You are on page 1of 50

PERBEDAAN KADAR VITAMIN C PADA MINUMAN KEMASAN YANG

DI JUAL DI SWALAYAN DAN DI TOKO PINGGIR JALAN


SEPANJANG JALAN MISTAR COKRO KUSUMO
BANJARBARU MEI 2016

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan sebagai sala satu syarat untuk memperoleh
predikat Ahli Madya Analis Kesehatan

Oleh :
TITI RIZKY YUNI ARIFAH
AK513089

YAYASAN BORNEO LESTARI


AKADEMI ANALIS KESAHATAN BORNEO LESTARI
BANJARBARU
2016
ii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan kaunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan Karya Tulis Ilmiah, Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi

sebagian syarat untuk memperoleh predikat Ahli Madya Analis Kesehatan di

Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru pada Tahun Pelajaran

2015/2016. Proposal Karya Tulis Ilmiah yang diusulkan berjudul “Perbedaan

Kadar Vitamin C pada Minuman Kemasan yang di Jual di Swalayan dan

Pinggir Jalan Sepanjang Jalan Cokro Kusumo Banjarbaru Mei 2016”. Dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tentunya penulis membutuhkan banyak

bimbingan, semangat dan motivasi serta doa dari berbagai pihak. Pada

kesempatan ini dengan tulus dan ikhlas penulis ingin menyampaikan rasa terima

kasih kepada :

1. Ibu Nafila, M.Si selaku pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan

dengan sabar dan tenang yang tentunya sangat berguna dan membantu penulis

dalam penyusunan serta penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Ibu Lisa Setia, S.P, M.Pd selaku pembimbing pendamping yang dengan sabar

juga memberikan bimbingan dan bantuannya juga sangat penting serta kritik

dan saran selama penyusunan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah.

3. Bapak Abdul Khair, M.Si selaku penguji dalam Karya Tulis Ilmiah ini yang

telah bersedia meluagkan waktunya untuk memberikan bimbingan, koreksi

serta sarannya.

iii
4. Orang tua, adik serta keluarga tercinta yang tiada henti selalu mendoakan untuk

kesehatan, kelancaran, keberhasilan penulis serta memberikan semangat dan

dukungan baik spiritual serta material dalam menempuh pendidikan.

5. Seluruh dosen, karyawan dan Staf Tata Uasaha Akademi Analis Kesehatan

Borneo Lestari yang telah membantu dalam bidang administrasi dan lainnya.

6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Allah SWT memberikan dan melimpahkan rahmat dan karunia

Nya atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis, akhirnya penulis

berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna bagi penulis untuk

Laporan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya dan bermanfaat bagi semua pihak.

Banjarbaru, Juni 2016

Penulis

iv
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ ix
ABSTRAK ................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................... 3
C. Batasan Masalah ............................................................ 3
D. Tujuan Penelitian .......................................................... 3
E. Manfaat Penelitian .......................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Minuman ........................................................................ 5
B. Kemasan ......................................................................... 6
C. Vitamin C ........................................................................ 7
D. Metode Penetapan Kadar Vitamin C ............................... 10
E. Landasan Teori ............................................................... 11
F. Kerangka Konsep ........................................................... 12
G. Hipotesis .......................................................................... 12

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian ................................................................ 13
B. Populasi dan Sampel ....................................................... 13
C. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................... 13
D. Bahan dan Instrumen ....................................................... 14
E. Variabel dan Definisi Operasional ................................. 14
F. Cara Pengumpulan Data .................................................. 15
G. Prosedur Penelitian .......................................................... 15
H. Pengolahan dan Analisis ................................................ 17
I. Kesulitan dan Kelemahan ............................................... 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .............................................................. 19


B. Analisis Data .................................................................. 20
C. Pembahasan .................................................................. 23

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

v
A. Kesimpulan .................................................................... 26
B. Saran .............................................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Kandungan Vitamin C Pada Beberapa Makanan …................ 9
Tabel 4.1 Kadar vitamin C pada minuman kemasan vitamin C yang di jual
di swalayan dan di pinggir jalan .............................................. 20
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Dengan Kolmogorov-Smirnov ............... 21
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Kadar Vitamin C pada Minuman Kemasan 22
Tabel 4.4 Hasil Uji Independent Samples Test ......................................... 23

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Contoh Minuman Vitamin C Kemasan Botol Plastik ............ 6


Gambar 2.2 Rumus Bangun Vitamin C ........................................................ 7
Gambar 2.3 Kerangka Konsep ..................................................................... 12

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pembuatan Larutan


Lampiran 2 Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 Data Hasil
Lampiran 4 Contoh Perhitungan
Lampiran 5 Analisa Data
Lampiran 6 Dokumentasi

ix
ABSTRAK
PERBEDAAN KADAR VITAMIN C PADA MINUMAN KEMASAN YANG
DI JUAL DI TOKO PINGGIR JALAN DAN DI SWALAYAN SEPANJANG
JALAN MISTAR COKRO KUSUMO BANJARBARU MEI 2016

