Professional Documents
Culture Documents
PENYUSUNAN KEBIJAKAN
PELATIHAN STRUKTURAL KEPEMIMPINAN
PENULIS MODUL:
R. M. Agung Harimurti, M.Kom
Drs. Sadjan, M.Si.
iii
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
KATA PENGANTAR
iii
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
vi
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI ........................................................................................... 6
1. DAFTAR TABEL ................................................................................ 1
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL............................................................. 2
PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Deskripsi Singkat .............................................................................. 2
C. Tujuan Pembelajaran......................................................................... 2
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ..................................................... 2
BAB II .................................................................................................. 4
KONSEP DASAR DAN RUANG LINGKUP KEPEMIMPINAN DIGITAL ................... 4
A. Ruang Lingkup Kepemimpinan Digital .................................................. 4
B. Fungsi-Fungsi Kepemimpinan Digital ................................................... 5
C. Prinsip Dasar Kepemimpinan Digital .................................................... 8
D. Unsur-Unsur Kepemimpinan Digital ................................................... 10
E. Kompetensi Kepemimpinan Digital .................................................... 13
F. Ragam Tipe Kepemimpinan Digital .................................................... 16
BAB III ............................................................................................... 20
MODEL KEPEMIMPINAN DIGITAL ........................................................... 20
A. Kepemimpinan Sektor Publik ............................................................ 20
B. Kepemimpinan e-Government........................................................... 22
C. Kepemimpinan Elektronik ................................................................ 24
D. Kepemimpinan Entrepreneur............................................................ 30
BAB IV................................................................................................ 33
TANTANGAN KEPEMIMPINAN DIGITAL UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
YANG GESIT DAN INOVATIF ................................................................... 33
A. Tantangan Kompleksitas dan Disrupsi Teknologi Digital ........................ 33
B. Pengambilan Keputusan yang Gesit dan Inovatif ................................... 34
C. Metode dan Prinsip Pengambilan Keputusan yang Gesit dan Inovatif ........ 37
D. Instrumen Mewujudkan Pengambilan Keputusan yang Gesit dan Inovatif .. 39
BAB V................................................................................................. 41
PENUTUP............................................................................................ 41
A. Evaluasi Kegiatan Belajar ................................................................. 41
B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ......................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 43
vi
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
1. DAFTAR TABEL
vii
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
1. Bacalah secara cermat semua materi yang ada dan pahami tujuan
pembelajaran yang tertera pada setiap awal bab, apabila
terdapat hal-hal yang kurang jelas dapat dilakukan tanya jawab
dengan fasilitator dalam kegiatan pembelajaran di kelas;
2. Cobalah untuk mengerjakan latihan dan evaluasi yang ada pada
setiap akhir bab pada modul ini;
3. Bentuklah kelompok diskusi untuk membahas materi-materi
tertentu dan studi kasus yang diberikan untuk memperdalam
pemahaman materi;
4. Untuk memperluas wawasan, disarankan untuk mempelajari
bahan-bahan dari sumber lain seperti yang tertera pada daftar
pustaka di akhir modul ini;
5. Kaitkan materi yang diperoleh dengan kondisi lingkungan kerja
dan coba rencanakan implementasinya bila diperlukan
vii
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
B. Deskripsi Singkat
C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta mampu memiliki
kemampuan teknologi digital dalam membantu proses
pengambilan keputusan atau membuat kebijakan.
2. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta dapat:
a) memahami kompetensi literasi digital sebagai dasar
cakap bermedia digital; dan
b) memahami digital skill untuk penyusunan kebijakan.
2
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
3
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
BAB II
KONSEP DASAR DAN RUANG LINGKUP KEPEMIMPINAN DIGITAL
Saat ini dunia memasuki era digital yang dikenal dengan industry
4.0, di mana semua aspek aktivitas organisasi dan masyarakat sudah
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dengan ciri
utama memanfaatkan internet sebagai bagian utama dari proses
manajemen dan kepemimpinan. Dalam konteks ini seluruh proses
manajemen berubah secara system, dari tata kelola “manual” beralih
menjadi tata kelola berbasis elektronik (eGovernance) yang secara
mendasar telah melahirkan rekayasa dalam tata kelola organisasi
yang berbasis elektronik yang dikenal dengan Business Process
Engineering (BPE).
6
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
4. Komunikasi
Pada era kekinian ada istilah “informasi benar, komunikasi
lancar”, penjelasanya yaitu, bahwa informasi harus mengandung
nilai kebenaran dan keterbukaan sehingga tidak akan
menimbulkan mispersepsi atau kesalahpahaman antara pihak yang
menyampaikan informasi dengan pihak yang menerima informasi,
sehingga dengan informasi yang benar akan memperlancar
komunikasi kerja.
