Professional Documents
Culture Documents
Sejrahhhhhh
Sejrahhhhhh
Pemberontakan DI/TII
Negara Islam Indonesia juga dikenal dengan[1] nama Darul Islam atau DI yang artinya adalah
"Rumah Islam” adalah kelompok Islam di Indonesia yang bertujuan untuk pembentukan negara
Islam di Indonesia. Ini dimulai pada 7 Agustus 1949 oleh sekelompok milisi Muslim,
dikoordinasikan oleh seorang politisi Muslim, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Desa
Cisampang, Kecamatan Ciawiligar, Kawedanan Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat. Kelompok
ini mengakui syariat islam sebagai sumber hukum yang valid. Gerakan ini telah menghasilkan
pecahan maupun cabang yang terbentang dari Jemaah Islamiyah ke kelompok agama non-
kekerasan.
Dalam proklamasinya bahwa "Hukum yang berlaku dalam Negara Islam Indonesia adalah
Hukum Syariat Islam", lebih jelas lagi dalam undang-undangnya dinyatakan bahwa "Negara
berdasarkan Islam" dan "Hukum yang tertinggi adalah Al Quran dan Al Hadist". Proklamasi
Negara Islam Indonesia dengan tegas menyatakan kewajiban negara untuk membuat undang-
undang yang berlandaskan syariat Islam, dan penolakan yang keras terhadap ideologi selain Al
Quran dan Al Hadits, yang mereka sebut dengan "hukum kafir".
Tokoh2 nya adalah : soekarmadji maridjan kartosoerwirjo, daud beureueh, ibnu hajar, amir fatah,
dan kahar muzakkar
Tujuan dari pemberontakan ini untuk memisahkan wilayah Maluku dari NIT serta RIS dan
menggantikannya dengan mendirikan negara mandiri yang bernama Republik Maluku Selatan.
Susunan pemerintahan RMS meliputi J.H. Manuhutu selaku Presiden, Albert Wairisal sebagai
Perdana Menteri, dan menteri-menteri (Soumokil, D.J. Gasperz, J. Toule, S.J.H. Norimarna, J.B.
Pattiradjawane, P.W. Lokollo, H.F. Pieter, A. Nanlohy, Manusama, dan Z. Pesuwarissa). Posisi
Wakil Presiden RMS yang masih kosong kemudian diisi oleh J.P. Nikijuluw. Lalu, pada 3 Mei
1950, ternyata Soumokil yang diangkat menjadi Presiden RMS, menggantikan Manuhutu.
Susunan pemerintahan RMS meliputi J.H. Manuhutu selaku Presiden, Albert Wairisal sebagai
Perdana Menteri, dan menteri-menteri (Soumokil, D.J. Gasperz, J. Toule, S.J.H. Norimarna, J.B.
Pattiradjawane, P.W. Lokollo, H.F. Pieter, A. Nanlohy, Manusama, dan Z. Pesuwarissa). Posisi
Wakil Presiden RMS yang masih kosong kemudian diisi oleh J.P. Nikijuluw. Lalu, pada 3 Mei
1950, ternyata Soumokil yang diangkat menjadi Presiden RMS, menggantikan Manuhutu.