Titi Rizky Yuni Arifah


Nafila; Lisa Setia
Vitamin C adalah vitamin yang paling tidak stabil dari semua vitamin dan
mudah rusak selama pemprosesan dan penyimpanan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengatahui perbedaan kadar vitamin C pada minuman kemasan yang di
jual di swalayan dan di pinggir jalan sepanjang jalan Mistar Cokro Kusumo
Banjarbaru. Sehingga dapat memberikan informasi tentang kadar vitamin C yang
terkandung dalam minuman kemasan yang di jual di swalayan dan di pinggir
jalan. Metode yang digunakan pada penelitian ini untuk penetapan kadar vitamin
C pada minuman kemasan adalah metode iodimetri. Sampel pada penelitian ini
adalah 1 merk minuman vitamin C pada kemasan botol plastik yang di jual di
swalayan dan di pinggir jalan. Pemeriksaan kadar vitamin C pada minuman
kemasan yang di jual di swalayan didapat hasil rata-rata yang lebih tinggi yaitu
1089,6 mg di bandingkan dengan yang di jual di toko pinggir jalan memiliki kadar
rata-rata 724,8 mg. Penurunan kadar vitamin C paling banyak yaitu pada sampel
yang di jual di toko pinggir jalan hal ini dikarenakan vitamin C sangat mudah
teroksidasi oleh cahaya atau suhu tinggi seangkan minuman kemasan yang di jual
di swalayan tidak ada penurunan yang signifikan, hal ini disebabkan oleh
penyimpanan pada suhu rendah dengan pendingin ruangan (AC). Dari hasil yang
didapat disimpulkan bahwa rata-rata kadar vitamin C pada minuman kemasan
yang di jual di swalayan adalah 653.760 mg, yang di jual di toko pinggir jalan
adalah 434.880 mg. Toko pinggir jalan berpengaruh terhadap penurunan kadar
vitamin C pada minuman kemasan sebesar 565,2 mg dibandingkan dengan
swalayan sebesar 346,24 mg.

Kata Kunci : Minuman Kemasan, Swalayan, Toko Pinggir Jalan, Vitamin C

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi ini, perkembangan teknologi semakin canggih

sejalan dengan perkembangan dunia usaha di Indonesia juga semakin

meningkat. Gaya hidup masyarakat Indonesia terutama di perkotaan, mulai

beralih menjadi praktis, termasuk dalam urusan memilih minuman

berkemasan.

Menurut laras A. Wardani ( 2012), Salah satu produk pangan yang

sudah diolah dalam bentuk kemasan, yang saat ini mencuat dipasaran adalah

minuman ringan jenis buah kemasan. Minuman buah kemasan ini sangat

mudah dijumpai di pusat-pusat perbelanjaan ( supermarket/ pasar swalayan/

toko pinggir jalan). Manusia mutlak memerlukan vitamin C dari luar tubuh

untuk memenuhi kebutuhannya. Pada kenyataanya, masyarakat lebih memilih

minuman buah kemasan dibandingkan dengan mengkonsumsi vitamin C pada

buah alami, hal ini dikarenakan minuman buah kemasan yang mudah

ditemukan dimanapun dan penggunaanya yang relatif lebih praktis.

Swalayan merupakan toko yang menjual segala kebutuhan sehari-hari

yang di fasilitasi dengan pendingan ruangan (AC), sehingga menjaga

makanan atau minuman tidak terkena panas matahari langsung. Banyak

produk makanan dan minuman atau pun kecantikan yang harus dijauhkan

dengan kontak langsung dengan cahaya matahari.

1
2

Selain di swalayan makanan dan minuman banyak dijual oleh

pedagang asongan yang umumnya produk makanan yang di jual kontak

langsung dengan cahaya matahari. Makanan dan minuman yang dibiarkan

kontak langsung dengan matahari akan mengurangi kualitas makanan atau

minuman tersebut.

Vitamin C adalah vitamin yang paling tidak stabil dari semua vitamin

dan mudah rusak selama pemprosesan dan penyimpanan. Laju perusakan

meningkat karena kerja logam, terutama tembaga dan besi, dan juga oleh

kerja enzim. Pendedahan oksigen, pemanasan yang terlalu lama dengan

adanya oksigen, dan pendedahan terhadap cahaya semuannya merusak

kandungan vitamin C makanan (John M Deman, 2012).

Menurut Kurniawati (2015), Pada umumnya turunnya kadar vitamin C

lebih cepat pada suhu penyimpanan tinggi namun dengan memberikan suhu

rendah maka dapat memperlambat reaksi-reaksi metabolisme yang dapat

dilihat dari laju respirasinnya

Kurniawati (2015), telah melakukan penelitian yaitu mengenai

pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap vitamin C pada paprika hijau

(Capsiccum annum) dengan metode titrasi iodometri diperoleh hasil yaitu

semakin lama waktu simpan dan semakin tinggi suhu simpan menunjukkan

bahwa kadar vitamin C pada paprika hijau akan semakin mengalami

penurunan pula. Rata-rata dari kontrol (paprika hijau yang tidak diberikan

pelakuan) yakni 13,59 ppm, maka persentase penurunan dari kadar vitamin C

pada paprika hijau yang disimpan selama enam jam pada suhu kulkas (10⁰C)

adalah 15%, pada suhu ruang (20⁰C) adalah 22%, pada suhu luar ruang
(30⁰C) adalah 31%, saat waktu penyimpanan empat jam pada suhu suhu

kulkas (10⁰C) adalah 8%, pada

v
3

suhu ruang (20⁰C) adalah 13%, pada suhu luar ruang (30⁰C) adalah

21% dan waktu dan waktu penyimpanan dua jam pada suhu kulkas (10⁰C)

adalah 3%, pada suhu ruang (20⁰C) adalah 8%, pada suhu luar ruang (30⁰C)

adalah 14%.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian terhadap perbandingan kadar vitamin C pada minuman kemasan

yang di jual di swalayan dan di pinggir jalan. Oleh karena itu, peneliti ingin

mengetahui pengaruh lokasi penjualan minuman kemasan terhadap

penurunan kadar vitamin C nya.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan kadar vitamin C yang di jual di swalayan dan di

pinggir jalan sepanjang jalan Mistar Cokro Kusumo Banjarbaru ?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini hanya dibatasi pada perbedaan kadar vitamin C pada

minuman yang di jual di swalayan dan di pinggir jalan.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui kadar vitamin C pada minuman yang di jual di swalayan

dan di pinggir jalan.

2. Tujuan Khusus

a. Menentukan kadar vitamin C pada minuman kemasan yang di jual di

swalayan .

b. Menentukan kadar vitamin C pada minuman kemasan yang di jual di

pinggir jalan.
4

c. Menentukan pengaruh lokasi penjualan minuman kemasan terhadap

penurunan kadar vitamin C nya.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai pengetahuan dan informasi di bidang Analisa Makanan dan

Minuman.

2. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi tentang kadar vitamin C yang terkandung dalam

minuman kemasan yang di jual di swalayan dan di pinggir jalan .

3. Bagi peneliti

Menambah wawasan peneliti dalam mengembangkan sikap ilmiah

khususnya dalam bidang Analisa Makanan dan Minuman dan sebagai

pengalaman dalam menganalisis kadar vitamin C.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Minuman

Minuman adalah segala sesuatu yang dapat dikonsumsi dan dapat

menghilangkan rasa haus. Minuman umumnya berbentuk cair, namun ada

pula yang berbentuk padat seperti es krim atau es lilin. Minuman kesehatan

adalah segala sesuatu yang dikonsumsi yang dapat menghilangkan rasa haus

dan dahaga juga mempunyai efek menguntungkan terhadap kesehatan

(Winarti, 2009).

Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol,

merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung

bahan makanan atau bahan tambahan lainnya baik alami maupun sintetik

yang dikemas dalam kemasan siap untuk dikonsumsi (Cahyadi, 2005).

Minuman kemasan vitamin C merupakan minuman dalam kemasan

botol plastik, botol kaca dan tetra pack yang mengandung vitamin C yang

tercantum pada label produk. Di indonesia banyak sekali produk minuman

kemasan vitamin C yang banyak di jual di swalayan atau pnggir jalan. Contoh

produk minuman kemasan viamin C yang banyak di jual di swalayan maupun

pinggir jalan yaitu: you C1000, minute pulpy orange, hemaviton C1000,

jasjus, marimas, nutrisari, ale-ale dll.

5
6

B. Kemasan

Kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk wadah atau

tempat dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya. Adanya

kemasan dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi

bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik seperti

gesekan, benturan atau getaran, perubahan kadar air, dan penyinaran. Selain

itu kemasan juga berfungsi untuk melindungi bahan pangan yang sensitif

terhadap oksigen dan cahaya. Dari segi promosi kemasan dapat berfungsi

sebagai perangsang atau daya tarik pembeli (Esti, 2007).

Kemasan botol plastik dipakai kerena ringan, tidak mudah pecah

dan mempunyai sifat jernih/ transparan/ tembus pandang. Kemasan botol

plastik terbuat dari bahan PETE atau PET (polyethylene terephthalate) (Esti,

2007).

Gambar 2.1 Contoh Minuman Vitamin C Kemasan Botol Plastik (Esti,


2007).
7

C. Vitamin C

Asam askorbat atau vitamin C merupakan padatan putih yang dapat

larut dalam air dengan rumus molekul C6H8O6 , berat molekul 176, 13 g/ mol

terlepas dari nama asam askorbat, molekulnya tidak mengandung kelompok

karboksil bebas. Asam askorbat mudah teroksidasi dan hasil oksidasinya

adalah asam dehidro askorbat dapat mudah diubah kembali menjadi asam

askorbat dengan agen pereduksi ringan (Safitri, 2015).

Vitamin C atau asam askorbat merupakan turunan heksosa serta

karbohidrat yang berikatan dengan monosakarida. Vitamin C disintesis dari

D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuhan dan hewan (Almatsier, 2009).

Gambar 2.2 Rumus bangun vitamin C (Ditjen POM, 1995).

Sifat vitamin C memiliki Kristal putih yang mudah larut dalam air.

Vitamin C jika dalam keadaan kering cukup stabil namun jika dalam keadaan

larut vitamin C mudah rusak karena adanya pengaruh udara terutama bila

v
8

terkena panas. Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali , tetapi cukup stabil

dalam larutan asam. Vitamin C adalah vitamn yang paling labil (Almatsier,

2009).

Asam askorbat dalam keadaan kering cukup stabil, tetapi dalam

larutan cepat dioksidasi oleh udara. Reaksi oksidasi ini dipercepat oleh

beberapa ion logam, utamanya besi (Fe) dan Mngan (Mn). Oleh pengaruh

sinar, vitamin C lambat laun akan berubah menjadi coklat (Pertiwi, 2014).

Asam askorbat mudah terurai karena adanya paparan sinar atau suhu

tinggi, kebasaan ion logam. Karena asam askorbat begitu mudah teroksidasi,

vitamin ini dapat berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh (Pertiwi, 2014).

Fungsi vitamin C di dalam tubuh salah satunya sebagai antioksidan

dalam reaksi-reaksi hidroksilasi. Fungsi dari vitamin C adalah sebagai sistem

kolagen, karnitin, noradrenalin, serotonin, absorbsi , metabolisme besi,

kalsium, mencegah infeksi, kanker, dan jantung (Almatsier, 2009). Adapun

fungsi vitamin C salah satunya untuk membantu ekskresi melalui urin

sebagai sumber dalam makanan seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, serta

mengatasi keracunan (Linder, 2006).

Akibat dari kekurangan vitamin C dapat menyebabkan tubuh

seseorang mudah lelah, lemas, napas pendek, kejang otak, tulang, otot, dan

persendian sakit dan kurangnya nafsu makan, kulit menjadi kering, kasar dan

gatal, pendarahan gusi, rambut rontok. Selain itu luka sukar sembuh, terjadi

anemia, jumlah sel darah putih menurun, dan timbul gangguan saraf.

Kelebihan mengkonsumsi vitamin C yang berupa suplemen yang dikonsumsi

v
9

secara berlebihan dapat menimbulkan hiperoksaluria dan resiko lebih tinggi

terhadap batu ginjal (Almatsier, 2009)

Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif di dalam tubuh mampu

menyimpan hingga 1500 mg vitamin C bila mengkonsumsi hingga 100 mg.

Tanda-tanda dari kekurangan vitamin C antara lain, pendarahan gusi dan

pendarahan kapiler dibawah kulit dan apabila kadar vitamin C di dalam

tubuuh dibawah 0,20 mg/dl (Almatsier, 2009).

