Professional Documents
Culture Documents
Peraturan Uu Farmasi 2023
Peraturan Uu Farmasi 2023
l
tm
r.h
ke
ote
-ap
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
esi
NOMOR HK.01.07/MENKES/13/2023
rof
TENTANG
r-p
STANDAR PROFESI APOTEKER
da
tan
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
g-s
tan
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
en
k-t
3. Undan
Undang-
g-Un
Undan
dang
g Nomo
Nomorr 36
36 Tahu
Tahun
n 2014
2014 tent
tentang
ang Tenag
Tenaga
a
ww
4. Pera
Peratu
tura
ran
n Peme
Pemeri
rint
ntah
ah Nom
Nomor
or 72 tahun
tahun 1998
1998 tent
tentang
ang
htt
dih.kemkes.go.id
-2-
l
Indonesia Nomor 3781);
tm
5. Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2009 tentang
r.h
Pekerjaan Kefarmasian (Lembaran Negara Republik
ke
Indonesia Tahun 2009 Nomor 124, Tambahan Lembaran
ote
Negara Republik Indonesia Nomor 5044);
-ap
6. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara
esi
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 173, Tambahan
rof
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6391);
r-p
7. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun
Tahun 2012 tentang
da
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (Lembaran
tan
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 24);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
889/Menkes/Per/V/2011
g-s tentang Registrasi, Izin
tan
Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian (Berita
en
Nomor 156);
uly
MEMUTUSKAN:
am
PROFESI APOTEKER.
.ai
ww
dih.kemkes.go.id
-3-
l
dari Keputusan Menteri ini.
tm
KETIGA : Kode etik profesi sebagaimana dimaksud dalam Diktum
r.h
KESATU huruf b ditetapkan oleh organisasi profesi.
ke
KEEMPAT : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
ote
-ap
Ditetapkan di Jakarta
esi
pada tanggal 6 Januari 2023
rof
r-p
MENTERI KESEHATAN
da
REPUBLIK INDONESIA,
tan
ttd.
g-s
tan
BUDI G. SADIKIN
en
k-t
/km
/03
23
/20
om
a.c
an
uly
amn
.ai
ww
//w
ps:
htt
dih.kemkes.go.id
-4-
LAMPIRAN
l
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
tm
REPUBLIK INDONESIA
r.h
NOMOR HK.01.07/MENKES/13/2023
ke
TENTANG
ote
STANDAR PROFESI APOTEKER
-ap
esi
STANDAR PROFESI APOTEKER
rof
r-p
BAB I
da
PENDAHULUAN
tan
A. Latar Belakang
g-s
Salah satu tantangan pembangunan kesehatan dalam mewujudkan
tan
diatasi. Saat ini kita masih menghadapi beberapa isu serius diantaranya
penyakit infeksi yang belum sepenuhnya dapat dikendalikan sehingga
/03
prevalensinya masih tinggi diantaranya sekitar 2,6 juta (1,68%) ibu hamil
23
Diabetes Mellitus (DM) meningkat 6,2% (lebih dari 10,8 juta penduduk
am
Luar Biasa (KLB) Hepatistis A yang masih terjadi setiap tahun dan adanya
//w
farmasi dan alat kesehatan dalam jumlah dan jenis yang cukup, baik
untuk diagnostik, mengatasi penyebab penyakit, upaya pencegahan,
dih.kemkes.go.id
-5-
l
komplikasi. Data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tahun
tm
2021 menunjukkan peningkatan ketersediaan obat-obatan dan alat
r.h
kesehatan. Selama tahun 2016-2021 sebanyak 21.577 produk obat,
ke
15.005 produk obat tradisional, dan 219.077 produk kosmetik
ote
memperoleh izin edar. Dalam 3 bulan terakhir tahun 2021 ada 961
-ap
produk obat, 1.065 produk obat tradisional, dan 23.537 produk kosmetik,
dan 6.638 alat kesehatan yang memperoleh izin edar.
esi
rof
Peningkatan jumlah dan jenis sediaan farmasi dan alat kesehatan
tersebut sejalan dengan peningkatan jumlah dan jenis fasilitas
r-p
kefarmasian, baik fasilitas produksi, distribusi, dan pelayanan
da
kefarmasian. Jumlah rumah sakit di Indonesia dari tahun 2016-2020
tan
meningkat sebesar 12,86%. Pada tahun 2020 terdapat 2985 rumah sakit,
g-s
10.203 puskesmas, 4.095 sarana produksi, dan 45.775 sarana distribusi
tan
kefarmasian, termasuk 30.199 apotek.
en
informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
/20
dih.kemkes.go.id
-6-
l
Farmasi Nasional. Pada tahun 2021 terdapat 7.360 Apoteker baru yang
tm
lulus dari pendidikan, total Apoteker yang memiliki Surat Tanda Registrasi
r.h
Apoteker (STRA) sebanyak 95.384 tersebar di berbagai bidang praktik
ke
kefarmasian. Data sebaran Apoteker di tahun 2020 menunjukkan 13.221
ote
Apoteker berada di rumah sakit (memenuhi 96,65% dari kebutuhan
-ap
minimal untuk rawat inap), Apoteker di puskesmas baru sekitar 58,12%
esi
dari kebutuhan minimal, dan baru 30% puskesmas yang telah memiliki
Apoteker. Saat ini rasio Apoteker terhadap penduduk di Indonesia baru
rof
mencapai 0,68 per 2.000 penduduk, masih di bawah standar World Health
r-p
Organization (WHO)
(WHO) (1: 2.000).
da
Kebutuhan Apoteker ini seharusnya bisa dipenuhi oleh pendidikan
tan
farmasi di Indonesia. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan
g-s
farmasi di Indonesia adalah sampai akhir tahun 2021 baru 52 dari 213
tan
institusi yang memiliki prodi S1 Farmasi terakreditasi Lembaga Akreditasi
Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes) yang mampu
en
1. Maksud:
ww
dih.kemkes.go.id
-7-
2. Tujuan:
l
a. Sebagai referensi dalam penyusunan kewenangan Apoteker
tm
untuk menjalankan praktik di fasilitas produksi, distribusi,
r.h
dan pelayanan kefarmasian
ke
b. Sebagai referensi dalam penyusunan kurikulum pendidikan
ote
profesi Apoteker.
-ap
c. Sebagai referensi dalam penyelenggaraan program
esi
pengembangan keprofesian berkelanjutan Apoteker.
rof
C. Manfaat
r-p
1. Bagi Apoteker
da
Sebagai pedoman bagi Apoteker dalam melaksanakan praktik
tan
kefarmasian, alat untuk mengukur kemampuan diri, serta pendorong
g-s
untuk terus melakukan upaya peningkatan diri (life-long
(life-long learner ))..
2. Bagi Institusi Pendidikan
tan
ukur pengujian.
3. Bagi Pemerintah/Pengguna
/03
1. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker
dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.
htt
dih.kemkes.go.id
-8-
l
tm
sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian sediaan famasi dan alat kesehatan, pelayanan
r.h
farmasi klinis, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat,
ke
bahan obat, obat tradisional, dan kosmetik.
ote
3. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
-ap
bertanggung jawab kepada penerima pelayanan kefarmasian yang
esi
berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan penerima
rof
pelayanan kefarmasian.
r-p
4. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional,
da
kosmetika, suplemen kesehatan dan obat kuasi.
tan
5. Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan
g-s
yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah,
mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat
tan
6. Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan
/km
masyarakat.
a.c
baku.
10. Fasilitas Distribusi atau Penyaluran adalah sarana dan/atau tempat
//w
dih.kemkes.go.id
-9-
l
tm
melaksanakan praktik kefarmasian di apotek, instalasi farmasi
rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat, atau sejenisnya.
r.h
12. Penerima Pelayanan Kefarmasian adalah setiap orang yang
ke
melakukan konsultasi tentang kefarmasian untuk memperoleh
ote
pelayanan kefarmasian yang diperlukan, baik secara langsung
-ap
maupun tidak langsung kepada Apoteker.
13. Organisasi Profesi Apoteker yang selanjutnya disebut Organisasi
esi
Profesi adalah wadah untuk berhimpun para Apoteker.
rof
14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
r-p
pemerintahan di bidang kesehatan.
da
tan
g-s
tan
en
k-t
/km
/03
23
/20
om
a.c
an
uly
am
n
.ai
ww
//w
ps:
htt
dih.kemkes.go.id
- 10 -
BAB II
l
tm
SISTEMATIKA STANDAR KOMPETENSI APOTEKER
r.h
ke
Standar Kompetensi Apoteker terdiri atas 6 (enam) area kompetensi yang
ote
disusun berdasarkan peran, fungsi, tugas dan tanggung jawab Apoteker dalam
-ap
Praktik Kefarmasian. Masing-masing area kompetensi dilengkapi dengan
esi
beberapa komponen kompetensi. Selanjutnya setiap area kompetensi
ditetapkan batasannya dalam pernyataan kompetensi inti dan dijabarkan lebih
rof
lanjut dalam pernyataan kemampuan yang diharapkan pada akhir pendidikan.
r-p
da
Skema Standar Kompetensi Apoteker Indonesia digambarkan sebagai berikut.
tan
g-s
tan
Area Kompetensi
en
k-t
Komponen Kompetensi
/km
Kompetensi Inti:
/03
Penjabaran Kompetensi:
/20
kompetensi
3. Daftar Keterampilan
am
n
.ai
ww
Gambar 2.1
Skema Standar Kompetensi Apoteker
//w
ps:
dih.kemkes.go.id
- 11 -
l
tm
institusi masing-masing.
Daftar Pokok Bahasan memuat berbagai pokok bahasan yang menjadi
r.h
bahan kajian dalam proses pembelajaran untuk mencapai 6 (enam) area
ke
kompetensi Apoteker. Materi tersebut dapat diuraikan lebih lanjut sesuai
ote
bidang ilmu yang yang berkaitan dengan dan dipetakan sesuai struktur
-ap
kurikulum masing-masing institusi.
esi
Daftar Masalah memuat berbagai masalah yang dihadapi oleh Apoteker
dalam melaksanakan praktik profesi baik masalah-masalah yang berkaitan
rof
dengan Sediaan Farmasi yang dihadapi oleh individu, komunitas dan
Farmasi
r-p
masyarakat yang membuat mereka membutuhkan kemampuan Apoteker
masyarakat
da
maupun masalah-masalah yang berasal dari pribadi Apoteker. Mahasiswa
tan
pendidikan profesi Apoteker perlu diperkenalkan pada berbagai masalah
g-s
tersebut dan difasilitasi untuk belajar menanganinya.
Daftar Keterampilan memuat berbagai keterampilan yang harus dikuasai
tan
kemampuan yang diharapkan. Daftar ini berfungsi sebagai acuan bagi institusi
k-t
dih.kemkes.go.id
- 12 -
BAB III
l
tm
STANDAR KOMPETENSI APOTEKER
r.h
ke
A. Area Kompetensi
ote
Standar Kompetensi Apoteker terdiri atas 6 (enam) area kompetensi
-ap
yang disusun berdasarkan peran, tugas dan tanggung jawab Apoteker,
esi
mengacu pada empat domain kompetensi dalam A Global Competency
rof
Framework . Area kompetensi Apoteker tersebut meliputi:
1.
r-p
Profesionalisme.
