You are on page 1of 5

1. Untuk memahami Islam dibutuhkan beberapa pendekatan.

Jelaskan
pendekatan teologis normative beserta contohnya!

Pendekatan teologi normative adalah secara etimologis, teologi dapat diartikan


sebagai pengetahuan atau study tentang Tuhan. Akan tetapi, secara
epistemologis, teologi dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari segala
sesuatu tentang keyakinan beragama. Pendekatan teologis normative merupakan
suatu pendekatan yang berawal dari keyakinan yang diyakini benar dan mutlak
adanya, berasal dari Tuhan maka tidak mungkin terdapat kesalahan. Dengan
memahami pendekatan teologis normative ini akan membuat pemeluknya untuk
berpegang teguh pada ajaran agama yang diyakininya, tanpa memandang remeh
agama lain.

Contoh pendekatan teologi normative : Rasululloh selalu memberi makan setiap


pagi seorang Yahudi yang buta, padahal ia selalu mencacinya. Bahkan Rasululloh
pernah menggadaikan baju besinya pada orang Yahudi. Umar bin Khattab pernah
memenangkan seorang Yahudi yang mengadukan rumahnya yang digusur oleh
seorang pemimpin daerahnya yang muslim, Hal ini menunjukkan dalam aspek
muamalah (kemanusiaan) Islam mengajarkan untuk berbuat baik dan berlaku adil
kepada semua manusia apapun suku, ras, dan agamanya. ( Sumber : Buku
Metodologi Studi Islam oleh Dr. Neneng Nurhasanah, Dra, M.Hum , Amrullah
Haatuddin, S.H.I , M.Ag , Yayat Rahmat Hidayat, S.Pd , M.E.Sy .)

2. Agama sangat penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Jelaskan seberapa


pentingkah agama bagi manusia?
Karena dengan beragama manusia bisa mengetahui mana yang baik dan buruk
dalam berperilaku dan untuk memberi tuntutan dan pedoman hidup bagi
manusia agar mencapai kebahagiaan di Dunia dan Akhirat. Sekurang-kurangnnya
ada tiga alasan yang melatarbelakangi perlunya manusia terhadap agama. Ketiga
alasan tersebut secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut : latar belakang
fitrah manusia, kelemahan dan kekurangan manusia, dan tantangan manusia. Dan
fungsi agama di antaranya adalah : sebagai pembimbing dalam hidup, penolong
dalam kesukaran, penentram batin, serta pengendali moral.
(Sumber: Buku Metodologi Islam Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A.)

3. Memahami Islam melalui pendekatan teologis normative, pendekatan


kebudayaan, pendekatan antropologis, pendekatan psikologis, dan pendekatan
sosiologis. Di beberapa tempat ada tradisi yang berbeda-beda. Ambillah satu
tradisi di tempat anda berasal. Tanyakan salah satu di antara orang tua, yang di
tuakan di kampung, mudin, atau kyai). Bisa ketemu langsung atau melalui
telephone.
a. Apa Nama tradisi?
Tahlil Isthighosah Rutinan Malam Jum’at
b. Sejarah awal terjadinya tradisi tersebut?
Terjadi pada tahun 1979 dengan jamaah sekitar 200 orang dengan dipimpin
Para kyai sepuh di kampung untuk melestarikan amaliyah amaliyah Ahlus
Sunnah Wal Jamaah An Nahdliyah dan agar tidak terpengaruh oleh pengaruh
pengaruh budaya di luar Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
c. Apa tujuan tradisi tersebut?
1. Untuk menanamkan nilai-nilai Ahlus Sunnah Wal Jamaah An Nahdliyah
2. Untuk menguatkan kerukunan dan menambah silaturahmi antar sesama
jamaah dan warga
3. Untuk melestarikan amaliyah amaliyah Ahlus Sunnah Wal Jamaah An
Nahdliyah agar tidak hilang seiring dengan perkembangan zaman dan
pengaruh pengaruh budaya dan paham paham di luar ASWAJA
d. Kenapa warga melakukannya?
Karena warga ingin berharap dengan kegiatan tersebut dapat mempererat tali
persaudaraan sesama jamaah dan seluruh warga, serta berharap agar kegiatan ini
bisa memberikan motivasi dan ilmu yang bermanfaat untuk kehidupan sehari
hari.
e. Bagaimana Proses pelaksanaannya?
Dilakukan setiap Malam Jumat dengan cara keliling dari rumah ke rumah.
Pelaksanaanya yaitu Membaca Sholawat Nariyah, membacaan Surat Yasin, Al
Mulk, tahlil, isthighosah dan terakhir Tausiyah Singkat dari Tokoh Ulama di
kampung
f. Dalil Al Quran, Hadits, Ijma atau Qiyas
Secara bahasa tahlilan berakar dari kata hallala (‫ ) َهلَّ َل‬yuhallilu ( ‫ ) ُي َهلِّ ُل‬tahlilan
( ً‫ ) َت ْهلِ ْيال‬artinya adalah membaca “Laila illallah.”  Istilah ini kemudian merujuk pada
sebuah tradisi membaca kalimat dan doa- doa tertentu yang diambil dari ayat al-
Qur’an, dengan harapan pahalanya dihadiahkan untuk orang yang meninggal
dunia.  Biasanya tahlilan dilakukan selama 7 hari dari meninggalnya seseorang,
kemudian hari ke 40, 100, dan pada hari ke 1000 nya. Begitu juga tahlilan sering
dilakukan secara rutin pada malam jum’at dan malam-malam tertentu
lainnya.Bacaan ayat-ayat al-Qur’an yang dihadiahkan untuk mayit menurut
pendapat mayoritas ulama’ boleh dan pahalanya bisa sampai kepada mayit
tersebut. Berdasarkan beberapa dalil, diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh
Abu Dawud dan lainnya;