Sumber vitamin C umumnya terdapat didalam nabati yaitu sayur dan

buah terutama yang asam seperti jeruk, nanas, rambutan, pepaya dan tomat.

Tabel 2.1 Kandungan vitamin C pada beberapa makanan

Produk Asam askorbat


(mg /100 g
Kismis hitam 200
Kol brusel 100
Blumkol 70
Kol 60
Bayam 60
Jeruk 50
Sari jeruk 40-50
Jeruk lemon 50
Polong 25
Tomat 20
Apel 5
Selada 15
Susu 2,1-2,7
Kentang 30
Wortel 6
Sumber : John M Deman, 1997

Berdasarkan Permenkes RI No.75 Tahun 2013 tentang angka

kecukupan gizi yang dianjurkan untuk mengkonsumsi vitamin C berdasar

umur manusia yaitu 30 mg untuk bayi yang kurang dari satu tahun, 35 mg

untuk bayi berumur 1-3 tahun, 50 mg untuk anak-anak berumur 4-6 tahun, 60

v
10

mg untuk anak-anak berumur 7-12 tahun, 100 mg untuk wanita hamil dan

150 untuk wanita menyusui (Safitri, 2015).

D. Metode Penetapan kadar Vitamin C

Menurut (Rohman, 2013). Adapun metode yang dapat digunakan

untuk penetapan kadar vitamin C adalah metode iodimetri, metode 2,6-

diklorofenolindofenol (DCIP ). Metode kolororimetri 4-metoksi-2nitroanilin,

metode spektrofotometri, metode kromatografi.

1. Metode iodimetri

Penetapan kadar vitamin C dilakukan secara iodimetri. Metode ini

cukup akurat titik akhirnya jelas sehingga memungkinkan titrasi dengan

larutan titer yang encer yaitu 0,001 N. Iodimetri dilakukan terhadap zat

yang potensial reduksinya lebih rendah dari sistem larutan iodium

(Pertiwi, 2014).

Prinsip titrasi iodimetri adalah titrasi berdasarkan reaksi okidasi

antara iodin sebagai pentiter dengan reduktor yang memiliki potensial

oksidasi larutan kanji. Titrasi dilakukan dalam suasana netral sedikit

asam (pH 5-8) (Pertiwi, 2014).

Bila tidak terdapat zat pengganggu yang berwarna, sebenarnya

larutan iodin masih dapat berfungsi sebagai indikator meskipun warna

yang terjadi tidak sejelas KMnO4. Umumnya lebih disukai penggunaan

larutan kanji sebagai indikator yang dengan iodin membentuk kompleks

berwarna violet dengan iodium. Meskipun warna ini tidak mengganggu

ketajaman titik akhir titrasi, tetapi larutan kanji baru dibuat kembali

(Pertiwi, 2014).

v
11

Larutan pentiter pada titrasi digunakan larutan iodin sebagai

larutan titer. Larutan iodin sukar dalam air tetapi mudah larut dalam

kalium iodide pekat. Larutan titer iodin dibuat dengan melarutkan iodium

kedalam larutan KI pekat. Larutan ini dibuatkan dengan Arsen (III)

oksida atau larutan baku Natrium tiosulfat (Pertiwi, 2014)

E. Landasan Teori

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

iodimetri, metode ini bersifat mereduksi asam askorbat. Metode iodimetri

(titrasi langsung dengan larutan baku iodium 0,1 N) dapat digunakan terhadap

asam askorbat murni atau larutannya.

Vitamin C adalah vitamin yang paling tidak stabil dari semua

vitamin dan mudah rusak selama pemrosesan dan penyimpanan. Laju

perusakan meningkat karena kerja logam, terutama tembaga dan besi, dan

juga oleh kerja enzim. Pendedahan oksigen, pemanasan yang terlalu lama

dengan adanya oksigen, dan pendedahan terhadap cahaya semuannya

merusak kandungan vitamin C makanan (Deman M John, 2012).

Menurut Laily Kurniawati (2015), Pada umumnya turunnya kadar

vitamin C lebih cepat pada suhu penyimpanan tinggi namun dengan

memberikan suhu rendah maka dapat memperlambat reaksi-reaksi

metabolisme yang dapat dilihat dari laju respirasinnya.

v
12

F. Kerangka Konsep

Sumber Vitamin C

Buah Sintetik Sayur

Makanan Minuman

Kaleng Botol Plastik Tetrapack

Swalayan Toko kelontong Asongan

Vitamin C Vitamin C

Perbedaan
Kadar
vitamin C

Yang tidak diteliti

Yang diteliti

Gambar 2.3 Kerangka Konsep

G. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah ada pengaruh tempat penjualan

minuman kemasan yang mengandung vitamin C di swalayan dan di pinggir

jalan terhadap kadar vitamin C.

v
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian ini bersifat survey

analitik, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama

untuk menggambarkan dan menjelaskan tentang sesuatu keadaan untuk

mengetahui Perbedaan Kadar Vitamin C pada Minuman Kemasan yang di

Jual di Swalayan dan di Pinggir Jalan. (Notoatmojo,S. 2010).

B. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah minuman kemasan Vitamin C

yang di jual di swalayan dan di pinggir jalan sepanjang Jalan Mistar Cokro

Kusumo Banjarbaru yaitu sebanyak 10 swalayan dan 10 pinggir jalan.

Sampel pada penelitian ini adalah 1 merk minuman vitamin C pada

kemasan botol plastik yang di jual di swalayan dan di pinggir jalan .

Pengambilan sampel produk minuman vitamin C dilakukan secara random

sampling sebanyak masing-masing 1 botol dari setiap swalayan dan toko

pinggir jalan.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

a. Tempat pengambilan sampel dilakukan di swalayan dan di pinggir

jalan mistar cokro kusumo Banjarbaru.

13
14

b. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Kesehatan Akademi

Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru.

