Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH PEMBAHARUAN PENDIDIKAN PESANTREN POIN A - Nailan Aqidatul Azizah - 235007063
MAKALAH PEMBAHARUAN PENDIDIKAN PESANTREN POIN A - Nailan Aqidatul Azizah - 235007063
Dosen pengampu:
Disusun oleh :
SURAKARTA
2023/2024
1
PEMBAHARUAN PENDIDIKAN PESANTREN
2
pendidikan Islam. Untuk itu, mereka mengembalikan kekuatan pendidikan Islam sebagai
kemajuan umat Islam.
Perkembangan tekhnologi industri merupakan perwujudan dari kemajuan
keilmuan mereka. Bangsa Eropa dalam mendukung perindustrian mereka membutuhkan
bahan mentah. Kawasan-kawasan yang selama ini masuk dalam kekuasaan Islam tidak
luput dari intervensi bangsa Eropa. Bangsa Eropa melakukan eksploitasi di daerah
jajahan dan juga melakukan kerja paksa terhadap rakyat. Eksploitasi dan intervensi Barat
terhadap daerah Islam ini menggugah dan menyadarkan akan keterbelakangan umat
Islam. Olehnya itu, mereka melakukan perlawanan dan membebaskan diri dari kekuasaan
Eropa. Menurut beberapa tokoh pembaharu Islam, penyebab kemunduran umat Islam
karena merosotnya kualitas pendidikan Islam. Untuk itu, mereka mengembalikan
kekuatan pendidikan Islam sebagai kemajuan umat Islam. Keterbelakangan umat Islam
dalam bidang Pendidikan dapat dilacak dari hilangnya sains dari tradisi intelektual serta
pendidikan Islam. Kondisi tersebut tidak terlepas dari kondisi sosial keagamaan
masyarakat muslim secara komprehensif pada abad pertengahan, tergantikannya dan
hilangnya pemikiran rasional menjadi pemikiran statis, taklid, bid’ah dan khurafat
menjadi ciri dunia Islam saat itu.
Fazlur Rahman (Tokoh Pemikir Islam) memberikan penilaian-penilaian yang
cukup berharga terhadap perkembangan pedidikan Islam dari zaman klasik-zaman
modern. Ia melihat bahwa kenyataan pendidikan Islam dewasa ini lebih banyak
kelanjutan dari pendidikan dari zaman kolonialis, terdapat hambatan terhadap lembaga
pendidikan keagamaan tradisional jika tidak disesuaikan secra tepat, dan pendidikan
modern telah mengambil posisi prestise yang dulu dimiliki oleh pendidikan tradisonal.
Menurut Ibn Taimiyah, secara umum pembaharuan dalam Islam timbul karena:
1. Membudayanya khurafat di kalangan Muslim
2. Kejumudan dan di tutupnya pintu ijtihad dianggap telah membodohkan ummat Islam.
3. Terpecahnya persatuan umat Islam sehingga sulit maju dan membangun kembali.
4. Adanya kontak antara Barat dengan Islam telah menyadarkan kaum Muslimin akan
kemunduran.
3
yang tetap menghendaki kemapanan, di antaranya Ibn Taimiyah. Ia mengadakan
reformasi pada abad XIV M. Beralih ke periode modern (1800 M) yang merupakan
zaman kebangkitan Islam, membuka mata dunia Islam akan kemunduran dan kelemahan
umat Islam. Para pemuka Islam mulai berpikir dan mencari jalan keluar untuk
mengembalikan keseimbangan kekuatan yang telah pincang di abad pertengahan.
Beberapa tokoh Islam melakukan kerja sama dengan negara Eropa untuk
mempelajari sistem pendidikan Barat. Seperti yang dilakukan Ahmad Khan (pelopor
pembaharuan pendidikan Islam di India). Akhirnya ia mendirikan lembaga pendidikan
yang mengajarkan ilmu pengetahuan modern tanpa mengabaikan pendidikan agama.
Madrasah didirikan sebagai respon terhadap dualisme sistem pendidikan modern kolonial
di pihak lain dan pendidikan Islam tradisional.
4
kembali membawa perubahan dalam pendidikan Islam dari cara tradisonal ke pendidikan
secara modern.
Pendidikan yang akan memberi corak hitam putihnya perjalanan hidup seseorang,
yang berwawasan semesta, berwawasan kehidupan utuh dan multi dimensional, yang
meliputi wawasan tentang Tuhan, manusia dan alam secara integratif. Tujuan pendidikan
yang paling utama adalah menciptakan atau mengarahkan peserta didik menjadi “insan
5
Kamil” atau “manusia paripurna. Pendidikan harus di kelola menurut manajemen modern
dan futuristik sebagai usaha mengantarkan peserta didik ke posisi-posisi tertentu di masa
depan. Yaitu suatu manajemen yang berpotensi membangun manusia profesional-
intelektual dan skilled dalam hal bagaimana mereka mampu bergaul di tengah-tengah
komunitas global secara dinamis, kreatif dan inovatif. Pendidikan juga bagian dari sebuah
proses menuju perubahan yang harus dilakukan secara terus-menerus sepanjang hayat dan
tidak kenal usai, sampai akhirnya tercapai Pendidikan Islam yang rahmatan lil’alamin.
B. Kesimpulan
Secara garis besar ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya proses
pembaharuan pendidikan Islam.yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Pembaharuan
pendidikan Islam di mulai pada kerajaan Turki Utsmani. Dimana pembaharuan
pendidikan Islam ini terjadi bermula dari kekalahan-kekalahan Utsmani dalam
peperangannya dengan Eropa.
Konsep pembaharuan pendidikan itu adalah suatu proses perubahan cara pandang
intelektualisme dalam mengambil manfaat keilmuan baru untuk mengambil fungsi
pendidikan sebagai wadah pembangunan umat. Pemikiran tersebut di atas sangat relevan
dengan cita-cita reformasi dan pembaharuan Pendidikan Islam, seperti penegakan
demokrasi, pluralisme dan toleransi yang merupakan prasyarat masyarakat yang maju.
Dengan pokok-pokok pikiran ini sangat diharapkan akan mampu mewarnai khazanah
pemikiran Islam kontemporer dengan berbagai nuansa dan dinamikanya yang progresif.
Konsep dan pemikiran pembaharuan sistem Pendidikan Islam, akan mampu
mempengaruhi alam pikiran manusia baik kalangan elit maupun masyarakat warga pada
umumnya sehingga dapat mewujudkan tingkah laku dan tindakan yang dicita-citakan dan
diagendakan dalam reformasi.
6
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Amin, 20077. Islamic Studies dalam Paradigma Integrasi Interkoneksi, Yogyakarta:
Suka Press.
Assegaf, Rachman Abd. 2010. Pendidikan Islam Kontekstual, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azra, Azyumardi. 2000. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru,
Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu.
Daulay, Putra Haidar. 2004. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia,
Jakarta: Prenada Media.
Maunah. 2009. Tradisi Intelektual Santri dalam Tantangan dan Hambatan Pendidikan
Pesantren di Masa Depan, Yogyakarta: Teras
Rahardjo, Dawam. 1985. Pergulatan Dunia Pesantren dari Bawah, Jakarta: P3M.
Sanaky, AH. Hujair. 2003. Paradigma Pendidikan Islam Membangun Masyarakat Madani
Indonesia, Yogyakarta: Safiria Insania Press.