You are on page 1of 14

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PEKERJAAN PENINGKATAN “Proyek

Peningkatan Struktur Urugan Tanah Ke Aspal Ruas Jalan Dusun Aluni – Dusun Ulatu Kabupaten Seram
Bagian Barat”

Mohamad Izal Ansari 1 , Selviana Walsen, ST.,MT 2 , Ir. Hadi Purwanto, MT 3


Mahasiswa 1 , Dosen Pembimbing Utama 2 , Dosen Pendamping 3
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Ambon
Email: muhammadizal426@gmail.com

ABSTRAK

MOHAMAD IZAL ANSARI. Nim: 1318013021. Calculation of Productivity of Heavy Equipment Works
for Improvement of Soil to Asphalt Backfill Structure Project for Jalan Dusun Aluni – Dusun Ulatu, West Seram
Regency.
Final Project of the Department of Civil Engineering at the Ambon State Polytechnic. Supervisor : Selviana
Walsen, ST., MT and Ir. Hadi Purwanto, MT.

The Work to Improve Soil To Asphalt Structure of Dusun Aluni – Ulatu Hamlet, West Seram Regency is one
of the programs of the West Seram Regency Government for a road improvement project with a length of 10 km
and a road width of 4.5 m. This work package was carried out for 210 calendar days but in its implementation the
work experienced delays.
The purpose of this case study is to determine the optimization of the management and utilization of heavy
equipment in land clearing work. And knowing the composition of the type of heavy equipment that will be used
so that all heavy equipment can work optimally. Furthermore, knowing the cost and time required for the road
preparation work up to the culvert work.
From the calculation results, it can be seen that the number of heavy equipment used in the implementation of
the work to improve the soil to asphalt structure of the Aluni Hamlet – Ulatu Hamlet, West Seram Regency,
namely: Excavator PC 200 = 2 units, Dump truck = 14 units, Bulldozer = 1 unit, Motor Grader = 2 units, Vibrator
roller = 4 units, Water tank truck = 4 units. Equipment productivity is influenced by the production capacity of
heavy equipment for each type of work. The greater the production capacity of a tool, the smaller the coefficient
of the tool so that the costs incurred are also smaller.

Keywords: heavy equipment productivity, time, energy

ABSTRAK
MOHAMAD IZAL ANSARI. Nim : 1318013021. Perhitungan Produktivitas Alat Berat Pekerjaan Peningkatan
Proyek Peningkatan Struktur Urugan Tanah Ke Aspal Ruas Jalan Dusun Aluni – Dusun Ulatu Kabupaten Seram
Bagian Barat.
Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Ambon. Pembimbing : Selviana Walsen, ST., MT dan Ir.
Hadi Purwanto, MT.

