You are on page 1of 10

2.

1 Significant Energy Uses (SEU)

Salah satu kunci utama implementasi sistem manajemen energi adalah menentukan pengguna
energi signifikan (SEU). Penggunaan energi signifikan memperhitungkan konsumsi energi
yang besar dan/atau penawaran yang besar potensi peningkatan kinerja energi. Menentukan
SEU merupakan tahapan dalam perencanaan energi. Beberapa faktor penting dalam
penentuan SEU adalah sistem atau peralatan yang masuk di dalam kelompok SEU, parameter
pendorong (driver) SEU, serta faktor yang mempengaruhi penggunaan energi tersebut
(operator, maintenance, dsb).
Tahapan dalam menentukan SEU adalah:
1. Mengidentifikasi fasilitas, bagian, atau proses yang menggunakan energi
secara signifikan;
2. Menghitung penggunaan energi dengan membuat neraca masa dan energi,
tabulasi, dan diagram Sankey;
3. Mengidentifikasi SEU dengan total penggunaan energi sekitar 80% dari total
penggunaan energi di organisasi/plant.
Penentuan SEU dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah
dengan:
1. Membuat neraca energi untuk mengidentifikasi penggunaan energi pada
peralatan atau proses;
2. Membuat peringkat penggunaan energi pada plan dengan teknik; neraca
energi, metoda ranking, dan teknik analisis data lainnya
3. Identifikasi SEU dengan metode peringkat dengan cara ditampilkan pada
grafik
Pertanyaan kunci dalam penentuan SEU antara lain adalah:
1. Sumber energi apa saja yang digunakan?
2. Berapa besar masing masing sumber energi itu digunakan? (unit energi/tahun)
3. Proses atau alat apa yang menggunakan energi terbesar?
4. Proses atau alat apa lagi yang menggunakan energi terbesar selanjutnya?
hingga seluruh proses atau alat yang menggunakan hingga 80% energi
teridentifikasi.
Secara garis besar, pengguna energi termal di PLTA Musi adalah sebagai berikut ;
1. Power House ; merupakan bangunan utama PLTA Musi yang terdapat
dibawah permukaan tanah sebagai tempat Turbin, Generator, Trafo Utama,
dan alat bantu pembangkit.
2. Main Control House (MCH) dan Switchyard ; Main Control House digunakan
sebagai tempat control pembangkit.
3. Re-Regulating Dam (RRD) ; Re-Regulating Dam berupa bendungan yang
digunakan untuk menampung air yang telah digunakan untuk menggerakkan
Turbine. Fungsi RRD sebagai pengatur besarnya air yang harus dilepas ke
arah downstream ,mengingat kapasitas sungai di downstream tidak
sebanding dengan debit yang dikeluarkan oleh Turbin saat unit beroperasi.
4. Intake Dam ; Intake Dam digunakan untuk mengambil air dari sungai Musi
bagian hulu sebelum masuk ke inlet Facility.

Kajian efesiensi energi akan difokuskan ke dua pengguna energi listrik terbesar yaitu
Power House dan MCH karena keduanya mengkonsumsi energi lebih dari 90 persen
dari konsumsi energi total di PLTA Musi.

SEU di Power House


Jenis energi sekunder yang dikonsumsi di Power House adalah listrik yang
diproduksi sendiri dari 3 unit PLTA. Pengguna energi signifikan di Power House
diantaranya adalah ;
1.Sistem Chilled Water untuk pendingin ruangan
2.Sistem Tata Udara Paket untuk pendingin ruangan
3.Pompa air pendingin ; terdiri dari 2 buah masing-masing dengan kapasitas
motor penggeraknya 90 kW yang bekerja secara bergantian. Pompa
Pendingin beroperasi secara kontinyu selama 24 jam perhari sepanjang
tahun, dan hanya berhenti beroperasi Ketika Turbin dimatikan setiap 3
minggu sekali.
4.Sistem Ventilasi yang terdiri dari Blower dan Fan.
5.Chiller Water Pump.
6.Booster Pump
7.Hydraulic Pump ; terdiri dari dua buah pompa, dimana 1 pompa bekerja secara
kontinyu serta 1 pompa bekerja pada saat start dan stop unit.
8.Oil Pump ; terdiri dari 2 unit pompa untuk setiap unit, yang bekerja secara
bergantian.
9.Air Compressor ; terdiri dari 2 unit Pompa Piston yang bekerja membantu
sistem hydraulic, dan beroperasi hanya jika dibutuhkan.
10. Sistem Penerangan
11. Dll
Dari seluruh pengguna energi listrik signifikan yang ditampilkan pada daftar diatas, 5
peralatan diantaranya (no 1 sampai no 5) merupakan pengguna energi terbesarnya
dikarenan dua hal yaitu kapasitas terpasangnya besar dan jam operasi pertahunnya
yang tinggi. Berikut ini estimasi konsumsi energinya ;