Seorang pemimpin digital dalam melakukan komunikasi
dengan semua lini organisasi dan juga pihak eksternal harus
mampu menyesuaikan kemampuannya dengan perkembangan
teknologi digital (machine) baik secara verbal maupun melalui
pemanfaatan perangkat komunikasi digital (Smart device: Ponsel,
Internet, Lap Top) dan media sosial lainnya (Whatsapp, Facebook,
Instagram dan Youtube. Mengapa harus demikian? Sebagai
jawaban atas pertanyaan tersebut ialah, bahwa pada era digital
komunikasi kerja melalui forum rapat tidak harus dilakukan
secara tatap muka dan hadir di tempat atau di ruang rapat, akan
tetapi dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas virtual
meeting room, antara lain link zoom. Bahkan kegiatan rapat melalui
fasilitas link zoom, dapat dilakukan dengan tidak mengenal
batasan waktu dan tempat. Rapat dapat berjalan dan terjadi
dengan para peserta berada di tempat yang berbeda di belahan
dunia ini. Dengan demikian, dalam rangka meningkatkan dan
menyesuaikan kapasitas leadership, maka seorang pemimpin
digital harus mampu menguasai teknologi digital yang mendukung
pelaksanaan komunikasi kerjanya.
7
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
8
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
10
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
11
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
12
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
1. Komunikasi
Seorang pemimpin harus mampu menjadi Komunikator yang
handal dalam menyampaikan informasi kepada para
komunikasinya. Kehandalan disini juga termasuk melaksanakan
komunikasi dengan memanfaatkan teknologi digital yang mana
komunikasi dengan menggunakan digital device akan mengurangi
frekuensi tatap muka, karena komunikasi lebih banyak dilakukan
secara virtual.
2. Visi
Seorang pemimpin harus memahami dan mempunyai visi
dalam menjalankan roda organisasi untuk mencapai tujuan. Visi
menetukan arah kemana organisasi akan dibawa, jika seoang
pemimpina tidak memiliki visi maka tidak mungkin ia
mampumenentukan aah oraganisasi yang pada akhrinya akan
tidak mempunyai arah yang jelas dalam mencapai tujuannya.
3. Melek digital
Hal yang membedakan pemimpin “biasa” dengan pemimpin
digital ialah kemampuannya dalam skill menggunakan perangkat
digital (digital device). Banyak manfaatnya jika seorang
pemimpin digital menguasai penggunaan perangkat digital dalam
hal pengendalian organisasi dan transparansi dari proses kerja
secara keseluruhan, dimana pengendalian organisasi dapat
dilakukan secara on line.
13
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
4. Adaptasi
Yang abadi dalam dinamika kehidupan ialah perubahan,
termasuk di dalam organisasi dinamikanya akan selalu berusaha
dan dituntut berubah sesuai dengan perkembangan teknologi
secara global. Seorang pemimpin digital harus mampu beradaptasi
dengan perubahan global yang bersifat strategis bagi organisasi.
Perubahan utamanya ditandai dengan karakteristik yang sangat
khas di bidang teknologi dalam hal ini teknologi digital berbasis
internet.
5. Strategi
Seorang pemimpin harus memiliki strategi untuk mewujudkan
visi yang telah ditetapkan. Transformasi digital sebagai suatu
strategi untuk merubah kinerja perusahaan (organisasi) sehingga
perusahaan (organisasi) akan relevan dan eksis sesuai dengan
perubahan zaman. Transformasi digital dikatakan sebagai suatu
strategi, maka seorang pemimpin harus dapat melibatkan budaya
perusahaan (organisasi) sebagai bagian dari transformasi digital
(digital culture).
6. Inovasi
Seorang digital leader harus kreatif dalam mengelola iklim
perubahan yang terjadi baik internal maupun eksternal, oleh
karena itu seorang digital leader harus memahami dengan baik
14
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
15
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
sehingga dapat diterima dalam situasi apapun oleh para pegawai dan
mitra kerjanya.
Istilah kelenturan seorang pemimpin para era industri 4.0 saat ini
dikenal dengan sebutan Gesit yang secara umum berarti lincah atau
cerdas atau galir atau gesit atau cekatan atau tangkas
(https://lektur.id dengan pencarian/penelusuran judul artikel 6 Arti
Kata Gesit di Kamus Bahasa Inggris Terjemahan).
