You are on page 1of 47

BAB - 2

Kebijakan Pembangunan Perkotaan

A. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL


1. RPJPN
RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara
Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial dalam bentuk rumusan visi, misi dan arah Pembangunan Nasional.

RPJP Nasional menjadi acuan dalam penyusunan RPJP Daerah yang memuat visi, misi, dan
arah Pembangunan Jangka Panjang Daerah. RPJP Daerah menjadi pedoman dalam
penyusunan RPJM Daerah yang memuat Visi, Misi dan Program Kepala Daerah. RPJM
Daerah disusun dengan memerhatikan RPJM Nasional.

a. Visi
visi pembangunan nasional tahun 2005–2025 adalah:

“Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur”

Mandiri adalah paham yang proaktif dan bukan reaktif atau defensif. Kemandirian
merupakan konsep yang dinamis karena mengenali bahwa kehidupan dan kondisi saling
ketergantungan senantiasa berubah, baik konstelasinya, perimbangannya, maupun nilai-
nilai yang mendasari dan mempengaruhinya. Bangsa mandiri adalah bangsa yang

II - 1
mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang telah
maju dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri

Maju dalam artian ini adalah tingkat kemajuan suatu bangsa dinilai berdasarkan
berbagai ukuran. Ditinjau dari indikator sosial, tingkat kemajuan suatu negara diukur
dari kualitas sumber daya manusianya. Suatu bangsa dikatakan makin maju apabila
sumber daya manusianya memiliki kepribadian bangsa, berakhlak mulia, dan
berkualitas pendidikan yang tinggi. Kemajuan suatu bangsa juga diukur berdasarkan
indikator kependudukan, ada kaitan yang erat antara kemajuan suatu bangsa dengan laju
pertumbuhan penduduk, termasuk derajat kesehatan.

Adil dan Makmur tercermin pada semua aspek kehidupan. Semua rakyat mempunyai
kesempatan yang sama dalam meningkatkan taraf kehidupan; memperoleh lapangan
pekerjaan; mendapatkan pelayanan sosial, pendidikan dan kesehatan; mengemukakan
pendapat; melaksanakan hak politik; mengamankan dan mempertahankan negara; serta
mendapatkan perlindungan dan kesamaan di depan hukum. Dengan demikian, bangsa
adil berarti tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun, baik antarindividu, gender,
maupun wilayah. Bangsa yang makmur adalah bangsa yang sudah terpenuhi seluruh
kebutuhan hidupnya, sehingga dapat memberikan makna dan arti penting bagi bangsa-
bangsa lain di dunia.

b. Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Misi dari Pembangunan Jangka Panjang Nasional, yaitu:
1) Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya,
dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila adalah memperkuat jati diri dan
karakter bangsa melalui pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara
kerukunan internal dan antarumat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya,
mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan
memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam rangka memantapkan
landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.

2) Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing adalah mengedepankan pembangunan


sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan
pemanfaatan iptek melalui penelitian, pengembangan, dan penerapan menuju
inovasi secara berkelanjutan; membangun infrastruktur yang maju serta reformasi di
bidang hukum dan aparatur negara; dan memperkuat perekonomian domestik
berbasis keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan
membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk
pelayanan jasa dalam negeri.

3) Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum adalah


memantapkan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peran
masyarakat sipil; memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin
pengembangan media dan kebebasan media dalam mengomunikasikan kepentingan
masyarakat; dan melakukan pembenahan struktur hukum dan meningkatkan budaya

II - 2
hukum dan menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan
memihak pada rakyat kecil.

4) Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu adalah membangun kekuatan


TNI hingga melampui kekuatan esensial minimum serta disegani di kawasan
regional dan internasional; memantapkan kemampuan dan meningkatkan
profesionalisme Polri agar mampu melindungi dan mengayomi masyarakat;
mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan tindak kriminalitas; membangun
kapabilitas lembaga intelijen dan kontra-intelijen negara dalam penciptaan
keamanan nasional; serta meningkatkan kesiapan komponen cadangan, komponen
pendukung pertahanan dan kontribusi industri pertahanan nasional dalam sistem
pertahanan semesta.

5) Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan adalah meningkatkan


pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh,
keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah;
menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis; menyediakan akses
yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan
prasarana ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek
termasuk gender.

6) Mewujudkan Indonesia asri dan lestari adalah memperbaiki pengelolaan


pelaksanaan pembangunan yang dapat menjaga keseimbangan antara pemanfaatan,
keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan dalam kehidupan pada
masa kini dan masa depan, melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara
penggunaan untuk permukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi;
meningkatkan pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang
berkesinambungan; memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
hidup untuk mendukung kualitas kehidupan; memberikan keindahan dan
kenyamanan kehidupan; serta meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan
keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan.

7) Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat,


dan berbasiskan kepentingan nasional adalah menumbuhkan wawasan bahari
bagi masyarakat dan pemerintah agar pembangunan Indonesia berorientasi
kelautan; meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang berwawasan kelautan
melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan; mengelola
wilayah laut nasional untuk mempertahankan kedaulatan dan kemakmuran; dan
membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan
sumber kekayaan laut secara berkelanjutan.

8) Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia


internasional adalah memantapkan diplomasi Indonesia dalam rangka
memperjuangkan kepentingan nasional; melanjutkan komitmen Indonesia terhadap
pembentukan identitas dan pemantapan integrasi internasional dan regional; dan

II - 3
mendorong kerja sama internasional, regional dan bilateral antarmasyarakat,
antarkelompok, serta antarlembaga di berbagai bidang.

2. RPJMN
a. Visi
Visi dari Rencana Jangka Panjang Nasional, yaitu:

“Terwujudnya Indonesia Maju, yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian


yang Berlandaskan Gotong Royong”

RPJMN 2020-2024 merupakan titik tolak untuk mencapai sasaran Visi Indonesia 2045
yaitu Indonesia Maju. Untuk itu, penguatan proses transformasi ekonomi dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan tahun 2045 menjadi fokus utama dalam rangka
pencapaian infrastruktur, kualitas sumber daya manusia, layanan publik, serta
kesejahteraan rakyat yang lebih baik.
 Pembangunan SDM
Membangun SDM pekerja keras yang dinamis, produktif, terampil, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi didukung dengan kerjasama industri dan talenta global.

 Pembangunan Infrastruktur
Melanjutkan pembangunan infrastruktur untuk menghubungkan kawasan produksi
dengan kawasan distribusi, mempermudah akses ke kawasan wisata, mendongkrak
lapangan kerja baru, dan mempercepat peningkatan nilai tambah perekonomian
rakyat.

 Penyederhanaan Regulasi
Menyederhanakan segala bentuk regulasi dengan pendekatan Omnibus Law,
terutama menerbitkan 2 undang-undang. Pertama, UU Cipta Lapangan Kerja.
Kedua, UU Pemberdayaan UMKM.

 Penyederhanaan Birokrasi
Memprioritaskan investasi untuk penciptaan lapangan kerja, memangkas prosedur
dan birokrasi yang panjang, dan menyederhanakan eselonisasi.

 Transformasi Ekonomi
Melakukan transformasi ekonomi dari ketergantungan SDA menjadi daya saing
manufaktur dan jasa modern yang mempunyai nilai tambah tinggi bagi
kemakmuran bangsa demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

b. Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Misi dari Pembangunan Jangka Menengah Nasional, yaitu:
1) Peningkatan kualitas manusia Indonesia
2) Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing
3) Pembangunan yang merata dan berkeadilan
4) Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan
5) Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa

II - 4
6) Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya
7) Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga
8) Pengelolahan pemerintahan yang bersih, efektif dan terpercaya
9) Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara persatuan.

3. RTRWN
a. Tujuan Penataan Ruang
Penataan ruang wilayah nasional bertujuan untuk mewujudkan:
1) Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
2) Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan.
3) Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota.
4) Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5) Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota dalam rangka pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak
negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
6) Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
7) Keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah.
8) Keseimbangan dan keserasian kegiatan antarsektor.
9) Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional.

b. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang


Kebijakan dan strategi penataan ruang meliputi kebijakan dan strategi pengembangan
struktur ruang dan pola ruang.
1) Kebijakan pengembangan struktur ruang, meliputi:
 Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi
wilayah yang merata dan berhierarki
 Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi,
telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di
seluruh wilayah nasional.
2) Kebijakan pengembangan pola ruang, meliputi:
 Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung.
 Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya.
 Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis nasional.

c. Rencana Struktur Ruang


Rencana struktur ruang, meliputi:
1) Sistem perkotaan nasional
 Sistem perkotaan nasional terdiri atas PKN, PKW, dan PKL.
 Kawasan PKN, PKL, PKW dapat berupa kawasan megapolitan, kawasan
metropolitan, kawasan perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang, serta
kawasan perkotaan kecil.

II - 5
 Pada sistem perkotaan nasional, Kota Kendari ditetapkan sebagai Pusat
Kegiatan Nasional (PKN) dengan keterangan: tahapan pengembangan atau
peningkatan fungsi.
 PKN ditetapkan dengan kriteria:
2. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan
internasional.
3. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat
kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani
beberapa provinsi.
4. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
5. kawasan perkotaan yang berada di pesisir yang berfungsi atau
berpotensi sebagai pelabuhan hub internasional dan pintu gerbang
ekspor hasil kegiatan kelautan dan perikanan.

2) Sistem jaringan transportasi nasional


Sistem jaringan transportasi nasional, terdiri atas:
a) Sistem jaringan transportasi darat
Sistem jaringan transportasi darat, meliputi:
(1) Jaringan jalan nasional, yaitu:
 Jaringan jalan arteri primer, dikembangkan secara menerus dan
berhierarki berdasarkan kesatuan sistem orientasi untuk
menghubungkan antar-PKN, antara PKN dan PKW, serta PKN
dan/atau PKW dengan bandar udara pengumpul skala pelayanan
primer/sekunder/tersier dan pelabuhan utama/pengumpul.
 Jaringan jalan kolektor primer yang menghubungkan antara ibukota
provinsi dikembangkan untuk menghubungkan antar PKN dan PKL,
antar PKW, serta antar PKW dan PKL.
 Jaringan jalan strategis nasional, dikembangkan untuk
menghubungkan antara-PKSN dalam satu kawasan perbatasan negara,
antara-PKSN pusat kegiatan lainnya, serta PKN dan/atau PKW dengan
kawasan strategis nasional.
 Jalan tol, dikembangkan untuk mempercepat perwujudan jaringan
jalan bebas hambatan sebagai bagian dari jaringan jalan nasional.

(2) Jaringan jalur kereta api


Jaringan jalur kereta api, meliputi:
 Jaringan jalur kereta api umum, yang terdiri atas jaringan kereta api
antar kota dan jalur kereta api perkotaan.
 Jaringan jalur kereta api khusus, dikembangkan oleh badan usaha
tertentu untuk menunjang kegiatan pokok badan usaha tersebut.
Jaringan jalur kereta api khusus dapat disambungkan dengan jalur
kereta api umum dan jalur kereta api khusus lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

II - 6
(3) jaringan transportasi sungai, danau dan penyebrangan.
 Jaringan transportasi sungai dan danau, terdiri atas pelabuhan sungai
dan pelabuhan danau, serta alur pelayaran untuk kegiatan angkutan
danau.
 Jaringan transportasi penyebaran terdiri atas pelabuhan penyebrangan
dan lintas penyebrangan.
 Pelabuhan penyebrangan terdiri atas pelabuhan penyebrangan lintas
antarprovinsi dan antarnegara, serta pelabuhan penyebrangan lintas
antarkabupaten/kota.

b) Sistem jaringan transportasi laut


Sistem jaringan transportasi laut, meliputi:
(1) Tatanan kepelabuhanan
Tatanan kepelabuhanan terdiri atas
 Pelabuhan umum, yaitu pelabuhan yang terdiri atas pelabuhan
internasional hub, pelabuhan internasional, pelabuhan nasional,
pelabuhan regional, dan pelabuhan lokal.
 Pelabuhan khusus, dikembangkan untuk menunjang pengembangan
kegiatan atau fungsi tertentu. Pelabuhan khusus juga dapat dialihkan
fungsinya menjadi pelabuhan umum dengan memperhatikan sistem
transportasi laut.
 Pada lampiran RTRWN, salah satu Pelabuhan Pengumpul dan
pelabuhan angkutan penyebrangan berada di Kendari.

(2) Alur pelayaran


Alur pelayaran, terdiri atas alur pelayaran di laut dan alur pelayaran di
sungai dan danau.

c) Sistem jaringan transportasi udara


Sistem jaringan transportasi udara, meliputi:
(1) Tatanan kebandarudaraan
Tatanan kebandarudaraan, terdiri atas:
 Bandar udara umum, diantaranya adalah bandar udara pengumpul
skala pelayanan primer, bandar udara pengumpul skala pelayanan
sekunder, bandar udara pengumpul skala pelayanan tersier, bandar
udara pengumpan.
 Bandar udara khusus, dikembangkan untuk menunjang pengembangan
kegiatan tertentu dengan berpedoman pada peraturan perundang-
undangan di bidang kebandarudaraan.
 Bandara udara di Sulawesi Tenggara yaitu Bandar Udara Haluoleo,
yang termasuk dalam Bandar Udara Pengumpul Sekunder.

(2) Ruang udara untuk penerbangan


 Ruang udara untuk penerbangan terdiri atas ruang udara di atas bandar
udara yang dipergunakan langsung untuk kegiatan bandar udara, serta

II - 7
ruang udara di sekitar bandar udara yang dipergunakan untuk operasi
penerbangan.
 Ruang udara untuk penerbangan dimanfaatkan dengan
mempertimbangkan pemangfaatan ruang udara bagi pertahanan dan
keamanan negara.

3) Sistem jaringan energi nasional


Sistem jaringan energi nasional, terdiri atas:
 Jaringan infrastruktur minyak dan gas bumi, dikembangkang untuk
menyalurkan minyak dan gas bumi dari fasilitas produksi ke kilang
pengolahan dan/atau tempat penyimpanan, serta menyalurkan minyak dan gas
bumi dari kilang pengolahan atau tempat penyimpanan ke konsumen.
 Jaringan infrastruktur ketenagalistrikan, merupakan segala hal yang berkaitan
dengan infrastruktur pembangkit tenaga listrik dan sarana pendukungnya, serta
infrastruktur penyaluran tenaga listrik dan sarana pendukungnya.

4) Sistem jaringan telekomunikasi nasional


Sistem jaringan telekomunikasi nasional, terdiri atas:
 Jaringan terestrial, dikembangkan secara berkesinambungan untuk
menyediakan pelayanan telekomunikasi di seluruh wilayah nasional. Jaringan
terestrial memiliki kriteria, yaitu: menghubungkan antara pusat perkotaan
nasional, menghubungkan pusat perkotaan nasional dengan pusat kegiatan di
negara lain, mendukung pengembangan kawasan andalan, serta mendukung
kegiatan berskala internasional.
 Jaringan satelit, dikembangkan untuk melengkapi sistem jaringan
telekomunikasi nasional melalui satelit komunikasi dan stasiun bumi. Jaringan
satelit ditetapkan dengan kriteria ketersediaan orbit satelit dan frekuensi radio
yang telah terdaftar pada Perhimpunan Telekomunikasi Internasional.

