You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Pendidikan adalah segala daya upaya dan semua
usaha untuk membuat masyarakat dapat mengembangkan
potensi manusia agar memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, berkepribadian, memiliki
kecerdasan, berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan
yang diperlukan sebagai anggota masyarakat dan warga
negara. Di samping itu pendidikan merupakan usaha untuk
membentuk manusia yang utuh lahir dan batin cerdas, sehat,
dan berbudi pekerti luhur.
Menurut Terry (2005: 1) pengertian Manajemen
yaitu suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang
kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud - maksud
yang nyata. Hal tersebut meliputi pengetahuan tentang apa
yang harus dilakukan, menetapkan cara bagaimana
melakukannya, memahami bagaimana mereka harus
melakukannya dan mengukur efektivitas dari usaha-usaha
yang telah dilakukan.
Manajemen Usaha Boga adalah pengaturan suatu
kegiatan penyelenggaraan di bidang makanan dalam jumlah
yang lebih besar daripada penyelenggaraan makanan untuk
keluarga atau minimal 25 orang secara komersial. Tujuan
manajemen usaha boga : sesuai dengan sifatnya yang
komersial, Manajemen Usaha Boga bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi
1
dengan melakukan usaha di bidang penyelenggaraan
makanan dengan berdasarkan pada etika berbisnis.
Pada proses pembuatan makanan di sebuah restoran,
yang menjadi pusat kegiatan proses bahan makanan dari
awal sampai akhirnya menjadi makanan adalah dapur.
Dikatakan oleh Walker (2008:391) “Kitchen is the center of
production and must be run properly, producing an excellent
food quality and presentation and meeting costing goals”.
Menurut Minantyo (2011:27), “Dapur merupakan suatu
tempat (ruangan) khusus yang berfungsi untuk menyimpan,
menyiapkan bahan makanan untuk diolah ataupun dimasak,
sehingga makanan tersebut siap disajikan sesuai dengan
standar kesehatan dengan penyajian serta tampilan yang
menarik”. Dari kedua pengertian di atas penulis bisa
menarik kesimpulan bahwa dapur merupakan jantung dari
sebuah usaha jasa boga yang bertujuan menghasilkan
makanan yang berkualitas dan berpenampilan menarik yang
nantinya akan disajikan untuk membuat para konsumen
puas. Untuk mendapatkan makanan yang berkualitas
diperlukannya perlakuan khusus dan berbeda dari setiap
bahan makanan yang akan diolah, karena sangat erat
kaitannya antara kualitas makanan yang tersaji dengan
bahan makanan yang akan diolah nanti. Seperti yang
dikatakan Soenardi (2013 : 7) bahwa salah satu yang kita
harus perhatikan agar makanan senantiasa nikmat dan lezat
adalah pemilihan bahan makanan yang berkualitas sesuai
teori yang berlaku di dunia kuliner.

2
Berdasarkan latar belakang masalah dan kutipan
yang penulis dapatkan mengenai Manajemen Dapur Bakery
dan Pastry di SMK.., serta rasa keinginan penulis untuk
mengetahui pengetahuan dan tanggapan siswa mengenai
Manajemen Dapur Bakery dan Pastry. Maka dari itu penulis
melakukan penelitian dengan judul: “……………………”.

I.II Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian
ini adalah mengenai “Bagaimana manajemen didalam dapur
Bakery dan Bakery di SMK….?”, maka untuk mencari
jawabannya penulis melakukan penelitian mengenai “…...
…” yang kemudian dijadikan judul pada proposal ini.

I.III Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian merupakan tujuan yang diarahkan
untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan yang
akan diteliti. Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen dapur
bakery dan pastry di SMK….yang ditinjau dari segi
perencanaan.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen dapur
bakery dan pastry di SMK….yang ditinjau dari segi
pengorganisasian.
3. Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen dapur
bakery dan pastry di SMK….yang ditinjau dari segi
pengawasan. Selain itu juga untuk mengetahui faktor
pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
manajemen dapur bakery dan pastry tersebut.
3
I.IV Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik
secara langsung maupun tidak langsung pada:
1. Segi Teori:
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi mengenai
pengetahuan manajemen dapur bakery
dan pastry.
2. Segi Praktik
a. Bagi Siswa, SMK Negri …. diharapkan
dapat bermanfaat sebagai masukan
tentang pengetahuan manajemen dapur
bakery dan pastry.
b. Bagi Peneliti: Penelitian ini diharapkan
memberikan informasi dan wawasan
tentang manjemen dapur bakry dan pastry
di SMK Negri…
c. Bagi Akademisi: Penelitian ini
diharapkan menjadi sumbangan wawasan
dan masukan ilmu pengetahuan di bidang
higiene dan sanitasi.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.I Kajian Teori


