Professional Documents
Culture Documents
1 April 2023
DOI: https://doi.org/10.54883/jhmw.v2i1.114
Website: https://kesmas.umw.ac.id/jurnal/index.php/jhmw
e-ISSN: 2830-1463
Kata Kunci: Kejadian Diare, Sarana Air Bersih, Pengelolaan Tempat Sampah,
Sarana Jamban Keluarga dan Higiene dan Sanitasi Makanan.
ABSTRACT
Based on data the incidence pneumonia at Konawe Hospital in 2020 was 730 cases and
in 2021 there was an increase of 904 cases. The purpose of this study was to examine the
risk factors for pneumonia in toddlers. Type of research uses a case control study. The
population in this study to 904 people. The sample in this study was 90 cases and 90
controls using simple random sampling technique. The analysis method uses the Odds Ratio
Test. The Odds Ratio test results obtained an OR value of 3.693 meaning that the
immunization status of children under five is a risk factor for pneumonia. The Odds Ratio
test results obtained an OR value of 3.142 meaning that the habit of smoking family
members is a risk factor for pneumonia. The results of the Odds Ratio test obtained an OR
value of 3.223 meaning that occupancy density is a risk factor for pneumonia. The Odds
Ratio test results obtained an OR value of 21.340 meaning that the lighting status of the
house is a risk factor for pneumonia. It is hoped that health services can make this research
a material consideration in determining strategies for prevention and management of
pneumonia.
Keywords:
Jurnal Healthy Mandala Waluya, Vol. 2 No. 1 April 2023
DOI: https://doi.org/10.54883/jhmw.v2i1.114
Website: https://kesmas.umw.ac.id/jurnal/index.php/jhmw
e-ISSN: 2830-1463
Muh. Reinaldi, dkk., Hal: 162 - 174
Pekerjaan adalah Tidak bekerja (5.020 tinggal yang masih saja terlihat kurang
Kasus), Dan Lingkungan Tempat Tinggal seperti Belum memiliki Tempat Sampah, dan
yaitu Pedesaan (14.178 Kasus). Sumber air bersih yang masih sangat kurang,
Serta Sarana Jamban Keluarga yang tidak
Data distribusi kasus diare menurut Dinas
memadai dan Kondisi Dapur yang masih saja
Kesehatan Kota Kendari tahun 2021,
terlihat kotor dan jarang dibersihkan.
Peringkat tertinggi terjadinya diare di Kota
Perilaku masyarakat juga dapat
kendari adalah Puskesmas Puuwatu (669
mempengaruhi terjadinya Diare, Seperti
kasus), Puskesmas Abeli (239), Puskesmas
tidak selalu mencuci tangan sebelum makan
Poasia (227 kasus), Puskesmas Mekar (172
dan minum, Cara pengolahan makanannya
kasus), Puskesmas Labibia (161 kasus),
juga sangat mempengaruhi, Serta
Puskesmas Lepo-lepo (153 kasus) Dan
Membiarkan makanan selalu tidak tertutup
Puskesmas Jati Raya (136 kasus).
Dan Membuat makanan itu berkerumunan
Puskesmas Puuwatu Merupakan Salah satu dengan lalat, Sehingga tidak layak untuk
Wilayah Kerja Yang memiliki Kasus Diare dimakan. Dan pengetahuan yang kurang
yang sangat tinggi dari Semua Kecamatan dapat mempengaruhi terjadinya Penyakit
pada 3 Tahun Sebelumnya yaitu 2019, Berdasarkan latar belakang diatas, Maka
Cakupan Pelayanan Diare Sebanyak 89.55% penulis sangat tertarik dengan judul
(Profil Kesehatan Kota Kendari, 2019). Data penelitian“ Hubungan Antara Sanitasi
yang diperoleh dari Puskesmas Puuwatu Lingkungan Dengan Kejadian Penyakit Diare
menunjukkan bahwa Pada Tahun 2019 Di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota
Dengan Teknik pengambilan Sampel yaitu jenis Kelamin adalah Perempuan sebanyak 59
Simple Random Sampling. Metode responden (60%) dan Laki-laki sebanyak 40
pengumpulan yaitu menggunakan responden (40,4%).
