You are on page 1of 15

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR

RSUD SANGKULIRANG
Jl. Wana Bhakti Desa Benua Baru Ulu Kec. Sangkulirang Kab. Kutai Timur Kode Pos 75684
Telepon 0853 4520 3003 Email : rsu.sangkulirang@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANGKULIRANG


NOMOR: 455 / 800 / 051 / SK / I / 2022

TENTANG
PANDUAN PENGELOLAAN PERALATAN DAN ATAU BAHAN MEDIS HABIS
PAKAI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANGKULIRANG

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANGKULIRANG,


Menimbang : a. bahwa dalam upaya pelaksanaan pencegahan dan pengendalian
infeksi diperlukan panduan pengelolaan peralatan dan atau
bahan medis habis pakai;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf
a diatas maka perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur
Rumah Sakit Umum Daerah Sangkulirang tentang Panduan
Pengelolaan Peralatan dan atau Bhan Medis Habis Pakai.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;


3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 Tentang
Pedoman Pencegahan dan pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/
Menkes/ SK/ II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
6. Keputusan Bupati Kutai Timur Nomor 821.2/ 016/BKPP-
MUT/I/2020 tentang Pelantikan dan Pengambilan Sumpah /
Janji Dalam Jabatan Administrator, Jabatan Pengawasan dan
Jabatan Fungsional Dilingkungan Pemerintahan Kabupaten
Kutai Timur.
7. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sangkulirang
Nomor 445/800/051/SK/XII/2022 tentang Kebijakan
Penyelenggaraan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi;

8. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sangkulirang


Nomor 445/800/052/SK/XII/2022 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Kesatu : Panduan Pengelolaan Peralatan Dan Atau Bahan Medis Habis
Pakai di Rumah Sakit Umum Daerah Sangkulirang sebagaimana
terlampir dalam keputusan ini yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari keputusan direktur ini.
Kedua : Panduan ini menjadi acuan bagi Rumah Sakit untuk melaksanakan
Pengelolaan Peralatan Dan Atau Bahan Medis Habis Pakai.
Ketiga : Pembinaan dan pengawasan Penyelenggaraan pengelolaan barang
dire-use di Rumah Sakit Umum Daerah Sangkulirang dilaksanakan
oleh Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Sangkulirang
Pada Tanggal : 9 Januari 2022
Direktur,

dr. Rakhmadi Sya’ban Nur


NIP.19870413 201405 1 002

Lampiran : Keputusan Direktur Rumah Sakit


Umum Sangkulirang
Nomor : 445/800/051/SK/I/2023
Tentang : Panduan Pengelolaan Peralatan
dan/atau Bahan Medis Habis Pakai

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Peralatan medis adalah alat yang digunakan untuk tujuan medis pada
pasien, diagnosis, terapi serta tindakan pembedahan. Peralatan medis di
rumah sakit merupakan alat penunjang dalam pelayanan yang sangat vital.
Peralatan medis dirumah sakit dapat berupa peralatan sekali pakai (single-
use) atau peralatan yang dapat digunakan kembali (re-use). Ada dua risiko
terkait single-use dan re-use peralatan habis pakai : ada risiko meningkatnya
infeksi dan ada risiko bahwa kekuatan peralatan habis pakai tersebut mungkin
tidak adekuat atau tidak memuaskan setelah diproses kembali. Pada waktu
alat single use menjadi re-use maka rumah sakit harus membuat kebijakan
yang menjadi panduan untuk re-use. Kebijakan konsisten dengan peraturan
dan perundangan nasional dan standar profesi dan termasuk mengidentifikasi
dari:
1. Peralatan dan peralatan habis pakai yang tidak bisa di re-use.
2. Jumlah maksimum untuk melakukan re-use pada setiap peralatan dan
peralatan yang di re-use.
3. Tipe pemakaian dan kelayakan, dan indikasi bahwa peralatan habis
pakai tidak bisa di re-use.
4. Proses pembersihan untuk setiap peralatan yang mulai dengan segera
sesudah digunakan dan diikuti dengan protokol yang jelas.
5. Proses untuk pengumpulan, analisa dan data yang berhubungan
dengan pencegahan dan pengendalian infeksi peralatan dan material
yang digunakan dan re-use.