Rekomendasi :
Pompa Pendingin

1. Ceramic Coating pada Pompa Pendingin


Peluang yang lain adalah menurunkan Pressure Drop dengan cara melapisi
permukaan impeller dan permukaan dalam dari Casing Pompa menggunakan bahan
yang licin. Salah satu penyebab turunnya efisiensi pompa adalah diakibatkan oleh
korosi dan erosi. Pemasangan Coating misalnya seperti Belzona @1341
Supermetalglide akan meningkatkan efisiensi pompa sekitar 6%. Coating akan
mencegah korosi dan erosi serta meningkatkan kehalusan permukaan, dengan
demikian mengurangi friction losses. Perbedaan kekasaran permukaan antara
polished stainless steel dan permukaan Benzona Polymer Coating cukup signifikan
seperti yang ditampilkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 1 Perbedaan Kekasaran Permukaan Baja dan Belzona Coating


Perbedaan kekasaran permukaan akan berpengaruh terhadap koefesien gesekan
antara aliran dan permukaan serta berakibat terhadap meningkatnya efisiensi
pompa. Perbedaan efisiensi antara pompa yang di-coating dan tidak diperlihatkan
pada gambar dibawah ini.
Gambar 2 Perbandingan Efisiensi Antara Pompa yang Dilapisi dan Tidak Dilapisi

Gambar 3 Casing dan Impeller Pompa yang Sudah Dilapisi

SEU di MCH
Energi listrik yang disuplai ke MCH berasal dari pembangkitan sendiri, dan
pengguna signifikannya diantaranya adalah ;
1.Sistem pendingin ruangan
2.Sistem Penerangan
Sistem pendingin di ruangan merupakan satu-satunya pengguna energi signifikan di
MCH yang perlu diperhatikan, dengan rincian sebagai berikut ;

Rekomendasi ;

1.Penggantian AC terpasang dengan AC Inverter Daikin


Pendingin udara mempertahankan suhu yang disetel dengan mendinginkan saat
suhu ruangan naik di atas suhu yang disetel dan memanaskan saat suhu ruangan
turun di bawah suhu yang disetel.
Kecepatan motor pada AC tipe non-inverter tetap konstan dan suhu diatur dengan
menghidupkan dan mematikan motor, yang menghabiskan lebih banyak energi.
Pada AC tipe inverter, suhu diatur dengan mengubah kecepatan motor tanpa
menghidupkan dan mematikan motor.
Dibandingkan dengan AC tipe non-inverter, AC dengan inverter lebih sedikit
kehilangan daya dan dapat menghemat energi.

2.Meningkatkan suhu setting Sistem Tata Udara

Setting suhu dalam ruangan yang terlalu rendah akan berdampak pada besarnya
energi listrik yang dikonsumsi oleh AC. Hal ini disebabkan karena AC akan berkerja
lebih lama agar suhu dalam ruangan sesuai dengan setting suhu dalam ruangan
yang diharapkan. Untuk suhu lingkungan yanga sama, bila setting suhu dalam
ruangan dinaikkan, maka durasi AC beroperasi akan berkurang. Berkurangnya
waktu operasi inilah yang akan mengakibatkan turunnya konsumsi energi listrik.
Oleh karena itu, secara teoritis dapat disimpulkan bahwa peningkatan setting suhu
dalam ruangan akan menurunkan konsumsi energi listrik oleh AC. Namun seberapa
besar penurunan konsumsi energi listrik akibat kenaikan setting suhu dalam ruangan

tiap 1C belum banyak literatur yang mengkajinya.