Pekerjaan Peningkatan Struktur Urugan Tanah Ke Aspal Ruas Jalan Dusun Aluni – Dusun Ulatu Kabupaten
Seram Bagian Barat merupakan salah satu program Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat untuk proyek
peningkatan jalan dengan panjang 10 km dengan lebar jalan 4,5 m. paket pekerjaan ini dilaksanakan selama 210
hari kalender namun pada pelaksanaannya pekerjaan mengalami keterlambatan.
Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mengetahui optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan alat berat pada
pekerjaan land clearing. Dan mengetahui komposisi jenis alat berat yang akan digunakan agar seluruh alat berat
dapat bekerja optimal. Selanjutnya mengetahui biaya dan waktu yang dibutuhkan pada pekerjaan Penyiapan badan
jalan sampai dengan pekerjaan gorong – gorong.
Dari hasil perhitungan di dapat jumlah alat berat yang digunakan pada pelaksanaan pekerjaan Peningkatan
Struktur Urugan Tanah Ke Aspal Ruas Jalan Dusun Aluni – Dusun Ulatu Kabupaten Seram Bagian Barat yaitu :
Excavator PC 200 = 2 unit, Dump truck = 14 unit, Bulldozer = 1 unit, Motor Grader = 2 unit, Vibrator roller = 4
unit, Water tank truck = 4 unit. Produktivitas peralatan dipengaruhi oleh kapasitas produksi alat berat pada setiap
jenis pekerjaan. Semakain besar kapasitas produksi suatu alat maka koefisien alat semakin kecil sehingga biaya
yang dikeluarkan juga semakin kecil pula.
Kata kunci : produktivitas alat berat, waktu, tenaga
1. PENDAHULUAN tanah.Keberadaan alat berat dalam setiap proyek
Pekerjaan Peningkatan Struktur Urugan Tanah sangatlah penting guna menunjang pembangunan
Ke Aspal Ruas Jalan Dusun Aluni – Dusun Ulatu infrastruktur. Banyak keuntungan yang didapat
Kabupaten Seram Bagian Barat merupakan salah dalam menggunakan alat berat yaitu waktu yang
satu program Pemerintah Kabupaten Seram Bagian sangat cepat, tenaga yang besar, nilai-nilai ekonomis
Barat untuk proyek peningkatan jalan dengan dan lainnya.
panjang 10 km dengan lebar jalan 4,5 m. tujuan Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan
diadakannya proyek ini yaitu untuk membuka akses kondisi dan situasi lapangan pekerjaan akan
jalan antar dua Kecamatan yaitu Kecamatan berpengaruh berupa kerugian, antara lain rendahnya
Huamual Belakang dan Kecamatan Huamual serta produksi, tidak tercapainya jadwal atau target yang
daerah terisolir di sekitarnya. Melalui pembangunan telah ditentukan atau kerugian biaya perbaikan yang
jalan ini diharapkan akan dapat memenuhi tidak semestinya. Oleh karena itu, sebelum
kebutuhan masyarakat akan prasarana transportasi. menentukan tipe dan jumlah peralatan sebaiknya
Pada paket pekerjaan peningkatan struktur urugan dipahami terlebih dahulu fungsinya.
tanah ke aspal ruas jalan Dusun Aluni-Dusun Ulatu Selain itu para kontraktor juga harus memperhatikan
dilaksanakan selama 210 hari kalender oleh PT Tiga merk dari alat yang akan di pakai karena peranan
Ikan. selama kurun waktu tersebut pekerjaan distributor sangat menunjang dalam hal ini. Para
mengalami keterlambatan yang diakibatkan oleh operator yang terampil serta perawatan alat yang
faktor cuaca,kondisi medan dan kondisi alat berat baik juga merupakan faktor yang perlu kontraktor
yang tidak optimal. perhatikan.
Disamping pekerjaan diatas, ada pekerjaan-
pekerjaan lainnya seperti pekerjaan gorong-gorong 2.2 Sifat-Sifat Tanah
sebanyak 16, saluran drainase sepanjang 2 km dan Material yang ada di alam pada umumnya tidak
pengangkutan material hasil galian. Dengan homogen, tetapi merupakan material campuran.
keterlambatan yang terjadi maka perlu ditinjau Material juga bervariasi dari jenis material yang
kembali kapasitas produksi,waktu dan kebutuhan berpori sampai yang padat. Dengan keadaan yang
alat pada masing-masing pekerjaan. bervariasi seperti ini maka pada saat melakukan
Alat berat Excavator, Motor grader, Bulldozer, pemillhan alat berat yang akan dipakai di dalam
Vibration roller, Water tank truck dan DumpTruk proyek konstruksi otomatis jenis material di
merupakan faktor utama di dalam pelaksanaan lapangan dan material yang akan dipakai merupakan
proyek. Tujuan penggunaan alat-alat berat tersebut hal yang perlu diperhatikan.
untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan Material di suatu tempat atau dapat dikatakan di
pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tempat asalnya disebut dengan material asli atau
tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relatif bank material. Bila suatu bagian dari material akan
lebih singkat. dipindahkan maka volume material yang
Penyelesaian pekerjaan Peningkatan pada dipindahkan tersebut akan berubah menjadi lebih
proyek Peningkatan Struktur Urugan Tanah Ke besar daripada volume material di tempat asalnya.
Aspal Ruas Dusun Aluni – Dusun Ulatu Kabupaten Material yang dipindahkan tersebut disebut dengan
Seram Bagian Barat dilaksanakan dengan memakai material lepas atau loose material. Demikian pula
peralatan sesuai dengan usulan kontraktor pada saat jika material yang telah dipindahkan kemudian
tender pelaksanaan proyek. Hal ini perlu diketahui dipadatkan maka volume material akan menyusut.
agar setiap alat yang digunakan dapat bekerja secara Material yang telah dipadatkan disebut sebagai
optimum sehingga pekerjaan dapat diselesaikan material padat atau compacted material. Hampir
tepat waktu dengan biaya sesuai dengan Bill Of seluruh material yang telah dipadatkan mempunyai
Quantity yang telah di tetapkan oleh PPK volume yang lebih kecil daripada volume tanah asli
pelaksanaan pekerjaan. Dalam pelaksaan dilapangan atau material di tempat asalnya. Hal ini disebabkan
terjadi kendala, yang diakibatkan oleh kondisi cuaca, karena pemadatan dapat menghilangkan atau
kapasitas produksi alat yang tidak sesuai dengan memperkecil ruang atau pori di antara butiran
penawaran dan manajemen peralatan yang belum material. Akan tetapi batuan pecah mempunyai
mengikuti alur (SOP) yang telah ditetapkan pada volume tanah asli (bank volume) hampir sama
saat PCM (pree construction meeeting). Oleh karena dengan volume tanah yang dipadatkan (compacted
itu peran aktif manajemen merupakan salah satu volume). Pasir dan lempung padat tertentu bahkan
kunci keberhasilan pengelolaan proyek yaitu dengan mempunyai compacted volume lebih besar daripada
mengikuti schedule sesuai dengan waktu bank volume.
pelaksanaan proyek.
Hubungan antara kondisi tanah asli dengan
2. TINJAUAN PUSTAKA tanah lepas ditentukan oleh faktor pemuatan atau
2.1 Tinjauan Umum load factor (LF) dan persentase pengembangan atau
Alat berat merupakan peralatan mesin swell percentage (sw). LF sangat bermanfaat dalarn
berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan perhitungan volume material yang akan diangkut
fungsi konstruksi salah satunnya pengerjaan
dari suatu tempat misalnya quarry. Rumus yang Waktu pembongkaran atau dumping time (DT)
dipakai adalah: juga merupakan unsur penting dari waktu siklus.
1
LF 1+ S ........................................................ (2.1) Waktu ini tergantung dari jenis tanah, jenis alat dan
W metode yang dipakai. Waktu pembongkaran
Vb
LF ........................................................... (2.2) merupakan bagian yang terkecil dari waktu siklus.
V1
Unsur terakhir adalah waktu tunggu atau
Pada rumus (2.1) dan (2.2), V, adalah volume spotting time (ST). Pada saat alat kembali ke tempat
lepas (satuan: lcm, Icy), vb adalah volume asli pemuatan adakalanya alat tersebut perlu antre dan
(satuan: bcm, bcy). sw adalah persentase menunggu sampai alat diisi kembali. Saat mengantre
