Professional Documents
Culture Documents
02 BAB 2 Kebijakan Pembangunan
02 BAB 2 Kebijakan Pembangunan
RPJP Nasional menjadi acuan dalam penyusunan RPJP Daerah yang memuat visi, misi, dan
arah Pembangunan Jangka Panjang Daerah. RPJP Daerah menjadi pedoman dalam
penyusunan RPJM Daerah yang memuat Visi, Misi dan Program Kepala Daerah. RPJM
Daerah disusun dengan memerhatikan RPJM Nasional.
a. Visi
visi pembangunan nasional tahun 2005–2025 adalah:
Mandiri adalah paham yang proaktif dan bukan reaktif atau defensif. Kemandirian
merupakan konsep yang dinamis karena mengenali bahwa kehidupan dan kondisi saling
ketergantungan senantiasa berubah, baik konstelasinya, perimbangannya, maupun nilai-
nilai yang mendasari dan mempengaruhinya. Bangsa mandiri adalah bangsa yang
II - 1
mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang telah
maju dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri
Maju dalam artian ini adalah tingkat kemajuan suatu bangsa dinilai berdasarkan
berbagai ukuran. Ditinjau dari indikator sosial, tingkat kemajuan suatu negara diukur
dari kualitas sumber daya manusianya. Suatu bangsa dikatakan makin maju apabila
sumber daya manusianya memiliki kepribadian bangsa, berakhlak mulia, dan
berkualitas pendidikan yang tinggi. Kemajuan suatu bangsa juga diukur berdasarkan
indikator kependudukan, ada kaitan yang erat antara kemajuan suatu bangsa dengan laju
pertumbuhan penduduk, termasuk derajat kesehatan.
Adil dan Makmur tercermin pada semua aspek kehidupan. Semua rakyat mempunyai
kesempatan yang sama dalam meningkatkan taraf kehidupan; memperoleh lapangan
pekerjaan; mendapatkan pelayanan sosial, pendidikan dan kesehatan; mengemukakan
pendapat; melaksanakan hak politik; mengamankan dan mempertahankan negara; serta
mendapatkan perlindungan dan kesamaan di depan hukum. Dengan demikian, bangsa
adil berarti tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun, baik antarindividu, gender,
maupun wilayah. Bangsa yang makmur adalah bangsa yang sudah terpenuhi seluruh
kebutuhan hidupnya, sehingga dapat memberikan makna dan arti penting bagi bangsa-
bangsa lain di dunia.
b. Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Misi dari Pembangunan Jangka Panjang Nasional, yaitu:
1) Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya,
dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila adalah memperkuat jati diri dan
karakter bangsa melalui pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara
kerukunan internal dan antarumat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya,
mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan
memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam rangka memantapkan
landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.
II - 2
hukum dan menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan
memihak pada rakyat kecil.
II - 3
mendorong kerja sama internasional, regional dan bilateral antarmasyarakat,
antarkelompok, serta antarlembaga di berbagai bidang.
2. RPJMN
a. Visi
Visi dari Rencana Jangka Panjang Nasional, yaitu:
RPJMN 2020-2024 merupakan titik tolak untuk mencapai sasaran Visi Indonesia 2045
yaitu Indonesia Maju. Untuk itu, penguatan proses transformasi ekonomi dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan tahun 2045 menjadi fokus utama dalam rangka
pencapaian infrastruktur, kualitas sumber daya manusia, layanan publik, serta
kesejahteraan rakyat yang lebih baik.
Pembangunan SDM
Membangun SDM pekerja keras yang dinamis, produktif, terampil, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi didukung dengan kerjasama industri dan talenta global.
Pembangunan Infrastruktur
Melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk menghubungkan kawasan produksi
dengan kawasan distribusi, mempermudah akses ke kawasan wisata, mendongkrak
lapangan kerja baru, dan mempercepat peningkatan nilai tambah perekonomian
rakyat.
Penyederhanaan Regulasi
Menyederhanakan segala bentuk regulasi dengan pendekatan Omnibus Law,
terutama menerbitkan 2 undang-undang. Pertama, UU Cipta Lapangan Kerja.
Kedua, UU Pemberdayaan UMKM.
Penyederhanaan Birokrasi
Memprioritaskan investasi untuk penciptaan lapangan kerja, memangkas prosedur
dan birokrasi yang panjang, dan menyederhanakan eselonisasi.
Transformasi Ekonomi
Melakukan transformasi ekonomi dari ketergantungan SDA menjadi daya saing
manufaktur dan jasa modern yang mempunyai nilai tambah tinggi bagi
kemakmuran bangsa demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Misi dari Pembangunan Jangka Menengah Nasional, yaitu:
1) Peningkatan kualitas manusia Indonesia
2) Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing
3) Pembangunan yang merata dan berkeadilan
4) Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan
5) Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa
II - 4
6) Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya
7) Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga
8) Pengelolahan pemerintahan yang bersih, efektif dan terpercaya
9) Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara persatuan.
3. RTRWN
a. Tujuan Penataan Ruang
Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan:
1) Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
2) Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan.
3) Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota.
4) Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5) Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak
negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
6) Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
7) Keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah.
8) Keseimbangan dan keserasian kegiatan antarsektor.
9) Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional.
II - 5
Pada sistem perkotaan nasional, Kota Kendari ditetapkan sebagai Pusat
Kegiatan Nasional (PKN) dengan keterangan: tahapan pengembangan atau
peningkatan fungsi.
PKN ditetapkan dengan kriteria:
2. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan
internasional.
3. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat
kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani
beberapa provinsi.
4. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
5. kawasan perkotaan yang berada di pesisir yang berfungsi atau
berpotensi sebagai pelabuhan hub internasional dan pintu gerbang
ekspor hasil kegiatan kelautan dan perikanan.
II - 6
(3) jaringan transportasi sungai, danau dan penyebrangan.
