Professional Documents
Culture Documents
Dogeng Bali
Dogeng Bali
Oleh
Ni Wayan Arik Arsini
E-mail:
Program Pascasarjana Pendidikan Sastra Agama
dengan Konsentrasi Bahasa Bali
Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar
(Received: 07-10-2020; Reviewed: 07-10-2020; Revised: 10-10-2020; Accepted: 10-11-2020; Published: 01-12-2020)
ABSTRACT
The existence or existence of Satua Bali in the era of globalization needs attention.
This aims to preserve one of the local wisdoms in Bali. Satua itself is a folklore that
lives and develops in Balinese society, which has an educational theme and contains a
message. Satua which is rich in moral messages should be listened to and be used as an
example, especially for the younger generation in order to manifest good character.This
writing aims to examine how the existence or existence and preservation of satua Bali
as a medium for character education, especially in elementary schools. This research
was conducted on third grade students at 10 Pedungan State Elementary School, South
Denpasar. The results of the assessment show that Satua Bali contributes to character
education for elementary school children. This is shown from the satua given with the
title Ni Bawang, signing Ni Kesuna, which can educate students to have religious,
responsible, honest, social care or help-to-help character. Teaching satua is not only an
educational medium to shape the character of students for the better, but also preserves
the satua as a cultural heritage.
ABSTRAK
Eksistensi atau keberadaan satua Bali dalam era globalisasi perlu mendapatkan
perhatian. Hal ini bertujuan untuk melestarikan salah satu kearifan lokal yang ada di
Bali. Satua sendiri merupakan cerita rakyat yang hidup dan berkembang di lingkungan
masyarakat Bali, yang memiliki tema mendidik dan mengandung amanat (pesan). Satua
yang kaya akan pesan moral hendaknya dapat disimak dan dijadikan teladan khususnya
bagi generasi muda guna mewujudkan karakter yang baik. Penulisan ini bertujuan untuk
mengkaji bagaimana eksistensi atau keberadaan dan kelestarian satua Bali sebagai media
pendidikan karakter khususnya pada sekolah dasar. Penelitian ini dilakukan pada peserta
didik kelas III di Sekolah Dasar Negeri 10 Pedungan, Denpasar Selatan.Hasil pengkajian
menunjukkan bahwa satua Bali memberikan kontribusi dalam pendidikan karakter anak
sekolah dasar. Hal ini ditunjukkan dari satua yang diberikan dengan judul Ni Bawang
teken Ni Kesuna dapat mendidik peserta didik memiliki karakter religius, bertanggung
jawab, jujur, peduli sosial atau sikap tolong menolong. Pengajaran satua tidak hanya
sebagai media pendidikan untuk membentuk karakter siswa menjadi lebih baik, tetapi
juga melestarikan satua itu sebagai warisan budaya.
diwariskan secara turun temurun. Cerita kearifan lokal. Salah satu strategi dalam
anak termasuk juga satua Bali seperti pendidikan karakter pada peserta didik
yang dinyatakan Pramukti (2011:713) sekolah dasar khususnya di Bali adalah
bahwa cerita anak dapat dijadikan melalui media cerita (satua) Bali.