Pengkondisi udara yang digunakan untuk kenyamanan termal bagi penghuni,

umumnya setting suhu dalam ruangan adalah dari 20 C ke 25C. Kenyaman termal
oleh penghuni dipengaruhi beberapa faktor, adalah oleh kebiasaan orang tersebut
dan jenis pakaian yang dikenakannya. Orang yang telah terbiasa hidup di daerah
panas, umumnya nyaman untuk setting suhu ruangan yang relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan orang yang biasa hidup di daerah dingin. Orang yang
mengenakan pakaian tebal akan merasa nyaman secara termal bila setting suhu
lebih rendah daripada yang berpakaian normal. Bila setting suhu dalam ruangan

adalah 20C, maka AC akan berhenti beroperasi (kondisi “Off”) pada saat suhu

ruangan sekitar 19C, dan akan beroperasi lagi (kondisi “On”) bila suhu di dalam

ruangan mencapai sekitar 21C. Hal serupa terjadi pada setting suhu dalam ruangan

lainnya, misal bila setting suhu dalam ruangan adalah 25 C maka AC akan dalan

kondisi “Off” bila suhu ruangan telah mencapai 24 C dan akan beroperasi lagi bila

suhu ruangan sebesar 26C. Dapat dikatakan bahwa apabila setting suhu udara
ruangan dinaikkan, maka akan mengurangi konsumsi energi listrik AC.

Kaji eksperimental untuk mengetahui penurunan konsumsi energi listrik secara

kuantitatif akibat peningkatan setting suhu ruangan untuk tiap kenaikkan 1 oC telah
dilakukan. Berdasarkan pengujian didapat data bahwa penurunan konsumsi energi

listrik akibat peningkatan setting suhu ruangan tiap 1 oC tidak berpola dan tidak
sama untuk tiap peningkatan setting suhu ruangan. Penurunan konsumsi energi

listrik terkecil terjadi pada peningkatan setting suhu ruangan dari 20 oC ke 21oC,
yaitu hanya sebesar 3,8%. Sedangkan Penurunan konsumsi energi listrik terbesar
terjadi pada peningkatan setting suhu ruangan dari 23 oC ke 24oC, yaitu sebesar
18.1%.

3. Perawatan Rutin Sistem Pendingin

 Periksa koil dan filter agar tetap bersih. Gambar dibawah ini adalah indoor unit yang
terpasang di Gedung MCH. Pada indoor unit ini terpasang filter udara yang harus
secara rutin dibersihkan agar tidak menggangu aliran udara yang berakibat kepada
menurunnya kemampuan unit ini untuk menyerap energi panas dan mengurangi
kinerja unit secara keseluruhan.

Gambar kondisi unit indoor

 Periksa katup-katup agar selalu dalam posisi terbuka pada saat mesin dijalankan;
 Diffuser dan grilles diatur agar tidak menimbulkan penurunan tekanan yang
berlebihan.

 Periksa apakah seluruh peralatan sistem tata udara dimatikan jika ruangan tidak
digunakan.

4. Pengaturan sistem zona dengan smart control

Zonasi sistem AC saluran gedung MCH akan berarti bahwa setiap ruangan dapat
menikmati suhu dan aliran udara mereka sendiri, dan kita dapat menghemat energi
dan biaya operasional dengan mematikan aliran udara untuk ruangan yang tidak
digunakan.
Tanpa teknologi zonasi, unit AC sentral mendinginkan atau memanaskan seluruh
rumah, yang berarti setiap ruangan menerima aliran udara yang sama, terlepas dari
ukuran ruangan, berapa banyak orang yang menggunakan (atau tidak
menggunakan) ruangan itu, sinar matahari menerpa satu sisi ruangan. rumah, atau
yang paling penting, pilihan individu setiap orang untuk suhu.

Di masa lalu, pengatur suhu ruangan hanya hidup atau mati, umumnya untuk
seluruh gedung, yang tidak terlalu efisien. Kita tidak dapat mengontrol volume udara
untuk berbagai ukuran ruangan, Kita juga tidak dapat mematikan ruangan yang tidak
digunakan. Dengan ruangan yang berbeda fungsi dan tingkat okupansi pada siang
hari atau malam hari, sistem yang lebih tua ini berarti Anda akan menyalurkan udara
dingin ke ruangan yang tidak digunakan.
Sistem Ac sentral dengan Ducting, dapat ditingkatkan dengan zonasi, di mana
Gedung MCH dibagi menjadi area yang berbeda, atau zona AC, agar kita dapat
memvariasikan aliran udara di seluruh ruangan. bangunan.

Kita bisa menghidupkan atau mematikan aliran udara atau menguranginya sesuai
keinginan kita. Teknologi ini menggunakan Damper untuk menyesuaikan distribusi
udara yang dibuka dan ditutup secara bertahap.
Zonasi memberikan manfaat Kenyamanan dan nilai Penghematan Energi. Studi
yang pernah dilakukan menunjukkan penghematan 15% hingga 29% untuk zonasi di
bandingkan sistem dengan termostat tunggal.

You might also like