Jaringan transportasi sungai dan danau, terdiri atas pelabuhan sungai
dan pelabuhan danau, serta alur pelayaran untuk kegiatan angkutan
danau.
Jaringan transportasi penyebaran terdiri atas pelabuhan penyebrangan
dan lintas penyebrangan.
Pelabuhan penyebrangan terdiri atas pelabuhan penyebrangan lintas
antarprovinsi dan antarnegara, serta pelabuhan penyebrangan lintas
antarkabupaten/kota.
II - 7
ruang udara di sekitar bandar udara yang dipergunakan untuk operasi
penerbangan.
Ruang udara untuk penerbangan dimanfaatkan dengan
mempertimbangkan pemangfaatan ruang udara bagi pertahanan dan
keamanan negara.
II - 8
Kawasan hutan lindung
Kawasan gambut
Kawasan resapan air
II - 9
lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian, ditetapkan sebagai
lahan pertanian pangan berkelanjutan, mewujudkan kemandirian, ketahanan
dan kedaulatan pangan nasional, serta dapat dikembangkan sesuai dengan
ketersediaan infrastruktur dasar.
II - 10
sekitarnya serta mendorong pemerataan perkembangan wilayah. Kawasan
andalan terdiri atas kawasan andalan darat (terdiri atas kawasan andalan
berkembang dan kawasan andalan prospektif berkembang) dan kawasan
andalan laut. Terdapat kawasan andalan di Sulawesi Tenggara, salah satunya
Kawasan andalan Asesolo/Kendari, dengan sektor unggulan yaitu agroindustri,
pertambangan, perikanan, perkebunan, pertanian, industri dan pariwisata.
Maju
Maju dalam hal ini yaitu tingkat kemajuan daerah yang dinilai berdasarkan
berbagai ukuran, ditinjau dari indikator sosial, tingkat kemajuan daerah diukur dari
kualitas sumber daya manusianya yang mana memiliki kepribadian bangsa,
berakhlak mulia, dan berkualitas pendidikan tinggi.
Daerah yang maju juga harus di dukung dengan infrastruktur yang juga maju. Hal
ini dapat ditinjau dari tingkat perkembangan ekonomi, kemajuan suatu daerah
diukur dari tingkat kemakmurannya yang tercermin pada tingkat pendapatan dan
pembagiannya. Tingginya pendapatan rata-rata dan ratanya pembagian ekonomi
suatu daerah menjadikan daerah tersebut lebih makmur dan lebih maju. Pada
umumnya daerah ini adalah daderah yang sektor industri dan sektor jasanya telah
maju.
Selain indikator sosial ekonomi yang baik, daerah yang maju telah memiliki
sistem dan kelembagaan politik, termasuk penegakan hukukm yang baik. Lembaga
politik dan kemasyarakatan telah berfungsi berdasarkan aturan dasar, yaitu
konstitusi yang ditetapkan oleh masyarakat. Selanjutnya daerah yang maju juga
ditandai dengan adanya peran serta rakyat secara nyata dan efektif dalam segala
aspek kehidupan, baik ekonomi, sosial, politik, maupun pertahanan dan keamanan.
Sejahtera
Sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia di mana orang-
orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai. Kondisi
II - 11
penduduk yang sehat ditandai dengan angka harapan hidup yang tinggi, serta
kondisi damai ditandai dengan kehidupan dalam masyarakat yang tenang dan tidak
ada gangguan ketertiban dan keamanan. Sejahtera dalam pengertian ekonomi yaitu
dihubungkan dengan keuntungan benda. Lalu dalam kebijakan sosial, menunjuk ke
jangkauan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Serta dalam
kebijakan sosial, menunjuk ke jangkauan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Makna maju dan sejahtera dimaknai sebagai kondisi masyarakat Sulawesi Tenggara,
yamg:
a. Penduduknya berpendapatan memadai, menerapkan teknologi dan ekonomi
dibangun berdasarkan azas pemerataan serta pengembangan industri dan jasa
berdasarkan komoditas unggulan daerah dengan memperhatikan kelestarian daya
dukung lingkungan;
b. Penduduknya dalam keadaan makmur, sehat dan damai;
c. Penduduknya secara ekonomi mempunyai pendapatan yang memadai sehingga
mampu memenuhi standar hidup yang layak. Standar hidup yang layak terkait
dengan kebutuhan akan sandang, papan, pangan yang memadai serta kemampuan
serta kemampuan menyediakan fasilitas lain yang dibutuhkan secara individu dan
keluarganya; dan
d. Penduduknya yang cerdas dan berdaya saing tinggi sebagai hasil dari pelayanan
pendidikan dan kesehatan secara mudah dan dapat menjangkau seluruh wilayah.
b. Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Misi dari Sulawesi Tenggara untuk melanjutkan visi tersebut, yaitu:
1. Misi Mewujudkan manusia yang religius dan tangguh. Tangguh bermakna
memiliki tingkat kesehatan yang baik, berpendidikan yang berkualitas, memiliki
kompetensi yang tinggi, memiliki daya saing, memiliki keterampilan teknologi
komunikasi dan informasi yang cukup serta selaras dengan perkembangan
teknologi, berkepribadian yang mandiri dengan rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan, serta mewujudkan semangat toleransi dan saling
hormat-menghormati dalam perbedaan mendorong tumbuhnya produktivitas
masyarakat untuk bersaing dalam era globalisasi;
2. Misi perekonomian yang tangguh berbasis pada potensi daerah. Dalam rangka
mencapai angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan yang
berkeadilan dilakukan optimalisasi sumberdaya ekonomi yang ada dengan
memberi ruang yang adil bagi semua tingkat pelaku usaha.
3. Misi tata kelola pemerintahan yang baik. Pembangunan Sulawesi Tenggara
mengutamakan akuntabilitas kepemerintahan yang bertanggung jawab,
peningkatan efisiensi birokrasi, kemitraan yang selaras antara legislatif dan
eksekutif dan penciptaan stabilitas sosial politik serta konsisten dalam penegakan
hukum.