Planning (perencanaan) ialah penetapan pekerjaan
yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai
tujuan yang digariskan. Planning mencakup kegiatan
pengambilan keputusan, karena termasuk dalam pemilihan
alternatif-alternatif keputusan. Diperlukan kemampuan
untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna
merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan untuk masa
mendatang.
Proses Perencanaan Proses perencanaan berisi
langkah-langkah: (1) Menentukan tujuan perencanaan; (2)
Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan; (3)
Mengembangkan dasar pemikiran kondisi mendatang; (4)
Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan; dan (5)
Mengimplementasi rencana tindakan dan mengevaluasi
hasilnya.
Elemen Perencanaan Perencanaan terdiri atas dua
elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan rencana (plan). (1)
Sasaran yaitu hal yang ingin dicapai oleh individu,
kelompok, atau seluruh organisasi. Sasaran sering pula
disebut tujuan. Sasaran memandu manajemen membuat
keputusan dan membuat kriteria untuk mengukur suatu
pekerjaan. (2) Rencana adalah dokumen yang digunakan
sebagai skema untuk mencapai tujuan. Rencana biasanya
mencakup alokasi sumber daya, jadwal, dan tindakan-
tindakan penting lainnya. Rencana dibagi berdasarkan
5
cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi
penggunaanya.
Unsur-unsur Perencanaan Suatu perencanaan yang
baik harus menjawab enam pertanyaan yang tercakup dalam
unsur-unsur perencanaan yaitu: (1) tindakan apa yang harus
dikerjakan, yaitu mengidentifikasi segala sesuatu yang akan
dilakukan; (2) apa sebabnya tindakan tersebut harus
dilakukan, yaitu merumuskan faktor-faktor penyebab dalam
melakukan tindakan; (3) tindakan tersebut dilakukan, yaitu
menentukan tempat atau lokasi; (4) kapan tindakan tersebut
dilakukan, yaitu menentukan waktu pelaksanaan tindakan;
(5) siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, yaitu
menentukan pelaku yang akan melakukan tindakan; dan (6)
bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut, yaitu
menentukan metode pelaksanaan tindakan.
Klasifikasi perencanaan Rencana-rencana dapat
diklasifikasikan menjadi: (1) rencana pengembangan.
Rencana-rencana tersebut menunjukkan arah (secara grafis)
tujuan dari lembaga atau perusahaan; (2) rencana laba. Jenis
rencana ini biasanya difokuskan kepada laba per produk
atau sekelompok produk yang diarahkan 10 oleh manajer.
Maka seluruh rencana berusaha menekan pengeluaran
supaya dapat mencapai laba secara maksimal; (3) rencana
pemakai. Rencana tersebut dapat menjawab pertanyaan
sekitar cara memasarkan suatu produk tertentu atau
memasuki pasaran dengan cara yang lebih baik; dan (4)
rencana anggota-anggota manajemen. Rencana yang
dirumuskan untuk menarik, mengembangkan, dan

