Professional Documents
Culture Documents
Significant Energy Uses
Significant Energy Uses
Salah satu kunci utama implementasi sistem manajemen energi adalah menentukan pengguna
energi signifikan (SEU). Penggunaan energi signifikan memperhitungkan konsumsi energi
yang besar dan/atau penawaran yang besar potensi peningkatan kinerja energi. Menentukan
SEU merupakan tahapan dalam perencanaan energi. Beberapa faktor penting dalam
penentuan SEU adalah sistem atau peralatan yang masuk di dalam kelompok SEU, parameter
pendorong (driver) SEU, serta faktor yang mempengaruhi penggunaan energi tersebut
(operator, maintenance, dsb).
Tahapan dalam menentukan SEU adalah:
1. Mengidentifikasi fasilitas, bagian, atau proses yang menggunakan energi
secara signifikan;
2. Menghitung penggunaan energi dengan membuat neraca masa dan energi,
tabulasi, dan diagram Sankey;
3. Mengidentifikasi SEU dengan total penggunaan energi sekitar 80% dari total
penggunaan energi di organisasi/plant.
Penentuan SEU dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah
dengan:
1. Membuat neraca energi untuk mengidentifikasi penggunaan energi pada
peralatan atau proses;
2. Membuat peringkat penggunaan energi pada plan dengan teknik; neraca
energi, metoda ranking, dan teknik analisis data lainnya
3. Identifikasi SEU dengan metode peringkat dengan cara ditampilkan pada
grafik
Pertanyaan kunci dalam penentuan SEU antara lain adalah:
1. Sumber energi apa saja yang digunakan?
2. Berapa besar masing masing sumber energi itu digunakan? (unit energi/tahun)
3. Proses atau alat apa yang menggunakan energi terbesar?
4. Proses atau alat apa lagi yang menggunakan energi terbesar selanjutnya?
hingga seluruh proses atau alat yang menggunakan hingga 80% energi
teridentifikasi.
Secara garis besar, pengguna energi termal di PLTA Musi adalah sebagai berikut ;
1. Power House ; merupakan bangunan utama PLTA Musi yang terdapat
dibawah permukaan tanah sebagai tempat Turbin, Generator, Trafo Utama,
dan alat bantu pembangkit.
2. Main Control House (MCH) dan Switchyard ; Main Control House digunakan
sebagai tempat control pembangkit.
3. Re-Regulating Dam (RRD) ; Re-Regulating Dam berupa bendungan yang
digunakan untuk menampung air yang telah digunakan untuk menggerakkan
Turbine. Fungsi RRD sebagai pengatur besarnya air yang harus dilepas ke
arah downstream ,mengingat kapasitas sungai di downstream tidak
sebanding dengan debit yang dikeluarkan oleh Turbin saat unit beroperasi.
4. Intake Dam ; Intake Dam digunakan untuk mengambil air dari sungai Musi
bagian hulu sebelum masuk ke inlet Facility.
Kajian efesiensi energi akan difokuskan ke dua pengguna energi listrik terbesar yaitu
Power House dan MCH karena keduanya mengkonsumsi energi lebih dari 90 persen
dari konsumsi energi total di PLTA Musi.
Rekomendasi :
Pompa Pendingin
SEU di MCH
Energi listrik yang disuplai ke MCH berasal dari pembangkitan sendiri, dan
pengguna signifikannya diantaranya adalah ;
1.Sistem pendingin ruangan
2.Sistem Penerangan
Sistem pendingin di ruangan merupakan satu-satunya pengguna energi signifikan di
MCH yang perlu diperhatikan, dengan rincian sebagai berikut ;
Rekomendasi ;
Setting suhu dalam ruangan yang terlalu rendah akan berdampak pada besarnya
energi listrik yang dikonsumsi oleh AC. Hal ini disebabkan karena AC akan berkerja
lebih lama agar suhu dalam ruangan sesuai dengan setting suhu dalam ruangan
yang diharapkan. Untuk suhu lingkungan yanga sama, bila setting suhu dalam
ruangan dinaikkan, maka durasi AC beroperasi akan berkurang. Berkurangnya
waktu operasi inilah yang akan mengakibatkan turunnya konsumsi energi listrik.