2. Mawas diri dan pengembangan diri.
da
3. Komunikasi efektif.
tan
4. Landasan ilmiah ilmu farmasi, ilmu biomedik, ilmu humaniora, dan
ilmu kesehatan masyarakat. g-s
tan
5. Keterampilan Apoteker.
6. Pengelolaan Praktik Kefarmasian.
en
k-t
Komunikasi efektif.
2. Aspek intelektualitas, kemampuan berfikir analitis-kritis, adaptif, dan
/20
pelayanan kesehatan.
dih.kemkes.go.id
- 13 -
l
tm
Sedangkan kelompok kemampuan klinis memungkinkan Apoteker mampu
r.h
mengelola berbagai masalah obat dan Sediaan Farmasi lainnya. Secara
keseluruhan keenam area kompetensi dan penjabarannya harus
ke
digunakan secara komprehensif oleh Apoteker dalam menyelesaikan
ote
masalah yang berkaitan dengan obat yang dihadapi Penerima Pelayanan
-ap
Kefarmasian dan masyarakat.
esi
Kompetensi Apoteker dibangun dengan fondasi profesionalisme,
rof
mawas diri dan pengembangan diri, komunikasi efektif, ditunjang oleh
r-p
pilar landasan ilmiah ilmu farmasi, ilmu biomedik, ilmu humaniora, dan
ilmu kesehatan masyarakat, serta keterampilan Apoteker dan kemampuan
da
untuk mengelola Praktik Kefarmasian secara optimal. Susunan area
tan
kompetensi digambarkan dalam gambar 3.1 berikut.
g-s
tan
en
k-t
/km
/03
23
/20
om
a.c
an
uly
Gambar 3.1
Gambaran Area Kompetensi Apoteker
am
n
.ai
keterampilan, dan daftar praktik kefarmasian yang dimuat dalam Bab IV.
dih.kemkes.go.id
- 14 -
l
tm
1. Area Profesionalisme
r.h
a. Berketuhanan Yang Maha Esa.
ke
b. Berperilaku profesional.
ote
c. Bermoral, beretika, dan berdisiplin.
berdisiplin.
d. Berperilaku sadar dan taat hukum.
-ap
e. Berperilaku sesuai etik profesi.
esi
f. Berwawasan sosial budaya.
rof
g. Pengembangan jiwa kepemimpinan.
r-p
2. Area Mawas Diri dan Pengembangan Diri
da
a. Penerapan internalisasi diri.
tan
b. Aktualisasi belajar sepanjang hayat.
c. Peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi baru.
d.
g-s
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
tan
e. Pengembangan jiwa kewirausahaan.
en
keluarga.
b. Berkomunikasi dengan masyarakat.
/03
lain).
/20
dih.kemkes.go.id
- 15 -
l
tm
a. Produksi/pembuatan Sediaan Farmasi.
b.
r.h
Pengujian mutu dan pemastian mutu Sediaan Farmasi.
c. Pengadaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.
ke
d. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.
ote
e. Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.
-ap
f. Pengelolaan narkotika, psikotropika, prekursor farmasi.
esi
g. Pengelolaan Sediaan Farmasi critical , High Alert Medication
rof
(HAM), sitostatika, radiofarmaka, kelompok bahan berbahaya
dan beracun (B3).
r-p
h. Penelitian dan pengembangan Sediaan Farmasi.
da
i. Compounding Sediaan
Sediaan Farmasi extemporaneous.
tan
j. Penyiapan dan penyaluran bahan, alat, peralatan, dan
perlengkapan steril siap pakai. g-s
k.
tan
Farmakovigilans.
l. Pelayanan informasi Sediaan Farmasi.
en
C.
a.c
Penjabaran Kompetensi
an
1. Profesionalisme
uly
dih.kemkes.go.id
- 16 -
l
tm
undangan yang berlaku dalam Praktik Kefarmasian.
3)
r.h
Menjunjung tinggi sikap profesional dan kode etik profesi
dalam melaksanakan Praktik Kefarmasian.
ke
4) Memiliki dan menerapkan sikap peduli, peka, empati, dan
ote
menghargai setiap pihak yang terlibat dalam Praktik
-ap
Kefarmasian.
esi
5) Menjelaskan dan mempertanggungjawabkan setiap
rof
keputusan dan tindakan yang dilakukan yang berkaitan
dengan pelaksanaan Praktik Kefarmasian.
r-p
6) Menghargai dan melindungi privasi setiap pemangku
da
kepentingan dalam Praktik Kefarmasian.
tan
7) Memahami batas kemampuan dan kewenangan dalam
menjalankan Praktik Kefarmasian. g-s
8)
tan
Mengupayakan kinerja terbaik dalam melaksanakan Praktik
Kefarmasian.
en
Praktik Kefarmasian.
10) Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan tim dan antar
/03
1)
.ai
dih.kemkes.go.id
- 17 -
l
tm
komunikasi.
r.h
4) Terbuka menerima masukan dari berbagai pihak dan
berkomitmen menindaklanjuti untuk perbaikan diri demi
ke
peningkatan kualitas Praktik Kefarmasian.
ote
5) Mengidentifikasi dan mengembangkan potensi
-ap
kewirausahaan secara mandiri maupun berkolaborasi
esi
untuk meningkatkan kemanfaatan hasil Praktik
rof
Kefarmasian.
r-p
3. Komunikasi Efektif
da
a. Kompetensi Inti
tan
Mampu menggunakan prinsip-prinsip komunikasi secara verbal
dan nonverbal dalam melakukan pengumpulkan data,
g-s
penggalian informasi, penyampaian ide dan atau pertukaran
tan
informasi, dengan menunjukkan empati dan pertimbangan
en
komunikasi.
ps:
4. Landasan Ilmiah Ilmu Farmasi, Ilmu Biomedik, Ilmu Humaniora, dan
htt
dih.kemkes.go.id
- 18 -
l
tm
biomedik dasar, ilmu humaniora, dan ilmu kesehatan
r.h
masyarakat untuk mengelola masalah obat dan kesehatan
ke
secara komprehensif di tingkat individu dan masyarakat.
ote
b. Lulusan Apoteker mampu:
1)
-ap
Menerapkan teori, prinsip, metode, prosedur, serta aplikasi
dari ilmu farmasi dan teknologi bidang farmasi yang
esi
mencakup:
rof
a) Menerapkan teori fisika, kimia dasar, kimia organik
r-p
untuk memahami struktur, karakteristik fisika kimia,
dan mekanisme reaksi sintesa suatu senyawa.
da
b) Menerapkan teori matematika, statistika, biostatistika,
tan
metodologi penelitian untuk memahami manajemen
data dan berbagai
g-s
uji statistik dalam Praktik
tan
Kefarmasian.
c)
en
based medicine ),
), farmakovigilans, keamanan
htt
pengobatan (medication
(medication safety )),, responding to
pelayanan
symptoms/pelayanan
symptoms/ swamedikasi, evaluasi
dih.kemkes.go.id
- 19 -
l
tm
dalam upaya menemukan dan menyelesaikan masalah
r.h
yang berkaitan dengan penggunaan Sediaan Farmasi
ke
secara holistik di tingkat perorangan maupun
ote
masyarakat.
2) Menerapkan teori, prinsip, metode, prosedur, serta aplikasi
-ap
dari ilmu biomedik yang mencakup:
esi
a) Menerapkan teori biologi molekular, anatomi, fisiologi,
rof
patologi, patofisiologi, patologi klinik, mikrobiologi,
parasitologi, imunologi, biokimia, farmakologi,
r-p
toksikologi untuk memahami fungsi tubuh.
da
b) Menerapkan teori biomakromolekul dan mekanisme
tan
kerjanya, sistem dan respon imun tubuh, mekanisme
g-s
kerja obat dan senyawa kimia lainnya dalam tubuh
tan
serta aplikasinya dalam penyelesaian masalah yang
berkaitan dengan sediaaan farmasi.
en
dih.kemkes.go.id
- 20 -
l
tm
berbasis komunitas ( pharmaceutical
pharmaceutical public health ))..
r.h
5. Keterampilan Apoteker
ke
a. Kompetensi Inti:
ote
Mampu melakukan prosedur farmasetik/klinis dengan
-ap
menerapkan prinsip-prinsip dalam pedoman
pembuatan/produksi, pengadaan, penyimpanan, pengelolaan,
esi
pendistribusian/penyaluran, penelitian dan pengembangan, dan
rof
Pelayanan Kefarmasian untuk menjamin mutu, khasiat,
r-p
keamanan, akses, ketersediaan, serta kecukupan pada tingkat
da
perorangan maupun masyarakat.
tan
b. Lulusan Apoteker mampu:
1) Melaksanakan g-s
pembuatan/produksi Sediaan Farmasi
dalam bentuk sediaan padat, setengah padat, cair.
tan
tradisional, kosmetik.
/km
dih.kemkes.go.id
- 21 -
l
tm
(3) Sediaan kosmetik.
r.h
g) Menetapkan prosedur, memastikan pengemasan hasil
ke
produksi dilaksanakan dengan benar, serta
ote
memastikan informasi dalam kemasan, brosur dan
leaflet lengkap sesuai rancangan.
-ap
h) Mengawasi, memeriksa, dan memastikan pengisian
esi
data dan lembar kerja serta dokumentasi
rof
pembuatan/produksi Sediaan Farmasi dilakukan
r-p
secara lengkap sesuai ketentuan.
2) Melaksanakan pengujian mutu (quality
(quality control/QC ) dan
da
pemastian mutu (quality
(quality assurance/QA ) Sediaan Farmasi.
tan
a) Melakukan pengujian mutu bahan baku dan pengujian
mutu produk/sediaan. g-s
tan
(1) Menetapkan rencana, melakukan pengawasaan,
memastikan pengambilan sampel untuk pengujian
en
produksi (in
(in process control ),
), produk antara, dan
/km
yang ditetapkan.
(4) Mengawasi
n
ditetapkan.
dih.kemkes.go.id
- 22 -
l
tm
logam berat, dan pengujian mutu bahan
r.h
alam/simplisia dan ekstrak bahan alam sesuai
ke
spesifikasi yang ditetapkan.
ote
(7) Melakukan pengujian mutu bahan baku dan
sediaan/produk kosmetik sesuai spesifikasi yang
-ap
ditetapkan.
esi
(8) Melakukan analisis, perhitungan, serta
rof
interpretasi data hasil identifikasi senyawa,
r-p
penetapan kadar, dan pengujian mutu.
(9) Melakukan analisis kesesuaian hasil pengujian
da
terhadap spesifikasi mutu untuk menetapkan
tan
kelayakan:
g-s
(a) Bahan baku untuk digunakan pada proses
tan
produksi.
(b) Produk antara untuk keberlanjutan proses
en
produksi.
k-t
Sediaan Farmasi.
om
diterapkan.
an
sebelum diedarkan.