4. Misi pengelolaan lingkungan hidup. Pembangunan Sulawesi Tenggara didorong
untuk adil dan bijaksana dalam mengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup
yang berkelanjutan, menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan, serta
II - 12
keseimbangan pemanfaatan ruang yang serasi antara kawasan lindung dan
budidaya serta pemanfaatan di kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan.
5. Misi pengelolaan keuangan daerah yang efektif. Upaya optimalisasi sumber-
sumber pendapatan strategis perlu diimbangi dengan pembelajaran yang efektif
efisien serta pengelolaan yang transparan dan akuntabel, sehingga dapat mencapai
opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Aman adalah kondisi dinamis keamanan teritorial dan tertib sosial dimana
masyarakat terbebas dari kejahatan, kekerasan dan situasi- situasi kritis yang
berasal dari sumber eksternal maupun internal, serta dapat menggunakan pilihan-
pilihannya dengan bebas dan bertanggung jawab. Kondisi aman mempunyai tujuh
pilar : (1) aman-ekonomi, yakni aman dari kemiskinan dan pengangguran yang
berkepanjangan; (2) aman-pangan, yakni aman dari kelaparan; (3) aman-kesehatan,
yakni terbebas dari penyakit menular yang mematikan, makanan yang tidak aman,
kekurangan gizi, dan kekurangan akses terhadap perawatan kesehatan dasar; (4)
aman-lingkungan, yakni aman dari degradasi lingkungan, berkurangnya sumber
daya alam, bencana alam, dan polusi; (5) aman-pribadi, yakni aman dari kekerasan
fisik, kejahatan, terorisme, kekerasan dalam rumah tangga, dan pekerja anak; (6)
aman-komunitas, yakni aman dari ketegangan berbasis antar etnis, agama dan
identitas lainnya; dan (7) aman-politik, yakni aman dari penindasan politik dan
pelanggaran hak asasi manusia.
Maju menunjuk pada pola pengelolaan pemerintahan didalam melaksanakan
pembangunan, memberikan pelayanan masyarakat dan mendorong pemberdayaan
masyarakat tidak lagi bersifat komplementer akan tetapi mengedepankan pola
manajemen inovasi sektor publik sesuai prinsip-prinsip good governance.
Sejahtera menunjuk pada ketersediaan sumber-sumber daya dan kondisi-kondisi
untuk kehidupan rakyat yang berkecukupan. Sejahtera bertumpu pada pilar fisik-
material seperti lapangan kerja dan pendapatan; ekonomi lokal yang kuat; transport
publik; akses terhadap sumber daya alam terbuka; terpenuhi kebutuhan dasar;
terkendalinya kemiskinan dan ketimpangan; dan bebas dari kemelaratan,
kebodohan, dan kemalasan; dan bebas dari penyakit yang mematikan. Sejahtera
juga bertumpu pada pilar sosial berupa integrasi dan koherensi sosial, kontribusi
sosial, penyembuhan sosial, perlindungan sosial dan pemberdayaan sosial.
Bermartabat yaitu selalu menempatkan kepentingan masyarakat sebagai tolak
ukur utama. Selain itu, dalam pembangunan tidak hanya menitikberatkan pada
infrastruktur fisik sebagai penyedian sarana dan prasarana, namun juga
pengembangan pratata sosial untuk menempatkan manusia sebagai aktor utama
dalam pembangunan.
II - 13
b. Misi
Misi dari Rencana Jangka Menengah Sulawesi Tenggara, yaitu:
1) Meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar dapat berdaulat dan aman dalam
bidang ekonomi, pangan, pendidikan, kesehatan, lingkungan, politik, serta iman
dan taqwa.
2) Memajukan daya saing wilayah melalui penguatan ekonomi lokal dan peningkatan
investasi.
3) Mendorong birokrasi pemerintahan provinsi yang modern, tata kelola
pemerintahan desa yang baik (good village governance) serta memberikan bantuan
kepada kecamatan dan kelurahan sebagai pusat pelayanan pemerintahan.
4) Meningkatkan konektivitas dan kemitraan antar pemerintah, swasta dan
masyarakat dalam rangka peningkatan daya saing daerah melalui pembangunan
dan perbaikan infrastruktur dan aspek-aspek sosial ekonomi.
II - 14
a. Pengembangan sektor pertanian
menata dan mengalokasikan sumberdaya lahan untuk pengembangan
pertanian tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura serta
pengembangan lahan peternakan secara proporsional;
Mengembangkan sarana dan prasarana guna mendukung aksesibilitas dan
pusat-pusat pertumbuhan pertanian tanaman pangan, perkebunan dan
hortikultura serta pengembangan lahan peternakan terhadap pusat-pusat
kegiatan nasional, wilayah dan lokal;
Mengintegrasikan kawasan unggulan pertanian tanaman pangan,
perkebunan dan hortikultura serta pengembangan lahan peternakan dengan
wilayah sekitar dan kawasan unggulan lain; dan
Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang mampu mengelola
sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura serta
peternakan secara profesional dan berkelanjutan melalui penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan.
II - 15
Melindungi dan mengelola sumberdaya kelautan untuk kebutuhan
perlindungan plasma nutfah, terumbu karang dan sumberdaya hayati untuk
kelangsungan produksi dan pengembangan ekowisata.
Pengembangan fasilitas pelayanan pendidikan dan latihan secara
profesional dan berkelanjutan.
II - 16
- Alat penimbang kendaraan bermotor/jembatan timbang eksisting
yaitu jembatan timbang Poros Kendari – Kolaka di Kota Kendari.
II - 17
Simpul jaringan jalur kereta api barang meliputi stasiun Kendari di
Kota Kendari dan stasiun Kolaka di Kabupaten Kolaka.