mengembang, dan LF adalah faktor pemuatan. Nilai dan menunggu ini yang disebut waktu tunggu.
persentase mengembang didapat dari: Dengan demikian:
W CH = LT + HT + DT + RT + ST .................. (2.7)
SW = (Wb − 1 x 100..................................... (2.3)
1
Wb adalah berat jenis tanah dalam kondisi asli 2.4 Manajemen Alat Berat
dan w1 adalah berat jenis tanah dalam kondisi lepas.
Di dalam pemilihan alat berat, ada beberapa
Sementara itu, hubungan antara kondisi tanah asli
faktor yang harus diperhatikan sehingga kasalahan
dengan tanah dipadatkan ditentukan oleh faktor
dalam pemilihan alat dapat dihindari. Faktor-faktor
penyusutan atau shrinkage factor (SF) dan
tersebut antara lain sebagai berikut :
persentase penyusutan atau shrinkage percentage
1. Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat
(Sh) Rumus yang menghubungkan kedua kondisi
dikelompokkan berdasarkan fungsinya, seperti
tersebut adalah:
untuk menggali, mengangkut, meratakan
permukaan, dan lain-lain.
𝑆𝐹 = 1 − Sh ................................................ (2.4)
V 2. Kapasitas peralatan. Pemilihan alat berat
SF VC ............................................................ (2.5) didasarkan pada volume total atau berat material
b
Vc merupakan volume padat (satuan : ccm, ccy). yang harus diangkut atau dikerjakan. Kapasitas
Nilai Sn didapat dari: alat yang dipilih harus sesuai sehingga pekerjaan
dapat diselesaikan pada waktu yang telah
W ditentukan.
Sh (1 − Wb ................................................... (2.6)
c 3. Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah
Wc adalah berat jenis tanah dalam kondisi padat. (horizontal maupun vertikal) dan jarak gerakan.
kecepatan, frekuensi gerakan, dan lainlain.
2.3 Kapasitas Produksi Alat Berat 4. Pembatasan dari metode yang dipakai.
1. Waktu Siklus Pembatasan yang mempengaruhi pemilihan alat
Siklus kerja dalam pemindahan material berat antara lain peraturan lalu lintas, biaya, dan
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan berulang. pembongkaran. Selain itu metode konstruksi yang
Pekerjaan utama di dalam kegiatan tersebut adalah dipakai dapat membuat pemilihan alat dapat
menggali, memuat, memindahkan, membongkar berubah
muatan dan kembali ke kegiatan awal. Semua 5. Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa
kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh satu alat atau peralatan, biaya operasi dan pemeliharaan
oleh beberapa alat. merupakan faktor penting di dalam pemilihan alat
Waktu yang diperlukan dalam siklus kegiatan di berat.
atas disebut waktu siklus atau cycle time (CT). 6. Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang
Waktu siklus terdiri dari beberapa unsur. Pertama umumnya menggunakan alat berat. Proyek-
adalah waktu muat atau loading time (LT). waktu proyek tersebut antara lain proyek gedung,
muat merupakan waktu yang dibutuhkan oleh suatu pelabuhan, jalan, jembatan, irigasi, pembukaan
alat untuk memuat material ke dalam alat angkut hutan, dam, dan sebagainya.
sesuai dengan kapasitas alat angkut tersebut. Nilai 7. Lokasi proyek. Lokasi proyek juga merupakan hal
LT dapat ditentukan walaupun tergantung dari jenis lain yang pedu diperhatikan dalam pemilihan alat
tanah, ukuran unit pengangkut (blade, bowl, bucket, berat. Sebagai contoh lokasi proyek di dataran
dst.), metode dalam pemuatan dan efisiensi alat. tinggi memerlukan alat berat yang berbeda dengan
Unsur kedua adalah waktu angkut atau hauling lokasi proyek di dataran rendah.
time (HT). Waktu angkut merupakan waktu yang 8. Jenis dan daya dukung tanah. Jenis tanah di lokasi
diperlukan oleh suatu alat, untuk bergerak dari proyek dan jenis material yang akan dikerjakan
tempat pemuatan ke tempat pembongkaran. Waktu dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai.
angkut tergantung dari jarak angkut, kondisi jalan, Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas. keras.
tenaga alat, dan lain-lain. Pada saat alat kembali ke atau lembek.
tempat pemuatan maka waktu yang diperlukan untuk 9. Kondisi lapangan. Kondisi dengan medan yang
kembali disebut waktu kembali atau return time sulit dan medan yang baik merupakan faktor lain
(RT). Waktu kembali lebih singkat dari pada waktu yang mempengaruhi pemilihan alat berat.
berangkat karena kendaraan dalam keadaan kosong. 2.5 Cara Kerja Alat Berat
1. Excavator
Menurut Azanurfauzi (2001), penggalian tanah c. Penggerak untuk menjalankan excavator pindah
diawali dengan excavator bucket dijulurkan ke dan satu tempat ke tempat.
depan ketempat galian, bila bucket sudah pada posisi Excavator adalah alat yang bekerjanya berputar
yang diinginkan lalu bucket diayunkan ke bawah bagian atasnya pada sumbu vertikal di antara sistem
seperti dicangkulkan. Kemudian lengan bucket roda-rodanya, sehingga excavator yang beroda ban
diputar ke arah alatnya. Setelah bucket terisi penuh (truck mounted), pada kedudukan arah kerja
lalu diangkat dari tempat penggalian dan dilakukan attachment tidak searah dengan sumbu memanjang
swing, dan pembuangan material hasil galian dapat sistem roda-roda, sering terjadi proyeksi pusat berat
dilakukan tempat yang lain. Pada penggalian parit, alat yang dimuati berada di luar pusat berat dari
letak track excavator harus sedemikian rupa sistem kendaraan, sehingga dapat menyebabkan alat
sehingga arahnya sejajar dengan arah memanjang berat tidak seimbang. Untuk mengurangi
parit, kemudian excavator berjalan mundur. Alat- kemungkinan tidak seimbang maka diberikan alat
alat gali sering disebut sebagai excavator, yang yang disebut out-triggers.
mempunvai bagian-bagian utama antara lain: Kapasitas produksi:
a. Bagian atas yang dapat berputar (revolving unit), Q = (q ×3600×E)/Cm ................................... (2.8)
b. Bagian bawah untuk berpindah tempat (travelling Produksi per siklus (q)
unit), dan q = 𝑞1x K .................................................... (2.9)
c. Bagian-bagian tambahan (attachment) yang dapat Keterangan:
diganti yang sesuai. 𝑞1 = Kapasitas mujung (penuh)
Attachment yang penting kita ketahui adalah crane, K = Faktor bucket
dipper shovel, backhoe, dragline dan clamshell. Q = Kapasitas mujung (penuh)
Bagian bawah excavator ini ada yang digunakan q = Faktor bucket
roda rantai (track/crawler) dan ada yang dipasang di CM = Waktu siklus (detik)
atas truk (truck mounted). E = Efisiensi kerja
Umumnya excavator mempunyai tiga pasang Wg = Waktu gali
mesin pengerak pokok yaitu : Wp1 = Waktu putar (Bucket berisi) (detik)
a. Penggerak untuk mengendalikan attachment, Wp2 = Waktu putar (Bucket kosong) (detik)
untuk menggali, mengangkat. Wh = Waktu buang (detik)
b. Penggerak untuk memutar revolving unit berikut
attachment yang dipasang.
Lh x b x t x Fa x 60
Q ........................................ (2.10)
n x Ts
2. Grader
TS=T1+T2.................................................. (2.11)
Motor grader merupakan alat perata yang
mempunyai bermacam-macam kegunaan. Motor
Dimana :
grader dapat digunakan untuk meratakan tanah dan
Q = Kecepatan kerja rata-rata (km/jam)
membentuk permukaan tanah. Grader juga dapat
b = Lebar efektif blade (m)
dimanfaatkan untuk mencampurkan dan
Lh = Panjang hamparan (m)
menebarkan tanah dan campuran aspal. Pada
t = Tebal lapisan pemadatan (m)
umumnya grader digunakan dalam proyek dan
TS = Waktu siklus
perawatan jalan dan dengan kemampuannya dalam
T1 = Waktu perataan 1 kali lintasan
bergerak, motor grader sering digunakan dalam
T2 = Waktu lain-lain
proyek lapangan terbang.
N = Jumlah lintasan
Jenis grader dibedakan dalam dua jenis, yaitu
motor grader dan towed grader (yang perlu ditarik
3. Bulldozer