media pembelajaran untuk membuat Satua merupakan dongeng, mitos/
pelajaran sangat menyenangkan sehingga mithe maupun legenda yang hidup dalam
menjadi pintu masuk yang efektif dalam masyarakat Bali. Adapun pengertian
peningkatan pendidikan karakter. dongeng, satua atau folklore (volkloor,
Satua sendiri merupakan cerita rakyat folklore, folktale) berarti cerita-cerita
yang hidup dan berkembang di lingkungan lisan berbentuk prosa yang hidup
masyarakat Bali, yang para tokohnya tidak dalam lingkungan masyarakat luas
hanya manusia maupun binatang yang tanpa diketahui siapa pencipta atau
beraktivitas layaknya manusia. Dalam pengarangnya (anonim), baik berupa
satua umumnya bercerita tentang hukum kepercayaan rakyat atau dongeng atau
sebab akibat atau dalam bahasa keagamaan dalam bahasa Bali diistilahkan satua-
Hindu dikenal dengan istilah Karmaphala. satua (folktale), legenda (legend) dan mite
Setiap perbuatan pasti akan menimbulkan (myth yang hidup dikalangan masyarakat
akibat. Hal itulah yang mendominasi Bali (Antara, 2008:11). Jadi satua dapat
kisah dalam satua, disamping kisah disimpulkan sebagai cerita rakyat Bali
yang bertemakan lelucon, anekdot atau yang berbentuk prosa, yang berkembang
kehidupan raja serta para pengikutnya, dari mulut ke mulut dan tidak diketahui
kesengsaraan yang berujung kebahagiaan, siapa pencipta atau pengarangnya. Peserta
dan sebagainya. Satua yang kaya akan didik sekolah dasar sering membaca buku
pesan moral hendaknya dapat disimak dan terutama buku-buku yang mengisahkan
dijadikan teladan khususnya bagi generasi tentang petualangan atau buku-buku yang
muda guna mewujudkan karakter yang menceritakan tentang kehidupan binatang.
baik. Salah satu strategi dalam pendidikan Satua termasuk ke dalam sastra lisan yang
karakter pada peserta didik sekolah dasar kemudian ditulis lebih lanjut, sehingga
khususnya di Bali adalah melalui media baik sastra tertulis maupun sastra lisan
cerita (satua) Bali. Penulisan ini bertujuan masih hidup berdampingan dan sering
untuk mengkaji bagaimana eksistensi atau ada keterpaduan. Sastra tertulis dalam
keberadaan dan kelestarian satua-satua prakteknya biasanya berfungsi sebagai
Bali sebagai media pendidikan karakter sastra yang dibacakan, dan sebaliknya
khususnya pada sekolah dasar. Penelitian sastra lisan sering kemudian ditulis
ini dilakukan pada peserta didik kelas III dan dijadikan sastra tulis. Satua yang
di Sekolah Dasar Negeri 10 Pedungan, merupakan sastra lisan sering ditulis untuk
Denpasar Selatan. menjaga agar tradisi tersebut dapat terus
terpelihara.
PEMBAHASAN Satua merupakan alat pendidikan
Satua Bali untuk membantu para guru atau pendidik
Pendidikan karakter semakin untuk menanamkan pendidikan kepada
dirasakan penting untuk membentuk peserta didik di sekolah. Dengan
watak anak sejak pendidikan dasar. memberikan secara tidak langsung satua
Pendidikan karakter ini bisa dilakukan (dongeng) maka watak, mental, sikap
antara lain dengan mengajak anak-anak dan tingkah laku anak itu pasti akan
usia sekolah dasar menyimak kisah-kisah terpengaruh juga.
atau cerita rakyat yang menjadi khasanah
perempuan. Membantu ibu memasak di Kesuna nguapin awakne aji oot apang
dapur, membuat canang, tidak pernah kadene ia ane ngalesung. Krana ngugu
lepas dari ajaran agama. munyin Ni Kesuna, ditu Ni Bawang
lantas tigtiga, siama aji yeh anget tur
Dari kutipan satua tersebut dapat tundena magedi.
dilihat nilai pendidikan karakter yang
terdapat di dalamnya adalah sikap Terjemahannya:
bertanggung jawab. Sebagai seorang anak
kita harus rajin membantu orang tua dan Pada suatu hari, Ibu mereka akan pergi
bertanggung jawab terhadap pekerjaan ke pasar. Ibu memanggil kedua anknya
yang kita lakukan. Dalam pendidikan dan menyuruh anaknya untuk menjemur
peserta didik dapat kita ajarakan untuk gabah, kemudian menumbuknya
memiliki sikap bertanggung jawab supaya menjadi beras. Pada waktu itu
misalnya dalam melaksanakan tugas sebenarnya Ni Bawang sudah selesai
piket. Peserta didik yang mendapat giliran menumbuk padi kemudian mandi sambil
piket akan memiliki rasa tanggung jawab membawa jun (tempat air dari tanah
untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. liat) untuk mengambil air. Pada saat
Mengerjakan pekerjaan rumah yang itulah Ni Kesuna melumuri badannya
diberikan oleh guru juga merupakan salah dengan dedak agar seolah-olah dia yang
contoh untuk mendidik peserta didik melakukan kegiatan menumbuk padi.
