari triangulasi
bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada
peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.21

H. Tahapan-Tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan penelitian ini peneliti berpedoman pada pendapat
moleong yaitu:
1. Tahap pra-lapangan.
2. Tahap pekerjaan lapangan.
19
Sugiyono, Metode Penelitian…, 272
20
Sugiyono, Metode Penelitian...., 273
21
Sugiyono, Metode Penelitian … 230
53

3. Tahap analisis data.22


Dalam tahap pra-lapangan peneliti melakukan persiapan yang terkait
dengan kegiatan penelitian, misalnya mengajukan judul penelitian, setelah
mendapat persetujuan peneliti melakukan studi pendahuluan ke lokasi yang
akan dijadikan tempat penelitian serta memantau perkembangan yang terjadi di
sana kemudian peneliti membuat proposal penelitian. Selain itu, peneliti juga
menyiapkan segala surat serta kebutuhan lainnya yang diperlukan selama
melakukan penelitian termasuk mengirim surat ijin ke tempat penelitian.
Apabila tahap pra-lapangan sudah berhasil, maka peneliti melanjutkan
pada tahap berikutnya yaitu tahap pekerjaan lapangan. Setelah mendapatkan
izin dari masing-masing kepala SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan
Ngunut kabupaten Tulungagung, peneliti kemudian mempersiapkan diri untuk
memasuki lokasi penelitian tersebut demi mendapatkan informasi sebanyak-
banyaknya dalam pengumpulan data. Peneliti terlebih dahulu menjalin
keakraban dengan responden dalam berbagai aktifitas agar peneliti diterima
dengan baik dan lebih leluasa dalam memperoleh data yang diharapkan.
Setelah terjalin keakraban dengan semua warga sekolah, maka peneliti
memulai penelitiannya sesuai dengan kebutuhan peneliti untuk memperoleh
data tentang peran guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik
di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung.
dengan menggunakan berbagai metode dan teknik yang dibutuhkan selama
penelitian.
Tahap terakhir adalah analisis data. Setelah peneliti mendapatkan data
yang cukup dari lapangan, peneliti melakukan analisis terhadap data yang telah
diperoleh dengan teknik analisis yang telah peneliti uraikan di atas kemudian
menelaahnya, membagi dan menemukan makna dari apa yang telah diteliti.
Selanjutnya, hasil penelitian disusun secara sistematis dan dilaporkan sebagai
laporan penelitian.

22
Lexy J. Moleong, Metode ….125.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Profil Sekolah
SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten
Tulungagung merupakan sebuah lembaga formal dalam jenjang pendidikan dasar
yang mempunyai identitas sebagai berikut:
Tabel 4.1
Profil Sekolah
Profil Sekolah

1. Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah : SD ISLAM AR ROHMAH
2 NPSN : 20560844
3 Jenjang : SD
Pendidikan
4 Status Sekolah : Swasta
5 Alamat Sekolah : Desa Balesono Kecamatan Ngunut
RT / RW : 1 / 5
Kode Pos : 66292
Kelurahan : Balesono
Kecamatan : Kec. Ngunut
Kabupaten/Kota : Kab. Tulungagung
Provinsi : Prov. Jawa Timur
Negara : Indonesia
6 Posisi Geografis : -8,1463 Lintang
111,9846 Bujur
2. Data Pelengkap
7 SK Pendirian : 004-5426-104-2005
Sekolah
8 Tanggal SK : 1969-09-06
Pendirian
9 Status : Yayasan
Kepemilikan
10 SK Izin : 002 5824 104 2006
Operasional
11 Tgl SK Izin : 1910-01-01
Operasional

54
55

12 Kebutuhan :
Khusus Dilayani
13 Nomor Rekening : 0471004529
14 Nama Bank : BPD JAWA TIMUR...
15 Cabang : BPD JAWA TIMUR CABANG NGUNUT...
KCP/Unit
16 Rekening Atas : SDISLAMARROHMAH...
Nama
17 MBS : Ya
18 Memungut Iuran : Tidak
19 Nominal/siswa : 0
20 Nama Wajib :
Pajak
21 NPWP : 021925847629016
3. Kontak Sekolah
20 Nomor Telepon : 085735063381
21 Nomor Fax :
22 Email : sdi.arrohmah@gmail.com
23 Website : http://
4. Data Periodik
24 Waktu : Pagi/6 hari
Penyelenggaraan
25 Bersedia : Ya
Menerima Bos?
26 Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat
27 Sumber Listrik : PLN
28 Daya Listrik : 2200
(watt)
29 Akses Internet : Linknet
30 Akses Internet : Linknet
Alternatif
5. Sanitasi
Sustainable Development Goals (SDG)
31 Sumber air : Sumur terlindungi
32 Sumber air minum : Disediakan oleh siswa
33 Kecukupan air bersih : Cukup sepanjang waktu
34 Sekolah menyediakan : Ya
jamban yang dilengkapi
dengan fasilitas
pendukung untuk
digunakan oleh siswa
berkebutuhan khusus
56

35 Tipe jamban : Leher angsa (toilet duduk/jongkok)


36 Sekolah menyediakan : Menyediakan dengan cara memberikan secara
pembalut cadangan gratis
37 Jumlah hari dalam : 1 hari
seminggu siswa
mengikuti kegiatan cuci
tangan berkelompok
38 Jumlah tempat cuci : 0
tangan
39 Jumlah tempat cuci : 0
tangan rusak
40 Apakah sabun dan air : Ya
mengalir pada tempat
cuci tangan
41 Sekolah memiiki saluran : Ada saluran pembuangan air limbah ke
pembuangan air limbah selokan/kali/sungai
dari jamban
42 Sekolah pernah : Ya
menguras tangki septik
dalam 3 hingga 5 tahun
terakhir dengan
truk/motor sedot tinja
Stratifikasi UKS :
43 Sekolah memiliki : Ya
selokan untuk
menghindari genangan
air
44 Sekolah menyediakan : Ya
tempat sampah di setiap
ruang kelas (Sesuai
permendikbud tentang
standar sarpras)
45 Sekolah menyediakan : Ya
tempat sampah tertutup
di setiap unit jamban
perempuan
46 Sekolah menyediakan : Tidak
cermin di setiap unit
jamban perempuan
47 Sekolah memiliki tempat : Ya
pembuangan sampah
sementara (TPS) yang
tertutup
57

48 Sampah dari tempat : Tidak


pembuangan sampah
sementara diangkut
secara rutin
49 Ada perencanaan dan : Ya
penganggaran untuk
kegiatan pemeliharaan
dan perawatan sanitasi
sekolah
50 Ada kegiatan rutin untuk : Ya
melibatkan siswa untuk
memelihara dan
merawat fasilitas sanitasi
di sekolah
51 Ada kemitraan dengan : ✓ Ada, dengan pemerintah daerah
pihak luar untuk sanitasi
sekolah
✓ Ada, dengan perusahaan swasta
✓ Ada, dengan puskesmas
Ada, dengan lembaga non-pemerintah
52 Jumlah jamban dapat : Jamban Jamban Jamban bersama
digunakan laki-laki perempuan
0 0 0
53 Jumlah jamban tidak : Jamban Jamban Jamban bersama
dapat digunakan laki-laki perempuan
0 0 0

Sekolah memiliki kegiatan dan media komunikasi, informasi dan edukasi


(KIE) tentang sanitasi sekolah
Variabel Kegiatan dan Media Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE)
Guru Ruang Toilet Selasar Ruang Kantin
Kelas UKS
53 Cuci tangan pakai ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
sabun
54 Kebersihan dan ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
kesehatan
55 Pemeliharaan dan ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
perawatan toilet
56 Keamanan pangan ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
57 Ayo minum air ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
58

Tabel 4.2
Peserta Didik
Peserta Didik
SD ISLAM AR ROHMAH
Kecamatan Kec. Ngunut, Kabupaten Kab. Tulungagung, Provinsi Prov. Jawa
Timur
1. Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Total
136 105 241

2. Jumlah peserta Didik Berdasarkan Usia


Usia L P Total
< 6 tahun 0 0 0
6 - 12 tahun 136 105 241
13 - 15 tahun 0 0 0
16 - 20 tahun 0 0 0
> 20 tahun 0 0 0
Total 136 105 241
3. Jumlah Siswa Berdasarkan Agama
Agama L P Total
Islam 136 105 241
Kristen 0 0 0
Katholik 0 0 0
Hindu 0 0 0
Budha 0 0 0
Konghucu 0 0 0
Lainnya 0 0 0
Total 136 105 241
4. Jumlah Siswa Berdasarkan Penghasilan Orang Tua/Wali
Penghasilan L P Total
Tidak di isi 3 2 5
Kurang dari Rp. 500,000 2 0 2
Rp. 500,000 - Rp. 999,999 31 36 67
Rp. 1,000,000 - Rp. 1,999,999 98 67 165
Rp. 2,000,000 - Rp. 4,999,999 2 0 2
Rp. 5,000,000 - Rp. 20,000,000 0 0 0
Lebih dari Rp. 20,000,000 0 0 0
Total 136 105 241
5. Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan L P Total
59

Tingkat 1 17 16 33
Tingkat 2 24 21 45
Tingkat 3 23 11 34
Tingkat 4 38 18 56
Tingkat 5 24 26 50
Tingkat 6 10 13 23
Total 136 105 241

Tabel 4.3
Sarpras
Prasarana
SD ISLAM AR ROHMAH
Kecamatan Kec. Ngunut, Kabupaten Kab. Tulungagung, Provinsi Prov. Jawa
Timur
No Nama Prasarana Jumlah Panjang Lebar

1 Gudang 1 6 2
2 Lab. IPA 1 3 3
3 Lapangan Olah Raga 1 6 8
4 Mushola 1 3 4
5 Ruang Guru 1 3 2
6 Ruang Kantor 1 6 4
7 Ruang Kelas I A 1 7 6
8 Ruang Kelas I B 1 7 6
9 Ruang Kelas II A 1 7 6
10 Ruang Kelas II B 1 7 6
11 Ruang Kelas III 1 7 6
12 Ruang Kelas IV A 1 7 6
13 Ruang Kelas IV B 1 7 6
14 Ruang Kelas V A 1 7 6
15 Ruang Kelas V B 1 6 7
16 Ruang Kelas VI 1 7 6
17 Ruang Lab. Komputer 1 6 5
18 Ruang Perpustakaan 1 8 6
19 Ruang UKS 1 3 3
20 Ruang WC 1 2 1,5
21 Ruang WC 1 2 1,5
22 WC guru 1 2 3
23 WC Guru 1 2 3
60

B. Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik Di SDI
Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung
Guru adalah orang yang memfasilitasi alih ilmu pengetahuan dari sumber
belajar kepada peserta didik. Sementara, masyarakat memandang guru sebagai
orang yang melaksanakan pendidikan di sekolah, masjid, mushala, atau tempat-
tempat yang lain. Semua pihak sependapat bila guru memegang peranan amat
penting dalam mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan.
Jika dilihat dari hasil penelitian bahwa Peran Guru PAI Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Di SDI Ar Rohmah Desa Balesono
Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung sudah bisa dikatakan baik dengan
pelaksana guru profesional, walaupun ada beberapa kendala dalam proses belajar
mengajar yang sudah dilakukan di sekolah tersebut. Hal ini dikatakan oleh bapak
Samsul Huda, selaku kepala sekolah:
“Adapun peran yang dilakukan guru PAI Dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Peserta Didik Di SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut
Kabupaten Tulungagung seperti guru Fiqih, Akidah Akhlak, Qur’an Hadis, SKI
dan Bahasa Arab dalam meningkatkan prestasi belajar cukup baik namun kurang
maksimal. Guru PAI sendiri sudah memenuhinya dengan baik dalam bidang
perencanaan pelaksanaan dan evaluasi”.1
Sedangkan ibu Isnamun Farida selaku Guru PAI mengatakan: “Peran
guru ada berbagai macam diantaranya adalah peran guru sebagai motivator,
peran guru sebagai demonstrator, peran guru sebagai pengelola kelas, peran
guru sebagai evaluator, peran guru sebagai mediator dan fasilitator”.2
Pendidikan Agama Islam atau PAI dapat diartikan sebagai program yang
terarah demi menyiapkan peserta didik untuk mengenal,memahami, menghayati,
hingga meyakini ajaran agama Islam serta diikuti tuntunan untuk menghormati
penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama

1
Wawancara denan bapak Samsul Huda, S.Pd, kepala SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec. Ngunut
kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
22
Wawancara denan Ibu Isnamun Farida, S.Pd, Guru PAI di SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec.
Ngunut kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
61

hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa 3 pada UU R.I. No.20/2003 pasal
37 (1): Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: Pendidikan
agama, PKN, Bahasa, IPA, IPS, Seni dan budaya, Olah Raga, Keterampilan dan
Mulok.4
Dalam buku Damsar,5 ia membagi peranan menjadi 2 fungsi, yaitu fungsi
laten (fungi yang memiliki sifat tersembunyi) dan fungsi manifest (fungsi yang
diketahui oleh orang yang bertindak).
Dalam kontek ini Guru Pendidikan Agama Islam telah menjalankan
peranannya sebagai pengajar, sebagai pemimpin kelas, sebagai pembimbing,
sebagai pengatur lingkungan, sebagai perencana pembelajaran, sebagai Motivator,
sebagai evaluator, dan menanamkan nilai-nilai Agama Islam, memberikan contoh
tauladan dengan berpakaian rapi, disiplin, memotivasi peserta didik, selalu
menjaga kebersihan, sopan santun, mengucapkan salam, dan melakukan evaluasi
baik materi pelajaran maupun tingkah laku peserta didik.6
Dengan demikian, peran guru pendidikan Agama Islam dalam
mengembangkan suasana keagamaan di sekolah diupayakan agar lebih
berpengaruh luas, meskipun jam pelajarannya tidak ditambah, dalam
pengembangannya lebih bermutu dan maju sesuai dengan ajaran Agama Islam
yang membawa kemajuaan sebagai rahmat bagi semesta alam.
Kepala sekolah mengatakan tentang guru PAI:
“Guru berarti orang dewasa yang bertanggung jawab dalam memberi
pertolongan pada anak didik agar anak memperoleh alam perkembangan jasmani
dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri,
mampu memahami tugasnya sebagai khalifah allah, dan juga sebagai makhluk
social maupun sebagai makhluk individu yang mandiri”7.
Beliau juga mengatakan:

3
Muh. Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran. dan Kepribadian Muslim.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2019, 6
4
Undang-undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 37, Ayat (1)
5
Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta:kencana prenada media group,2018, 155-163
6
Mahmud Arif, Pendidikan Islam Transpormatif,(Yogyakarta: LKS, 2018), 210
7
Wawancara denan bapak Samsul Huda, S.Pd, kepala SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec. Ngunut
kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
62

“Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah profesi mengajar ilmu


agama, dimana seseorang menanamkan nilai-nilai kebajikan ke dalam jiwa
manusia. Membentuk karakter dan kepribadian manusia. Lebih dari itu, guru PAI
adalah sosok yang mulia, seseorang yang berdiri di depan dalam teladan tutur
kata dan tingkah laku, yang dipundaknya melekat tugas sangat mulia,
menciptakan sebuah generasi yang paripurna”.8
Guru agama adalah seseorang yang mengajar dan mendidik agama Islam
dengan membimbing, menuntun, memberi tauladan dan membantu mengantarkan
anak didiknya kearah kedewasaan jasmani dan rohani. Hal ini sesuai dengan
tujuan pendidikan agama yang hendak di capai yaitu membimbing anak agar
menjadi seorang muslim yang sejati, beriman, teguh, beramal sholeh dan
berakhlak mulia, serta berguna bagi masyarakat, agama dan negara.
Pada umumnya peran guru Agama Islam dengan guru mata pelajaran
lainnya tidak terdapat perbedaan, hanya perbedaannya terletak pada bidang yang
diajarkannya. Guru Agama Islam yang mengajarkan agama disamping mampu
mengajarkan mata pelajaran umum yang berarti tugas guru agama lebih berat dan
diperlukan syarat-syarat lebih berat pula.
Hal ini didukung oleh guru PAI di SD tersebut. Ia mengatakan:
”Kedudukan guru PAI merupakan posisi terhormat dan tinggi, karena guru PAI
adalah bapak atau ibu spiritual atau rohani bagi seorang murid”9. Atas dasar ini,
maka menghormati guru PAI pada hakikatnya adalah menghormati anak kita
sendiri. Melalui guru PAI itulah anak-anak dapat hidup dengan baik, dan
menyongsong tugas hari depannya dengan gemilang. Jadi pemberian hormat dan
kedudukan yang tinggi kepada guru karena jasanya yang demikian besar kepada
anak-anak. Sebagaimana memuliakan Tuhan, Rasul, dan orang tua, karena jasa
mereka yang luar biasa.
Sebagai pendidik guru agama tidak hanya mengajar agama saja, kalau
seorang guru agama pengajar agama hanya sebagai pengajar berarti ia hanya

8
Wawancara denan bapak Samsul Huda, S.Pd, kepala SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec. Ngunut
kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
9
Wawancara denan Ibu Isnamun Farida, S.Pd, Guru PAI di SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec.
Ngunut kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
63

berusaha supaya murid-murid memiliki pengetahuan agama. Sedangkan pendidik


agama berusaha untuk membentuk siswa kepribadian anak didiknya menjadi
manusia muslim yang bertakwa kepada Allah dan berakhlak mulia.
Adapun fungsi guru sebagai pengajar, tugasnya agak berbeda bila
dibandingkan dengan tugas guru sebagai pendidik. Guru sebagai pengajar adalah
berusaha hanya memberikan pengetahuan sebanyak-banyaknya kepada murid
sehingga ia pandai dengan bermacam-macam ilmu pengetahuan dan lebih di titik
beratkan pada inteleknya bukan pada perubahan tingkah laku.
Ibu Ismanun Farida juga mengatakan: “Seorang guru agama hendaknya
menjadi pengajar yang baik, pengajar yang baik adalah yang telah
mempersiapkan pengajarannya sebelum ia melaksanakan tugasnya. Guru agama
juga harus bersikap yang baik di depan kelas, cara menyampaikan pelajaran juga
harus dapat dipahami murid-muridnya”.10
Dalam memilih dan mempergunakan metode mengajar harus sesuai
dengan tujuan bahan dan situasi yang sedang dihadapi dan harus dapat pula
mengorganisasikan bahan yang ada dalam kurikulum menjadi unit-unit atau
satuan bahan yang merupakan satuan bahasa, setelah itu guru agama dapat
menguasai bahan tersebut dan dapat menyampaikan dengan disertai contoh-
contoh yang praktis, wajar dan dapat mempergunakan teknis evaluasi yang tepat
sesuai dengan tujuan pengajaran yang akan dicapai dan materi pelajaran yang
diberikan.
Tugas pengajaran disini hanya mengisi otak supaya cerdas dan materi-
materi yang diajarkan.sehubung dengan hal ini sukarji menyatakan syarat-syarat
yang harus ada pada seorang guru agama adalah sebagai berikut: 1) Harus
memiliki sifat-sifat mukmin dan muslim. 2) Berkepribadian dewasa dan budi
pekerti yang luhur sehingga dapat member suri tauladan kepada anak didiknya. 3)
Harus cinta kepada tugasnya sebagai guru agama. 4) Mempunyai kasih sayang
kepada anak didiknya seperti halnya anak sendiri atau keluarga sendiri. 5)
Menguasai bahan/materi pengetahuan agama sekalipun tidak mendalam. 6)

10
Wawancara denan Ibu Isnamun Farida, S.Pd, Guru PAI di SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec.
Ngunut kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
64

Memiliki ilmu keguruan dan mampu menerapkan metodologi pendidikan agama.


Beliau juga mengatakan:
“Kewajiban utama yang dilakukan oleh seorang guru adalah berusaha
menyayangi dan mencintai muridnya dan itu harus bersifat pribadi. Guru harus
mengenal anak didiknya terlebih dahulu, lalu mencoba mendapati hal-hal positif
yang ada pada mereka dan secara terus terang menyatakan suatu penghargaan,
selain itu juga ia harus mengetahui kondisi keluarga masing-masing anak didik,
kesulitan yang mereka hadapi dan kebutuhan yang mereka perlukan”.11
Pendidikan agama Islam juga menaruh perhatian besar pada nilai-nilai
komprehensif kehidupan. Pendidikan agama Islam lebih terfokus pada nilai-nilai
religius dan akhlak, karena akhlak yang religius adalah tujuan utama bagi
pendidikan agama Islam. Begitu tingginya kedudukan akhlak di dalam pendidikan
agama Islam, sehingga muatan moral dalam kurikulum pendidikan agama Islam
harus dipertimbangkan oleh para guru pendidikan agama Islam. Apa yang dibawa
PAI ini diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah dekadensi moral,
khususnya kenakalan remaja.Memang beban berat ini tertumpu pada semua pihak,
diantaranya lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah,
namun hal ini lebih difokuskan pada peran Guru PAI. Sosok guru PAI inilah
bertindak sebagai transformator yang bertugas menyampaikan nilai-nilai moral
agama Islam lewat pendidikan yang dibawakan di bangku sekolah.
Bapak kepala sekolah juga mengatakan: “Guru memiliki peran yang
sangat penting dalam dunia pendidikan, tidak hanya sekedar mentransformasikan
pengetahuan dan pengalamannya, memberikan ketauladanan, tetapi juga
diharapkan menginspirasi anak didiknya agar mereka dapat mengembangkan
potensi diri dan memiliki akhlak baik”.12
Berdasarkan data dari hasil wawancara yang telah dipaparkan diatas, saat
ini guru hanya bisa melakukan beberapa perannya sebagai guru PAI SDI Ar

11
Wawancara denan Ibu Isnamun Farida, S.Pd, Guru PAI di SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec.
Ngunut kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
12
Wawancara denan bapak Samsul Huda, S.Pd, kepala SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec.
Ngunut kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
65

Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung dalam


meningkatkan prestasi belajar peserta didik, antara lain:
1. Peran guru sebagai pengelola kelas
Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai kegiatan interaksi dan
saling memengaruhi antara pendidik dan peserta didik, dengan fungsi utama
pendidik memberikan materi pelajaran atau sesuatu yang memengaruhi peserta
didik, sedangkan peserta didik menerima pelajaran, pengaruh atau sesuatu yang
diberikan oleh pendidik.
Pembuatan perencanaan pembelajaran sangat penting untuk proses
belajar mengajar, agar dalam kegiatan pembelajaran menjadi terarah dan jelas
alurnya. Jadi guru tidak bingung dalam melakukan tindakan dalam
pembelajaran karena sudah ada perencanaan terlebih dahulu. Namun guru juga
tidak melupakan pemilihan metode yang tepat untuk materi yang akan
diajarkan. Pada pelaksanaan pembelajaran guru lebih mengedepankan metode
apa yang akan digunakan nantinya. Adanya sarana yang mendukung juga
sangat membantu untuk memudahkan para guru untuk selalu meng-update
materi pembelajaran. Para guru di SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan
Ngunut Kabupaten Tulungagung sudah menerapkan beberapa metode dan
sarana yang digunakan dalam proses pembelajaran selama proses
pembelajarannya dilaksanakan.
Dengan penggunaan metode yang menarik memicu peserta didik untuk
selalu aktif. Penggunaan metode diskusi dengan pemberian tugas atau metode
tanya jawab dan penugasan dan seterusnya. Hal ini dimaksudkan untuk
menjembatani kebutuhan peserta didik dan menghindari terjadinya kejenuhan
yang dialami siswa.
Metode yang digunakan juga cukup menarik. Jadi image yang melekat
pada bidang Studi PAI yang membosankan mulai luntur dengan adanya
perubahan metode menjadi menyenangkan. Akan tetapi hasil dari wawancara
yang peneliti lakukan, beberapa peserta didik jenuh dan bosan dengan proses
pembelajaran karena beberapa guru hanya memberikan materi setelah itu tugas
dan tidak dijelaskan oleh peserta didik, jadi peserta didik dalam mencari
66

jawaban dengan cepat lewat internet. Tetapi ada juga beberapa guru
memberikan selingan video atau game pada saat proses pembelajaran yang
dilaksanakan, sehingga peserta didik tidak mudah bosan dalam proses
pembelajaran.
2. Peran guru sebagai motivator
Peserta didik yang merasa kesusahan dalam memahami materi yang
guru sampaikan, maka guru akan menjelaskan ulang tentang materi yang
diajarkan. Karena pada masa pandemi ini, proses pembelajaran yang
dilaksanakan secara daring mengalami kesulitan untuk berinteraksi.
Maka dari itu jika ada peserta didik yang kurang memahami isi materi
yang guru sampaikan lewat video atau rekaman suara bisa ditanyakan kembali
bagian mana yang peserta didik kurang faham, nanti guru akan menjelaskan
ulang. Bentuk prestasi belajar pada saat pandemi, antara lain:
a. Memberikan kata-kata mutiara yang mendidik untuk peserta didik.
b. Pemberian angka terhadap hasil belajar peserta didik.
c. Pemberian pujian atau ungkapan selamat atas pencapaiannya dengan baik.
d. Pemberian hukuman yang sifatnya mendidik dengan tujuan agar giat belajar.
Motivasi-motivasi tersebut diberikan kepada peserta didik dengan cara
daring. Pemberian hukuman yang sifatnya mendidik dengan tujuan agar giat
belajar maksudnya adalah memberikan tugas tambahan kepada peserta didik
yang nilai ulangannya kurang baik.
3. Peran Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi
bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus
memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa,
mandiri dan disiplin.
4. Peran Guru Sebagai Pengajar
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam
pembelajaran, yaitu: Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis,
Mensintesis, Bertanya, Merespon, Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan,
Memberikan pandangan yang bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji
67

materi standar, Menyesuaikan metode pembelajaran, Memberikan nada


perasaan.
Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus
senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang
telah dimilikinya ketika mempelajari materi standar.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Meningkatkan Prestasi Belajar


guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar
Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung
Kepala sekolah mengatakan mengenai faktor pendukung dalam
meningkatkan prestasi belajar guru pai dalam meningkatkan prestasi belajar
peserta didik di SDI Ar Rohmah desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten
Tulungagung: “Hal yang mendukung dalam meningkatkan prestasi belajar adalah
kesehatan jasmani dan rohani siswa”. 13
Beliau juga mengatakan: “Faktor eksternal atau dari luar diri yang
mempengaruhi prestasi belajar di antaranya adalah lingkungan sosial, indikator
prestasi belajar, ranah kognitif, afektif, psikomotorik, dan adanya Perubahan”.14
Dari wawancara diatas, dapat diambil penjelasan mengenai Faktor
pendukung dan penghambat dalam meningkatkan prestasi belajar guru PAI dalam
meningkatkan prestasi belajar peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono
kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung

1. Faktor Pendukung
Menurut Mulyasa dalam buku Istirani & Intan,15 faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi empat faktor
utama, yaitu: a) Bahan atau materi yang dipelajari; b) Lingkungan; c) Faktor
instrumental, dan d) Kondisi peserta didik.

13
Wawancara denan bapak Samsul Huda, S.Pd, kepala SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec.
Ngunut kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
14
Wawancara denan bapak Samsul Huda, S.Pd, kepala SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec.
Ngunut kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
15
Istirani, Intan pulungan, Ensikopledi pendidikan. Medan: Media persada, 2017, 39
68

Selain itu, menurut Wahab16 terdapat pula bermacam faktor internal dan
eksternal lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan dipaparkan
sebagai berikut.
1) Faktor Internal
Beberapa faktor internal atau yang datang dari dalam diri yang
mempengaruhi prestasi belajar di antaranya adalah sebagai berikut.
a) Faktor Fisiologis
Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh
positif terhadap kegiatan belajar individu. Selama proses belajar
berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat
memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra.
b) Faktor Psikologis
Faktor psikologis ini terdiri atas: a) Kecerdasan/inteligensi
peserta didik, yang dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik
dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan melalui cara yang tepat; b) Motivasi, adalah salah satu
faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar peserta didik;
c) Minat, berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu; d) Sikap, adalah gejala internal
yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau
merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang,
peristiwa, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif; e)
Bakat, didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
2) Faktor Eksternal
Sementara itu faktor eksternal atau dari luar diri yang
mempengaruhi prestasi belajar di antaranya adalah sebagai berikut.
a) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial masyarakat, lingkungan sosial keluarga, dan
lingkungan sosial sekolah.