5) Sistem jaringan sumber daya air.


Sistem jaringan sumber daya air merupakan sistem sumber daya air pada setiap
wilayah sungai dan cekungan air tanah.
 Wilayah sungai meliputi wilayah sungai lintas negara, wilayah sungai lintas
provinsi, dan wilayah sungai strategis nasional.
 Cekungan air tanah meliputi cekungan air tanah lintas negara dan lintas
provinsi.
 WS Lintas Provinsi yang diatur dalam RTRWN salah satunya adalah Towari –
Lasusua (Sulawesi Tenggara – Sulawesi Selatan) dan Pompengan – Larona
(Sulawesi Selatan – Sulawesi Tenggara.

d. Rencana Pola Ruang


Rencana pola ruang wilayah nasional terdiri atas:
1) Kawasan lindung nasional
Kawasan lindung nasional, meliputi:
a) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan di bawahnya,
terdiri atas:

II - 8
 Kawasan hutan lindung
 Kawasan gambut
 Kawasan resapan air

b) Kawasan perlindungan setempat, terdiri atas:


 Sempadan pantai
 Sempadan sungai
 Kawasan sekitar danau atau waduk
 Ruang terbuka hijau kota

c) Kawasan konservasi, terdiri atas:


 Kawasan suaka alam, yang terdiri atas suaka margasatwa, suaka
margasatwa laut, cagar alam dan cagar alam laut.
 Kawasan pelestarian alam, yang terdiri atas taman nasional, taman
nasional laut, taman hutan raya, taman wisata alam, dan taman wisata alam
laut.
 Kawasan taman buru
 Kawasan konservasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

d) Kawasan lindung geologi, terdiri atas:


 Kawasan cagar alam geologi
 Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah

e) Kawasan lindung lainnya, terdiri atas:


 Cahar biosfer
 Ramsar
 Cagar budaya
 Kawasan perlindungan plasma nutfah
 Kawasan pengungsian satwa
 Kawasan ekosistem mangrove

2) Kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis nasional


Kawasan budidaya, terdiri atas:
a) Kawasan peruntukan hutan produksi
Kawasan peruntukan hutan produksi merupakan kawasan hutan yang
mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Kawasan peruntukan
hutan produksi ditetapkan dengan kriteria memiliki faktor kemiringan lereng,
jenis tanah, dan intensitas hujan dengan jumlah skor paling besar 174.
b) Kawasan peruntukan hutan rakyat
Kawasan peruntukan hutan rakyat ditetapkan dengan kriteria kawasan yang
dapat diusahakan sebagai hutan oleh orang pada tanah yang dibebani hak
milik.
c) Kawasan peruntukan pertanian
Kawasan peruntukan pertanian terdiri atas kawasan tanaman pangan, kawasan
hortikultura, kawasan perkebunan, dan kawasan peternakan. Kawasan
peruntukan pertanian ditetapkan dengan kriteria, yaitu memiliki kesesuaian

II - 9
lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian, ditetapkan sebagai
lahan pertanian pangan berkelanjutan, mewujudkan kemandirian, ketahanan
dan kedaulatan pangan nasional, serta dapat dikembangkan sesuai dengan
ketersediaan infrastruktur dasar.

d) Kawasan peruntukan perikanan


Kawasan peruntukan perikanan ditetapkan dengan kriteria, yaitu:
 Wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan penangkapan, budidaya,
dan industri pengolahan hasil perikanan.
 Tidak mengganggu kelestarian lingkungan hidup.
e) Kawasan peruntukan pertambangan
Kawasan peruntukan pertambangan yang memiliki nilai strategis nasional
terdiri atas pertambangan mineral, batubara, serta minyak dan gas bumi.
Kawasan peruntukan pertambangan ditetapkan dengan kriteria:
 Memiliki sumber daya bahan tambang yang berwujud padat, cair atau gas
berdasarkan peta/data geologi
 Merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk pemusatan kegiatan
pertambangan secara berkelanjutan
 Merupakan bagian proses upaya merubah kekuatan ekonomi potensial
menjadi ekonomi riil.
f) Kawasan peruntukan panas bumi
Kawasan peruntukan panas bumi, ditetapkan dengan kriteria:
 Memiliki sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap
air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara
genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi
 Merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk pemanfaatan langsung
panas bumi dan pemanfaatan tidak langsung panas bumi
g) Kawasan peruntukan industri
Kawasan peruntukan industri ditetapkan dengan kriteria:
 Berupa wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan industri
 Tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan hidup
 Tidak mengubah lahan produktif.
h) Kawasan peruntukan pariwisata
Kawasan peruntukan pariwisata ditetapkan dengan kriteria:
 Memiliki objek dengan daya tarik wisata
 Mendukung upaya pelestarian budaya, keindahan alam, dan lingkungan.
i) Kawasan peruntukan permukiman
Kawasan peruntukan perumahan, ditetapkan dengan kriteria:
 Berada di luar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana
 Memiliki akses menuju pusat kegiatan masyarakat di luar kawasan
 Memiliki kelengkapan prasarana, sarana, dan utilitas pendukung.

j) Kawasan peruntukan lainnya


Penetapan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis nasional ditetapkan
sebagai kawasan andalan. Nilai strategis nasional meliputi kemampuan
kawasan untuk memacu pertumbuhan ekonomi kawasan dan wilayah di

II - 10
sekitarnya serta mendorong pemerataan perkembangan wilayah. Kawasan
andalan terdiri atas kawasan andalan darat (terdiri atas kawasan andalan
berkembang dan kawasan andalan prospektif berkembang) dan kawasan
andalan laut. Terdapat kawasan andalan di Sulawesi Tenggara, salah satunya
Kawasan andalan Asesolo/Kendari, dengan sektor unggulan yaitu agroindustri,
pertambangan, perikanan, perkebunan, pertanian, industri dan pariwisata.

4. Kajian RTR Pulau Sulawesi

B. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA


1. RPJPD Provinsi Sulawesi Tenggara
a. Visi
Visi dari RPJPD Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu:

“Sulawesi Tenggara yang Maju dan Sejahtera Tahun 2025”

Dalam visi tersebut, terdapat makna bahwa keberhasilan pembangunan di Provinsi


Sulawesi Tenggara untuk dua puluh tahun kedepan ditandai dengan kondisi Provinsi
Sulawesi Utara yang maju dengan penduduk yang sejahtera.

 Maju
Maju dalam hal ini yaitu tingkat kemajuan daerah yang dinilai berdasarkan
berbagai ukuran, ditinjau dari indikator sosial, tingkat kemajuan daerah diukur dari
kualitas sumber daya manusianya yang mana memiliki kepribadian bangsa,
berakhlak mulia, dan berkualitas pendidikan tinggi.

Daerah yang maju juga harus di dukung dengan infrastruktur yang juga maju. Hal
ini dapat ditinjau dari tingkat perkembangan ekonomi, kemajuan suatu daerah
diukur dari tingkat kemakmurannya yang tercermin pada tingkat pendapatan dan
pembagiannya. Tingginya pendapatan rata-rata dan ratanya pembagian ekonomi
suatu daerah menjadikan daerah tersebut lebih makmur dan lebih maju. Pada
umumnya daerah ini adalah daderah yang sektor industri dan sektor jasanya telah
maju.

Selain indikator sosial ekonomi yang baik, daerah yang maju telah memiliki
sistem dan kelembagaan politik, termasuk penegakan hukukm yang baik. Lembaga
politik dan kemasyarakatan telah berfungsi berdasarkan aturan dasar, yaitu
konstitusi yang ditetapkan oleh masyarakat. Selanjutnya daerah yang maju juga
ditandai dengan adanya peran serta rakyat secara nyata dan efektif dalam segala
aspek kehidupan, baik ekonomi, sosial, politik, maupun pertahanan dan keamanan.

 Sejahtera
Sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia di mana orang-
orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai. Kondisi

II - 11
penduduk yang sehat ditandai dengan angka harapan hidup yang tinggi, serta
kondisi damai ditandai dengan kehidupan dalam masyarakat yang tenang dan tidak
ada gangguan ketertiban dan keamanan. Sejahtera dalam pengertian ekonomi yaitu
dihubungkan dengan keuntungan benda. Lalu dalam kebijakan sosial, menunjuk ke
jangkauan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Serta dalam
kebijakan sosial, menunjuk ke jangkauan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.

Makna maju dan sejahtera dimaknai sebagai kondisi masyarakat Sulawesi Tenggara,
yamg:
a. Penduduknya berpendapatan memadai, menerapkan teknologi dan ekonomi
dibangun berdasarkan azas pemerataan serta pengembangan industri dan jasa
berdasarkan komoditas unggulan daerah dengan memperhatikan kelestarian daya
dukung lingkungan;
b. Penduduknya dalam keadaan makmur, sehat dan damai;
c. Penduduknya secara ekonomi mempunyai pendapatan yang memadai sehingga
mampu memenuhi standar hidup yang layak. Standar hidup yang layak terkait
dengan kebutuhan akan sandang, papan, pangan yang memadai serta kemampuan
serta kemampuan menyediakan fasilitas lain yang dibutuhkan secara individu dan
keluarganya; dan
d. Penduduknya yang cerdas dan berdaya saing tinggi sebagai hasil dari pelayanan
pendidikan dan kesehatan secara mudah dan dapat menjangkau seluruh wilayah.

b. Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Misi dari Sulawesi Tenggara untuk melanjutkan visi tersebut, yaitu:
1. Misi Mewujudkan manusia yang religius dan tangguh. Tangguh bermakna
memiliki tingkat kesehatan yang baik, berpendidikan yang berkualitas, memiliki
kompetensi yang tinggi, memiliki daya saing, memiliki keterampilan teknologi
komunikasi dan informasi yang cukup serta selaras dengan perkembangan
teknologi, berkepribadian yang mandiri dengan rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan, serta mewujudkan semangat toleransi dan saling
hormat-menghormati dalam perbedaan mendorong tumbuhnya produktivitas
masyarakat untuk bersaing dalam era globalisasi;
2. Misi perekonomian yang tangguh berbasis pada potensi daerah. Dalam rangka
mencapai angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan yang
berkeadilan dilakukan optimalisasi sumberdaya ekonomi yang ada dengan
memberi ruang yang adil bagi semua tingkat pelaku usaha.
3. Misi tata kelola pemerintahan yang baik. Pembangunan Sulawesi Tenggara
mengutamakan akuntabilitas kepemerintahan yang bertanggung jawab,
peningkatan efisiensi birokrasi, kemitraan yang selaras antara legislatif dan
eksekutif dan penciptaan stabilitas sosial politik serta konsisten dalam penegakan
hukum.
4. Misi pengelolaan lingkungan hidup. Pembangunan Sulawesi Tenggara didorong
untuk adil dan bijaksana dalam mengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup
yang berkelanjutan, menjaga fungsi dan daya dukung lingkungan, serta

II - 12
keseimbangan pemanfaatan ruang yang serasi antara kawasan lindung dan
budidaya serta pemanfaatan di kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan.
5. Misi pengelolaan keuangan daerah yang efektif. Upaya optimalisasi sumber-
sumber pendapatan strategis perlu diimbangi dengan pembelajaran yang efektif
efisien serta pengelolaan yang transparan dan akuntabel, sehingga dapat mencapai
opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

2. RPJMD Provinsi Sulawesi Tenggara


a. Visi
Visi dari Rencana Jangka Menengah Sulawesi Tenggara, yaitu:

“Terwujudnya Indonesia Maju, yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian


yang Berlandaskan Gotong Royong”

 Aman adalah kondisi dinamis keamanan teritorial dan tertib sosial dimana
masyarakat terbebas dari kejahatan, kekerasan dan situasi- situasi kritis yang
berasal dari sumber eksternal maupun internal, serta dapat menggunakan pilihan-
pilihannya dengan bebas dan bertanggung jawab. Kondisi aman mempunyai tujuh
pilar : (1) aman-ekonomi, yakni aman dari kemiskinan dan pengangguran yang
berkepanjangan; (2) aman-pangan, yakni aman dari kelaparan; (3) aman-kesehatan,
yakni terbebas dari penyakit menular yang mematikan, makanan yang tidak aman,
kekurangan gizi, dan kekurangan akses terhadap perawatan kesehatan dasar; (4)
aman-lingkungan, yakni aman dari degradasi lingkungan, berkurangnya sumber
daya alam, bencana alam, dan polusi; (5) aman-pribadi, yakni aman dari kekerasan
fisik, kejahatan, terorisme, kekerasan dalam rumah tangga, dan pekerja anak; (6)
aman-komunitas, yakni aman dari ketegangan berbasis antar etnis, agama dan
identitas lainnya; dan (7) aman-politik, yakni aman dari penindasan politik dan
pelanggaran hak asasi manusia.
 Maju menunjuk pada pola pengelolaan pemerintahan didalam melaksanakan
pembangunan, memberikan pelayanan masyarakat dan mendorong pemberdayaan
masyarakat tidak lagi bersifat komplementer akan tetapi mengedepankan pola
manajemen inovasi sektor publik sesuai prinsip-prinsip good governance.
 Sejahtera menunjuk pada ketersediaan sumber-sumber daya dan kondisi-kondisi
untuk kehidupan rakyat yang berkecukupan. Sejahtera bertumpu pada pilar fisik-
material seperti lapangan kerja dan pendapatan; ekonomi lokal yang kuat; transport
publik; akses terhadap sumber daya alam terbuka; terpenuhi kebutuhan dasar;
terkendalinya kemiskinan dan ketimpangan; dan bebas dari kemelaratan,
kebodohan, dan kemalasan; dan bebas dari penyakit yang mematikan. Sejahtera
juga bertumpu pada pilar sosial berupa integrasi dan koherensi sosial, kontribusi
sosial, penyembuhan sosial, perlindungan sosial dan pemberdayaan sosial.
 Bermartabat yaitu selalu menempatkan kepentingan masyarakat sebagai tolak
ukur utama. Selain itu, dalam pembangunan tidak hanya menitikberatkan pada
infrastruktur fisik sebagai penyedian sarana dan prasarana, namun juga
pengembangan pratata sosial untuk menempatkan manusia sebagai aktor utama
dalam pembangunan.

II - 13
b. Misi
Misi dari Rencana Jangka Menengah Sulawesi Tenggara, yaitu:
1) Meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar dapat berdaulat dan aman dalam
bidang ekonomi, pangan, pendidikan, kesehatan, lingkungan, politik, serta iman
dan taqwa.
2) Memajukan daya saing wilayah melalui penguatan ekonomi lokal dan peningkatan
investasi.
3) Mendorong birokrasi pemerintahan provinsi yang modern, tata kelola
pemerintahan desa yang baik (good village governance) serta memberikan bantuan
kepada kecamatan dan kelurahan sebagai pusat pelayanan pemerintahan.
4) Meningkatkan konektivitas dan kemitraan antar pemerintah, swasta dan
masyarakat dalam rangka peningkatan daya saing daerah melalui pembangunan
dan perbaikan infrastruktur dan aspek-aspek sosial ekonomi.