II - 18
Kawasan di bawah permukaan horizontal luar
Ruang udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan
II - 19
Stasiun telepon otomat (STO) yang salah satunya di Kota Kendari
Jaringan serat optik yang salah satunya di Kota Kendari
II - 20
Bendungan kewenangan pemerintah provinsi (tidak terdapat rencana
ini di Kota kendari)
Rencana waduk nasional terdapat di Kabupaten Konawe, Konawe
Selatan dan Kolaka Timur
II - 21
Sistem drainase makro yaitu sistem drainase primer yang terbentuk
secara alami dan terdapat pada sungai dan anak sungai di setiap
kabupaten/kota; dan
Sistem drainase mikro yaitu drainase buatan pada kawasan perkotaan
dan rawan genangan di setiap kabupaten/kota.
1) Kawasan Lindung
Kawasan lindung terdiri atas:
a) Kawasan hutan lindung
kawasan hutan lindung” adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan/atau
ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan
lindung. Kawasan hutan lindung ini ditetapkan dengan luas 1.081.489 hektar
yang terdapat di setiap kabupaten/kota.
II - 22
Garis sempadan pada sungai tidak bertanggul di luar kawasan
perkotaan
Garis sempadan pada sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan
ditentukan paling sedikit berjarak 3 meter dari tepi luar kaki tanggul
sepanjang alur sungai
Garis sempadan pada sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan
ditentukan paling sedikit berjarak 5 meter dari tepi luar kaki tanggul
sepanjang alur sungai.
(3) Kawasan sekitar danau (tidak terdapat rencana ini di Kota kendari).
(4) Kawasan sekitar waduk (tidak terdapat rencana ini di Kota kendari)
(5) Ruang terbuka hijau kota, ditetapkan minimal 30% dari luas kawasan
perkotaan di Kota Kendari, Baubau dan setiap ibukota kabupaten.
II - 23
Kawasan rawan gerak tanah (zona kerentanan menengah terdapat di
setiap kabupaten keuali Kabupaten Kolaka Utara, dan Zona kerentanan
rendah terdapat di setiap kabupaten/kota, serta zona kerentanan sangat
rendah salah satunya terdapat di Kota Kendari).
Kawasan rawan tsunami terdapat pada kawasan pantai yang
dipengaruhi kejadian gempa bawah laut, salah satunya di Kota
Kendari.
Kawasan rawan abrasi terdapat pada kawasan pantai di setiap
kabupaten/kota kecuali Kabupaten Kolaka Timur.
2) Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya, terdiri atas:
a) Kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis nasional
Kawasan budidaya ditetapkan sebagai kawasan andalan yang meliputi:
(1) Kawasan Andalan Assesolo/Kendari dengan sektor unggulan agroindustri,
pertambangan, perikanan, perkebunan, pertanian, industri dan pariwisata.
(2) Kawasan andalan Kapolimu-Patikala/Muna-Buton
(3) Kawasan Andalan Mowedong/Kolaka
(4) Kawasan Andalan Laut Asera – Lasolo dan sekitarnya
(5) Kawasan Andalan Laut Kapontori – Lasalimu dan sekitarnya
(6) Kawasan Ansalan Laut Tiworo dan Sekitarnya
II - 24
(2) Kawasan hutan rakyat
Kawasan hutan rakyat terdapat di Kabupaten Konawe Selatan, Buton
Utara dan Wakatobi serta direncanakan di Kabupaten Konawe (tidak
terdapat di Kota kendari)
II - 25
Wilayah Usaha Pertambangan (WP), meliputi:
- Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) yang mana salah satunya
yaitu Kota Kendari dengan potensi tambang Batu Gamping
- Wilayah Pencadangan Negara, (tidak terdapat di Kota kendari)
Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Minyak dan Gas Bumi (tidak
terdapat di Kota kendari).
II - 26
- Kawasan permukiman perdesaan didominasi oleh kegiatan
pertanian yang terdapat pada kawasan perdesaan di setiap
kabupaten
- Permukiman transmigrasi yang terdapat di setiap kabupaten
kecuali Kabupaten Wakatobi, Kota Kendari dan Baubau
- Permukiman pantai yang terdapat di setiap kabupaten/kota kecuali
Kabupaten Kolaka Timur.
II - 27
Kawasan strategis pertanian tanaman pangan
Kawasan industri semen
Kawasan pusat perdagangan
Kawasan pabrik gula
“Mewujudkan Kota Kendari Tahun 2025 Sebagai Kota Dalam Taman Yang
Bertakwa, Maju, Demokratis dan Sejahtera”
Penjabaran Kota Kendari sebagai kota dalam taman, bertaqwa, maju, demokratis dan
sejahtera secara normatif adalah sebagai berikut:
Kota Taman : Dalam perspektif keruangan, dapat diartikan sebagai pemerian porsi
yang lebih besar untuk ruang terbuka hijau. Ruang terbuka hijau teridir dari kawasan
lindung baik yang telah ditetapkan sebagai hutan lindung, maupun kawasan-kawasan
yang memiliki nilai perlindungan setempat sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan. Sebagai sebuah kota, penyediaan ruang-ruang publik dalam wujud taman
kota (ruang terbuka hijau) perlu mendapatkan prioritas dalam penyediaan ruang di
kawasan perkotaan.
Maju : Kota yang maju didukung selain dapat diwujudkan secara fisik perlu didukung
oleh kualitas sumberdaya manusia yang berkualitas. Penyediaan infrastruktur, sarana
dan prasarana dengan kualitas dan kuantitas yang dapat memudahkan masyarakat untuk
melakukan segala aktifitasnya dapat dipakai sebagai tolok ukur kemajuan kota.