16
Wahab, Rohmalina. (2016). Psikologi belajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2016, 26-29
69

b) Lingkungan Non-sosial
Lingkungan alamiah seperti kondisi udara yang segar, tidak
panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak
terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. dan lingkungan
instrumental yaitu perangkat belajar perangkat keras (gedung sekolah,
alat-alat belajar, fasilitas belajar, dan lapangan olahraga), perangkat
lunak (kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan
dan silabi.
c) Indikator Prestasi Belajar
Syah Muhibbin mengemukakan bahwa aspek-aspek prestasi
belajar yang dapat dijadikan indikator untuk mengukur prestasi belajar
di antaranya adalah sebagai berikut.17
d) Ranah Cipta (Kognitif), yaitu: pengamatan, ingatan, pemahaman,
aplikasi/penerapan, analisis, sintesis. Ranah kognitif berkenaan
dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
e) Ranah Rasa (Afektif), yaitu: penerimaan, sambutan, apresiasi,
internalisasi, karakterisasi. Lengkapnya, ranah afektif yaitu berkenaan
dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang
kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai,
organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
f) Ranah Karsa (Psikomotor), yaitu: keterampilan bergerak dan
bertindak, kecakapan ekspresi verbal dan non-verbal. Ranah
psikomotor meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda,
menghubungkan, mengamati. Tipe hasil belajar kognitif lebih
dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol,
namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian
dari hasil penelitian dalam proses pembelajaran.

17
Muhibbin. (2017). Psikologi pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017, 217
70

2. Faktor Penghambat
Berdasarkan hasil wawancara secara mendalam terhadap Guru PAI di
SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung
dilokasi penelitian. Beliau mengatakan: “Penghambat dalam meningkatkan
prestasi belajar ada dua yaiti intenal dan eksternal. Faktor eksternal
diantaranya lingkungan sosial dan intelegensi. Sedangkan faktor internal yang
tegantung minat dan bakat siswa itu sendiri”.18
Yang mempengaruhi Bahwa hambatan Guru dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa di SDI tersebut Secara garis besar dapat digolongkan
menjadi dua yaitu:
a. Faktor Ekternal
Faktor eksternal yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
hambatan yang dialami oleh Guru PAI terhadap siswa yang datang dari
lingkungan masyarakat. Mereka menyatakan bahwa siswa lebih senang
bermain sesamanya atau menonton televisi yang bersifat hiburan dari pada
belajar, baik dirumah atau les tambahan di Sekolah. Faktor eksternal yang
mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua faktor
lingkungan sosial dan lingkungan non-sosial.19
1) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial anak dapat menimbulkan kesulitan dalam
belajar. Lingkungan sosial dibagi manjadi tiga, yaitu:
a) Lingkungan sosial sekolah
Pendidikan di sekolah bukan sekedar bertujuan untuk melatih
siswa supaya “siap pakai” untuk kerja atau mampu meneruskan ke
jenjang pendidikan berikutnya atau mencapai angka rapor, melainkan
untuk membentuk peserta didik manjadi manusia sejati. Proses
pembentukan manusia sejati sudah mulai sejak anak hidup dalam

18
Wawancara denan Ibu Isnamun Farida, S.Pd, Guru PAI di SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec.
Ngunut kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
19
Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Cet. VII; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2018), 125
71

keluarga, kemudian dilanjutkan di sekolah, di masyarakat, di dunia


kerja dan di lingkungan sekitar.
b) Lingkungan sosial masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa juga
mempengaruhi proses belajar anak. Lingkungan siswa yang kumuh,
banyak pengangguran, dan banyak teman sebaya di lingkungan yang
tidak sekolah dapat menjadi faktor yang menimbulkan kesukaran
belajar bagi siswa. Misalnya siswa tidak memiliki teman belajar dan
diskusi maka akan merasa kesulitan saat akan meminjam buku atau
alat belajar yang lain.
c) Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama kali anak belajar. Oleh
karena itu, lingkungan keluarga sangat mempengaruhi proses belajar
anak.
2) Intelegensi
Setiap orang memiliki tingkat IQ yang berbeda-beda. Seseorang
yang memiliki IQ 110 - 140 dapat digolongkan cerdas, dan yang
memiliki IQ 140 ke atas tergolong jenius. Golongan ini mempunyai
potensi untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi.
Seseorang yang memiliki IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental,
mereka inilah yang banyak mengalami kesulitan belajar.
b. Faktor Internal
Faktor internal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penyebab
hambatan yang dihadapi Guru PAI yang berasal dari diri siswa itu sendiri
dalam menumbuhkan prestasi belajar. Faktor internal meliputi faktor
fisiologis dan biologis serta faktor psikologis. 20
1. Faktor fisiologis dan biologis

20
Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Cet. VII; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2019), 107
72

Masa peka merupakan masa mulai berfungsinya factor fisiologis


pada tubuh manusia. Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan
dengan kondisi fisik individu. Faktor ini dibedakan menjadi 2, yaitu:
a) Keadaan Jasmani
Keadaan jasmani sangat mempengaruhi aktivitas belajar anak.
Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif
terhadap proses belajar. Sedangkan kondisi fisik yang lemah atau sakit
akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
b) Keadaan fungsi jasmani atau fisiologis
Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis
pada anak sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indera.
Panca indera yang berfungsi dengan baik akan mempermudah
aktivitas belajar.
2. Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari keadaan
psikologis anak yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa
faktor psikologis utama yang mempengaruhi proses belajar anak adalah
kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat.
a) Kecerdasan/ intelegensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan
psiko-fisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian,
kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi
juga organ tubuh lainnya. Namun bila dikaitan dengan kecerdasan,
tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan dengan
organ lain, karena fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi
dari seluruh aktivitas manusia.
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting
dalam proses belajar anak, karena menentukan kualitas belajar siswa.
Semakin tinggi intelegensi seorang individu, semakin besar peluang
individu untuk meraih sukses dalam belajar. Oleh karena itu, perlu
73

bimbingan belajar dari orang lain seperti orang tua, guru,dan


sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai
kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang
kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru professional,
sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasannya.
b) Motivasi
Motivasi adalah salah satu factor yang mempengaruhi
keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasi yang mendorong siswa
ingin melakukan kegiatan belajar. Motivasi diartikan sebagai
pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan
perilaku seseorang.
Keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri anak yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan
memberi arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai prestasi
belajar. Dari sumbernya motivasi dibedakan menjadi: motivasi
ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua
factor yang berasal dari dalam individu dan memberikan dorongan
untuk melakukan sesuatu. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik
relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar
(ekstrinsik).
c) Minat
Secara sederhana minat merupakan kecenderungan kegairahan
yang tinggi atau besar terhadap sesuatu. Minat bukanlah istilah yang
populer dalam psikologi karena disebabkan ketergantungannya
terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian,
keinginan, motivasi, dan kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan
kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas
belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh
karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik
74

perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi


pelajaran yang akan disampaikan dengan cara.
d) Sikap
Dalam proses belajar sikap dapat mempengaruhi keberhasilan
proses belajar. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif
berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara
yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya,
baik secara positif maupun negatif.
Sikap siswa dalam belajar dipengaruhi oleh perasaan senang
atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan
sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif
dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang
profesional dan bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya.
Dengan profesionalitas seorang guru akan berusaha memberikan yang
terbaik bagi siswanya, berusaha mengembang kepribadian sebagai
seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya,
berusaha untuk menyajikan pelajaran yang diampunya dengan baik
dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran
dengan senang dan tidak menjemukan, meyakinkan siswa bahwa
bidang studi yang dipelajarinya bermanfaat bagi siswa.
e) Bakat
Faktor psikologis lain yang mempengaruhi proses belajar
adalah bakat. Secara umum bakat didefisikan sebagai kemampuan
potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada
masa yang akan datang.63 Dengan demikian bakat adalah kemampuan
seseorang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses
belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang
sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses
belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi
untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya
75

masing-masing. Karena itu bakat juga diartikan sebagai kemampuan


dasar individu untuk melakuakan tugas tertentu tanpa tergantung
upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah mempunyai bakat
tertentu, akan lebih mudah menyerap informasi yang berhubungan
dengan bakat yang dimilikinya. Misalnya siswa yang berbakat
dibidang bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa yang
lain selain bahasanya sendiri.
Selain itu yang menjadi faktor psikologis lainnya adalah
disiplin. Disiplin diri adalah kemampuan diri yang kuat untuk
mempertahankan diri dari bermacam-macam gangguan dalam belajar.
Misal, seorang anak akan tetap belajar walaupun ada acara televisi
yang menarik.

D. Solusi mengatasi faktor penghambat guru PAI dalam meningkatkan


Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa
Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung
Membahas mengenai solusi mengatasi faktor penghambat guru PAI dalam
meningkatkan Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar Rohmah
Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung. Hasil wawancara
dengan kepala sekolah yaitu beliau mengatakan:
“Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh guru SDI Ar Rohmah Desa
Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung dalam meprestasi belajar
siswa pada pelakasanaan proses pembelajaan dikelas yaitu menggunakan metode
mengajar yang bervariasi, Penggunaan Media, pemberian nilai, tugas, pujian
dan hukuman”.21
Dari wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa upaya-upaya
yang dilakukan oleh guru SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut
Kabupaten Tulungagung dalam meprestasi belajar siswa pada pelakasanaan
proses pembelajaan dikelas yaitu:

21
Wawancara denan bapak Samsul Huda, S.Pd, kepala SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec.
Ngunut kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
76

1. Menggunakan Metode Mengajar yang Bervariasi


Metode mengajar merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa. Hal ini di sadari oleh guru-guru SDI Ar Rohmah Desa
Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung bahwa untuk
menciptakan suasana lingkungan belajar yang bergairah hendaknya
memperhatikan pengunanan metode dalam mengajar. Seorang guru dalam
menyajikan mata pelajaran kepada siswa tidak hanya mengunakan satu metode
saja tetapi mengunakan berbagai macam metode mengajar. Hal ini juga para
guru-guru menyadari bahawa setiap metode yang mempunyai kelebihan dan
kekuranagan. Penggunaan satu metode saja dalam mengajar, lebih cenderung
menghasilkan kegiatan belajar yang membosankan dan terlihat kurang
bergairah. Guru dalam menggunakan metode juga sangat memperhatikan
situasi dan kondisi siswa yang dihadapinya. Hal ini sesuai dengan pendapat
salah seorang guru SDI yang menyatakan bahwa:
“Kami (guru-guru) di SD ini menggunakan berbagai macam metode
mengajar sebagai upaya untuk dapat mengairahakan siswa belajar, jadi
metode yang kami gunakan berbagai jenis metode mengajar secara
bergantian, misalnya pada saat menyajikan materi pelajaran kepada siswa
menggunakan metode ceramah, tetapi dengan melihat situasi dan kondisi
dikelas pada saat itu yang sudah mulai bosan maka kami kemudian
menggunkan metode Tanya jawab atau diskusi untuk memecahkan suatu
masalah sekaligus untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap
materi pelajaran.22
Penggunaan metode mngajar yang bervariasi sebagaimana yang
disebutkan diatas, dapat menjembatangi gaya-gaya belajar siswa dalam
menyerap bahan pelajaran. Maka seorang guru penting dalam memahami
kondisi psikologis siswa sebelum menggunakan metode mengajar sehingga
guru mendapatkan umpan balik yang optimal dari setiap siswa.

22
Wawancara dengan bapak Samsul Huda, S.Pd, kepala SDI Ar Rohmah Desa Balesono
Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung pada 1 Maret 2023
77

Meskipun demikain, penggunaan suatu metode dala proses


pembelajaran dikelas tidak boleh asal-asalan, tetapi harus disesuaikan dengan
tujuan pengajaran. Sebab setiap tujuan yang dirumuskan menghendaki
penggunaan metode yang sesuai dan untuk mencapai suatu tujuan tidak mesti
menggunakan metode saja, tetapi dapat menggunakan lebih dari satu metode.
Dalam hal ini diperlukan penggabungan penggunaan metode-metode mengajar
dengan begitu kekurangan metode yang satu dapat ditutupi dengan metode
yang lainnya.
2. Penggunaan Media
Dalam proses pembelajaran kehadiran media mempunyai arti yang
cukup penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses pembelajaran yang
efektif turut mempengaruhu iklim, kondisi lingkungan dan lingkungan belajar,
karena ketidak jelasan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat
dibantu dengan media sebagai prantara. Kerumitan materi pelajaran yang akan
disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media,
sebab media dapat mewakili apa yang kurang mampu diucapkan oleh guru
melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Media sebagai alat bantu untuk proses
pembelajaran adalah merupakan suatu kenyataan yang tak dapat dipungkiri
karena memang gurulah menghendakinya dalam membantu tugas seorang guru
dalam menyampaikan pesan-pesan dari materi pelajaran yang disampaikan
kepada siswa. Karena guru menyadari bahwa tanpa bantuan media maka materi
pelajaran akan sulit diserap oleh siswa, terutama mata pelajaran yang rumut
seperti pendidikan agama Islam (PAI).
Setiap mata pelajaran pasti memiliki tingkat kesulitan yang bervariasi.
Pada satu materi pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, tapi disisi lain
ada materi pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media
pembelajaran. Materi pelajaran yang memiliki tingkat kesukaran yang tinggi
tentu sukar diproses oleh siswa, terutama bagi siswa yang kurang menyukai
materi pelajaran yang akan disampaikan tersebut.
Penggunaan media sebagai alat bantu tidak boleh asal-asalan, menurut
kehendak hati seorang guru, tetapi penggunaan media harus disesuaikan
78

dengan tujauan pengajaran. Jadi pada dasarnya, penggunaan mediadalam


proses pembelajaran sangatlah penting sebab dengan adanya media maka
bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat dengan mudah dipahami
oleh sisw, hal ini sesuai dengan apa yang diungkapakan oleh seorang guru
yang menyatakan bahawa: “Penggunanan media dalam proses pembelajaran
di SD ini sangat penting dalam meprestasi belajar siswa karena dengan
mengunakan media siswa lebih mudah memahami mata pelajaran yang
disampaiakan oelh guru”.23
Dengan demikan bahwa penggunana media dalam proses pembelajaran
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan dalam kegiatan belajar siswa, bahkan membawa
psikologis terhadap siswa.
3. Pemberian Nilai
Nilai merupakan simbol atau nilai dari hasil aktivitas siswa, Nilai yang
diberikan pada siswa biasanya berpariasi sesuai dengan kemampuan siswa
dalam menjawab soal-soal ulangan yang diperoleh berdasarkan dari hasil
penelitian guru. Pemeberian angka merupakan alat motivasi yang dapat
memberikan ransangan kepada siswa untuk mempertahankan atau
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat salah
seorang guru yang menyatakan bahwa:
“Memberikan angka terhadap hasil pekerjaan siswa merupakan salah
satu alat untuk mendapatkan meprestasi belajar siswa. Siswa yang nilainya
tinggi, maka akan bersemangat dalam belajar untuk mempertahankan
prestasinya sedangkan siswa yang mendapatkan nilai yang rendah akan
termotivasi untuk belajar yang lebih giat lagi untuk dapat memperbaiki
prestasinya”.24