2. Waktu penelitian.

Penelitian dilakukan di bulan Mei Tahun 2016

D. Bahan dan Instrumen Penelitian

1. Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah pipet ukur, ball

pipet, labu ukur, buret dan statif, erlenmayer, beaker glass, pipet tetes.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Iodium,

Na2S2O3, amilum , KBrO3 , KI , H2SO4, akuades, minuman kemasan

vitamin C.

E. Variabel dan Definisi Operasional

1. Vaiabel

a. Variabel bebas

Tempat penjualan yang terdiri dari swalayan dan pinggir jalan.

b. Variabel Terikat.

Kadar vitamin C yang terkandung dalam minuman kemasan.

2. Definisi Operasional

a. Swalayan adalah tempat perbelanjaan berbentuk toko yang menjual

berbagai macam makanan, minuman olahan serta perlengkapan rumah

tangga. Pada umumnya pasar swalayan menempati ruang yang luas

serta di fasilitasi dengan pendingin ruangan (AC).


15

b. Pinggir jalan adalah dimana penjual menjajahkan jualannya di pinggir

jalan dimana barang dagangannya kontak langsung dengan panas

matahari dan tidak meggunakan kulkas.

c. Kadar Vitamin C adalah suatu analisa kuantitatif menggunakan

metode iodometri untuk menentukan kandungan vitamin C pada

minuman kemasan plastik yang mengandung vitamn C.

F. Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil pemeriksaan kadar vitamin C pada

minuman kemasan vitamin C yang di jual di swalayan dan di pinggir jalan

yang di lakukan di Laboratorium.

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara datang membeli

minuman kemasan vitamin C, yang dijual di swalayan dan pinggir jalan

diambil 1 merk yang sama secara sengaja atau acak tanpa menentukan

kriteria sampel yang diambil.

G. Prosedur Penelitian

1. Standarisasi larutan Na.Tiosulfat dengan larutan kalium bromat

a. Pipet 10 ml larutan kalium bromat ke dalam erlenmeyer

b. Tambahkan 100 ml akuades

c. Tambahkan 5 ml H2SO4 4 N dan 10 ml KI 10%

d. Tambahkan 100 ml amilum 0,5%

e. Titrasi sampai terbentuk warna biru hilang

2. Standarisasi larutan iodium dengan larutan Na. Tiosulfat


16

a. Pipet larutan Na. Tiosulfat (yang sudah diketahui normalitasnya)

sebanyak 10 ml ke dalam erlenmeyer

b. Tambahkan 100 ml akuades dan 1 ml HCl

c. Tambahkan 1 ml indikator amilum 0,5%

d. Titrasi menggunakan larutan baku iodium sampai terbentuk warna

biru

3. Penetapan kadar vitamin C

a. Pipet 50 ml sampel masukkan ke dalam erlenmayer 200 ml.

b. Tambahkan 1 ml larutan amilum 1 %

c. Titrasi dengan larutan iodium sampai terbentuk warna biru

Perhitungan :

mgrek Vit C = (N x V) I2

kadar Vit C dalam 1 kemasan =

H. Pengolahan dan Analisis.

1. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan tahap sebagai berikut :

a. Editing

Yaitu mengoreksi kembali data yang diperoleh sudah lengkap atau

masih kurang lengkap. Apabila ada data yang salah atau kurang segera

dilengkapi.
17

b. Tabulating

Dari hasil editing diolah, dikelompokkan dan dimasukkan ke

dalam tabel dengan skala rasio untuk selanjutnya diuji secara statistik.

2. Analisis Data

Pada penelitian ini untuk mengetahui perbandingan kadar minuman

vitamin C yang di jual di swalayan dan di pimggir jalan, sehingga

analisa dari data penelitian ini dilakukan secara statistik dengan uji

statistik Independent Sample Test . Uji tersebut dilakukan untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil dari rata-rata pengukuran

terhadap perlakuan yang sudah dilakukan dibantu dengan software

progam SPSS.

I. Kesulitan dan Kelemahan

1. Kesulitan

Kesulitan dalam penelitian ini adalah metode yang di gunakan

dalam penelitan ini menggunakan titrasi iodimetri. Pada saat pengujian

menggunakan titrasi iodimetri, sulitnya menentukan TAT (Titik Akhir

Titrasi) karena bisa mempengaruhi hasil volume titrasi yang di gunakan

untuk mencari kadar vitamin C.

2. Kelemahan

Kelemahan dari penelitian ini adalah mengetahui kadar vitamin C

hanya 1 merk.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Pengambilan Sampel.

Sampel pada penelitian ini adalah minuman kemasan vitamin C

kemasan botol yang di ambil di toko pinggir jalan dan swalayan

sepanjang jalan Mistar Cokro Kusumo Banjarbaru dengan mengambil 1

merk pada 10 swalayan dan 10 toko pinggir jalan dengan tidak

menentukan kriteria tertentu pada pengambilan sampel dan langsung di

teliti pada hari itu juga, merk yang diambil sama yang mengandung

kandungan vitamin C paling tinggi diantara merk-merk minuman

kemasan vitamin C yang beredar di pasaran.

2. Gambaran Khusus

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kadar vitamin

C pada minuman kemasan yang di jual di swalayan dan di pinggir jalan

menggunakan metode iodimetri yang dilaksanakan pada tanggal 13 Mei

2016 di Laboratorium Kimia Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari

Banjarbaru.