(b) Validasi konkuren pada kegiatan produksi
n
.ai
rutin.
ww
dih.kemkes.go.id
- 23 -
l
tm
dikehendaki, menetapkan dan mengawasi
r.h
tindakan solusi, dan memastikan prosedur
ke
pencegahan dilakukan.
ote
c) Mengawasi, memeriksa, dan memastikan pengisian
data dan lembar kerja serta dokumentasi pengujian
-ap
mutu dan penerapan sistem mutu pada
esi
pembuatan/produksi Sediaan Farmasi dilakukan
rof
secara lengkap sesuai ketentuan.
d)
r-p
Mengidentifikasi kemungkinan adanya limbah padat,
limbah cair, limbah beta lactam, limbah bahan
da
beracun dan berbahaya (B3), menyusun prosedur
tan
pengolahan limbah.
3) Melaksanakan pengadaan g-s
Sediaan Farmasi dan Alat
tan
Kesehatan.
a) Membuat analisis masalah kesehatan, menetapkan
en
kebutuhan pengadaan:
/km
pakai.
/20
siap pakai.
b) Melakukan seleksi pemasok, memilih metode dan
a.c
rencana pengadaan.
dih.kemkes.go.id
- 24 -
l
tm
Farmasi dan Alat Kesehatan, termasuk penerimaan
r.h
produk kembalian/retur.
ke
f) Mengawasi penerimaan produk, memeriksa kesesuaian
ote
antara produk yang diterima dengan yang dipesan,
menetapkan produk yang tidak sesuai, memastikan
-ap
ketepatan pengisian berita acara pengembalian produk
esi
yang tidak sesuai.
rof
g) Mengevaluasi prosedur penerimaan produk Sediaan
r-p
Farmasi dan Alat Kesehatan.
4) Melaksanakan penyimpanan Sediaan Farmasi dan Alat
da
Kesehatan.
tan
a) Memilah produk berdasarkan aspek keamanan dan
g-s
kemanfaatan, serta menetapkan kondisi penyimpanan
tan
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
Kesehatan sesuai
karakteristik produk.
en
dilakukan.
dih.kemkes.go.id
- 25 -
l
tm
Alat Kesehatan.
r.h
a) Mengevaluasi dan menetapkan kualifikasi pelanggan.
ke
b) Merancang prosedur pelayanan permintaan pengadaan
ote
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan, memeriksa
keabsahan permintaan, mengevaluasi permintaan
-ap
berdasarkan analisis resiko serta kewajaran jumlah
esi
yang diminta dan frekuensi permintaan, memutuskan
rof
kelayakan permintaan.
r-p
c) Memilih metode transportasi, merancang prosedur,
memastikan faktor yang berpengaruh terhadap mutu,
da
khasiat dan keamanan Sediaan Farmasi dan Alat
tan
Kesehatan yang akan didistribusikan dapat
dikendalikan. g-s
tan
d) Mengawasi distribusi/penyaluran:
(1) Sediaan
en
ketentuan.
f)
a.c
terjaga.
ww
dih.kemkes.go.id
- 26 -
l
tm
yang harus dimusnahkan dilakukan sesuai ketentuan.
r.h
j) Merancang prosedur pemusnahan Sediaan Farmasi
ke
dan Alat Kesehatan sesuai sifat bahan, keamanan, dan
ote
dampaknya pada lingkungan, mengawasi dan
memastikan proses pemusnahan produk dilakukan
-ap
sesuai ketentuan, dan pengisian berita acara
esi
pemusnahan dilakukan dengan benar.
rof
k) Merancang prosedur penanganan keluhan dan
r-p
pengembalian produk, mengawasi dan memastikan
keluhan dan pengembalian produk dikelola sesuai
da
prosedur dan didokumentasikan secara lengkap.
tan
6) Melaksanakan pengelolaan narkotika, psikotropika, dan
prekursor farmasi.
g-s
tan
a) Menetapkan kondisi penyimpanan narkotika,
en
farmasi.
om
beracun (B3).
n
serta penandaan:
(1) Sediaan Farmasi kategori critical ;
//w
dih.kemkes.go.id
- 27 -
l
tm
insiden lainnya yang terjadi di luar ataupun di dalam
r.h
ruang steril, mengawasi penanganan kejadian, dan
ke
memastikan prosedur pencegahan diterapkan.
ote
c) Menerapkan prinsip perlindungan terhadap radiasi
nuklir pada pengelolaan sediaan radiofarmaka.
-ap
8) Melaksanakan penelitian dan pengembangan Sediaan
esi
Farmasi.
rof
a) Melakukan penelusuran data, informasi, dan
r-p
ketentuan regulasi yang berkaitan dengan bahan aktif,
bahan penolong/eksipien, bahan pengemas, serta
da
Sediaan Farmasi yang dirancang.
tan
b) Memilih bahan aktif, menetapkan formula,
g-s
menetapkan bahan kemasan dan rancangan informasi
tan
dalam kemasan.
c)
en
pengujian mutu.
om
bioekivalensi.
htt
dih.kemkes.go.id
- 28 -
l
tm
(2) Menetapkan prosedur pembuatan/produksi
r.h
Sediaan Farmasi (padat, cair, setengah padat) dari
ke
kelompok sediaan steril, non steril, produk beta
ote
lactam;
(3) Menetapkan kondisi
-ap
penyimpanan, melakukan
esi
(ED);
rof
(4) Menetapkan bahan pengemas, desain wadah,
r-p
brosur/leaflet
brosur/leaflet dan informasi yang dimuat sesuai
ketentuan regulasi;
da
(5) Menetapkan parameter dan prosedur pengujian
tan
mutu;
g-s
(6) Menetapkan sistem pemastian mutu pelaksanaan
tan
pembuatan/produksi Sediaan Farmasi, termasuk
en
tidak dikehendaki;
(7) Mengidentifikasi temuan masalah pada studi
/km
extemporaneous .
a) Memeriksa kesesuaian perhitungan kebutuhan
an
ketersediaan produk.
am
dih.kemkes.go.id
- 29 -
l
tm
non steril;
r.h
(2) Rekonstitusi sediaan injeksi, pencampuran
ke
sediaan injeksi (i.v. admixture ),
), penyiapan nutrisi
ote
parenteral;
(3) Preparasi sediaan sitostatika; dan
-ap
(4) Preparasi sediaan radiofarmaka.
esi
e) Memastikan pengisian wadah, pengemasan produk,
rof
pelabelan, serta penetapan cara penyimpanan dan
r-p
batas penggunaan (BUD) hasil compounding dilakukan
da
dengan benar.
f)
tan
Memastikan pengemasan ulang dan pelabelan bahan
baku dan Sediaan Farmasi dilakukan sesuai prinsip
farmasetik.
g-s
tan
g) Mengawasi, memeriksa, dan memastikan pengisian
en
sesuai kebutuhan.
.ai
dih.kemkes.go.id
- 30 -
l
tm
penyaluran bahan, alat, peralatan, perlengkapan steril
r.h
siap pakai dilakukan dengan benar.
ke
g) Mengawasi, memeriksa, dan memastikan pengisian
ote
data dan lembar kerja serta dokumentasi penyiapan
-ap
dan penyaluran bahan, alat, peralatan, perlengkapan
esi
ketentuan.
rof
11) Melaksanakan farmakovigilans.
r-p
a) Mendeteksi adanya kejadian efek samping atau
da
masalah lain yang berkaitan dengan penggunaan
tan
Sediaan Farmasi.
b) Melakukan penilaian terhadap kejadian efek samping
g-s
atau masalah lain yang berkaitan dengan penggunaan
tan
Sediaan Farmasi.
en
yang berkaitan
berkaitan dengan
dengan penggu
penggunaan
naan Sedia
Sediaan
an Farma
Farmasi.
si.
a.c
di
dilak
lakuka
ukan
n sesuai
sesu ai ketentu
k etentuan.
an.
n
dih.kemkes.go.id
- 31 -
l
tm
secara kritis, dan mengorganisasikan informasi.
r.h
e) Menetapkan media penyampaian informasi,
ke
mengkomunikasikan dan mendiseminasikan informasi
ote
tentang Sediaan Farmasi kepada individu dan
-ap
masyarakat.
esi
a) Melakukan pelayanan yang berpusat kepada individu
rof
( person centered care ))::
person
r-p
(1) Melakukan wawancara untuk menggali
da
data/informasi dari Penerima Pelayanan
tan
Kefarmasian atau keluarganya dengan
memperhatikan aspek budaya, bahasa, demografi,
g-s
dan kondisi fisik pihak yang diwawancara;
tan
(2) Menerapkan teknik komunikasi efektif dan sikap
en
bicara;
(3) Mengidentifikasi kebutuhan, serta kemampuan
23
edukasi;
(4) Memilih teknik komunikasi dan prosedur yang
uly
dih.kemkes.go.id
- 32 -
l
tm
dan menyusui, gangguan fungsi renal dan/atau
r.h
hepar, berkebutuhan khusus);
ke
(6) Mengidentifikasi masalah potensial dan aktual
ote
yang berkaitan dengan obat menggunakan
-ap
pendekatan berbasis bukti;
(7) Mengidentifikasi prioritas, merancang, melakuan
esi
intervensi untuk menyelesaikan masalah obat;
rof
dan
r-p
(8) Menerapkan prosedur klinis dan teknis farmasetik
da
yang tepat pada penyiapan serta pemberian
tan
Sediaan Farmasi kepada Penerima Pelayanan
Kefarmasian berkolaborasi dengan dokter dan
perawat.
g-s
tan
b) Melakukan telaah permintaan obat dengan resep
en
symptoms.
.ai
Pelayanan Kefarmasian.
htt
dih.kemkes.go.id
- 33 -
e)
l
Memastikan penyerahan Sediaan Farmasi dan Alat
tm
Kesehatan dilakukan dengan benar, disertai dengan
r.h
pemberian informasi, edukasi, dan konseling tentang:
ke
(1) Tujuan penggunaan, aturan pemakaian dan lama
ote
pemakaian;
-ap
(2) Cara penggunaan, khususnya obat dengan device
spesifik: tablet sublingual, tablet hisap, produk
esi
effervescent , produk pelepasan
rof
terkendali/controlled
terkendali/controlled release , inhaler , nebulizer ,
r-p
pen insulin, suppositoria , ovula , obat tetes (mata,
da
hidung, telinga), salep mata;
tan
(3) Kemungkinan terjadinya efek samping;
(4) Kondisi dan lama penyimpanan; dan
g-s
(5) Cara membuang yang benar.
tan
f) Melakukan telaah status kesehatan dan penggunaan
en
pemantauan untuk:
(a) Mengevaluasi pencapaian target terapi;
/03
pengobatan.
a.c
lainnya.
n
dih.kemkes.go.id
- 34 -
a)
l
Memilih metode, merancang prosedur, melaksanakan
tm
kegiatan penggalian data dan informasi dari kelompok
r.h
masyarakat untuk mengidentifikasi kebutuhan:
ke
(1) Informasi yang berkaitan dengan perolehan dan
ote
penggunaan Sediaan Farmasi; dan
-ap
(2) Promosi kesehatan, pencegahan dan pengendalian
penyakit, gaya hidup sehat.
esi
b) Melibatkan kelompok masyarakat dalam identifikasi
rof
masalah yang berkaitan dengan penggunaan Sediaan
r-p
Farmasi, menetapkan prioritas dan alternatif
da
solusinya.
tan
c) Melaksanakan kegiatan penyelesaian masalah yang
berkaitan dengan penggunaan Sediaan Farmasi di
masyarakat.
g-s
tan
d) Melaksanakan diseminasi informasi dan edukasi bagi
en
Farmasi.
e)
uly
umur.