II - 28
Sejahtera : Sejahtera dapat diukur secara ekonomis dalam bentuk peningkatan tingkat
pendapatan masyarakat. Hal tersebut dapat dicapai dengan membuka ruang seluas-
luasnya untuk pengembangan ekonomi, baik yang dapat dilakukan oleh masyarakat
secara individu maupun oleh pihak swasta dalam bentuk investasi yang dapat
menciptakan lapangan kerja. Harapan tersebut dapat didorong oleh pemerintah daerah
melalui penyediaan infrastruktur ekonomi dan penyiapan regulasi yang dapat
memberikan kemudahan bagi semua pihak dalam melakukan kegiatan ekonomi.
b. Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Misi merupakan pernyataan secara luas dan komprehensif tentang
tujuan suatu daerah/organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang
akan diberikan atau dilaksanakan, kebutuhan masyarakat yang dapat dipenuhi,
kelompok masyarakat yang dilayani, serta nilai-nilai yang dapat diperoleh. Kota
Kendari adalah :
“Mewujudkan Kota Kendari Kota Layak Huni Yang Berbasis Ekologi, Informasi
dan Teknologi”
II - 29
damai dalam suatu kota serta dapat memberikan kesempatan bagi seluruh kegiatan
masyarakat kota dengan sistem ekologi.
Berbasis ekologi adalah prinsip yang harus dipegang dalam pelaksanaan pembangunan
Kota Kendari dengan menciptakan kota yang selaras, serasi dengan alam dan
lingkungannya melalui penataan ruang yang dapat mengintegrasikan fungsi kawasan
perdagangan/jasa dan kawasan permukiman dengan sistem jaringan jalan dan
transportasi, mengantisipasi resiko bencana dan dampak perubahan iklim serta
melestarikan kawasan pesisir dengan tetap memperhatikan daya dukung kota melalui
pemantapan sarana dan prasarana lingkungan dan permukiman yang ramah lingkungan.
Informasi dan Teknologi menujukkan bahwa Kota Kendari sebagai kota yang
menerapkan teknologi informasi didalam aktivitas pembangunan dan akan selalu
berkembang mengikuti kebutuhan masyarakat kota yang semakin kompleks dan
bervariasiagar efisiensi, efektif dan transparan melalui pelayanan pemerintah secara
elektronis (e-Government) serta peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat
dengan pemanfaatan teknologi telematik
b. Misi
Dalam Mewujudkan Visi RPJMD Kota Kendari maka perlu adanya misi dalam
Penerapannya. Adapun misi yang dilakuakan yaitu:
1) Meningkatkan Pelayanan Masyarakat
Meningkatkan kulitas pelayanan pendidikan, kesehatan serta ketahanan pangan;
Meningkatkan kualitas dan prestasi generasi muda;
Meningkatkan kompetensi angkatan kerja;
Meningkatkan pemberdayaan perempuandan perlindungan anak melalui
upayauntuk meningkatkan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan
anak;
Meningkatkan upaya penanganan PMKS dan memberdayakan keluarga miskin
peserta pemberdayaan kelompok usia produktif dengan melibatkan peran
sertaswasta melalui upaya untuk meningkatkanpelayanan pemenuhan
kebutuhan dasar dan rehabilitasi PMKS sertapemberdayaan keluarga miskin;
Meningkatkan ketentraman dan ketertiban umum untuk mendukung
pelaksanaan pemerintahan daerah dengan intensitas pengawasan dan
pengendalian, mengimplentasikan peraturan dan norma yang berlaku,
meningkatkan, toleransi dan kerukunan antar umat beragama serta peningkatan
sipiritualisme masyarakat melalui peningkatan iman dan taqwa;
Mewujudkan penggalian dan penguatan budaya dan tradisi lokal sebagai
bagiandari upaya mewujudkan harmoni sosial;
Mewujudkan peningkatan minat dan budaya baca masyarakat melalui
peningkatan akses baca;
Menggali potensi, peningkatan investasi,serta mengembangkan dan
menerapkankonsep logistic yang terpadu sebagai pusat serta jaringan aktivitas
perdagangan dalam kota dan antarkota baik skala regional maupun nasional;
II - 30
Mempermudah akses yang dapat menjalin hubungan baik antara pemangku
kepentingan untuk mendukung iklim dan aktivitas investasi, perdagangan,
industri;
Meningkatkan kinerja investasi dan Pariwisata;
Meningkatkan daya saing dan aktivitas ekonomi berbasis komunitas;
Meningkatkan tata kelola pemerintahanyang baik yang didukung oleh regulasi
dansistem informasi pemerintahan yang baik serta SDM yang berkualitas;
Meningkatkan efektivitas perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
pembangunan, dengan cara memantapkan proses dan sistem perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian pembangunan yang didukung TIK;
Meningkatkan pelayanan publik yang menggunakan IT yang prima pada semua
unit pelayanan dan SKPD;
Meningkatkan Kemapuan keuangan daerah, dengancara meningkatkan dan
mengoptimalkan pengelolaaan sumber penerimaan daerah secara efektif
danefisien.
2) Pembangunan Infrastruktur
Optimalisasi kinerja sistem drainase kota yang berfungsi dengan cara
menyediakan sistem drainase kota yang terpadu, efektif dan efisien
Meningkatkan jaringan dan pelayanan transportasi kota yang terintegrasi
Mewujudkan pembangunan dan pengembangan utilitas kota secara terpadu dan
merata dengan cara menyediakan pelayanan air bersih/airminum bagi
masyaraka
Mewujudkan pengembangan sistem angkutan massal cepat perkotaan Kendari
secara terpadu dan terintegrasi antar moda yang disertai dengan kebijakan dan
strategi untuk meningkatkan minat masyarakat dalam penggunaan angkutan
umum
Mewujudkan pembangunan dan pengembangan utilitas penerangan jalanumum
(PJU) kota secara terpadu dan merata dengan cara menyediakan prasarana,
sarana dan sistem jaringan utilitas penerangan jalan umum kota yang
berkualitas
Mewujudkan peningkatan pelayanan dansistim jaringan utilitas kota seperti gas,
telekomunikasi dan listrik
Mewujudkan keabsahan kepemilikan aset untuk dimanfaatkan pembangunan
saranadan prasarana kota, dengan cara mewujudkan pemanfaatan tanah dan atau
bangunan Pemerintah Kota untuk kepentingan umum
Menyediakan rumah tempat tinggal yang layak huni dan dilengkapi dengan
sarana prasana yang memadai serta didukung dengan lingkungan yang sehat
secara berkelanjutan
II - 31
Mewujudkan sistem penanggulangan bencana dikawasan perkotaan yang
terintegrasi, melalui upaya pengembangan manajemen resiko bancana, tanggap
darurat yang efektif, dan pembangunan kembali yang lebih baik pasca
bencanadengan dukungan dengan prasarana dansarana yang berkualitas
Penataan ruang Kota Kendari bertujuan untuk Mewujudkan Penataan Ruang Kota yang
Aman, Nyaman, Produktif dan berkelanjutan untuk Mewujudkan Fungsi Kota sebagai
Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Kota Jasa dan Pariwisata yang Maju, Serasi dan
Berwawasan Lingkungan Berbasis Teknologi Informasi.