B. TUJUAN
1) Menyediakan prosedur untuk desain dan pelaksanaan pendekatan
sistematis untuk perencanaan, ketepatan penggunaan, ketepatan
pengolahan, dan pemeliharaan semua peralatan medis yang dapat
digunakan kembali atau peralatan medis re-use (PMR) di rumah sakit.
2) Melindungi pasien dan petugas kesehatan dari kemungkinan terkena
infeksi silang karena penggunaan alat yang seharusnya sekali pakai
namun digunakan kembali tanpa prosedur yang benar.
C. Pengertian
1) Peralatan Medis Re-use (PMR) adalah setiap peralatan medis habis
pakai yang dirancang oleh produsen untuk digunakan kembali untuk
beberapa pasien. Semua PMR harus disertai dengan instruksi
penggunaan kembali sesuai prosedur yang disediakan oleh produsen.
2) Pemrosesan kembali adalah pembersihan, desinfeksi, sterilisasi, dan
persiapan peralatan untuk kesiapan penuh/siap pakai untuk penggunaan
selanjutnya. Hal ini dapat terjadi sebagian atau keseluruhan, baik di
dalam maupun di luar penyediaan, pengolahan dan distribusi.

BAB II
RUANG LINGKUP

A. Lingkup Area
1. Pelaksana panduan ini adalah tenaga kesehatan terdiri dari :
a. Staf Medis
1) Staf Perawat
2) Staf Bidan
3) Staf profesional lainya
b. Unit yang terlibat pelaksanaan Panduan Re - Use adalah:
1) Unit Gawat Darurat
2) Unit Rawat Jalan
3) Unit Rehabilitasi Medis
4) Unit Gigi Dan Mulut
5) Unit Radiologi
6) Unit laboratorium
7) Unit Kamar Operasi
8) Unit Rawat Inap terdiri dari :
a) Ruang Perawatan Dewasa
b) Ruang Perawatan Bedah dan Anak
c) Ruang Perawatan Kebidanan dan Penyakit Kandungan
d) Ruang Neonatal

B. Kewajiban Dan Tanggung Jawab


1. Seluruh Staf Rumah Sakit wajib memahami tentang Panduan Re-Use
2. Perawat Yang Bertugas (Perawat Penanggung jawab Pasien)
Bertanggung jawab melakukan Panduan Re-Use
3. Kepala Instalasi / Kepala Ruangan
a) Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami Panduan Re-Use
b) Terlibat dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Panduan
Re-Use.

4. Kepala Seksi Medis dan Keperawatan


a) Memantau dan memastikan Panduan Panduan Re-Use telah
dikelola dengan baik oleh Kepala Unit.
b) Menjaga standarisasi dalam menerapkan Panduan Re-Use yang
telah dibuat
BAB III
TATA LAKSANA

A. Prinsip Umum
Berkaitan dengan pemrosesan alat re-use dan single use ketentuan harus
mengacu pada ketentuan:
1. Berikut adalah peralatan medik yang dapat di re-use:
 Peralatan medik yang terdapat ketentuan DAPAT digunakan
kembali oleh produsen dan tertera dengan jelas pada kemasan,
dengan memperhatikan jumlah maksimal suatu peralatan dapat
digunakan kembali.
 Peralatan medik yang tidak berbahaya bila digunakan ulang dan
dipastikan tidak menyebabkan infeksi silang setelah dilakukan
sterilisasi dan dengan syarat masih layak digunakan kembali, list
terlampir.
2. Berikut adalah peralatan medik yang tidak dapat di re-use :
 Peralatan medik yang terdapat ketentuan TIDAK DAPAT digunakan
kembali oleh produsen dan tertera dengan jelas pada kemasan
tentang larangannya untuk melakukan re-use.
 Peralatan medik yang telah digunakan oleh pasien infeksius
(HbSAg+, HCV+, HIV+) tidak dapat digunakan kembali walaupun
telah dilakukan sterilisasi.
 Peralatan medik yang berbahaya bila digunakan ulang dan
kemungkinan akan menyebabkan infeksi silang walaupun setelah
dilakukan sterilisasi.
 Peralatan medik yang sudah mengalami kerusakan meskipun batas
belum melewati batas maksimal penggunaan.
3. Proses pemilahan, pengecekan kondisi, pencucian dan sterilisasi alat
dilakukan di setiap unit. Peralatan Medis Re-use (PMR) yang telah
digunakan dapat disterilkan kembali di unit dengan mengikuti ketentuan
desinfeksi dan sterilisasi alat medik sesuai prosedur.
4. Setelah peralatan medik disterilisasi, kemudian dikemas dan diberi
identifikasi berupa : nama alat, tanggal dilakukan sterilisasi dan tanggal
kadaluarsa.
5. Untuk mengetahui jumlah maksimal suatu alat dapat di re-use, setiap
unit mendokumentasikan jumlah pemakaian.
6. Peralatan yang bersifat single use di gunakan untuk sekali pemakaian,
peralatan single use tidak boleh digunakan ulang. Apabila bahan atau
peralatan medis single use telah kedaluarsa, diberlakukan sebagai
barang bekas pakai dan di bakar di incenerator dilengkapi dengan berita
acara pemusnahan. Untuk setiap peralatan atau material yang bisa
digunakan kembali, harus melalui proses desinfeksi dan sterilisasi.