3. RTRW Provinsi Sulawesi Tenggara


a. Tujuan Penataan Ruang
Penataan ruang di Provinsi Sulawesi Tenggara yang dimaknai sebagai proses
perencanaan, pelaksanaan rencana dan pengendalian pelaksanaan rencana tata ruang
dengan tujuan mewujudkan tatanan ruang daerah yang berbasis pada sektor pertanian
dalam arti luas, pertambangan serta kelautan dan perikanan terkait pariwisata guna
mendukung peningkatan taraf hidup masyarakat dengan mempertimbangkan
pertumbuhan ekonomi yang merata di seluruh wilayah provinsi serta menjaga
kelestarian dan daya dukung lingkungan hidup dalam rangka mencapai pembangunan
berkelanjutan.

b. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang


1) Kebijakan Penataan Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara
Kebijakan penataan ruang wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan
wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara guna
mencapai tujuan penataan ruang wilayah provinsi dalam kurun waktu 20 (dua
puluh) tahun. Kebijakan ini, meliputi:
 Menata dan mengalokasikan sumberdaya lahan secara proporsional melalui
berbagai pertimbangan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan di
sektor unggul pertanian, pertambangan serta kelautan dan perikanan.
 Meningkatkan aksesibilitas dan mengembangkan pusat-pusat kegiatan sektor
terhadap pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah dan lokal melalui
pengembangan struktur ruang secara terpadu.
 Menetapkan pola ruang secara proporsional untuk mendukung pemanfaatan
sumberdaya alam secara optimal, seimbang dan berkesinambungan.
 Mengembangkan sumberdaya manusia yang mampu mengelola sektor
unggulan secara profesional dan berkelanjutan.

2) Strategi Penataan Provinsi Sulawesi Tenggara


Strategi Penataan Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan penjabaran kebijakan
penataan ruang Provinsi Sulawesi Tenggara ke dalam langkah-langkah pencapaian
tindakan yang lebih nyata yang menjadi dasar penyusunan rencana struktur ruang
dan rencana pola ruang wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara. Strategi ini, meliputi:

II - 14
a. Pengembangan sektor pertanian
 menata dan mengalokasikan sumberdaya lahan untuk pengembangan
pertanian tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura serta
pengembangan lahan peternakan secara proporsional;
 Mengembangkan sarana dan prasarana guna mendukung aksesibilitas dan
pusat-pusat pertumbuhan pertanian tanaman pangan, perkebunan dan
hortikultura serta pengembangan lahan peternakan terhadap pusat-pusat
kegiatan nasional, wilayah dan lokal;
 Mengintegrasikan kawasan unggulan pertanian tanaman pangan,
perkebunan dan hortikultura serta pengembangan lahan peternakan dengan
wilayah sekitar dan kawasan unggulan lain; dan
 Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang mampu mengelola
sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura serta
peternakan secara profesional dan berkelanjutan melalui penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan.

b. Pengembangan sektor pertambangan


 Menata dan menetapkan kawasan pertambangan.
 Pengembangan pusat industri pertambangan nasional sebagai suatu
kawasan pertambangan dan pengolahan bahan tambang secara terpadu.
 Pengembangan sarana dan prasarana pendukung guna menunjang
aksesibilitas pusat kawasan industri pertambangan dengan usaha ekonomi
pada wilayah sekitar.
 Pengembangan sarana dan prasarana pendukung untuk menunjang
aksesibilitas perdagangan antar pulau dan ekspor.
 Pengintegrasian usaha-usaha untuk mendukung pengembangan pusat
industri pertambangan nasional dengan usaha-usaha ekonomi masyarakat
sekitar.
 pengembangan sistem pengelolaan lingkungan secara preventif maupun
kuratif sebelum dan sesudah eksploitasi bahan tambang dan limbah pabrik
pengolahan.
 Pengembangan sumberdaya manusia secara komprehensif untuk
mengelola industri pertambangan nasional secara menyeluruh dengan
melaksanakan pelatihan teknis dan membangun sekolah kejuruan dan
pendidikan keahlian (sarjana dan pascasarjana).

c. Pengembangan sektor kelautan dan perikanan


 Menata dan mengalokasikan sumberdaya lahan secara proporsional
melalui berbagai pertimbangan pengelolaan sumberdaya alam secara
berkelanjutan di sektor kelautan dan perikanan.
 Peningkatan aksesibilitas dan pengembangan pusat-pusat kegiatan sektor
kelautan dan perikanan terhadap pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah
dan lokal melalui pengembangan struktur ruang secara terpadu.
 Penetapan pusat kawasan pengembangan sektor perikanan dan kelautan
berupa kawasan pengembangan budidaya perairan dan kawasan perikanan
tangkap secara terintegrasi dengan usaha-usaha ekonomi wilayah sekitar.

II - 15
 Melindungi dan mengelola sumberdaya kelautan untuk kebutuhan
perlindungan plasma nutfah, terumbu karang dan sumberdaya hayati untuk
kelangsungan produksi dan pengembangan ekowisata.
 Pengembangan fasilitas pelayanan pendidikan dan latihan secara
profesional dan berkelanjutan.

c. Rencana Struktur Ruang


Rencana struktur ruang wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara menguraikan mengenai
pusat-pusat kegiatan, sistem jaringan prasarana utama, serta sistem jaringan prasarana
lainnya yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara kemudian digambarkan pada peta
dengan tngkat ketelitian minimal 1:250.000 (satu banding dua ratus lima puluh ribu).
Kemudian kebijakan pengembangan Kota Kendari dalam rencana struktur ruang
Provinsi Sulawesi Tenggara, dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Rencana Pusat-Pusat Kegiatan


Pusat-pusat kegiatan terdiri atas PKN, PKNp, PKW, PKWp, dan PKL. Kemudian
Kota Kendari yang merupakan Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara ditetapkan
sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN).

2) Sistem Jaringan Prasarana Utama


Sistem jaringan prasarana utama terdiri atas:
a) Sistem Jaringan Transportasi darat
Sistem jaringan transportasi darat, meliputi:
(1) Sistem jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, terdiri atas:
 Jaringan jalan dan jembatan
- Jaringan jalan arteri primer yang terletak di Kota Kendari yaitu:
Jalan W.R. Supratman, JalanSoekarno, Jalan M. Hatta, Jalan
Diponegoro, Jalan Sultan Hasanuddin, Jalan Sutoyo, Jalan
Mayjen S.Parman, Jalan Sam Ratulangi, Jalan Suprapto, Jalan
Pattimura, Jalan Pattimura, Bts. Kota(Ranomeeto) - Bandar
Udara Haluoleo, Jalan P. Tendean, Jalan D.I. Panjaitan, Jalan A.
Yani, dan Jalan Drs. A. Silondae.
- Jalan kolektor primer satu di Kota Kendari, yaitu: Ambesea-
Lainea, Lainea-Awunio, Lainea-Awunio, Awunio-Lapuko,
Lapuko-Tobimeita, Tobimeita-Lapulu-Wua-Wua, Jalan Bumi
Praja/Boulevard, Jalan Haluoleo, Jalan Martandu.
- Jembatan sebagaimana yang di maksud yang terdapat di Kota
Kendari, yaitu Jembatan Bahteramas Teluk Kendari.

 Jaringan prasaranan lalu lintas


Jaringan prasarana lalu lintas yang direncanakan di Kota Kendari,
meliputi:
- Terminal penumpang Tipe A eksisting
- Terminal penumpang tipe B eksisting
- Terminal barang berupa terminal truk angkutan barang yang
lokasinya dekat pergudangan, pelabuhan laut dan pelabuhan
penyebrangan yaitu direncanakan di Kota kendari.

II - 16
- Alat penimbang kendaraan bermotor/jembatan timbang eksisting
yaitu jembatan timbang Poros Kendari – Kolaka di Kota Kendari.

 Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan


- Trayek angkutan terdiri dari trayek angkutan Antar Kota Provinsi
(Makassar – Bajoe – Kolaka - Kendari, Makassar – Pare-Pare –
Toraja – Palopo – Malili – Kolaka – Konawe – Kendari, Toraja –
Malili – Kolaka Utara – Kolaka – Konawe – Kendari, Pinrang –
Kolaka – Kendari, Pare-pare – Pinrang – Bone – Kolaka –
Kendari, Rantepao – Palopo – Malili – Kolaka Utara – Kolaka –
Konawe – Kendari, Sulawesi Barat – Pare-pare – Bajoe – Kolaka
– Kendari) dan trayek angkutan Antar Kota Dalam Provinsi
(Kendari – Konawe, Kendari - Konawe Selatan, Kendari –
Konawe Utara, Kendari – Kolaka, Kendari – Bombana, Kendari –
Baubau, Kendari – Raha).
- Trayek angkutan jalan perintis terdiri atas Kendari – Benua
sepanjang 101 kilometer, Kendari – Lamonae sepanjang 240
kilometer, Kendari - Mawasangka sepanjang 215 kilometer,
Kendari – Tondasi sepanjang 170 kilometer, dan Kendari –
Bungku sepanjang 400 kilometer.
- Jaringan lintas angkutan barang, yaitu Kendari – Makassar,
Kendari – Jakarta, Kendari – Surabaya, Kendari – Konawe,
Kendari – Kolaka, Kendari – Kolaka Utara, Kendari – Konawe
Selatan, Kendari – Konawe Utara, Kendari – Buton Utara,
Kendari - Bombana, Kendari – Muna, Kendari – Wakatobi,
Kendari – Konawe Kepulauan.
 Jaringan lalu lintas angkutan sungai, danau dan penyeberangan
- Pelabuhan Penyeberangan terdiri atas pelabuhan penyebrangan
lintas antar provinsi (tidak terdapat eksisting atau rencana untuk
pelabuhan ini di Kota kendari), pelabuhan penyebrangan lintas
antar kabupaten/kota (Pelabuhan Penyebrangan Kendari di Kota
Kendari), serta pelabuhan penyebrangan lintas dalam
kabupaten/kota (tidak terdapat eksisting atau rencana untuk
pelabuhan ini di Kota kendari).
- Lintas penyebrangan, tidak terdapat eksisting atau rencana di
Kota Kendari.

(2) Sistem jaringan perkeratapian.


Sistem jaringan perkerataapian yaitu rencana jaringan jalur kereta api
lintas cabang yang dititikberatkan pada angkutan barang. Jaringan kereta
api tersebut terdiri atas:
 Sistem jaringan jalur kereta api lintas cabang meliputi jalur kereta api
Kendari - Kolaka (prioritas sedang) dan jalur kereta api Kolaka – Poso
(prioritas rendah).

II - 17
 Simpul jaringan jalur kereta api barang meliputi stasiun Kendari di
Kota Kendari dan stasiun Kolaka di Kabupaten Kolaka.

b) Sistem Jaringan Transportasi Laut


Sistem jaringan transportasi laut, terdiri atas:
(1) Tatanan Kepelabuhanan, meliputi:
 Pelabuhan pengumpul (Pelabuhan Laut Nusantara di Kota Kendari dan
Pelabuhan Bungkutoko di Kota Kendari)
 Pelabuhan Pengumpan (tidak terdapat eksisting atau rencana untuk
pelabuhan ini di Kota kendari)
 Terminal khusus terdapat di setiap kabupaten/kota kecuali Kabupaten
Kolaka Timur

(2) Trayek Angkutan Laut, meliputi:


 Trayek angkutan pelayaran nasional (Benoa - Makassar – Pelabuhan
Murhum – Pelabuhan Laut Nusantara Raha - Pelabuhan Laut
Nusantara Kendari – Kolonodale – Luwuk – Gorontalo – Bitung –
Gorontalo – Luwuk – Kolonodale – Pelabuhan Laut Nusantara
Kendari – Pelabuhan Laut Nusantara Raha – Pelabuhan Murhum –
Makassar – Labuan Bajo – Bima – Lembar – Benoa)
 Trayek angkutan laut pelayaran regional (Pelabuhan Laut Nusantara
Kendari – Pelabuhan Laut Nusantara Raha – Pelabuhan Murhum,
Pelabuhan Laut Nusantara Kendari – Pelabuhan Murhum, Pelabuhan
Waha – Pelabuhan Laut Nusantara Kendari, Waode Buri (Kabupaten
Buton Utara) – Kota Kendari, Pelabuhan Langara – Pelabuhan Laut
Nusantara Kendari, serta Pelabuhan Munse – Pelabuhan Laut
Nusantara Kendari)

c) Sistem Jaringan Transportasi Udara


Sistem jaringan transportasi udara, terdiri dari:
(1) Tatanan kebandarudaraan, meliputi:
 Bandar udara pengumpul skala sekunder yaitu Bandar Udara Haluoleo
di Kabupaten Konawe Selatan (tidak terdapat eksisting atau rencana
ini di Kota kendari)
 Bandara udara pengumpan (tidak terdapat eksisting atau rencana ini di
Kota kendari)
 Bandar udara khusus (tidak terdapat eksisting atau rencana ini di Kota
kendari)

(2) Ruang udara untuk penerbangan


Ruang udara untuk penerbangan, terdiri atas:
 Kawasan ancangan pendaratan dan lepas landas
 Kawasan kemungkinan bahaya kecelakaan
 Kawasan di bawah permukaan transisi
 Kawasan di bawah permukaan horizontal dalam
 Kawasan di bawah permukaan kerucut

II - 18
 Kawasan di bawah permukaan horizontal luar
 Ruang udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan

3) Sistem Jaringan Prasarana Lainnya


a) Sistem Jaringan Energi
(1) Pembangkit Tenaga Listrik, meliputi:
 Pembangkit listrik tenaga diesel, salah satunya yaitu PLTD Kendari di
Kota Kendari
 Pembangkit listrik tenaga uap. Terdapat rencana PLTU Kendari di
Kota Kendari
 Pembangkit listrik tenaga air (tidak terdapat eksisting atau rencana ini
di Kota kendari)
 Pembangkit listrik tenaga minihidro (tidak terdapat eksisting atau
rencana ini di Kota kendari).
 Pembangkit listrik tenaga panas bumi (tidak terdapat eksisting atau
rencana ini di Kota kendari)
 Rencana pengembangan potensi pembangkit listrik tenaga angin dan
arus laut.