kuesioner secara langsung tetapi
Karakteristik responden berdasarkan
responden hanya perlu mendengarkan
Pendidikan dari 99 Responden, Responden
pertanyaan yang diberikan oleh peneliti,
dengan Pendidikan yang Paling tinggi adalah
Setelah itu peneliti memberi kode yang
SMA Sebanyak 52 responden (53%),
dijawab oleh responden tersebut. Analisis
Selanjutnya Karakteristik responden
Univariat dilakukan dengan menghitung
berdasarkan Pekerjaan dari 99 Responden,
Frekuensi dalam bentuk persentase dari
Responden dengan Pekerjaan yang Paling tinggi
tiap variabel yang diteliti, dan Analisis
adalah I R T (Ibu Rumah Tangga) Sebanyak 47
Bivariat yang digunakan untuk melihat dan
Responden (47,4%).
mengetahui hubungan antara Variabel
Independen dan Variabel Dependen, Pada Tabel. 2. Kejadian diare responden dari 99
Dengan menggunakan Uji Phi Value dan Uji responden, Kejadian Diare yang Pernah adalah
Cramer’s, Penyajian data yang telah diolah Sebanyak 32 Responden (32,3%), Sedangkan
Di presentasikan dalam bentuk tabel yang Tidak Pernah Kejadian Diare adalah 67
Distribusi Frekuensi, Selanjutnya dapat responden.
Dinarasikan secara singkat dan ringkas.
Dari 99 responden bahwa Sarana Air Bersih
HASIL yang Memenuhi Syarat responden adalah 37
Karakteristik responden meliputi Umur Responden (37%), Dan yang tidak Memenuhi
Jenis Kelamin, Pendidikan dan Pekerjaan, syarat adalah 62 Responden (63%). Dari 99
Karakteristik terbagi menjadi yaitu Umur < 19 responden bahwa Pengelolaan Tempat Sampah
Tahun, Umur 20 – 29 Tahun, Umur 30 – 39 yang Memenuhi Syarat responden adalah 28
Tahun dan Umur > 40 Tahun, yang terdapat Responden (28%), Dan yang tidak Memenuhi
Pada Tabel 1 sebanyak 7 Responden (7%), 20- syarat adalah 71 Responden (72%). Dari 99
29 Tahun, yaitu sebanyak 23 responden (23%), responden bahwa Sarana Jamban Keluarga yang
kemudian responden dengan umur 30-39 Memenuhi Syarat responden adalah 70
Tahun yaitu sebanyak 25 responden (25%) dan Responden (71%), Dan yang tidak Memenuhi
paling banyak berumur lebih dari 40 tahun, syarat adalah 29 Responden (29%). Dari 99
yaitu sebanyak 44 responden (44,4%). responden bahwa Higiene dan Sanitasi Makanan
yang Memenuhi syarat adalah 85 Responden
Karakteristik responden berdasarkan Jenis
(86%), Dan yang Tidak memenuhi syarat adalah
Kelamin dari 99 responden, Responden dengan
14 Responden (14%).
Muh. Reinaldi, dkk., Hal: 162 - 174
Analisis Bivariat digunakan untuk melihat dan antara Higiene dan sanitasi Makanan dengan
mengetahui serta mengidentifikasi Hubungan kejadian diare dengan kategori Hubungan
antara Variabel Independen dan Variabel Sedang.
dependen. Pada Tabel. 3 Menunjukkan Bahwa
PEMBAHASAN
Hasil Analisis Uji Chi Square, Dari 99 responden
Hasil penelitian yang dilakukan Di wilayah
bahwa Sarana Air bersih merupakan Hubungan
kerja Puskesmas Puuwatu menunjukkan bahwa
Antara sanitasi lingkungan dengan Kejadian
Sarana Air bersih menjadi Salah satu Hubungan
Diare. Dengan nilai X2 Hit. = 79,232 > X2 tabel =
Antara Sanitasi lingkungan dengan Kejadian
3,841, dan nilai phi value = 0,895. Sedangkan
diare. Di mana hasil penelitian bahwa
nilai kontigensi koefisien yaitu sebesar 0,667,
responden Memenuhi Syarat sebanyak 32,3%
yang berarti ada hubungan antara sarana air
sedangkan yang Tidak memenuhi syarat
bersih dengan kejadian diare dengan kategori
sebanyak 63%. Berdasarkan Observasi
Hubungan Sangat Kuat. Dari 99 responden
langsung Disetiap Rumah masyarakat
bahwa Hasil Analisis Statistik Uji Chi Square
Kecamatan Puuwatu Bahwa Sarana air bersih
Menunjukkan bahwa Pengelolaan Tempat
disana masih terdapat kekeruhan atau
Sampah merupakan Hubungan Antara sanitasi
endapan-endapan debu, Tanah atau pasir di
lingkungan dengan Kejadian Diare. Dengan nilai