//w
dih.kemkes.go.id
- 35 -
l
tm
sesuai standar atau daftar obat emergensi yang
r.h
telah ditetapkan;
ke
(3) Menentukan tempat penyimpanan pada lokasi
ote
yang mudah diakses, dilengkapi dengan kunci,
-ap
terpisah dari persediaan obat untuk kebutuhan
lain;
esi
(4) Melakukan pemantauan penggunaan obat
rof
emergensi; dan
r-p
(5) Memastikan persediaan obat emergensi selalu
da
terjaga.
tan
g) Melakukan pengelolaan obat mitigasi bencana:
(1) Membentuk tim penanggulangan bencana dan
melakukan
g-s
penyamaan pemahaman tentang
tan
“rapid health assessment ”;
”;
en
menghadapi bencana.
an
masyarakat.
htt
dih.kemkes.go.id
- 36 -
b.
l
Lulusan Apoteker mampu:
tm
1) Mengoptimalkan pelaksanaan Praktik Kefarmasian di
r.h
Fasilitas Produksi, distribusi, dan Pelayanan Kefarmasian.
ke
2) Memastikan prinsip dan prosedur keamanan, efektivitas
ote
dan efisiensi kegiatan di tempat praktik diterapkan secara
-ap
optimal.
3) Memastikan prinsip dan prosedur pemastian mutu
esi
diterapkan secara optimal:
rof
a) Memastikan penerapan prinsip manajemen mutu (QA
r-p
dan QC) dan penerapan manajemen risiko mutu
da
(QRM);
tan
b) Merancang, mengelola, dan mengawasi penerapan
regulasi internal organisasi;
c) Mengelola pengawasan
g-s mutu dan memastikan
tan
monitoring mutu diterapkan sesuai kebutuhan; dan
en
terstandar:
23
optimal;
b) Melakukan monitoring, menginterpretasi data dan
om
tempat praktik.
5) Mendemonstrasikan kemampuan untuk mengelola waktu
am
dih.kemkes.go.id
- 37 -
l
9) Memastikan pencatatan dan dokumentasi dilaksanakan
tm
sesuai prosedur yang ditetapkan:
r.h
a) Mengawasi kegiatan pencatatan dan dokumentasi
ke
untuk memastikan kelengkapan dan kesesuaian
ote
dengan regulasi;
-ap
b) Mengatasi hambatan yang timbul dari teknologi
informasi atau metode lain yang digunakan dalam
esi
mengorganisasikan, memelihara, dan melakukan
rof
penelusuran catatan/dokumen di tempat praktik; dan
r-p
c) Merancang prosedur, memilih dan menetapkan
da
teknologi yang digunakan pada
tan
pencatatan/dokumentasi untuk memelihara integritas,
praktik.
keamanan dan ketetapan catatan di tempat praktik.
g-s
10) Melaksanakan pengelolaan sumber daya dan organisasi di
tan
Fasilitas Produksi, distribusi, dan Pelayanan Kefarmasian:
en
prosedur;
an
perlengkapan;
pengadaan stok persediaan dan perlengkapan;
ww
Kesehatan;
(5) Memastikan pelaksanaan monitoring kondisi
htt
- 38 -
l
pada penyimpanan Sediaan Farmasi dan Alat
tm
Kesehatan;
r.h
(6) Mengatasi masalah yang berkaitan dengan rantai
ke
pasokan obat, termasuk kekurangan obat, dan
ote
obat yang ditarik dari peredaran;
-ap
(7) Mengembangkan prosedur untuk memastikan
pengembalian atau pemusnahan produk yang
esi
ditarik, kedaluwarsa dan tidak terpakai; dan
rof
(8) Mengawasi pengendalian persediaan di tempat
r-p
praktik dengan memastikan pelaksanaan audit,
da
penyelesaian dan pelaporan bila ada perbedaan.
tan
c) Mengawasi kebutuhan dan pengelolaan kegiatan
peningkatan kemampuan staf secara berkelanjutan.
d) Mengawasi anggaran
g-s secara efektif untuk
tan
mengendalikan konsistensi stok Sediaan Farmasi dan
en
Alat Kesehatan.
k-t
fasilitas kefarmasian.
/03
23
/20
om
a.c
an
uly
amn
.ai
ww
//w
ps:
htt
dih.kemkes.go.id
- 39 -
l
BAB IV
tm
DAFTAR POKOK BAHASAN, MASALAH, DAN KETERAMPILAN
r.h
ke
ote
A. Daftar Pokok Bahasan
-ap
Daftar Pokok Bahasan memuat berbagai pokok bahasan yang digunakan
esi
sebagai bahan kajian dalam proses pembelajaran. Materi ini merupakan
rof
penerjemahan standar kompetensi ke bentuk bahan atau tema
pendidikan dan pengajaran. Setiap area kompetensi diterjemahkan dalam
r-p
bentuk bahan ajar, pokok-pokok bahasan pada setiap area kompetensi
da
diuraikan lebih lanjut sesuai bidang ilmu yang yang berkaitan.
tan
Daftar Pokok Bahasan ini ditujukan untuk membantu institusi
pendidikan farmasi dalam
farmasi penyusunan
g-s
kurikulum sesuai struktur
tan
kurikulum masing-masing institusi, tanpa membatasi bahan atau tema
en
pembelajaran.
pembelajaran.
k-t
Kefarmasian.
/03
Praktik Kefarmasian.
e.
a.c
Kefarmasian.
n
- 40 -
l
b. Pembelajaran reflektif, belajar dengan mengutamakan proses
tm
berfikir atas dasar refleksi diri, pengalaman masa lalu, serta
r.h
harapan masa depan.
ke
c. Berfikir kritis, analitis, adaptif, dan kreatif.
ote
d. Manajemen diri.
-ap
e. Keterampilan memecahkan masalah ( problem-based
problem-based learning ))..
esi
f. Peningkatan profesional berkelanjutan.
g. Kajian potensi pengembangan Praktik Kefarmasian dan
rof
wirausaha..
wirausaha
r-p
h. Pemanfaatan teknologi dalam penyediaan data digital dan
da
objektif yang dapat di akses oleh tenaga kesehatan dan Penerima
tan
Pelayanan Kefarmasian menuju hubungan yang setara dalam
pengambilan keputusan.
g-s
3. Area Kompetensi Komunikasi Efektif
tan
a. Keterampilan komunikasi: kemampuan berbicara,
en
informasi.
e. Person centered care , memberikan pelayanan dengan
am
yang tepat.
tepat.
ps:
- 41 -
l
1) Matematika, statistika, biostatistika, metodologi penelitian.
tm
2) Fisika, kimia dasar, kimia organik, farmasi fisika,
r.h
farmasetika, kimia medisinal, kimia farmasi, farmakognosi,
ke
farmakologi, biofarmasi, farmakokinetika, farmakogenomik,
ote
farmakogenetik, farmakoterapi, kimia klinik, informasi obat,
-ap
formulasi dan teknologi farmasi, perhitungan kefarmasian,
esi
asuhan kefarmasian ( pharmaceutical
pharmaceutical care ),
), pelayanan resep,
pelayanan swamedikasi (responding
(responding to symptoms )),,
rof
compounding & dispensing , pengobatan berbasis bukti, dan
r-p
keamanan pengobatan.
da
b. Ilmu biomedik: biologi molekular, anatomi, fisiologi, patologi,
tan
patofisiologi, mikrobiologi, parasitologi, imunologi, biokimia,
g-s
sistem dan respon imun tubuh, mekanisme kerja obat dan
senyawa kimia lainnya dalam tubuh.
tan
akhir.
ps:
- 42 -
l
c. Prinsip, prosedur, keterampilan pengadaan Sediaan Farmasi
tm
(obat, bahan obat, obat tradisional, kosmetik, suplemen
r.h
kesehatan, obat kuasi, dan Alat Kesehatan: seleksi, pengadaan,
ke
dan penerimaan.
ote
d. Prinsip, prosedur, keterampilan penyimpanan Sediaan Farmasi
-ap
(obat, bahan obat, obat tradisional, kosmetik, suplemen
esi
kesehatan, obat kuasi, dan Alat Kesehatan: penataan,
penyimpanan, pemantauan.
rof
e. Prinsip, prosedur, keterampilan distribusi Sediaan Farmasi
r-p
(obat, bahan obat, obat tradisional, kosmetik, suplemen
da
kesehatan, obat kuasi, dan Alat Kesehatan:
tan
distribusi/penyaluran, pengelolaan stok/ persediaan,
pengawasan mutu, penarikan, pemusnahan. g-s
f. Prinsip, prosedur, keterampilan pengelolaan sediaan narkotika,
tan
pencegahan.
23
- 43 -
l
l.
tm
Prinsip, prosedur, keterampilan Pelayanan Kefarmasian untuk
individu: person centered care , pelayanan resep dokter,
r.h
pelayanan swamedikasi/pelayanan obat non-resep (responding
(responding
ke
to symptoms ),
), penyerahan (dispensing) Sediaan Farmasi dan
ote
pemberian konseling, informasi dan edukasi, pemantauan terapi
-ap
obat.
esi
m. Prinsip, prosedur, keterampilan Pelayanan Kefarmasian untuk
masyarakat: identifikasi kebutuhan masysrakat melalui FGD
rof
dan metode lainnya, pelayanan informasi obat, pemberian
r-p
edukasi yang berkaitan dengan obat dan penggunaan obat,
da
promosi kesehatan, obat program pemerintah, penanggulangan
tan
wabah dan bencana.
6. g-s
Area Kompetensi Pengelolaan Praktik Kefarmasian
a. Peningkatan kepuasan pelayanan di berbagai Praktik
tan
Kefarmasian.
en
management ))..
/km
Pelayanan Kefarmasian.
an
- 44 -
l
tm
dari diri pribadi/individu Apoteker. Mahasiswa pendidikan profesi
Apoteker perlu diperkenalkan pada berbagai masalah tersebut dan
r.h
difasilitasi untuk belajar menangani masalah-masalah tersebut yang
ke
dapat terjadi atau mereka hadapi pada saat praktik.
ote
Bagian pertama dari daftar sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.1
-ap
memuat berbagai masalah Penerima Pelayanan Kefarmasian yang
esi
berkaitan dengan penggunaan obat/sediaan farmasi. Dalam mengelola
rof
berbagai masalah ini, pelayanan Apoteker diberikan berdasarkan
permintaan obat/Sediaan Farmasi dalam resep, data-data subjektif
r-p
maupun objektif, atau keluhan yang disampaikan oleh penerima
da
Pelayanan Kefarmasian.
tan
Bagian kedua berisi daftar sebagaimana tercantum dalam Tabel 4.2
g-s
memuat berbagai masalah yang terjadi dalam pelaksanaan Praktik
tan
Kefarmasian, baik yang berasal dari diri pribadi/individu Apoteker,
en
kefarmasian.
pihak lain yang berkaitan dengan parktik kefarmasian.