(2) Jaringan Prasarana Energi


 Jaringan pipa minyak dan gas bumi, terdiri atas:
1. Terminal transit BBm di kota Baubau dengan jaringan suplai
BBM diperoleh dari Kota Balikpapan dan didistribusikan ke Kota
Kendari, Kabupaten Muna, Kolaka, Palopo, Kolonade, Banggai
dan Luwuk.
2. Depo BBM yang salah satunya adalah Depo BBM Kendari di
Kota Kendari.
 Jaringan transmisis tenaga listrik, terdiri atas:
- Kawat saluran udara yaitu rencana Saluran Udara Tegangan Tinggi
(SUTT) 275 KV yang interkoneksi dengan jaringan transmisi di
Provinsi Sulawesi Selatan, dan jaringan Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM) yaitu SUTM 70 KV dari PLTU Nii Tanasa ke
Kendari dan SUTM 150 KV (menghubungkan Kendari –
Wanggudu, Kendari – Unaaha – Kolaka – Lasusua – Malili,
Kendari – Andoolo – Kasipute, Kendari – Raha, Baubau – Buton –
Raha dan Baubau – Buton – Buranga).
- Saluran kabel bawah tanah tegangan menengah terdapat di Kota
Kendari dan Baubau.
- Gardu induk (GI) yang salah satunya adalah GI Kendari di Kota
Kendari.

b) Sistem Jaringan Telekomunikasi


Sistem jaringan telekomunikasi, terdiri atas:
(1) Sistem jaringan kabel, yaitu:
 Jaringan mikro digital yang salah satunya berada di wilayah Kota
Kendari

II - 19
 Stasiun telepon otomat (STO) yang salah satunya di Kota Kendari
 Jaringan serat optik yang salah satunya di Kota Kendari

(2) Sistem jaringan nirkabel


Sistem jaringan nirkabel, terdiri atas:
 Jaringan seluler terdapat di kabupaten/kota
 Sistem jaringan satelit berupa pemanfaatan jaringan satelit untuk
pengembangan telekomunikasi dan internet di setiap kabupaten/kota
 Sistem jaringan stasiun radio lokal direncanakan siarannya
menjangkau ke seluruh pelosok perdesaan dengan stasiun pemancar
terdapat di setiap kabupaten/kota
 Sistem jaringan stasiun televisi lokal direncanakan siarannya
menjangkau seluruh wilayah provinsi dengan stasiun eksisting terdapat
di Kota Kendari, Baubau da Kabupaten Wakatobi.

c) Sistem Jaringan Sumberdaya Air


Sistem jaringan sumber daya air, terdiri atas:
(1) WS
WS ini meliputi:
 WS lintas provinsi (WS Toari – Lasusua, WS Pompengan – Larona,
dan WS Lasolo – Konaweha)
 WS Lintas Kabupaten, salah satunya adalah WS Poleang – Roraya
terdapat di kota Kendari
 WS dalam satu kabupaten/kota

(2) Cekungan Air Tanah (CAT)


CAT ini meliputi:
 CAT lintas provinsi yaitu CAT Lelewowo
 CAT lintas kabupaten, salah satunya yaitu CAT Ranomeeto terdapat di
Kota Kendari, Kabupaten Konawe dan Konawe Selatan

(3) Jaringan irigasi


Jaringan irigasi ini merupakan Daerah Irigasi (DI) yang meliputi:
 DI kewenangan pemerintah yaitu DI utuh kabupaten (tidak rencana ini
di Kota kendari)
 DI kewenangan pemerintah provinsi yaitu DI lintas kabupaten/kota
dan DI utuh kabupaten/kota (tidak terdapat rencana ini di Kota
kendari)

(4) Prasarana/jaringan air baku


Prasarana/jaringan air baku yang dimaksud merupakan pengembangan
bendungan, bendung dan waduk dalam rangka penyediaan air baku,
meliputi:
 Bendungan kewenangan pemerintah (tidak terdapat rencana ini di
Kota kendari)

II - 20
 Bendungan kewenangan pemerintah provinsi (tidak terdapat rencana
ini di Kota kendari)
 Rencana waduk nasional terdapat di Kabupaten Konawe, Konawe
Selatan dan Kolaka Timur

(5) Prasarana air baku untuk air minum


Prasarana air baku untuk air minum merupakan Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) yang meliputi:
 Jaringan perpipaan, yang terdiri atas jaringan perpipaan eksisting yang
salah satunya terdapat di Kota Kendari dan rencana jaringan perpipaan
di Kabupaten Konawe Utara
 Jaringan non perpipaan di kabupaten/kota dapat berupa mata air,
sungai, sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air
hujan, terminal air dan tangki air

(6) Sistem pengendalian banjir


Sistem pengendal banjir merupakan kegiatan pembangunan, rehabilitasi
serta operasional dan pemeliharaan (OP) prasarana dan sarana
pengendalian banjir, meliputi:
 Cek Dam, yang salah satunya di Kota Kendari meliputi Cek Dam
Manggadua dan direncanakan pada muara Sungai Wanggu dan Sungai
Kadia
 Perlindungan tangkapan air melalui normalisasi sungai, terdiri atas:
- Normalisasi sungai yang terdapat di Sungai Wanggu di Kota
Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan
- Pembangunan tanggul dan bronjong pada sungai-sungai rawan
banjir yang salah satunya terdapat terdapat di bangunan tanggul
Sungai Lahundapi di Kota Kendari

(7) Sistem pengamanan pantai


Sistem pengamanan pantai meliputi kegiatan pembangunan, rehabilitasi,
dan pemeliharaan prasarana dan sarana pengamanan pantai pada sepanjang
pantai di setiap kabupaten/kota kecuali Kabupaten Kolaka Timur.

d) Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan


Sistem prasarana pengelolaan lingkungan, terdiri atas:
(1) Sistem jaringan persampahan
Sistem jaringan persampahan yaitu Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
dengan sistem pengurungan berlapis bersih (Sanitary Landfill) yang salah
satunya terdapat di Kota Kendari.

(2) Sistem jaringan air limbah


Sistem jaringan air limbah yaitu Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
yang direncanakan di setiap kabupaten/kota.

(3) Sistem jaringan drainase


Sistem drainase terdiri atas:

II - 21
 Sistem drainase makro yaitu sistem drainase primer yang terbentuk
secara alami dan terdapat pada sungai dan anak sungai di setiap
kabupaten/kota; dan
 Sistem drainase mikro yaitu drainase buatan pada kawasan perkotaan
dan rawan genangan di setiap kabupaten/kota.

(4) Jalur evakuasi bencana


Jalur evakuasi bencana menggunakan jalur paling aman dan terdekat
melalui jaringan jalan dan/atau jalur khusus menuju ruang evakuasi
bencana di setiap kabupaten/kota yaitu zona-zona aman terdekat dari
lokasi bencana dapat berupa penyediaan ruang terbuka di dataran tinggi
dan/atau memanfaatkan lapangan, fasilitas pendidikan, perkantoran
dan/atau fasilitas lainnya.

d. Rencan Pola Ruang


Rencana pola ruang mengatur tentang rencana pengelolaan kawasan lindung dan
rencana pengembangan kawasan budidaya. Pemanfaatan ruang pada rencana pola
ruang yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam bentuk implementasi program,
sedangkan yang dilaksanakan oleh masyarakat dan swasta lebih bersifat pengisian
ruang. Kemudian kebijakan pengembangan Kota Kendari dalam rencana pola ruang
Provinsi Sulawesi Tenggara, dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Kawasan Lindung
Kawasan lindung terdiri atas:
a) Kawasan hutan lindung
kawasan hutan lindung” adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan/atau
ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan
lindung. Kawasan hutan lindung ini ditetapkan dengan luas 1.081.489 hektar
yang terdapat di setiap kabupaten/kota.

b) Kawasan perlindungan setempat


Kawasan perlindungan setempat terdiri atas:
(1) Sempadan pantai, terdapat pada sepanjang tepian pantai disetiap
kabupaten/kota kecuali kabupaten Kolaka Timur, dengan ketentuan:
 Daratan sepanjang tepian laut dengan jarak paling sedikit 100 meter
dari titik pasang air aut tertinggi ke arah darat, dan daratan sepanjang
tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya curam atau terjal
dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik pantai.
 Daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik pantainya
curam atau terjal dengan jarak proporsional terhadap bentuk dan
kondisi fisik pantai.

(2) Sempadan sungai, terdapat pada sepanjang sungai di setiap kabupaten/kota


terdiri atas:
 Garis sempadan pada sungai tidak bertanggul di dalam kawasan
perkotaan

II - 22
 Garis sempadan pada sungai tidak bertanggul di luar kawasan
perkotaan
 Garis sempadan pada sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan
ditentukan paling sedikit berjarak 3 meter dari tepi luar kaki tanggul
sepanjang alur sungai
 Garis sempadan pada sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan
ditentukan paling sedikit berjarak 5 meter dari tepi luar kaki tanggul
sepanjang alur sungai.
(3) Kawasan sekitar danau (tidak terdapat rencana ini di Kota kendari).
(4) Kawasan sekitar waduk (tidak terdapat rencana ini di Kota kendari)
(5) Ruang terbuka hijau kota, ditetapkan minimal 30% dari luas kawasan
perkotaan di Kota Kendari, Baubau dan setiap ibukota kabupaten.

c) Kawasan suaka alam dan pelestarian alam


Kawasa suaka alam dan pelestarian alam merupakan kawasan hutan konservasi
ditetapkan seluas 282.924 hektar yang terdapat di setiap kabupaten/kota
kecuali Kabupaten Kolaka Utara, Konawe Utara dan Wakatobi, kemudian
terdiri atas:
 Cagar alam (tidak terdapat rencana ini di Kota kendari)
 Suaka margasatwa (tidak terdapat rencana ini di Kota kendari)
 Taman nasional (tidak terdapat rencana ini di Kota kendari)
 Taman nasional laut (tidak terdapat rencana ini di Kota kendari)
 Taman wisata alam (tidak terdapat rencana ini di Kota kendari)
 Taman wisata alam laut (tidak terdapat rencana ini di Kota kendari)
 Taman hutan raya, yaitu Tahura Nipa-Nipa ditetapkan seluas 7.877 hektar
yang terdapat di Kota Kendari dan Kabupaten Konawe.

d) Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan


Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan yang ada di Kota Kendari
meliputi situs Makam Raja Sao-sao, situs Bunker dan Terowongan Jepang.

e) Kawasan rawan bencana alam


Kawasan rawan bencana, terdiri atas:
(1) Kawasan rawan tanah longsor
Kawasan rawan tanah longsor terdapat disetiap kabupaten/kota kecuali
Kabupaten Wakatobi
(2) Kawasan rawan gelombang pasang (tidak terdapat di Kota kendari)
(3) Kawasan rawan banjir terdapat di setiap kabupaten/kota kecuali Kota
Baubau dan Kabupaten Wakatobi

f) Kawasan lindung geologi


Kawasan lindung geologi, terdiri atas:
(1) Kawasan rawan bencana alam geologi, yang meliputi:
 Kawasan rawan gempa bumi terdapat pada titik gempa bumi (tidak
terdapat di Kota kendari)

II - 23
 Kawasan rawan gerak tanah (zona kerentanan menengah terdapat di
setiap kabupaten keuali Kabupaten Kolaka Utara, dan Zona kerentanan
rendah terdapat di setiap kabupaten/kota, serta zona kerentanan sangat
rendah salah satunya terdapat di Kota Kendari).
 Kawasan rawan tsunami terdapat pada kawasan pantai yang
dipengaruhi kejadian gempa bawah laut, salah satunya di Kota
Kendari.
 Kawasan rawan abrasi terdapat pada kawasan pantai di setiap
kabupaten/kota kecuali Kabupaten Kolaka Timur.

(2) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah, meliputi:


 Kawasan imbuhan air tanah yang terdiri atas CAT dan Kawasan
bentang alam Karst terdapat di setiap kabupaten/kota kecuali Kota
Kendari
 Sempadan mata air terdapat pada lokasi mata air di setiap
kabupaten/kota, dengan ketentuan berjarak 200 meter di sekitar mata
air.

g) Kawasan lindung lainnya


Kawasan lindung lainnya, yaitu ramsar di Taman Nasional Rawa Aopa
Watumohai.

2) Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya, terdiri atas:
a) Kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis nasional
Kawasan budidaya ditetapkan sebagai kawasan andalan yang meliputi:
(1) Kawasan Andalan Assesolo/Kendari dengan sektor unggulan agroindustri,
pertambangan, perikanan, perkebunan, pertanian, industri dan pariwisata.
(2) Kawasan andalan Kapolimu-Patikala/Muna-Buton
(3) Kawasan Andalan Mowedong/Kolaka
(4) Kawasan Andalan Laut Asera – Lasolo dan sekitarnya
(5) Kawasan Andalan Laut Kapontori – Lasalimu dan sekitarnya
(6) Kawasan Ansalan Laut Tiworo dan Sekitarnya

b) Kawasan budidaya provinsi


Kawasan budidaya provinsi, terdiri atas:
(1) Kawasan peruntukan hutan produksi, meliputi:
 Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT), ditetapkan seluas 466.854
hektar yang terdapat di setiap kabupaten/kota kecuali Kota Kendari
dan Kabupaten Wakatobi
 Kawasan Hutan Produksi (HP), ditetapkan seluas 404.893 hektar yang
terdapat di setiap kabupaten/kota kecuali kabupaten Kolaka Utara dan
Wakatobi
 Kawasan Hutan Produksi Konversi (HPK), ditetapkan seluas 96.995
hektar dan tidak terdapat di Kota Kendari

II - 24
(2) Kawasan hutan rakyat
Kawasan hutan rakyat terdapat di Kabupaten Konawe Selatan, Buton
Utara dan Wakatobi serta direncanakan di Kabupaten Konawe (tidak
terdapat di Kota kendari)

(3) Kawasan peruntukan pertanian


Kawasan peruntukan pertanian, meliputi:
 Kawasan peruntukan tanaman pangan, terdapat di kabupaten/kota
dengan komoditi meliputi padi sawah, padi ladang dan palawija.
Kawasan peruntukan pertanian direncanakan sebagai Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan terdiri atas lahan beririgasi, lahan tidak
beririgasi, dan lahan cadangan pertanian. Lokasi dan luasan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan terdapat di setiap kabupaten/kota.
 Kawasan peruntukan hortikultura, terdapat di setiap kabupaten/kota
dengan komoditi tanaman buah-buahan, sayuran, florikultura dan
tanaman obat.
 Kawasan peruntukan perkebunan, terdapat di setiap kabupaten/kota
dengan komoditi unggulan meliputi kakao, jambu mete, kopi, kelapa,
kelapa sawit, cengkeh dan sagu
 Kawasan peruntukan peternakan terdapat di setiap kabupaten/kota

(4) Kawasan peruntukan perikanan


Kawasan peruntukan perikanan, meliputi:
 Kawasan peruntukan perikanan tangkap, terdiri atas kawasan
perikanan tangkap terdapat pada perairan laut di setiap kabupaten/kota
kecuali Kabupaten Kolaka Timur dengan kewenangan pengelolaan
wilayah laut provinsi dari 4 mil sampai dengan 12 mil, dan sarana
prasarana perikanan tangkap yaitu Pelabuhan Perikanan Samudera
(PPS) di Kota Kendari.
 Kawasan peruntukan perikanan budidaya, terdiri atas perikanan
budidaya dengan komoditi neliputi budidaya air tawar, air payau dan
air laut yang terdapat di setiap kabupaten/kota. Sarana dan prasarana
perikanan budidaya yaitu Balai Benih Udang di Kaupaten Bombana
dan Kota Kendari serta Balai Benih Ikan (tidak terdapat di Kota
kendari).
 Kawasan pengolahan perikanan, terdapat disetiap kabupaten/kota
kecuali Kabupaten Kolaka Timur.
 Kawasan minapolitan, merupakan kawasan minapolitan nasional
ditetapkan di Kabupaten Bombana, Kolaka, Konawe Selatan, Kolaka
Utara, Muna, Kota Kendari dan Baubau.
 Kawasan pulau-pulau kecil, terdapat di setiap kabupaten/kota kecuali
Kolaka Timur.