23
Wawancara denan Ibu Isnamun Farida, S.Pd, Guru PAI di SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec.
Ngunut kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
24
Wawancara denan Ibu Isnamun Farida, S.Pd, Guru PAI di SDI Ar Rohmah Ds. Balesono Kec.
Ngunut kab Tulungagung pada tanggal 1 Maret 2023.
79

Dengan demikian, bahwa memberikan nilai pada ulangan/rapor siswa,


maka guru dapat mengetahui kemampuan siswa yang prestasinya baik. Maka
guru berusaha untuk mempertahankan prestasi siswa tersebut dan motivasi
siswa yang prestasinya masih rendah dan guru akan berusaha untuk membantu
memperbaiki prestasi siswa yang rendah.
4. Pemberian Tugas
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru-guru di SDI Ar
Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung, maka
diperoleh data dan informasi bahwa salah satu upaya guru untuk meprestasi
belajar siswa adalah dengan cara memberikan tugas-tugas. Guru-guru di SDI
Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung biasa
memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan dirumah (PR) dan tugas
untuk diselesaikan disekolah/di kelas. Untuk tugas yang harus diselesaikan di
kelas dan di selesaikan oleh guru setelah selesai menyampaikan materi
pelajaran. Jadi sebelum guru-guru tersebut memberikan pelajaran, terlebih
dahulu memberitahukan kepada siswa bahwa setelah selesai materi pelajaran
disampaikan akan ada tugasnya, sebab adanya pemberitahuan maka siswa akan
memperhatikan penjelasan demi penjelasan guru terhadap materi pelajaran
secara seksama dan berkonsentrasi agar dapat menyelesaikan tugas yang
diberikan dengan baik, apalagi jika guru menyampaikan bahwa nilai tugas akan
menjadi harian dan akan dimasukkan dalam rapor untuk menambah nilai yang
rendah maupun tinggi, maka siswa akan lebih bersemangat dan lebih giat untuk
belajar.
Tetapi seorang guru perlu memperhatikan bahwa untuk menyelesaikan
tugas, baik tugas untuk dikerjakan di rumah (PR) maupun tugas yang harus
diselesaikan di sekolah/kelas memerlukan rentang waktu, untuk tugas yang
harus diselesaikan di kelas harus ada keseimbangan antara jumlah soal yang
diberikan dengan waktu yang disediakan, harus disesuaikan dengan tingkat
kesulitan dan tingkat kemudahan tugas yang diberikan sehingga siswa tidak
merasa dikejar-kejar waktu.
80

5. Pemberian Ulangan
Salah satu cara yang ditempuh untuk memberikan motivasi kepada
siswa dalam belajar dengan cara ulangan harian. Karena pada umumnya siswa
belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam
kenyataan bahwa banyak siswa tidak belajar bila tidak ulangan, akan tetapi bila
kami (guru) menyampaikan kepada siswa bahwa minggu depan aka nada
ulangan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran yang diberikan juga untuk mengevaluasi tentang cara
dan metode yang digunakan oleh guru dalam menyajikan materi pelajaran.
Menurut keterangan yang diperoleh penulis dari salah seorang guru di
SD tersebut, mengatakan bahwa pemberian ulangan diberikan kepada siswa
terkadang sekali dalam dua bulan, namun ada pula yang memberikan ulangan
kepada siswa sekali dalam enam minggu. Tetapi secara keseluruhan guru-guru
di SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten
Tulungagung memberikan ulangan kepada siswa rata-rata tiga sampai empat
kali dalam satu semester.
Pemberian ulangan kepada siswa untuk mengertahui sejauhmana
kemampuan siswa dalam menelaah materi pelajaran yang diberikan oleh guru,
disamping itu guru dapat pula mengevaluasi diri mengenai keberhasilan dan
kelemahan metode yang diterapkan.
6. Pemberian Pujian
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis, maka diperoleh
informasi bahwa metode lain yang digunakan oleh guru-guru di SDI Ar
Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa adalah dengan member pujian. Hal ini
biasa dilakukan oleh guru-guru jika siswa diberikan tugas pertanyaan,
kemudian diselesaikan dengan baik. Pujian itu dapat berupa jempol, anggukan
kepala, senyuman, ataupun dalam bentuk ucapan/ungkapan.
7. Pemberian Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement negative, tetapi kalau diberikan secara
tepat bisa menjadi alat prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil wawancara
81

dengan guru- guru maka diperoleh informasi bahwa dalam pelaksanaan


motivasi ini, guru akan memberikan hukuman apabila siswa tidak
menyelesaikan tugasnya, baik tugas untuk pekerjaan rumah maupun tugas di
kelas, ataupun siswa tidak menyelesaikan hafalan yang diberikan, dengan cara
berdiri di depan kelas kemudian baru boleh duduk setelah memahami atau
setelah selesai mengerjakan tugas tersebut, serta menghafal apa yang telah
ditugaskan.
Dengan demikian memberikan hukuman, maka siswa akan menyadari
kesalahan yang ia lakukan dan akan berusaha untuk tidak mengulangi kembali
kesalahan tersebut serta memfokuskan perhatian pada pelajaran. Sedangkan
penugasan hafalan berfungsi mendorong siswa untuk tetap belajar kapan dan
diman saja.
82

BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini merupakan hasil penelitian yang telah didapatkan pada bab
empat akan didiskusikan secara lebih mendalam, kemudian dianalisis menjadi
hasil penelitian. Pembahasan penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan hasil
yang didasarkan pada pengalaman yang diperoleh dilapangan. Hasil penelitian
disusun menjadi proposisi-proposisi sebagai temuan teoritikal substantif atau
praktis. Pada bagian ini akan diuraikan secara berurutan mengenai:

A. Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik Di SDI
Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung
Guru adalah orang yang memfasilitasi alih ilmu pengetahuan dari sumber
belajar kepada peserta didik. Sementara, masyarakat memandang guru sebagai
orang yang melaksanakan pendidikan di sekolah, masjid, mushala, atau tempat-
tempat yang lain. Semua pihak sependapat bila guru memegang peranan amat
penting dalam mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan.
Jika dilihat dari hasil penelitian bahwa Peran Guru PAI Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Di SDI Ar Rohmah Desa Balesono
Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung sudah bisa dikatakan baik dengan
pelaksana guru profesional, walaupun ada beberapa kendala dalam proses belajar
mengajar yang sudah dilakukan di sekolah tersebut.
Adapun peran yang dilakukan guru PAI Dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Peserta Didik Di SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut
Kabupaten Tulungagung seperti guru Fiqih, Akidah Akhlak, Qur’an Hadis, SKI
dan Bahasa Arab dalam meningkatkan prestasi belajar cukup baik namun kurang
maksimal. Guru PAI sendiri sudah memenuhinya dengan baik dalam bidang
perencanaan pelaksanaan dan evaluasi.

82
83

Gambar 5.1
Data Nilai Raport Semester 1 Dan 2

Peran guru ada berbagai macam diantaranya adalah peran guru sebagai
motivator, peran guru sebagai demonstrator, peran guru sebagai pengelola kelas,
peran guru sebagai evaluator, peran guru sebagai mediator dan fasilitator.
Pendidikan Agama Islam atau PAI dapat diartikan sebagai program yang
terarah demi menyiapkan peserta didik untuk mengenal,memahami, menghayati,
hingga meyakini ajaran agama Islam serta diikuti tuntunan untuk menghormati
penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama
hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa 1 pada UU R.I. No.20/2003 pasal
37 (1): Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: Pendidikan
agama, PKN, Bahasa, IPA, IPS, Seni dan budaya, Olah Raga, Keterampilan dan
Mulok.2
Dalam buku Damsar,3 dijelaskan peranan adalah suatu perilaku yang
diharapkan karena memiliki kedudukan/ jabatan. Damsar membagi peranan
menjadi 2 fungsi, yaitu fungsi laten (fungi yang memiliki sifat tersembunyi) dan

1
Muh. Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran. dan Kepribadian Muslim.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2019, 6
2
Undang-undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 37, Ayat (1)
3
Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, Jakarta:kencana prenada media group,2018, 155-163
84

fungsi manifest(fungsi yang diketahui oleh orang yang bertindak), guru


pendidikan agama islam tidak lepas dari 2 fungsi tersebut yaitu:
1. Fungsi laten ialah fungsi yang disengaja, diharapkan, disadari oleh guru, fungsi
ini terdiri dari:
a. Guru bertindak sebagai pengajar
b. Guru bertindak sebagai pendidik
c. Guru bertindak sebagai contoh yang baik
d. Guru bertindak sebagai motivator
2. Fungsi manifest ialah fungsi yang tidak diharapkan fungsi ini merupakan
fungsi yang tidak disengaja, tidak diharapkan dan tidak disadari, antara lain
a. Guru bertindak sebagai pelabel (cerita reka adegan untuk menyampaikan
ajaran agama, moral dan kebenaran)
b. Guru sebagai pelabel (guru dapat menentukan keberhasilan dan tidak
keberhasilan peserta didik dalam menyerap nilai-nilai positif dalam
pelabelan.
c. Guru bertindak sebagai penyambung lidah kelas atas
d. Guru sebagai pengekal status quo(guru dapat menjadi pendorong tindakan
penyimpangan pada peserta didik)
Dalam melaksanakan peranannya guru Pendidikan Agama Islam
dalam mengembangkan keagamaan disekolah umum yang dianggap kurang
berhasil dalam menanamkan sikap dan prilaku keberagaman peserta didik
serta membangun moral dan etika bangsa masih belum mencapai tujuannya.
Adapun Indikator-indikator yang menjadi kelemahan pada pelaksanaan
Pendidikan Agama Islam di sekolah, Muhaimin berpandangan sebagai
berikut:
1) Pendidikan Agama Islam tidak cukup mampu mengubah pengetahuan
agama yang intelektual menjadi “makna” dan ”nilai” atau kurang
mendorong penjiwaan terhadap nilai-nilai keagamaan yang perlu
diinternalisasikan atau proses memasukkan nilai atau sikap ideal yang
sebelumnya dianggap berada di luar, agar tergabung dalam pemikiran
seseorang dalam pemikiran, keterampilan, dan sikap pandangan hidup
85

seseorang dalam diri peserta didik. Dengan kata lain, Pendidikan Agama
selama ini lebih menekankan pada aspek knowing (mengetahui) dan
doing (melakukan) dan belum banyak mengarah ke aspek being, yaitu
tentang bagaimana peserta didik menjalani hidup sesuai dengan ajaran
dan nilai-nilai agama yang diketahui (knowing), padahal inti dari
pendidikan agama berada pada aspek ini
2) Pendidikan Agama Islam kurang dapat berjalan sejajar dan bekerja sama
dengan program pendidikan non agama;
3) Pendidikan Agama Islam kurang mempunyai hubungan terhadap
dinamikasosial yang terjadi di masyarakat atau kurang ilustrasi konteks
sosial budaya, atau bersifat statis kontekstual dan lepas dari sejarah,
sehingga peserta didik kurang menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai
yang hidup dalam keseharian.4
Pendidikan agama dikatakan belum terbukti akan kehandalannya
dalam memberikan sumbangan nyata bagi pembangunan moralitas
bangsa, mengingat berbagai krisismoral yang mendera bangsa ini, seperti
hilangnya kejujuran, langkanya disiplin diri dan tipisnya rasa
kemanusiaan, tak pelak memunculkan penilaian minor bahwa terjadi
kekeliruan dalam sistem pendidikan Agama yang berlangsung selama ini.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Towaf bahwa pelaksanaan
pendidikan Agama Islam di sekolah masih memiliki kelemahan-
kelemahan sebagai berikut :
a) Pendekatan masih cenderung normatif (berpegang teguh pada norma,
aturan dan ketentuan ketentuan yang berlaku), dalam arti pendidikan
agama menyajikan norma-norma yang sering kali tanpa gambaran
konteks sosial budaya sehingga peserta didik kurang menghayati nilai-
nilai agama sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.
b) Kurikulum Pendidikan Agama Islam yang dirancang disekolah
sebenarnya lebih menawarkan minimum kompetensi atau minimum

4
Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, dari Paradigma Pengembangan, Manajemen
Kelembagaan, Kurikulum Hingga Strategi Pembelajaran,(Jakarta: Raja Wali Press, 2019), 30-31
86

informasi, tetapi pihak guru pendidikan Agama Islam seringkali


terpaku padanya, sehingga semangat untuk memperkaya kurikulum
dengan pengalaman belajar yang bervariasi kurang tumbuh.
c) Sebagai dampak yang menyertai situasi tersebut di atas maka GPAI
kurang berupaya menggali berbagai metode yang mungkin bisa
dipakai untuk pendidikan agama sehingga pelaksanaan pembelajaran
cendrung monoton.
d) Keterbatasan sarana/ prasarana mengakibatkan pengelolaan cendrung
seadanya. Pendidikan Agama yang diklaim sebagai aspek yang
penting seringkali kurang diberi prioritas dalam urusan fasilitas5.
Dengan alasan-alasan tersebut, maka peran guru Pendidikan Agama
Islam dalam mengembangkan suasana keagamaan dalam komunitas sekolah
sangat penting untuk diimplementasikan agar terwujudlah suasana keislaman dan
pendidikan yang harmonis yang mampu mencetak generasi yang ideal yang
beragama dan bermoral serta bermartabat mulia sehingga tercetaklah produk yang
berprikemanusiaan.
Dalam konteks tersebut peran guru Pendidikan Agama Islam dalam
mengembangkan suasana keagamaan di lembaga sekolah telah dilakukan namun
perlu dikaji lebih lanjut apakah sudah maksimal atau masih perlu penyempurnaan,
perbaikan terhadap sisi-sisi yang dianggap kurang baik guna berjalan melangkah
maju ke depan yang lebih sempurna. Dalam kontek ini Guru Pendidikan Agama
Islam telah menjalankan peranannya sebagai pengajar, sebagai pemimpin kelas,
sebagai pembimbing, sebagai pengatur lingkungan, sebagai perencana
pembelajaran,sebagai Motivator, sebagai evaluator, dan menanamkan nilai-nilai
Agama Islam, memberikan contoh tauladan dengan berpakaian rapi, disiplin,
memotivasi peserta didik, selalu menjaga kebersihan, sopan santun, mengucapkan
salam, dan melakukan evaluasi baik materi pelajaran maupun tingkah laku peserta
didik.6