dalam air tersebut, dan juga Walau dimasak
Chi Square X2 81,745 > X2 tabel 3,841, dan nilai
untuk kebutuhan Air minum Tetap
phi value = 0,909. Sedangkan nilai kontigensi
meninggalkan sisa-sisa endapan ataupun
koefisien yaitu sebesar 0,673, yang berarti ada
kekeruhan di dalam panci tersebut. Sebagian,
hubungan antara pengelolaan tempat sampah
Masyarakat Kecamatan Puuwatu Sarana Air
dengan kejadian diare dengan kategori
Bersih yang digunakan Juga sangat beragam
Hubungan Sangat Kuat. Dari 99 responden
Ada yang berasal Dari Sumur Bor, Sumur Gali
bahwa Hasil Analisis Statistik Chi Square
Pompa dan Sebagian Kecil juga menggunakan
diperoleh X2 hitung 19,589 > X2 tabel 3,841, dan
Air sungai Sebagai Sarana Air Bersih. Dan
nilai phi value = 0,445. Sedangkan nilai
Sarana air tersebut berasal Dari PAM Dan
kontigensi koefisien yaitu sebesar 0,406, yang
sebagian Menggunakan Air minum Kemasan
berarti ada hubungan antara sarana air bersih
atau Galon sebagai Sarana Air Kebutuhan Hidup
dengan kejadian diare dengan kategori
masyarakat Dikecamatan Puuwatu, Sehingga
Hubungan Sedang. Dari 99 responden bahwa
Kondisi tersebut mengalami Kejadian Diare
Hasil Analisis Statistik Chi Square diperoleh
Dikarenakan Sarana Air Bersih yang Tidak
Hasil analisis statistik Chi Square diperoleh X2
memenuhi Syarat. Hal ini sejalan dengan
hitung 7,788 < X2 tabel 3,841, dan nilai Phi Value
penelitian Salmawati (2021) Balita yang
= 0,280. Sedangkan nilai kontigensi koefisien
mengalami diare dengan tingkat risiko
yaitu sebesar 0,270, yang berarti ada hubungan
Muh. Reinaldi, dkk., Hal: 162 - 174
pencemaran tinggi untuk sanitasi sarana air yang Tidak memenuhi syarat sebanyak 72%.
bersih sebanyak 29,7% balita. Sedangkan untuk Berdasarkan Observasi langsung Sebagian
risiko pencemaran rendah 20,3% balita. Hasil Besar Masyarakat Kecamatan Puuwatu,
analisis dapat dilihat bahwa ada hubungan Mengumpulkan sisa-sisa Buangan Seperti
yang bermakna antara sanitasi sarana air Sampah Kertas, dedaunan, serta sisa makanan
bersih dengan kejadian diare pada balita di yang dihasilkan dari dapur masyarakat Dan
Desa Waleure. disatukan di kantong plastik dan Karung serta
buang langsung di tempat Sampah Masyarakat
Berdasarkan Hasil Analisa Statistik Uji Chi
yang disediakan di depan jalan raya, atau depan
Square Menunjukkan bahwa Sarana Air bersih
lorong Rumah Masyarakat, Akses Tempat
merupakan Hubungan Antara sanitasi
Pembuangan Sampah Masyarakat Kecamatan
lingkungan dengan Kejadian Diare. Dengan nilai
Puuwatu Sangatlah Jauh dan Sehingga
X2 Hit. = 79,232 > X2 tabel = 3,841, dan nilai phi
Masyarakat Kecamatan Puuwatu Menumpuk
value = 0,895. Sedangkan nilai kontigensi
atau menyimpan sampah di sekitar lingkungan
koefisien yaitu sebesar 0,667, yang berarti ada
rumah dan halaman rumah serta juga dapur
hubungan sangat kuat antara sarana air bersih
yang terdapat sering menyimpan sampah
dengan kejadian diare. Di sarankan kepada
terutama sampah sisa-sisa makanan atau pun
Masyarakat kecamatan Puuwatu bahwa
sampah dari limbah yang dihasilkan dari dapur
Kebanyakan Air PAM masih sangat tidak
yang dapat mendatangkan lalat yang bisa
memenuhi syarat Kesehatan, Sehingga
menularkan penyakit, seperti diare, Bahkan
masyarakat dapat membangun sendiri Sarana
juga Masyarakat masih ada kebiasaan
Air Bersih disekitaran lingkungan rumah
mengumpulkan dan juga membakar sampah
masing dengan membuat Sumur Gali sendiri
yang bisa menyebabkan polusi bukan hanya
memiliki bak penampungan Air Bersih dan
sekitar rumah tertentu bahkan saja di rumah
memiliki penampungan untuk Air yang layak
tetangga dapat menyebarkan polusi udara yang
Dikonsumsi, serta memperhatikan Jarak Untuk
kurang sedap, Sehingga masyarakat belum bisa
membuat Sumur Gali dengan Septitank.
