You are on page 1of 21

LAPORAN PROGRAM MANAGEMEENT TRAINEE

KUARTAL III
PT. PELITA AGUNG AGRINDUSTRI – KID

LAPORAN LOSIS REFINERY


LAPORAN BULANAN XII

OLEH:
JOSHUA WARUWU

PERMATA GROUP
PT.PELITA AGUNG AGRINDUSTRI
KAWASAN INDUSTRI DUMAI (KID)
2023

i
LEMBAR PENGESAHAN
PROGRAM MANAGEMENT TRAINEE
LAPORAN LOSIS REFINERY

OLEH:
JOSHUA WARUWU

DISETUJUI MANAGEMENT TRAINEE


PT. PELITA AGUNG AGRINDUSTRI (PAA)
KAWASAN INDUSTRI DUMAI (KID)

Disetujui Oleh,

Marhot Hasibuan
KTU Project

2
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan maksimal.
Laporan ini dibuat langsung berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di
PT. Pelita Agung Agrindustri Kawasan Industri Dumai (KID), Pelintung. Pada
kesempatan Ini, penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada seluruh
staff dan karyawan PT. Pelita Agung Agrindustri yang telah banyak membantu
penulis selama menjalankan program Management Trainee dan dalam proses
penyelesaian laporan ini, yaitu kepada.

1. Bapak Pimpinan Perusahaan Permata Hijau Group yang telah memberika


kesempatan kepada penulis untuk dapat mengikuti program Management
Trainee di PT.Pelita Agung Agrindustri Kawasan Industri Dumai (PAA-
KID), Pelintung
2. Bapak Sarjali selaku Pimpinan Unit Pabrik PT.Pelita Agung Agrindustri
(PAA) Kawasan Industri Dumai (KID) yang telah memberikan
kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti dan
melaksanakan Program Management Trainee (PMT) di PT. Pelita Agung
Agrindustri (PAA) Kawasan Industri Dumai (KID), Pelintung
3. Bapak Eddy Situmeang Selaku Pimpinan Unit Project PT. Pelita Agung
Agrindustri Kawasan Industri Dumai (PT.PAA-KID) yang telah
memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti dan
meaksanakan Program Management Trainee (PMT) di PT. Pelita Agung
Agrindustri Kawasan Industri Dumai (PT.PAA-KID)
4. Bapak Andi Widiarto Tobing selaku Manager Unit di PT.Pelita Agung
Agrindustri (PAA) Kawasan industry Dumai (KID) yang telah
memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan melaksanakan
Program Management Trainee (PMT) dengan baik

3
5. Bapak Marhot Pinayungan Hasibuan Selaku KTU Project Oleochemical di
Unit PT. Pelita Agung Agrindustri (PAA) Kawasan Industri Dumai (KID)
yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan
melaksanakan Program Management Trainee (PMT) dengan baik
6. Ibu Mira selaku KTU General PalmOil di Unit PT. Pelita Agung
Agrindustri (PAA) Kawasan Industri Dumai (KID), yang telah
memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti dan
melaksanakan Program Management Trainee (PMT) dngan baik.
7. Ibu Herty Kus Thailan Simamora dan Bapak Lino F. Sibarani selaku HRD
di Unit PT. Pelita Agung Agrindustri (PAA) Kawasan Industri Dumai
(KID) yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis
untuk dapat mengikuti dan melaksanakan Program Management Trainee
(PMT) denan baik
8. Seluruh Staff dan Karyawan PT. Pelita Agung Agrindustri

Penulis menyadari laporan ini masih memerlukan saran dan kritik yang
membangun dalam penyempurnaannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi setiap pembacanya dan perkembangan Ilmu Pengetahuan kedepannya.

