You are on page 1of 3

Demi kelancaran kerjasama ini selanjutnya kedua belah pihak sepakat untuk mengikatkan diri

dalam akad Muzaraah berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang akan diuraikan dalam pasal-
pasal sebagai berikut :

Pasal 1

Ketentuan Umum

Dalam kontrak perjanjian telah dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan :

1. Akad adalah perjanjian tertulis yang memuat ijab dan qabul antara pihak pertama dan
pihak kedua yang berisi hak dan kewajiban masing-masing pihak sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah.
2. Muzaraah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau pemilik midal/lahan dengan
pengelola atau penggarap dimana bibit tanamanya ditanggung oleh pemilik modal/lahan.
3. Pembiayaan Muzaraah adalah penyediaan dana/modal/bibit dan lahan dari pemilik lahan
untuk dikelola oleh penggarap/petani dengan pendapatan dibagi menjadi dua antara
pemilik lahan dan penggarap sesuai dengan akad yang disepakati.
4. Bagi hasil adalah pembagian pendapatan berdasarkan presentase yang telah ditetapkan
berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
5. Pihak pertama selaku pemilik lahan, berwenang untuk menyerahkan lahan dan
memberikan dana pembelian bibit kepada penggarap
6. Pihak kedua selaku penggarap lahan bertugas untuk menggarap lahan tersebut dengan
amanah.
7. Penyelesaian sengketa syariah adalah upaya hukum untuk meyelesaikan perselisihan
berdasarkan prinsip syariah.

Pasal 2

PEMBIAYAAN DAN PENGGUNAAN

Pihak pertama berjanji dengan ini mengikatkan diri untuk menyediakan modal tanah 1
hektar di desa karonsih Timur Kec. Ngaliyan Kota Semarang dan bersedia memberikan
modal untuk pembelian bibit bawang merah sebesar Rp 10 juta rupiah.

Pasal 3

KESEPAKATAN NISBAH

Pihak pertama dan pihak kedua sepakat bahwa pembagian nisbah dari masing-masing
pihak yaitu 60% untuk pihak pertama dan 40% untuk pihak kedua dari pendapatan setian
4 bulan sekali setelah masa panen.

Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Kewajiban
1. Pemilik lahan wajib menyerahkan lahan yang akan digarap beserta bibit tanaman kepada
pihak yang akan menggarap.
2. Pemilik lahan wajib memberikan upah kepada penggarap atas keuntungan sesuai
persentasi yang sudah disepakati bersama.
3. Penggarap wajib menggarap lahan yang diterimanya dengan amanah dan hati-hati.
4. Penggarap wajib menanam tanaman bawang merah selama 2 tahun sesuai kesepakatan
pada awal akad.
5. Penggarap wajib memberikan laporan kepada pemilik lahan apabila terjadi sesuatu
dengan usahanya atau mungkin dengan kondisi lahanya.
6. Penggarap wajib mengelola dan mengadakan pencatatan tersendiri atas pengeluaran dana
secara jujur dan amanah dengan I’tikad baik.

Hak

1. Pemilik lahan berhak untuk membatalkan akad atau transaksi muzaraah jika penggarap
lari atau melakukan wanprestasi.
2. Pemilik lahan berhak untuk meminta ganti rugi seperti yang telah disepakati pada awal
kontrak jika pengolah lahan lalai dalam menjalankan amanahnya.
3. Penggarap lahan berhak untuk menggantikan amanahnya kepada walinya apabila terjadi
sesuatu kepada penggarap lahan, misalnya kematian atau sakit.
4. Penggarap lahan berhak untuk mendapatkan upah atau bagi hasil seperti yang tertera pada
awal akad.

Pasal 5

WANPRESTASI

Apabila PIHAK KEDUA melakukan wanprestasi, maka PIHAK KEDUA bertanggung


jawab atas masalah yang diakibatkan atau direkayasa PIHAK KEDUA, dalam artian
bukan akibat alam, maka PIHAK KEDUA berhak mengganti kerugian 75% dari modal
seperti pembelian pupuk dan lainnya.

Pasal 6

PENYELESAIAN SENGKETA

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA bersepakat untuk menempuh jalan


musyawarah dan mufakat untuk menyelesaikan hal-hal atau perselisihan yang mungkin
timbul sehubungan dengan perjanjian ini, apabila jalan musyawarah dianggap tidak
berhasil untuk mendapatkan penyelesaian yang melegakan kedua belah pihak, maka
kedua belah pihak bersepakat untuk menempuh upaya hukum dengan memilih domisili
Pengadilan Agama Semarang.

Pasal 7

FORCE MAJEUR

1. PIHAK PERTAMA bertanggung jawab seluruhnya akibat dari kerusakan maupun


kerugian yang disebabkan seperti gagal panen karena adanya banjir, gempa bumi, tanah
longsor, angin topan, kebakaran, huru hara, hama sawah, dan lain sebagainya yang diluar
kemampuan manusia biasa.
2. PIHAK KEDUA dibebaskan dari segala ganti rugi, atau tuntutan dari PIHAK
PERTAMA yang terjadi akibat dari kerusakan dalam kerjasama yang diakibatkan oleh
force majeur.

Pasal 8

PENUTUP

Apabila ada penambahan atau kesalahan dalam kontrak ini akan dibicarakan dan
diperbarui dikemudian hari.

Demikianlah kontrak/perjanjian ini dibuat dan ditandatangani atas dasar kesepakatan kedua belah
pihak, demi terjalinya kerjasama yang lancar dan bersih dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Pemilik Lahan Penggarap/petani

Nuriyati Nurul Agustina Taufiq A. Rahman

You might also like