dengan traktor untuk bergeraknya). Nama grader
Pada dasarnya Bulldozer adalah alat yang
sesuai dengan maksud dari alat tersebut. yaitu untuk
menggunakan traktor sebagai penggerak utama.
membentuk kemiringan (grade) seperti yang
Disebut Bulldozer karena biasanya tractor
direncanakan pada permukaan tanah yang telah
dilengkapi dengan dozer attachment, dalam hal ini
selesai diratakan sebagai pekerjaan akhir (finishing).
attachmentnya adalah blade atau perlengkapannya
Grader dapat Juga dipergunakan untuk
adalah blade. Bulldozer sebenarnya adalah nama
keperluan lain, misalnya untuk penggusuran tanah,
jenis dari dozer yang mempunyai kemampuan untuk
mencampur tanah. perataan tanggul, mengurug
mendorong ke muka.
kembali galian dan sebagainya. Untuk pekerjaan-
Bulldozer digunakan pada pelaksanaan
pekerjaan yang terakhir ini hasilnya kurang
pekerjaan seperti tersebut dibawah ini :
memuaskan dibandingkan dengan alat yang
a. Pembersihan medan dari kayu-kayuan, pokok-
memang khusus dibuat untuk pekerjaan tersebut,
pokok/ tonggak tonggak pohon dan batu-batuan.
kecuali hal ini dilakukan oleh operator-operator
b. Pembukaan jalan kerja di pegunungan maupun di
yang sudah berpengalaman.
daerah berbatu-batu.
c. Memindahkan tanah yang jauhnya hingga 300 ft
Perhitungan kapasitas produksi motor grader
atau kurang lebih 90 m.
dapat menggunakan rumus :
d. Menarik Scraper. Beberapa hal yang membedakan macam truk
e. Menghampar tanah isian (fills). adalah :
f. Menimbun kembali trencher. a. Ukuran dan bahan bakar yang digunakan.
g. Pembersihan sites/ medan. b. Banyaknya gigi perseneling (gear).
h. Pemeliharaan jalan kerja. c. Banyaknya roda gerak. misalnya dua. empat dan
i. Menyiapkan bahan-bahan dari soil borrow pit dan enam,
quarry pit/ tempat pengambilan bahan. d. Susunan roda-roda dan banyaknya sumbu
Namun secara umum fungsi dan keguanaan (gandar).
Bulldozer adalah : menggusur,mendorong, e. Kemampuan angkut, dalam ton atau m3
menggali, meratakan dan menarik. f. Cara membuang muatan (dumping). misalnya rear
dump,side dump dan bottom dump.
4. Vibration roller
Dengan alat ini. jenis material seperti tanah Kemampuan truk untuk memuat dinyatakan dalam
dasar dan tanah timbunan dapat dipadatkan dengan berat muatan. misalnya atau dalam kapasitas bak
lebih baik karena alat ini memberikan tekanan dan misalnya m^3. Untuk menyatakan kapasitas masih
getaran terhadap material dibawahnya. Dengan dibedakan dalam kapasitas peres (struck) atau
adanya getaran maka partikel tang lebih mengisi kapasitas munjung (heaped). Kapasitas munjung
rongga diantara partikel-partikel yang lebih besar. sangat dipengaruhi oleh keadaan jalan angkut yang
Dengan adanya tekanan statis maka tanah akan padat dilewati. karena bahan yang diangkut akan mudah
dengan kekosongan minimum. Untuk memadatkan tercecer jika jalan angkut kurang baik, sehingga
tanah, bahu jalan, dan pengaspalan yang terdiri dari kapasitas munjung akan menjadi lain.
susunan tanah, kerikil, batu pecah dan aspal Perhitungan kapasitas produksi Dump Truck
diperlukan peralatan pemadatan seperti mesin gilas dapat menggunakan rumus :
yang jenisnya terbagi : mesin gilas roda besi,mesin Q = (C x 60 x E)/Cm
gilas roda ban. D D
Cm = n x Cms + V1 + V2 +T1+T2 .............. (2.13)
Salah satu yaitu vibrator roller yang mempunyai
Dimana :
efisiensi pemadatan yang sangat baik, alat ini
Prod = Kapasitas produksi
memungkinkan digunakan secara luas dalam tiap
C’ = Kapasitas bak
jenis pekerjaan pemadatan. Kapasitas produklivitas
Cm = Waktu siklus
vibrator roller tergantung pada kecepatan kerja rata-
D = Jarak angkut
rata, lebar lintasan efektif, tebal lapisan pemadatan,
V1 = Kecepatan angkut (km/jam)
jumlah lintasan dan faktor koefisien alat.
V2 = Kecepatan balik (km/jam)
Menghitung kapasitas produksi vibrator roller
T1 = Waktu bongkar muatan
dapat menggunakan rumus :
(V x 1000)x b x t x Fa T2 = Waktu mengatur posisi
𝑄 ....................................... (2.12) Cms = Waktu siklus pemuat
n
Dimana :
Q = produksi per jam (m^3/jam) 6. Water tank truck
B = lebar pemadatan efektif tiap pass ( m ) Water tank truck digunakan untuk mengangkut
t = tebal pemadatan untuk 1 lapis air ke lokasi pekerjaan atau proyek, biasanya
V = kecepatan rata-rata (km/jam) sebelum material timbunan dipadatkan, terlebih
N = jumlah pemadatan ( jumlah pass) dahulu disiram air agar butiran material akan saling
Fa = Efesiensi kerja dari pas-pas yang di lalui. mengikat.
Untuk menghitung kapasitas water tank truck, rumus
5. Dump Truck yang digunakan yaitu :
Pa x Fa x 60
Dump Truk adalah alat yang khusus digunakan Q = 1000 x Wc (m3 /Jam ............................. (2.14)
sebagai alat angkut karena kemampuannya.
misalnya dapat bergerak cepat. kapasitas besar dan Dimana :
biaya Operasi relatif murah. Alasan lain penggunaan
Q = Kapasitas produksi
truk sebagai alat angkut ialah karena kebutuhan truk
Fa = Efisiensi alat
mudah diatur dengan produksi alat-alat gali sehingga
Pa = Kapasitas pompa air
truk sangat luwes dalam pengorganisasian dengan
Wc = kebutuhan air/m^3 material padat
alat-alat yang lain. Hal ini sangat bermanfaat bagi
penghematan biaya operasi pelaksanaan proyek. 2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Salah satu syarat yang perlu dipenuhi agar truk Produksi Alat Berat
dapat digunakan dengan baik dan efektif adalah Untuk menghitung produksi peralatan secara
adanya jalan angkut yang rata dan cukup kuat atau teliti, maka perlu diketahui faktor-faktor yang dapat
keras. Khusus untuk jalan angkut yang kurang baik mempengaruhi kapasitas dari alat tersebut. Faktor-
dapat menggunakan truk yang disebut dengan cross faktor yaitu. (Rochmanhadi, 1994)
country ability yang harga dan biaya operasinya 1. Faktor Hambatan Beban
lebih tinggi dari pada truk biasa. Faktor hambatan beban adalah gabungan dari
beberapa faktor antara lain:
a. faktor akibat beban dorong misalnya terdapat di depan dozer blade, di atas
Beban ini pada saat melakukan pekerjaan truck, di dalam bucket dan sebagainya.
pendorongan atau penggusuran material. 3) Keadaan padat, ialah keadaan tanah setelah
b. Faktor akibat hambatan gelinding timbun kembali kemudian dipadatkan. Volume
Hambatan ini hanya dapat terjadi pada kendaraan tanah setelah diadakan pemadatan, mungkin
beroda. lebih besar atau mungkin juga lebih kecil dari
c. Faktor kelalaian medan volume keadaan baik, hal ini tergantung usaha
Hambatan ini terjadi pada saat kendaraan pamadatan yang di lakukan.
memerlukan tenaga traksi tambahan sebanding
dengan besamya kelandaian tannjakan yang Volume banyaknya tanah (nilai konversi tanah),
dilalui, sebaliknya akan terjadi pengaruh tenaga tergantung dari apakah tanah tersebut dalam keadaan
traksi tambahan pada saat kendaraan menuruni asli, tanah tersebut telah lepas karena terkena
tanjakan, hal ini karena adanya pengaruh gravitasi pekerjaan alat berat ataupun telah dipadatkan.
bumi.
2. Faktor kondisi dan sifat fisik material Faktor material (nilai konversi tanah) ini juga
a. Tanah tergantung dari tipe tanah dan pengerjaannya, tetapi
Penggunaan alat berat untuk pekerjaan tanah biasanya nilai konversi tanah ini berkisar seperti
sangat dipengaruhi oleh sifat tanah dan kondisi tanah tabel berikut ini :
itu sendiri. Namun keadaan tanah dapat berpengaruh
terhadap volumenya akibat pekerjaan dengan alat
berat yaitu :
1) Keadaan asli sebelum diadakan pekerjaan,
ukuran tanah demikian biasanya dinyatakan
dalam ukuran alam, bank measure (BM) ini
digunakan sebagai dasar perhitungan jumlah
pemindahan tanah.
2) Keadaan lepas, yakni keadaan tanah setelah
diadakan pekerjaan (disturb), tanah demikian

