Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
2
Berdasarkan latar belakang masalah dan kutipan
yang penulis dapatkan mengenai Manajemen Dapur Bakery
dan Pastry di SMK.., serta rasa keinginan penulis untuk
mengetahui pengetahuan dan tanggapan siswa mengenai
Manajemen Dapur Bakery dan Pastry. Maka dari itu penulis
melakukan penelitian dengan judul: “……………………”.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
mempertahankan anggota-anggota manajemen menjadi
lebih unggul (Terry, 1993: 60).
Tipe-tipe Perencanaan Tipe-tipe perencanaan terinci
sebagai berikut: (1) perencanaan jangka panjang (Short
Range Plans), jangka waktu 5 tahun atau lebih; (2)
perencanaan jangka pendek (Long Range Plans), jangka
waktu 1 s/d 2 tahun; (3) perencanaan strategi, yaitu
kebutuhan jangka panjang dan menentukan komprehensif
yang telah diarahkan; (4) perencanaan operasional,
kebutuhan apa saja yang harus dilakukan untuk
mengimplementasikan perencanaan strategi untuk mencapai
tujuan strategi tersebut; (5) perencanaan tetap, digunakan
untuk kegiatan yang terjadi berulang kali (terus-menerus);
dan (6) perencanaan sekali pakai, digunakan hanya sekali
untuk situasi yang unik.
Dasar-dasar Perencanaan yang Baik Dasar-dasar
perencanaan yang baik meliputi: (1) forecasting, proses
pembuatan asumsi-asumsi tentang apa yang akan terjadi
pada masa yang akan datang; (2) penggunaan skenario,
meliputi penentuan beberapa alternatif skenario masa yang
akan datang atau peristiwa yang mungkin terjadi; (3)
benchmarking, perbandingan eksternal untuk mengevaluasi
secara lebih baik suatu arus kinerja dan menentukan
kemungkinan tindakan yang dilakukan untuk masa yang
akan datang; (4) partisipan dan keterlibatan, perencanaan
semua orang yang mungkin akan mempengaruhi hasil dari
perencanaan dan atau akan membantu
mengimplementasikan perencanaanperencanaan tersebut;
dan (5) penggunaan staf perencana, bertanggung jawab
7
dalam mengarahkan dan mengkoordinasi sistem
perencanaan untuk organisasi secara keseluruhan atau untuk
salah satu komponen perencanaan yang utama.
Tujuan Perencanaan (1) untuk memberikan
pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan non-
manajerial; (2) untuk mengurangi ketidakpastian; (3) untuk
meminimalisasi pemborosan; dan (4) untuk menetapkan
tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi
selanjutnya.
Organizing berasal dari kata organon dalam bahasa
Yunani yang berarti alat, yaitu proses pengelompokan
kegiatankegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan dan
penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer (Terry
& Rue, 2010: 82). Pengorganisasian dilakukan untuk
menghimpun dan mengatur semua sumber-sumber yang
diperlukan, termasuk manusia, sehingga pekerjaan yang
dikehendaki dapat dilaksanakan dengan berhasil.
Ciri-ciri Organisasi Ciri-ciri organisasi adalah
sebagai berikut: (1) mempunyai tujuan dan sasaran; (2)
mempunyai keterikatan format dan tata tertib yang harus
ditaati; (3) adanya kerjasama dari sekelompok orang; dan
(4) mempunyai koordinasi tugas dan wewenang.
Komponen-komponen Organisasi Ada empat
komponen dari organisasi yang dapat diingat dengan kata
“WERE” (Work, Employees, Relationship dan
Environment). (1) Work (pekerjaan) adalah fungsi yang
harus dilaksanakan berasal dari sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan. (2) Employees (pegawai-pegawai) adalah setiap
orang yang ditugaskan untuk melaksanakan bagian tertentu
8
dari seluruh pekerjaan. (3) Relationship (hubungan)
merupakan hal penting di dalam organisasi. Hubungan
antara pegawai dengan pekerjaannya, interaksi antara satu
pegawai dengan pegawai lainnya dan unit kerja lainnya dan
unit kerja pegawai dengan unit kerja lainnya merupakan hal-
hal yang peka. (4) Environment (lingkungan) adalah
komponen terakhir yang mencakup sarana fisik dan sasaran
umum di dalam lingkungan dimana para pegawai
melaksanakan tugas-tugas mereka, lokasi, mesin, alat tulis
kantor, dan sikap mental yang merupakan faktor-faktor yang
membentuk lingkungan.
Tujuan organisasi merupakan pernyataan tentang
keadaan atau situasi yang tidak terdapat sekarang, tetapi
dimaksudkan untuk dicapai pada waktu yang akan dating
melalui kegiatan-kegiatan organisasi (Handoko, 1995: 109).