(5) Kawasan peruntukan pertambangan


Kawasan peruntukan pertambangan, terdiri atas:

II - 25
 Wilayah Usaha Pertambangan (WP), meliputi:
- Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) yang mana salah satunya
yaitu Kota Kendari dengan potensi tambang Batu Gamping
- Wilayah Pencadangan Negara, (tidak terdapat di Kota kendari)
 Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Minyak dan Gas Bumi (tidak
terdapat di Kota kendari).

(6) Kawasan peruntukan industri


 Kawasan peruntukan industri mikro, kecil dan menengah yang
terdapat di setiap kabupaten/kota.
 Kawasan peruntukan industri besar (tidak terdapat di Kota kendari).

(7) Kawasan peruntukan pariwisata


Kawasan peruntukan pariwisata, terdiri atas:
 Kawasan pariwisata nasional
Salah satu Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) yaitu
KPPN Kendari dan sekitarnya.
 Kawasan peruntukan wisata alam, meliputi:
- Wisata alam pada wilayah prairan laut, salah satunya terdapat di
Kota Kendari meliputi pantai Toronipa, Pantai Nambo, Pantai
Mayaria, dan Wisata Teluk Kendari.
- Wisata alam meliputi daratan, salah satunya terdapat di Kota
Kendari meliputi air terjun lahundape, agrowisata dan/atau
agroforestry Nanga-nanga.
 Kawasan peruntukan wisata sejarah dan budaya, terdiri atas:
- Wisata sejarah pada cagar budaya meliputi benda, bangunan,
struktur, situs dan kawasan cagar budaya yang terdapat di setiap
kabupaten/kota.
- Perkampungan tradisional dengan adat dan tradisi budaya
masyarakat yang khas yang terdapat di setiap kabupaten/kota.
- Kehidupan adat, tradisi masyarakat dan aktifitas budaya yang khas
serta kesenian yang terdapat di setiap kabupaten/kota.
 Kawasan peruntukan wisata buatan terdapat di setiap kabupaten/kota.

(8) Kawasan peruntukan permukiman


Kawasan peruntukan permukiman, terdiri atas
 Kawasan peruntukan permukiman perkotaan, yang meliputi:
- Kawasan permukiman perkotaan didominasi oleh kegiatan non
paertanian yang terdapat pada kawasan perkotaan di setiap
kabupaten/kota
- Permukiman perkotaan kepadatan tinggi yang diarahkan pada
pembangunan perumahan vertikal, yang terdapat di pusat kota di
Kota Kendari dan Baubau, serta Rumah Susun Sederhana
(Rusunawa) yang salah satunya berada di Kota Kendari.
 Kawasan peruntukan permukiman perdesaan, terdiri atas:

II - 26
- Kawasan permukiman perdesaan didominasi oleh kegiatan
pertanian yang terdapat pada kawasan perdesaan di setiap
kabupaten
- Permukiman transmigrasi yang terdapat di setiap kabupaten
kecuali Kabupaten Wakatobi, Kota Kendari dan Baubau
- Permukiman pantai yang terdapat di setiap kabupaten/kota kecuali
Kabupaten Kolaka Timur.

(9) Kawasan peruntukan lainnya


Kawasan peruntukan lainnya dapat dilaksanakan apabila tidak
mengganggu fungsi kawasan yang bersangkutan dan tidak melanggar
ketentuan umum peraturan zonsi sebagaimana diatur dalam Peraturan
Daerah. Pemanfaatan kawasan ini juga dapat dilaksanakan setelah adanya
kajian komprehensif dan setelah mendapat rekomendasi dari badan atau
pejabat yang tugasnya mengkoordinasikan penataan ruang di daerah.
Kawasan peruntukan lainnya, terdiri atas:
 Kawasan peruntukan pertanahan dan keamanan, terdapat di setiap
kabupaten/kota yang diperuntukan bagi basis militer, daerah latihan
militar, daerah pembuangan amunisi, dan peralatan pertahanan lainny,
gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan dan/atau kawasan
sistem pertahanan.
 Kawasan peruntukan kepolisian, yaitu kawasan Kepolisian Daerah
(POLDA) di Kota Kendari;
 Kawasan perkantoran pemerintah, yaitu kawasan perkantoran
pemerintahan provinsi di Kota Kendari.

e. Penetapan Kawasan Strategis Provinsi


Kawasan strategis di daerah terdiri atas:
1) Kawasan strategis nasional
Kawasan strategis nasional di daerah, meliputi:
 Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi,
yang salah satunya yaitu Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET)
bank Sejahtera yang terdapat di Kota Kendari.
 Kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup (tidak terdapat di Kota Kendari).

2) Kawasan strategis provinsi


Kawasan strategis provinsi merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan
pertumbuhan ekonomi, yang terdiri atas:
 PKIP (tidak terdapat di Kota Kendari).
 Kawasan strategis Teluk Kendari di Kota Kendari
 Kawasan industri perkebunan
 Kawasan kelautan dan perikanan
 Kawasan strategi pariwisata

II - 27
 Kawasan strategis pertanian tanaman pangan
 Kawasan industri semen
 Kawasan pusat perdagangan
 Kawasan pabrik gula

C. Kebijakan Pembangunan Kota Kendari


1. RPJPD Kota Kendari
a. Visi
Visi dari RPJPD kota Kendari yaitu:

“Mewujudkan Kota Kendari Tahun 2025 Sebagai Kota Dalam Taman Yang
Bertakwa, Maju, Demokratis dan Sejahtera”

Penjabaran Kota Kendari sebagai kota dalam taman, bertaqwa, maju, demokratis dan
sejahtera secara normatif adalah sebagai berikut:

Kota Taman : Dalam perspektif keruangan, dapat diartikan sebagai pemerian porsi
yang lebih besar untuk ruang terbuka hijau. Ruang terbuka hijau teridir dari kawasan
lindung baik yang telah ditetapkan sebagai hutan lindung, maupun kawasan-kawasan
yang memiliki nilai perlindungan setempat sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan. Sebagai sebuah kota, penyediaan ruang-ruang publik dalam wujud taman
kota (ruang terbuka hijau) perlu mendapatkan prioritas dalam penyediaan ruang di
kawasan perkotaan.

Bertaqwa : Kehidupan masyarakat Kota Kendari yang mayoritas beragama Islam


merupakan ciri budaya yang kuat untuk Kota Kendari. Budaya agamis tersebut perlu
didukung oleh penyediaan sarana pendukung yang dapat mewadahi kegiatan-kegiatan
keagamaan. Selain fasilitas ibadah, dalam tingkat kota pusat-pusat kegiatan keagamaan
dalam bentuk pusat pengembangan keagamaan (Islamic Centre) menjadi sebuah
kebutuhan.

Maju : Kota yang maju didukung selain dapat diwujudkan secara fisik perlu didukung
oleh kualitas sumberdaya manusia yang berkualitas. Penyediaan infrastruktur, sarana
dan prasarana dengan kualitas dan kuantitas yang dapat memudahkan masyarakat untuk
melakukan segala aktifitasnya dapat dipakai sebagai tolok ukur kemajuan kota.

Demokratis : Demokratis memiliki prinsip kesetaraan, dimana setiap anggota


masyarakat memiliki kedudukan yang sama untuk terlibat didalam pembangunan.
Kebijakan-kebijakan pembangunan kota senantiasa memprioritaskan aspirasi
masyarakat sebagai faktor utama yang harus dipertimbangkan, untuk kemudian
dipertemukan dengan pertimbangan-pertimbangan objektif/normatif sehingga
kebijakan-kebijakan yang diambil didalam pembangunan memiliki resiko paling kecil
dengan nilai manfaat paling optimum.

II - 28
Sejahtera : Sejahtera dapat diukur secara ekonomis dalam bentuk peningkatan tingkat
pendapatan masyarakat. Hal tersebut dapat dicapai dengan membuka ruang seluas-
luasnya untuk pengembangan ekonomi, baik yang dapat dilakukan oleh masyarakat
secara individu maupun oleh pihak swasta dalam bentuk investasi yang dapat
menciptakan lapangan kerja. Harapan tersebut dapat didorong oleh pemerintah daerah
melalui penyediaan infrastruktur ekonomi dan penyiapan regulasi yang dapat
memberikan kemudahan bagi semua pihak dalam melakukan kegiatan ekonomi.

b. Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Misi merupakan pernyataan secara luas dan komprehensif tentang
tujuan suatu daerah/organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang
akan diberikan atau dilaksanakan, kebutuhan masyarakat yang dapat dipenuhi,
kelompok masyarakat yang dilayani, serta nilai-nilai yang dapat diperoleh. Kota
Kendari adalah :

 Misi Lingkungan, mempertahankan dan meningkatkan kualitas, keseimbangan dan


keserasian lingkungan kota yang indah, sejuk, sehat dan lestari.
 Misi Sosial Kemasyarakatan, mendukung penciptaan suasana kehidupan masyarakat
kota yang agamis, aman, rukun, damai dan harmonis serta mendorong
pemberdayaan lembaga kemasyarakatan untuk semakin berperan dalam
pembangunan kota.
 Misi Pelayanan, mengembangkan sistem pelayanan yang prima bagi masyarakat
secara adil, cepat dan transparan, terjangkau (layak harga), mandiri dan dapat
dipertanggungjawabkan (accountable).
 Misi Perekonomian, mendorong pertumbuhan perekonomian kota yang berbasis
pada ekonomi kerakyatan serta menciptakan iklim yang kondusif bagi pelaksanaan
investasi sesuai potensi daerah.
 Misi Profesionalisme Aparat, mengembangkan kualitas sumberdaya aparat yang
profesional, bermoral dan berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugas dan
pelayanan.
 Misi Kepemerintahan yang Baik (Good Governance), menciptakan tatanan
pemerintahan yang bersih, demokrasi, berwibawa dan bertanggungjawab.

2. RPJMD Kota Kendari


a. Visi
Adapun Visi dari RPJMD Kota Kendari yaitu:

“Mewujudkan Kota Kendari Kota Layak Huni Yang Berbasis Ekologi, Informasi
dan Teknologi”

Makna dalam visi tersebut adalah :


Kota Layak Huni adalah kondisi yang menggambarkan Kota Kendari, dimana
masyarakat dapat hidup dengan nyaman, tenang,makmur, sehat, aman, selamat dan

II - 29
damai dalam suatu kota serta dapat memberikan kesempatan bagi seluruh kegiatan
masyarakat kota dengan sistem ekologi.

Berbasis ekologi adalah prinsip yang harus dipegang dalam pelaksanaan pembangunan
Kota Kendari dengan menciptakan kota yang selaras, serasi dengan alam dan
lingkungannya melalui penataan ruang yang dapat mengintegrasikan fungsi kawasan
perdagangan/jasa dan kawasan permukiman dengan sistem jaringan jalan dan
transportasi, mengantisipasi resiko bencana dan dampak perubahan iklim serta
melestarikan kawasan pesisir dengan tetap memperhatikan daya dukung kota melalui
pemantapan sarana dan prasarana lingkungan dan permukiman yang ramah lingkungan.

Informasi dan Teknologi menujukkan bahwa Kota Kendari sebagai kota yang
menerapkan teknologi informasi didalam aktivitas pembangunan dan akan selalu
berkembang mengikuti kebutuhan masyarakat kota yang semakin kompleks dan
bervariasiagar efisiensi, efektif dan transparan melalui pelayanan pemerintah secara
elektronis (e-Government) serta peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat
dengan pemanfaatan teknologi telematik

b. Misi
Dalam Mewujudkan Visi RPJMD Kota Kendari maka perlu adanya misi dalam
Penerapannya. Adapun misi yang dilakuakan yaitu:
1) Meningkatkan Pelayanan Masyarakat
 Meningkatkan kulitas pelayanan pendidikan, kesehatan serta ketahanan pangan;
 Meningkatkan kualitas dan prestasi generasi muda;
 Meningkatkan kompetensi angkatan kerja;
 Meningkatkan pemberdayaan perempuandan perlindungan anak melalui
upayauntuk meningkatkan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan
anak;
 Meningkatkan upaya penanganan PMKS dan memberdayakan keluarga miskin
peserta pemberdayaan kelompok usia produktif dengan melibatkan peran
sertaswasta melalui upaya untuk meningkatkanpelayanan pemenuhan
kebutuhan dasar dan rehabilitasi PMKS sertapemberdayaan keluarga miskin;
 Meningkatkan ketentraman dan ketertiban umum untuk mendukung
pelaksanaan pemerintahan daerah dengan intensitas pengawasan dan
pengendalian, mengimplentasikan peraturan dan norma yang berlaku,
meningkatkan, toleransi dan kerukunan antar umat beragama serta peningkatan
sipiritualisme masyarakat melalui peningkatan iman dan taqwa;
 Mewujudkan penggalian dan penguatan budaya dan tradisi lokal sebagai
bagiandari upaya mewujudkan harmoni sosial;
 Mewujudkan peningkatan minat dan budaya baca masyarakat melalui
peningkatan akses baca;
 Menggali potensi, peningkatan investasi,serta mengembangkan dan
menerapkankonsep logistic yang terpadu sebagai pusat serta jaringan aktivitas
perdagangan dalam kota dan antarkota baik skala regional maupun nasional;

II - 30
 Mempermudah akses yang dapat menjalin hubungan baik antara pemangku
kepentingan untuk mendukung iklim dan aktivitas investasi, perdagangan,
industri;
 Meningkatkan kinerja investasi dan Pariwisata;
 Meningkatkan daya saing dan aktivitas ekonomi berbasis komunitas;
 Meningkatkan tata kelola pemerintahanyang baik yang didukung oleh regulasi
dansistem informasi pemerintahan yang baik serta SDM yang berkualitas;
 Meningkatkan efektivitas perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
pembangunan, dengan cara memantapkan proses dan sistem perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian pembangunan yang didukung TIK;
 Meningkatkan pelayanan publik yang menggunakan IT yang prima pada semua
unit pelayanan dan SKPD;
 Meningkatkan Kemapuan keuangan daerah, dengancara meningkatkan dan
mengoptimalkan pengelolaaan sumber penerimaan daerah secara efektif
danefisien.