Factor Terjadinya pemberontakan RMS
1. Pemberontakan RMS didalangi oleh mantan jaksa agung NIT, Christiaan Robbert Steven
Soumokil
2. Sebelum RMS diproklamasikan, gubernur Sembilan serangkai melakukan propaganda
terhadap NKRI untuk memisahkan wilayah Maluku
3. Menjelang prokamasi RMS soumokil berhasil mengumpulkan kekuatan dari masyarakat
Maluku Tengah
4. Pada 25 april 1950, para anggota RMS memproklamasikan berdirinya Republik Maluku
Selatan
5. Pada 3 Mei 1950, Soumokil menggantikan munuhutu sebagai presiden RMS
6. Pada 9 mei 1950, dibentuk sebuah Angkatan Perang RMS (APRMS)
7. Pemerntah mengutus Dr.J. Leimena untk menyampaikan berdamai kepada RMS
8. Penolakan ini membuat pemerintah Indonesia memutuskan untuk melaksanakan ekspedisi
militer
9. Kol. A. E. Kawilarang dipilih sebagai pemimpin dalam melaksanakan ekspedisi militer tsb
10. Akhirnya kota ambon dapat dikuasai pada awal November 1950
11. Namum perjuangan gerilya kecil kecilan masih berlangsung di pulau Seram sampai 1962
12. Pada tanggal 12 desember 1963, Soumokil akhirnya ditangkap dan dihadapkan pada
Mahkamah Militer Luar Biasa di Jakarta
13. Soumukil di hokum mati dan dieksekusi di pulau obi, 12 april 1966
Dampak
Positif
- Membuat masyarakat Maluku kembali sadar akan pentingnya kesatuan bangsa.
- Pengembalian pedoman atau orientasi adat istiadat serta budaya Maluku pada masyarakat
setempat.
Negatif
- Jatuhnya korban jiwa dan kerusakan materiil
- Hubungan antar kelompok di Maluku terganggu
- Mengancam stabilitas NKRI
- Migrasi besar-besaran ke Belanda
- Hubungan Indonesia dan Belanda terganggu
- Terjadinya aksi terorisme di Belanda
Lambang Negara
Lambang RMS menampilkan burung merpati putih Maluku bernama 'Pombo'. Merpati putih
dianggap sebagai simbol positif dan harapan baik. 'Pombo' ditunjukkan bersiap-siap terbang,
sayapnya setengah terbuka dan di paruhnya terdapat cabang pohon damai. Dadanya bertuliskan
'parang', 'salawaku', dan bentuk tombak.
Bagian blazon dari lambang RMS bertuliskan 'Mena - Moeria'. Slogan ini berasal dari bahasa
Maluku Melanesia asli. Sejak dulu, kata-kata ini diteriakkan oleh nakhoda dan pendayung perahu
tradisional Maluku, Kora Kora, untuk menyeragamkan gerakan mereka saat ekspedisi lepas
pantai. Slogan ini berarti 'Depan - Belakang', tetapi bisa juga diterjemahkan menjadi 'Saya pergi-
Kita mengikuti' atau 'Satu untuk semua- Semua untuk satu'.
Bendera Negara
Bendera RMS terdiri dari warna biru, putih, hijau, dan merah (1:1:1:6) dan memiliki proporsi 2:3.
Bendera ini pertama kali dikibarkan tanggal 2 Mei 1950 pukul 10.00. Dua hari kemudian,
pemerintah merilis penjelasan tentang arti bendera. Warna biru melambangkan laut dan kesetiaan,
putih kesucian, perdamaian, dan pantai putih, hijau tumbuh-tumbuhan, dan merah nenek moyang
dan darah rakyat.
3. PKI MADIUN
Latar Belakang
1. Kejatuhan cabinet amir syarifuddin dan pembentukan front demokrasi rakyat
Setelah ditandatanganinya perjanjian renville, kejatuhan amir syarifuddin pun tidak terelakkan.
Hal ini disebabkan karena wilayah Indonesia menjadi lebih sempit dan juga pengosongan
terhadap kantong gerilya yang melemahkan semangat perjuangan. Karena hal ini, maka amir pun
dicopot jabatannya sebagai perdana menteri.
Setelah dicopot, amir syarifuddin pun menjadi pihak oposisi pemerintah dan membuat Front
Demokrasi Rakyat (FDR) pada tanggal 28 juni 1948. FDR berhaluan sosialis, oleh karena itu dia
un mendapat dukungan dari partai komunis seperti partai sosialis, pemuda sosialis Indonesia,
PKI, dan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI). Tujuan FDR adalah menuntut
pembubaran cabinet hatta & melakukan tindakan pemogokan umum.