Pelintung, 07 Juli 2023


Penulis

4
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................2
KATA PENGANTAR...................................................................................................3
DAFTAR ISI.................................................................................................................5
BAB I.............................................................................................................................6
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................7
1.3 Tujuan..................................................................................................................7
BAB II...........................................................................................................................8
2.1 Laporan losis Refinery.........................................................................................8
BAB III........................................................................................................................19
METODE PELAKSANAAN......................................................................................19
3.1 Waktu Pelaksanaan.......................................................................................19
3.2 Tempat Pelaksanaan......................................................................................19
3.3 Metode Pelaksanaan......................................................................................19
BAB IV........................................................................................................................20
PENUTUP...................................................................................................................20
4.1 Kesimpulan........................................................................................................20

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak kelapa sawit dapat diolah menjadi berbagai macam produk
turunannya yang memiliki nilai tambah yang jauh lebih tinggi. Guna mendukung
pengembangan industri kelapa sawit dan produk-produk turunannya, diperlukan
inovasi yang berkelanjutan agar terciptanya peningkatan kualitas dan kuantitas pada
sektor kelapa sawit. Industri minyak kelapa sawit nasional merupakan industri
strategis dalam perekonomian makro, pembangunan ekonomi daerah, pengurangan
kemiskinan. Industri kelapa sawit memiliki peran strategis dengan penghasil devisa
terbesar, lokomotif perekonomian nasional, membangun kedaulatan energi, ekonomi
kerakyatan dan dalam penyerapan tenaga kerja dalam perekonomian makro (Gapki,
2017).
Pesatnya persaingan bisnis yang terjadi saat ini menuntut perusahaan harus
selalu berhati-hati dalam mengambil keputusan. Laporan keuangan merupakan
cerminan kondisi keuangan yang dialami suatu perusahaan. Setiap pelaku bisnis
menjadikan laporan keuangan sebagai acuan dalam mengambil keputusan sehingga
setiap perusahaan dituntut untuk menyajikan laporan keuangan yang berkualitas baik
demi terciptanya gambaran kondisi keuangan yang akurat dari suatu perusahaan.
Melalui laporan keuangan pihak manajerial perusahaan menunjukkan
pertanggungjawabannya dalam mengelola sumber daya yang dipercayakan pemilik
perusahaan.
Salah satu elemen laporan keuangan yang menjadi sorotan pihak manajerial
dalam menjalankan operasioanl perusahaan yaitu Laporan Poduksi. Laporan produksi
merupakan laporan keuangan mengenai aktivitas operasional perusahaan pada
periode tertentu. Laporan produksi memuat informasi mengenai jumlah pemakaian
bahan baku, bahan penolong, dan pemakaian sumber energi atau biaya overhead
pabrik (BOP) untuk menciptakan jumlah produk yang dicapai dalam periode tertentu.

6
CPO merupakan minyak kasar yang diperoleh dengan cara mengekstraksi
daging buah sawit dan masih mengandung pengotor terlarut dan tidak terlarut dalam
minyak. Pengotor yang disebut dengan gum atau getah ini terdiri dari fosfatida,
protein, hidrokarbon, air, logam berat, asam lemak bebas (FFA), pigmen dan senyawa
lainnya (Ristianingsih,2011).

Rendemen adalah salah satu hal yang lumayan menarik untuk dibahas dalam
dunia kelapa sawit. Rendemen adalah kandungan minyak yang terdapat dalam satu
tandan kelapa sawit. Rendemen biasanya dinyatakan dalam persen. Rendemen 25%
artinya kandungan CPO adalah 25% dari berat TBS yang diolah.

Losis adalah persentase CPO yang hilang saat pengolahan TBS menjadi CPO.
Rendemen pengolahan adalah rendemen TBS dikurangi losis pengolahan.

Di dunia pekerja Pabrik Kelapa Sawit, kita sering mendengar banyak asisten,
supervisor, maupun operator yang dimarahi karena tidak bisa mencapai rendemen
pengolahan. Bahkan rendemen berkurang 0,5 % saja terkadang kena teguran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Laporan losis Refinery secara umum

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Laporan Losis Refinery di PT. Pelita Agung Agrindustri
Kawasan Industri Dumai (PT. PAA – KID)

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Laporan losis Refinery


CPO merupakan minyak kasar yang diperoleh dengan cara mengekstraksi
daging buah sawit dan masih mengandung pengotor terlarut dan tidak terlarut dalam
minyak. Pengotor yang disebut dengan gum atau getah ini terdiri dari fosfatida,
protein, hidrokarbon, air, logam berat, asam lemak bebas (FFA), pigmen dan senyawa
lainnya (Ristianingsih,2011).