Prinsip-prinsip organisasi Williams (1965: 85)
mengemukakan pendapat bahwa prinsipprinsip organisasi
meliputi:(1)prinsip bahwa organisasi harus mempunyai
tujuan yang jelas;(2)prinsip skala hirarki;(3)prinsip kesatuan
perintah;(4)prinsip pendelegasian wewenang;(5)prinsip
pertanggungjawaban;(6)prinsip pembagian pekerjaan;(7)
prinsip rentang pengendalian;(8)prinsip fungsional;(9)
prinsip pemisahan;(10) prinsip keseimbangan;(11)prinsip
fleksibilitas; dan (12) prinsip kepemimpinan.
Controlling atau pengawasan adalah penemuan dan
penerapan cara dan alat utk menjamin bahwa rencana telah
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Tahap-tahap Pengawasan Tahap-tahap pengawasan
terdiri atas: (1) penentuan standar; (2) penentuan
9
pengukuran pelaksanaan kegiatan; (3) pengukuran
pelaksanaan kegiatan; (4) pembanding pelaksanaan dengan
standar dan analisa penyimpangan; dan (5) pengambilan
tindakan koreksi bila diperlukan.
Tipe-tipe Pengawasan (1) Feedforward Control
dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah dan
penyimpangan dari standar tujuan dan memungkinkan
koreksi sebelum suatu kegiatan tertentu diselesaikan. (2)
Concurrent Control merupakan proses dalam aspek tertentu
dari suatu prosedur harus disetujui dulu sebelum suatu
kegiatan dilanjutkan atau untuk menjamin ketepatan
pelaksanaan suatu kegiatan. (3) Feedback Control mengukur
hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah dilaksanakan.
11
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Teknik Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara mendalam, artinya peneliti
mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam yang
berhubungan dengan fokus permasalahan,sehingga dengan
wawancara mendalam ini data-data dapat dikumpulkan
semaksimalmungkin.
Orang-orangyang dijadikan informan dalam
penelitian ini adalah :
a. Kepala Sekolah di SMK Negeri…
b. Ketua kompetensi keahlian Bakery dan Pastry di
SMK Negeri…
c. Guru mata pelajaran bakry dan pastry di SMK
Negeri…
d. Laboran Bakery dan Pastry di SMK Negeri…
15
e. Siswa SMK Negeri…
2. Teknik Observasi
Ada beberapaalasan mengapa teknik observasi atau
pengamatan digunakan dalam penelitian ini. Pertama,
pengamatan didasarkan atas pengalaman secara
langsung. Kedua, pengamatan memungkinkan peneliti untuk
melihat dan mengamati sendiri, kemudianmencatat perilaku
dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada
keadaansebenarnya.
Dengan teknikini, peneliti mengamati aktivitas-
aktivitas sehari-hari obyek penelitian,karakteristik fisik
situasi sosial dan perasaan pada waktu menjadi bagian
darisituasi tersebut. Selama peneliti di lapangan, jenis
observasinya tidak tetap.Dalam hal ini peneliti mulai dari
observasi deskriptif (descriptiveobservation) secara luas,
yaitu berusaha melukiskan secara umum situasisocial dan
apa yang terjadi di sana. Kemudian, setelah perekaman dan
analisisdata pertama, peneliti dapat menyempitkan datanya
dan mulai melakukan observasiterfokus. Peneliti dapat
menyempitkan lagi penelitiannya dengan
melakukanobservasi selektif (selective observation).
Sekalipun demikian, penelitimasih terus melakukan
observasi deskriptif sampai akhir pengumpulan data.
Hasil observasi dalam penelitian ini dicatat dalam
catatan lapangan merupakan alat yang sanga tpening dalam
penelitian kualitatif. dalam penelitian kualitatif, peneliti
mengandalkan pengamatan dan wawancara dalam
pengumpulan data di lapangan. Format rekaman hasil
16
observasi catatan lapangan dalam penelitian ini
menggunakan format rekaman hasil observasi.
3. Teknik Dokumentasi
Dalam penelitian kualitatif, teknik ini merupakan
alat pengumpul data yang utama karena pembuktian
hipotesisnya yang diajukan secara logis dan rasional. Teknik
dokumentasi sengaja digunakan dalam penelitian ini,
sebab :pertama, sumber ini selalu tersedia danmurah
terutama ditinjau dari waktu; kedua, merupakan sumber
informasiyang stabil, baik keakuratannya dalam
merefleksikan situasi yang terjadi dimasa lampau, maupun
dapat dan dianalisis kembali tanpa mengalami
perubahan; ketiga,rekaman dan dokumen merupakan
sumber informasi yang kaya, secara kontekstual relevan dan
mendasar dalam konteksnya;keempat, sumber ini
seringmerupakan pernyataan legal yang dapat memenuhi
akuntabilitas. Hasil pengumpulan data melalui cara
dokumentasi ini, dicatat dalam format rekaman
dokumentasi.