Oleh karena itu, secara teoritis dapat disimpulkan bahwa peningkatan setting suhu
dalam ruangan akan menurunkan konsumsi energi listrik oleh AC. Namun seberapa
besar penurunan konsumsi energi listrik akibat kenaikan setting suhu dalam ruangan
umumnya setting suhu dalam ruangan adalah dari 20 C ke 25C. Kenyaman termal
oleh penghuni dipengaruhi beberapa faktor, adalah oleh kebiasaan orang tersebut
dan jenis pakaian yang dikenakannya. Orang yang telah terbiasa hidup di daerah
panas, umumnya nyaman untuk setting suhu ruangan yang relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan orang yang biasa hidup di daerah dingin. Orang yang
mengenakan pakaian tebal akan merasa nyaman secara termal bila setting suhu
lebih rendah daripada yang berpakaian normal. Bila setting suhu dalam ruangan
adalah 20C, maka AC akan berhenti beroperasi (kondisi “Off”) pada saat suhu
ruangan sekitar 19C, dan akan beroperasi lagi (kondisi “On”) bila suhu di dalam
ruangan mencapai sekitar 21C. Hal serupa terjadi pada setting suhu dalam ruangan
lainnya, misal bila setting suhu dalam ruangan adalah 25 C maka AC akan dalan
kondisi “Off” bila suhu ruangan telah mencapai 24 C dan akan beroperasi lagi bila
suhu ruangan sebesar 26C. Dapat dikatakan bahwa apabila setting suhu udara
ruangan dinaikkan, maka akan mengurangi konsumsi energi listrik AC.
kuantitatif akibat peningkatan setting suhu ruangan untuk tiap kenaikkan 1 oC telah
dilakukan. Berdasarkan pengujian didapat data bahwa penurunan konsumsi energi
listrik akibat peningkatan setting suhu ruangan tiap 1 oC tidak berpola dan tidak
sama untuk tiap peningkatan setting suhu ruangan. Penurunan konsumsi energi
listrik terkecil terjadi pada peningkatan setting suhu ruangan dari 20 oC ke 21oC,
yaitu hanya sebesar 3,8%. Sedangkan Penurunan konsumsi energi listrik terbesar
terjadi pada peningkatan setting suhu ruangan dari 23 oC ke 24oC, yaitu sebesar
18.1%.
Periksa koil dan filter agar tetap bersih. Gambar dibawah ini adalah indoor unit yang
terpasang di Gedung MCH. Pada indoor unit ini terpasang filter udara yang harus
secara rutin dibersihkan agar tidak menggangu aliran udara yang berakibat kepada
menurunnya kemampuan unit ini untuk menyerap energi panas dan mengurangi
kinerja unit secara keseluruhan.
Periksa katup-katup agar selalu dalam posisi terbuka pada saat mesin dijalankan;
Diffuser dan grilles diatur agar tidak menimbulkan penurunan tekanan yang
berlebihan.
Periksa apakah seluruh peralatan sistem tata udara dimatikan jika ruangan tidak
digunakan.
Zonasi sistem AC saluran gedung MCH akan berarti bahwa setiap ruangan dapat
menikmati suhu dan aliran udara mereka sendiri, dan kita dapat menghemat energi
dan biaya operasional dengan mematikan aliran udara untuk ruangan yang tidak
digunakan.
Tanpa teknologi zonasi, unit AC sentral mendinginkan atau memanaskan seluruh
rumah, yang berarti setiap ruangan menerima aliran udara yang sama, terlepas dari
ukuran ruangan, berapa banyak orang yang menggunakan (atau tidak
menggunakan) ruangan itu, sinar matahari menerpa satu sisi ruangan. rumah, atau
yang paling penting, pilihan individu setiap orang untuk suhu.
Di masa lalu, pengatur suhu ruangan hanya hidup atau mati, umumnya untuk
seluruh gedung, yang tidak terlalu efisien. Kita tidak dapat mengontrol volume udara
untuk berbagai ukuran ruangan, Kita juga tidak dapat mematikan ruangan yang tidak
digunakan. Dengan ruangan yang berbeda fungsi dan tingkat okupansi pada siang
hari atau malam hari, sistem yang lebih tua ini berarti Anda akan menyalurkan udara
dingin ke ruangan yang tidak digunakan.
Sistem Ac sentral dengan Ducting, dapat ditingkatkan dengan zonasi, di mana
Gedung MCH dibagi menjadi area yang berbeda, atau zona AC, agar kita dapat
memvariasikan aliran udara di seluruh ruangan. bangunan.
Kita bisa menghidupkan atau mematikan aliran udara atau menguranginya sesuai
keinginan kita. Teknologi ini menggunakan Damper untuk menyesuaikan distribusi
udara yang dibuka dan ditutup secara bertahap.
Zonasi memberikan manfaat Kenyamanan dan nilai Penghematan Energi. Studi
yang pernah dilakukan menunjukkan penghematan 15% hingga 29% untuk zonasi di
bandingkan sistem dengan termostat tunggal.