You are on page 1of 17

Periode Transisi Neonatus

Dosen Pengampu : Nanda Yansih Putri, S.ST., M.Keb


Anggota Kelompok 4

01 02
Dewi Sukarnee Farhanah Andriana
R2005015 R2005004

03 04
Rani Anisa Putri Vannescha Putri
R2005018 R2005017
Pengertian Periode Transisi

Neonatus memiliki definisi bayi baru lahir dari kandungan ibu sampai dengan usia
28 hari pada kehidupan. Periode ini merupakan periode yang sangat rentan
terhadap suatu infeksi sehingga akan menimbulkan suatu penyakit. Periode ini juga
masih membutuhkan penyempurnaan dalam penyesuaian tubuh secara fisiologis
untuk dapat hidup di luar kandungan.
Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam
rahim ke kehidupan diluar rahim. Periode ini berlangsung sampai 1 bulan atau lebih.
Transisi yang paling cepat terjadi adalah pada sistem pernapasan, sirkulasi darah,
termogulasi dan kemampuan dalam mengambil dan menggunakan glukosa.
Periode Transisi Pada Neonatus
Selama 24 jam pertama kehidupan,bayi normal mengalami perubahan perilaku fisiologis. Pada
tahap ini bayi mengalami beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan bayi dari intra uterus ke
ekstra uterus, sehingga disebut juga periode transisional. Periode ini berlangsung sampai 1 bulan atau
lebih. Transisi yang cepat terjadi pada sistem pernapasan, sirkulasi darah, termoregulasi, dan
kemampuan dalam mengambil.

01 Perubahan Sistem Pernapasan 05 Perubahan Darah

02 Perubahan Sirkulasi 06 Perubahan Sistem Gastrointestinal

03 Termoregulasi 07 Perubahan Sistem Imunitas

04 Glukosa 08 Perubahan Sistem Ginjal


Perubahan Sistem
01 Pernapasan

Bayi baru lahir harus mulai segera mulai bernafas. Selama


kehamilan organ yang berperan dalam respirasi janin sampai
janin lahir adalah placenta.
Paru – paru yang bermula dari suatu titik yang muncul dari
Pharynx yang bercabang dan kemudian cabang lagi sehingga
membentuk struktur pencabangan bronkus. Proses tersebut
terus berlanjut setelah kelahiran hingga kira-kira usia anak 8
tahun sampai jumlah bronkhiolus dan alveolus berkembang
sepenuhnya. Agar alveolus dapat berfungsi, harus ada
surfaktan yang cukup dan aliran darah ke paru-paru.
Perubahan
02 Sirkulasi

Karakteristik sirkulasi janin merupakan sistem tekanan rendah,


karena paru – paru masih tertutup dan berisi cairan, organ
tersebut memerlukan darah dalam jumlah minimal.
Pemasangan klem tali pusat akan menutup sistem tekanan
darah dari plasenta-janin. Aliran darah dari palsenta berhenti,
sistem sirkulasi bayi baru lahir akan mandiri, tertutup dan
bertekanan tinggi.
03 Termoregulasi

Bayi baru lahir memilki kecenderungan cepat stress akibat


perubahan suhu lingkungan, karena belum dapat mengatur
suhu tubuh sendiri. Pada saat bayi meninggalkan lingkungan
rahim ibu yang bersuhu rata-rata 37º C, kemudian bayi masuk
ke dalam lingkungan. Suhu ruangan persalinan yang suhu 25º C
sangat berbeda dengan suhu di dalam rahim. Bayi baru lahir
dapat kehilangan panas melalui empat mekanisme yaitu :
konveksi, radiasi, konduksi, dan evaporasi.
04 Glukosa

Sebelum dilahirkan kadar darah janin berkisar 60 hingga 70


% dari kadar darah ibu. Dalam persiapan untuk kehidupan luar
rahim seorang janin yang sehat mencadangkan glukosa sebagai
glikogen terutama di dalam hati. Sebagian penyimpangan
glikogen berlangsung pada trimester III.
Pada saat tali pusat diklem, bayi baru lahir harus mendapat
cara untuk mempertahankan glukosa yang sangat diperlukan
untuk fungsi otak neonatus. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa
darah menurun dalam waktu singkat (1 hingga 2 jam kelahiran).
05 Perubahan Darah

Pada waktu dilahirkan bayi baru lahir mempunyai nilai


hemoglobin. Kadar hemoglobin normal berkisar 11,7 hingga
20,0 g /dl. Haemoglobin janin mempunyai daya ikat terhadap
oksigen yang sangat tinggi. Nilai–nilai haemoglobin awal bayi
baru lahir sangat dipengaruhi oleh saat pemasangan klem tali
pusat dan posisi bayi baru lahir segera setelah dilahirkan.
Penempatan bayi baru lahir dibawah perut ibu dapat
menyebabkan transfusi plasenta sebesar 15 sampai 30 % lebih
besar dari volume darah.
06 Perubahan Sistem
Gastrointestinal