18
19

Tabel 4.1 Kadar vitamin C pada minuman kemasan vitamin C yang di


jual di swalayan dan di pinggir jalan.
Kadar
No Lokasi Kode
Vitamin C
1 A1 540 mg
2 A2 453,6 mg
3 A3 316,8 mg
4 A4 388,8 mg
5 A5 496,8 mg
Toko pinggir jalan
6 A6 396 mg
7 A7 396 mg
8 A8 403,2 mg
9 A9 525,6 mg
10 A10 432 mg
11 B1 612 mg
12 B2 640,8 mg
13 B3 612 mg
14 B4 576 mg
15 B5 468 mg
Swalayan
16 B6 972 mg
17 B7 619,2 mg
18 B8 799,2 mg
19 B9 540 mg
20 B10 698,4 mg
Sumber : Data primer yang diolah (tabel)

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat kadar vitamin C pada minuman

kemasan yang di jual di toko pinggir jalan berkisar antara 316,8 mg - 540

mg, sedangkan kadar vitamin C pada minuman kemasan yang di jual di

swalayan berkisar antara 468 mg - 972 mg

B. Analisis Data

Uji statistik Normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang

diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji

Normalitas menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Setelah uji Normalitas,

jika data berdistribusi normal maka dilakukan uji statistik Independent

Samples Test. Apabila nilai signifikan n> 0,05 maka asumsi normalitas
20

terpenuhi atau diterima, sebaliknya jika nilai signifikan < 0,05 maka

normalitas di tolak. Hasil uji normalitas data dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Dengan Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Toko Pinggir
Jalan Swalayan
N 10 10
Normal Mean 724.80 1089.60
Parametersa Std. Deviation 115.959 237.507
Most Extreme Absolute .176 .236
Differences Positive .176 .236
Negative -.154 -.112
Kolmogorov-Smirnov Z .555 .747
Asymp. Sig. (2-tailed) .918 .632
a. Test distribution is Normal.

Hasil pengujian pada tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa uji

Kolmogorov-Smirnov pada kadar vitamin C pada minuman kemasan yang di

jual di Toko Pinggir Jalan memiliki Signifikan sebesar 0,918 sedangkan di

swalayan memiliki Asymp Signifikan sebesar 0,632. Signifikan tersebut

melebihi nilai α = 0,05. Hal ini berarti bahwa sebaran data kadar vitamin C

memiliki sebaran data yang normal. Maka data yang diambil dinyatakan tidak

terjadi penyimpangan dan layak dilakukan uji T-Test.

Data pemeriksaan kemudian dilakukan uji Independent Sample Test.

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kadar vitamin

C pada minuman kemasan yang di jual di toko pinggir jalan dan di swalayan

yang sudah di lakukan dengan taraf signifikan 95% (α = 0,05).


21

Tabel 4.3 Deskripsi Data Penelitian


Group Statistics

Std. Error
Tempat N Mean Std. Deviation Mean

Kadar Vitamin C Toko Pinggir Jalan 10 434.880 69.5752 22.0016

Swalayan 10 653.760 142.5042 45.0638

Berdasarkan Tabel 4.3 didapatkan kadar Vitamin C rata-rata pada toko

pinggir jalan didapatkan sebesar 434.880 mg, sedangkan pada swalayan

didapatkan sebesar 653.760 mg.

Analisis data untuk mengetahui adanya perbedaan hasil kadar vitamin

C pada minuman kemasan yang di jual di toko pinggir jalan dan yang di jual

di swalayan menggunakan uji statistik Independent Sample Test. Apabila nilai

signifikan > α = 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, apabila nilai

signifikan <α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Keterangan :

Ho = Tidak ada perbedaan yang bermakna dari hasil analisis kadar vitamin C

pada minuman kemasan yang di jual toko pinggir jalan dan di

swalayan.

Ha = Ada perbedaan yang bermakna dari hasil analisis kadar vitamin C pada

minuman kemasan yang di jual toko pinggir jalan dan di swalayan.


22

Tabel 4.4 Hasil Uji Independent Samples Test

Independent Samples Test

Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means

95%
Confidence

Std. Error Interval of the


Sig. (2- Mean Differenc Difference

F Sig. t df tailed) Difference e Lower Upper

Kadar Equal - -
Vitamin C variances 2.094 .165 -4.365 18 .000 -218.8800 50.1479 324.23 113.52
assumed 69 31

Equal
- -
variances
-4.365 13.060 .001 -218.8800 50.1479 327.16 110.59
not
75 25
assumed

Dari tabel 4.4 tersebut pada kolom Sig dipeoleh nilai 0,000 dengan

demikian nilai sig < α = 0,05 artinya Ho ditolak, sehingga kesimpulan yang

diperoleh adalah ada perbedaan yang bermakna antara kadar vitamin C pada

minuman kemasan yang di jual di toko pinggir jalan dengan yang di jual di

swalayan.

C. Pembahasan

Hasil penelitian kadar vitamin C pada minuman kemasan yang dijual

di swalayan dan di pinggir jalan sepanjang jalan Cokro Kusumo Banjarbaru

berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar


23

vitamin C yang dapat dilihat dari kolom Sig dipeoleh nilai 0,000, dengan

demikian nilai sig < α = 0,05 artinya Ho ditolak, sehingga kesimpulan yang

diperoleh adalah ada perbedaan yang bermakna antara kadar vitamin C pada

minuman kemasan yang di jual di toko pinggir jalan dengan yang di jual di

swalayan.

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa kadar vitamin C pada

minuman yang di jual di swalayan memiliki kadar rata-rata yang lebih tinggi

sebesar 653.760 mg dibandingkan dengan yang dijual di toko pinggir jalan

yang memiliki kadar vitamin C rata-rata sebesar 434.880 mg. Penurunan

kadar vitamin C paling banyak yaitu pada sampel yang di jual di toko pinggir

jalan hal, ini dikarenakan vitamin C sangat mudah teroksidasi oleh cahaya

atau suhu tinggi. Kondisi tersebut terlihat di lapangan bahwa minuman yang

dijual di pinggir lebih lama terpapar sinar matahari, sedangkan yang di jual di

swalayan tidak terpapar langung sinar matahari sehingga penurunan kadar

vitamin C nya tidak signifikan. Pada penyimpanan suhu dingin (AC) akan

menyebabkan kandungan vitamin C pada sampel produk minuman kemasan

vitamin C relatif stabil, karena selama penyimpanan terjadi perubahan yang

relatif tetap.