5
Muhaimin, Al, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di
Sekolah,(Remaja Rosdakarya, Bandung,2018), 89-90
6
Mahmud Arif, Pendidikan Islam Transpormatif,(Yogyakarta: LKS, 2018), 210
87

Menurut pendapat Muhaimin, program pengembangan suasana religius


di sekolah berarti bukan pada isi yang akan disampaikan kepada peserta didik,
tetapi pemograman lingkungannya, situasinya, atau iklimnya.
Dengan demikian, peran guru pendidikan Agama Islam dalam
mengembangkan suasana keagamaan di sekolah diupayakan agar lebih
berpengaruh luas, meskipun jam pelajarannya tidak ditambah, dalam
pengembangannya lebih bermutu dan maju sesuai dengan ajaran Agama Islam
yang membawa kemajuaan sebagai rahmat bagi semesta alam.
Menurut E.Mulyasa bahwa peran guru Pendidikan agama Islam
berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah, antara lain: a) Sebagai
korektor, guru harus bisa membedakan nilai yang baik dan yang buruk b) Sebagai
informator, guru harus memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi c) Sebagai organisator, ini adalah sisi peranan yang ada dalam guru,
dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengolahan, kegiatan akademik,
menyusun tata tertib, menyusun kalender akademik, d) Sebagai motivator, guru
hendaknya bisa mendorong peserta didik agar lebih bergairah dalam belajar, e)
Sebagai inisiator,
Sedangkan menurut Muhaimin, yang dikutip oleh abdul Mujib telah
membedakan penggunaan istilah guru tersebut yaitu: a). Murobbi, adalah orang
yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu untuk berkreasi serta
mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan
malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam sekitar (lingkungannya), b).
Mu‟alim, adalah orang-orang yang menguasai ilmu dan mampu
mengembangkannya serta menjelaskan fungsinya didalam kehidupan,
menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya, sekaligus melakukan transfer ilmu
pengetahuan, internalisasi, serta implementasinya (alamiah nyata). c). Mudarris,
adalah orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi serta
memperbaharui pengetahuan atau keahliannya secara berkelanjutan, dan berusaha
mencerdaskan anak didiknya, memberantas kebodohan mereka serta melatih
keterampilan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. d). Mu‟addib
adalah orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk bertanggung jawab
88

dalam membangun peradapan yang berkualitas dimasa kini maupun masa yang
akan datang. e). Mursyid, adalah orang yang mampu menjadi model atau sentral
identifikasi dirinya atau menjadi pusat anutan, suri tauladan dan konsultan bagi
peserta didiknya dari semua aspeknya. f). Ustadz, adalah orang-orang yang
mempunyai komitmen dengan profesionalitas, yang melekat pada dirinya sikap
dedikatif, komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja yang baik, serta sikap
yang countinious improvement (kemajuan yang berkesinambungan) dalam
melakukanproses mendidik anak7.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas baik secara bahasa maupun
istilah, guru dalam Islam dapat dipahami sebagai orang-orang yang bertanggung
jawab terhadap perkembangan anak didik. Tugas guru dalam pandangan
islamadalah mendidik yakni dengan mengupayakan perkembangan seluruh
potensi anak didik, baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun potensi
psikomotorik.
Guru berarti orang dewasa yang bertanggung jawab dalam memberi
pertolongan pada anak didik agar anak memperoleh alam perkembangan jasmani
dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri, mampu
memahami tugasnya sebagai khalifah allah, dan juga sebagai makhluk social
maupun sebagai makhluk individu yang mandiri
Berpedoman UU R.I. No.20/ 2003 dan Peraturan Pemerintah R.I.
No.19/2005 pasal 6 (1) pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
serta berakhlak mulia8.
Pendidikan agama (Islam)sebagai suatu tugas dan kewajiban pemerintah
dalam mengemban aspirasi rakyat, harus mencerminkan dan menuju ke arah
tercapainya masyarakat pancasila dengan warna agama. Agama dan pancasila
harus saling isi mengisi dan saling menunjang.

7
Mursidin. Profesionalisme Guru Menurut Al-Quran, Hadits dan Ahli Pendidikan Islam,
(Jakarta:PenerbitSedaun Anggota IKAPI,2019), 7-13
8
Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 19 Tahun 2005, Standar Nasional Pendidikan, Pasal 6, Ayat
(1)
89

Wahab dkk, menjelaskan Guru PAI adalah guru yang mengajar mata
pelajaran Akidah akhlak, Al-Qur‟an dan Hadis, Fiqih atau Sejarah Kebudayaan
Islam (SKI) di Madrasah .
Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah profesi mengajar ilmu agama,
dimana seseorang menanamkan nilai-nilai kebajikan ke dalam jiwa manusia.
Membentuk karakter dan kepribadian manusia.Lebih dari itu, guru PAI adalah
sosok yang mulia, seseorang yang berdiri di depan dalam teladan tutur kata dan
tingkah laku, yang dipundaknya melekat tugas sangat mulia, menciptakan sebuah
generasi yang paripurna.
Guru agama adalah seseorang yang mengajar dan mendidik agama Islam
dengan membimbing, menuntun, memberi tauladan dan membantu mengantarkan
anak didiknya kearah kedewasaan jasmani dan rohani. Hal ini sesuai dengan
tujuan pendidikan agama yang hendak di capai yaitu membimbing anak agar
menjadi seorang muslim yang sejati, beriman, teguh, beramal sholeh dan
berakhlak mulia, serta berguna bagi masyarakat, agama dan negara.
Pada umumnya peran guru Agama Islam dengan guru mata pelajaran
lainnya tidak terdapat perbedaan, hanya perbedaannya terletak pada bidang yang
diajarkannya. Guru Agama Islam yang mengajarkan agama disamping mampu
mengajarkan mata pelajaran umum yang berarti tugas guru agama lebih berat dan
diperlukan syarat-syarat lebih berat pula.
Kedudukan guru PAI adalah posisi terhormat dan tinggi itu, karena guru
PAI adalah bapak atau ibu spiritual atau rohani bagi seorang murid. Ia telah
memberi santapan jiwa dengan ilmu, pendidikan akhlak, dan membenarkannya.
Atas dasar ini, maka menghormati guru PAI pada hakikatnya adalah menghormati
anak kita sendiri. Melalui guru PAI itulah anak-anak dapat hidup dengan baik, dan
menyongsong tugas hari depannya dengan gemilang. Jadi pemberian hormat dan
kedudukan yang tinggi kepada guru karena jasanya yang demikian besar kepada
anak-anak. Sebagaimana memuliakan Tuhan, Rasul, dan orang tua, karena jasa
mereka yang luar biasa.
Dengan melihat tugas yang dilakukan guru PAI yang disertai dengan
kesabaran, penuh keikhlasan tanpa pamrih itulah yang menempatkan
90

kedudukannya menjadi orang yang dihormati. Dengan demikian secara filosofis


penghormatan yang tinggi kepada guru PAI adalah sesuatu yang logis dan secara
moral dan sosial sudah selayaknya harus dilakukan.
Guru agama lebih banyak fungsinya daripada guru bidang studi umum.
Guru agama selain mengetahui dan menguasai materi agama dan sistem atau pun
metode yang mantap juga ia sendiri haruslah orang yang benar-benar muttaqin
dan berakhlaqul qarimah dan menjadi uswatul hasanah. Mengenai tugas umum
seseorang guru agama di sekolah dapat dikemukakan antara lain sebagai pendidik
dan pengajar.
Sebagai pendidik guru agama tidak hanya mengajar agama saja, kalau
seorang guru agama pengajar agama hanya sebagai pengajar berarti ia hanya
berusaha supaya murid-murid memiliki pengetahuan agama. Sedangkan pendidik
agama berusaha untuk membentuk siswa kepribadian anak didiknya menjadi
manusia muslim yang bertakwa kepada Allah dan berakhlak mulia.
Adapun fungsi guru sebagai pengajar, tugasnya agak berbeda bila
dibandingkan dengan tugas guru sebagai pendidik. Guru sebagai pengajar adalah
berusaha hanya memberikan pengetahuan sebanyak-banyaknya kepada murid
sehingga ia pandai dengan bermacam-macam ilmu pengetahuan dan lebih di titik
beratkan pada inteleknya bukan pada perubahan tingkah laku.
Seorang guru agama hendaknya menjadi pengajar yang baik, pengajar
yang baik adalah yang telah mempersiapkan pengajarannya sebelum ia
melaksanakan tugasnya. Guru agama juga harus bersikap yang baik di depan
kelas, cara menyampaikan pelajaran juga harus dapat dipahami murid-muridnya.
Dalam memilih dan mempergunakan metode mengajar harus sesuai
dengan tujuan bahan dan situasi yang sedang dihadapi dan harus dapat pula
mengorganisasikan bahan yang ada dalam kurikulum menjadi unit-unit atau
satuan bahan yang merupakan satuan bahasa, setelah itu guru agama dapat
menguasai bahan tersebut dan dapat menyampaikan dengan disertai contoh-
contoh yang praktis, wajar dan dapat mempergunakan teknis evaluasi yang tepat
sesuai dengan tujuan pengajaran yang akan dicapai dan materi pelajaran yang
diberikan.
91

Tugas pengajaran disini hanya mengisi otak supaya cerdas dan materi-
materi yang diajarkan.sehubung dengan hal ini sukarji menyatakan syarat-syarat
yang harus ada pada seorang guru agama adalah sebagai berikut: 1) Harus
memiliki sifat-sifat mukmin dan muslim. 2) Berkepribadian dewasa dan budi
pekerti yang luhur sehingga dapat member suri tauladan kepada anak didiknya. 3)
Harus cinta kepada tugasnya sebagai guru agama. 4) Mempunyai kasih sayang
kepada anak didiknya seperti halnya anak sendiri atau keluarga sendiri. 5)
Menguasai bahan/materi pengetahuan agama sekalipun tidak mendalam. 6)
Memiliki ilmu keguruan dan mampu menerapkan metodologi pendidikan agama.
Menurut Ngalim Purwanto, guru adalah orang yang telah memberikan
suatu ilmu atau kepandaian kepada yang tertentu kepada seseorang atau kelompok
orang. Guru pendidikan agama Islam merupakan figur seorang pemimpin yang
mana disetiap perkataan atau perbuatannya akan menjadi panutan bagi anak didik,
maka disamping sebagai profesi seorang guru agama hendaklah menjaga
kewibawaannya agar jangan sampai seorang guru agama melakukan hal-hal yang
bisa menyebabkan hilangnya kepercayaan yang telah diberikan masyarakat.
Zakiah Daradjat menjelaskan bahwa seorang guru adalah pendidik
profesional, karenanya secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan
memikul sebagian tanggung jawab pendidikan
Guru agama harus menghadapi keanekaragaman pribadi dan pengalaman
agama yang dibawa anak didik dari rumahnya masing-masing. Setiap orang yang
mempunyai tugas sebagai guru harus mempunyai akhlak, khususnya guru agama,
disamping mempunyai akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam, guru agama
seharusnya mempunyai karakter yang berwibawa, dicintai dan disegani oleh anak
didiknya, penampilannya dalam mengajar harus meyakinkan karena setiap
perilaku yang dilakukan oleh guru agama tersebut menjadi sorotan dan menjadi
teladan bagi setiap anak didiknya.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik untuk membina akhlak
anak didiknya, seorang guru haruslah dapat membina dirinya sendiri terutama
seorang guru agama haruslah sabar dan tabah ketika menghadapi berbagai macam
ujian dan rintangan yang menghalangi, guru haruslah dapat memberikan solusi
92

yang terbaik ketika anak didiknya sedang menghadapi masalah, terutama masalah
yang berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar.
Kewajiban utama yang dilakukan oleh seorang guru adalah berusaha
menyayangi dan mencintai muridnya dan itu harus bersifat pribadi. Guru harus
mengenal anak didiknya terlebih dahulu, lalu mencoba mendapati hal-hal positif
yang ada pada mereka dan secara terus terang menyatakan suatu penghargaan,
selain itu juga ia harus mengetahui kondisi keluarga masing-masing anak didik,
kesulitan yang mereka hadapi dan kebutuhan yang mereka perlukan.
Pendidikan agama Islam juga menaruh perhatian besar pada nilai-nilai
komprehensif kehidupan. Pendidikan agama Islam lebih terfokus pada nilai-nilai
religius dan akhlak, karena akhlak yang religius adalah tujuan utama bagi
pendidikan agama Islam. Begitu tingginya kedudukan akhlak di dalam pendidikan
agama Islam, sehingga muatan moral dalam kurikulum pendidikan agama Islam
harus dipertimbangkan oleh para guru pendidikan agama Islam. Apa yang dibawa
PAI ini diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah dekadensi moral,
khususnya kenakalan remaja.Memang beban berat ini tertumpu pada semua pihak,
diantaranya lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah,
namun hal ini lebih difokuskan pada peran Guru PAI. Sosok guru PAI inilah
bertindak sebagai transformator yang bertugas menyampaikan nilai-nilai moral
agama Islam lewat pendidikan yang dibawakan di bangku sekolah.
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan, tidak
hanya sekedar mentransformasikan pengetahuan dan pengalamannya,
memberikan ketauladanan, tetapi juga diharapkan menginspirasi anak didiknya
agar mereka dapat mengembangkan potensi diri dan memiliki akhlak baik
Berdasarkan data dari hasil wawancara yang telah dipaparkan diatas, saat
ini guru hanya bisa melakukan beberapa perannya sebagai guru PAI SDI Ar
Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung dalam
meningkatkan prestasi belajar peserta didik, antara lain:
1. Peran guru sebagai pengelola kelas
Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai kegiatan interaksi dan
saling memengaruhi antara pendidik dan peserta didik, dengan fungsi utama
93

pendidik memberikan materi pelajaran atau sesuatu yang memengaruhi peserta


didik, sedangkan peserta didik menerima pelajaran, pengaruh atau sesuatu yang
diberikan oleh pendidik.
Menurut Bnaghart dan Trull dalam Hermawan menyebutkan bahwa
perencanaan pembelajaran merupakan proses penyusunan materi pelajaran,
penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan atau metode
pembelajaran, dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa
satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Tujuan dari perencanaan pembelajaran itu sendiri adalah menguasai
sepenuhnya bahan dan materi ajar, metode dan penggunaan alat dan
perlengkapan pembelajaran, menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan
mengelola alokasi waktu yang tersedia dan membelajarkan siswa sesuai yang
diprogramkan.
Pembuatan perencanaan pembelajaran sangat penting untuk proses
belajar mengajar, agar dalam kegiatan pembelajaran menjadi terarah dan jelas
alurnya. Jadi guru tidak bingung dalam melakukan tindakan dalam
pembelajaran karena sudah ada perencanaan terlebih dahulu. Namun guru juga
tidak melupakan pemilihan metode yang tepat untuk materi yang akan
diajarkan. Pada pelaksanaan pembelajaran guru lebih mengedepankan metode
apa yang akan digunakan nantinya. Adanya sarana yang mendukung juga
sangat membantu untuk memudahkan para guru untuk selalu meng-update
materi pembelajaran. Para guru di SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan
Ngunut Kabupaten Tulungagung sudah menerapkan beberapa metode dan
sarana yang digunakan dalam proses pembelajaran selama proses
pembelajarannya dilaksanakan.
Dengan penggunaan metode yang menarik memicu peserta didik untuk
selalu aktif. Penggunaan metode diskusi dengan pemberian tugas atau metode
tanya jawab dan penugasan dan seterusnya. Hal ini dimaksudkan untuk
menjembatani kebutuhan peserta didik dan menghindari terjadinya kejenuhan
yang dialami siswa.
94