Tujuan pemurnian minyak ini yaitu mengubah minyak sawit kasar menjadi
minyak kualitas makan secara efisien dengan membuang pengotor yang tidak
diinginkan sampai pada tingkat yang dapat diterima. Hal ini berarti juga bahwa
kerugian pada komponen yang diinginkan diusahakan tetap minimal. Secara umum,
jalur pemurnian minyak sawit sama. ada dua jalur yang dapat diambil untuk
mengolah minyak sawit kasar menjadi minyak goring yaitu melalui pemurnian
berbasis kimia dan pemurnian berbasis fisik.

Proses pemurnian minyak kasar yaitu Degumming and Bleaching. Pemisahan


gum merupakan suatu proses pemisahan getah atau lendir yang terdiri fosfolpida,
protein, residu, karbohidrat, air dan resin tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas
di dalam minyak. Pemucatan dapat dilakukan dengan mencampurkan minyak dengan
sejumlah kecil absorben seperti tanah serap (filter earth), lempung aktif (activated
clay) dan arang aktif atau bisa juga menggunakan bahan kimia (Arita,2008).

Necara massa adalah suatu perhitungan yang tepat dari semua bahan-bahan
yang masuk , yang terakumulasi dan yang keluar dalam waktu tertentu. Untuk
menghitung keefektifan suatu alat dalam suatu kegiatan proses produksi dapat
dihitung dengan menggunakan neraca massa, serta mengetahui jumlah bahan-bahan
yang diumpankan telah terkonversi menjadi produk dengan jumlah sesuai dengan

8
yang diharapkan atau sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pabrik. Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dalam suatu proses pengolahan dibutuhkan
keseimbangan massa antara laju komponen yang masuk dan laju komponen yang
keluar dari prosesnya (Syahputra, 2018).

Ketika terjadi selisih antara laju komponen yang masuk dengan komponen
yang keluar maka telah terjadi kehilangan produk pada saat proses produksi, sehingga
produk yang dihasilkan menjadi berkurang yang biasa disebut losis minyak. Losis
minyak adalah kehilangan minyak kelapa sawit pada saat proses produksi, Pada
proses pemurnian minyak juga mengakibatkan terjadinya losis minyak karena pada
proses pemurnian ini terjadi pemisahan minyak, air dan kotoran, sehingga
kemungkinan besar minyak ikut terbuang dengan bahan pengotor maupun air.

Losis minyak yang terjadi setiap harinya dibuat dalam sebuah laporan, yaitu
laporan losis refinery yang biasanya dibuat oleh admin produksi bersama dengan
Assisten KTU yang selalu update setiap harinya dari laporan log sheet plant refinery.
Adapaun format laporan losis refinery di PT. Pelita Agung Agrindustri-KID adalah
sebagai berikut :

9
Ref 01 & 02 (Selisih sebelum Feed)
CPO
Diff
No Suh
Date Stok Buku Stok Fisik Feed Olah Selisih Losses Percen
Tangki u
t
T 640-H 44 3,258,313 3,257,292 2,136,032 2,102,919 0 42,545 2.02
01 Mei 2023
T 642-H 42 1,141,536 1,141,536 0
02 Mei 2023 T 640-H 47 4,239,435 4,239,435 2,821,226 2,846,431 0 (554) (0.02)
03 Mei 2023 T 640-H 45 3,007,629 3,007,629 2,597,567 2,591,591 0 (2,302) (0.09)
04 Mei 2023 T 640-H 45 1,990,382 1,990,382 3,030,634 3,040,753 0 (29,554) (0.97)
T 434-G 47 2,984,799 2,974,199 3,075,179 3,095,892 -10,600 (9,519) (0.31)
05 Mei 2023
T 640-H 47 1,819,548 1,819,548 0
T 434-G 55 1,765,282 1,765,282 2,996,285 2,950,414 0 56,092 1.90
06 Mei 2023
T 640-H 49 2,974,086 2,974,086 0
T 434-G 45 315,837 315,837 2,809,403 2,837,662 0 35,406 1.25
07 Mei 2023 T 640-H 50 4,097,006 4,097,006 0
T 641-H 47 5,068,368 5,073,088 4,720
T 434-G 46 1,653,878 1,653,878 2,035,200 2,054,765 0 (6,624) (0.32)
08 Mei 2023
T 641-H 46 2,770,602 2,770,602 0
09 Mei 2023 T 641-H 45 1,940,759 1,940,759 1,466,609 1,611,137 0 44,680 2.77