/03
Tabel 4.1
23
1. Meminta antibiotik atau obat keras lainnya tanpa indikasi yang jelas
an
berdasarkan:
uly
- 45 -
l
tm
No Masalah Pada Penerima Pelayanan Kefarmasian
1. Menggunakan obat secara tidak tepat karena:
r.h
a. Pilihan zat aktif obat tidak sesuai indikasi;
ke
b. Obat diberikan tanpa indikasi yang benar;
ote
c. Penggantian obat tidak sesuai zat aktif yang diminta tanpa
memastikan kesesuaian indikasi;
-ap
d. Dosis yang digunakan tidak sesuai dengan kebutuhan, diberikan
esi
tanpa penyesuaian dosis; dan/atau
e. Bentuk sediaan dan rute pemberian obat tidak sesuai dengan
rof
tujuan terapi sehingga tidak efektif.
2. Mengalami masalah akibat pemberian obat:
r-p
a. Mengabaikan kontra indikasi; dan/atau
da
b. Mengabaikan potensi efek samping yang tidak dikehendaki dan
atau masalah terkait obat lainnya.
tan
3. Memperoleh obat non resep tanpa pemastian ada atau tidaknya
alarm sign /warning symptoms g-s
4. Mengalami potensi interaksi akibat penggunaan kombinasi obat
tan
makanan
k-t
terlalu panjang
om
c. Bentuk sediaan yang diberikan sulit digunakan atau terasa tidak
nyaman; dan/atau
d. Takut mengalami efek samping.
am
pengobatan
14. Membutuhkan perawatan lanjutan karena salah minum obat atau
//w
- 46 -
l
tm
No Masalah Pada Penerima Pelayanan Kefarmasian
17. Obat
r.h
kedaluwarsa/rusak/berubah warna masih digunakan
sehingga efek terapi tidak tercapai
ke
18. Menggunakan obat sisa tanpa memahami kedaluwarsa dan/atau
ote
adanya kerusakan obat
19. Melakukan penggunaan obat yang tidak tepat (misused
(misused )
-ap
20. Melakukan penyalahgunaan narkotika/psikotropika (abused
(abused )
esi
rof
C Masalah Penyimpanan Obat Pada Penerima Pelayanan Kefarmasian
1. Mengalami masalah obat memisah atau memadat sehingga larutan/
r-p
suspensi/emulsi/krim sulit dihomogenkan kembali
da
2. Menyimpan obat tidak mengikuti rekomendasi suhu penyimpanan
tan
pada informasi di kemasan obat atau yang disarankan Apoteker
3. Menyimpan obat di tempat yang lembab atau terkena sinar
matahari langsung g-s
tan
4. Obat rusak atau berubah warna dalam penyimpanan tidak
terpantau
en
5. Menyimpan obat melampaui batas waktu, obat sisa, atau obat yang
k-t
3. Membuang sisa obat sirup atau cair ke saluran air yang tidak
/20
mengalir
om
a.c
Tabel 4.2
an
a. Tidak jujur
b. Menyalahgunakan wewenang
c. Tidak mencegah munculnya konflik kepentingan
dih.kemkes.go.id
- 47 -
l
tm
No Masalah Pada Apoteker
d. Tidak memegang komitmen
r.h
e. Tidak bertanggung jawab
ke
6. Mendelegasikan kewenangan kepada personil yang tidak memiliki
ote
kompetensi atau kewenangan
7. Kurang memiliki pengetahuan tentang ketentuan perundang-
-ap
undangan dan permasalahan hukum yang berkaitan dengan Praktik
esi
Kefarmasian
8. Kurang memiliki pengetahuan tentang etik dan disiplin profesi
rof
9. Kurang memiliki kemampuan mengenali sumber informasi yang
r-p
sahih dan melakukan penelusuran informasi
10. Kurang memiliki kemampuan memanfaatkan teknologi informasi
da
dan komunikasi dalam melakukan Praktik Kefarmasian maupun
tan
dalam mengelola Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
11. Kurang memiliki kebanggaan atas profesinya
g-s
12. Tidak melakukan upaya pengembangan diri:
tan
a. Tidak melakukan evaluasi atau introspeksi diri
en
b. Tidak mau menerima saran atau kritik dari mitra kerja atau
pihak lain
k-t
c. Data yang tersedia tidak valid karena pendataan stok hanya
dilakukan setahun sekali
an
uly
2. Memilih
integritaspemasok tanpa memperhatikan aspek legalitas dan telaah
3. Melakukan pengadaan Sediaan Farmasi dilakukan tidak sesuai SPO
am
transportasi
6. Melakukan penerimaan obat dari distributor tidak sesuai prosedur
//w
- 48 -
l
tm
No Masalah Pada Apoteker
r.h
10. Menyediakan sarana penyimpanan obat, penanganan sediaan steril,
alat pelindung diri tidak sesuai standar atau tidak tersedia karena
ke
pertimbangan ekonomis
ote
11. Melakukan pemusnahan obat tidak sesuai standar, pencatatan dan
pelaporan proses dan hasil pemusnahan obat tidak sesuai pedoman
-ap
12. Melakukan pelayanan resep dengan telaah terbatas tanpa
esi
melibatkan penerima Pelayanan Kefarmasian
13. Tidak menyampaikan informasi penting yang berkaitan dengan
rof
penggunaan obat (tujuan, cara penggunaan, kemungkinan efek
samping, cara penyimpanan, batas kedaluwarsa) kepada Penerima
r-p
Pelayanan Kefarmasian secara lengkap dan jelas
da
14. Menyerahkan obat dengan teknik/device
teknik/device khusus,
khusus, a.l. inhaler, pen
insulin, tablet sublingual, salep mata, supositoria) tanpa disertai
tan
penjelasan tentang cara penggunaannya yang tepat
g-s
15. Menyerahkan obat tanpa kelengkapan label petunjuk penggunaan,
cara penyimpanan, tanggal kedaluwarsa
tan
16. Memberikan pelayanan secara tidak profesional:
en
orang lain
htt
- 49 -
l
tm
No Masalah Pada Apoteker
r.h
6. Berbeda pendapat, bertengkar, bersikap merendahkan sejawat
dan/atau mitra kerja lainnya
ke
7. Tidak mampu menyelesaikan konflik
ote
8. Melanggar batas kewenangan
-ap
9. Tidak melakukan komunikasi efektif dengan tenaga kesehatan lain,
penerima atau keluarga Penerima Pelayanan Kefarmasian
esi
10. Kurang mampu membangun lingkungan kerja yang kondusif
rof
r-p
C. Daftar Keterampilan
da
Dalam melaksanakan Praktik Kefarmasian, lulusan pendidikan profesi
tan
Apoteker harus menguasai pengetahuan, keterampilan, sikap dan
g-s
perilaku profesional Apoteker. Keterampilan Apoteker perlu dilatihkan
tan
sejak awal sampai akhir pendidikan secara berkesinambungan.
en
Gambar 4.1
n
- 50 -
l
tm
Tingkat Kemampuan 2 (Knows How ):
): Pernah melihat atau
r.h
didemonstrasikan..
Lulusan Apoteker menguasai pengetahuan teoritis yang mendasari
ke
keterampilan Apoteker dan menggunakannya dalam melakukan analisis,
ote
interpretasi data, identifikasi dan penetapan penyelesaian masalah, serta
-ap
berkesempatan untuk mengamati keterampilan tersebut dalam bentuk
esi
demonstrasi atau pelaksanaan langsung dalam Praktik Kefarmasian.
rof
Penilaian dapat dilakukan dengan ujian dalam bentuk pilihan berganda,
penyelesaian kasus secara tertulis atau lisan.
r-p
da
Tingkat Kemampuan 3 (Shows How ):
): Terampil melakukan atau terampil
tan
menerapkan di bawah supervisi.
g-s
Lulusan Apoteker mampu mendemonstrasikan integrasi pengetahuan,
tan
sikap dan keterampilan Apoteker dalam pelaksanaan praktik di bawah
en
Tingkat Kemampuan
Kemamp uan 4 (Does ):
) : Terampil melakukan secara mandiri.
Lulusan Apoteker mampu melakukan keterampilan Apoteker secara
om
atau portofolio.
am
Tabel 4.3
//w
Pengelolaan Mampu
praktek melakukan
secara
dih.kemkes.go.id
- 51 -
l
tm
kefarmasian mandiri
r.h
Mampu melakukan di bawah
supervise
ke
Memahami pharmaceutical reasoning dan
Memahami pharmaceutical dan
ote
problem solving
Mengetahui teori dan keterampilan
-ap
Metode Menerapkan
esi
pembelajaran pada atau
kepentingan
rof
penerima
Pelayanan
r-p
Kefarmasian
da
Simulasi dengan alat peraga
atau pemeran terstandar
tan
Observasi dan demonstrasi
g-s
Kuliah, diskusi, penugasan, belajar mandiri
tan
Metode Ujian tulis Penyelesaian OSCE Logbook dan
dan
penilaian kasus secara (Objective portofolio
en
Examination ))..