2. Kritik terhadap kebijakan cabinet Hatta
Penyebab kritik adalah
a) Tidak ada perwakilan dari golongan komunis dalam cabinet hatta
b) Pelaksanaan program reorganisasi dan rasionalisasi angkatan perang
c) Pelaksanaan persetujuan renville
Kritik tersebut tidak membuat cabinet hatta lemah karena didukung oleh organisasi besar seperti
PNI, Masyumi, dan organisasi pemuda pimpinan latuharhary
3. Kedatangan musso dari uni soviet
Musso adalah tokoh komunis Indonesia yang terlibat dalam pemberontakan PKI tahun 1926, dan
pada tahun 11 Agustus 1948 dia kembali ke Indonesia dari Uni Soviet.
Kedatangan Musso membawa pemikiran yang disebut “jalan baru”. Musso menginginkan agar
dibentuknya kerjasama yang dipimpin kaum sosialis dan komunis untuk menentang politik
penjajahan. Oleh sebab itu, organisasi sosialis dan komunis melebur dalam PKI termasuk FDR
Tujuan :
- Mengganti ideology Pancasila menjadi ideology komunis
- Meruntuhkan cabinet Hatta ( rekonstruksi dan rasionalisasi (ReRa) )
- Menjadikan Musso dan Amir Syarifuddin sebagai Presiden dan Perdana Menteri
Aksi–aksi :
- Melancarkan propaganda anti pemerintah di beberapa daerah, seperti Solo, Yogyakarta, Sragen,
dan Madiun.
- Mengadakan pemogokan-pemogokan kerja bagi buruh di perusahaan
- Melakukan pembunuhan-pembunuhan. Salah satu korban nya adalah dr. Muwardi dan Gubernur
Jawa Timur Suryo
latar Belakang
- Banyak penyebaran paham ideologis baru yang bertentangan dengan Pancasila
- Ketimpangan demografi
- Iklim politik yang tidak sehat
- Menurunnya tingkat toleransi
- Kesenjangan ekonomi
Faktor Penyebab Disintegrasi
a. Konflik: Terjadinya konflik sosial sangat mempengaruhi terjadinya disintegrasi. Baca
juga contoh konflik sosial di indonesia.
b. Kesenjangan Sosial: Kesenjanga sosial ini muncul karena ada sikaya dan simiskin. entu hal ini
menjadi sumber perpecahan di masyarakat.
Baca juga contoh kesenjangan sosial di sekitar kita.
c. Peperangan: Akibat dari peperangan akan merugikan semua pihak yang terlibat dan berdampak
pada meterial atau imateril.
Andi Aziz
1. Siapa Andi Aziz:
Andi Azis, pemimpin pemberontakan, adalah mantan perwira KNIL (Koninklijke
Nederlands(ch)-Indische Leger) dengan pangkat kapten. Andi Azis dan pasukannya menuntut
pemerintah Indonesia untuk menjadikan mereka sebagai satu-satunya pasukan keamanan untuk
mengamankan situasi di Makassar.
2. Latar belakang dan Kronologi:
- Andi Aziz berusaha untuk mempertahankan bentuk negara Federal (NIT) karena enggan
bergabung dengan NKRI atau Negara Kesatuan Republik Indonesia. (kepentingan Pribadi
karena ingin mendapatkan jabatan)
- Pada bulan April 1950 muncul kekacauan di sulawesi selatan antara kelompok anti
Federal dan pro Federal.
- Pemerintah mengirimkan APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) / TNI
dari pulau jawa untuk mengamankan daerah.
- Andi Aziz tidak suka dengan kedatangan TNI, ia dan pasukannya melakukan
penyerangan pada markas TNI dan pemberontakan di Ujungpandang, Makasar 5 April
1950.
- Masyarakat yang pro Federal bergabung dengan Andi Aziz dan membentuk “Pasukan
Bebas”
- # Gerakan separatis tidak disetujui perdana menteri NIT Diapari, lalu mengundurkan diri.
