Professional Documents
Culture Documents
Dukumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
DISAHKAN OLEH :
HJ. NIRTATI,SKM
NIP. 196602111988032005
A. Pendahuluan
Sehat adalah keadaan sejahtera, fisik mental dan sosial bukan
sekedar terbebas dari kecacatan dan kematian. Defenisi sehat ini
berlaku bagi perorangan maupun penduduk (masyarakat). Derajat
kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat factor yang saling
berinteraksi yaitu : lingkungan, perilaku, keturunan dan pelayanan
kesehatan. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera
yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagain
yang utuh dari kualitas hidup sesorang, dengan memperhatikan
semua segi kehidupan manuasia dengan menyadari sepenuhnya
kemampuan dirinya, mampu menghadapi tekanan yang wajar, mampu
bekerja produktif dan memenuhi kehidupan hidupnya, dapat berperan
serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada
pada dirinya merasa nyaman bersama orang lain. Jadi kesehatan jiwa
(mental) merupakan bagian yang tidak dapt dipisahkan dari kesehatan
secara keseluruhan.
B. Latar Belakang
Masalah kesehatan jiwa masyarakat dewasa ini smakin
meningkat, yaitu dengan semakin meningkatnya tindak kekerasan,
tingginya kenakalan remaja, meningkatnya penyalagunaan NAPZA,
meningkatnya tawuran dan pengangguran merupakan indikasi
keadaan masyarakat yang sakit.
Gangguan jiwa dan perilaku menurut The World Health Report
2001 dialami kira-kira 25% dri seluruh penduduk pada suatu masa
dari hidupnya. Sekitar 30% dari seluruh penderita yang dilayani dokter
di pelayanan kesehatan primer (puskesmas) adalah penderita yang
mengalami masalah kesehatan jiwa. Menurut data Riset Kesehatan
Dasar 2007 (Riskesdas), 11,6% untuk gangguan mental emosional
diatas 15 tahun dan 0,46% untuk gangguan jiwa berat.
Akan tetapi tidak selamanya orang yang berobat ke Rumah
Sakit Jiwa (RSJ) menderita gangguan jiwa. Sebab dalam gangguan
jiwa ada beberapa fase yang perlu diketahui masyarakat. Dengan
demikian, peran puskesmas sangat besar dalam melakukan
penapisan atau deteksi dini terhadap pasien gangguan jiwa sebelum
dirujuk ke RS.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan derajat kesehatan jiwa di Indonesia sebagai
bagian dari derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Salotungo
b. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran
masyarakat terhadap kesehatan jiwa.
c. Meningkatnya upaya untuk mencegah gangguan jiwa terdeteksi
dan tertanggulanginya masalah kesehatan jiwa secara
komprehensip.
2. Tujuan Khusus
a. Tercapainya penurunan angka penderita gangguan kesehatan
jiwa.
b. Terlaksananya tatalaksana Program kesehatan jiwa sesuai
standar.
c. Diketahuinya situasi epidemologi dan besarnya masalah
penyakit gangguan kesehatan jiwa di masyarakat, sehingga
dapat dibuat perencanaan dalam pencegahan,
penanggulangan maupun pengobatan di semua jenjang
pelayanan.
d. Terwujudnya masayarakat yang mengerti, menghayati dan
melaksanakan hidup sehat jiwa melaui promosi program
kesehatan jiwa yang terintegrasi.
e. Tersusunnya rencana kegiatan Pengendalian Penyakit
gangguan kesehatan jiwa masyarakat di suatu wilayah kerja
yang meliputi target, kebutuhan sasaran dan pengelolaannya.;
F. Sasaran
1. Pasien ODGJ
2. Staf UKBM/Lembaga (Perkantoran , Sekolah, Posyandu)
3. Masyarakat Umum
4. Anak Sekolah (SD, SMP, SMA)
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Salotungo
HJ. NIRTATI,SKM
NIP. 196602111988032005