Professional Documents
Culture Documents
Sap Terapi Bermain Puzzle 3-5 Tahun
Sap Terapi Bermain Puzzle 3-5 Tahun
Disusun Oleh:
2023
SATUAN ACARA BERMAIN
Sub pokok bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Sakit yang Dirawat di Rumah Sakit
dengan Cara Stimulasi Motorik dan Sosial
Waktu : 30 menit
Peserta :
Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah pasien di Ruang Cendrawasih Lantai 2
yang memenuhi kriteria:
Anak usia 3 – 5 tahun
Tidak mempunyai keterbatasan fisik
Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga
Pasien kooperatif
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selam 30 menit anak mampu:
a. Bersosialisasi dengan perawat baru
b. Menunjukkan ekspresi nonverbal dengan tertawa, tersenyum dan saling bercanda.
D. Kegiatan
1. Pengorganisasian
a. Leader : Mutia
b. Fasilitator : Mutia
c. Observer : Mutia
Pembagian tugas :
1) Peran Leader
Mengkoordinasi seluruh kegiatan
Memimpin jalannya terapi bermain dari awal hingga berakhirnya terapi
Membuat suasana bermain agar lebih tenang dan kondusif.
2) Fasilitator
Memotivasi anak agar dapat kooperatif dalam permainan yang akan
dilakukan
Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
Fasilitator bertugas sebagai pemandu dan memotivasi anak agar dapat
kooperatif dalam permainan yang akan dilakukan.
Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
Membimbing kelompok selama permainan
3) Observer
Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat
dan jalannya acara
Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok
dengan evaluasi kelompok
Keterangan:
: Leader
: Peserta
: Fasilitator
: Observer
: Orang tua
3. Kegiatan bermain
E. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Yang diharapkan:
Alat-alat yang digunakan lengkap
Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi Proses
Yang diharapkan:
Terapi dapat berjalan dengan baik
Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
3. Evaluasi Hasil
Yang diharapkan:
Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menyusun puzzle
kemudian berhasil
Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
Anak merasa senang
Anak tidak takut lagi dengan perawat
Orang tua dapat mendamping kegiatan anak sampai selesai
Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan terapi bermain
Lampiran materi:
A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses
diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya.
Anak usia pra sekolah adalah anak-anak yang berusia berkisar 3-6 tahun. Ada
beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk mengukur tingkat pertumbuhan dan
perkembangan anak, yaitu:
1. Aspek fisik
2. Aspek motorik
3. Aspek bahasa
4. Aspek kognitif
5. Aspek sosialisasi
Bermain dengan cara menyusun pazel pada dasarnya tidak hanya membantu
mengembangkan kemampuan motorik anak saja tetapi juga berperan penting dalam
proses pengembangan kognitif klien dan emosional klien, serta membantu klien untuk
menggunakan kemampuan bahasanya dengan bertanya sehingga klien akan terbiasa
dengan proses sosialisasi dengan orang, lingkungan dan kondisi disekitarnya.
Ketika anak sudah mampu bermain menyusun pazel secara lancar maka dia sudah
siap untuk meningkatkan kemampuannya ke tingkat yang lebih lanjut seperti
bersosialisasi dengan orang lain seperti mengenalkan diri
Secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
yaitu faktor genetik (instrinsik) dan faktor lingkungan (ekstrinsik). Faktor genetik
merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak.
Faktor ini adalah bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin, suku bangsa/
bahasa, gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor
ini, sedangkan di negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain di
akibatkan oleh faktor genetik juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk
tumbuh kembang anak yang optimal.