6
mempertahankan anggota-anggota manajemen menjadi
lebih unggul (Terry, 1993: 60).
Tipe-tipe Perencanaan Tipe-tipe perencanaan terinci
sebagai berikut: (1) perencanaan jangka panjang (Short
Range Plans), jangka waktu 5 tahun atau lebih; (2)
perencanaan jangka pendek (Long Range Plans), jangka
waktu 1 s/d 2 tahun; (3) perencanaan strategi, yaitu
kebutuhan jangka panjang dan menentukan komprehensif
yang telah diarahkan; (4) perencanaan operasional,
kebutuhan apa saja yang harus dilakukan untuk
mengimplementasikan perencanaan strategi untuk mencapai
tujuan strategi tersebut; (5) perencanaan tetap, digunakan
untuk kegiatan yang terjadi berulang kali (terus-menerus);
dan (6) perencanaan sekali pakai, digunakan hanya sekali
untuk situasi yang unik.
Dasar-dasar Perencanaan yang Baik Dasar-dasar
perencanaan yang baik meliputi: (1) forecasting, proses
pembuatan asumsi-asumsi tentang apa yang akan terjadi
pada masa yang akan datang; (2) penggunaan skenario,
meliputi penentuan beberapa alternatif skenario masa yang
akan datang atau peristiwa yang mungkin terjadi; (3)
benchmarking, perbandingan eksternal untuk mengevaluasi
secara lebih baik suatu arus kinerja dan menentukan
kemungkinan tindakan yang dilakukan untuk masa yang
akan datang; (4) partisipan dan keterlibatan, perencanaan
semua orang yang mungkin akan mempengaruhi hasil dari
perencanaan dan atau akan membantu
mengimplementasikan perencanaanperencanaan tersebut;
dan (5) penggunaan staf perencana, bertanggung jawab
7
dalam mengarahkan dan mengkoordinasi sistem
perencanaan untuk organisasi secara keseluruhan atau untuk
salah satu komponen perencanaan yang utama.
Tujuan Perencanaan (1) untuk memberikan
pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan non-
manajerial; (2) untuk mengurangi ketidakpastian; (3) untuk
meminimalisasi pemborosan; dan (4) untuk menetapkan
tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi
selanjutnya.
Organizing berasal dari kata organon dalam bahasa
Yunani yang berarti alat, yaitu proses pengelompokan
kegiatankegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan dan
penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer (Terry
& Rue, 2010: 82). Pengorganisasian dilakukan untuk
menghimpun dan mengatur semua sumber-sumber yang
diperlukan, termasuk manusia, sehingga pekerjaan yang
dikehendaki dapat dilaksanakan dengan berhasil.
Ciri-ciri Organisasi Ciri-ciri organisasi adalah
sebagai berikut: (1) mempunyai tujuan dan sasaran; (2)
mempunyai keterikatan format dan tata tertib yang harus
ditaati; (3) adanya kerjasama dari sekelompok orang; dan
(4) mempunyai koordinasi tugas dan wewenang.
Komponen-komponen Organisasi Ada empat
komponen dari organisasi yang dapat diingat dengan kata
“WERE” (Work, Employees, Relationship dan
Environment). (1) Work (pekerjaan) adalah fungsi yang
harus dilaksanakan berasal dari sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan. (2) Employees (pegawai-pegawai) adalah setiap
orang yang ditugaskan untuk melaksanakan bagian tertentu
8
dari seluruh pekerjaan. (3) Relationship (hubungan)
merupakan hal penting di dalam organisasi. Hubungan
antara pegawai dengan pekerjaannya, interaksi antara satu
pegawai dengan pegawai lainnya dan unit kerja lainnya dan
unit kerja pegawai dengan unit kerja lainnya merupakan hal-
hal yang peka. (4) Environment (lingkungan) adalah
komponen terakhir yang mencakup sarana fisik dan sasaran
umum di dalam lingkungan dimana para pegawai
melaksanakan tugas-tugas mereka, lokasi, mesin, alat tulis
kantor, dan sikap mental yang merupakan faktor-faktor yang
membentuk lingkungan.
Tujuan organisasi merupakan pernyataan tentang
keadaan atau situasi yang tidak terdapat sekarang, tetapi
dimaksudkan untuk dicapai pada waktu yang akan dating
melalui kegiatan-kegiatan organisasi (Handoko, 1995: 109).
Prinsip-prinsip organisasi Williams (1965: 85)
mengemukakan pendapat bahwa prinsipprinsip organisasi
meliputi:(1)prinsip bahwa organisasi harus mempunyai
tujuan yang jelas;(2)prinsip skala hirarki;(3)prinsip kesatuan
perintah;(4)prinsip pendelegasian wewenang;(5)prinsip
pertanggungjawaban;(6)prinsip pembagian pekerjaan;(7)
prinsip rentang pengendalian;(8)prinsip fungsional;(9)
prinsip pemisahan;(10) prinsip keseimbangan;(11)prinsip
fleksibilitas; dan (12) prinsip kepemimpinan.
Controlling atau pengawasan adalah penemuan dan
penerapan cara dan alat utk menjamin bahwa rencana telah
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Tahap-tahap Pengawasan Tahap-tahap pengawasan
terdiri atas: (1) penentuan standar; (2) penentuan
9
pengukuran pelaksanaan kegiatan; (3) pengukuran
pelaksanaan kegiatan; (4) pembanding pelaksanaan dengan
standar dan analisa penyimpangan; dan (5) pengambilan
tindakan koreksi bila diperlukan.
Tipe-tipe Pengawasan (1) Feedforward Control
dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah dan
penyimpangan dari standar tujuan dan memungkinkan
koreksi sebelum suatu kegiatan tertentu diselesaikan. (2)
Concurrent Control merupakan proses dalam aspek tertentu
dari suatu prosedur harus disetujui dulu sebelum suatu
kegiatan dilanjutkan atau untuk menjamin ketepatan
pelaksanaan suatu kegiatan. (3) Feedback Control mengukur
hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah dilaksanakan.