II - 32
Pengembangan teknologi dan informasi sebagai basis data dan informasi
perkotaan dalam mendukung perwujudan ruang kota.
II - 33
Peningkatan jembatan penghubung Kecamatan Abeli-Kota Lama,
Kecamatan Abeli-Pulau Bungkutoko dan Kecamatan Nambo-Pulau
Bungkutoko
Menyediakan kebutuhan utilitas pendukung serta prasarana lingkungan
yang memadai serta pengembangan kawasan industri dan kawasan
pelabuhan.
Mengendalikan kegiatan permukiman di Pulau Bungkutoko.
Pengembangan kawasan permukiman yang berwawasan lingkungan di
Kecamatan Abeli dan Kecamatan Nambo dengan didukung oleh
prasarana lingkungan yang memadai.
Pengembangan jaringan jalan yang berwawasan lingkungan di Pulau
Bungkutoko Kecamatan Nambo dan Kecamatan Abeli
Pengembangan jalan penghubung antara Kecamatan Nambo-Pulau
Bungkutoko
d) Peningkatan fungsi Kota Lama sebagai kawasan perdagangan dan jasa serta
pariwisata, strategi kebijakannya terdiri atas:
Melakukan penataan kawasan permukiman di kawasan Kota Lama
Pemindahan aktivitas pelabuhan peti kemas dan pelabuhan penumpang
ke Pulau Bungkutoko
Mengembangkan kegiatan ekonomi baru di kawasan Kota Lama.
Menyediakan fasilitas dan utilitas penunjang.
II - 34
Mendorong tumbuhnya kegiatan pertanian yang dapat mendukung
kegiatan agrowisata di Kecamatan Mandonga dan Kecamatan Puuwatu.
Penetapan Kawasan Pertanian Pangan berkelanjutan di kecamatan
Baruga, Kecamatan Mandonga dan Kecamatan Puuwatu.
Mengembangkan objek wisata alam di Kecamatan Kambu.
Mengendalikan pertumbuhan kawasan permukiman di Kecamatan
Mandonga, Kecamatan Puuwatu dan Kecamatan Kambu.
Mengembangkan fasilitas sarana prasarana dan utilitas pendukung.
II - 35
b) Rencana Sub Pusat Pelayanan Kota (Sub PPK)
- Kawasan CBD
Lokasi pengembangan merupakan kawasan Teluk Kendari Kecamatan
Kendari Barat dan Kecamatan Kambu.
- Kawasan Pusat Pendidikan dan Pemerintahan Provinsi
Lokasi kawasan pusat pendidikan tinggi dan kawasan pemerintahan
provinsi terdapat di Kecamatan Poasia dan Kecamatan Kambu.
- Kawasan Pelabuhan Pulau Bungkutoko dan Kawasan Industri
Pusat kegiatan pelabuhan dan kawasan industri terdapat di Kecamatan
Abeli dan Kecamatan Nambo.
- Kawasan Terminal.
Lokasi terminal ini terdapat di Kecamatan Baruga.
II - 36
Optimalisasi Terminal Puuwatu sebagai terminal penghubung untuk
bagian utara dan timur Kota Kendari yaitu Kabupaten Konawe Utara
dan Kabupaten Konawe;
Rencana pengembangan sub terminal yang meliputi Pulau
Bungkutoko, Kawasan Industri Kecamatan Nambo, Kecamatan
Kadia, Kecamatan Kendari, Kecamatan Mandonga, Kecamatan
Puuwatu dan Kecamatan Kambu.
Angkutan pergerakan eksternal, menggunakan bus kecil maupun bus
sedang, sedangkan untuk transportasi umum di dalam kota
direncanakan berupa angkutan kota atau angkutan perdesaan serta
angkutan massal berupa bis (Trans Lulo)
II - 37
penerbangan. Kota Kendari termasuk kepada Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan (KKOP) yang meliputi Kecamatan Abeli dan Kecamatan
Nambo.
II - 38
"Base Tranceiver Station" (BTS) Terpadu yang berlokasi pada pusat-pusat
kecamatan;
d) Rencana pengembangan teknologi komunikasi melalui peningkatan luas
daerah jangkauan dan kualitas pelayanan serta menggunakan teknologi terkini;
e) Pengembangan dan penempatan kamera pengawas atau cctv untuk setiap BTS
yang terpasang diseluruh wilayah;
f) Memaksimalkan kualitas jaringan yang sudah ada sebagai wadah mewujudkan
sistem jaringan telekomunikasi;
g) Pengembangan basis teknologi informasi dalam rangka:
- Optimalisasi pelayanan publik dan adminisrasi pemerintahan berbasisi
Teknologi dan Informasi;
- Media pengawasan kota serta pemantauan kondisi terkini berbasisi sensor
dalam melakukan monitoring terhadap kondisi dilapangan secara real time
melalui “Integrated Control City System”;
- Penyediaan call center terpadu bagi masyarakat sebagai sumber informasi;
- Pembangunan titik wifi untuk area publik.