Kondisi tanah
Jenis Material Kondisi tanah yang akan dikerjakan
semula
A 1,00 1,11 0,95
Pasir B 0,90 1,00 0,86
C 1,05 1,17 1,00
A 1,00 1,25 0,90
Tanah liat berpasir B 0,90 1,00 0,72
C 1,05 1,39 1,00
A 1,00 1,25 0,90
Tanah liat B 0,70 1,00 0,72
C 1,11 1,59 1,00
A 1,00 1,25 0,90
Tanah campur kerikil B 0,85 1,00 0,91
C 0,93 1,59 1,00
A 1,00 1,13 1,03
Kerikil B 0,88 1,00 0,91
C 0,97 1,10 1,00
A 1,00 1,42 1,29
Kerikil kasar B 0,70 1,00 0,91
C 0,77 1,10 1,00
A 1,00 1,65 1,31
Pecahan cadas atau batuan
B 0,61 1,00 0,77
lunak
C 0,82 1,35 1,00
A 1,00 1,70 1,31
Pecahan granit atau batuan
B 0,95 1,00 0,77
keras
C 0,76 1,30 1,00
A 1,00 1,75 1,40
Pecahan batu B 0,57 1,00 0,80
C 0,71 1,24 1,00
A 1,00 1,80 1,30
Batu hasil peledakan B 0,56 1,00 0,72
C 0,77 1,38 1,00
Sumber : Rochmanhadi, 1984 Begitu pula bahwa traktor dibatasi oleh hal-hal
sebagai berikut :
b. Pengaruh Kelandaian 1) Daya tarik
Jika suatu kenderaan bergerak melalui 2) Tahan glinding
tanjakan, maka diperlukan tenaga traksi tambahan 3) Berat total kenderaan
sebanding dengan besarnya landai tanjakan tadi, 4) Landai permukaan
demikian pula jika menurun terjadi pengurangan
tenaga traksi, hal ini karena adanya gravitasi bumi. 3. Faktor efesiensi
Perhitungan produksi peralatan secara toritis
c. Pengaruh ketinggian dikenal dengan "produksi teoritis” didasarkan pada
Seperti yang kita ketahui, makin tinggi kemampuan waktu, serta kapasitas produksinya
kedudukan (elevasi) suatu tempat, makin kurang sangat dipengaruhi oleh kondisi kerja. Produksi
kadar oksigen pada daerah itu. Dengan teoritis sendiri harus dikoreksi dengan suatu faktor
berkurangnya kadar oksigen akan berpengaruh yang disebut : faktor koreksi/faktor efesiensi, yang
terhadap hasil-hasil pembakaran dan tenaga mesin merupakan gabungan dari beberapa faktor yang
secara langsung mempengaruhi produksi
d. Gradebility peralatan.(Rochmanhadi 1984) .
Kemampuan mendaki tanjakan (gradebiliry)
yang dapat dilakukan oleh kenderaan, pada Faktor-faktor tersebut antara lain:
umumnya dinyatakan dengan % gradebiliti a. Faktor akibat efesiensi kerja
tegantung dari : Metode kerja yang baik serta pengolahan alat
1) Keadaan kenderaan (kosong atau dimuati) yang terpilih dengan baik akan memberikan
2) Cara menarik muatan efesiensi kerja yang tinggi. Besar dari nilai faktor ini
3) Kecepatan yang dipilih pada gear dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.9 Faktor Efisiensi Kerja