II.II Kerangka Berfikir


Kerangka pemikiran merupakan rancangan atau
garis besar yang telah digagas oleh peneliti dalam
merancang proses penelitian. Kerangka pemikiran
merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang
menjadi objek permasalahan. Kerangka ini disusun dengan
berdasarkan pada tinjauan pustaka hasil penelitain yang
relevan atau terikat. Kriteria utama agar suatu kerangka
pemikiran bisa menyakinkan adalah alur-alur pemikiran
yang logis dalam membangun suatu berpikir yang
membuahkan kesimpulan berupa hipotesis. Masalah-
masalah yang telah diidentifikasi dihubungkan dengan teori
sehingga ditemukan pula pemecahan atas permasalahan
yang telah diidentifikasi tersebut. Hal ini ditunjukan agar
dapat menjawab atau menerangkan masalah yang telah
10
diidentifikasi itu. Uma Sekaran dalam Sugiyono (2016, hlm.
60) mengemukakan bahwa, kerangka berpikir merupakan
model konseptua tentang bagaimana teori berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting. Sedangkan menurut Suriasumantri
dalam Sugiyono (2016, hlm. 60) yang mengatakan bahwa,
kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara
terhadapa gejala-gelaja yang menjadi obyek permasalahan.
Maka, dapat disimpulkan bahawa kerangkan
pemikiran merupakan rancangan atau pola pikir yang
menjelaskan hubungan antara variabel atau permasalahan
yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan
untuk dianalisis dan dipecahkan sehingga dapat dirumuskan
sebuah hipotesis. Sebagaimana dirumuskan dalam bagan
berikut.

11
BAB III
METODE PENELITIAN

III.I Jenis Penelitian


Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian
adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yang
bertujuan untuk memaparkan fenomena yang ada dengan
memaparkan data secara kata-kata, gambar dan bukan
dengan angka. Sugiono (2013:8) menyebutkan bahwa
metode kualitatif juga sebagai metode artistik, karena proses
penelitiannya lebih bersifat seni ( kurang berpola), dan
disebut sebagai metode interpretive karena data hasil
penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data
yang ditemukan di lapangan. Metode penelitian kualitatif
juga sering disebut dengan metode penelitian naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah
(natural setting), disebut juga sebagai metode etnografi
karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan
untuk penelitian bidang antropologi budaya ; disebut
sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan
analisis nya lebih bersifat kualitatif.

III.II Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri….
dinyatakan siap untuk di observasi. Penelitian ini untuk
memperoleh data atau informasi yang lebih lengkap dengan
maksud agar hasil penelitian benar-benar dapat mantap.
12
Penelitian ini dilakukan selama…….. tahun pelajaran
…….yaitu pada bulan…….. sampai dengan…………….

