You are on page 1of 22

PENANGGULANGAN

PTM TERPADU DI FKTP


(3)

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular


Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan RI
PENGENDALIAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR
DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu
melakukan Pengendalian Terpadu PTM di FKTP sesuai dengan
Permenkes Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penanggulangan
Penyakit Tidak Menular

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu:
• Pengendalian terpadu faktor risiko PTM
• Tatalaksana terpadu PTM di FKTP
• Upaya rehabilitatif PTM
POKOK BAHASAN
• Pengendalian Terpadu Faktor Risiko PTM
• Tatalaksana Terpadu PTM (Termasuk Prosedur Rujukan)
• Upaya Rehabilitatif PTM
UPAYA REHABILITATIF PADA
PENYAKIT TIDAK MENULAR
UPAYA REHABILITATIF PTM
 Rehabilitasi PTM bertujuan untuk meminimalkan komplikasi melalui
pengobatan yang tepat serta meningkatkan kualitas hidup dan lama
ketahanan hidup pada penderita.

 Rehabilitasi dilaksanakan pada penderita:

1) Pasca stroke (survivor);

2) DM dengan kaki diabetes (diabetesi);

3) Kanker (survivor)

 Rehabilitasi dilakukan dengan perawatan kasus PTM oleh tenaga


terlatih dalam rehabilitasi medik.

 Kegiatan paliatif antara lain meliputi penatalaksanan nyeri


UPAYA REHABILITATIF PADA PTM
 Rehabilitasi PTM bertujuan untuk meminimalkan komplikasi melalui pengobatan yang tepat serta
meningkatkan kualitas hidup dan lama ketahanan hidup pada penderita.

REHABILITASI PADA HIPERTENSI


REHABILITASI PADA STROKE
REHABILITASI PADA DM TIPE II DAN ULKUS DIABETIK
REHABILITASI PADA OBESITAS
REHABILITASI PADA ASMA BRONKIALE
REHABILITASI PADA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK
REHABILITASI PADA HIPERTENSI

 Latihan aerobik jalan telah dibuktikan dapat mencegah


hipertensi dan menurunkan tekanan darah
 Latihan aerobik jalan yang ritmik dan dinamik
menggunakan grup otot besar sangat dianjurkan untuk
 Menurut American college of sports medicine (ACSM):
a. Frekuensi : 3 – 5 kali perminggu
b. Intensitas : 60-70% denyut nadi maksimal
c. Durasi : 30 – 60 menit/sesi latihan.
d. Target waktu latihan aerobik jalan dilakukan selama 4
– 6 bulan.
e. Penurunan tekanan darah: 5-7 mmHg
REHABILITASI PADA STROKE

Tujuan : mengoptimalkan pemulihan dan atau memodifikasi gejala sisa yang ada agar penyandang stroke
mampu melakukan aktivitas fungsional secara mandiri, dapat beradaptasi dengan lingkungan dan
mencapai hidup yang berkualitas.
REHABILITASI PADA DM TIPE II DAN
ULKUS DIABETIK
Edukasi terkait bidang rehabilitasi medik yang diberikan kepada pasien meliputi pemahaman tentang:
•Intervensi farmakologis
•Intervensi non-farmakologis
– Interaksi antara asupan makanan, aktivitas fisik, dan obat hipoglikemik oral atau insulin serta obat-
obatan lain.
– Latihan fisik yang teratur
– perawatan kaki
REHABILITASI PADA OBESITAS

Rehabilitasi pada obesitas tanpa komplikasi dapat dilakukan dengan


beberapa latihan dasar :
 Latihan peregangan
 Latihan aerobik
 Latihan kekuatan otot
REHABILITASI PADA ASMA BRONKIALE

1. Mengatasi sesak napas.


 Positioning saat terjadi serangan asma dalam posisi
duduk, berdiri dan tidur

 Latihan kontrol pernapasan dan relaksasi Pursed Lip Expiration dan


Diaphragma Breathing. Relaksasi general dengan Jacobson Relaxation
Technique Pursed Lip Expiration dan Diaphragma Breathing
REHABILITASI PADA ASMA BRONKIALE (lanjutan)

2. Manajemen retensi mukus.


Upaya memudahkan pengeluarkan mukus :
postural drainage, terapi fisik dada, latihan batuk efektif (huffing/
coughing). Bisa diberikan mukolitik/ inhalasi dengan nebulizer
sebelumnya bila diperlukan.
3. Bila sesak teratasi:
Mengupayakan aktifitas normal termasuk exercise/ Olahraga
aerobik teratur : Berjalan, bersepeda, treadmill, berenang
REHABILITASI PADA ASMA BRONKIALE (lanjutan)

4. Edukasi cara pencegahan :


• Pemakaian obat asma sesuai kebutuhan/ stadium
• Hidup teratur
• Hindari kelelahan fisik berlebihan
• Jaga stabilitas emosional
• Hindari pajanan dengan allergen
• Hindari infeksi saluran napas berkepanjangan
• Olahraga teratur (latihan aerobik mandiri dan Senam Asma
Indonesia)
REHABILITASI PADA PPOK
Program rehabilitasi terdiri dari 3 komponen yaitu:
a. Latihan fisik  memperbaiki efisiensi dan kapasitas sistem transportasi
oksigen  efisiensi distribusi darah, cardiac output dan stroke volume.