/km
Tabel 4.4
Daftar Keterampilan Apoteker
ps:
htt
Tingkat
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
A Pembuatan atau Produksi Sediaan Farmasi
dih.kemkes.go.id
- 52 -
l
tm
Tingkat
No Keterampilan Apoteker
r.h
Kemampuan
ke
1) Kemampuan Dasar Pembuatan Sediaan Farmasi
ote
1. Penentuan prosedur penimbangan bahan sesuai
4
jenis dan bobot bahan yang dibutuhkan
-ap
2. Penentuan prosedur pengukuran volume bahan
4
esi
sesuai jenis dan volume bahan yang dibutuhkan
3. Verifikasi timbangan harian, pengawasan proses, 4
rof
dan verifikasi hasil penimbangan atau
pengukuran volume bahan
r-p
4. Pengecilan atau reduksi ukuran partikel bahan 4
da
padat
tan
5. Pemisahan partikel padat untuk memperoleh 4
derajat halus tertentu
6. Pengeringan bahan cair atau g-s
bahan padat 4
lembap
tan
setengah padat
13. Pelelehan lemak atau bahan setengah padat 4
/20
- 53 -
l
tm
Tingkat
No Keterampilan Apoteker
r.h
Kemampuan
24.
ke
Verifikasi perhitungan dan penyiapan kebutuhan 4
bahan baku dan bahan penolong atau eksipien
ote
25. Verifikasi penyiapan alat, peralatan, dan ruangan 4
-ap
untuk pembuatan atau produksi sediaan non
steril
esi
26. Verifikasi penyiapan alat, peralatan, dan ruangan 4
untuk pembuatan atau produksi sediaan steril
rof
27. Verifikasi penyiapan alat, peralatan, dan ruangan 4
r-p
untuk pembuatan atau produksi sediaan beta
lactam
da
28. Verifikasi penimbangan dan pengukuran bahan 4
tan
baku pada pembuatan atau produksi Sediaan
Farmasi
29. Penghalusan dan pencampuran bahan
g-s 4
tan
30. Pelarutan dan pencampuran bahan 4
en
telinga
uly
teknik filtrasi
49. Pencampuran bahan atau sediaan akhir dengan 4
teknik aseptik
50. Pengisian produk Sediaan Farmasi ke dalam 4
dih.kemkes.go.id
- 54 -
l
tm
Tingkat
No Keterampilan Apoteker
r.h
Kemampuan
ke
wadah atau kemasan primer
51. Penyimpanan produk jadi sesuai hasil uji 4
ote
stabilitas produk
-ap
52. Verifikasi pengemasan hasil pembuatan atau 4
produksi Sediaan Farmasi
esi
53. Verifikasi kesesuaian informasi pada kemasan, 4
rof
brosur dan leaflet terhadap ketentuan atau
rancangan
r-p
54. Verifikasi kelengkapan pengisian lembar kerja 4
dan dokumentasi pembuatan atau produksi
da
Sediaan Farmasi
tan
B g-s
Pengujian Mutu (QC) dan Pemastian Mutu (QA) Sediaan Farmasi
1) Pengukuran Parameter Mutu Sediaan Farmasi
tan
pengujian mutu
k-t
mikroba, pewarna
3. Verifikasi pH meter harian dan pengukuran pH 4
23
ayakan (sieve
(sieve analysis )
7. Pengukuran bobot jenis cairan dengan 4
am
piknometer
n
- 55 -
l
tm
Tingkat
No Keterampilan Apoteker
r.h
Kemampuan
ke
17. Pengukuran isi minimum 4
ote
18. Penentuan daya hambat mikroba 4
2) Pengujian Mutu Sediaan Farmasi (QC)
-ap
19. Identifikasi bahan baku dengan metode 4
esi
spektrofotometri UV-Vis
20. Identifikasi bahan baku dengan metode 4
rof
spektrofotometri infra merah
r-p
21. Identifikasi bahan baku dengan reaksi kimia 4
22.
da
Identifikasi bahan baku dengan metode 4
kromatografi lapis tipis
tan
23. Identifikasi bahan baku dengan metode 4
kromatografi cair
g-s
24. Identifikasi bahan baku dengan metode 4
tan
kromatografi gas
25.
en
35.
.ai
- 56 -
l
tm
Tingkat
No Keterampilan Apoteker
r.h
Kemampuan
ke
43. Pengujian batas mikroba dengan uji enumerasi 4
ote
44. Pengujian batas mikroba dengan uji mikroba 4
spesifik
-ap
45. Pengujian potensi antibiotik atau antimikroba 4
esi
46. Pengujian efektivitas pengawet 4
47. Pengujian sterilitas Sediaan Farmasi 4
rof
48. Pengujian pirogen dengan tes Limulus Amebocyte 4
r-p
Lysate (LAL)
(LAL)
49.
da
Pengujian kebocoran kemasan produk akhir 4
50.
tan
Pengukuran jumlah partikel di ruangan produksi 4
51. Penentuan pertukaran udara pada ruangan 3
produksi g-s
52.
tan
Penentuan kecepatan aliran udara di bawah 3
Laminar Air Flow (LAF)/
(LAF)/Undirectional
Undirectional Air Flow
en
(UDAF)
53.
k-t
alam
57.
om
Farmasi
60.
am
produksi rutin
67. Validasi metode analisis 4
68. Validasi pembersihan (cleaning
(cleaning validation ) 3
dih.kemkes.go.id
- 57 -
l
tm
Tingkat
No Keterampilan Apoteker
r.h
Kemampuan
ke
69. Pengambilan sampel bahan awal 4
ote
70. Pengambilan sampel bahan pengemas 4
71. Penanganan hasil produk Out of Specification 3
-ap
(OOS)
esi
72. Verifikasi pengisian lembar kerja (work
(work sheet 4
form ) dan dokumentasi pengujian mutu Sediaan
rof
Farmasi
73.
r-p
Pembuatan purified
Pembuatan purified water untuk produksi 4
74. Pembuatan Water for Injection (WFI) 4
da
75. Pengawasan proses pengolahan limbah padat 4
tan
76. Pengawasan proses pengolahan limbah cair 4
77. Pengawasan proses pengolahan g-s
limbah beta 4
lactam
tan
air limbah
80. Analisis uji Biological Oxygen Demand (BOD)
(BOD) dari 4
/km
air limbah
81. Analisis uji Total Organic Carbon (TOC) dari air 4
/03
limbah
23
konkuren
uly
diinginkan
ps:
- 58 -
l
tm
Tingkat
No Keterampilan Apoteker
r.h
Kemampuan
ke
keluhan pelanggan
92.
ote
Pengkajian adanya penarikan Sediaan Farmasi 3
oleh lembaga yang berwenang
-ap
93. Penyusunan rencana dan pelaksanaan 3
tindaklanjut adanya penarikan Sediaan Farmasi
esi
94. Identifikasi kemungkinan adanya limbah padat, 4
rof
limbah cair, limbah beta lactam, limbah B3
95. Penyusunan prosedur pengolahan limbah 3
r-p
produksi dan pengujian mutu Sediaan Farmasi
da
tan
C Pengadaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
1) Perencanaan Pengadaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
1. Pengumpulan data pendukung perencanaan
g-s 4
tan
pengadaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
2.
en
- 59 -
l
tm
Tingkat
r.h
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
sertifikat analisis (CoA), Material Safety Data
Sheet (MSDS)
ote
15. Verifikasi kelengkapan jaminan mutu produk: 4
-ap
Bioavailabilitas (BA) atau Bioekivalensi (BE) dan
bukti uji klinis
esi
16. Penetapan metode dan prosedur pengadaan 4
Sediaan Farmasi: sediaan obat, obat tradisional,
rof
kosmetik, suplemen kesehatan, obat kuasi, dan
r-p
bahan baku
17. Penetapan pemasok Sediaan Farmasi dan Alat 4
da
Kesehatan
tan
18. Penetapan metode dan prosedur pengadaan 4
sediaan obat live saving , obat emergensi, anti
dotum, obat program pemerintah g-s
19.
tan
Penetapan metode dan prosedur pengadaan 4
sediaan narkotika, psikotropika
en
sesuai ketentuan
27. Verifikasi berita acara dan lampiran penerimaan 4
am
Sediaan Farmasi
htt
- 60 -
l
tm
Tingkat
r.h
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
Alat Kesehatan
ote
2. Penetapan tempat, metode, sarana dan prasarana 4
penyimpanan berdasarkan pertimbangan bentuk
-ap
sediaan
3. Penetapan cara penyimpanan Sediaan Farmasi 4
esi
berdasarkan data stabilitas
rof
4. Penetapan tempat dan metode penyimpanan 4
berdasarkan pertimbangan alfabetik nama
r-p
produk
5.
da
Penetapan tempat dan metode penyimpanan 4
berdasarkan pertimbangan farmakoterapi
tan
6. Penetapan tempat dan metode penyimpanan 4
g-s
berdasarkan pertimbangan bentuk sediaan dan
rute pemberian obat
tan
7. Penerapan prinsip First in First out (FIFO) dan 4
First Expire First Out (FEFO).
(FEFO).
en
persediaan
14. Verifikasi dokumentasi penyimpanan Sediaan 4
an
pencegahan dilakukan
ww
- 61 -
l
tm
Tingkat
r.h
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
4. Validasi surat pesanan Sediaan Farmasi dan Alat 4
ote
Kesehatan
5. Pemeriksaan ulang Sediaan Farmasi dan Alat 4
-ap
Kesehatan yang akan didistribusikan/disalurkan
esi
6. Pengemasan dan pelabelan ulang bahan baku 4
7. Penyiapan ruang pengemasan dan pelabelan 4
rof
ulang bahan baku
r-p
8. Penetapan hasil identifikasi alat atau cara 4
transportasi untuk pendistribusian Sediaan
da
Farmasi dan Alat Kesehatan
tan
9. Perencanaan delivery time dan
dan delivery route 4
10. Perencanaan moda transportasi 4
11. Pendistribusian Sediaan Farmasi
g-s
secara Unit 4
tan
Dose Dispensing (UDD)
(UDD)
12. Pendistribusian Sediaan Farmasi secara One 4
en
pendistribusian
19. Pengendalian mutu kondisi sarana transportasi 4
a.c
Farmasi
htt
- 62 -
l
tm
Tingkat
r.h
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
Farmasi
ote
30. Pengelolaan risiko terhadap penarikan Sediaan 3
Farmasi
-ap
31. Penyampaian informasi risiko penarikan Sediaan 4
Farmasi kepada pihak-pihak yang terkait
esi
32. Pelaksanaan penarikan Sediaan Farmasi 4
rof
33. Penanganan produk dari penarikan Sediaan 4
r-p
Farmasi
34. Verifikasi dokumentasi penarikan Sediaan 4
da
Farmasi
tan
4) Pemusnahan Sediaan Farmasi
35. g-s
Penetapan kriteria Sediaan Farmasi rusak dan 4
atau kedaluwarsa yang akan dimusnahkan
tan
36. Identifikasi Sediaan Farmasi yang akan 4
dimusnahkan
en
dimusnahkan
/km
Farmasi
40. Verifikasi pembuatan laporan dan berita acara 4
23
Farmasi
uly
Radiofarmaka, Kelompok B3
1. Penanganan Sediaan Farmasi critical 4
dih.kemkes.go.id
- 63 -
l
tm
Tingkat
r.h
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
2. Penanganan Sediaan Farmasi kategori HAM 4
ote
3. Penanganan sediaan sitostatika 3
4.