B. Sterilisasi
1. Dekontaminasi adalah upaya mengurangi dan/atau menghilangkan
kontaminasi oleh mikroorganisme pada orang, peralatan, bahan, dan
ruang melalui desinfeksi dan sterilisasi dengan cara fisik dan kimiawi.
2. Desinfeksi adalah upaya untuk mengurangi/ menghilangkan jumlah
mikroorganisme patogen penyebab penyakit (tidak termasuk spora)
dengan cara fisik dan kimiawi.
3. Sterilisasi adalah upaya untuk menghilangkan semua mikroorganisme
dengan cara fisik dan kimiawi.
C. Persyaratan sterilisasi
1. Suhu pada desinfeksi secara fisik dengan air panas untuk peralatan
sanitasi 80°C dalam waktu 45-60 detik, sedangkan untuk peralatan
memasak 80°C dalam waktu 1 menit.
2. Desinfektan harus memenuhi kriteria tidak merusak peralatan maupun
orang, desinfektan mempunyai efek sebagai deterjen dan efektif dalam
waktu yang relatif singkat, tidak terpengaruh oleh kesadahan air atau
keberadaan sabun dan protein yang mungkin ada.
3. Penggunaan desinfektan harus mengikuti petunjuk pabrik.
4. Pada akhir proses desinfeksi terhadap ruang pelayanan medis (ruang
operasi dan ruang isolasi) tingkat kepadatan kuman pada lantai dan
dinding 0-5 CFU/cm², bebas mikroorganisme patogen dan gas gangren.
Untuk ruang penunjang medis (ruang rawat inap, ruang HCU/ICU/ ICCU,
kamar bayi, kamar bersalin, ruang perawatan luka bakar, dan laundry)
sebesar 5-10 CFU/cm².

5. Sterilisasi peralatan yang berkaitan dengan perawatan pasien secara fisik


dengan pemanasan pada suhu ±121°C selama 30 menit atau pada suhu
134°C selama 13 menit dan harus mengacu pada petunjuk penggunaan
alat sterilisasi yang digunakan.
6. Sterilisasi harus menggunakan desinfektan yang ramah lingkungan.
7. Petugas sterilisasi harus menggunakan alat pelindung diri dan menguasai
prosedur sterilisasi yang aman.
8. Hasil akhir proses sterilisasi untuk ruang operasi dan ruang isolasi harus
bebas dari mikroorganisme hidup.
D. Tata Laksana
1. Kamar/ ruang operasi yang telah dipakai harus dilakukan desinfeksi dan
sterilisasi sampai aman untuk dipakai pada operasi berikutnya.
2. Instrumen dan bahan medis yang dilakukan sterilisasi harus melalui
persiapan, meliputi :
a. Persiapan sterilisasi bahan dan alat sekali pakai:
Penataan – Pengemasan – Pelabelan – Sterilisasi.
b. Persiapan sterilisasi instrumen baru:
Penataan dilengkapi dengan sarana pengikat (bila diperlukan) -
Pelabelan – Sterilisasi.
c. Persiapan sterilisasi instrumen dan bahan lama:
Desinfeksi – Pencucian (dekontaminasi) – Pengeringan (pelipatan bila
perlu) - Penataan – Pelabelan – Sterilisasi.
3. Indikasi kuat untuk tindakan desinfeksi/ sterilisasi:
a. Semua peralatan medik atau peralatan perawatan pasien yang
dimasukkan ke dalam jaringan tubuh, sistem vaskuler atau melalui
saluran darah harus selalu dalam keadaan steril sebelum digunakan.
b. Semua peralatan yang menyentuh selaput lendir seperti endoskopi,
pipa endotracheal harus disterilkan/ didesinfeksi dahulu sebelum
digunakan.
c. Semua peralatan operasi setelah dibersihkan dari jaringan tubuh,
darah, atau sekresi harus selalu dalam keadaan steril sebelum
dipergunakan.
4. Semua benda atau alat yang akan disterilkan/ didesinfeksi harus terlebih
dahulu dibersihkan secara seksama untuk menghilangkan semua bahan
organik (darah dan jaringan tubuh) dan sisa bahan linennya.