b. Latihan psikososial  status psikologis pasien PPOK perlu diamati


dengan cermat dan jika diperlukan dapat diberikan obat

c. Latihan pernapasan
 mengurangi dan mengontrol sesak napas
 pernapasan diafragma dan pursed lips breathing
 memperbaiki ventilasi dan mensikronisasikan kerja otot abdomen
dan toraks
REHABILITASI PADA PPOK

PPOK derajat 3-4


Rehabilitasi hanya dilakukan di Rumah Sakit untuk
yang telah mendapatkan pengobatan optimal yang
disertai antara lain:
a. Gejala pernapasan berat
b. Beberapa kali masuk ruang gawat darurat
c. Kualitas hidup yang menurun.
Program Paliatif

 Paliatif membantu seorang penderita kanker


untuk hidup lebih nyaman sehingga memiliki
kualitas hidup yang lebih baik

 Merupakan kebutuhan penting kemanusiaan


terutama untuk penderita kanker
Prinsip Program Paliatif Pasien Kanker

1. Menghilangkan nyeri dan gejala fisik lain


2. Menghargai kehidupan dan menganggap kematian sebagai proses normal
3. Tidak bertujuan mempercepat atau menghambat kematian
4. Mengintegrasikan aspek fisik, psikologis, sosial dan spiritual
5. Memberikan dukungan agar pasien dapat hidup seaktif mungkin
6. Memberikan dukungan kepada keluarga sampai masa dukacita
7. Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi
kebutuhan pasien dan keluarganya
8. Menghindari tindakan yang sia-sia
9. Bersifat individual tergantung kebutuhan pasien
Indikasi pelayanan paliatif
 Nyeri atau keluhan fisik lainnya yang belum dapat diatasi.
 Gangguan psikologis terkait dengan diagnosis atau terapi kanker.
 Penyakit penyerta yang berat dan kondisi sosial yang diakibatkannya.
 Permasalahan dalam pengambilan keputusan tentang terapi yang akan atau sedang
dilakukan.
 Pasien/keluarga meminta untuk dirujuk ke perawatan paliatif (sesuai dengan prosedur
rujukan).
 Angka harapan hidup < 12 bulan (ECOG > 3 atau Karnofsky < 50%, metastasis otak
dan leptomeningeal, metastasis di cairan interstisial, sindromvena cava superior,
kaheksia, serta kondisi berikut bila tidak dilakukan tindakan atau tidak respon
terhadap tindakan, yaitu kompresi tulang belakang, bilirubin ≥2,5 mg/dl, kreatinin ≥3
mg/dl ) *.
 Pasien kanker stadium lanjut yang tidak memberikan respon dengan terapi yang
diberikan.
LANGKAH – LANGKAH PROGRAM
PALIATIF

Melakukan penilaian aspek fisik, psikologis, sosial dan kultural, dan spiritual.
Menentukan pengertian dan harapan pasien dan keluarga.
Menentukan tujuan perawatan pasien.
Informasi dan edukasi perawatan pasien.
Tata laksana gejala, dukungan psikologis, social dan kultural, dan spiritual.
Respon pada stadium terminal: memberikan tindakan sesuai wasiat atau keputusan
keluarga bila wasiat belum dibuat, misalnya: penghentian atau tidak memberikan
pengobatan yang memperpanjang proses menuju kematian (resusitasi, ventilator, cairan,
dan lain-lain).
Membantu pasien dalam membuat Advanced Care Planning (wasiat atau keingingan
terakhir).
Pelayanan terhadap pasien dengan stadium terminal.
TIM PALIATIF
Perawatan bersama pasien dengan tim
utama, untuk mengendalikan gejala dan
PELAYANAN PALIATIF masalah psikososial dan spiritual
KONSULTATIF bersamaan dengan pasien menerima
pengobatan aktif untuk penyakitnya.

dirujuk kembali untuk


Menurunkan peran tatalaksana aktif untuk
untuk tatalaksana aktif memperbaiki gejala
penyakit yang progresif yang ditimbulkan
penyakit progresif

Penatalaksanaan gejala pada unit


pelayanan paliatif untuk menstabilkan
eksaserbasi akut dari gejala yang timbul
KOMPONEN UNIT PELAYANAN
PALIATIF
dan menyediakan perawatan
berkelanjutan bila pasien mengalami
PROGRAM kesulitan untuk menyesuaikan diri di

PALIATIF
masyarakat

Dirujuk kembali dari


Pasien dikembalikan ke masyarakat bila gejala
masyarakat dalam penyakit memburuk atau
kondisi yang stabil pasien mengalami kesulitan
untuk menyesuaikan di
masyarakat

Pemberian dukungan terhadap pasien


dan keluarga setelah pasien pulang dari
PELAYANAN PALIATIF rumah sakit.
DI MASYARAKAT
Hal ini penting dilakukan untuk
memastikan dan mengoptimalisasikan
kualitas hidup dan kesejahteraan pasien
di masyarakat
TERIMA
KASIH

You might also like