-ap
Penanganan sediaan radiofarmaka dan 2
penerapan perlindungan terhadap radiasi nuklir
esi
5. Penanganan Sediaan Farmasi kelompok B3 4
rof
6. Penanganan kejadian tumpahan dan insiden 4
lainnya di dalam ruang steril atau khusus
r-p
7. Pencegahan kejadian tumpahan dan insiden 4
da
lainnya di dalam ruang steril atau khusus
tan
8. Penanganan kejadian tumpahan dan insiden 4
lainnya di luar ruang steril atau khusus
9. Pencegahan kejadian tumpahan dan
g-s insiden 4
tan
lainnya di luar ruang steril atau khusus
10. Penanganan dan penyaluran CCP 4
en
critical
/km
kelompok B3
a.c
lainnya
.ai
- 64 -
l
tm
Tingkat
r.h
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
5. Penelaahan dan interpretasi pedoman 4
ote
penggunaan alat/peralatan, pengukuran, atau
pengujian untuk merencanakan prosedur kerja
-ap
6. Pengukuran dan interpretasi hasil pengukuran 4
parameter fisika, kimia, mikrobiologi dalam studi
esi
praformulasi
rof
7. Penentuan dan interpretasi hasil penentuan uji 4
disolusi dan uji BA/BE sebagai parameter studi
r-p
praformulasi
8.
da
Penentuan dan interpretasi hasil penentuan 4
kemurnian bahan aktif sebagai parameter studi
tan
praformulasi
9.
kadar sediaan sebagai parameter
g-s
Penentuan dan interpretasi hasil penetapan
studi
4
tan
praformulasi
10. Penentuan dan interpretasi hasil uji stabilitas 4
en
pengobatan
/20
kedaluwarsa (Expiration
(Expiration Date/ED)
Date/ED) Sediaan
uly
- 65 -
l
tm
Tingkat
r.h
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
21. Penyusunan prosedur pembuatan sediaan beta 4
ote
laktam berdasarkan pedoman sesuai dengan
CPOB
-ap
22. Penyusunan prosedur pembuatan (compounding
(compounding ) 4
sediaan extemporaneous
esi
23. Penetapan lama penyimpanan (Beyond
(Beyond Used 4
rof
Date /BUD)
/BUD) sediaan extemporaneous
24. Penetapan spesifikasi bahan baku berdasarkan 4
r-p
data, standar mutu dan ketentuan regulasi
da
25. Penetapan spesifikasi produk antara, produk 4
tan
ruahan, produk jadi berdasarkan data, standar
mutu dan ketentuan regulasi
26. Penetapan spesifikasi bahan g-s
pengemas 4
berdasarkan data, standar mutu dan ketentuan
tan
regulasi
27.
en
regulasi
31. Penyusunan sistem pemastian mutu untuk 3
om
kalibrasi
- 66 -
l
tm
Tingkat
r.h
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
pengawasan mutu (QC)
ote
41. Penyusunan sistem pemastian mutu penanganan 3
masalah/kejadian yang tidak diinginkan serta
-ap
penetapan akar masalah (root cause) dan CAPA
42. Penentuan parameter mutu pada pengujian mutu 4
esi
bahan baku, selama proses produksi (IPC),
rof
produk antara, dan produk jadi
43. Penyusunan sistem pemastian mutu untuk 3
r-p
peningkatan skala produksi (scale
(scale up )
da
44. Penyiapan dokumen registrasi sediaan obat, obat 3
tradisional, suplemen kesehatan, obat kuasi, dan
tan
notifikasi kosmetik (termasuk Dokumen
Informasi Produk)
45. Penerapan kajian risiko mutu (quality
g-s
(quality risk 3
tan
assessment ) pada pengembangan formulasi obat
46. Penerapan konsep Quality by Design (QBD): 3
en
I Compounding Sediaan
Sediaan Farmasi Extemporaneous
23
produk extemporaneous yang
yang akan disiapkan
3. Verifikasi kebutuhan dan penyiapan peralatan 4
a.c
disiapkan
uly
4. Pemilihan dan
timbang dan alatvalidasi
ukur teknik penggunaan alat 4
am
6.
.ai
- 67 -
l
tm
Tingkat
r.h
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
sediaan obat, nutrisi parenteral
ote
13. Verifikasi pelaksanaan teknik rekonstitusi/ 3
pencampuran sediaan injeksi dengan pelarutnya
-ap
14. Verifikasi pelaksanaan teknik pencampuran obat 2
esi
injeksi risiko tinggi
15. Preparasi sediaan sitostatika 2
rof
16. Preparasi sediaan radiofarmaka 2
r-p
17. Verifikasi hasil compounding obat non parenteral 4
non hazard
da
18. Verifikasi hasil compounding obat parenteral, 3
tan
hazard
19.
Flow (LAF)/Biological
g-s
Verifikasi dan teknik penggunaan Laminar Air
(LAF)/Biological Safety Cabinet (BSC)
(BSC)
2
tan
20. Verifikasi penetapan BUD dan kelengkapan 4
informasi pada kemasan hasil compounding
en
compounding
/20
pengujian sterilitas
31. Verifikasi pelaksanaan dan hasil pengujian 4
htt
sterilitas
32. Verifikasi penyaluran bahan, alat, peralatan, dan 4
perlengkapan steril siap pakai
33. Verifikasi dokumentasi penyiapan dan 4
dih.kemkes.go.id
- 68 -
l
tm
Tingkat
r.h
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
penyaluran bahan, alat, peralatan, dan
ote
perlengkapan steril siap pakai
-ap
K Farmakovigilans
esi
1. Deteksi adanya kejadian efek samping atau 4
masalah lain yang berkaitan dengan Sediaan
rof
Farmasi
r-p
2. Penilaian kejadian efek samping atau masalah 4
lain yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi
da
3. Identifikasi kasualitas kejadian efek samping 3
tan
atau kejadian yang tidak diharapkan
4. Identifikasi solusi kejadian efek samping atau 3
g-s
masalah lain yang berkaitan dengan Sediaan
tan
Farmasi
5. Pelaksanaan tindakan (termasuk merujuk) untuk 3
en
- 69 -
l
tm
Tingkat
r.h
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
berdasarkan referensi
ote
7. Penetapan tingkat informasi yang akan 4
dilayankan berdasarkan kompetensi Apoteker
-ap
(retrieval /analisis
/analisis /rekomendasi)
8.
esi
Formulasi atau pengorganisasian informasi 4
berdasarkan tingkat kedalaman kebutuhan
rof
informasi dan kecukupan referensi
9. Penggunaan aplikasi teknologi informasi pada 4
r-p
pembuatan media komunikasi
da
10. Pemilihan teknik presentasi berdasarkan 4
tan
kemampuan penerima
11. Penerapan prinsip atau teknik komunikasi efektif 4
pada penyampaian informasi g-s
12. Tindaklanjut terhadap kepuasan penerimaan
tan
4
informasi sesuai dengan yang diharapkan
en
k-t
1) Rekonsiliasi Obat
1. Penelusuran informasi riwayat pengobatan dari 4
/03
proses pengobatan
6. Analisis diskrepansi obat saat pindah pelayanan 4
n
.ai
pelayanan
2) Kemampuan Dasar Kalkulasi Farmasi
//w
- 70 -
l
tm
Tingkat
r.h
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
12. Kalkulasi konsentrasi obat bentuk sediaan 3
ote
injeksi dan infus
13. Kalkulasi volume untuk rekonstitusi obat 4
-ap
14. Kalkulasi volume untuk dilusi obat dan obat rute 3
esi
nebulizer
15.
rof
Kalkulasi laju pemberian (route
(route of administration ) 4
obat injeksi
r-p
16. Kalkulasi laju pemberian obat infus 4
da
17. Kalkulasi Beyond Used Date (BUD)
(BUD) sediaan sirup, 4
larutan, pulvis, pulveres
tan
18. Kalkulasi BUD sediaan jadi infus dan injeksi 4
19. g-s
Kalkulasi Ideal Body Weight (IBW), Body Mass 4
Index (BMI), Body Surface Area (BSA), Creatinine
tan
Clearance (CrCl), dan Area under the Curve (AUC)
(AUC)
en
rumatan (maintenance
(maintenance dose )
26. Kalkulasi dosis obat terdialisis 2
om
fungsi organ
28. Kalkulasi dosis antidotum berdasar tingkat 2
an
toksisitas
uly
a) Asesmen Administratif
29. Interpretasi kejelasan dan kelengkapan resep 4
n
.ai
b) Asesmen Farmasetis
35. Analisis kesesuaian bentuk sediaan obat 3
terhadap kondisi umum dan aksesibilitas obat
dih.kemkes.go.id
- 71 -
l
tm
r.h
Tingkat
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
dalam tubuh penerima Pelayanan Kefarmasian
ote
36. Analisis kesesuaian bentuk sediaan obat 4
terhadap kenyamanan Penerima Pelayanan
-ap
Kefarmasian dalam menggunakan obat
37.
esi
Analisis kesetaraan zat aktif obat dari berbagai 4
bentuk garamnya
rof
38. Identifikasi zat aktif obat dari berbagai bentuk 4
r-p
kombinasi sediaan obat
39. Analisis kelayakan penghalusan obat dalam 4
da
bentuk sediaan padat
tan
40. Penetapan inkompatibilitas obat dengan obat, 3
pelarut, bahan penolong, kemasan, dan Alat
Kesehatan g-s
41.
tan
Penetapan inkompatibilitas komponen nutrisi 3
parenteral
en
ED/BUD
44. Telaah stabilitas obat terhadap proses 4
23
transportasi
/20
samping serius
47.
an
maupun di rumah
.ai
kehamilan
53. Ketepatan pilihan obat terhadap ibu menyusui 4
54. Ketepatan pilihan obat untuk bayi dan anak 3
55. Ketepatan pilihan obat untuk lansia/geriatrik 3
dih.kemkes.go.id
- 72 -
l
tm
r.h
Tingkat
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
56. Ketepatan pilihan obat berdasarkan hasil kultur 3
ote
kuman
57.