5. Sterilisasi (132°C selama 3 menit pada gravity displacement steam


sterilizer) tidak dianjurkan untuk implant.
6. Setiap alat yang berubah kondisi fisiknya karena dibersihkan, disterilkan
atau didesinfeksi tidak boleh dipergunakan lagi. Oleh karena itu, hindari
proses ulang yang dapat mengakibatkan keadaan toksin atau
mengganggu keamanan dan efektivitas pekerjaan.
7. Jangan menggunakan bahan seperti linen, dan lainnya yang tidak tahan
terhadap sterilisasi, karena akan mengakibatkan kerusakan seperti
kemasannya rusak atau berlubang, bahannya mudah sobek, basah, dan
sebagainya.
8. Penyimpanan peralatan yang telah disterilkan harus ditempatkan pada
tempat (lemari) khusus setelah dikemas steril pada ruangan:
a. Dengan suhu 18°C-22°C dan kelembaban 35%-75%, ventilasi
menggunakan sistem tekanan positif dengan efisiensi partikular antara
90%-95% (untuk partikular 0,5 mikron).
b. Dinding dan ruangan terbuat dari bahan yang halus, kuat, dan mudah
dibersihkan.
c. Barang yang steril disimpan pada jarak 19 cm-24 cm.
d. Lantai minimum 43 cm dari langit-langit dan 5 cm dari dinding serta
diupayakan untuk menghindari terjadinya penempelan debu kemasan.
9. Pemeliharaan dan cara penggunaan peralatan sterilisasi harus
memperhatikan petunjuk dari pabriknya dan harus dikalibrasi minimal 1
kali satu tahun.
10. Peralatan operasi yang telah steril, jalur masuk ke ruangan harus terpisah
dengan peralatan yang telah terpakai.
11. Sterilisasi dan desinfeksi terhadap ruang pelayanan medis dan peralatan
medis dilakukan sesuai permintaan dari kesatuan kerja pelayanan medis
dan penunjang medis. Setiap rumah sakit harus melakukan reduksi limbah
dimulai dari sumber. Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari sumber
yang menghasilkan limbah. Limbah yang akan dimanfaatkan kembali
harus dipisahkan dari limbah yang tidak dimanfaatkan kembali. Limbah
benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan
terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti bocor, anti tusuk
dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak berkepentingan
tidak dapat membukanya. Jarum dan syringes harus dipisahkan sehingga
tidak dapat digunakan kembali. Limbah padat medis yang akan
dimanfaatkan kembali harus melalui proses sterilisasi sesuai Tabel 1.1.
Untuk menguji efektifitas sterilisasi panas harus dilakukan tes Bacillus
stearothermophilus dan untuk sterilisasi kimia harus dilakukan tes Bacillus
subtilis.
Tabel 1.1. Metode Sterilisasi Untuk Limbah yang Dimanfaatkan Kembali
Metode Sterilisasi Suhu Waktu Kontak
Sterilisasi dengan panas
- Sterilisasi kering dalam 160°C 120 menit
oven “Poupinel” 170°C 60 menit
- Sterilisasi basah dalam 121°C 30 menit
autoklaf
Sterilisasi dengan bahan
kimia
- Ethylene oxide (gas) 50°C -60°C 3-8 jam
- Glutaraldehyde (cair) 30 menit