‫قرُؤ َها‬َ ‫ يس َق ْلبُ ْالقُرْ انْ الَ َي‬: ‫صلَّى هللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّم َقا َل‬ َ ‫َعنْ َس ِّي ِد َنا َمعْ َق ْل ِبنْ َي َسارْ َرضِ َي هللا َع ْن ُه اَنَّ َرسُو َل هللا‬
,‫ اَحْ َم ْد‬,‫ اَل ِّن َساِئى‬,‫اج ْه‬ َ ‫ ِابْنُ َم‬,‫ار ْاالَخ َِرة ِاالَّ َغ َف َر هللاُ لَ ُه ِا ْق َرُؤ َها َعلَى َم ْو َتا ُك ْم ) َر َواهُ اَب ُْو دَاوُ ْد‬ َ ‫َر ُج ٌل ي ُِر ْي ُد‬
َ ‫هللا َوال َّد‬
َّ َ‫ ا‬,‫ ِابْنُ اَ ِبىْ َش ْي َب ْة‬, ْ‫ اَ ْل َب َغ ِوى‬,‫اَ ْل َح ِكيْم‬
ْ‫ َوابْنُ ِح َبان‬, ْ‫ اَ ْل َب ْي َهقِى‬, ْ‫لطب َْرانِى‬

Dari sahabat Ma’qal bin Yasar r.a. bahwa Rasulallah s.a.w. bersabda : surat Yasin
adalah pokok dari al-Qur’an, tidak dibaca oleh seseorang yang mengharap ridha
Allah kecuali diampuni dosadosanya. Bacakanlah surat Yasin kepada orang-orang
yang meninggal dunia di antara kalian. (H.R. Abu Dawud, dll).

Adapun beberapa ulama juga berpendapat seperti Imam Syafi’i yang


mengatakan bahwa:

‫ان َح َس ًنا‬
َ ‫ َواِنْ َختم ُْوا ْالقرْ أن عِ ْندَ هُ َك‬, ‫ُقرا َء عِ ن َدهُ شيٌْئ م َِن ْالقرْ أن‬
َ ‫َويُسْ َت َحبُّ اَنْ ي‬

Bahwa, disunahkanmembacakan ayat-ayat al-Qur’an kepada mayit, dan jika


sampai khatam al-Qur’an maka akan lebih baik. Bahkan Imam Nawawi dalam
kitab Majmu’-nya menerangkan bahwa tidak hanya tahlil dan doa, tetapi juga
disunahkan bagi orang yang ziarah kubur untuk membaca ayat-ayat Al-Qur’an lalu
setelahnya diiringi berdoa untuk mayit.

Begitu juga Imam al-Qurthubi memberikan penjelasan bahwa, dalil yang


dijadikan acuan oleh ulama’ kita tentang sampainya pahala kepada mayit adalah
bahwa, Rasulallah saw pernah membelah pelepah kurma untuk ditancapkan di
atas kubur dua sahabatnya sembari bersabda “Semoga ini dapat meringankan
keduanya di alam kubur sebelum pelepah ini menjadi kering”. Imam al-Qurtubi
kemudian berpendapat, jika pelepah kurma saja dapat meringankan beban si
mayit, lalu bagaimanakah dengan bacaan-bacaan al-Qur’an dari sanak saudara
dan teman-temannya Tentu saja bacaan-bacaan al-Qur’an dan lainlainnyaakan
lebih bermanfaat bagi si mayit. Abul Walid Ibnu Rusyd juga mengatakan:

ِ ‫ص َل ل ِْل َم ِّي‬
ُ‫ت اَجْ ُره‬ َ ‫ت َج‬
َ ‫از ذال َِك َو َح‬ َ ‫قرَأ الرَّ ُج ُل َواَهْ دَى َثو‬
ِ ‫اب ق َِرأ ِت ِه ل ِْل َم ِّي‬ َ ‫َواِن‬

Seseorang yang membaca ayat al-Qur’an dan menghadiahkan pahalanya kepada


mayit, maka pahala tersebut bisa sampai kepada mayit tersebut.1

g. Hikmah dan nilai kebudayaan tersebut

Hikmah dari kegiatan tersebut salah satunya membuat kerukunan antar jamaah
dan warga itu semakin solid dan juga menambah keimanan serta ketaqwaan pada
setiap diri jamaah dan juga kegiatan tersebut juga bisa membawa manfaat dan
maslahat di kampung ini.

Nama Narasumber : Ustadz Mochammad Luthfi Effendi


Status : Pengajar (Tokoh Ulama di Kampung)
Jabatan : Rais Syuriah Pengurus Ranting NU Kayutangan dan
Sekertaris LD NU MWC NU Klojen Malang

1
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/37823/tentang-tahlilan-dan-dalilnya

You might also like