III.III Metode dan Pendekatan Penelitian


Dalam penelitian ini digunakan metodologi
penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif
dengan karakteristik - karakteristik :(a) berpijak pada
konsep naturalistik, (b) kenyataan berdimensi jamak,
kesatuan utuh, terbuka, berubah, (c) hubungan peneliti
dengan obyek berinteraksi, penelitian dari luar dan dalam,
peneliti sebagai instrumen, bersifat subyektif,judgment, (d)
Seting penelitian alamiah, terkait tempat dan waktu,
(e)Analisis subyektif, intuitif, rasional, (f) hasil penelitian
berupa deskripsi, interpretasi, tentatif, situasional.
Secara garis besar, metode penelitian dengan
pendekatan kualitatif dibedakan dalam duamacam, kualitatif
interaktif dan non interaktif. Ada lima macam
metodekualitatif interaktif, yaitu metode etnegrafik, metode
fenomenologis, studikasus, teori dasar(grounded
theory), dan studi kritikal. Dan dalam hal ini, jenis
penelitian yangdigunakan peneliti dalam penelitian kualitatif
ini adalah studi kasus, yaitusuatu bentuk pendekatan yang
memusatkan kajiannya pada perubahan yang terjadidari
waktu ke waktu; peneliti seolah-olah bertindak selaku saksi
hidup dariperubahan itu. Studi kasus dapat digunakan secara
tepatdalam banyak bidang.

III.IV Data dan Sumber Data


1. Data
13
Data dalam penelitian kualitatif bukan berupa angka,
tetapi deskripsi naratif, kalaupun ada angka, angka tersebut
dalam hubungan suatu deskripsi. Dalam pengolahan data
kualitatif tidak ada penjumlahan data, sehingga mengarah
kepada generalisasi (Sukmadinata, 2009:284). 57
2. Sumber Data
Dalam penelitian kualitatif, jenis sumber data yang
berupa manusia dalam penelitian pada umumnya sebagai
responden (respondent). Posisi sumber data yang berupa
manusia (narasumber) sangat penting perannya sebagai
individu yang memiliki informasinya. Peneliti dan
narasumber di sini memiliki posisi yang sama, oleh karena
itu narasumber bukan sekadar memberikan tanggapan pada
yang diminta peneliti, tetapi ia bisa lebih memilih arah dan
selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki (Sutopo,
2006:57-58).
Menurut Lofland dan Lofland (1984:47) sumber data
utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan
tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain. Kata-kata dan tindakan orangorang yang
diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama.
Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau
melalui perekaman video/audio tapes, pengambilan foto,
atau film (Moleong, 2007:157).
Peneliti bekerja menyesuaikan bidang kajian yang
menjadi objek penelitiannya. Peneliti bekerja dengan cara
mengumpulkan data dari induktif secara kumulatif yang
nantinya dibuat laporan yang lebih lengkap. Pelaporan
dibuat dengan mengelompokkan data-data yang sejenis dan
14
diberi kode tersendiri. Data-data yang dikumpulkan dengan
cara interview (wawancara), observasi (pengamatan), dan
dokumentasi (pengumpulan bukti, pemilihan, pengolahan,
dan penyimpanan informasi).

III.V Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
interview (wawancara), observasi, dan dokumentasi. Teknik
tersebut digunakan peneliti, karena suatu fenomena itu akan
dimengerti maknanya secara baik, apabila peneliti
melakukan interaksi dengan subyek penelitian dimana
fenomena tersebut berlangsung.

1. Teknik Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara mendalam, artinya peneliti
mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam yang
berhubungan dengan fokus permasalahan,sehingga dengan
wawancara mendalam ini data-data dapat dikumpulkan
semaksimalmungkin.
Orang-orangyang dijadikan informan dalam
penelitian ini adalah :
a. Kepala Sekolah di SMK Negeri…
b. Ketua kompetensi keahlian Bakery dan Pastry di
SMK Negeri…
c. Guru mata pelajaran bakry dan pastry di SMK
Negeri…
d. Laboran Bakery dan Pastry di SMK Negeri…
15
e. Siswa SMK Negeri…
2. Teknik Observasi
Ada beberapaalasan mengapa teknik observasi atau
pengamatan digunakan dalam penelitian ini. Pertama,
pengamatan didasarkan atas pengalaman secara
langsung. Kedua, pengamatan memungkinkan peneliti untuk
melihat dan mengamati sendiri, kemudianmencatat perilaku
dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada
keadaansebenarnya.
Dengan teknikini, peneliti mengamati aktivitas-
aktivitas sehari-hari obyek penelitian,karakteristik fisik
situasi sosial dan perasaan pada waktu menjadi bagian
darisituasi tersebut. Selama peneliti di lapangan, jenis
observasinya tidak tetap.Dalam hal ini peneliti mulai dari
observasi deskriptif (descriptiveobservation) secara luas,
yaitu berusaha melukiskan secara umum situasisocial dan
apa yang terjadi di sana. Kemudian, setelah perekaman dan
analisisdata pertama, peneliti dapat menyempitkan datanya
dan mulai melakukan observasiterfokus. Peneliti dapat
menyempitkan lagi penelitiannya dengan
melakukanobservasi selektif (selective observation).
Sekalipun demikian, penelitimasih terus melakukan
observasi deskriptif sampai akhir pengumpulan data.
Hasil observasi dalam penelitian ini dicatat dalam
catatan lapangan merupakan alat yang sanga tpening dalam
penelitian kualitatif. dalam penelitian kualitatif, peneliti
mengandalkan pengamatan dan wawancara dalam
pengumpulan data di lapangan. Format rekaman hasil