10
10 Mei 2023 T 641-H 47 3,115,370 3,115,370 1,422,519 1,398,308 0 (45,208) (3.23)
11 Mei 2023 T 641-H 50 3,222,811 3,222,811 1,478,949 1,478,932 0 50,122 3.39
12 Mei 2023 T 641-H 50 4,417,042 4,417,042 1,249,459 1,256,803 0 (40,694) (3.24)
13 Mei 2023 T 641-H 50 3,973,802 3,973,802 1,258,227 1,255,028 0 (15,809) (1.26)
14 Mei 2023 T 642-H 49 4,967,429 4,965,026 1,343,230 1,343,230 -2,403 (26,827) (2.00)
T 434-G 45 2,852,607 2,852,607 1,728,620 1,463,204 0 (38,951) (2.66)
15 Mei 2023
T 641-H 46 4,775,202 4,777,051 1,849
T 434-G 47 2,429,561 2,429,561 2,473,208 2,454,922 0 26,629 1.08
16 Mei 2023
T 641-H 48 3,841,468 3,841,468 0
T 434-G 52 1,261,174 1,261,174 2,729,632 2,750,647 0 (4,226) (0.15)
17 Mei 2023
T 641-H 51 4,978,527 4,978,527 0
18 Mei 2023 T 641-H 50 3,206,433 3,206,433 2,635,223 2,622,427 0 21,584 0.82
T 433-G 46 3,088,078 3,077,185 2,682,691 2,682,898 -10,893 29,125 1.09
19 Mei 2023 T 641-H 50 2,626,500 2,626,500 0
T 642-H 45 5,001,159 4,994,173 -6,986
T 433-G 46 2,475,167 2,475,167 2,836,843 2,848,493 0 46,661 1.64
20 Mei 2023
T 642-H 48 4,473,067 4,473,067 0
T 433-G 46 937,716 937,716 2,575,142 2,584,393 0 (20,967) (0.81)
21 Mei 2023 T 640-H 51 4,969,462 4,945,514 -23,948
T 642-H 47 3,173,675 3,173,675 0
22 Mei 2023 T 640-H 54 2,756,054 2,756,054 2,283,833 2,288,001 0 14,851 0.65

11
(120,029
23 Mei 2023 T 641-H 55 4,651,278 4,644,176 2,624,516 2,614,766 -7,102 (4.59)
)
T 433-G 54 2,954,544 2,950,876 2,627,616 2,623,349 -3,668 96,856 3.69
24 Mei 2023
T 641-H 54 2,026,762 2,026,762 0
T 433-G 51 2,099,863 2,099,863 2,761,541 2,760,075 0 3,692 0.13
25 Mei 2023
T 640-H 49 4,419,408 4,416,075 -3,333
26 Mei 2023 T 640-H 49 4,042,335 4,042,335 2,302,577 2,316,867 0 (39,186) (1.69)
T 640-H 50 1,739,758 1,739,758 2,838,205 2,800,599 0 72,560 2.59
27 Mei 2023
T 642-H 50 5,025,006 5,019,964 -5,042
28 Mei 2023 T 642-H 52 3,657,151 3,657,151 2,689,132 2,707,076 0 7,861 0.29
T 641-H 52 4,736,021 4,736,021 2,884,086 2,881,697 0 40,299 1.40
29 Mei 2023
T 642-H 52 968,019 968,019 0
T 433-G 49 2,940,898 2,940,898 2,949,516 2,968,387 0 (40,905) (1.38)
30 Mei 2023
T 641-H 48 2,551,947 2,551,947 0
T 433-G 55 2,431,782 2,431,782 2,519,475 2,525,292 0 (4,510) (0.18)
31 Mei 2023 T 434-G 55 3,092,042 3,087,489 -4,553
T 641-H 50 111,547 111,547 0
143,098
Total 73,862,375 73,756,958 -71,959 143,098 0.19