memiliki Pengelolaan Tempat Sampah yang
Pada hasil penelitian yang dilakukan di Memenuhi syarat Kesehatan. Hasil Penelitian
wilayah kerja Puskesmas Puuwatu ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
menunjukkan bahwa Pengelolaan Tempat oleh jaenudin (2018) hasil yang didapatkan
Sampah menjadi Salah satu Hubungan antara sebagian besar responden (69,4%) yang
sanitasi lingkungan dengan Kejadian diare. Di mengelola sampah tidak memenuhi syarat
mana hasil penelitian bahwa responden mengalami diare akut. Hasil uji Chi Square
Memenuhi Syarat sebanyak 28,2% sedangkan didapatkan p-value > α maka Ho diterima. Hal
ini berarti bahwa tidak ada hubungan yang
Muh. Reinaldi, dkk., Hal: 162 - 174
bermakna antara pengelolaan sampah dengan masih saja terdapat kebanyakan sangat
kejadian diare di Kelurahan Argasunya Kota Berhamburan kotoran di setiap WC/Toilet,
Cirebon. Pondasi WC/Toilet Di setiap Rumah
Masyarakat serta Lantai WC/Toilet sangat tidak
Hasil Analisis Statistik Uji Chi Square
layak atau bahkan di setiap toilet tidak
Menunjukkan bahwa Pengelolaan Tempat
memiliki lantai sama sekali, Karenanya jamban
Sampah merupakan Hubungan Antara sanitasi
yang tidak sehat dan tidak memenuhi syarat
lingkungan dengan Kejadian Diare. Dengan nilai
serta tidak pernah dibersihkan akan
Chi Square X2 81,745 > X2 tabel 3,841, dan nilai
mendatangkan berbagai macam penyakit,
phi value = 0,909. Sedangkan nilai kontigensi
Seperti Diare. Penelitian ini sejalan dengan
koefisien yaitu sebesar 0,673, yang berarti ada
Meithyra Melviana dkk (2017), dengan nilai p =
hubungan sangat kuat antara pengelolaan
0,015 (p < 0,05) dan penelitian Asti (2014)
tempat sampah dengan kejadian diare.
yang menyatakan bahwa penggunaan jamban
Disarankan kepada Masyarakat kecamatan
berpengaruh terhadap diare dengan p = 0,000
Puuwatu bahwa jika ingin menciptakan
(p < 0,05). Jamban merupakan salah satu dari
lingkungan yang sehat asri dan indah di setiap
sarana sanitasi yang penting dan berkaitan
halaman rumah maka sudah seharusnya
dengan kejadian diare. Jamban yang tidak
memiliki Tempat Sampah yang memadai,
saniter akan mempermudah terjadinya
mudah dibersihkan serta cukup menampung
penularan diare karena kemungkinan adanya
sampah tersebut, dan juga ada dukungan dari
mata rantai penularan penyakit dari tinja yang
Pemerintah disetiap Kelurahan Kecamatan
mudah berkembang biak ke penjamu yang baru
Puuwatu agar dapat menjadi program tersebut
dan dapat mencemari sumber air.
untuk menanggulangi Kejadian Diare.
Hasil Analisa Statistik Chi Square diperoleh
Hasil penelitian yang dilakukan di wilayah
X2 hitung 19,589 > X2 tabel 3,841, dan nilai phi
kerja Puskesmas Puuwatu menunjukkan bahwa
value = 0,445. Sedangkan nilai kontigensi
Sarana Jamban Keluarga menjadi Salah satu
koefisien yaitu sebesar 0,406, yang berarti ada
Hubungan Antara Sanitasi lingkungan dengan
hubungan sedang antara sarana air bersih
Kejadian diare. Di mana hasil penelitian bahwa
dengan kejadian diare. Disarankan kepada
responden Memenuhi Syarat sebanyak 71%
Masyarakat kecamatan Puuwatu bahwa
sedangkan yang Tidak memenuhi syarat
Lingkungan jamban setiap hari dibersihkan dan
sebanyak 29,2%.