Pemeliharaan mesin
Kondisi operator alat
Memuaskan Baik Sedang Kurang Jelek
Memuaskan 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63
Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54
Kurang 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Jelek 0,51 0,51 0,47 0,42 0,32
Sumber : Rochmanhadi, 1984

b. Faktor akibat keterampilan operator c. Faktor akibat kondisi mesin


Keterampilan serta pengalaman seseorang Kondisi mesin yang prima mampu memberikan
sangat menentukan berhasil tidaknya suatu efesiensi kerja yang tinggi, hal ini terjadi pada mesin
pekerjaan dengan menggunakan alat berat, karena yang masih baru dan dipelihara dengan baik.
itu seorang operator alat berat perlu mengetahui atau Perawatan dan pemeliharaan alat secara kontinyu
mengenal jenis peralatan yang akan dioperasikan akan menghasilkan suatu pekerjaan yang
dan pemelihaanya agar peralatan itu dapat memuaskan, kondisi mesin yang sering kali rusak
berproduksi semaksimal mungkin. Besarnya nilai akan menghambat waktu pelaksanaan pekerjaan.
keterampilan operator dapat dilihat pada tabel Besar nilai faktor ini dapat dilihat pada tabel berikut
berikut : ini :

Tabel 2.10 Faktor keterampilan operator


Keterampilan
Wheel type Crowler type
operator
Baik sekali 1,00 1,00
Baik 0,80 0,85
Biasa 0,60 0,75
Kurang 0,50 0,60
Sumber : Rochmanhadi, 1984
Tabel 2.11 Faktor keterampilan operator
Pemeliharaan alat
Kondisi operasi alat
Baik sekali Baik Normal Buruk Buruk sekali
Baik sekali 0.83 0.81 0.76 0.70 0.63
Baik 0.87 0.75 0.71 0.65 0.60
Normal 0.72 0.69 0.69 0.60 0.54
Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52 0.45
Buruk sekali 0.52 0.50 0.47 0.42 0.32
Sumber : Rostianty, 2008

d. Faktor pembatasan pemakaian tenaga a. Data lokasi


1) Traksi kritis Meliputi peta lokasi yang menunjukkan lokasi
Gaya traksi timbul disebabkan adanya adhesi penelitian yang akan dilakukan yaitu pada proyek
antara roda penggerak terhadap permukaan jalan pembangunan yang akan ditinjau. Kontur tanah
landasan. lokasi proyek dan gambar site plan, dan lain lain.
2) Hambatan ketinggiann (altitude) b.Data-data Alat berat
Permukaan jalan tinggi dan rendah akan Data-data alat berat yang diperlukan dalam
berpengaruh terhadap alat yang lewat diatasnya. Jika penelitian ini yaitu :
kadar oksigen makin berkurang apabila semakin 1) Jenis alat berat yang digunakan
tinggi tempat (elevasi), maka akan berpengaruh 2) Umur alat berat yang digunakan
terhadap pembakaran tenaga mesin, tenaga mesin 3) Jenis tanah
akan berkurang 1% setiap naik 100 m diatas 4) Merk alat berat
ketinggian 750 m, akan berkurang 3% setiap 5) Oprator/pengemudi alat berat
kenaikan 1000 kaki diatas 2.500 kaki. 6) Volume pekerjan dan data-data lain yang
diperlukan
3. METODE PENELITIAN 7) Waktu pelaksanaan
3.1 Subyek dan Objek Penelitian
Objek Penelitian Akan Dilakukan Pada Proyek 2. Data Sekunder
Peningkatan Struktur Urugan Tanah Ke Aspal Ruas Data sekunder, berupa data yang diperoleh dari
Dusun Aluni-Dusun Ulatu Kabupaten Seram Bagian referensi tertentu atau literatur-literatur yang
Barat.Subjek dari penelitian ini adalah untuk berkaitan dengan alat berat. Pengumpulan data
mengetahui komposisi jenis alat berat yang sekunder bertujuan untuk mendapatkan informasi
digunakan dan untuk mengetahui waktu yang dan data mengenai teori-teori yang berkaitan dengan
dibutuhkan pada pekerjaan galian dan timbunan pokok permasalahan yang diperoleh dari literatur-
tanah kondisi optimal. literatur, bahan kuliah, media internet dan media
cetak lainnya. Selain itu semua literatur yang
diperoleh tersebut digunakan untuk mendapatkan
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
gambaran mengenai teori yang dapat dipakai dalam
Lokasi Penelitian Berada Di Dusun Aluni,Desa penelitian ini sehingga hasil yang didapatkan
Waesala,Kabupaten Seram Bagian Barat. Waktu bersifat ilmiah. Data – data yang di peroleh dalam
penelitian dimulai pada bulan Juli 2021 dengan penelitian ini yaitu :
mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk a. Literatur mengenai teori – teori dan cara kerja
penelitian. mengenai alat berat yang digunakan pada penelitian
ini.
3.3 Pengumpulan Data b. Data lokasi
1.Data Primer Meliputi peta lokasi yang menujukan lokasi
Data primer merupakan data yang diperoleh penelitian yang akan dilakukan yaitu pada proyek
langsung dari sumber asli baik itu melakukan pembangunan yang akan ditinjau.
wawancara maupun observasi/survei langsung di c. Gambar kerja, meliputi :
lapangan dengan cara mewawancarai 1) Gambar site plan
kontraktor,pengawas lapangan dan operator alat 2) Kontur tanah
berat d. Dokumentasi / foto-foto pekerjaan
Wawancara, yaitu dengan melakukaan tanya e. Data – data kuesioner ( responden)
jawab langsung dengan narasumber yang terkait
untuk mendapatkan data yang diperlukan. 4.HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian analisis produktivitas alat berat ini 4.1 Berdasarkan Data Perhitungan yang
narasumber yang penulis jumpai dan melakukan
tanya jawab langsung kepada Kontraktor. Data-data Diperoleh Maka Untuk Menghitung Kapasitas
yang diperlukan yaitu berupa data-data tentang Produksi Alat Berat Adalah Sebagai Berikut :
proyek yang di tinjau terutama mengenai data alat
berat yang digunakan, meliputi : 1. Jalan yang di rencanakan :
a. Panjang jalan : 10 km
b. Lebar jalan :6m Volume gusur = 0,8 H2 . L = 0,8 x 1,2952 x 3,62 =
c. Tebal lapis pondasi bawah : 0,15 m 4,86 m3
Produksi per siklus :
2. Item pekerjaan pelengkap q = L x H2 x a
a. Gorong-gorong = 4,17 x 1,803 2 x 0,9
1) Jumlah gorong-gorong : 15 buah = 12,2 m2
2) Panjang gorong – gorong :7m
3) Lebar gorong – gorong :2m Waktu siklus :
4) Tinggi gorong – gorong : 2,5 m F = 0,70 x 3,5 km/jam = 2,45 km/jam = 40,83 m
/menit
b. Saluran drainase R = 0,70 x 5 km/jam = 3,5 km/jam = 58,3 m/menit
1) Panjang drainase : 2 km Cm = D/F+ D/R+Z
2) Lebar atas : 90 cm = 50/(40,83)+ 50/(58,3)+0,1
3) Lebar bawah : 34 cm = 2,2 menit
4) Tinggi : 70 cm
Produktivitas maksimum :
3. Waktu dan biaya Q = (q x 60 x E)/Cm
a. Waktu pelaksanaan : 210 hari kalender = (12,2 x 60 x 0,83)/(2,2)
b. Nilai kontrak : Rp. 22.349.000.000 = 276,2 m^3/jam