2) Pembangunan Infrastruktur
 Optimalisasi kinerja sistem drainase kota yang berfungsi dengan cara
menyediakan sistem drainase kota yang terpadu, efektif dan efisien
 Meningkatkan jaringan dan pelayanan transportasi kota yang terintegrasi
 Mewujudkan pembangunan dan pengembangan utilitas kota secara terpadu dan
merata dengan cara menyediakan pelayanan air bersih/airminum bagi
masyaraka
 Mewujudkan pengembangan sistem angkutan massal cepat perkotaan Kendari
secara terpadu dan terintegrasi antar moda yang disertai dengan kebijakan dan
strategi untuk meningkatkan minat masyarakat dalam penggunaan angkutan
umum
 Mewujudkan pembangunan dan pengembangan utilitas penerangan jalanumum
(PJU) kota secara terpadu dan merata dengan cara menyediakan prasarana,
sarana dan sistem jaringan utilitas penerangan jalan umum kota yang
berkualitas
 Mewujudkan peningkatan pelayanan dansistim jaringan utilitas kota seperti gas,
telekomunikasi dan listrik
 Mewujudkan keabsahan kepemilikan aset untuk dimanfaatkan pembangunan
saranadan prasarana kota, dengan cara mewujudkan pemanfaatan tanah dan atau
bangunan Pemerintah Kota untuk kepentingan umum
 Menyediakan rumah tempat tinggal yang layak huni dan dilengkapi dengan
sarana prasana yang memadai serta didukung dengan lingkungan yang sehat
secara berkelanjutan

3) Menata Wajah Kota Kendari


 Meningkatkan Kemapuan keuangan daerah, dengan cara meningkatkan dan
mengoptimalkan pengelolaaan sumber penerimaan daerah secara efektif
danefisien
 Meningkatkan kualitas lingkungan hidup Kota serta ketangguhan terhadap
perubahan iklim

II - 31
 Mewujudkan sistem penanggulangan bencana dikawasan perkotaan yang
terintegrasi, melalui upaya pengembangan manajemen resiko bancana, tanggap
darurat yang efektif, dan pembangunan kembali yang lebih baik pasca
bencanadengan dukungan dengan prasarana dansarana yang berkualitas

3. RTRW Kota Kendari


a. Tujuan Penataan Ruang
Dalam konteks pemanfaatan ruang, rencana pemanfaatan ruang sejalan dengan
perwujudan misi pembangunan Kota Kendari seperti telah diuraikan diatas. Misi
rencana pemanfaatan ruang Kota Kendari dapat diuraikan sebagai berikut:
 Perwujudan kota dalam taman diwujudkan melalui alokasi ruang terbuka yang
mencukupi serta dapat menjamin ruang kota dan keseimbangan lingkungan.
 Pengembangan ruang-ruang ekonomi yang dapat mewadahi kegiatan ekonomi
masyarakat Kota Kendari yan telah berkembang, maupun antisipasi terhadap
kegiatan-kegiatan ekonomi baru di Kota Kendari untuk masa datang diharapkan
dapat mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi kota
 Alokasi ruang untuk fungsi-fungsi pendukung pelayanan kota serta terjadinya
keseimbangan antara ruang budidaya dan fungsi lindung diharapkan akan
menciptakan kehidupan masyarakat yang agamis, maju dan demokratis.
 Mencapai optimasi dan sinergi pemanfaatan sumberdaya secara berkelanjutan bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Penataan ruang Kota Kendari bertujuan untuk Mewujudkan Penataan Ruang Kota yang
Aman, Nyaman, Produktif dan berkelanjutan untuk Mewujudkan Fungsi Kota sebagai
Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Kota Jasa dan Pariwisata yang Maju, Serasi dan
Berwawasan Lingkungan Berbasis Teknologi Informasi.

b. Kebijakan dan strategi Penataan Ruang


1) Kebijakan Penataan Ruang Kota Kendari
Kebijakan penataan ruang Kota Kendari pengembangan Kota Kendari adalah
dilakukan dalam upaya mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Kebijakan Penataan
Ruang Kota Kendari Terkait dengan Penataan Ruang adalah :
 Pengembangan pusat kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa
untuk mendukung perwujudan fungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN).
 Pengembangan bagian selatan kota sebagai pusat pertumbuhan baru untuk
pengembangan kegiatan industri, pusat pemerintahan provinsi, permukiman
dan pariwisata.
 Pengembangan kawasan pusat kegiatan ekonomi dibagian timur kota di
Kecamatan Abeli, Kecamatan Nambo dan Pulau Bungkutoko.
 Peningkatan fungsi Kota Lama sebagai kawasan perdagangan dan jasa serta
pariwisata.
 Pengembangan kawasan Teluk Kendari sebagai pusat bisnis terpadu,
pariwisata dan konservasi.
 Pengembangan kawasan pertanian serta pusat kegiatan agrowisata dan
kegiatan wisata alam.

II - 32
 Pengembangan teknologi dan informasi sebagai basis data dan informasi
perkotaan dalam mendukung perwujudan ruang kota.

2) Strategi Penataan Ruang Kota Kendari


Dalam rangka mewujudkan kebijakan penataan ruang, maka masing-masing
kebijakan dapat dirumuskan kedalam strategi untuk pencapaian masing-masing
kebijakan tersebut, yaitu:
a) Pengembangan pusat kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa
untuk mendukung perwujudan fungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN),
strategi kebijakannya terdiri atas:
 Mengembangkan sistem jaringan transportasi dalam kota yang
berwawasan lingkungan.
 Mengembangkan kawasan permukiman yang berwawasan lingkungan
sesuai dengan peruntukan ruang dalam RTRW.
 Melakukan pengendalian dan penataan pada pusat-pusat kegiatan
komersial pada jalur-jalur jalan utama.
 Mengendalikan dan melakukan penataan pada kawasan-kawasan
permukiman dengan kepadatan tinggi.
 Mengembangkan & melakukan penataan sistem drainase dalam kota.
 mengembangkan sistem penyediaan air minum yang sesuai dengan
kebutuhan kota minimal.

b) Pengembangan bagian selatan kota sebagai pusat pertumbuhan baru untuk


pengembangan kegiatan industri, pusat pemerintahan provinsi, permukiman
dan pariwisata, strategi kebijakannya terdiri atas:
 Menetapkan kawasan pemerintahan provinsi dan kawasan pendidikan
tinggi sebagai kawasan strategis.
 Mengembangkan kawasan permukiman berwawasan lingkungan
 Mengembangkan jaringan jalan baru yang terintegrasi dengan jaringan
jalan yang sudah ada dan berwawasan lingkungan
 Mengembangkan simpul transportasi darat untuk menunjang pergerakan
regional.
 mengembangkan sistem utilitas penunjang, berupa penyediaan air Minum
dengan memanfaatkan sumber air permukaan, sistem drainase, sistem
energi listrik, dan sistem prasarana lingkungan seperti jaringan saluran
pembuangan air limbah dan tempat pembuangan sampah sesuai dengan
kebutuhan.

c) Pengembangan kawasan pusat kegiatan ekonomi dibagian timur kota di


Kecamatan Abeli, Kecamatan Nambo dan Pulau Bungkutoko, strategi
kebijakannya terdiri atas:
 Menyiapkan lahan untuk pengembangan kawasan industri di Kecamatan
Abeli dan Kecamatan Nambo sesuai dengan daya dukung dan daya
tampung lingkungan.

II - 33
 Peningkatan jembatan penghubung Kecamatan Abeli-Kota Lama,
Kecamatan Abeli-Pulau Bungkutoko dan Kecamatan Nambo-Pulau
Bungkutoko
 Menyediakan kebutuhan utilitas pendukung serta prasarana lingkungan
yang memadai serta pengembangan kawasan industri dan kawasan
pelabuhan.
 Mengendalikan kegiatan permukiman di Pulau Bungkutoko.
 Pengembangan kawasan permukiman yang berwawasan lingkungan di
Kecamatan Abeli dan Kecamatan Nambo dengan didukung oleh
prasarana lingkungan yang memadai.
 Pengembangan jaringan jalan yang berwawasan lingkungan di Pulau
Bungkutoko Kecamatan Nambo dan Kecamatan Abeli
 Pengembangan jalan penghubung antara Kecamatan Nambo-Pulau
Bungkutoko

d) Peningkatan fungsi Kota Lama sebagai kawasan perdagangan dan jasa serta
pariwisata, strategi kebijakannya terdiri atas:
 Melakukan penataan kawasan permukiman di kawasan Kota Lama
 Pemindahan aktivitas pelabuhan peti kemas dan pelabuhan penumpang
ke Pulau Bungkutoko
 Mengembangkan kegiatan ekonomi baru di kawasan Kota Lama.
 Menyediakan fasilitas dan utilitas penunjang.

e) Pengembangan kawasan Teluk Kendari sebagai pusat bisnis terpadu,


pariwisata dan konservasi, strategi kebijakannya terdiri atas:
 Mengintegrasikan fungsi kawasan Teluk Kendari sebagai fungsi
konservasi, fungsi ekonomi, fungsi pariwisata dan fungsi perikanan.
 Meningkatkan kualitas fisik wilayah pantai dan perairan sepanjang
kawasan teluk.
 Melakukan Revitalisasi Teluk Kendari sebagai upaya mewujudkan
kembali fungsi ekologi yang pernah ada akibat degradasi lingkungan.
 Menyediaan dan pembangunan Kantong-kantong lumpur dimasing-
masing hulu sungai yang bermuara di Teluk Kendari.
 Pemanfaatan Material lumpur sedimen teluk Kendari sebagai material
timbunan bangunan melalui rekayasa teknologi.
 Mempertahankan fungsi lindung yang sudah ada.
 Mengembangkan kegiatan ekonomi jasa dan perdagangan.
 Mengembangkan objek wisata berbasis kelautan.
 Menyediakan fasilitas dan utilitas pendukung.
 Mengendalikan secara ketat kawasan permukiman dan kegiatan lainnya
yang tumbuh secara tidak terencana.

f) Pengembangan kawasan pertanian serta pusat kegiatan agrowisata dan


kegiatan wisata alam, strategi kebijakannya terdiri atas:

II - 34
 Mendorong tumbuhnya kegiatan pertanian yang dapat mendukung
kegiatan agrowisata di Kecamatan Mandonga dan Kecamatan Puuwatu.
 Penetapan Kawasan Pertanian Pangan berkelanjutan di kecamatan
Baruga, Kecamatan Mandonga dan Kecamatan Puuwatu.
 Mengembangkan objek wisata alam di Kecamatan Kambu.
 Mengendalikan pertumbuhan kawasan permukiman di Kecamatan
Mandonga, Kecamatan Puuwatu dan Kecamatan Kambu.
 Mengembangkan fasilitas sarana prasarana dan utilitas pendukung.

g) Pengembangan teknologi dan informasi sebagai basis data dan informasi


perkotaan dalam mendukung perwujudan ruang kota, , strategi kebijakannya
terdiri atas:
 Mengembangkan teknologi informasi yang dapat meningkatkan kinerja
dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat,
tepat dan akurat.
 Penyediaan infrastruktur jaringan teknologi informasi dan penyediaan
aplikasi pendukungnya, untuk mengintegrasikan sistem informasi dan
database berbasis teknologi informasi.
 Penyediaan sarana aplikasi berbasis web maupun berbasis internet untuk
pelayanan publik.
 Membangun layanan jaringan komputer antar perangkat daerah sampai di
level kecamatan yang diintegrasikan dalam server terpusat dalam skema
data center.
 Mengembangkan optimalisasi pelayanan publik dan administrasi
pemerintahan berbasis teknologi informasi.
 Mengembangkan media pengawasan kota serta pemantauan kondisi
terkini berbasis sensor dalam melakukan monitoring terhadap kondisi
dilapangan secara real time melalui integrated control city system.
 Penyediaan call center terpadu bagi masyarakat sebagai informasi.
 Pembangunan titik-titik Wifi untuk area publik.
 Penyediaan sumberdaya manusia dibidang teknologi dan informasi.
 Penyiapan regulasi tentang penyelenggaraan sistem pemerintahan
berbasis elektronik di lingkungan pemerintahan Kota Kendari.

c. Rencana Struktur Ruang


Rencana struktur ruang Kota Kendari menguraikan tentang Rencana Pusat-Pusat
Kegiatan (sistem perkotaan) dan rencana pengembangan infrastruktur wilayah. Secara
rinci diuraikan sebagai berikut:

1) Rencana Pusat-Pusat Kegiatan


Rencana pusat-pusat kegiatan yang terdapat di Kota Kendari meliputi :

a) Rencana pengembangan Pusat Pelayanan Kota (PPK) sebagai pusat Kota


Kendari terdapat di Kecamatan Mandonga dan Kecamatan Kambu yang
mempunyai fungsi pelayanan sebagai kawasan pemerintahan.

II - 35
b) Rencana Sub Pusat Pelayanan Kota (Sub PPK)
- Kawasan CBD
Lokasi pengembangan merupakan kawasan Teluk Kendari Kecamatan
Kendari Barat dan Kecamatan Kambu.
- Kawasan Pusat Pendidikan dan Pemerintahan Provinsi
Lokasi kawasan pusat pendidikan tinggi dan kawasan pemerintahan
provinsi terdapat di Kecamatan Poasia dan Kecamatan Kambu.
- Kawasan Pelabuhan Pulau Bungkutoko dan Kawasan Industri
Pusat kegiatan pelabuhan dan kawasan industri terdapat di Kecamatan
Abeli dan Kecamatan Nambo.
- Kawasan Terminal.
Lokasi terminal ini terdapat di Kecamatan Baruga.

c) Rencana Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Kota Kendari


Kegiatan berada di kawasan pemerintahan tingkat kelurahan yang berada di 65
(enam puluh lima) kelurahan dan pusat permukiman.

2) Rencana Sistem Transportasi


a) Sistem Jaringan Transportasi Darat
- Sistem Jaringan Jalan
Rencana Jaringan Jalan Kota Kendari adalah sebagai berikut :
 Arteri Primer
Jl. Piere Tendean -Jl. Christina M. Tiahahu - Jl. DI. Panjaitan - Jl.
Ahmad Yani - Jl. Abd. Silondae, Jl. R. Suprapto - Jl. Patimura - Jl. M.
Yamin - Jl. Dr. Sam Ratulangi - Jl. S. Parman - Jl. Sutoyo - Jl. Sultan
Hasanuddin - Jl. Dr. M. Hatta - Jl. Ir. Soekarno, Jl. Diponegoro, Jl.
Tambo Losoano Oleo - Jl. Tambo Tepuliano Oleo, dan Rencana Jalan
Lingkar (Ring Road) Selatan (menghubungkan Jl. Tambo Losoano
Oleo - Jl. Tambo Tepuliano Oleo – Jl. Lingkar (utara) – Tabanggele
 Arteri Sekunder
JI MT Haryono, JI. Budi Utomo-JI Khairil Anwar. JI Orinunggu, JI. P
Antasari-JI Panglima Polim-JI Dewi Sartika-JI. Cut Nyak Din
 Kolektor Primer
Jl. Martandu, Jl. Boulevard (Bumipraja), Jl. Wedahu, Jl. Smudra, Jl.
Pelabuhan Bungkutoko, JI Tambo Tepuliano Oleo, JI Kol Sugiono, JI.
Bypas, JI. AH. Nasution, JI. Bunggasi, JI.Banawulan Sinapoy,
 Kolektor Sekunder
Jl. Boulevard - Jl. Haluoleo, Jl. Malaka -, Jl. K.H. Ahmad Dahlan - Jl.
Laode Hibali, rencana jalan lingkar dalam barat, rencana jalan ruas
boulevard -perumahan PNS Teporombua, danrencana jalan ruas jalan
Tambo Tepuliano Oleo - Jl. Khairil Anwar.