Untuk limbah padat medis, hal yang perlu diperhatikan dalam proses
pemilahan, pewadahan, pemanfaatan kembali, dan daur ulang adalah
sebagai berikut :
1) Dilakukan pemilahan jenis limbah padat medis mulai dari sumber yang
terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah
farmasi, limbah sitotoksik, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah
kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang
tinggi.
2) Tempat pewadahan limbah padat medis :
a) Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air,
dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya,
misalnya fiber glass.
b) Di setiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia tempat
pewadahan yang terpisah dengan limbah padat non-medis
c) Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang sehari apabila 2/3
bagian telah terisi limbah
d) Untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung pada tempat khusus
(safety box) seperti botol atau karton yang aman
e) Tempat pewadahan limbah padat medis infeksius dan sitotoksik yang
tidak langsung kontak dengan limbah harus segera dibersihkan
dengan larutan desinfektan apabila akan dipergunakan kembali,
sedangkan untuk kantong plastik yang telah dipakai dan kontak
langsung dengan limbah tersebut tidak boleh digunakan lagi
3) Bahan atau alat yang dapat dimanfaatkan kembali setelah melalui
sterilisasi meliputi Oropharingeal Tube, Orotracheal Tube, Oksigen Mask,
Oksigen Kanul, Brush, kuas etching bonding, sendok cetak, mata bur,
jarum endodontic, pisau scaler, Suction Catheter Stainless Steel.
4) Apabila sterilisasi yang dilakukan adalah sterilisasi dengan ethylene
oxide, maka tangki reactor harus dikeringkan sebelum dilakukan injeksi
ethylene oxide. Oleh karena gas tersebut sangat berbahaya, maka
sterilisasi harus dilakukan oleh petugas yang terlatih. Sedangkan
sterilisasi dengan glutaraldehyde lebih aman dalam pengoperasiannya
tetapi kurang efektif secara mikrobiologi.
E. Identifikasi Peralatan dan Bahan/ Material yang Bisa di-Reuse
Tabel 1.1. Daftar Peralatan dan Bahan/ Material
Daftar Peralatan dan Bahan/ Single-use/ Reuse
Material
Selang Naso Gastric Tube (NGT) Single-use
Folley Catheter Single-use
Suction Catheter Single-use
Saliva Ejector Single-use
Jarum Suntik Single-use
Surgical Needle Single-use
Pisau Bedah Single-use
Oropharingeal Tube Reuse
Orotracheal Tube Reuse
Oksigen Mask Reuse
Oksigen Kanul Reuse
Linen Reuse
Pispot Reuse
Cekungan muntah Reuse
Brush Reuse
Kuas Etching Bonding Reuse
Sendok cetak Reuse
Mata bur Reuse
Jarum endodontic Reuse
Pisau scaler Reuse
Suction Catheter Stainless Steel Reuse
Ambubag Reuse
Masker nebulizer Reuse
Laryngeal Mask Airway (LMA) Reuse
Pencil Valley Lab Reuse
Selang Suction Pump Reuse

BAB IV
DOKUMENTASI

1. Dokumentasi inventaris peralatan yang dilakukan proses sterilisasi.


2. Ekspedisi pengiriman dan peminjaman peralatan medis
3. Pencatatan penerapan Sterilisasi

BAB V
PENUTUP

Panduan pemakaian ulang (re-use) ini disusun sebagai acuan dalam


pengelolaan alat yang disposable dan re usesable. Di harapakan melalui
panduan ini dapat tercipta keseragaman pemahaman dan persepsi, dalam
mewujudkan pelayanan RSUD Sagkulirang yang berkualitas, Dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, maka tidak
menutup kemungkinan, panduan yang saat ini berlaku, akan semakin
disempurnakan. Oleh karenanya, terhadap panduan ini pun akan tetap dilakukan
evaluasi secara berkala, agar diperoleh perkembangan yang terbaru, demi
upaya peningkatan mutu pelayanan di RSUD Sangkulirang

Ditetapkan di: Sangkulirang


Pada Tanggal :
Direktur,

dr. Rakhmadi Sya’ban Nur


NIP.19870413 201405 1 002

You might also like