agar memiliki karakter yang bertanggung Karena ibu mendengarkan perkataan Ni
jawab. Nilai religius atau agama yang Bawang bahwa dia yang telah melakukan
terdapat dalam satua adalah Ni Bawang kegiatan menumbuk padi, maka saat Ni
yang tidak pernah lupa untuk membuat Kesuna datang dari mengambil air, ia
canang sebagai sarana persembahyangan. kemudian dipukuli, disiram dengan air
Nilai religius ini juga bisa kita terapkan hangat, dan diusir dari rumah.
pada peserta didik misalnya dengan
mengajarkan peserta didik untuk berdoa Nilai pendidikan karakter yang
(Tri Sandya) sebelum memulai dan dapat diambil dari kutipan teks tersebut
mengakhiri pelajaran. adalah mengajarkan peserta didik untuk
selalu jujur dalam melakukan segala hal,
Jujur baik itu perkataan atau pun perbuatan.
Jujur adalah perilaku yang didasarkan Janganlah berperilaku tidak jujur seperti
pada upaya menjadikan dirinya sebagai Ni Kesuna yang mengatakan bahwa dia
orang yang selalu dapat dipercaya dalam sendirian yang telah melakukan kegiatan
perkataan, tindakan dan pekerjaan. Dalam menumbuk padi padahal yang melakukan
satua Ni Bawang teken Ni Kesuna dapat semua kegiatan itu adalah Ni Bawang.
dilihat pendidikan karakter jujur pada
kutipan satua berikut. Peduli Sosial
Peduli sosial adalah sikap dan
Sedek dina anu, memene makire luas tindakan yang selalu ingin memberi
ka peken. Ditu kaukina pianakne maka bantuan kepada orang lain dan masyarakat
dadua orahina nuunang padi, lantas yang membutuhkan. Dalam satua Ni
nebuk dadiang baas. Dugase ento Bawang teken Ni Kesuna dapat dilihat
sujatine Ni Bawang mara suud ngalesung pendidikan karakter peduli sosial pada
padi laut kayeh sambilanga ngaba kutipan satua berikut.
jun anggon ngalih yeh. Ditu lantas Ni
Ni Bawang laut magedi sambilanga dari sikap siswa Sekolah Dasar Negeri
ngeling sigsigan. Disubane ngutang 10 Pedungan setelah diberikan satua Ni
umah, neked kone ia di tukade katemu Bawang teken Ni Kesuna sebanyak tiga
ngajak kedis Crukcuk Kuning. Ditu I sampai empat kali, dinyatakan terjadi
Kedis Crucuk Kuning kapilasa teken perubahan sikap ke arah yang lebih baik.
unduk Ni Bawange. Ni Bawang gotola, Perubahan yang dapat dilihat adalah
baanga emas-emasan, marupa pupuk, sikap anak-anak yang bertanggung
subeng, kalung, bungkung, gelang muah jawab mengerjakan pekerjaan rumah
kain sutra. yang diberikan oleh guru, bertanggung
jawab melaksanakan tugasnya sebagai
Terjemahannya: piket, selalu menolong teman yang
mengalami kesulitan dan selalu berdoa
Ni bawang pergi meninggalkan (Tri Sandya) sebelum memulai pelajaran
rumah sambil menangis tersedu-sedu. dan mengakhiri pelajaran.
Setelah dia pergi meninggalkan rumah, Selain manfaat pembentukan
sampailah ia di sebuah sungai dan karakter peserta didik, penuturan satua
bertemu dengan burung Crukcuk Kuning. kepada siswa juga akan membuat satua
Burung Crukcuk Kuning merasa iba semakin dikenal tidak saja dikenal para
mendengarkan cerita Ni Bawang. Ni guru yang mengajarkan tetapi juga oleh
Bawang dipatuki, diberikan emas, berupa peserta didik. Dengan demikian eksistensi
anting-anting, kalung, cincin, gelang dan atau keberadaan satua tersebut akan terus
kain sutra. lestari.