# diganti oleh Putuhena (tokoh pro republik)
- 8 April 1950 Ultimatum
dalam waktu 2x24 jam Andi Azis harus ke Jakarta
- 13 April 1950 Andi Azis berjanji ke jakarta, dan akhirnya diadili pada tanggal 15 April
1950-11 Januari 1984 Andi Azis meninggal
- penumpasan sisa pasukan Andi Azis
21 April 1950 pasukan TNI menguasai Makasar
26 April 1950 Pemerintah mengirimkan pasukan ekspedisi dan terjadi pertempuran di
bawah pimpinan Kolonel Alex Kawilarang
8 Agustus 1950 terjadi kesepakatan antara KNIL dan TNI
3. Tujuan:
- mempertahankan NIT. Dalam aksinya,
Andi Azis tidak bergerak sendiri, tetapi dibantu juga oleh Sultan Hamid II (dalang
pemberontakan APRA) dan Belanda.
- Andi Aziz ingin mendapatkan posisi dan kekuasaan dalam negara Federasi bersama
Soumokil dan Sukowati sebagai Presiden.
G30SPKI
Terjadi pada tanggal 30 september 1965 dan menyebabkan kematian 6 jendral dan 1 perwira
Nama ketujuh korban :
⮚ jendral (anumerta) ahmad yani
⮚ letjen (anumerta) r. soeprapto
⮚ letjen (anumerta) m.t. haryono
⮚ letjen (anumerta) s. parman
⮚ mayjend (anumerta) d.i panjaitan
⮚ mayjend (anumerta) sutoyo siswomiharjo
⮚ kapten (anumerta) pierre tendean
Presiden Soekarno menyebut peristiwa ini dengan istilah GESTOK (Gerakan Satu Oktober), sementara
Presiden Soeharto menyebutnya dengan istilah GESTAPU (Gerakan September Tiga Puluh), dan pada Orde
Baru, Presiden Soeharto mengubah sebutannya menjadi G30S/PKI (Gerakan 30 September PKI).
LATAR BELAKANG
Secara umum, G30S PKI dilatarbelakangi oleh dominasi ideologi Nasionalisme, Agama, dan Komunisme
(NASAKOM) yang berlangsung sejak era Demokrasi Terpimpin diterapkan, yakni tahun 1959-1965 di
bawah kekuasaan Presiden Soekarno.
Beberapa hal lain yang menyebabkan mencuatkan gerakan yang menewaskan para Jenderal ini adalah
ketidakharmonisan hubungan anggota TNI dan juga PKI. Pertentangan pun muncul di antara keduanya.
Selain itu, desas desus kesehatan Presiden Soekarno juga turut melatarbelakangi pemberontakan G30S
PKI.
TUJUAN
Menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menjadikannya sebagai negara
komunis.
Menyingkirkan TNI Angkatan Darat dan merebut kekuasaan pemerintahan.
Mewujudkan cita-cita PKI, yakni menjadikan ideologi komunis dalam membentuk sistem pemerintahan
yang digunakan sebagai alat untuk mewujudkan masyarakat komunis.
Mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis.
Kudeta yang dilakukan kepada Presiden Soekarno tak lepas dari rangkaian kegiatan komunisme
internasional.
Pasukan tersebut bergerak meninggalkan daerah Lubang Buaya. Peristiwa ini terjadi pada tengah malam,
pergantian hari Kamis, 30 September 1956 menuju hari Jumat, 1 Oktober 1965.
Kudeta yang sebelumnya dinamakan Operasi Takari diubah menjadi gerakan 30 September. Mereka
menculik dan membunuh para perwira tinggi Angkatan Darat. Aksi tentara tersebut pada tanggal 30
September berhasil menculik enam orang perwira tinggi Angkatan Darat.
Enam Jenderal yang gugur dalam peristiwa G30S PKI antara lain Letnan Jenderal Anumerta Ahmad
Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal
Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan dan Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.