73,862,375 73,756,958 71,139 0.10

12
13
Sebelum kita membuat laporan losis refinery, laporan pendukungnya harus
kita persiapkan terlebih dahulu yaitu laporan sounding tangki, laporan produksi
refinery dan logsheet refinery.
Tata cara membuat laporan losis refinery :
1. Menyiapkan tabel format laporan losis refinery (CPO)
2. Masukkan tanggal kemudian kita cek laporan sounding, tangki mana saja
yang transfer CPO ke plant refinery, sebagai contoh di tanggal 01 Mei
2023 yang transfer ke plant refinery adalah tangki T 640 dan T 642.
T 640 TRANFER KE PLANT REFINERY SEBANYAK 1.228.068 KG
T 642 TRANFER KE PLANT REFINERY SEBANYAK 907.964 KG
T 257 TERIMA PRODUKSI DARI PLANT REFINERY SEBANYAK
641.957 KG
T 655 TERIMA PRODUKSI DARI PLANT REFINERY SEBANYAK
199.364 Kg
T 256 TERIMA PRODUKSI DARI PLANT REFINERY SEBANYAK
1.132.083 KG
T 123 TERIMA PRODUKSI DARI PLANT REFINERY SEBANYAK 86.970
KG
T 256 TRANSFER KE PLANT FRAKSINASI SEBANYAK 1.380.018 KG
T 647 TERIMA PRODUKSI DARI PLANT FRAKSINASI SEBANYAK
1.108.406 KG
T 429 TERIMA PRODUKSI DARI PLANT FRAKSINASI SEBANYAK
259.023 KG
T 436 TRANFER KE PLANT GLYCERINE SEBANYAK 149.521 KG
T 125 TERIMA PRODUKSI DARI PLANT GLYCERINE SEBANYAK
101.536 KG
T 139 TERIMA PRODUKSI DARI PLANT GLYCERINE SEBANYAK
7.688 KG 
T 640 TERIMA TRANSFER DARI T 412 SEBANYAK 2.209.190 KG
T 429 TERIMA TRANSFER DARI T 427 SEBANYAK 379.843 KG 

14
T 465 TERIMA DARI KAPAL SOUTHERN FALCON SEBANYAK
2.280.687 KG
T 467 TERIMA DARI KAPAL SOUTHERN FALCON SEBANYAK 563.484
KG
T 434 TERIMA DARI KAPAL BG AME III SEBANYAK 2.707.901 KG

3. Kemudian masukkan suhu sondingan tangki setiap paginya sesuai


logsheet dari tank farm maupun laporan sounding
4. Kemudian masukan stock buku awal dan stock fisik awal yang terdapat di
dalam laporan sounding sebelum dilakukan transfer dari tank farm ke
plant refinery.
5. Kemudian masukkan jumlah atau tonase yang ditransfer maupun yang di
feed dari tank farm ke plant refinery, data ini kita bandingkan laporan
sounding dengan logsheet refinery maupun laporan produksi refinery. Di
laporan sounding dapat kita lihat di Today issued dan remark di bawah
tabel laporan sounding, di laporan produksi refinery dapat kita lihat di “
Pengeluaran Ref ke plant 1 dan 2 “, apabila jumlah yang di transfer tank
farm dengan yang di terima oleh plant sama dan logsheet juga sama, maka
data yang kita masukkan sudah betul dan tidak terjadi perbedaan antar
plant. Untuk lebih rinci dapat kita perhatikan pada gambar di bawah ini :

15
Gambar : Laporan Sounding

Gambar : Laporan Produksi refinery


6. Kemudian kita masukkan jumlah yang diolah selama satu hari tersebut
dari logsheet dan laporan produksi Refinery agar data yang kita masukkan
nilainya sama, di laporan produksi dapat dilihat pada tabel “Total CPO
Olah”
7. Kemudian pada tabel selisih tersebut, adalah selisih antara stock buku
awal dan stock fisik awal. Apabila ada selisih kemungkinan besar terjadi
susut, dan akan mempengaruhi laporan losis pada saat transfer ke plant
refinery.

16
8. Kemudian kita masukkan berapa losis yang terjadi selama satu hari
tersebut, secara sederhana perhitungannya dapat dilakukan dengan CPO
olah dikurang produk yang dihasilkan, CPO Olah = RPO +PFAD, apabila
terjadi selisih maka dapat dinyatan losis atau minyak hilang. Untuk lebih
jelas dapat kita lihat pada gambar dibawah ini.