Metode yang digunakan juga cukup menarik. Jadi image yang melekat
pada bidang Studi PAI yang membosankan mulai luntur dengan adanya
perubahan metode menjadi menyenangkan. Akan tetapi hasil dari wawancara
yang peneliti lakukan, beberapa peserta didik jenuh dan bosan dengan proses
pembelajaran karena beberapa guru hanya memberikan materi setelah itu tugas
dan tidak dijelaskan oleh peserta didik, jadi peserta didik dalam mencari
jawaban dengan cepat lewat internet. Tetapi ada juga beberapa guru
memberikan selingan video atau game pada saat proses pembelajaran yang
dilaksanakan, sehingga peserta didik tidak mudah bosan dalam proses
pembelajaran.
2. Peran guru sebagai motivator
Motivasi adalah alasan yang mendorong seseorang untuk melakukan
kegiatan tertentu dalam mencapai tujuan. Kegiatan belajar mengajar tanpa
adanya motivasi maka tidak berjalan dengan baik. Motivasi yang baik adalah
motivasi yang timbul dari dalam diri sendiri. Namun, motivasi juga sulit untuk
dibangkitkan. Peran guru salah satunya adalah membangkitkan motivasi
peserta didik untuk terus semangat pada saat pembelajaran secara daring
dilaksanakan.
Kegiatan pembelajaran ini ada komunikasi antara guru dan peserta
didik. Komunikasi dalam kegiatan pembelajaran menjadi salah satu penentu
keberhasilan pembelajaran. Peserta didik yang merasa kesusahan dalam
memahami materi yang guru sampaikan, maka guru akan menjelaskan ulang
tentang materi yang diajarkan. Karena pada masa pandemi ini, proses
pembelajaran yang dilaksanakan secara daring mengalami kesulitan untuk
berinteraksi.
Maka dari itu jika ada peserta didik yang kurang memahami isi materi
yang guru sampaikan lewat video atau rekaman suara bisa ditanyakan kembali
bagian mana yang peserta didik kurang faham, nanti guru akan menjelaskan
ulang. Bentuk prestasi belajar pada saat pandemi, antara lain:
a. Memberikan kata-kata mutiara yang mendidik untuk peserta didik.
b. Pemberian angka terhadap hasil belajar peserta didik.
95

c. Pemberian pujian atau ungkapan selamat atas pencapaiannya dengan baik.


d. Pemberian hukuman yang sifatnya mendidik dengan tujuan agar giat belajar.
Motivasi-motivasi tersebut diberikan kepada peserta didik dengan cara
daring. Pemberian hukuman yang sifatnya mendidik dengan tujuan agar giat
belajar maksudnya adalah memberikan tugas tambahan kepada peserta didik
yang nilai ulangannya kurang baik.
3. Peran Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi
bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus
memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa,
mandiri dan disiplin.
4. Peran Guru Sebagai Pengajar
Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti
motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan
verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam
berkomunikasi. Jika factor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran
peserta didik dapat belajar dengan baik.
Gambar 5.2
Kegiatan Belajar Mengajar Peserta Didik
96

Guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik
dan terampil dalam memecahkan masalah.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam
pembelajaran, yaitu: Membuat ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis,
Mensintesis, Bertanya, Merespon, Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan,
Memberikan pandangan yang bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji
materi standar, Menyesuaikan metode pembelajaran, Memberikan nada
perasaan.
Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru-guru harus
senantiasa berusaha untuk mempertahankan dan meningkatkan semangat yang
telah dimilikinya ketika mempelajari materi standar.

B. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Meningkatkan Prestasi Belajar


guru PAI dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar
Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung
1. Faktor Pendukung
Menurut Mulyasa dalam buku Istirani & Intan,9 faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi empat faktor
utama, yaitu: a) Bahan atau materi yang dipelajari; b) Lingkungan; c) Faktor
instrumental, dan d) Kondisi peserta didik.
Sementara itu, dari sudut komponen pembelajaran, maka menurut
Makmun dalam Istirani & Intan10 mengemukakan bahwa komponen-komponen
yang terlibat dalam pembelajaran dan memberikan pengaruh terhadap prestasi
belajar meliputi:
a. Masukan mentah (raw-input), menunjukkan pada karakteristik individu
yang mungkin dapat memudahkan atau justru menghambat proses
pembelajaran
b. Masukan instrumental, menunjuk pada kualifikasi serta kelengkapan sarana
yang diperlukan, seperti : guru, metode, bahan atau sumber dan program

9
Istirani, Intan pulungan, Ensikopledi pendidikan. Medan: Media persada, 2017, 39
10
Ibid, 40
97

c. Masukan lingkungan, yang menunjukkan pada situasi keadaan fisik dan


suasana sekolah, serta hubungan dengan pengajar dan teman
Selain itu, menurut Wahab11 terdapat pula bermacam faktor internal dan
eksternal lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang akan dipaparkan
sebagai berikut.
1) Faktor Internal
Beberapa faktor internal atau yang datang dari dalam diri yang
mempengaruhi prestasi belajar di antaranya adalah sebagai berikut.
a) Faktor Fisiologis
Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh
positif terhadap kegiatan belajar individu. Selama proses belajar
berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat
memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra.
b) Faktor Psikologis
Faktor psikologis ini terdiri atas: a) Kecerdasan/inteligensi
peserta didik, yang dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik
dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan melalui cara yang tepat; b) Motivasi, adalah salah satu
faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar peserta didik;
c) Minat, berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu; d) Sikap, adalah gejala internal
yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau
merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang,
peristiwa, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif; e)
Bakat, didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
Sementara itu, menurut Istirani & Intan12 faktor-faktor internal
yang mempengaruhi prestasi belajar di antaranya adalah sebagai
berikut.

11
Wahab, Rohmalina. (2016). Psikologi belajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2016, 26-29
12
Istirani, Intan pulungan, Ensikopledi pendidikan. Medan: Media persada, 2017, 40
98

i. Intelegensi, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi


terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar. Intelegensi merupakan
dasar potensial bagi pencapaian hasil belaja, artinya hasil belajar
yang dicapai tidak akan melebihi tingkat intelegensinya.
ii. Minat, yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan besar terhadap sesuatu. Oleh karena itu minat dapat
mempengaruhi pencapaian hasil belajar dalam mata pelajaran
tertentu.
iii. Sikap, adalah gejala internal yang berdimensi efektif, berupa
kecenderungan untuk mereaksikan atau merespons dengan cara
yang relatif tetapi terhadap obyek orang, barang dan sebagainya,
baik secara positif maupun secara negatif.
iv. Waktu dan kesempatan, yang dimiliki oleh individu peserta didik
adalah berbeda sehingga akan berpengaruh terhadap perbedaan
kemampuan peserta didik.
2) Faktor Eksternal
Sementara itu faktor eksternal atau dari luar diri yang
mempengaruhi prestasi belajar di antaranya adalah sebagai berikut.
a) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial masyarakat, lingkungan sosial keluarga, dan
lingkungan sosial sekolah.
b) Lingkungan Non-sosial
Lingkungan alamiah seperti kondisi udara yang segar, tidak
panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak
terlalu lemah/gelap,suasana yang sejuk dan tenang. dan lingkungan
instrumental yaitu perangkat belajar perangkat keras ( gedung sekolah,
alat-alat belajar, fasilitas belajar, dan lapangan olahraga), perangkat
lunak (kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan
dan silabi.
99

c) Indikator Prestasi Belajar


Syah Muhibbin mengemukakan bahwa aspek-aspek prestasi
belajar yang dapat dijadikan indikator untuk mengukur prestasi belajar
di antaranya adalah sebagai berikut.13
d) Ranah Cipta (Kognitif),
yaitu: pengamatan, ingatan, pemahaman, aplikasi/penerapan,
analisis, sintesis. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
e) Ranah Rasa (Afektif),
yaitu: penerimaan, sambutan, apresiasi, internalisasi,
karakterisasi. Lengkapnya, ranah afektif yaitu berkenaan dengan sikap
dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu
menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi
dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
f) Ranah Karsa (Psikomotor),
yaitu: keterampilan bergerak dan bertindak, kecakapan
ekspresi verbal dan non-verbal. Ranah psikomotor meliputi
keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, menghubungkan,
mengamati. Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif
dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar
psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penelitian
dalam proses pembelajaran.
Sementara itu, Wahab menyatakan bahwa indikator-indikator
dari prestasi belajar di antaranya adalah sebagai berikut.14
g) Perubahan, adalah keadaan yang berubah dan peralihan keadaan yang
sebelumnya seperti pola pikir, perilaku sebelumnya.
h) Tingkah baru, adalah hal-hal yang baru saja dilakukan.

13
Muhibbin. (2017). Psikologi pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017, 217
14
Wahab, Rohmalina. (2016). Psikologi belajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2016, 242
100

i) Kematangan, merupakan suatu keadaan atau tahap pencapaian proses


pertumbuhan atau perkembangan.
2. Faktor Penghambat
Berdasarkan hasil wawancara secara mendalam terhadap Guru PAI di
SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung
dilokasi penelitian. Bahwa hambatan Guru dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa di SDI tersebut Secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua
yaitu :
a. Faktor Ekternal
Faktor eksternal yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
hambatan yang dialami oleh Guru PAI terhadap siswa yang datang dari
lingkungan masyarakat. Mereka menyatakan bahwa siswa lebih senang
bermain sesamanya atau menonton televisi yang bersifat hiburan dari pada
belajar, baik dirumah atau les tambahan di Sekolah. Faktor eksternal yang
mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua faktor
lingkungan sosial dan lingkungan non-sosial.15
1) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial anak dapat menimbulkan kesulitan
dalambelajar.
Linkungan sosial dibagi manjadi tiga, yaitu:
a) Lingkungan sosial sekolah
Pendidikan di sekolah bukan sekedar bertujuan untuk melatih
siswa supaya “siap pakai” untuk kerja atau mampu meneruskan ke
jenjang pendidikan berikutnya atau mencapai angka rapor, melainkan
untuk membentuk peserta didik manjadi manusia sejati. Proses
pembentukan manusia sejati sudah mulai sejak anak hidup dalam
keluarga, kemudian dilanjutkan di sekolah, di masyarakat, di dunia
kerja dan di lingkungan sekitar.
b) Lingkungan sosial masyarakat

15
Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Cet. VII; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2018), 125
101

Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa juga


mempengaruhi proses belajar anak. Lingkungan siswa yang kumuh,
banyak pengangguran, dan banyak teman sebaya di lingkungan yang
tidak sekolah dapat menjadi faktor yang menimbulkan kesukaran
belajar bagi siswa. Misalnya siswa tidak memiliki teman belajar dan
diskusi maka akan merasa kesulitan saat akan meminjam buku atau
alat belajar yang lain.
c) Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama kali anak belajar. Oleh
karena itu, lingkungan keluarga sangat mempengaruhi proses belajar
anak. Faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan permasalahan
belajar anak adalah:
i. Pola asuh orang tua
Setiap orang memiliki pola atau cara yang berbeda dalam
mendidik anak. Pola asuh yang selalu menekan anak akan membuat
anak sulit dan bahkan tidak dapat mengembangkan kemampuan
dan bakat yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan pendapat salah
seorang guru SDI yang menyatakan bahwa:
Bila pola asuh terhadap anak salah maka kemampuan dan
bakat yang dimiliki anak tidak dapat dikembangkan dengan baik.
Karena sebagian kecil siswa lebih takut terhadap orang tuanya
dibandingkan gurunya. Tetapi kebanyakan juga orang tua siswa
menyerahkan sepenuh anaknya kepada guru-guru sebab sebagian
besar anak lebih takut pada gurunya dari pada orang tuanya.
Terkadang ada juga orang tua sibuk dengan pekerjaan bahkan
merantau sehingga dititipkan dirumah neneknya. Pola asuh
terhadap anak kurang karena tidak adanya orang tua yang
mengasuh dengan baik akibat sibuk mencari nafka untuk anaknya.
ii. Hubungan orang tua dan anak
Hubungan yang tidak harmonis antara orang tua dan anak
akan membuat anak tidak betah di rumah. Dengan begitu anak
102