Sistem gastrointestinal pada bayi baru lahir cukup bulan


relatif sudah matang. Sebelum lahir, janin cukup bulan
melakukan hisapan dan tindakan menelan. Reflek muntah dan
batuk yang sudah sempurna tetap utuh pada saat lahir.
Mekonium kendati steril, mengandung kotoran cairan amnion,
yang menegaskan bahwa janin telah menelan cairan amnion dan
bahwa cairan tersebut telah melewati saluran gastrointestinal.
Perubahan Sistem
07 Imunitas
a. Imunitas Alami
Sel– sel tubuh memberikan fungsi imunitas yang
terdapat pada saat lahir guna membantu bayi baru lahir
membunuh mikroorganisme asing.
b. Imunitas Dapatan
Neonatus dilahirkan dengan imunitas pasif terhadap
virus yang berasal dari ibunya, janin mendapatkan imunitas
ini melalui berbagai IgG yang melintas melalui
transplasenta. Neonatus tidak memiliki imunitas pasif
terhadap penyakit.
08 Perubahan Sistem
Ginjal

Ginjal bayi baru lahir memperlihatkan penurunan


aliran darah dan ginjal dan penurunan laju filtrasi glomerolus.
Hal ini dapat menimbulkan dengan mudah retensi cairan dan
intoksikasi air. Fungsi tubulus masih belum matang, yang dapat
menyebabkan kehilangan natrium dalam jumlah besar dan
ketidakseimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir tidak mampu
melakukan pemekatan (konsentrasi) urin, yang mencerminkan
pada berat jenis urin yang rendah.
Bayi baru lahir mengekresi sejumlah kecil urin pada 48
jam pertama kehidupan, sering kali hanya sebanyak 30 – 60 ml.
Protein atau darah tidak boleh terdapat di dalam urin bayi baru
lahir.
Reaktivitas I ( The First Period of
Reactivity )

Dimulai pada masa persalinan dan berakhir setelah 30


menit. Selama periode ini detak jantung cepat dan pulsasi tali
pusat jelas. Warna kulit terlihat sementara sianosis atau
akrosianosis. Selama periodi ini mata bayi membuka dan bayi
memperlihatkan perilaku siaga. Bayi mungkin menangis, terkejut
atau terpaku. Selama periode ini setiap usaha harus dibuat
untuk memudahkan kontak bayi dan ibu. Membiarkan ibu
memegang bayi untuk mendukung proses pengenalan.
Beberapa bayi akan disusui selama periode ini. Bayi sering
mengeluarkan kotoran dengan seketika setelah persalinan dan
suara usus pada umumnya terdengar setelah usia 30 menit. Bayi
usus menandakan sistem pencernaan berfungsi dengan baik.
Fase Tidur ( Period of Unresponsive
Sleep )

Berlangsung selama 30 menit sampai 2 jam persalinan.


Tingkat pernapasan menjadi lebih lambat. Bayi dalam keadaan
tidur, suara usus muncul tapi berkurang. Jika mungkin, bayi tidak
diganggu untuk pengujian utama dan jangan memandikannya.
Selama masa tidur memberikan kesempatan pada bayi untuk
memulihkan diri sendiri dari proses persalinan dan periode
transisi ke kehidupan luar uterin.
Periode Reaktivitas II ( The Second
Period of Reactivity ) / Transisi ke – III

Berlangsung selama 2 sampai 6 jam setelah persalinan.


Jantung bayi labil dan terjadi perubahan warna kulit yang
berhubungan dengan stimulus lingkungan. Tingkat pernapasan
bervariasi tergantung pada aktivitas. Neonatus mungkin
membutuhkan makanan dan harus menyusu. Pemberian makan
awa penting dalam pencegahan hipoglikemia dan stimulasi
pengeluaran kotoran dan pencegahan penyakit kuning.
Pemberian makan
Kesimpulan
Selama 24 jam pertama kehidupan,bayi normal
mengalami perubahan perilaku fisiologis. Pada tahap ini bayi
mengalami beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan bayi
dari intra uterus ke ekstra uterus, sehingga disebut juga periode
transisional. Periode ini berlangsung sampai 1 bulan atau lebih.
Transisi yang cepat terjadi pada sistem pernapasan, sirkulasi
darah, termoregulasi, dan kemampuan dalam mengambil.
Periode transisional mencakup tiga periode, meliputi periode
pertama reaktivitas, fase tidur, dan periode reaktivitas kedua.
karakteristik masing-masing periode kemajuan bayi baru lahir.
THANK YOU

You might also like