16
observasi catatan lapangan dalam penelitian ini
menggunakan format rekaman hasil observasi.
3. Teknik Dokumentasi
Dalam penelitian kualitatif, teknik ini merupakan
alat pengumpul data yang utama karena pembuktian
hipotesisnya yang diajukan secara logis dan rasional. Teknik
dokumentasi sengaja digunakan dalam penelitian ini,
sebab :pertama, sumber ini selalu tersedia danmurah
terutama ditinjau dari waktu; kedua, merupakan sumber
informasiyang stabil, baik keakuratannya dalam
merefleksikan situasi yang terjadi dimasa lampau, maupun
dapat dan dianalisis kembali tanpa mengalami
perubahan; ketiga,rekaman dan dokumen merupakan
sumber informasi yang kaya, secara kontekstual relevan dan
mendasar dalam konteksnya;keempat, sumber ini
seringmerupakan pernyataan legal yang dapat memenuhi
akuntabilitas. Hasil pengumpulan data melalui cara
dokumentasi ini, dicatat dalam format rekaman
dokumentasi.

III.VI Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapa
mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan
kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan
mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih

17
mana yang pentingdan yang akan dipelajari dan membuat
kesimpulan yang dapat diceritakan kepadaorang lain.
Teknik analisis data yang digunakan penelitian ini
menggunakan reduksi data, display data dan penarikan
kesimpulan.
Reduksi data merupakan proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan,
transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
lapangan (Miles dan Huberman (1992:16)). Langkah-
langkah yang dilakukan adalah menajamkan analisis,
menggolongkan atau pengkategorisasian ke dalam tiap
permasalahan melalui uraian singkat, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data
sehingga dapat ditarik dan diverifikasi. Data yang di reduksi
antara lain seluruh data mengenai permasalahan penelitian.
Data yang di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih
spesifik dan mempermudah peneliti melakukan
pengumpulan data selanjutnya serta mencari data tambahan
jika diperlukan. Semakin lama peneliti berada di lapangan
maka jumlah data akan semakin banyak, semakin kompleks
dan rumit. Oleh karena itu, reduksi data perlu dilakukan
sehingga data tidak bertumpuk agar tidak mempersulit
analisis selanjutnya.
Setelah data di reduksi, langkah analisis selanjutnya
adalah penyajian data. Penyajian data merupakan sebagai
sekumpulan informasi 31 tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. (Miles dan Huberman, 1992 : 17).
Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi
18
terorganisaikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga
makin mudah dipahami. Penyajian data dapat dilakukan
dalam bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antar kategori
serta diagram alur. Penyajian data dalam bentuk tersebut
mempermudah peneliti dalam memahami apa yan terjadi.
Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang
relevan sehingga informasi yang didapat disimpulkan dan
memiliki makna tertentu untuk menjawab masalah
penelitian. Penyajian data yang baik merupakan satu
langkah penting menuju tercapainya analisis kualitatif yang
valid dan handal. Dalam melakukan penyajian data tidak
semata-mata mendeskripsikan secara naratif, akan tetapi
disertai proses analisis yang terus menerus sampai proses
penarikan kesimpulan. Langkah berikutnya dalam proses
analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan
berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data.
Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan
dari semua data yang telah diperoleh sebagai hasil dari
penelitian. Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah
usaha untuk mencari atau memahami makna/arti,
keteraturan, pola-pola, penjelasan,alur sebab akibat atau
proposisi. Sebelum melakukan penarikan kesimpulan
terlebih dahulu 32 dilakukan reduksi data, penyajian data
serta penarikan kesimpulan atau verifikasi dari kegiatan-
kegiatan sebelumnya. Sesuai dengan pendapat Miles dan
Huberman, proses analisis tidak sekali jadi, melainkan
interaktif, secara bolak-balik diantara kegiatan reduksi,
penyajian dan penarikan kesimpulan atau verifikasi selama
waktu penelitian. Setelah melakukan verifikasi maka dapat
19
ditarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang
disajikan dalam bentuk narasi. Penarikan kesimpulan
merupakan tahap akhir dari kegiatan analisis data.Penarikan
kesimpulan ini merupakan tahap akhir dari pengolahan data.
Pengolahan data dilakukan berdasarkan pada setiap
perolehan data dari catatan lapangan, direduksi,
dideskripsikan, dianalisis, kemudian ditafsirkan. Prosedur
analisis data terhadap masalah lebih difokuskan pada upaya
menggali fakta sebagaimana adanya (natural setting),
dengan teknik analisis pendalaman kajian (verstegen) Untuk
memberikan gambaran data hasil penelitian maka dilakukan
prosedur sebagai berikut : 1. Tahap penyajian data : data
disajikan dalam bentuk deskripsi yang terintegrasi. 2. Tahap
komparasi : merupakan proses membandingkan hasil
analisis data yang telah deskripsikan dengan interprestasi
data untuk menjawab masalah yang diteliti. Data yang
diperoleh dari hasil deskripsi akan dibandingkan dan
dibahas berdasarkan landasan teori, yang dikemukakan pada
bab 2. 3. Tahap penyajian hasil penelitian : tahap ini
dilakukan setelah tahap komparasi, yang kemudian
dirangkum dan diarahkan pada kesimpulan untuk menjawab
masalah yang telah dikemukakan peneliti.