4. Galian dan Timbunan


a. Volume galian : 7.000 m^3 2) Kapasitas produksi Vibrator Roller
b. Volume timbunan : 7.000 m^3 Model alat = Sakai SV 512
Ketebalan pemadatan = 0,15 m
5. Jenis Alat Berat yang Digunakan : Lebar pemadatan (b) = 1,2 m
a. Bulldozer Komatsu D85E-SS Efisiensi alat (Fa) = 0,75
b. Vibrator Roller Sakai SV 512 Kecepatan rata-rata (v) = 4 km/jam
c. Water Tank Truck Hino Dutro 130HD Jumlah lintasan (n) =8
d. Excavator Komatsu PC 200 Kapasitas produksi alat (Q)
e. Dump Truck Hino Dutro 130HD Q = ((v x 1000) x b x t x Fa)/n
f. Motor Grader Mitsubishi MG 330 = ((4 x 1000) x 1,2 x 0,15 x 0,75)/8
= 67,5 m^3/jam
6. Semua alat berat yang dipakai adalah milik sendiri
Kapasitas produksi Water Tank Truck
4.2 Perhitungan Produktivitas Alat Berat Menghitung kapasitas produksi (Q)
Perhitungan Produktivitas Alat Berat untuk tiap Volume tangki air (v) = 3 m^3
jenis pekerjaan pada proyek Peningkatan Struktur Kebutuhan air/m^3 material padat (Wc) = 0,07 m^3
Urugan Tanah Ke Aspal Ruas Jalan Dusun Aluni – Efisiensi alat (Fa) = 0,75
Dusun Ulatu Kabupaten Seram Bagian Barat yaitu Kapasitas pompa air (pa) = 100 liter
sebagai berikut : Kapasitas produksi alat (Q)
Q= (pa x Fa x 60)/(1000 x Wc)
1. Penyiapan Badan Jalan Q= (100 x 0,75 x 60)/(1000 x 0,07)
Peralatan yang digunakan = 64,3 m^3/jam
a. Bulldozer komatsu D85E SS-2
b. Vibrator Roller Sakai SV 512 2. Galian untuk selokan drainase
c. Water Tank Truck Hino Dutro 130HD Peralatan yang digunakan :
a. Excavator Komatsu PC 200
1) Kapasitas produksi Buldozzer b. Dump Truck Hino Dutro 130 HD
Model alat = D85E-SS 1) Kapasitas Produksi Excavator
Tinggi Blade (H) = 1,295 m Alat = Komatsu PC 200
Lebar Blade (L) = 3,62 m Kapasitas bucket = 0,95
Faktor blade (a) = 0,9 Efisiensi kerja (E) = 0,83
Kecepatan gusur (F) = 3,5 km/jam Faktor bucket = 0,90
Kecepatan kembali (R) = 5 km/jam Waktu gali = 12 detik
Waktu ganti gigi (Z) = 0,1 menit Waktu buang = 6 detik
Jarak gusur (D) = 50 m Waktu putar = 6 detik
Faktor koreksi : Waktu siklus :
Operator = 0,75 Cm = Waktu gali + (2 x waktu putar) + waktu buang
Cuaca (hujan) = 0,80 = 12 + (2 x 6) + 6 = 30 detik
Efisiensi kerja = 0,83 Produksi per siklus :
q = q^1 x K
= 0,95 x 0,90 = 0,86
n_i = (276,2)/(276,2)
Produktivitas Excavator per jam (m^3/jam) =1
Q=(q x 3600 x E)/CM Dipakai = 1 unit
Q=(0,86 x 3600 x 0,83)/30
= 85,66 m^3/jam 2) Analisa jumlah Vibrator Roller, penyiapan badan
jalan
2) Kapasitas produksi Dump truck a) Volume pekerjaan = 22.000 m^3
Kapasitas bak Dump truck = 6,3 m^3 b) Kapasitas produksi = 67,5 m^3/jam
Kapasitas pemuat = 0,95 m^3 n_i = (276,2)/(67,5)
Efisiensi kerja = 0,75 = 4,1
Jarak angkut = 4 km = 4000 m Dipakai = 4 unit
Kecepatan angkut (V_1 )=20km/jam = 333,3
m/menit 3) Analisa jumlah Water Tank Truck, penyiapan
Kecepatan Kosong (V_2) = 30 km/jam = 500 badan jalan
m/menit a) Volume pekerjaan = 22.000 m^3
Waktu buang (T_1) = 0,5 menit b) Kapasitas produksi = 64,3 m^3/jam
Waktu tunggu dan tunda (T_2) = 0,1 menit n_i = (276,2)/(64,3)
Waktu siklus pemuat (Cms) = 0,5 menit = 4,3
Dipakai = 4 unit
Jumlah siklus excavator untuk mengisi dump truck 2. Galian untuk selokan drainase
dapat dicari dengan persamaan dibawah ini : Peralatan yang digunakan
a. Excavator
n =C'/(q^' x K) b. Dump Truck
n =6,3/(0,95 x 0,90) Perhitungan target produksi pekerjaan perjam
= 7,4 Karena kapasitas Excavator harus dimanfaatkan
Produksi per siklus : secara optimal, maka yang menentukan target
produksi adalah kapasitas produksi Excavator.
C = n x q^1 x K 1) Analisa jumlah excavator, galian untuk selokan
= 7,4 x 0,95 x 0,90 drainase
= 6,3 m^3 a) Volume pekerjaan = 911,4 m^3
b) KP Excavator = 85,66 m^3/jam
Waktu siklus : n_i = (85,66 )/(85,66 )
Cm =n x Cms+ D/V1+D/V2+t1+t2 =1
=7,4 x 0,5+ 4000/333,3+4000/500+0,5+0,1 Dipakai = 1 unit
= 24,3 menit
2) Analisa jumlah Dump Truck, galian untuk selokan
Produksi per jam : drainase
Q = (C x 60 x E)/Cm a) Volume pekerjaan = 911,4 m^3
Q = (6,3 x 60 x 0,75)/34,3 b) KP dump truck = 8,3 m^3/jam
= 8,3 m^3/jam n_i = (85,66 )/(8,3)
= 10,32
Dipakai = 11 unit
4.3 Perhitungan Kebutuhan Alat
Untuk menghitung kebutuhan alat berat untuk 4.4 Perhitungan Durasi Pekerjaan
tiap jenis pekerjaan pada proyek Peningkatan Untuk menghitung durasi tiap jenis pekerjaan
Struktur Urugan Tanah Ke Aspal Ruas Jalan Dusun pada proyek Peningkatan Struktur Urugan Tanah Ke
Aluni – Dusun Ulatu Kabupaten Seram Bagian Barat Aspal Ruas Jalan Dusun Aluni – Dusun Ulatu
yaitu sebagai berikut : Kabupaten Seram Bagian Barat yaitu sebagai
berikut:
1. Penyiapan Badan Jalan
Peralatan yang digunakan 1. Penyiapan Badan Jalan
a. Bulldozer Alat yang digunakan
b. Vibrator Roller a. Bulldozer
c. Water Tank Truck b. Vibrator Roller
Perhitungan target produksi pekerjaan perjam c. Water Tank Truck
Karena kapasitas Bulldozer harus dimanfaatkan
secara optimal, maka yang menentukan target 1) Analisa durasi Bulldozer, penyiapan badan jalan
produksi adalah kapasitas produksi Bulldozer a) Volume pekerjaan = 22.000 m^3
1) Analisa jumlah Bulldozer, penyiapan badan jalan b) Kapasitas produksi = 276,2 m^3/jam
a) Volume pekerjaan = 22.000 m^3 = 2.209,6 m^3/hari
b) Kapasitas produksi = 276,2 m^3/jam tw = (22.000)/(276,2)
= 79,65 jam b. Dump Truck
= 10 hari 1) Analisa durasi Excavator, galian selokan drainase
a) Volume pekerjaan = 911,4 m^3
2) Analisa durasi Vibrator Roller, penyiapan badan b) Kapasitas produksi = 85,66 m^3/jam
jalan = 685 m^3/hari
a) Volume pekerjaan = 22.000 m^3 tw = (911,4)/(85,66)
b) Kapasitas produksi = 67,5 m^3/jam = 10,64 jam
= 540 m^3/hari = 2 hari
tw = (22.000)/(67,5)
= 326 jam 2) Analisa durasi Dump Truck, galian selokan
= 41 hari drainase
a) Volume pekerjaan = 911,4 m^3
3) Analisa durasi Water Tank Truck, penyiapan b) Kapasitas produksi = 8,3 m^3/jam
badan jalan = 66,4 m^3/hari
a) Volume pekerjaan = 22.000 m^3 = (911,4)/(8,3)
b) Kapasitas produksi =64,3 m^3/jam = 109,8
c) = 514,4 m^3/hari = 14 hari
tw = (22.000)/(64,3)
= 342 jam Rekapitulasi Perhitungan Kapasitas Produksi Alat
= 43 hari Berat, Kebutuhan Alat, Waktu Pelaksanaan Pada
Pekerjaan Proyek Penigkatan Struktur Urugan
2. Galian untuk selokan drainase Tanah Ke Aspal Ruas Dusun Aluni - Dusun Ulatu
Alat yang digunakan Sepanjang 10 Km.
a. Excavator