II - 39
- Pembuatan sodetan di Daerah Aliran Sungai Wanggu sebagai kanal saluran
yang juga berfungsi sebagai sumber air Kawasan Industri di Kecamatan
Abeli dan dan Kecamatan Nambo ;
- Pengembangan dan pembuatan sistem biopori pada kawasan permukiman,
Ruang Terbuka Hijau (RTH);
- Rehabilitasi dan pemeliharaan bantaran dan tanggul sungai yang
mengalami penyempitan;
- Identifikasi titik-titik sungai yang terputus dan pembuatan jalur
menghubungkan sungai yang terputus guna mengembalikan fungsi sungai;
- Pembangunan sarana pengamanan pantai (penghijauan) dan pemecah
ombak pada wilayah pesisir;
- Menjalin kerjasama antar daerah dalam jangka panjang dengan Kab.
Konawe Selatan dalam rangka pemeliharaan dan pengendalian Daerah
Aliran Sungai Wanggu.
6) Rencana Infrastruktur
a) Rencana Sistem Penyediaan Air Minum
Rencana pengembangan sistem penyediaan air minum di Kota Kendari, yaitu:
- Pengembangan Sumber Air Baku.
Pemanfaatan dan optimalisasi Sungai Sampara/Pohara sebagai sumber
air baku permukaan;
Pemanfaatan dan optimalisasi Sungai Wanggu sebagai sumber air baku
alternatif dan sumber air baku untuk kawasan industri di Kecamatan
Abeli dan Kecamatan Nambo;
Pemanfaatan sumber air tanah dalam sebagai sumber air baku
Peningkatan penyediaan air baku untuk air minum secara berkelanjutan
- Pengembangan jaringan perpipaan (PDAM) dan non perpipaan.
Pengembangan jaringan pipa primer(pipa pembawa) untuk melayani
Kota Lama, Kec.Abeli, Kecamatan Nambo dan P. Bungkutoko serta
wilayah pesisir;
Pengembangan jaringan pipa distribusi pada masing-masing kawasan
yang secara bertahap sesuai dengan rencana pengembangan kawasan;
Pemerataan cakupan pelayanan dengan target pencapaian 100% yang
terdiri dari pelayanan oleh PDAM, Non PDAM;
Pemenuhan kebutuhan air minum penduduk melalui peningkatan
pelayanan
- Pengembangan inovasi teknologi sistem penyediaan air minum; dan
- Peningkatan kelembagaan air minum Kota Kendari.
II - 40
IPAL Kelurahan Benuanirae, untuk melayani limbah di Kecamatan
Poasia, Kecamatan Abeli, Kecamatan Nambo dan sebagian Kecamatan
Kambu serta sebagian kecil Kecamatan Mandonga,
- IPAL Komunal, IPAL komunal akan dibangun di Kecamatan Kendari,
Kecamatan Kendari Barat, Kecamatan Mandonga, Kecamatan Puwatu dan
Kecamatan Baruga, serta di kawasan pariwisata di Kecamatan Poasia dan
di Pulau Bungkutoko.
II - 41
Talia, Anaiwoi, Kadia, Pondambea, Wowanggu, Ponngolaka, Benu-
benua, Dapudapura, Lahundape, Punggaloba, Sanua, Sodohoa, Tipulu,
Kampung Sallo, Kendari Caddi.
Kawasan Prioritas III : yaitu Kelurahan Lapulu.
- Pengembangan sistem drainase konvensional (melalui analisa hidrolika);
- Perencanaan khusus penanganan Kawasan Wanggu, melalui:
Pengaturan dan normalisasi alur sungai untuk menormalkan kapasitas
penampang sungai;
Pembuatan Sabo Dam untuk menangkap sedimentasi di bagian hulu dan
tengah sungai;
Pembuatan sistem penanggulangan banjir dengan sistem room for the
river;
Mengurangi volume aliran permukaan dengan metode drainase
berkelanjutan dan perencanaan sistem dan saluran drainase yang
memperhitungkan kala ulang dan debit rencana yang tepat;
Pembebasan lahan untuk keperluan jalan/aliran banjir (floodway
clearance);
Menjalin kerjasama dan koordinasi antara Pemerintah Daerah Kota
Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan serta Pemerintah Propinsi
dalam penataan ruang yang responsive terhadap resiko banjir,
penghijauan, reboisasi dan pencegahan penggundulan hutan;
Membangun sistem informasi, edukasi dan peningkatan kepedulian
masyarakat akan bahaya banjir; dan
Membangun sistem mitigasi yang meliputi sistem proyeksi dan prediksi
banjir, peringatan dini, evakuasi dan pertologan serta pemulihan
(recovery).
- Penyiapan kelembagaan, sumber daya manusia dan partisipasi masyarakat.
- Memanfaatkan Teluk Kendari sebagai tujuan utama aliran drainase. Pada
kawasan-kawasan yang tidak dilalaui aliran sungai besar, sistem drainase
terkoneksi lansung antara sistem drainase sekunder ke Kawasan Teluk,
atau dari sistem tersier langsung ke teluk Kendari.
- Melakukan upaya pengendalian banjir dengan melakukan pengendalian air
permukaan dalam sungai maupun dalam badan air yang lainnya agar tidak
meluap serta melimpas atau menggenangi daerah perkotaan.
- Upaya pengendalian banjir menggunakan tanggul di kedua sisi sungai
wanggu dan sungai-sungai lainnya yang bermuara di Teluk Kendari.
- Meningkatkan dalam hal kapasitas saluran, kualitas konstruksi saluran dan
perlindungan dari penyempitan sebagai akibat pengembangan bangunan
yang mengganggu sistem saluran.
II - 42
Kecamatan Kambu, Kecamatan Mandonga, Kecamatan Poasia, Kecamatan
Kadia dan Kecamatan Kendari Barat.
- Konektifitas antar jaringan pejalan kaki mulai mulai dari jalan arteri
primer, arteri sekunder, kolektor primer dan kolektor sekunder.
