Professional Documents
Culture Documents
Bab 4 Pemeriksaan Analisa Saringan
Bab 4 Pemeriksaan Analisa Saringan
32
plesteran dengan bahan dasar semen” (SNI 03-6820-2002) maka
agregat halus harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Susunan butir agregat halus mempunyai kehalusan antara 2,0 - 3,0
2) Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam dan keras,
3) Butir-butir halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh cuaca. Sifat kekal agregat halus dapat diuji dengan larutan
jenuh garam. Jika dipakai natrium sulfat bagian yang hancur maksimum 10
% berat, sedangkan jika dipakai magnesium sulfat yang hancur maksimum 15%
berat.
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%
(terhadap berat kering). Jika kadar lumpur melebihi 5 % pasir harus dicuci.
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua
mutu beton, kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga
pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.
b. Agregat Kasar
Yang dimaksud dengan agregat kasar (batu pecah) adalah butiran
mineral keras yang sebagian besar butirannya berukuran antara 5 mm
sampai 40 mm, dan besar butiran maksimum yang diijinkan tergantung
pada maksud dan pemakaian. Agregat kasar yang akan dicampurkan
sebagai adukan beton harus mempunyai syarat mutu yang ditetapkan.
Adapun persyaratan agregat kasar yang digunakan dalam campuran
beton menurut ASTM C33 adalah sebagai berikut :
1) Syarat fisik
Besar butir agregat maksimum, tidak boleh lebih besar dari 1/5
jarak terkecil bidang-bidang samping dari cetakan, 1/3 tebal
pelat atau ¾ dari jarak bersih minimum tulangan,
Kekerasan yang ditentukan dengan menggunakan bejana
Rudellof tidak boleh mengandung bagian hancur yang tembus
ayakan 2 mm lebih dari 16% berat,
Bagian yang hancur bila diuji dengan menggunakan mesin Los
Angeles, tidak boleh lebih dari 27 % berat,
33
Kadar Lumpur, maksimal 1%,
Bagian butir yang panjang dan pipih, maksimum 20% berat,
terutama untuk beton mutu tinggi.
2) Syarat kimia
Kekekalan terhadap Na2SO4 bagian yang hancur, maksimum 12
% berat, dan kekekalan terhadap MgSO4 bagian yang hancur,
maksimum 18%.
Kemampuan bereaksi terhadap alkali harus negative sehingga
tidak berbahaya. Pada beton mutu tinggi, kadar semen yang
dibutuhkan juga cukup tinggi. Keadaan ini menyebabkan
gradasi agregat relative tidak dipentingkan bila dibandingkan
dengan beton normal.
34
b. Bahan
1) Agregat halus atau pasir = 660 gram
2) Agregat kasar atau kerikil = 1375 gram
35
4.5.2. Perhitungan Analisa Saringan pada Agregat Halus
a. Prosentase Agregat Tertinggal
d= x 100%
Keterangan :
d = prosentase agregat tertinggal (%)
∑c = jumlah total agregat setelah disaring (gr)
C = berat agregat (gram)
∑c = c1 + c2+ c3+ c4+ c5+ c6+ c7+ c8+ c9
= 495 gram
1) Saringan Ø 9,5
∑c = 620 gram
c1 = 0 gram
d1 = x 100%
=0%
2) Saringan Ø 4,75
∑c = 490 gram
c2 = 0 gram
d2 = x 100%
=0%
3) Saringan Ø 2,36
∑c = 490 gram
c3 = 45 gram
d3 = x 100%
= 9,18%
4) Saringan Ø 1,18
∑c = 490 gram
c4 = 75 gram
–
d4 = x 100%
36
= 15,3 %
5) Saringan Ø 0,60
∑c = 490 gram
c5 = 105 gram
d5 = x 100%
= 21,42 %
6) Saringan Ø 0,30
∑c = 490 gram
C6 = 100 gram
d6 = x 100%
= 20,4 %
7) Saringan Ø 0,15
∑c = 490 gram
c7 = 105 gram
d7 = x 100%
= 21,42%
8) Saringan Ø 0,075
∑c = 490 gram
c8 = 40 gram
d8 = x 100%
= 8,16 %
9) Saringan Ø 0,0
∑c = 490 gram
c8 = 20 gram
d8 = x 100%
= 4,08%
37
b. Komulatif Agregat Tertinggal
en = en-1 + cn
Keterangan : e = komulatif agregat tertinggal (gram)
c = berat agregat (gram)
1) Saringan Ø 9,5
c1 = 0 gram
en = en-1 + cn
e1 = e1-1 + c1
= c1 = 0 gram
2) Saringan Ø 4,75
c2 = 0 gram
e1 = 0 gram
e2 = e1 + c2
= 0+ 0= 0 gram