16
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
17
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
1. Karakter Kepemimpinan
Menurut Bass 1960, Stogdil 1974, bahwa karakter individu
yang melekat pada seorang pimpinan, meliputi: kecerdasan,
kejujuran, kematangan, ketegasan, kecakapan berbicara,
kesupelan dalam bergaul, status sosial ekonomi dan lain-lain.
Selain itu terdapat 6 kategori faktor pribadi yang membedakan
antara pemimpin dan pengikut, yaitu: kapasitas, prestasi,
tanggung jawab, partisipasi, status dan situasi. Tetapi banyak yang
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang membedakan antara
pemimpin dan pengikut dalam satu studi tidak konsisten dan tidak
didukung dengan hasil-hasil studi yang lain (Stogdill, 1974).
Dengan demikian maka, bahwa studi terkait hal-hal tersebut
bersifat parsial dan tidak berhubungan satu dengan lainnya.
2. Tipe Kepemimpinan Situasional
Merupakan pengembangan model karakter kepemimpinan
dengan fokus utama kepada faktor situasi sebagai variabel
penentu kemampuan kepemimpinan. Dari beberapa studi,
kepemimpinan situasional mencoba mengidentifikasikan
karakteristik situasi atau keadaan sebagai faktor penentu utama
yang membuat seorang pemimpin berhasil melaksanakan tugas
organisasi dengan baik, efektif dan efisien.
Model kepemimpinan situasional juga membahas aspek
kepemimpinan lebih kepada berdasarkan fungsinya, bukan lagi
hanya berdasarkan karakter kepribadian pemimpin.
Model kepemimpinan situasional ini masih dianggap belum
memadai karena tidak memprediksikan kecakapan
kepemimpinan yang mana yang lebih efektif dalam situasi
dimaksud.
18
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
19
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
BAB III
MODEL KEPEMIMPINAN DIGITAL
20
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
21
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
B. Kepemimpinan e-Government
Sebenarnya e-Government sendiri dimulai ketika penggunaan
teknologi informasi menuai sukses di wilayah bisnis atau dikenal
dengan istilah e-Commercial (e-Com). E-Com telah merubah cara
orang melakukan komunikasi, bekerja, dan melakukan bisnis. Sukses
ini kemudian dicoba kembangkan di wilayah publik untuk
meningkatkan kinerja organisasi publik (Batenburg et al., 2008; Lai et
al., 2007; Lea 2007; Liang et al., 2007; Loong dan Boon, 2008;
Premkumar et al., 2006; Velcu, 2007; Wang et al., 2007). Pada saat ini,
adopsi e-Com oleh sektor publik nampak di berbagai wujud pelayanan
pada masyarakat dengan menggunakan internet dalam bentuk
websites (Liu, 2004). Sebenarnya e-Government tidak selalu berwujud
penggunaan internet dan website, tetapi mencakup semua
pemanfaatan berbagai media elektronik dalam penyelenggaraan
pemerintahan. Namun, internet dan website dalam perkembangannya
menjadi media yang lebih populer dibandingkan penggunaan media
lainnya. Kepopuleran internet dan website bahkan seringkali
mengaburkan makna e-Government itu sendiri, seolah e-Government
identik dengan internet dan website (tools), bukan sebagai sebuah
22
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
23
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
C. Kepemimpinan Elektronik
Reformasi yang dimulai pada tahun 1998 nampaknya akan terus
berlanjut dan belum menunjukkan titik akhirnya. Beberapa program
seperti Partnership for Governance Reforms yang dimulai pada tahun
2000 dan meliputi enam hal seperti desentralisasi, anti-korupsi,
reformasi pemilihan presiden maupun parlemen, reformasi hukum
dan peradilan, reformasi pelayanan, serta reformasi pertahanan dan
keamanan belum juga menunjukkan hasil yang cukup signifikan dan
menggembirakan (Mallarangeng, A. dan Tuijl, P. V., 2004). Bahkan
dalam beberapa hal, desentralisasi yang dijalankan pemerintah sering
menyebabkan konflik berkepanjangan antara pemimpin lokal dan
nasional dalam memperebutkan komoditi suatu daerah (Palmer,
2007; White et. al., 2005). Persoalan perebutan yang bernilai negatif
tersebut sebenarnya bisa dieliminasi atau ditransformasi menjadi
sebuah kerjasama yang produktif di antara para aktor di berbagai
level daerah apabila dikelola oleh kelembagaan dan kepemimpinan
yang memiliki semangat dan visi entrepreneur. Lemahnya dukungan
faktor kelembagaan dan kepemimpinan ini juga membuat beberapa
program yang terkait dengan penggunaan sistem dan teknologi
24
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
1 Keseriusan pemerintah pusat mulai terlihat pada saat presiden mengeluarkan Instruksi
Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan E-Government, yang kemudian ditindaklanjuti oleh Kementerian Kominfo
dengan menerbitkan Panduan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government
Lembaga dan Panduan Penyelenggaraan Situs Web Pemerintah Daerah pada tahun yang
sama.