1) Kawasan Lindung
a) Kawasan Hutan Lindung
Kawasan Hutan Linduk Kota Kendari meliputi kawasan hutan Lindung
Nanga-Nanga yang terletak di Kecamatan Abeli, Kecamatan Poasia,
Kecamatan Kambu dengan luas 875 Ha.
c) Perlindungan Setempat
Kawasan Kawasan perlindungan setempat meliputi:
Kawasan sempadan Sungai Wanggu dengan lebar sempadan minimal 50
meter sisi kiri dan kanan;
Kawasan sempadan Sungai Mata, Sungai Abeli, Sungai Wua-Wua dan
sungai Labibia dengan lebar sempadan 15 meter sisi kiri dan kanan sungai;
Kawasan sempadan Sungai Kadia dengan lebar garis sempadan 5 meter
sisi kiri dan kanan sungai;
Kawasan sempadan Sungai Kassilampe, Sungai Sodohoa, Sungai
Benubenua, Sungai Tipulu, Sungai Transito, Sungai Lapulu, Sungai
Punggolaka dan Sungai Puuwatu dengan lebar garis sempadan 8 meter sisi
kiri dan kanan sungai;
Kawasan sempadan Sungai Mandonga, Sungai Tipulu, Sungai Kelinci dan
Sungai Dapudapura dengan lebar sempadan 5 meter sisi kiri dan kanan
sungai;
Kawasan sempadan pantai dengan lebar sempadan 100 meter sepanjang
pantai sesuai dengan bentuk dan kondisi fisik pantai.
II - 43
d) Kawasan Konservasi
Kawasan Konservasi meliputi:
Tahura Nipa Nipa di Kecamatan Kendari, Kecamatan Kendari Barat dan
Kecamatan Mandonga dengan luas kurang lebih 2.302,6 Ha
Taman wisata alam di Kecamatan Kambu dan Kecamatan Wua-Wua,
kebun raya di Kecamatan Poasia, dan kawasan agrowisata di Kecamatan
Puuwatu dan Kecamatan Mandonga dengan luas kurang lebih 2.579 Ha.
II - 44
mengembangkan RTH, berupa hutan kota, yang terletak di Kecamatan
Kendari Barat, Kecamatan Puuwatu, Kecamatan Poasia, Kecamatan Wua-
wua dan Kecamatan Kadia dengan luas kurang lebih 129,18 Ha; dan
Jalur hijau di sepanjang sempadan sungai, kawasan resapan air, sempadan
pantai, kawasan penyangga dengan luas kurang lebih 2.963 Ha.
Pengembangan kebun raya sebagai sarana wisata dan pendidikan yang
terdiri dari perpustakaan dan herbarium yang memiliki koleksi tumbuh-
tumbuhan yang telah dikeringkan untuk keperluan pendidikan dan
dokumentasi. Inpres NO :3 Tahun 2009 tentang Penetapan Kota Kendari
sebagai Lokasi Kebun Raya ± 118 HA di Hutan Nanga-nanga Papalia yang
terletak di Kecamatan Baruga dan Kambu.
2) Kawasan Budidaya
Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan yang digunakan atau diambil manfaatnya untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Secara rinci Kawasan Budidaya Kota kendari dapat
di uaraikan sebagai berikut:
a) Kawasan Permukiman
Kawasan Permukiman yang diarahkan di Kota Kendari teridir beberapa
kawasan yaitu:
Kawasan Perumahan
Kawasan Perdagangan dan Jasa
Kawasan Perkantoran.
Kawasan Peribadatan
Kawasan Pendidikan.
Kawasan Kesehatan.
Kawasan Olah Raga.
Kawasan Transportasi
Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH).
Tempat Evakuasi Bencana
Kawasan Sektor Informal
c) Kawasan Pariwisata
II - 45
Rencana pengembangan Pariwisata Kota kendari antara lain dilakukan :
Pengembangan destinasi wisata.
Program pemasaran dan promosi.
Rencana pengembangan aksesibilitas.
Pengembangan sarana dan prasarana pendukung pariwisata.
Pengembangan industri pariwisata.
d) Kawasan Pertanian
Kawasan Pertanian Kota Kendari antara lain yaitu:
Kawasan tanaman pangan
Pengembangan luas kawasan pertanian tanaman pangan di Kota Kendari
mencapai luas kurang lebih 410 ha yang terletak di Kec. Puuwatu,
Mandonga, Baruga dan Abeli.
Kawasan Holtikultura
pengembangan kawasan hortikultura Kota Kendari mencapai luas kurang
lebih 412 hektar terletak di Kec. Puuwatu, Mandonga, Baruga, Kambu dan
Poasia.
Kawasan Perkebunan
pengembangan kawasan perkebunan di Kota Kendari terdapat di
Kecamatan Abeli, Kecamatan Poasia, Kecamatan Kambu, Kecamatan
Baruga, Kecamatan Mandonga dan Kecamatan Puuwatu.
Kawasan Peternakan
Pengembangan untuk kawasan peternakan terletak di Kec. Puuwatu,
Baruga dan Abeli.
Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B)
Kota Kendari menyiapkan kawasan LP2B dengan luas kurang lebih 376
hektar yang terletak di Kecamatan Baruga, Kecamatan Mandonga dan
Kecamatan Puwatu.
e) Kawasan Perikanan
Aktifitas perikanan di Kota Kendari terdiri dari :
Kawasan perikanan budidaya di kembangkan wilayah pesisir Kecamatan
Kendari dan Abeli.
Kawasan perikanan tangkap memanfaatkan perairan lepas sebagai daerah
tangkapan dengan hasil dimanfaatkan untuk kegiatan ekspor melalui PPI
Kendari yang berlokasi di Kecamatan Abeli.
II - 46
Kantor Polsek di Setiap Kecamatan
Markas Brimob di Kecamatan Baruga.
II - 47