tidak akan bisa melaksanakan aktivitas belajarnya dengan baik. Hal


ini sesuai dengan pendapat salah seorang guru SDI yang
menyatakan bahwa:
Kebanyakan siswa tidak betah di rumah bukan karena
sering dimarahi sama orang tuanya melainkan siswa kebanyakan
bermain bersama teman-temannya yang lain. Terkadang orang tua
siswa dibuat pusing terhadap anaknya sendiri kebanyakan bermain
bersama teman-teman, malas makan dan belajar.
iii. Keadaan ekonomi keluarga
Meskipun tidak mutlak, perekonomian keluarga dapat
menjadi salah satu penghambat anak. Ada kemungkinan anak
menjadi minder dan malu bergaul dengan teman karena masalah
ekonomi keluarganya. Dengan perasaan minder anak akan mudah
tersinggung, kecil hati, dan sebagainya. Akhirnya hal tersebut akan
mempengaruhi hasil belajar anak. Menurut salah seorang guru SDI
yang menyatakan bahwa:
Keadaan ekonomi menjadi faktor utama yang
mempengaruhi penghambat untuk lanjut kesekolah yang diinginkan
siswa, sebab kebanyakan orang tua siswa berfikiran kenapa mesti
mau sekolah jauh-jauh kalo ada yang dekat dan gratis tanpa melihat
mutu sekolah dan prestasi anaknya.
iv. Keharmonisan keluarga
Keluarga yang tidak harmonis akan memberi dampak
negatif pada anak dalam belajar. Pertikaian atau cek-cok ayah dan
ibu akan membuat anak merasa terbebani sehingga anak menjadi
kurang semangat dalam belajar. Menurut salah seorang guru SDI
yang menyatakan bahwa:
Keharmonisan keluarga faktor yang harus dijaga dengan
baik walaupun ada masalah sedikit karena tidak semua orang yang
berumah tangga itu bakalan baik semua pasti ada masala, tetapi
103

didepan anak sebaiknya tidak dinampakkan karena ini dapat


mempengaruhi proses belajar siswa.
v. Kondisi rumah
Kondisi rumah yang kurang memadai akan membuat anak
kesukaran dalam belajar. Letak rumah juga berpengaruh pada
proses belajar anak. Rumah yang terlalu dekat dengan jalan raya
kurang efektif untuk belajar anak. Menurut salah seorang guru SDI
yang menyatakan bahwa:
Kondisi rumah sebenarnya tidak mempengaruhi proses
belajar siswa, tetapi siswa yang kebanyakan main sampai sore,
malam nonton sehingga lupa belajar kalau tidak ada PR disekolah.
Jadi disekolah kita disini setiap jam mau pulang pasti dikasih PR
supaya bisa belajar dan mengulang mata pelajaran yang telah
diberikan sebelumnya. Ini kita lakukan karena masukan orang tua
siswa dengan alasan tidak terlalu banyak nonton dan bermain saja
sehingga fokus dalam belajar.
b. Faktor Internal
Faktor internal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penyebab
hambatan yang dihadapi Guru PAI yang berasal dari diri siswa itu sendiri
dalam menumbuhkan prestasi belajar. Faktor internal meliputi faktor
fisiologis dan biologis serta faktor psikologis. 16
1. Faktor fisiologis dan biologis
Masa peka merupakan masa mulai berfungsinya factor fisiologis
pada tubuh manusia. Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan
dengan kondisi fisik individu. Faktor ini dibedakan menjadi 2, yaitu:
a) Keadaan Jasmani
Keadaan jasmani sangat mempengaruhi aktivitas belajar anak.
Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif

16
Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Cet. VII; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2019), 107
104

terhadap proses belajar. Sedangkan kondisi fisik yang lemah atau sakit
akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
b) Keadaan fungsi jasmani atau fisiologis
Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis
pada anak sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indera.
Panca indera yang berfungsi dengan baik akan mempermudah
aktivitas belajar.
Anak yang memiliki kecacatan fisik (panca indera atau fisik)
tidak akan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Meskipun
juga ada anak yang memiliki kecacatan fisik namun nilai
akademiknya memuaskan. Kecacatan yang diderita anak akan
mempengaruhi psikologisnya, diantaranya:
1) sulit bergaul karena memiliki perasaan malu dan minder akan
kekurangannya,
2) ada perasaan takut diejek teman,
3) merasa tidak sempurna dibandingkan dengan teman-teman lain.
2. Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari keadaan
psikologis anak yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa
faktor psikologis utama yang mempengaruhi proses belajar anak adalah
kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat.
a) Kecerdasan/ intelegensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan
psiko-fisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri
dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian,
kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi
juga organ tubuh lainnya. Namun bila dikaitan dengan kecerdasan,
tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan dengan
organ lain, karena fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi
dari seluruh aktivitas manusia.
105

Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting


dalam proses belajar anak, karena menentukan kualitas belajar siswa.
Semakin tinggi intelegensi seorang individu, semakin besar peluang
individu untuk meraih sukses dalam belajar. Oleh karena itu, perlu
bimbingan belajar dari orang lain seperti orang tua, guru,dan
sebagainya. Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai
kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang
kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru professional,
sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasannya.
b) Motivasi
Motivasi adalah salah satu factor yang mempengaruhi
keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasi yang mendorong siswa
ingin melakukan kegiatan belajar. Motivasi diartikan sebagai
pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan
perilaku seseorang.
Keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri anak yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan
memberi arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai prestasi
belajar. Dari sumbernya motivasi dibedakan menjadi: motivasi
ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua
factor yang berasal dari dalam individu dan memberikan dorongan
untuk melakukan sesuatu. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik
relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar
(ekstrinsik).
c) Minat
Secara sederhana minat merupakan kecenderungan kegairahan
yang tinggi atau besar terhadap sesuatu. Minat bukanlah istilah yang
populer dalam psikologi karena disebabkan ketergantungannya
terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian,
keinginan, motivasi, dan kebutuhan.
106

Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan


kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas
belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh
karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik
perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi
pelajaran yang akan disampaikan dengan cara.
d) Sikap
Dalam proses belajar sikap dapat mempengaruhi keberhasilan
proses belajar. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif
berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara
yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya,
baik secara positif maupun negatif.
Sikap siswa dalam belajar dipengaruhi oleh perasaan senang
atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan
sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif
dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang
profesional dan bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya.
Dengan profesionalitas seorang guru akan berusaha memberikan yang
terbaik bagi siswanya, berusaha mengembang kepribadian sebagai
seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya,
berusaha untuk menyajikan pelajaran yang diampunya dengan baik
dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran
dengan senang dan tidak menjemukan, meyakinkan siswa bahwa
bidang studi yang dipelajarinya bermanfaat bagi siswa.
e) Bakat
Faktor psikologis lain yang mempengaruhi proses belajar
adalah bakat. Secara umum bakat didefisikan sebagai kemampuan
potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada
masa yang akan datang.63 Dengan demikian bakat adalah kemampuan
seseorang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses
belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang
107

sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses


belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi
untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya
masing-masing. Karena itu bakat juga diartikan sebagai kemampuan
dasar individu untuk melakuakan tugas tertentu tanpa tergantung
upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah mempunyai bakat
tertentu, akan lebih mudah menyerap informasi yang berhubungan
dengan bakat yang dimilikinya. Misalnya siswa yang berbakat
dibidang bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa yang
lain selain bahasanya sendiri.
Selain itu yang menjadi faktor psikologis lainnya adalah
disiplin. Disiplin diri adalah kemampuan diri yang kuat untuk
mempertahankan diri dari bermacam-macam gangguan dalam belajar.
Misal, seorang anak akan tetap belajar walaupun ada acara televisi
yang menarik.

C. Solusi mengatasi faktor penghambat guru PAI dalam meningkatkan


Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa
Balesono kecamatan Ngunut kabupaten Tulungagung
Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh guru SDI Ar Rohmah Desa
Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung dalam meprestasi belajar
siswa pada pelakasanaan proses pembelajaan dikelas sebagai berikut:
1. Menggunakan Metode Mengajar yang Bervariasi
Metode mengajar merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa. Hal ini di sadari oleh guru-guru SDI Ar Rohmah Desa
Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung bahwa untuk
menciptakan suasana lingkungan belajar yang bergairah hendaknya
memperhatikan pengunanan metode dalam mengajar. Seorang guru dalam
menyajikan mata pelajaran kepada siswa tidak hanya mengunakan satu metode
saja tetapi mengunakan berbagai macam metode mengajar. Hal ini juga para
108

guru-guru menyadari bahawa setiap metode yang mempunyai kelebihan dan


kekuranagan. Penggunaan satu metode saja dalam mengajar, lebih cenderung
menghasilkan kegiatan belajar yang membosankan dan terlihat kurang
bergairah. Guru dalam menggunakan metode juga sangat memperhatikan
situasi dan kondisi siswa yang dihadapinya. Hal ini sesuai dengan pendapat
salah seorang guru SDI yang menyatakan bahwa: Kami (guru-guru) di SD ini
menggunakan berbagai macam metode mengajar sebagai upaya untuk dapat
mengairahakan siswa belajar, jadi metode yang kami gunakan berbagai jenis
metode mengajar secara bergantian, misalnya pada saat menyajikan materi
pelajaran kepada siswa menggunakan metode ceramah, tetapi dengan melihat
situasi dan kondisi dikelas pada saat itu yang sudah mulai bosan maka kami
kemudian menggunkan metode Tanya jawab atau diskusi untuk memecahkan
suatu masalah sekaligus untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran.17
Penggunaan metode mngajar yang bervariasi sebagaimana yang
disebutkan diatas, dapat menjembatangi gaya-gaya belajar siswa dalam
menyerap bahan pelajaran. Maka seorang guru penting dalam memahami
kondisi psikologis siswa sebelum menggunakan metode mengajar sehingga
guru mendapatkan umpan balik yang optimal dari setiap siswa.
Meskipun demikain, penggunaan suatu metode dala proses
pembelajaran dikelas tidak boleh asal-asalan, tetapi harus disesuaikan dengan
tujuan pengajaran. Sebab setiap tujuan yang dirumuskan menghendaki
penggunaan metode yang sesuai dan untuk mencapai suatu tujuan tidak mesti
menggunakan metode saja, tetapi dapat menggunakan lebih dari satu metode.
Dalam hal ini diperlukan penggabungan penggunaan metode-metode mengajar
dengan begitu kekurangan metode yang satu dapat ditutupi dengan metode
yang lainnya.

17
Wawancara dengan kepala SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten
Tulungagung pada 1 Maret 2023
109

2. Penggunaan Media
Dalam proses pembelajaran kehadiran media mempunyai arti yang
cukup penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses pembelajaran yang
efektif turut mempengaruhu iklim, kondisi lingkungan dan lingkungan belajar,
karena ketidak jelasan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat
dibantu dengan media sebagai prantara. Kerumitan materi pelajaran yang akan
disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media,
sebab media dapat mewakili apa yang kurang mampu diucapkan oleh guru
melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Media sebagai alat bantu untuk proses
pembelajaran adalah merupakan suatu kenyataan yang tak dapat dipungkiri
karena memang gurulah menghendakinya dalam membantu tugas seorang guru
dalam menyampaikan pesan-pesan dari materi pelajaran yang disampaikan
kepada siswa. Karena guru menyadari bahwa tanpa bantuan media maka materi
pelajaran akan sulit diserap oleh siswa, terutama mata pelajaran yang rumut
seperti pendidikan agama Islam (PAI).
Setiap mata pelajaran pasti memiliki tingkat kesulitan yang bervariasi.
Pada satu materi pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, tapi disisi lain
ada materi pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media
pembelajaran. Materi pelajaran yang memiliki tingkat kesukaran yang tinggi
tentu sukar diproses oleh siswa, terutama bagi siswa yang kurang menyukai
materi pelajaran yang akan disampaikan tersebut.
Penggunaan media sebagai alat bantu tidak boleh asal-asalan, menurut
kehendak hati seorang guru, tetapi penggunaan media harus disesuaikan
dengan tujauan pengajaran. Jadi pada dasarnya, penggunaan mediadalam
proses pembelajaran sangatlah penting sebab dengan adanya media maka
bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat dengan mudah dipahami
oleh sisw, hal ini sesuai dengan apa yang diungkapakan oleh seorang guru
yang menyatakan bahawa:
Penggunanan media dalam proses pembelajaran di SD ini sangat
penting dalam meprestasi belajar siswa karena dengan mengunakan media
siswa lebih mudah memahami mata pelajaran yang disampaiakan oelh guru.
110

Dengan demikan bahwa penggunana media dalam proses pembelajaran


dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan dalam kegiatan belajar siswa, bahkan membawa
psikologis terhadap siswa.
3. Pemberian Nilai
Nilai merupakan simbol atau nilai dari hasil aktivitas siswa, Nilai yang
diberikan pada siswa biasanya berpariasi sesuai dengan kemampuan siswa
dalam menjawab soal-soal ulangan yang diperoleh berdasarkan dari hasil
penelitian guru. Pemeberian angka merupakan alat motivasi yang dapat
memberikan ransangan kepada siswa untuk mempertahankan atau
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat salah
seorang guru yang menyatakan bahwa:
Memberikan angka terhadap hasil pekerjaan siswa merupakan salah
satu alat untuk mendapatkan meprestasi belajar siswa. Siswa yang nilainya
tinggi, maka akan bersemangat dalam belajar untuk mempertahankan
prestasinya sedangkan siswa yang mendapatkan nilai yang rendah akan
termotivasi untuk belajar yang lebih giat lagi untuk dapat memperbaiki
prestasinya.
Dengan demikian, bahwa memberikan nilai pada ulangan/rapor siswa,
maka guru dapat mengetahui kemampuan siswa yang prestasinya baik. Maka
guru berusaha untuk mempertahankan prestasi siswa tersebut dan motivasi
siswa yang prestasinya masih rendah dan guru akan berusaha untuk membantu
memperbaiki prestasi siswa yang rendah.
4. Pemberian Tugas
Tugas merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pelaksanaan untuk
diselesaikan, guru dapat memberikan tugas kepada siswa sebagai bagian yang
tak dapat terpisahkan dari tugas belajar siswa. Tugas dapat diberikan dalam
berbagai bentuk kelompok maupun secara perorangan.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru-guru di SDI Ar
Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung, maka
diperoleh data dan informasi bahwa salah satu upaya guru untuk meprestasi
111