25
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
26
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
28
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
29
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
D. Kepemimpinan Entrepreneur
Model kepemimpinan yang dibutuhkan di era e-Government
setidaknya bercirikan: (1) memiliki komitmen yang kuat untuk
efisiensi dalam menyelesaikan masalah publik sekaligus mampu
menekan interest personal; (2) memiliki pemahaman dan apresiasi
tinggi terhadap teknologi informasi; dan (3) mampu
mengintegrasikan semua urusan publik dalam satu kesatuan sistem
(Garcia, J.R.G., dan Moyano, I.J.M., 2007). Sementara, kondisi dasar bagi
penerapan model kepemimpinan di era e-Government, beberapa di
antaranya adalah: (1) ketersediaan sumberdaya teknologi informasi
seperti bandwidth, line-jaringan, server dan personal komputer, serta
aplikasi software terkait; (2) ketersediaan beberapa staf seperti
webmaster, ahli jaringan, admin server, teknisi, dan programmer; (3)
adanya ahli manajemen informasi dan kebijakan sebagai ahli yang
mampu menerjemahkan otoritas dan kewenangan organisasi publik
dalam aplikasi teknis di website (Moon et. al., 2005). Pengalaman
beberapa negara seperti di Inggris yang mulai menerapkan program
30
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
31
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
32
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
BAB IV
TANTANGAN KEPEMIMPINAN DIGITAL UNTUK PENGAMBILAN
KEPUTUSAN YANG GESIT DAN INOVATIF
33
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
yang menjadi akar masalah kebijakan publik kita yang tidak gesit.
Peningkatan mobilitas masyarakat dunia dan terus bertambahnya
intensitas penggunaan teknologi telah menyebabkan batasan
antarnegara menjadi semakin lebur. Situasi ini berdampak pada
peningkatan kompleksitas tatanan masyarakat global. Banyaknya
faktor dan aktor yang saling terkoneksi menyebabkan tingkat
kompleksitas pun semakin tinggi sehingga sulit untuk menghasilkan
keputusan yang di masa lalu dapat mengandalkan pendekatan
pilihan rasional. Semakin kompleks sebuah isu akan semakin sulit
untuk menganalisisnya. Masalah kompleksitas persoalan ini dapat
kita rasakan pada cara kerja birokrasi publik. Aparat birokrasi publik
kita yang lahir pada era generasi baby boomers (1946—1967) dan
generasi X (1968—1980) dipaksa menghadapi masalah kekinian dan
harus membuat kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan publik
yang lahir pada generasi milenial (1981—1994) dan generasi Z
(1995—2010). Birokrasi publik dihadapkan pada kompleksitas gap
antargenerasi (generation gap) dalam aspek cara kerja dan
ekspektasi yang berbeda (Kornelsen, 2019). Misalnya, dari cara
menyampaikan keluhan terhadap kinerja birokrasi, generasi
milenial dan generasi Z cenderung menggunakan platform media
sosial daripada cara-cara yang tradisional. Contoh adalah apabila
kita melihat piramida usia PNS kita yang didominasi oleh kelompok
usia 41—60 tahun dengan jumlah mencapai 2.896.821 orang,
sedangkan PNS dengan kelompok usia 18—40 tahun hanya
berjumlah kurang dari separuhnya, yaitu 1.288.682. Di era ketika
perusahaan-perusahaan start-up tumbuh subur serta memberi
harapan masa depan dan suasana kerja yang lebih menyenangkan,
anak-anak muda di usia 20—30 tahun yang memilih mengabadikan
35
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
38
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
40
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
BAB V
PENUTUP
42
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Boin, A., Hart, P., Stern, E. dan Sundelius, B. (2005). The Politics of Crisis
Management: Public Leadership Under Pressure. Cambridge
University
Artikel/Jurnal
Abie, H., Foyn, B., Bing, J., Blobel, B., Pharow, P., Delgado, J., Karnouskos,
S., Pitkänen, O. and Tzovaras, D. (2004). The need for a digital rights
management framework for the next generation of e-government
services. Electronic Government, Vol. 1, No. 1, pp.8-28.
Press, dalam Jacobs, B. (2007). Review. Public Administration, Vol. 85, No.
2, pp. 541–568.
43
Modul Digital Skill dalam Penyusunan Kebijakan
Pelatihan Struktural Kepemimpinan
44