apabila selesai digunakan tetap harus
sebagian besar rata-rata Lingkungan Jamban adanya bantuan dari setiap Kelurahan,
Muh. Reinaldi, dkk., Hal: 162 - 174
Kecamatan maupun Puskesmas Puuwatu untuk makanan tersebut terkontaminasi bakteri salah
melengkapi kebutuhan utama Masyarakat yaitu satunya adalah Escherichia coli, yang kemudian
Pembangunan Jamban Sehat. dikonsumsi dan pada akhirnya menimbulkan
gejala diare. Berdasarkan penelitian yang
Hasil penelitian yang dilakukan di wilayah
dilakukan Musawir & Arsin (2014) didapatkan
kerja Puskesmas Puuwatu menunjukkan bahwa
hasil tabulasi silang antara Escherichia coli
Higiene dan Sanitasi Makanan menjadi Salah
pada botol susu dengan kejadian diare bahwa
satu Hubungan Antara Sanitasi lingkungan
sebanyak 21 bayi (77,8%) mengalami diare
dengan Kejadian diare. Di mana hasil penelitian
dengan botol susu yang terkontaminasi E. coli
bahwa responden Memenuhi Syarat sebanyak
dan sebanyak 10 bayi (14,1%) mengalami diare
86% sedangkan yang Tidak memenuhi syarat
dengan botol susu tidak terdapat E. coli. Hal ini
sebanyak 14,1%. Berdasarkan Hasil survei dan
memperlihatkan adanya pengaruh yang kuat
observasi serta Laporan dari masyarakat
antara kontaminasi E. coli dengan penyakit
Kecamatan Puuwatu Kepada Peneliti, Higiene
diare.
dan Sanitasi Makanan juga sangat menjadi
penyebab utamanya Diare, Karenanya Jika Hasil Analisa Statistik Chi Square diperoleh
Kondisi dapurnya yang kurang memenuhi Hasil analisis statistik Chi Square diperoleh X2
syarat Serta adanya sampah yang berserakan di hitung 7,788 < X2 tabel 3,841, dan nilai Phi
dapur maka sudah jelas akan mengundang lalat Value = 0,280. Sedangkan nilai kontigensi
dan dapat menyebarkan penyakit seperti Diare, koefisien yaitu sebesar 0,270, yang berarti ada
Serta Makanan Dari luar atau pula Jajanan yang hubungan sedang antara higiene dan sanitasi
tidak diketahui apakah Makanan / Jajanan yang makanan dengan kejadian diare. Disarankan
tidak memenuhi syarat higienitas Juga dapat Kepada masyarakat Kecamatan Puuwatu
mempengaruhi terjadinya keracunan, sakit Bahwa harus Jeli, Cerdik, dan Pandai
perut serta Dapat menyebabkan terjadinya membedakan harga makanan yang ditawarkan,
Diare. Hal ini juga sejalan dengan hasil Jangan tergiur dengan Makanan yang murah
penelitian yang dilakukan Hasifah (2018) karena hal tersebut dapat dipastikan Bahwa
didapatkan hasil adanya hubungan antara makanan tersebut dapat menyebabkan
sanitasi makanan dengan kejadian diare Keracunan, Sakit perut serta Terjadinya Diare,
dimana sanitasi makanan yang buruk dan perlu Diperhatikan Utamanya Cuci tangan,
dipengaruhi juga dengan tingkat kesadaran Kondisi dapur harus Sehat bebas Dari
masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan yang tidak sehat serta Alat Masak
makanan, misalnya cara penyimpanan Harus tetap Higiene dan bebas dari Bakteri,
makanan yang biasanya diatas meja dengan Dan perlunya perhatian Kepada Orang Tua
keadaan terbuka, hal inilah yang menyebabkan untuk mengawasi Anak-anak mereka agar tidak
Muh. Reinaldi, dkk., Hal: 162 - 174
informasi mengenai hubungan sanitasi Dinas Kesehatan Kota Kendari, 2021. Data
Distribusi Kasus Diare Puskesmas Kota
lingkungan terhadap penyakit diare Pada
Kendari, Kendari.
Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu. Bagi
Fatmawati, (2015) Faktor Yang
Peneliti Selanjutnya diharapkan dapat Mempengaruhi Kejadian Diare Anak
menjadi acuan dan bahan masukan bagi Usia 3-6 Tahun Di TK Raudhatul Athfal
Alauddin Makassar. 1 (1). 22
peneliti selanjutnya yang relevan dengan
penelitian ini.
Muh. Reinaldi, dkk., Hal: 162 - 174
LAMPIRAN
Tabel. 2 Distribusi Frekuensi Kejadian Diare, Sarana Air Bersih, Pengelolaan Tempat Sampah,
Sarana jamban Keluarga dan Higiene dan Sanitasi Makanan Di wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu
Kota Kendari 2022
Variabel Penelitian n %
Kejadian Diare
Pernah 32 32,3
Tidak Pernah 67 68
Muh. Reinaldi, dkk., Hal: 162 - 174