Rencana pengembangan fasilitas transportasi di Kota Kendari Kendari.


 Pengembangan dan pemanfaatan Terminal Tipe A di Kecamatan
Baruga sebagai terminal regional;

II - 36
 Optimalisasi Terminal Puuwatu sebagai terminal penghubung untuk
bagian utara dan timur Kota Kendari yaitu Kabupaten Konawe Utara
dan Kabupaten Konawe;
 Rencana pengembangan sub terminal yang meliputi Pulau
Bungkutoko, Kawasan Industri Kecamatan Nambo, Kecamatan
Kadia, Kecamatan Kendari, Kecamatan Mandonga, Kecamatan
Puuwatu dan Kecamatan Kambu.
 Angkutan pergerakan eksternal, menggunakan bus kecil maupun bus
sedang, sedangkan untuk transportasi umum di dalam kota
direncanakan berupa angkutan kota atau angkutan perdesaan serta
angkutan massal berupa bis (Trans Lulo)

- Jaringan Jalur Kereta Api


Rencana sistem jaringan transportasi perkeretaapian di Kota Kendari
merupakan jaringan jalur kereta api Lintas Barat Pulau Sulawesi Bagian
Selatan yang menghubungkan Palu-Poso-Malili-Kolaka-Unaaha-Kendari
dan Malili-Masamba-Palopo-Belopa-Pare-pare dengan stasiun kereta api
terletak di Kecamatan Puuwatu, Kecamatan Baruga dan berakhir di
Kecamatan Nambo (Pulau Bungkutoko).

- Jaringan Transportasi Sungai, Danau dan Penyebrangan


Rencana pengembangan jaringan transportasi sungai yaitu dengan
memanfaatkan Sungai Wanggu sebagai jaringannya.

b) Sistem Jaringan Transportasi Laut


Pengembangan Pelabuhan Bungkutoko merupakan wujud pelaksanaan jalur
tol laut Indonesia Bagian Timur yang menghubungkan antara PKN Makassar
– Kendari – Manado-Bitung yang nantinya tidak hanya menjadi alur eksport
antar pulau saja, namun sampai eksport menuju negara-negara Asia Timur dan
negara lainnya.

Adapun rencana pengembangan sistem jaringan transportasi laut diantaranya:


 Pengembangan Pelabuhan terpadu barang dan penumpang skala regional di
pulau Bungkutoko;
 Pengembangan rute dan jumlah armada (kapal kelas kecil dan sedang)
angkutan laut lokal yang melayani pergerakan dari Kota Kendari dengan
kota-kota yang berada sekitar kendari, serta pulau-pulau sekitar Kota
Kendari;
 Pengembangan Pelabuhan Penumpang dan Barang P. Bungkutoko;
 Peningkatan fasilitas antar moda transportasi laut.

c) Sistem Jaringan Transportasi Udara


Kota Kendari mempunyai sistem jaringan transportasi yang saling terintegrasi
baik darat, laut maupun udara. Walaupun Bandar Udara Haluoleo yang
berlokasi di Kabupaten Konawe Selatan, namun keberadaannya sangat
mempengaruhi terhadap Kota Kendari khususnya pada ruang udara untuk

II - 37
penerbangan. Kota Kendari termasuk kepada Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan (KKOP) yang meliputi Kecamatan Abeli dan Kecamatan
Nambo.

3) Rencana Sistem Jaringan Kelistrikan


Rencana sistem jaringan energi/kelistrikan di Kota Kendari, meliputi:
a) Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) terletak di Kecamatan Wua-Wua dan
Kecamatan Abeli;
b) Jaringan Prasarana Energi, meliputi:
 Jaringan transmisi tenaga listrik, meliputi SUTT (Saluran Udara Tegangan
Tinggi) dari PLTD di Kecamatan Abeli mengikuti jalan lingkar selatan Kota
Kendari;
 Jalur transmisi tegangan menengah mengikuti jalur jalan;
 Jalur transmisi tegangan rendah pada kawasan perumahan dan daerah
pelayanan lainnya;
 Rencana alternatif sumber daya lain berupa batubara dan tenaga surya di
Kecamatan Abeli dan pemanfaatan energi gelombang di wilayah pesisir;
 Pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik, meliputi SUTT dari PLTD
di daerah Toli-Toli dan gardu induk terletak di Kelurahan Tobuuha;
 Rencana pengembangan PLTU Kendari -Nii Tanasa kapasitas 2 x 10 MW
PLTU Kendari baru-1 kapasitas 2 x 25 MW, dan PLTU Kendari Baru-2
kapasitas 2 x 25 MW;
 Rencana pembangunan jaringan transmisi listrik dari Kendari ke Raha
tegangan 150 kv dari PLTU KENDARI (FTP2) ke Kendari tegangan 150
Kv, dan dari Unaaha ke Kendari tegangan 150 Kv;
 Rencana jaringan transmisi dari Unaaha-GI Kendari 150 kv;
 Rencana jaringan transmisi GITET Andwira-GITET Kendari;
 Rencana jaringan transmisi PLTA Lasolo-Kendari 150 kv;
 Rencana jaringan transmisi MPP Kendari-GI Kendari 70 kv;
 Rencana pengembangan G.I tegangan 70/20 Kv daya 30 mw dan gardu
induk tegangan 150/20 kv daya 60 MW; dan
 Rencana pembangunan gardu induk baru meliputi gardu induk tegangan
150/20 KV daya 30 mw dan gardu induk tegangan 150/70 Kv daya 2 x 31,5
MW.

4) Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi


Rencana sistem jaringan telekomunikasi ada Sebanyak 139 BTS yang ditempatkan,
maka rencana kedepan dalam hal peningkatan kualitas pelayanannya akan
melakukan berbagai hal diantaranya:
a) Pengembangan sarana dan fasilitas jaringan telekomunikasi yang lebih
memadai dalam jangkauan yang lebih luas baik melalui sambungan telepon
pribadi, maupun umum;
b) Pembangunan jaringan telepon, TV kabel dan jaringan telekomunikasi lainnya
harus mempertimbangankan rencana pelebaran jalan, kemanan dan keindahan;
c) Pembangunan "Base Tranceiver Station" (BTS) harus memperhatikan
keamanan, dan keindahan serta dilaksanakan dengan menggunakan teknologi

II - 38
"Base Tranceiver Station" (BTS) Terpadu yang berlokasi pada pusat-pusat
kecamatan;
d) Rencana pengembangan teknologi komunikasi melalui peningkatan luas
daerah jangkauan dan kualitas pelayanan serta menggunakan teknologi terkini;
e) Pengembangan dan penempatan kamera pengawas atau cctv untuk setiap BTS
yang terpasang diseluruh wilayah;
f) Memaksimalkan kualitas jaringan yang sudah ada sebagai wadah mewujudkan
sistem jaringan telekomunikasi;
g) Pengembangan basis teknologi informasi dalam rangka:
- Optimalisasi pelayanan publik dan adminisrasi pemerintahan berbasisi
Teknologi dan Informasi;
- Media pengawasan kota serta pemantauan kondisi terkini berbasisi sensor
dalam melakukan monitoring terhadap kondisi dilapangan secara real time
melalui “Integrated Control City System”;
- Penyediaan call center terpadu bagi masyarakat sebagai sumber informasi;
- Pembangunan titik wifi untuk area publik.

5) Rencana Sistem Jaringan Sumberdaya Air


a) Penyediaan Air Baku di Kota Kendari.
- Sumber air dari Sungai Pohara yang terletak di Kabupaten Konawe.
- sumber air dari Sungai Wanggu atau Sungai Nanga-nanga. Luas DAS
adalah 97,021 km². Hulu Sungai Wanggu terletak di wilayah Pegunungan
Konawe Selatan dan bermuara langsung ke Teluk Kendari.

b) Penyediaan Air Baku untuk Pertanian.


Untuk memenuhi kebutuhan air baku untuk pertanian, rencana pengembangan
sistem jaringannya yaitu memanfaatkan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang
melintasi lokasi pertanian Seperti
- Daerah Aliran (DAS) Wanggu Kecamatan Mandonga di wilayah sungai
(WS) Poleang-Roraya
- Daerah Aliran (DAS) Abeli Kecamatan Abeli di wilayah sungai (WS)
Poleang-Roraya
- Daerah Aliran (DAS) Korumba Kecamatan Mandonga di wilayah sungai
(WS) Poleang-Roraya
- Daerah Aliran (DAS) Kambu Kecamatan Baruga di wilayah sungai (WS)
Poleang-Roraya dengan irigasi 56 Ha
- Daerah Aliran (DAS) Korumba Kecamatan Puuwatu di wilayah sungai
(WS) Poleang-Roraya

c) Rencana Sistem Pengendalian Banjir.


Rencana sistem pengendalian banjir di Kota Kendari direncanakan dengan
beberapa hal, diantaranya meliputi:
- Pengembangan dan pembuatan kawasan resapan air (catchment area) yang
berlokasi di Kelurahan Bonggoeya Kecamatan Wuawua dan Kecamatan
Baruga;

II - 39
- Pembuatan sodetan di Daerah Aliran Sungai Wanggu sebagai kanal saluran
yang juga berfungsi sebagai sumber air Kawasan Industri di Kecamatan
Abeli dan dan Kecamatan Nambo ;
- Pengembangan dan pembuatan sistem biopori pada kawasan permukiman,
Ruang Terbuka Hijau (RTH);
- Rehabilitasi dan pemeliharaan bantaran dan tanggul sungai yang
mengalami penyempitan;
- Identifikasi titik-titik sungai yang terputus dan pembuatan jalur
menghubungkan sungai yang terputus guna mengembalikan fungsi sungai;
- Pembangunan sarana pengamanan pantai (penghijauan) dan pemecah
ombak pada wilayah pesisir;
- Menjalin kerjasama antar daerah dalam jangka panjang dengan Kab.
Konawe Selatan dalam rangka pemeliharaan dan pengendalian Daerah
Aliran Sungai Wanggu.

6) Rencana Infrastruktur
a) Rencana Sistem Penyediaan Air Minum
Rencana pengembangan sistem penyediaan air minum di Kota Kendari, yaitu:
- Pengembangan Sumber Air Baku.
 Pemanfaatan dan optimalisasi Sungai Sampara/Pohara sebagai sumber
air baku permukaan;
 Pemanfaatan dan optimalisasi Sungai Wanggu sebagai sumber air baku
alternatif dan sumber air baku untuk kawasan industri di Kecamatan
Abeli dan Kecamatan Nambo;
 Pemanfaatan sumber air tanah dalam sebagai sumber air baku
Peningkatan penyediaan air baku untuk air minum secara berkelanjutan
- Pengembangan jaringan perpipaan (PDAM) dan non perpipaan.
 Pengembangan jaringan pipa primer(pipa pembawa) untuk melayani
Kota Lama, Kec.Abeli, Kecamatan Nambo dan P. Bungkutoko serta
wilayah pesisir;
 Pengembangan jaringan pipa distribusi pada masing-masing kawasan
yang secara bertahap sesuai dengan rencana pengembangan kawasan;
 Pemerataan cakupan pelayanan dengan target pencapaian 100% yang
terdiri dari pelayanan oleh PDAM, Non PDAM;
 Pemenuhan kebutuhan air minum penduduk melalui peningkatan
pelayanan
- Pengembangan inovasi teknologi sistem penyediaan air minum; dan
- Peningkatan kelembagaan air minum Kota Kendari.

b) Rencana Sistem Pengelolaan Air Limbah


Rencana sistem sanitasi yang akan diterapkan di Kota Kendari adalah:
- IPAL Kawasan; yaitu:
 IPAL di Kelurahan Baruga Kecamatan Baruga, untuk melayani limbah
Kecamatan Kadia, Kecamatan Wua-wua dan sebagian Kecamatan
Kambu. Luas area bangunan IPAL kw I adalah 49,5 Ha dengan
kapasitas pengolahan 5. 022 m3/ hari.

II - 40
 IPAL Kelurahan Benuanirae, untuk melayani limbah di Kecamatan
Poasia, Kecamatan Abeli, Kecamatan Nambo dan sebagian Kecamatan
Kambu serta sebagian kecil Kecamatan Mandonga,
- IPAL Komunal, IPAL komunal akan dibangun di Kecamatan Kendari,
Kecamatan Kendari Barat, Kecamatan Mandonga, Kecamatan Puwatu dan
Kecamatan Baruga, serta di kawasan pariwisata di Kecamatan Poasia dan
di Pulau Bungkutoko.

c) Rencana Sistem Jaringan Persampahan


Rencana pengelolaan persampahan di Kota Kendari yang akan
dikembangkan adalah:
- Rencana Peningkatan komposter dan pengelolaan biogas pada sumber-
sumber utama seperti d TPA Puuwatu;
- Penambahan kapasitas untuk sarana pewadahan perorangan
direkomendasikan untuk setiap domestik (perumahan, fasilitas-
fasilitas, pariwisata, perdagangan dan jasa, dsb) dan non domestik
- Penerapan Teknologi IPST (Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu)
- Penerapan Metode Pengelolaan Sampah Menggunakan Metode 4 R
(reduce, Reuse, Replace dan Recyle dan Peningkatan Menjadi 10 R
(Reduce, Reuse, Recyle, Replant, Respect, Repair, Rethink, Refuse,
Replace, Refill).

d) Rencana Sistem Jaringan Evakuasi Bencana


Penetapkan jalur evakuasi yang telah ditetapkan di Kota Kendari dapat diakses
dengan mudah dalam melakukan evakuasi terhadap bencana yang terjadi.
Lebih lanjut disebutkan dalam pencapaian kelokasi bencana dapat melalui
jalan utama (Jalan Arteri yaitu JI. Piere Tendean-JI. Y.Wayong-JI. DI
Panjaitan-JI. Ahmad Yani- JI Abd Silondae JI. Suprapto-JI. Patimura-JI M.
Yamin JI. Samratulangi-JI S. Parman-JI.Sutoyo-JI Hasanudin-JI M. Hatta-JI
Soekarno-JI. RA. Kartini Jalan Ring Road Kota) sedangkan jalan Arteri
sekunder yang dapat dimanfaatkan sebagai jalur evakuasi bencana adalah JI
MT Haryono, JIBudi Utomo-JI Khairil Anwar. JI Grinunggu, JI. P Antasari-JI
Panglima Polim-JI Dewi Sartika-JI. Cut Nyak Din dan termasuk Jalan
Kolektor Primer yaitu Jl. Tambo tepiliano oleo, Jl. Kolonel Sugiono, Jl.
Bypass, Jl. AH. Nasution, Jl. Bunggasi dan Jalan Banawula sinapoy. dan yang
menghubungkan lokasi rawan bencana dengan lokasi evakuasi bencana.