-ap
Ketepatan pilihan obat berdasarkan hasil 3
pemeriksaan laboratorium
esi
58. Interpretasi skala nyeri
Penerima Pelayanan anak, dewasa,
Kefarmasian dan
tidak sadar 3
rof
terkait pilihan obat
r-p
59. Ketepatan pilihan obat berdasarkan riwayat Efek 3
Samping Obat (ESO)
da
60. Analisis polifarmasi penggunaan obat 4
tan
61. Identifikasi obat off label dalam penggunaan 3
62. Analisis pilihan obat paling efektif g-s 3
d) Asesmen Farmasi Klinik: Efikasi Obat
tan
parameter farmakokinetik
73. Analisis dosis efektif obat 3
n
.ai
pencapaian onset
75. Analisis rute pemberian obat terhadap gangguan 4
//w
absorbsi
76. Analisis ketepatan dosis obat pada gangguan 4
ps:
fungsi ginjal
htt
- 73 -
l
tm
r.h
Tingkat
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
sistem penghantaran obat
obat (drug delivery system )
ote
80. Interpretasi hasil pengukuran tanda-tanda vital 3
penggunaan obat
-ap
e) Asesmen Farmasi Klinis: Keamanan Obat
esi
81. Analisis interaksi obat terhadap kondisi klinis 2
rof
82. Analisis interaksi obat dengan obat, obat dengan 4
makanan, dan pengaruh gaya hidup
r-p
83. Analisis risiko overdosis/dosis toksik pada 3
da
penggunaan obat dengan jendela terapi sempit
tan
84. Identifikasi overdosis obat 4
85. Analisis overdosis obat dengan titrasi 3
86. Analisis risiko overdosis/dosis
g-s toksik 3
tan
penggunaan obat dengan hipoalbumin
87. Analisis dan pencegaham risiko resistensi, 3
en
88. Analisis riwayat alergi obat
obat/efek samping serius 4
/km
karena obat/toksisitas
89. Analisis overdosis obat pada gangguan fungsi 4
/03
ginjal
90. Analisis overdosis obat pada gangguan fungsi 4
23
liver
/20
Kesehatan Y-site
.ai
- 74 -
l
tm
r.h
Tingkat
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
106. Identifikasi obat berisiko gangguan 3
ote
keseimbangan
107. Penatalaksanaan efek samping obat
-ap
3
108. Identifikasi risiko obat vesikan 3
esi
109. Penetapan interaksi aktual obat 3
rof
110. Identifikasi risiko obat dengan efek hazard 4
r-p
111. Identifikasi risiko obat dengan teknik 3
penggunaan khusus/teknik rekonstitusi khusus
da
112. Analisis interaksi potensial obat dengan obat dan 4
tan
obat dengan makanan
113. Analisis interaksi potensial obat dengan penyakit 3
g-s
114. Analisis interaksi potensial obat dengan Alat 3
tan
Kesehatan
en
obat
om
obat alternatif
ww
kompleks
125. Telaah kepatuhan terhadap rejimen obat lebih
htt
4
dari 6 bulan
126. Telaah
hidup kepatuhan terhadap rejimen obat seumur 3
- 75 -
l
tm
r.h
Tingkat
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
kesulitan teknik penggunaan
ote
128. Telaah kepatuhan terhadap rejimen obat dengan 3
riwayat efek samping serius
-ap
129. Telaah kepatuhan terhadap rejimen obat terkait 3
esi
kemandirian penerima Pelayanan Kefarmasian
130. Telaah kepatuhan terhadap rejimen obat yang
rof
3
terstigma dimasyarakat
r-p
131. Telaah kepatuhan terhadap rejimen obat dengan 3
tingkat keinginan sembuh rendah
da
g) Penatalaksanaan Masalah Obat
tan
132. Komunikasi dengan penulis resep tentang 4
kelengkapan dan/atau kejelasan resep g-s
133. Penetapan kualitas obat dengan pertimbangan
tan
4
kondisi fisik obat, sifat organoleptis, dan tanggal
en
ED/BUD
134. Pemilihan bentuk sediaan obat yang tepat sesuai
k-t
4
kondisi umum dan kenyamanan pengunaan obat
/km
masalah inkompatibilitas
138. Penggantian wadah atau kelengkapan Alat
om
3
Kesehatan untuk mengatasi inkompatibilitas
a.c
pemberian obat
139. Penyelesaian masalah ketidaktepatan indikasi 3
an
- 76 -
l
tm
r.h
Tingkat
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
ke parenteral paska operasi saluran pencernaan
ote
146. Penetapan perubahan bentuk sediaan obat oral 3
ke parenteral karena kondisi klinis menurunkan
-ap
efektifitas absorbsi obat
esi
147. Penetapan perubahan bentuk sediaan obat 3
karena dibutuhkan onset cepat
rof
148. Pembuatan jadwal penggunaan obat rejimen 3
r-p
komplek
149. Pembuatan jadwal penggunaan obat anak dengan 2
da
kemoterapi
tan
150. Pembuatan jadwal penggunaan obat dengan 3
jumlah lebih dari 6 macam
g-s
151. Penyelesaian masalah interaksi obat dengan 3
tan
menghentikan obat, mengganti obat, merubah
jadwal penggunaan, atau mengganti Alat
en
Kesehatan
k-t
dengan obat
163. Penyelesaian masalah ketidakpatuhan 4
ps:
- 77 -
l
tm
r.h
Tingkat
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
165. Validasi salinan resep (apograph
(apograph ) 4
ote
166. Perancangan label obat per oral 4
-ap
167. Perancangan label obat injeksi 3
168. Perancangan label obat untuk pemakaian luar
esi
4
169. Perancangan label obat untuk gangguan fungsi 4
rof
penglihatan
r-p
170. Perancangan label obat dengan risiko efek 3
samping khusus
da
171. Perancangan label obat narkotika dan 4
tan
psikotropika
172. Perancangan label
penggunaan khusus
obat dengan
g-sinstruksi 3
tan
173. Perancangan label obat dengan risiko hazard 3
174. Perancangan
en
175. Perancangan label nutrisi parenteral 3
/km
khusus
181. Pembuatan label obat narkotika dan psikotropika 4
a.c
penggunaan khusus
uly
183. Pembuatan label obat dengan risiko hazard 3
184. Pembuatan label obat dengan instruksi 4
am
penyimpanan khusus
n
i) Kontrol Kualitas
191. Verifikasi obat golongan controlled drug 4
(narkotika, psikotropika, precursor farmasi, obat-
dih.kemkes.go.id
- 78 -
l
tm
r.h
Tingkat
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
obat tertentu)
ote
192. Verifikasi obat risiko tinggi, HAM dengan dobel 4
-ap
cek
193. Verifikasi obat life saving : kemudahan akses, 3
esi
kecepatan, ketepatan jumlah, kelengkapan
kelengkapan
(medication devices)
rof
194. Verifikasi akhir kesesuaian obat, 4
r-p
resep/apograph, kondisi penerima Pelayanan
Kefarmasian, aturan pakai, kemasan obat,
da
informasi penyimpanan dan informasi lain
tan
4) Dispensing Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
a) g-s
Penyerahan Sediaan Farmasi dan Alat kesehatan
195. Verifikasi kesesuaian penerima obat terhadap 4
tan
nama dalam resep
196. Penjelasan obat risiko tinggi
en
4
197. Penjelasan
k-t
umum
23
4
b) Pemberian Konseling dan Edukasi
om
204. Implementasi prosedur
pemahaman penerima konseling
Pelayanan obat sesuai
Kefarmasian 4
am
4
210. Konseling karena mengalami cedera efek samping 3
htt
- 79 -
l
tm
r.h
Tingkat
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
patch
ote
215. Konseling obat risiko resisten 4
-ap
216. Konseling obat rejimen kompleks 3
217. Konseling obat dengan interaksi tinggi
esi
3
218. Konseling risiko obat dengan indeks terapi sempit 4
rof
(narrow therapeutic index )
r-p
219. Pemberian edukasi fungsi dan risiko obat off label 3
220. Pemberian edukasi waktu minum obat sesuai 4
da
risiko obat dan kenyamanan penerima Pelayanan
tan
Kefarmasian
221. Pemberian edukasi pengetahuan, risiko, dan cara 4
simpan obat g-s
tan
222. Pemberian edukasi pengetahuan, risiko, dan cara 4
penggunaan obat B3
en
4
penggunaan obat tetes mata, salep mata
23
irigasi hidung
om
(MDI), turbohaler
uly
4
penggunaan flexpen
penggunaan flexpen
htt
- 80 -
l
tm
r.h
Tingkat
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
236. Penelusuran data penerima Pelayanan 4
ote
Kefarmasian
-ap
237. Penelusuran keluhan atau permintaan obat dari 4
penerima Pelayanan Kefarmasian
esi
238. Penelusuran riwayat penyakit penerima 4
rof
Pelayanan Kefarmasian
239. Penelusuran riwayat pengobatan penerima 4
r-p
Pelayanan Kefarmasian
da
240. Penelusuran kebiasaan atau gaya hidup 4
241. Penggunaan
tan
termometer pengukur suhu, 4
tensimeter, oksimeter
g-s
242. Penetapan adanya minor sympthom dan alarm 4
sign /warning sympthom
tan
sympthom
244. Penetapan durasi pemberian obat (treatment
(treatment time 4
scale )
/03
secara umum
247. Pemantauan perbaikan kondisi umum setelah 4
an
pemberian obat
uly
dosis 3
titrasi
n
paska konseling
ww
- 81 -
l
tm
r.h
Tingkat
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
256. Pemantauan perbaikan klinis dan hasil 4
ote
laboratorium setelah pemberian obat
-ap
257. Pemantauan efektifitas obat terhadap perubahan 4
kondisi klinis baru
esi
258. Pemantauan efektifitas obat karena adanya 4
rof
tambahan obat baru
b) Pemantauan Efek Yang Tidak Diinginkan
r-p
259. Identifikasi data subyektif maupun obyektif efek 3
da
samping obat
tan
260. Pemantauan efek samping obat karena 4
pemakaian dosis maksimal
261. Pemantauan efek samping g-s
pada awal 3
penggunaan obat jangka panjang
tan
kulit
264. Pemantauan efek samping karena interaksi 3
potensiasi obat
/03
jangka Panjang
/20
disorder
an
3
.ai
hemodialisis terjadwal
276. Pemantauan prespitasi obat dalam infus dengan 3
rute pemberian infus kontinyus
277. Pemantauan prespitasi obat dalam infus dengan 3
rute pemberian infus lebih dari 1 terhubung ke
dih.kemkes.go.id
- 82 -
l
tm
r.h
Tingkat
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
konektor/Alat Kesehatan Y-site
ote
278. Pemantauan tempat injeksi karena pemberian 3
-ap
obat potensial merusak jaringan
esi
M Pelayanan Kefarmasian Untuk Masyarakat
rof
1) Promosi dan Edukasi
r-p
1. Identfikasi karakteristik kelompok masyarakat 4
sasaran: faktor sosial, budaya, dan ekonomi
da
2. Identifikasi masalah obat masyarakat dengan 4
tan
melibatkan kelompok/komunitas sasaran
3.
masyarakat sasaran
g-s
Penyusunan solusi masalah obat pada kelompok 4
tan
4. Penyiapan informasi yang berkaitan dengan obat 4
sesuai kebutuhan kelompok masyarakat sasaran
en
tentang:
/km
darurat
3) Pengelolaan Obat Mitigasi Bencana
14. Penyamaan pemahaman tentang rapid health 3
assessment
dih.kemkes.go.id
- 83 -
l
tm
r.h
Tingkat
No Keterampilan Apoteker
Kemampuan
ke
15. Penetapan kebutuhan pengadaan Sediaan 3
ote
Farmasi dan Alat Kesehatan esensial sesuai jenis
-ap
bencana
16. Penentuan lokasi penyimpanan dan pengelolaan 3
esi
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
rof
r-p
da
tan
g-s
tan
en
k-t
/km
/03
23
/20
om
a.c
an
uly
amn
.ai
ww
//w
ps:
htt
dih.kemkes.go.id
- 84 -
l
tm
r.h
BAB V
ke
PENUTUP
ote
-ap
Standar Kompetensi Apoteker ini diharapkan dapat menjadi acuan dan
esi
landasan bagi Apoteker dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
rof
dalam memberikan Pelayanan Kefarmasian yang terstandar di semua fasilitas
r-p
kefarmasian. Selain hal tersebut di atas, standar ini dapat digunakan sebagai
da
acuan dalam merancang dan melaksanakan program pendidikan profesi
tan
Apoteker di Indonesia. Agar penyelenggaraan pelayanan dan pendidikan profesi
Apoteker di Indonesia dapat berjalan sesuai standar, maka diperlukan adanya
g-s
persamaaan persepsi dan pemahaman terhadap standar kompetensi ini.
tan
dengan baik diperlukan dukungan kebijakan dari berbagai pihak, baik dalam
k-t
MENTERI KESEHATAN
om
REPUBLIK INDONESIA,
a.c
ttd.
an
uly
BUDI G. SADIKIN
n am
.ai
ww
//w
ps:
htt