Penurunan kandungan vitamin C pada penyimpanan suhu tinggi

yaitu pada toko pinggir jalan berkisar 565,2 mg, sedangkan pada swalayan

terjadi penurunan kandungan vitamin C berkisar 346,24 mg. Besarnya

persentasi penurunan kandungan vitamin C dari kadar awal yaitu 1000 mg

vitamin C pada kemasan botol plastik pada penyimpanan suhu tinggi

kemungkinan disebabkan oleh sifat kemasan yang transparan sehingga dapat


24

melewatkan cahaya. Hal tersebut mungkin berbeda jika minuman dikemas

dalam kemasan tetra pack dilaminasi dalam 6 lapisan, terdiri lapisan kertas,

polietilen, dan alumunium. Kertas membuat kemasan menjadi kuat, polietilen

menjaga produk di dalamnya dan lapisan alumunium melindungi dari

pengaruh bahaya seperti udara, cahaya dan bakteri sehingga kemungkinan

vitamin C teroksidasi oleh cahaya tidak terjadi.

Asam askorbat mudah terurai karena adanya paparan sinar atau suhu

tinggi, kebasaan ion logam. Karena asam askorbat begitu mudah teroksidasi,

vitamin ini dapat berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh (Pertiwi, 2014).

Menurut Kurniawati (2015), Pada umumnya turunnya kadar vitamin C

lebih cepat pada suhu penyimpanan tinggi namun dengan memberikan suhu

rendah maka dapat memperlambat reaksi-reaksi metabolisme yang dapat

dilihat dari laju respirasinya.

Mengingat besarnya persentasi penurunan kandungan vitamin C pada

penyimpanan suhu tinggi juga dipengaruhi oleh konsentrasi awal vitamin C,

sedangkan standar mutu produk minuman kemasan vitamin C secara

keseluruhan juga belum ada. Sementara pada saat ini masih ada banyak

penjual produk minuman kemasan pada suhu kamar (suhu tinggi). Usaha

yang dapat dilakukan pada saat ini adalah dengan cara menyampaikan

informasi tentang pemilihan minuman vitamin C harus memperhatikan lokasi

penjualan serta penyimpanan karena berpengaruh terhadap kadar vitamin C.


25
19

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis kadar vitamin C pada minuman kemasan yang di

jual di toko pinggir jalan dan di swalayan sepanjang jalan Cokro Kusumo

Banjarbaru dapat di simpulkan sebagai berikut :

1. Rata-rata kadar vitamin C pada minuman kemasan yang di jual di

swalayan adalah 653.760 mg.

2. Rata-rata kadar vitamin C pada minuman kemasan yang di jual di toko

pinggir jalan adalah 434.880 mg

3. Ada pengaruh lokasi terhadap penurunan kadar vitamin C pada penjualan

minuman kemasan

B. Saran

1. Bagi Peneliti Lain

Dapat melanjutkan penelitian ini dengan menggunakan minuman

kemasan yang mengandung kadar vitamin C rendah untuk mengetahui

penurunan kadarnya terhadap perbedaan lokasi penjualan.

2. Bagi Masyarakat

Dapat memperhatikan tempat penyimpanan minuman yang mengandung

vitamin C agar kadarnya tetap terjaga.

25
19

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Edisi Pertama, Cetakan Ketujuh.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Cahyadi, W, 2005. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
Jakarta : Cetakan I. Bumi Aksara.
Dirjen POM Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1979. Farmakope
Indonesia. Hal 162,164
Esti Rahayu, Eny Widajati, 2007. “Pengaruh Kemasan, Kondisi Ruang Simpan
dan Periode simpan terhadap Viabilitas Benih Caisin. Junal Penelitian
Pertanian Bul.Agron”. (35) (3) 191-196 .
John M deMan.1997. “ Kimia Makanan”. Edisi Kedua, ITB, Bandung .

Karinda, Monalisa dkk. 2013. Perbandingan Hasil Penetapan Kadar Vitamin C


Mangga Dodol dengan Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-VIS
dan Iodometri. Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 2 No. 01
Kurniawati, Laily, dkk. 2015. Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap
Vitamin C pada Paprika ( Capsicum annum ) Hijau. Chemistry
Laboratory Juli Vol. 2 No. 1 2015.
Lestariana, wiriyatun dan Madiyan, Maliyah. 1988.”Analisa Vitamin dan
Elektrolit Organik. Yogyakarta : UGM Pers.
Linder C Maria. 2006. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme, Universitas Indonesia,
Jakarta
Merianto, Andea Septi. 2014.”Hubungan Lama Penyimpanan Terhadap Kadar
Vitamin C Pada Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) Berdasarkan
Suhu Penyimpanan”. KTI : Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari.
Notoadmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineke Cipta , Jakarta.

Panduan praktikum. 2015. “Analisa Makanan dan Minuman”, Akademi Analis


Kesehatan Borneo Lestari. Banjarbaru.
Pertiwi, Dwi Dessy. 2014. “Penetapan Kadar Vitamin C Pada Bayam Hijau
(Amaranthus Tricolor) Yang Segar , Direbus, dan Dikukus”. KTI :
Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari.
Safitri, R. 2015. “Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Terhadap Kadar
Vitamin C pada Tomat (Lycopersicum Commune)”. KTI: Akademi
Analis Kesehatan Borneo Lestari
Wardani, Andria Laras. 2012. “Validasi Metode Analisis dan Penentuan Kadar
Vitamin C pada Minuman Buah Kemasan dengan Spektrofotometri UV-
VISIBLE”. Skripsi. Depok : Fakultas Matematika dan Ilmu Alam
Program Studi Kimia.
Winarti S, 2006. ”Minuman Kseehatan Trubus Agrisarana”. Surabaya (Hal: 5,

11).
LAMPIRAN
Lampiran 1

a. Pembuatan larutan standar primer KBrO3 0,1 N

Ditimbang 0,3567 g kristal KBrO3, dimasukkan dalam labu takar

100 ml, kemudian ditambah aquades sampai tanda batas lalu

dihomogenkan (karinda M, 2013).

b. Pembuatan Larutan Standar Iodium 0,1 N

Ditimbang 2,5 g kristal KI lalu di larutkan dalam 25 ml akuades.