e) Rencana Sistem Drainase


Rencana penanganan sistem drainase di Kota Kendari yaitu:
- Menerapkan konsep hybridized infrastruktur
- Optimalisasi saluran drainase pada kawasan prioritas yang menjadi
kawasan potensi genangan dan banjir, yaitu:
 Kawasan Prioritas I : yaitu Kelurahan Lepo-lepo, Wundudopi,
Bonggoeya, Lalolara, Bende, Korumba dan Mandonga;
 Kawasan Prioritas II : yaitu Kelurahan Petoaha, Tipulu, Watu-watu,
Baruga, Mataiwoi, Kambu, Anduonohu, Anggoea, matabubu,
Rahandouna, Abeli, Bungkutoko, Nambo, Petoaha, Puday, Sambuli,

II - 41
Talia, Anaiwoi, Kadia, Pondambea, Wowanggu, Ponngolaka, Benu-
benua, Dapudapura, Lahundape, Punggaloba, Sanua, Sodohoa, Tipulu,
Kampung Sallo, Kendari Caddi.
 Kawasan Prioritas III : yaitu Kelurahan Lapulu.
- Pengembangan sistem drainase konvensional (melalui analisa hidrolika);
- Perencanaan khusus penanganan Kawasan Wanggu, melalui:
 Pengaturan dan normalisasi alur sungai untuk menormalkan kapasitas
penampang sungai;
 Pembuatan Sabo Dam untuk menangkap sedimentasi di bagian hulu dan
tengah sungai;
 Pembuatan sistem penanggulangan banjir dengan sistem room for the
river;
 Mengurangi volume aliran permukaan dengan metode drainase
berkelanjutan dan perencanaan sistem dan saluran drainase yang
memperhitungkan kala ulang dan debit rencana yang tepat;
 Pembebasan lahan untuk keperluan jalan/aliran banjir (floodway
clearance);
 Menjalin kerjasama dan koordinasi antara Pemerintah Daerah Kota
Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan serta Pemerintah Propinsi
dalam penataan ruang yang responsive terhadap resiko banjir,
penghijauan, reboisasi dan pencegahan penggundulan hutan;
 Membangun sistem informasi, edukasi dan peningkatan kepedulian
masyarakat akan bahaya banjir; dan
 Membangun sistem mitigasi yang meliputi sistem proyeksi dan prediksi
banjir, peringatan dini, evakuasi dan pertologan serta pemulihan
(recovery).
- Penyiapan kelembagaan, sumber daya manusia dan partisipasi masyarakat.
- Memanfaatkan Teluk Kendari sebagai tujuan utama aliran drainase. Pada
kawasan-kawasan yang tidak dilalaui aliran sungai besar, sistem drainase
terkoneksi lansung antara sistem drainase sekunder ke Kawasan Teluk,
atau dari sistem tersier langsung ke teluk Kendari.
- Melakukan upaya pengendalian banjir dengan melakukan pengendalian air
permukaan dalam sungai maupun dalam badan air yang lainnya agar tidak
meluap serta melimpas atau menggenangi daerah perkotaan.
- Upaya pengendalian banjir menggunakan tanggul di kedua sisi sungai
wanggu dan sungai-sungai lainnya yang bermuara di Teluk Kendari.
- Meningkatkan dalam hal kapasitas saluran, kualitas konstruksi saluran dan
perlindungan dari penyempitan sebagai akibat pengembangan bangunan
yang mengganggu sistem saluran.

f) Rencana Sistem Jaringan Pejalan Kaki


Rencana sistem prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan kaki di Kota
Kendari, meliputi:
- Penyediaan fasilitas sarana dan prasarana pejalan kaki direncanakan dalam
bentuk jalur pejalan kaki yang disiapkan di sisi jalan yaitu jalan-jalan
utama di pusat kota, Jalan Kolektor Sekunder;
- Jalur pejalan kaki untuk kepentingan tertentu seperti jalur untuk olahraga
jogging disediakan di kawasan pariwisata, olah raga, Pusat Kegiatan
Bisnis, kawasan Teluk Kendari dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di

II - 42
Kecamatan Kambu, Kecamatan Mandonga, Kecamatan Poasia, Kecamatan
Kadia dan Kecamatan Kendari Barat.
- Konektifitas antar jaringan pejalan kaki mulai mulai dari jalan arteri
primer, arteri sekunder, kolektor primer dan kolektor sekunder.

g) Rencana Sistem Jaringan Lainnya


Rencana pengembangan pada prasarana lainnya yaitu penyediaan dan
pemanfaatan sarana dan prasarana untuk jalur sepeda yang direncanakan
khusus pada sisi jalan yang mengelilingi Teluk Kendari sampai kawasan
pemerintahan provinsi, pusat kota, Jl. Made Sabara (Bay Pass), Ruang
Terbuka Hijau (RTH), kawasan wisata dan olah raga.

d. Rencana Pola Ruang


Pada dasarnya rencana pola ruang mengatur tentang rencana pengelolaan kawasan
lindung dan rencana pengembangan kawasan budidaya. Pemanfaatan ruang pada
rencana pola ruang yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam bentuk implementasi
program, sedangkan yang dilaksanakan oleh masyarakat dan swasta lebih bersifat
pengisian ruang. Rencana pola ruang di Kota Kendari diuraikan sebagai berikut :

1) Kawasan Lindung
a) Kawasan Hutan Lindung
Kawasan Hutan Linduk Kota Kendari meliputi kawasan hutan Lindung
Nanga-Nanga yang terletak di Kecamatan Abeli, Kecamatan Poasia,
Kecamatan Kambu dengan luas 875 Ha.

b) Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahnya


Kawasan Perlindungan terhadap kawasan bawahnya meliputi kawasan yang
termasuk dalam kriteria sebagai kawasan resapan air yang terletak di
Kecamatan Kendari Barat, Kecamatan Puuwatu dan Kecamatan Poasia.

c) Perlindungan Setempat
Kawasan Kawasan perlindungan setempat meliputi:
 Kawasan sempadan Sungai Wanggu dengan lebar sempadan minimal 50
meter sisi kiri dan kanan;
 Kawasan sempadan Sungai Mata, Sungai Abeli, Sungai Wua-Wua dan
sungai Labibia dengan lebar sempadan 15 meter sisi kiri dan kanan sungai;
 Kawasan sempadan Sungai Kadia dengan lebar garis sempadan 5 meter
sisi kiri dan kanan sungai;
 Kawasan sempadan Sungai Kassilampe, Sungai Sodohoa, Sungai
Benubenua, Sungai Tipulu, Sungai Transito, Sungai Lapulu, Sungai
Punggolaka dan Sungai Puuwatu dengan lebar garis sempadan 8 meter sisi
kiri dan kanan sungai;
 Kawasan sempadan Sungai Mandonga, Sungai Tipulu, Sungai Kelinci dan
Sungai Dapudapura dengan lebar sempadan 5 meter sisi kiri dan kanan
sungai;
 Kawasan sempadan pantai dengan lebar sempadan 100 meter sepanjang
pantai sesuai dengan bentuk dan kondisi fisik pantai.

II - 43
d) Kawasan Konservasi
Kawasan Konservasi meliputi:
 Tahura Nipa Nipa di Kecamatan Kendari, Kecamatan Kendari Barat dan
Kecamatan Mandonga dengan luas kurang lebih 2.302,6 Ha
 Taman wisata alam di Kecamatan Kambu dan Kecamatan Wua-Wua,
kebun raya di Kecamatan Poasia, dan kawasan agrowisata di Kecamatan
Puuwatu dan Kecamatan Mandonga dengan luas kurang lebih 2.579 Ha.

e) Kawasan Rawan Bencana Alam


Kawasan Rawan bencana alam meliputi:
 Kawasan rawan bencana banjir, meliputi, kecamatan Kambu, Baruga,
Poasia, Wua-wua, Kadia, Mandonga, Puuwatu, Kecamatan Kendari dan
Kecamatan Kendari Barat.
 Kawasan rawan bencana longsor, meliputi Kecamatan Kambu, Puuwatu,
Kendari Barat, Kendari dan Mandonga.
 Kawasan rawan bencana tsunami, meliputi pantai timur kota kendari
dengan Pantai Timur Pulau Bungkutoko.

f) Kawasan Ekosistem Mangroove


Kawasan ekosistem mangroove Kota Kendari meliputi Kawasan Pantai
berhutan bakau (Mangrove) yang tetap dipertahankan adala kawasan
Mangrove Teluk Kendari dan Kawasan tracking mangrove Pulau Bunkutoko.

g) Ruang Terbuka Hijau


Rencana penyediaan ruang terbuka hijau dikota kendari meliputi:
 Penyediaan ruang terbuka hijau di sepanjang koridor dengan jenis vegetasi
yang selain dapat memberikan kesan estetika juga berfungsi untuk
mengurangi efek polusi udara dan kebisingan yang dihasilkan dari lalu
lintas yang ada.
 Penyedian Taman kota dimasing-masing Kecamatan dan Kelurahan.
Dengan tetap memperhatikan jumlah dan proporsi pengguaan ruang.
 Perencanaan Taman Segi tiga Tapak Kuda sebagai prioritas pembangunan
Taman Kota yang menjadi peneduh dan sebagai ruang interaksi sosial
masyarakat
 Perencanaan dan pengembangan pemanfaatan ruang terbuka hijau berupa
spot-spot RTH yang memanfaatkan fungsi ruang/lahan yang terbatas.
 mengembangkan kawasan RTH Publik dengan luas total keseluruhan 7.310
Ha atau 28% dari luas kota, dengan mempertahankan RTH eksisting di
Kecamatan Kadia, Kecamatan Kendari Barat, Kecamatan Poasia dan
Kecamatan Kambu, taman kota Mandonga, taman kecamatan, taman
RT/RW dan TPU di Kecamatan Abeli, Kecamatan Baruga, Kecamatan
Puuwatu, dan Kecamatan Kendari Barat dengan luas RTH eksisting kurang
lebih 1.988,98 Ha atau 6,73% dari luas kota;

II - 44
 mengembangkan RTH, berupa hutan kota, yang terletak di Kecamatan
Kendari Barat, Kecamatan Puuwatu, Kecamatan Poasia, Kecamatan Wua-
wua dan Kecamatan Kadia dengan luas kurang lebih 129,18 Ha; dan
 Jalur hijau di sepanjang sempadan sungai, kawasan resapan air, sempadan
pantai, kawasan penyangga dengan luas kurang lebih 2.963 Ha.
 Pengembangan kebun raya sebagai sarana wisata dan pendidikan yang
terdiri dari perpustakaan dan herbarium yang memiliki koleksi tumbuh-
tumbuhan yang telah dikeringkan untuk keperluan pendidikan dan
dokumentasi. Inpres NO :3 Tahun 2009 tentang Penetapan Kota Kendari
sebagai Lokasi Kebun Raya ± 118 HA di Hutan Nanga-nanga Papalia yang
terletak di Kecamatan Baruga dan Kambu.

2) Kawasan Budidaya
Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan yang digunakan atau diambil manfaatnya untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Secara rinci Kawasan Budidaya Kota kendari dapat
di uaraikan sebagai berikut:
a) Kawasan Permukiman
Kawasan Permukiman yang diarahkan di Kota Kendari teridir beberapa
kawasan yaitu:
 Kawasan Perumahan
 Kawasan Perdagangan dan Jasa
 Kawasan Perkantoran.
 Kawasan Peribadatan
 Kawasan Pendidikan.
 Kawasan Kesehatan.
 Kawasan Olah Raga.
 Kawasan Transportasi
 Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH).
 Tempat Evakuasi Bencana
 Kawasan Sektor Informal

b) Kawasan Peruntukan Industri


Kawasan industri yang diarahkan di Kota Kendari teridir beberapa kawasan
yaitu:
 Kawasan industri terbatas dialokasikan seluas 80,461 Ha
 Kawasan Industri Pergudangan Puuwatu bukan merupakan kawasan
industri skala besar dengan luas kawasan 270,234 Ha.
 Kawasan Industri terbatas Kendari Caddi merupakan kawasan industri
terbatas dengan luas 23,853 Ha
 Kawasan industri terpadu marupakan Pengembangan kawasan industri
skala besar dialokasikan seluas 2.000 Ha.

c) Kawasan Pariwisata

II - 45
Rencana pengembangan Pariwisata Kota kendari antara lain dilakukan :
 Pengembangan destinasi wisata.
 Program pemasaran dan promosi.
 Rencana pengembangan aksesibilitas.
 Pengembangan sarana dan prasarana pendukung pariwisata.
 Pengembangan industri pariwisata.

d) Kawasan Pertanian
Kawasan Pertanian Kota Kendari antara lain yaitu:
 Kawasan tanaman pangan
Pengembangan luas kawasan pertanian tanaman pangan di Kota Kendari
mencapai luas kurang lebih 410 ha yang terletak di Kec. Puuwatu,
Mandonga, Baruga dan Abeli.
 Kawasan Holtikultura
pengembangan kawasan hortikultura Kota Kendari mencapai luas kurang
lebih 412 hektar terletak di Kec. Puuwatu, Mandonga, Baruga, Kambu dan
Poasia.
 Kawasan Perkebunan
pengembangan kawasan perkebunan di Kota Kendari terdapat di
Kecamatan Abeli, Kecamatan Poasia, Kecamatan Kambu, Kecamatan
Baruga, Kecamatan Mandonga dan Kecamatan Puuwatu.
 Kawasan Peternakan
Pengembangan untuk kawasan peternakan terletak di Kec. Puuwatu,
Baruga dan Abeli.
 Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B)
Kota Kendari menyiapkan kawasan LP2B dengan luas kurang lebih 376
hektar yang terletak di Kecamatan Baruga, Kecamatan Mandonga dan
Kecamatan Puwatu.

e) Kawasan Perikanan
Aktifitas perikanan di Kota Kendari terdiri dari :
 Kawasan perikanan budidaya di kembangkan wilayah pesisir Kecamatan
Kendari dan Abeli.
 Kawasan perikanan tangkap memanfaatkan perairan lepas sebagai daerah
tangkapan dengan hasil dimanfaatkan untuk kegiatan ekspor melalui PPI
Kendari yang berlokasi di Kecamatan Abeli.

f) Kawasan Pertahanan Keamanan


Kawasan yang berfungsi utama merupakan kegiatan militer atau
kegiatan¬kegiatan yang terkait dengan kegiatan militer yaitu :
 Pangkalan Angkatan Laut di Kecamatan Kendari,
 Kantor Korem di Kecamatan Mandonga
 Kantor Kodim di Kecamatan Kendari Barat
 Kantor Koramil disetiap Kecamatan
 Rencana Pembangunan Kantor Korem di Kec. Poasia
 Kantor Polres di Kecamatan Wua - Wua

II - 46
 Kantor Polsek di Setiap Kecamatan
 Markas Brimob di Kecamatan Baruga.

II - 47

You might also like