Di samping itu, gugur pula ajudan Menhankam/Kasab Jenderal Nasution, Letnan Satu Pierre Andreas
Tendean dan pengawal Wakil Perdana Menteri II Dr. J. Leimena, Brigadir Polisi Satsuit Tubun.
Salah satu Jenderal yang berhasil selamat dari serangan PKI adalah AH Nasution. Namun, putrinya yang
bernama Ade Irma Suryani Nasution tidak bisa diselamatkan. Sementara itu, G30S PKI di Yogyakarta
yang dipimpin oleh Mayor Mulyono menyebabkan gugurnya TNI Angkatan Darat, Kolonel Katamso dan
Letnan Kolonel Sugiyono.
Kolonel Katamso merupakan Komandan Korem 072/Yogyakarta. Sedangkan Letnan Kolonel Sugiyono
merupakan Kepala Staf Korem. Keduanya diculik dan gugur di Desa Kentungan, sebelah utara
Yogyakarta.
Tujuan dari pembentukan Republik Soviet Indonesia ini adalah mengganti ideologi Indonesia yang
semula Pancasila menjadi ideologi komunisme.
APRA (Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil)
1. Latar Belakang:
- Hasil KMB: Kerajaan Belanda menarik KL dari Indonesia, pasukan KNIL menyatu
dengan TNI
- Westerling dengan misi menyatukan anggota tentara belanda(KNIL) terutama yang tidak
setuju dengan adanya pembentukan APRIS
- Kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap ramalan Jaya Baya (Kapten Raymond
Westerling) dan muncul gerakan APRA
- Belanda melalui Westerling berupaya mempertahankan negara pasundan dan
menginginkan negara Indonesia tetap berbentuk negara Federasi sebab dianggap
mengancam
- Belanda ingin melindungi aset-asetnya yang ada di negeri Pasundan. Sebab
penggabungan RIS akan berakibat kehilangan aset
2. Kronologi:
- Belanda menginginkan tetap berdirinya Negara Pasundan dan menuntut APRA dijadikan
tentara dari Negara Pasundan. Sebagian besar anggota APRA adalah anggota KNIL dan
KL
- Pada tanggal 5 Januari Westerling mengirimkan surat ultimatum kepada RIS yang berisi
tuntutan agar RIS menghargai negara-negara bagian, terutama Pasundan. Bahkan
pemerintah RIS juga diminta untuk mengakui APRA sebagai tentara Pasundan.
Surat ultimatum ini tidak hanya meresahkan RIS saja, tetapi juga beberapa pihak
Belanda. Guna mencegah tindakan Westerling, Moh. Hatta mengeluarkan perintah untuk
melakukan penangkapan terhadap Westerling. Jenderal Vreeden pun bersama Menteri
Pertahanan Belanda yang merasa resah dengan ultimatum ini kemudian menyusun
rencana untuk mengevakuasi pasukan RST tersebut.
- Wsterling sudah mendengar kabar lebih dulu dan pada tanggal 23 Januari 1950 APRA
dan RST (pasukan khusus KNIL) dipimpin Westerling melakukan gerakan dengan
menyerbu Bandung dan membuat kekacauan (menguasai markas Divisi Siliwangi, di
jakarta dibantu oleh sultan hamid II bertujuan merebut gedung pemerintahan, membunuh
menteri kabinet)
Karena pasukan KNIL dan DI/TII tidak muncul dan membantu serangan dijakarta gagal.
dan kudeta gagal
3. Penumpasan
- Upaya pertama dilakukan melalui perundingan antara Perdana menteri RIS dan
Komisyaris tinggi belanda. Dari pihak belanda mendesak APRA untuk menghentikan
gerakan itu, namun APRA sendiri tidak mau dan menyebarluaskan serangan ke Jakarta
- Dilakukan Oprasi Militer oleh APRIS dan dapat mengusir APRA dari bandung.
Dilakukan oprasi militer di jakarta dan Sultan Hamid II di tangkap pada tanggal 4 April
1950, namun Westerling berhasil melarikan diri dengan pesawat Catalina
- APRA tidak aktif Februari 1950