17
18
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan program Management Trainee yang diikuti penulis
mengikuti regulasi yang telah dikeluarkan oleh pihak pusat yaitu Permata Hijau
Group. Program Management Trainee divisi Penata Admin yang diikuti penulis
dilaksanakan selama 1 tahun yang dimulai dari tanggal 9 Desember 2022 sampai 9
Desember 2023.

3.2 Tempat Pelaksanaan


Program Management Trainee dilaksanakan di unit kerja PT. Pelita Agung
Agriindustri Kawasan Industri Dumai (KID) yang beralamat di Jalan Dumai, Pulau
Batam, Kawasan Industri Dumai (KID, RT.009, Pelintung, Kec. Medang Kampai,
Kota Dumai, Riau.

3.3 Metode Pelaksanaan


Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan peserta magang dalam
kegiatan Management Trainee ini adalah:
1. Peserta Management Trainee melakukan observasi langsung ke lapangan baik di
penempatan plant masing - masing atau plant lainnya.
2. Peserta Management Trainee melakukan wawancara secara langsung baik di
penempatan plant masing - masing atau plant lainnya.
3. Peserta Management Trainee mengumpulkan data yang diberikan oleh pihak -
pihak yang terlibat seperti krani produksi serta mencari referensi dari sumber lain
seperti internet dan buku.
4. Melakukan praktek langsung di lapangan untuk mengetahui cara menggunakan
maupun mengaplikasikan serta memahami alur atau proses yang berkaitan

19
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Necara massa adalah suatu perhitungan yang tepat dari semua bahan-bahan
yang masuk , yang terakumulasi dan yang keluar dalam waktu tertentu. Untuk
menghitung keefektifan suatu alat dalam suatu kegiatan proses produksi dapat
dihitung dengan menggunakan neraca massa, serta mengetahui jumlah bahan-bahan
yang diumpankan telah terkonversi menjadi produk dengan jumlah sesuai dengan
yang diharapkan atau sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pabrik. Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dalam suatu proses pengolahan dibutuhkan
keseimbangan massa antara laju komponen yang masuk dan laju komponen yang
keluar dari prosesnya (Syahputra, 2018).

Ketika terjadi selisih antara laju komponen yang masuk dengan komponen
yang keluar maka telah terjadi kehilangan produk pada saat proses produksi, sehingga
produk yang dihasilkan menjadi berkurang yang biasa disebut losis minyak. Losis
minyak adalah kehilangan minyak kelapa sawit pada saat proses produksi, Pada
proses pemurnian minyak juga mengakibatkan terjadinya losis minyak karena pada
proses pemurnian ini terjadi pemisahan minyak, air dan kotoran, sehingga
kemungkinan besar minyak ikut terbuang dengan bahan pengotor maupun air.

Laporan Losis refinery (CPO) ini sangat besar pengaruhnya dalam mengambil
kebijakan atau keputusan atas setiap proses produksi, sehingga pimpinan manajerial
mengetahui berapa besar losis/minyak yang hilang Ketika proses produksi, dan
apakah hal tersebut mempengaruhi hasil produksi dan berapa besar kerugian yang
dialami perusahaan jika diakumulasi. Laporan losis ini menjadi tolak ukur bahwa
setiap proses produksi itu sudah dijalankan dengan baik atau belum, dan apa yang
menjadi kendala di lapangan sehingga losis bisa tinggi atau rendah.

20
Melalui hal tersebut pimpinan atau atasan akan mampu menganalisi dari rata-
rata losis setiap harinya, dapat memgambil keputusan atau kebijakan untuk perbaikan
kedepan, sehingga disarankan agar kedepan laporan losis ini dihitung dengan lebih
akurat lagi, dengan cara yang lebih atau rumus rumus yang lebih baru tidak hanya
melakukan perhitungan produk yang masuk dikurang produk yang dihasilkan,
sehingga selisih tersebut disebut losis.
Apakah losis hanya terjadi pada bahan bahan pengotor yang bercampur
dengan SBE yang masih mengandung minyak, atau mungkin kelalain SDM yang
bekerja di plant tersebut yang menyebabkan minyak tercecer dimana-mana, tentu ini
menjadi pelajaran dan solusi yang harus kit acari Bersama.

21

You might also like