III.VII Teknik Keabsahan Data


Triangulasi teknik adalah penelitian menggunakan
teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk
mendapatkan data dari sumber yang sama. Tekhnik ini
menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi
untuk sumber data yang sama secara serempak. Dalam
20
penelitian yang dicari adalah kata-kata maka tidak mustahil
ada kata-kata keliru yang tidak sesuai antara yang
dibicarakan dengan keadaan yang sesungguhnya. Hal ini
bisa dipengaruhi oleh kredibilitas informan, waktu
pengungkapannya, kondisi yang dialami dan sebagainya.
Karenanya peneliti perlu melakukan Triangulasi yakni
pengecekan data dari berbabagai sumber yakni hasil
pengamatan dikonfirmasi lagi melalui wawancara kepada
informan kemudian dipastikan pula dengan dokumen yang
ada di lokasi penelitian.
Untuk mendapatkan kepercayaan hasil penelitian,
peneliti menggunakan metode Triangulasi dengan dua
metode Triangulasi yakni :
a. Triangulasi Sumber
Mencari data dari sumber yang beragam. Misalnya
peneliti akan mengumpulkan data dari Kepala Madrasah,
Guru-guru atau pegawai lain yang terkait langung dengan
Manajemen Program Layanan Bimbingan dan Konseling
ini. Data dari ketiga sumber tersebut dideskripsikan, di
kelompokkan, mana pendapat yang sama, dan mana yang
berbeda kemudian dianalisis untuk menghasilkan suatu
kesimpulan. Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan
data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang
sama.
b. Triangulasi
Tenik Triangulasi teknik adalah mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
Misalnya peneliti ingin mengungkapkan data tentang
strategi, peneliti akan mewawancarai bagian perencanaan,
21
kemudian dibuktikan dengan dokumen dan dikuatkan pula
dengan hasil observasi peneliti. Dalam penelitian ini, dalam
menguatkan hasil data yang diperoleh maka peneliti
menggunakan tekhnik triangulasi sumber,artinya informasi
atau yang didapat dari berbagai subjek yang sama dengan
alat pengumpul data yang berbeda, lalu dilakukan
konfirmasi data secara triangulasi.

22

You might also like