Kemudian ditimbang 12,7 g kristal 12 dan dimasukkan dalam larutaan

KI sedikit demi sedikit sampai semuanya larut (dimasukkan dalam

botol trtutup dan dikocok). Kemudian ditambahkan akuades sampai

1000 ml (Karinda M, 2013).

c. Pembuatan larutan Na2S2O3 0,1 N

Ditimbang kira-kira 9,9268 g kristal Na2S2O3 lalu dimasukkan

kedalam beaker glass. Setelah itu ditambaahkan akuades 400 ml lalu

diaduk sampai homogen (Karinda M, 2013).

d. Pembuatan larutan amilum 1%

Ditimbang 1 g amilum, lalu dilarutkan kedalam 100 ml akuades

lalu dipanaskan.

e. Pembuatan KI 10%

Ditimbang kristal kalium iodide sebanyak 50 g, lalu dilarutkan

dalam aquades sampai 500 ml kemudian dihomogenkan (Karinda M,

2013).
Lampiran 2
Lampiran 3

YAYASAN BORNEO LESTARI


AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI
Jln. Kelapa Sawit 8 Bumi Berkat No. 1 Telp. (0511) 7672224
Banjarbaru Kalimantan Selatan 70714

KETERANGAN HASIL UJI DI LABORATORIUM


Nama : Titi Rizky Yuni Arifah
NIM /NIDN : AK513089

DATA HASIL UJI PERBEDAAN KADAR VITAMIN C PADA MINUMAN


KEMASAN YANG DI JUAL DI TOKO PINGGIR JALAN DAN DI
SWALAYAN SEPANJANG JALAN MISTAR COKRO KUSUMO
BANJARBAU

No
Kadar Vitamin C
Kode Toko Pinggir Jalan Kode Swalayan
1 A1 540 mg B1 612 mg
2 A2 453,6 mg B2 640,8 mg
3 A3 316,8 mg B3 612 mg
4 A4 388,8 mg B4 576 mg
5 A5 496,8 mg B5 468 mg
6 A6 396 mg B6 972 mg
7 A7 396 mg B7 619,2 mg
8 A8 403,2 mg B8 799,2 mg
9 A9 525,6 mg B9 540 mg
10 A10 432 mg B10 698,4 mg

Dengan ini menyatakan bahwa data hasil pengujian penelitian yang dilakukan di
laboratorium AAK Borneo Lestari telah divalidasi dan di nyatakan valid.
Demikian keterangan ini di buat untuk diketahui dan dipergunakan semestinya.
Mengetahui

Kepala Laboratorium
Nafila M.Si

Lampiran 4

1. Standarisasi Na2S2O3 terhadap KBrO3

(N.V) KBrO3 = (N.V) Na2S2O3

0,1. 10 = N . 18,4

N Na2S2O3 =

N = 0,054

2. Standarisasi I2 terhadap Na2S2O3

(N.V) Na2S2O3 = (N.V) I2

0,054. 10 = N . 8,6

N I2 = `

N = 0,062
3. Penetapan kadar

No Kode Volume Titrasi


1 A1 540 mg
2 A2 453,6 mg
3 A3 316,8 mg
4 A4 388,8 mg
5 A5 496,8 mg
6 A6 396 mg
7 A7 396 mg
8 A8 403,2 mg
9 A9 525,6 mg
10 A10 432 mg
11 B1 612 mg
12 B2 640,8 mg
13 B3 612 mg
14 B4 576 mg
15 B5 468 mg
16 B6 972 mg
17 B7 619,2 mg
18 B8 799,2 mg
19 B9 540 mg
20 B10 698,4 mg

Mgek vit. C = mgrek I2

Mgrek vit. C = (N.V) I2

= 0,06 . 7,5

= 0,45

Kadar vitamin C dalam 1 kemsan =

= 540 mg
Lampiran 5

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Toko Pinggir
Jalan Swalayan
N 10 10
Normal Parametersa Mean 724.80 1089.60
Std. Deviation 115.959 237.507
Most Extreme Absolute .176 .236
Differences Positive .176 .236
Negative -.154 -.112
Kolmogorov-Smirnov Z .555 .747
Asymp. Sig. (2-tailed) .918 .632
a. Test distribution is Normal.
Group Statistics

Std. Error
Tempat N Mean Std. Deviation Mean

Kadar Vitamin C Toko Pinggir Jalan 10 434.880 69.5752 22.0016

Swalayan 10 653.760 142.5042 45.0638

Independent Samples Test

Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means

Std. 95% Confidence

Error Interval of the

Sig. (2- Mean Differenc Difference

F Sig. t df tailed) Difference e Lower Upper

Kadar Equal
Vitamin C variances 2.094 .165 -4.365 18 .000 -218.8800 50.1479 -324.2369 -113.5231
assumed
Independent Samples Test

Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means

Std. 95% Confidence

Error Interval of the

Sig. (2- Mean Differenc Difference

F Sig. t df tailed) Difference e Lower Upper

Kadar Equal
Vitamin C variances 2.094 .165 -4.365 18 .000 -218.8800 50.1479 -324.2369 -113.5231
assumed

Equal
variances
-4.365 13.060 .001 -218.8800 50.1479 -327.1675 -110.5925
not
assumed

Lampiran 6
Dokumentasi Foto Penelitian
d) Gambar : Mepipet sampel yang sudah di encerkan
a) Gambar : alat penelitian ; b) Gambar: bahan penelitian

c) Gambar : Sampel minuman kemasan


g) Gambar : Proses titrasi penetapan kadar vitamin C

e) Gambar : sebelum di titrasi ; f) Gambar : setelah di titrasi

You might also like