Professional Documents
Culture Documents
2211 - Buss6214038 - Jjea - TP2-W7-S11-R0 - 2602186926 - Ridho Rezky
2211 - Buss6214038 - Jjea - TP2-W7-S11-R0 - 2602186926 - Ridho Rezky
Week 7/ Sesi 11
Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa negara akan menerapkan aturan dagang yang lebih
ketat terkait importasi barang, terutama terkait dengan isu perubahan iklim. Barang-barang yang
berasal dari negara berkembang harus memiliki standar ramah lingkungan.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mencontohkan yang dilakukan oleh Uni Eropa
dengan penerapan Carbon Tax Adjustment.
"Jadi ini karena perusahaan di Eropa dianggapnya sangat environmentally friendly, tapi
barang di negara berkembang tidak environmental friendly," katanya dalam Indonesia
Knowledge Forum 2021, Kamis (7/10/2021).
Sehingga produk dari negara berkembang seperti baja, semen, dan produk hulu lainnya
diterapkan penyesuaian nilai pajak. Menurut Lutfi, hal ini adalah salah satu yang mengimpit atau
menghalangi perdagangan RI.
"Saya sudah tegaskan kepada duta besar Uni Eropa (jika) mengerjakan itu terhadap barang
Indonesia, saya akan tuntut ke WTO," ujarnya.
Lutfi mengatakan, ini harus dilihat sebagai tren perdagangan. Jika tidak dilakukan
pembenahan sejak awal, barang dari Indonesia akan mengalami cobaan yang berat di masa
depan.
Oleh karena itu, Lutfi bilang saat ini pemerintah aktif membuat barang dari Indonesia
menjadi yang lebih ramah lingkungan. Selain itu pemerintah juga mulai mengkaji program
voluntary carbon market.
"Kalau voluntary carbon market jalan, saya yakin Indonesia bisa menjadi sumber likuiditas
emisi carbon credit. Jadi memelihara hutan itu bisa mendapatkan penghasilan yang sama atau
bahkan lebih besar daripada memotong hutan. Ini sedang kita pelajari. Jadi tidak deforestasi
namun menjaga lingkungan," katanya.
1. Apakah dampak dari aturan dagang yang Eropa terapkan mengenai “barang-barang yang
berasal dari negara berkembang termasuk Indonesia harus memiliki standar ramah
lingkungan”, terhadap bisnis Indonesia yang akan ekspor ke Eropa? Jelaskan dengan
memberikan contoh kasus nyata di Indonesia.
Jawaban :
Menurut saya dari adanya aturan baru Uni Eropa ini mengenai barang-barang
yang berasal dari negara berkembang harus memiliki standar ramah lingkungan, yaitu
memiliki dampak positif dan negatif terhadap bisnis di Indonesia. Secara keseluruhan
Indonesia masih dapat melakukan proses bisnis yang selama ini sudah dilakukan.
Pertama, yang mau saya garis bawahi disini adalah dengan adanya aturan ini
justru memberikan dampak yang positif bagi negara Indonesia, kita sebagai negara
berkembang juga harus tetap bisa mengimbangi tren ini. Dengan adanya aturan baru ini,
Indonesia bisa lebih peka terhadap produk ramah lingkungan. Tidak bisa dipungkiri tren
pasar global saat ini juga makin mengarah pada produk ramah lingkungan. Ini merupakan
peluang yang perlu segera di antisipasi sekaligus dimanfaatkan oleh industri nasional.
Pasalnya, selain meningkatkan ekspor juga sebagai benteng terhadap masuknya produk
impor.
Selain itu dampak dari aturan baru Uni Eropa ini terhadap kegiatan ekspor
Indonesia ke Eropa, juga saya rasa bukan menjadi sebuah ancaman serius yang
menghambat kegiatan ekspor-impor Indonesia-Uni Eropa.
Selain itu, tidak bisa dipungkiri aturan ini juga memberikan beberapa dampak
negatif terhadap Indonesia. Sebagai contoh dampak negatif dari adanya aturan Uni Eropa
ini yaitu terjadinya beberapa penurunan jumlah ekspor produk yang masuk dalam
komoditas pertanian dan turunannya seperti kedelai, daging sapi, minyak sawit, kayu,
kakao, dan kopi, termasuk produk turunan seperti cokelat, produk kulit, dan furnitur.
Diakibatkan Uni Eropa membatasi menggunakan produk Indonesia yang dianggapnya
dihasilkan dari area hasil ahli fungsi hutan atau kawasan bebas deforestasi. Serta dampak
lainnya Uni Eropa juga mengenekan pajak produk Indonesia salah satunya mengenakan
bea masuk terhadap produk crude palm oil (CPO).
https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2022/04/14/perdagangan-indonesia-uni-eropa-
diperkuat?status=sukses_login&status_login=login
https://ekonomi.bisnis.com/read/20211125/12/1470445/aturan-baru-uni-eropa-kemendag-
pelaku-usaha-tak-perlu-khawatir
Jawaban :
Perusahaan yang baik harus memiliki strategi untuk memastikan semua keputusan
yang mereka ambil sesuai dengan kebutuhan bisnis, baik eksternal maupun internal.
Memberikan informasi yang benar mengenai barang dan jasa yang akan
dijual
Salah satu strategi yang bisa dilakukan perusahaan dalam tanggung jawab
terhadap pemangku kepentingan konsumen yang tetap memperhatikan kelestarian
lingkungan yaitu strategi green marketing.
Produk atau jasa yang dijual melalui green marketing harus diproduksi dan
dikemas dengan cara yang ramah lingkungan. Salah satu tujuan dari green marketing
adalah membantu perusahaan memasarkan produknya untuk memasuki pasar baru, yaitu
konsumen yang sadar lingkungan yang membeli produk dengan kualitas dan komitmen
lingkungan yang tinggi.
Contoh perusahaan yang sudah menerapkan strategi Green Marketing yaitu IKEA
Indonesia.
ISTAD adalah kantong plastik multifungsi yang memberikan solusi plastik ramah
lingkungan kepada konsumen. Kantong yang terbuat dari industri gula tebu ini dapat
digunakan kembali untuk kebutuhan sehari-hari. Kantong plastik ISTAD dibuat untuk
membuktikan bahwa semua produk plastik IKEA terbuat dari bahan daur ulang.
IKEA juga menawarkan RYET, bola lampu LED hemat energi. Hal ini
menguntungkan konsumen karena LED RYET dapat mengurangi tagihan listrik bulanan.
Bohlam LED RYET juga dapat bertahan 20 kali lebih lama sehingga mengurangi limbah
dari kerusakan bohlam dan mengurangi jumlah bohlam yang harus diproduksi.
Tidak semua bisnis menjalankan strategi green marketing. Strategi ini diterapkan
oleh perusahaan untuk mendukung proses pembangunan berkelanjutan serta memastikan
pertumbuhan bisnis jangka Panjang yang berkelanjutan.
Referensi
https://www.slideshare.net/RandiarsaSaputra/tanggung-jawab-pelanggan-karyawan-pemegang-saham-
lingkungan-dan-komunitas
https://blog.qontak.com/green-marketing/
https://pressrelease.kontan.co.id/release/ikea-tawarkan-produk-produk-inovatif-dan-ramah-lingkungan
https://www.ekrut.com/media/green-marketing-adalah