3) Saringan Ø 2,36
c3 = 45 gram
e2 = 0 gram
e3 = e2 + c3
= 0+ 45= 45 gram
3) Saringan Ø1,18
c4 = 75 gram
e3 = 45gram
e4 = e3 + c4
= 45 + 75= 120 gram
4) Saringan Ø 0,60
c5 = 105 gram
e4 = 120 gram
e5 = e4 + c5
= 120 + 105=225 gram
5) Saringan Ø 0,30
c6 = 100 gram
e5 = 225 gram
e6 = e5 + c6
= 225+100=325 gram
38
6) Saringan Ø 0,15
c7 = 105 gram
e6 = 325 gram
e7 = e6 + c7
= 325+ 105=430 gram
7) Saringan Ø 0,075
c8 = 40 gram
e7 = 430 gram
c8 = e7 + c8
= 430+ 40= 470 gram
8) Saringan Ø 0,075
c9 = 20 gram
e8 = 470 gram
c8 = e8 + c9
= 470 + 20 = 490
c. Present Finer
f = x 100%
f = x100%
= 100%
b. Saringan Ø 4,75
e2 = 0 gram
∑c = 490 gram
f = x100%
= 100 %
39
c. Saringan Ø 2,36
e3 = 45 gram
∑c = 490gram
f = x 100%
= 90,82 %
d. Saringan Ø 1,18
e4 = 120 gram
∑c = 490 gram
f = x 100%
= 75,52%
e. Saringan Ø 0,6
e5 = 225 gram
∑c = 490 gram
f = x 100%
= 54,1%
f. Saringan Ø 0,3
e6 = 325 gram
∑c = 490 gram
f = x100%
= 33,7 %
g. Saringan Ø 0,15
e7 = 430 gram
∑c = 490 gram
f = x 100%
= 12,28 %
h. Saringan Ø 0,075
e8 = 470 gram
∑c = 490 gram
f = x 100%
= 4,12%
40
i. Saringan Ø 0,0
e9 = 20 gram
∑c = 490 gram
f = x 100%
= 0,04 %
FM =
= = 4,2942
110
100
90
80
Prosentase lolos (%)
70
60
max
50
min
40
lolos
30
20
10
0
0 0,07 0,14 0,27 0,59 1,19 2,38 4,76 9,5
Ukuran Saringan (mm)
41
4.5.3. Data Pengukuran Massa Agregat Kasar
Setelah melakukan penyaringan untuk agregat kasar (kerikil),
diperoleh data-data yang telah tercantum dalam tabel 3.4, berikut table
dari hasil penyaringan agregat kasar (kerikil) :
d= x 100%
d1 = x 100%
= 48,16%
42
2) Saringan Ø 12,5
∑c =1495 gram
c2 = 490 gram
d2 = x 100%
= 67,22 %
3) Saringan Ø 9,5
∑c = 1495 gram
c3 = 160 gram
d3 = x 100%
= 89,3%
4) Saringan Ø 4,75
∑c = 1495 gram
c4 = 65 gram
d4 = x 100%
= 95,65%
5) Saringan Ø 2,36
∑c =1495 gram
c5 = 5 gram
d5 = x 100%
=99,66 %
6) pan
∑c = 1490 gram
c6 = 0 gram
d6 = x 100%
= 100 %
b. Komulatif Agregat Tertinggal
en = en-1 + cn
43
1) Saringan Ø 19
c1 = 775 gram
en = en-1 + cn
e1 = e1-1 + c1
= c1 =775 gram
2) Saringan Ø 12,5
c2 = 490 gram
e1 = 775 gram
e2 = e1 + c2
= 775 + 490 = 1265 gram
3) Saringan Ø 9,5
c3 =160 gram
e2 = 1265 gram
e3 = e2 + c3
= 1265+ 160 = 1425gram
4) Saringan Ø 4,75
c4 = 65 gram
e3 = 1425 gram
e4 = e3 + c4
= 1425 + 65 = 1490 gram
5) Saringan Ø 2,36
c5 = 5 gram
e4 = 1490 gram
e5 = e4 + c5
= 1490 + 5 = 1495 gram
6) pan
c6 =0 gram
e5 = 1495 gram
e6 = e5 + c6
= 1495 + 0 = 1495 gram
44
c. Present Finer
f= x 100%
f = x 100%
= 48,16%
2) Saringan Ø 12,5
e2 = 405,39 gram
∑c = 1495 gram
f = x 100%
= 15,39 %
3) Saringan Ø 9,5
e3 = 64,69 gram
∑c = 1495 gram
f = x 100%
= 4,69 %
4) Saringan Ø 4,75
e4 = 65gram
∑c = 1495 gram
f = x 100%
= 0,34 %
5) Saringan Ø 2,36
e5 = 1490 gram
∑c = 1490 gram
f = x 100%
= 0,01 %
45
6) pan
e6 = 1490 gram
∑c =1490 gram
f = x 100%
= 0,01 %
FM =
= 4,3141
110
100
90
Prosentase lolos (%)
80
70
60
max
50
40 min
30 lolos
20
10
0
pan 2,36 4,75 9,5 12,5 19
Ukuran Saringan (mm)
46
4.6. Kesimpulan
Berdasarkan dari grafik gradasi agregat menurut “American Society for
Testing and Materials” (ASTM C33) terhadap pemeriksa ananalisa saringan di
Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi Teknik Sipil Unissula dapat
disimpulkan bahwa :
Agregat halus (pasir) yang diperoleh masuk dalam kategori gradasi
agregat sedang, dikarenakan gradasi pada agregat halus (pasir) hanya sebagian
saja yang masuk dalam kategori yang telah ditetapkan oleh “American Society
for Testing and Materials” (ASTM C33). Sedangkan pada agregat kasar
(kerikil), seluruh gradasi agregat kasar ( kerikil ) tidak ada yang masuk dalam
kategori yang ditetapkan oleh “American Society for Testing and Materials”
(ASTM C33).
47