17
mana yang pentingdan yang akan dipelajari dan membuat
kesimpulan yang dapat diceritakan kepadaorang lain.
Teknik analisis data yang digunakan penelitian ini
menggunakan reduksi data, display data dan penarikan
kesimpulan.
Reduksi data merupakan proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan,
transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
lapangan (Miles dan Huberman (1992:16)). Langkah-
langkah yang dilakukan adalah menajamkan analisis,
menggolongkan atau pengkategorisasian ke dalam tiap
permasalahan melalui uraian singkat, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data
sehingga dapat ditarik dan diverifikasi. Data yang di reduksi
antara lain seluruh data mengenai permasalahan penelitian.
Data yang di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih
spesifik dan mempermudah peneliti melakukan
pengumpulan data selanjutnya serta mencari data tambahan
jika diperlukan. Semakin lama peneliti berada di lapangan
maka jumlah data akan semakin banyak, semakin kompleks
dan rumit. Oleh karena itu, reduksi data perlu dilakukan
sehingga data tidak bertumpuk agar tidak mempersulit
analisis selanjutnya.
Setelah data di reduksi, langkah analisis selanjutnya
adalah penyajian data. Penyajian data merupakan sebagai
sekumpulan informasi 31 tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. (Miles dan Huberman, 1992 : 17).
Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi
18
terorganisaikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga
makin mudah dipahami. Penyajian data dapat dilakukan
dalam bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antar kategori
serta diagram alur. Penyajian data dalam bentuk tersebut
mempermudah peneliti dalam memahami apa yan terjadi.
Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang
relevan sehingga informasi yang didapat disimpulkan dan
memiliki makna tertentu untuk menjawab masalah
penelitian. Penyajian data yang baik merupakan satu
langkah penting menuju tercapainya analisis kualitatif yang
valid dan handal. Dalam melakukan penyajian data tidak
semata-mata mendeskripsikan secara naratif, akan tetapi
disertai proses analisis yang terus menerus sampai proses
penarikan kesimpulan. Langkah berikutnya dalam proses
analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan
berdasarkan temuan dan melakukan verifikasi data.
Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan
dari semua data yang telah diperoleh sebagai hasil dari
penelitian. Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah
usaha untuk mencari atau memahami makna/arti,
keteraturan, pola-pola, penjelasan,alur sebab akibat atau
proposisi. Sebelum melakukan penarikan kesimpulan
terlebih dahulu 32 dilakukan reduksi data, penyajian data
serta penarikan kesimpulan atau verifikasi dari kegiatan-
kegiatan sebelumnya. Sesuai dengan pendapat Miles dan
Huberman, proses analisis tidak sekali jadi, melainkan
interaktif, secara bolak-balik diantara kegiatan reduksi,
penyajian dan penarikan kesimpulan atau verifikasi selama
waktu penelitian. Setelah melakukan verifikasi maka dapat
19
ditarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang
disajikan dalam bentuk narasi. Penarikan kesimpulan
merupakan tahap akhir dari kegiatan analisis data.Penarikan
kesimpulan ini merupakan tahap akhir dari pengolahan data.
Pengolahan data dilakukan berdasarkan pada setiap
perolehan data dari catatan lapangan, direduksi,
dideskripsikan, dianalisis, kemudian ditafsirkan. Prosedur
analisis data terhadap masalah lebih difokuskan pada upaya
menggali fakta sebagaimana adanya (natural setting),
dengan teknik analisis pendalaman kajian (verstegen) Untuk
memberikan gambaran data hasil penelitian maka dilakukan
prosedur sebagai berikut : 1. Tahap penyajian data : data
disajikan dalam bentuk deskripsi yang terintegrasi. 2. Tahap
komparasi : merupakan proses membandingkan hasil
analisis data yang telah deskripsikan dengan interprestasi
data untuk menjawab masalah yang diteliti. Data yang
diperoleh dari hasil deskripsi akan dibandingkan dan
dibahas berdasarkan landasan teori, yang dikemukakan pada
bab 2. 3. Tahap penyajian hasil penelitian : tahap ini
dilakukan setelah tahap komparasi, yang kemudian
dirangkum dan diarahkan pada kesimpulan untuk menjawab
masalah yang telah dikemukakan peneliti.
22