Kapasitas produksi
Jenis alat berat Jumlah alat
No Jenis pekerjaan Volume Satuan alat berat
yang digunakan (unit)
( m3/jam)
Bulldozer 276,2 1
Penyiapan badan m3
1 22.000 Vibrator roller 67,5 4
jalan
Water tank truck 64,3 4
Galian untuk Excavator 85,66 1
2 911,4 m3
selokan drainase Dump truck 8,3 11
Excavator 85,66 1
Dump truck 30,5 3
3 Galian biasa 7.000 m3
Motor grader 97,1 1
Vibrator roller 67,5 1
Dump truck 30,5 3
m3 Motor grader 145,6 1
4 Timbunan biasa 7.000
Vibrator roller 74,7 1
Water tank truck 64,3 1
Excavator 85,66 1
Dump truck 13 7
5 Timbunan pilihan 7.500 m3 Motor grader 145,6 1
Vibrator roller 74,7 1
Water tank truck 64,3 1
Galian gorong- m3 Excavator 85,66 1
6 560
gorong Dump truck 29,8 3
Pengambilan material m3 Excavator 85,66 1
7 7.500
dari quarry ke base camp Dump truck 30,5 3
4.5 Perhitungan Biaya Operasional
Untuk menghitung biaya operasional alat berat dapat diuraikan seperti pada tabel dibawah ini :

5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan produktivitas alat berat yang dipakai pada Pekerjaan Peningkatan Proyek
Peningkatan Struktur Urugan Tanah Ke Aspal Ruas Dusun Aluni – Dusun Ulatu Kabupaten Seram Bagian Barat
adalah sebagai berikut :
1.Untuk masing-masing produktivitas dari alat berat yang digunakan pada setiap item pekerjaan dapat dilihat
seperti pada tabel 5.1
Tabel 5.1
Kapasitas produksi
Jenis alat berat Jumlah alat
No Jenis pekerjaan Volume Satuan alat berat
yang digunakan (unit)
( m3/jam)
Bulldozer 276,2 1
Penyiapan badan m3
1 22.000 Vibrator roller 67,5 4
jalan
Water tank truck 64,3 4
Galian untuk Excavator 85,66 1
2 911,4 m3
selokan drainase Dump truck 8,3 11
Excavator 85,66 1
Dump truck 30,5 3
3 Galian biasa 7.000 m3
Motor grader 97,1 1
Vibrator roller 67,5 1
Dump truck 30,5 3
m3 Motor grader 145,6 1
4 Timbunan biasa 7.000
Vibrator roller 74,7 1
Water tank truck 64,3 1
Excavator 85,66 1
Dump truck 13 7
5 Timbunan pilihan 7.500 m3 Motor grader 145,6 1
Vibrator roller 74,7 1
Water tank truck 64,3 1
Galian gorong- m3 Excavator 85,66 1
6 560
gorong Dump truck 29,8 3
Pengambilan material m3 Excavator 85,66 1
7 7.500
dari quarry ke base Dump truck 30,5 3

2. Besar biaya dan waktu yang diperlukan untuk masing-masing alat berat pada Pekerjaan Peningkatan Proyek
Peningkatan Struktur Urugan Tanah Ke Aspal Ruas Dusun Aluni – Dusun Ulatu Kabupaten Seram Bagian Barat
dapat dilihat seperti pada tabel 5.2
5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA
Dalam penggunaan alat-alat berat pada Anonimous, (1992). “Alat-Alat Berat dan
pelaksanaan pekerjaan land clearing, hal-hal yang Penggunaannya”, Jakarta
perlu diperhatikan adalah : Donald Donny Supit (2020). “Analisa Produktivitas
1. Dalam melakukan perhitungan produktivitas alat dan Efisiensi Alat Berat Untuk
berat maka data-data alat harus betul-betul Pekerjaan Tanah dan Pekerjaan
diperhatikan dari kapasitas, waktu siklus dan Perkerasan Berbutir”, Jurnal Jilid V
efisiensi kerja alat. Karena hal tersebut akan No. 1.
menentukan produksi alat yang digunakan. Hendra Suryadharma dan Haryanto Yoso Wigroho.
2. Jumlah alat yang akan digunakan hendaknya (1998). “Alat-Alat Berat”, Yogyakarta:
harus disesuaikan dengan lama waktu yang Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
dibutuhkan untuk menyelesaikan pelaksanaan Intan Wahyuni, (2013). “Analisis Produktivitas Alat
pekerjaan tersebut. Berat Pekerjaan Land Clearing”,
3. Alat yang digunakan harus sesuai dengan jenis Teknik Sipil Universitas Teuku Umar
pekerjaan dilapangan. Alue Peunyareng - Aceh Barat.
Nurdin Elwuar, (2014). “Tinjauan Kapasitas
Produksi Alat Berat”, Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ambon.
Susy Fatena Rostiyanti, M.Sc. (1999). “Alat Berat
untuk Proyek Konstruksi”, Jakarta:
Rineka Cipta.
Susy Fatena Rostiyanti, M.Sc. (2008). “Alat Berat
untuk Proyek Konstruksi”, (2 ed.).
Jakarta: Rineka Cipta.

You might also like