belajar siswa adalah dengan cara memberikan tugas-tugas. Guru-guru di SDI


Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung biasa
memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan dirumah (PR) dan tugas
untuk diselesaikan disekolah/di kelas. Untuk tugas yang harus diselesaikan di
kelas dan di selesaikan oleh guru setelah selesai menyampaikan materi
pelajaran. Jadi sebelum guru-guru tersebut memberikan pelajaran, terlebih
dahulu memberitahukan kepada siswa bahwa setelah selesai materi pelajaran
disampaikan akan ada tugasnya, sebab adanya pemberitahuan maka siswa akan
memperhatikan penjelasan demi penjelasan guru terhadap materi pelajaran
secara seksama dan berkonsentrasi agar dapat menyelesaikan tugas yang
diberikan dengan baik, apalagi jika guru menyampaikan bahwa nilai tugas akan
menjadi harian dan akan dimasukkan dalam rapor untuk menambah nilai yang
rendah maupun tinggi, maka siswa akan lebih bersemangat dan lebih giat untuk
belajar.
Tetapi seorang guru perlu memperhatikan bahwa untuk menyelesaikan
tugas, baik tugas untuk dikerjakan di rumah (PR) maupun tugas yang harus
diselesaikan di sekolah/kelas memerlukan rentang waktu, untuk tugas yang
harus diselesaikan di kelas harus ada keseimbangan antara jumlah soal yang
diberikan dengan waktu yang disediakan, harus disesuaikan dengan tingkat
kesulitan dan tingkat kemudahan tugas yang diberikan sehingga siswa tidak
merasa dikejar-kejar waktu.
5. Pemberian Ulangan
Pemberian ulangan kepada siswa dalam waktu tertentu merupakan
salah satu bentuk motivasi yang sangat baik terhadap siswa sehingga pada
pengumuman ulangan disampaikan oleh guru, maka akan nampak kesibukan
siswa untuk membuka materi pelajaran yang diterimahnya. Hal ini sejalan
dengan apa yang diungkapkan oleh salah seorang guru bahwa:
Salah satu cara yang ditempuh untuk memberikan motivasi kepada
siswa dalam belajar dengan cara ulangan harian. Karena pada umumnya siswa
belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam
kenyataan bahwa banyak siswa tidak belajar bila tidak ulangan, akan tetapi bila
112

kami (guru) menyampaikan kepada siswa bahwa minggu depan aka nada
ulangan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran yang diberikan juga untuk mengevaluasi tentang cara
dan metode yang digunakan oleh guru dalam menyajikan materi pelajaran.
Menurut keterangan yang diperoleh penulis dari salah seorang guru di
SD tersebut, mengatakan bahwa pemberian ulangan diberikan kepada siswa
terkadang sekali dalam dua bulan, namun ada pula yang memberikan ulangan
kepada siswa sekali dalam enam minggu. Tetapi secara keseluruhan guru-guru
di SDI Ar Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten
Tulungagung memberikan ulangan kepada siswa rata-rata tiga sampai empat
kali dalam satu semester.
Pemberian ulangan kepada siswa untuk mengertahui sejauhmana
kemampuan siswa dalam menelaah materi pelajaran yang diberikan oleh guru,
disamping itu guru dapat pula mengevaluasi diri mengenai keberhasilan dan
kelemahan metode yang diterapkan.
6. Pemberian Pujian
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis, maka diperoleh
informasi bahwa metode lain yang digunakan oleh guru-guru di SDI Ar
Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa adalah dengan member pujian. Hal ini
biasa dilakukan oleh guru-guru jika siswa diberikan tugas pertanyaan,
kemudian diselesaikan dengan baik. Pujian itu dapat berupa jempol, anggukan
kepala, senyuman, ataupun dalam bentuk ucapan/ungkapan.
7. Pemberian Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement negative, tetapi kalau diberikan secara
tepat bias menjadi alat prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil wawancara
dengan guru- guru maka diperoleh informasi bahwa dalam pelaksanaan
motivasi ini, guru akan memberikan hukuman apabila siswa tidak
menyelesaikan tugasnya, baik tugas untuk pekerjaan rumah maupun tugas di
kelas, ataupun siswa tidak menyelesaikan hafalan yang diberikan, dengan cara
berdiri di depan kelas kemudian baru boleh duduk setelah memahami atau
113

setelah selesai mengerjakan tugas tersebut, serta menghafal apa yang telah
ditugaskan.
Dengan demikian memberikan hukuman, maka siswa akan menyadari
kesalahan yang ia lakukan dan akan berusaha untuk tidak mengulangi kembali
kesalahan tersebut serta memfokuskan perhatian pada pelajaran. Sedangkan
penugasan hafalan berfungsi mendorong siswa untuk tetap belajar kapan dan
diman saja.
BAB VI
PENUTUP

Pada bab ini dipaparkan tentang kesimpulan yang ditarik dari temuan
hasil penelitian yang kemudian dari kesimpulan tersebut diajukan saran bagi
berbagai pihak berkaitan dengan peran guru PAI dalam meningkatkan prestasi
belajar peserta didik di SDI Ar Rohmah Desa Balesono kecamatan Ngunut
kabupaten Tulungagung.

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan yang dilakukan peneliti, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Peran Guru PAI Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta didik Di SDI Ar
Rohmah Desa Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagungcukup
baik namun kurang maksimal. Guru PAI sendiri sudah memenuhinya dengan
baik dalam bidang perencanaan pelaksanaan dan evaluasi. Peran guru ada
berbagai macam diantaranya adalah peran guru sebagai motivator, peran guru
sebagai demonstrator, peran guru sebagai pengelola kelas, peran guru sebagai
evaluator, peran guru sebagai mediator dan fasilitator
2. Faktor Pendukungnya terdiri dari: Faktor internal yang meliputi faktor
fisiologis, faktor psikologis. Faktor eksternal terdiri dari lingkungan sosial dan
non sosial, indicator prestasi belajar, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Sedangkan faktor penghambat juga terdiri dari: faktor internal terdiri dari
faktor fisiologis dan biologis, dan faktor psikologis. Dan faktor eksternal yang
terdiri dari lingkungan sosial keluarga, sekolah dan masyarakat, dan faktor
intelegensi.
3. Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh guru SDI Ar Rohmah Desa
Balesono Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung dalam meprestasi
belajar siswa pada pelakasanaan proses pembelajaan dikelas yaitu
menggunakan metode mengajar yang bervariasi, Penggunaan Media,
pemberian nilai, tugas, pujian dan hukuman.

114
115

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, maka terdapat
beberapa saran yang dapat diajukan sebagai berikut:
a. Kepala Sekolah dan Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi kepala
sekolah dan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran dalam melaksanakan
tugasnya sebagai peserta didik dalam menanamkan pendidikan karakter
melalui peran guru PAI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Bagi sekolah
Bagi sekolah lain yang masih dalam tahap perkembangan, maka dapat
dijadikan sebagai rujukan bagaimana peran guru PAI dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa.
c. Bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat di jadikan masukan dalam membuat kebijakan
yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum sehingga peran guru PAI
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dapat berjalan secara optimal.
d. Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan keilmuan peneliti tentang peran guru PAI
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
e. Peneliti selanjutnya
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi rujukan bagi
peneliti berikutnya yang ingin mengkaji lebih dalam tentang topik ini serta
mengembangkannya kedalam fokus lain untuk memperkaya temuan penelitian
yang lain.
f. Bagi Pembaca
Dapat dijadikan gambaran bagaimana peran guru PAI dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsudin, Psikologi Kependidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2019)


Abu Ahmadi, Metodik Khusus Pendidikan (MKPA): untuk mahasiswa
Tarbiyah dan calon pendidika agama, (Bandung: Armico, 2018)
Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam Isu-Isu Kontemporer tentang
Pendidikan Islam (Cet. 3; Jakarta: Rajawali Pers, 2019)
Ad Rooijakkers, Mengajar dengan Sukses: Petunjuk untuk Merencanakan dan
Menyampaikan Peengajaran, (Jakarta; Gramedia, 2020)

Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Refika Aditama, 2017)
Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1995)
Ahmad Susanto, Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2013)
Al-Muhtar dalam Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya
Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Cet. III; Bandung:
2014)
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2020)
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam perspektif Rancangan
Penelitian (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2022)
Asmaun Sahlan dan Angga Teguh Prastyo, Desain Pembelajaran Berbasis
Pendidikan Karakter (Cet. 2; Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2018)

Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2019)


Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya,
(Semarang)
Djaali, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2014)
E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2013)
H. Syahruddin Usman, Analisis Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam pada
SMAN dan SMKN di Kota Makassar

116
117

H.Syahruddin Usman, Guru Pendidikan Agama Islam Menuju Guru Profesional


Suatu Tantangan (Cet. 3; Makassar: Alauddin University Press, 2019)
Hamzah B, Uno, Profesi Kependidikan Problema, Solusi dan Reformasi
Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017)
Harun Nasution, Islam Rasional: Gagasan dan Pemikiran (Bandung: Mizan,
2020)
Helmawati, Pendidik Sebagai Model, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016)
https://www.kompasiana.com/upaya-meningkatkan-prestasi-belajar-siswa.
Diakses 29 Januari 2023 19.03
Imam Suprayogo, Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial dan Agama, (Bandung:
Rosda Karya, 2018)
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, cet ke 36 (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2017)
Maman Firmansyah, Peran guru Akidah Akhlak dalam mengembangkan
pendidikan karakter di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tambakberas
Jombang. Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2013
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2017), 38.
Moh. Amin Mahfud, Peran Guru PAI dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Peserta Didik di SDN Wonokerto 01 Kecamatan Bandar Kabupaten
Batang, tahun 2015. Yang ditulis oleh, Institut Agama Islam Negeri
Pekalongan
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Cet. XXI; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2017)
Momon Sudarma, Profesi guru: Dipuji, Dikritisi, dan Dicaci (Cet. 2; Jakarta:
Rajawali Pers, 2019)
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengektifkan Pendidikan
Agama di Sekolah (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2020)
Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2018)
118

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Cet. XI (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2021)
_______, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Jakarta: Remaja
Rosdakarya, 2002)
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2021)
_______, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009)
Nanang Hanafiah, dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran (Cet. II;
Bandung: Refika Aditama, 2019)
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016),
50.
Nikmaturrohmah, NIM: 321607313, Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Afektif Pendidikan Agama Islam Di
SMPN 2 Rejotangan Tulungagung 2009/2010, Skripsi, Jurusan
Pendidikan Agama Islam, fakultas Tarbiyah,dan Ilmu Keguruan IAIN
Tulunggagung.
Novan Ardy Wiyani, Desain Pembelajaran Pendidikan: Tata Rancang
Pembelajaran Menuju Pencapaian Kompetensi, (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2013)
Pardjino, “Konsepsi Guru tentang Belajar dan Mengajar dalam Perspektif
Belajar Aktif”, dalam https://jurnal.ugm.ac.id, diakses pada 7 Januari
2023.
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2020)
_______, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2021)
Robert, C. Bogdan dan Sari Knopp Biklen, Qualitative Research for Education An
Introduction to Theory and Methods, (Boston;Aliyn and Bocon.
Inc.2020)
Rulam Ahmadi, MemahamiMetodePenelitianKualitatif, (Malang: Universitas
Negeri Malang, 2020)
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru
(Cet. VI; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2019)
119

Sardiman A M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo


Persada, 2020)
Siti Ruchanah, “Kepemimpinan Penididikan Islam dalam Perspektif Teologis”,
dalam http://jurnal.umpo..ac.id, diakses 7 Januari 2023
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Cet. 5 (Jakarta:
Rineka Cipta, 2020)
Soebagio Atmowirio, Manajemen Pendidikan Indonesia (Jakarta: Ardadizyaa,
2020)
Soerjnono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar , (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2017)
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2019)
Sugihartono, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: UNY Press, 2017)
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D, Alfabeta, Bandung:, 2018
Suharmini Arikunto, Prosedur Penelitian;Suatu Pendekatan Praktek,( Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2020)
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo, 2016)
Supardi, Kinerja Guru (Cet. 3; Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2020)
Sutratinah Tirtonegoro, Anak Super Normal Dan Program Pendidikannya
(Jakarta: Bina Aksara, 2001)
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010)
Tri Wahono, 04110043, Peran Guru Agama dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Anak Didik di Sekolah Dasar Negeri 2 Arjowinangun Kedung Kandang
Malang, tahun 2008. skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, fakultas
Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Malang.
Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Cet. 10;
Jakarta: Indonesia Legal Center Publishing, 2018)
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2021)
120

W.J.S . Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai


Pustaka, 1984)
W.S Winkel, Psikologi Pengajaran (Yogyakarta: Media Abadi, 2017)
Wasliman Lim, Problematika Pendidikan Dasar (Bandung: Modul Pembelajaran
Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2017)
Weny Firdausin Nuzula, NIM. 3214103152, Peran Guru dalam Mengoptimalkan
Hasil Belajar Matematika Siswa Tunagrahita di SLB B. C. D Ngudi
Hayu Togogan Srengat Blitar, skripsi tahun 2014. Jurusan Pendidikan
Agama Islam, fakultas Tarbiyah,dan Ilmu Keguruan IAIN Tulunggagung
Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018)
______, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,(Jakarta: Bumi Aksara,
2019)
Surat Izin Penelitian
Surat Balasan Penelitian
Identitas Lembaga SDI Ar-Rohmah Balesono

SDI Ar-Rohmah Balesono Tampak Depan


Kegiatan Belajar Peserta Didik

Kegiatan Belajar Peserta Didik


Kegiatan Belajar Peserta Didik

Kegiatan Ibadah Sholat Peserta Didik


Kegiatan Ibadah Sholat Peserta Didik dan Pendidik

Kegiatan Makan Bersama Peserta Didik


Kegiatan Upacara

Kegiatan Upacara
Kegiatan Pramuka

Para Juara Lomba


Wawancara Dengan Kepala Sekolah

Wawancara Dengan Guru PAI


BIODATA PENULIS

USWATUN KASANAH lahir Tulungagung 27 Januari 1989

Alamat : Dsn. Balekambang Ds. Balesono RT 02 RW 05

Kec. Ngunut Kab. Tulungagung, Jawa Timur. Di lahirkan

dari pasangan orang tua bapak Lego dan Ibu Bibit Solikah.

Riwayat Pendidikan: Saya mengawali pendidikan di RA

Mafatikhul Ulum Balesono dan lulus pada tahun 1994.

Kemudian melanjutkan sekolah dasar di MI Mafatihul Ulum dan lulus tahun 2000,

selanjutnya melanjutkan pendidikan menengah pertama di MTSN Tunggangri dan lulus

pada tahun 2003. Selanjutnya saya melanjukan pendidikan Menengah atas dengan

mengikuti pendidikan paket C di PKBM Nusantara dan lulus tahun 2013. Kemudin tahun

2019 masuk perguruan tinggi STAI Muhammadiyah Tulungagung, Jurusan Tarbiyah

Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI). Pada saat penelitian ini dilaksanakan saya

sedang menyelesaikan studi di semester VIII STAI Muhammadiyah (STAIM)

Tulungagung, Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Tahun

2022/2023.

Pekerjaan : sejak 01 Juli 2010 saya merupakan seorang guru PAUD di PAUD Ar Rohmah

Balesono sampai dengan sekarang.

You might also like